Anda di halaman 1dari 7

KRISIS HIPERTENSI

RSUD UMBU RARA MEHA


WAING APU
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
445/2497/RSUD/VIII/2022

00 1 dari 6
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

Sindroma klinis yang ditandai peningkatan tekanan darah


mendadak pada penderita hipertensi, dimana tekanan darah
sistolik (TDS) >180 mmHg dan tekanan darah diastolik
(TDD) >120 mmHg, dengan komplikasi disfungsi dari target
PENGERTIAN organ, baik yang sedang dalam proses (impending) maupun
sudah dalam tahap akut progresif. Yang dimaksud target
organ disini adalah jantung, otak, ginjal, mata (retina), dan

arteri perifer.

1. Ditanyakan mengenai etiologi hipertensi pada


umumnya
2. gejala-gejala kerusakan target organ seperti : gangguan
ANAMNESIS penglihatan, edema pada ekstremitas, penurunan
kesadaran, sakit kepala, mual / muntah, nyeri dada,
sesak napas, kencing sedikit / berbusa, nyeri seperti
disayat pada abdomen.
PEMERIKSAAN FISIK 1. Tekanan darah pada kedua ekstremitas, perabaan
denyut nadi perifer, bunyi jantung, bruit pada abdomen
2. Adanya edema atau tanda penumpukan cairan
KRISIS HIPERTENSI
RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
445/2497/RSUD/VIII/2022

00 2 dari 6
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

3. Funduskopi
4. Status neurologis.
KRITERIA DIAGNOSIS 1. Peningkatan tekanan darah mendadak sistolik >180
mmHg atau diastolik >120 mmHg

2. Dengan adanya atau berlangsungnya kerusakan target


organ yang bersifat progresif seperti perubahan status
neurologis, hipertensif ensefalopati, infark serebri,
perdarahan intrakranial, iskemi miokard atau infark,
disfungsi ventrikel kiri akut, edema paru akut, diseksi
aorta, insufisiensi renal, atau eklampsia.

3. Sindroma klinis krisis hipertensi meliputi :


a. Hipertensi gawat (hypertensive emergency):
peningkatan tekanan darah yang disertai kerusakan
target organ akut.
b. Hipertensi mendesak (hypertensive urgency):
peningkatan tekanan darah tanpa disertai
kerusakan target organ akut progresif.
c. Hipertensi akselerasi (accelerated hypertension):
peningkatan tekanan darah yang berhubungan
KRISIS HIPERTENSI
RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
445/2497/RSUD/VIII/2022

00 3 dari 6
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

dengan perdarahan retina atau eksudat.


d. Hipertensi maligna (malignant hypertension):
peningkatan tekanan darah yang berkaitan dengan
edema papil.
Krisis Hipertensi
DIAGNOSIS KERJA
1. Gagal jantung akut
DIAGNOSIS BANDING
2. Stroke akut
1. Darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit)
2. Ureum, creatinine, sgot, sgpt, elektrolit, AGD
3. Ekg
PEMERIKSAAN
PENUNJANG 4. Rontgen thorax, msct kepala, msct thorax bila indikasi
5. Funduskopi
6. Status neurologis
TATALAKSANA 1. Hipertensi mendesak (hypertensive urgency / HU)
dapat diterapi rawat jalan dengan antihipertensi oral;
terapi ini meliputi penurunan TD dalam 24-48 jam.
Penurunan TD tidak boleh lebih dari 25% dalam 24

jam pertama. Terapi lini pertama HU seperti tercantum


KRISIS HIPERTENSI
RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
445/2497/RSUD/VIII/2022

00 4 dari 6
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

pada tabel.

2. Pada sebagian besar HE, tujuan terapi parenteral dan


penurunan mean arterial pressure (MAP) secara
bertahap (tidak lebih dari 25% dalam beberapa menit
sampai 1 jam). Aturannya adalah menurunkan
arterial pressure yang meningkat sebanyak 10%
dalam 1 jam pertama, dan tambahan 15% dalam 3-12
jam . Setelah diyakinkan tidak ada tanda hipoperfusi
KRISIS HIPERTENSI
RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
445/2497/RSUD/VIII/2022

00 5 dari 6
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

organ, penurunan dapat dilanjutkan dalam 2-6 jam


sampai tekanan darah 160/100-110mmHg
selanjutnya sampai mendekati normal. TD dapat
diturunkan lebih lanjut dalam 48 jam berikutnya.
Pengecualian untuk aturan ini antara lain pada
diseksi aorta dan perdarahan pasca operasi dari
bekas jahitan vascular.
3. Terapi antihipertensi parenteral pada HE seperti
tercantumpada tabel .

Kerusakan organ target, Kematian


KOMPLIKASI
KRISIS HIPERTENSI
RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
445/2497/RSUD/VIII/2022

00 6 dari 6
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

7-14 hari
LAMA PERAWATAN
1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding,
pemeriksaan penunjang
EDUKASI 2. Penjelasan rencana tindakan medis, alternatif
tindakan, resiko dan komplikasi
3. Penjelasan prognosis dan perkiraan lama rawat

PROGNOSIS Dubia
-
TINGKAT EVIDENS
-
TINGKAT REKOMENDASI
SMF Ilmu Penyakit Dalam
PENELAAH KRITIS
1. Perbaikan klinis
INDIKATOR (OUTCOME)
2. Tidak terjadi komplikasi
KEPUSTAKAAN 1. Alwi I, Salim S, Hidayat R, dkk. Penatalaksanaan di
Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis.
2019; Hal 426-432.
2. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Buku ajar Ilmu Penyakit
KRISIS HIPERTENSI
RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU
No. Dokumen : No. Revisi Halaman
445/2497/RSUD/VIII/2022

00 7 dari 6
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

Dalam edisi VI. Interna Publishing.Jakarta:2017.

Anda mungkin juga menyukai