Anda di halaman 1dari 7

7

RENJATAN (SYOK) ANAFILAKSIS


RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


445/2493/RSUD/VIII/2022

00 1 dari 7
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

Reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang beronset cepat, sistemik,


PENGERTIAN dan mengancam nyawa. Jika reaksi tersebut hebat dapat
menimbulkan syok yang disebut renjatan/syok anafilaktik
1. Kontak dengan allergen
2. Gejala respirasi (batuk, bersin, sesak nafas)

ANAMNESIS 3. Gejala kulit (merah, gatal, bengkak)


4. Gastrointestinal (mual, muntah, kram perut, diare)
5. Gejala sirkulasi (lemas)
1. Sesak nafas, hipotensi, syok
2. Sianosis
3. Saturasi O2 menurun

PEMERIKSAAN FISIK 4. Takikardi


5. Edem periorbita
6. Hiperemis konjungtival
7. Urtikaria, edem
KRITERIA DIAGNOSIS Kriteria oleh World Allergy Organization:
1. Onset gejala akut (beberapa menit hingga beberapa jam) yang
melibatkan kulit, jaringan mukosa, atau keduanya (misal:
urtikaria generalisata, pruritus dengan kemerahan,
7

RENJATAN (SYOK) ANAFILAKSIS


RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


445/2493/RSUD/VIII/2022

00 2 dari 7
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

pembengkakan bibir/lidah/uvula) dan sedikitnya salah satu


dari tanda berikut ini:
a. Gangguan respirasi (misal: sesak nafas, wheezing akibat
bronkospasme, stridor, penurunan arus puncak
ekspirasi/APE, hipoksemia)
b. Penurunan tekanan darah atau gejala yang berkaitan
dengan kegagalan organ target (misal: hipotonia,
kolaps vaskular, sinkop, inkontinensia).

2. Atau, dua atau lebih tanda berikut yang muncul segera


(beberapa menit hingga beberapa jam) setelah terpapar
alergen yang mungkin (likely allergen). yaitu:

a. Keterlibatan jaringan mukosa dan kulit

b. Gangguan respirasi

c. Penurunan tekanan darah atau gejala yang berkaitan


dengan kegagalan organ target

d. Gejala gastrointestinal yang persisten (misal: nyeri


kram abdomen, muntah)

e. Atau, penurunan tekanan darah segera (beberapa menit


7

RENJATAN (SYOK) ANAFILAKSIS


RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


445/2493/RSUD/VIII/2022

00 3 dari 7
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

atau jam setelah terpapar alergen yang telah diketahui


(known allergen), sesuai kriteria dewasa yaitu Tekanan
darah sistolik <90 mmHg atau terjadi penurunan> 30%
dari tekanan darah sistolik semula.
Renjatan (Syok) Anafilaksis
DIAGNOSIS KERJA
1. Syok Hipovolemik/Kardiogenik/Distributif/Sepsis
2. Serangan Asma Akut
3. Sinkop
DIAGNOSIS BANDING
4. Urtikaria Akut
5. Infark Miokard
6. Gangguan cemas
1. Darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit)
2. Ureum, kreatinin, SGOT, SGPT, Elektrolit
PEMERIKSAAN
PENUNJANG 3. Rontgen Thorax
4. EKG
TATALAKSANA 1. Posisi trendelenburg atau berbaring dengan kedua tungkai
diangkat (diganjal dengan kursi) akan membantu
menaikkan venous return sehingga tekanan darah ikut
7

RENJATAN (SYOK) ANAFILAKSIS


RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


445/2493/RSUD/VIII/2022

00 4 dari 7
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

meningkat.
2. Pemberian Oksigen 3-5 liter/menit harus dilakukan, pada
keadaan yang amat ekstrim tindakan trakeostomi atau
krikotiroidektomi perlu dipertimbangkan
3. Pemasangan infus, Cairan plasma expander (Dextran)
merupakan pilihan utama guna dapat mengisi volume
intravaskuler secepatnya. Jika cairan tersebut tak tersedia,
Ringer Laktat atau NaCl fisiologis dapat dipakai sebagai
cairan pengganti. Pemberian cairan infus sebaiknya
dipertahankan sampai tekanan darah kembali optimal dan
stabil.
4. Adrenalin 0,3-0,5 ml dari larutan 1:1000 diberikan secara
intramuskuler yang dapat diulangi 5-10 menit. Dosis
ulangan umumnya diperlukan, mengingat lama kerja
adrenalin cukup singkat. Jika respon pemberian secara
intramuskuler kurang efektif, dapat diberi secara
intravenous setelah 0,1-0,2 ml adrenalin dilarutkan dalam
spuit 10 ml dengan NaCl fisiologis, diberikan perlahan-
lahan. Pemberiansubkutan, sebaiknya dihindari pada syok
7

RENJATAN (SYOK) ANAFILAKSIS


RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


445/2493/RSUD/VIII/2022

00 5 dari 7
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

anafilaktik karena efeknya lambat bahkan mungkin tidak ada


akibat vasokonstriksi pada kulit, sehingga absorbsi obat tidak
terjadi.
5. Aminofilin, dapat diberikan dengan sangat hati-hati
apabila bronkospasme belum hilang dengan pemberian
adrenalin. 250 mg aminofilin diberikan perlahan-lahan
selama 10 menit intravena. Dapat dilanjutkan 250 mg lagi
melalui drips infus bila dianggap perlu.
6. Antihistamin dan kortikosteroid merupakan pilihan kedua
setelah adrenalin. Kedua obat tersebut kurang manfaatnya
pada tingkat syok anafilaktik, dapat diberikan setelah gejala
klinik mulai membaik guna mencegah komplikasi selanjutnya
berupa serum sickness atau prolonged effect. Antihistamin
yang biasa digunakan adalah difenhidramin HCI 5-20 mg IV
dan untuk golongan kortikosteroid dapat digunakan
deksametason 5-10 mg IV atau hidrokortison 100-250 mg IV.
7. Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP), seandainya terjadi
henti jantung (cardiac arrest1 maka prosedur resusitasi
kardiopulmoner segera harus dilakukan sesuai dengan
7

RENJATAN (SYOK) ANAFILAKSIS


RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


445/2493/RSUD/VIII/2022

00 6 dari 7
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

falsafah ABC dan seterusnya.


1. Kerusakan otak

KOMPLIKASI 2. Koma
3. Kematian
3-7 hari
LAMA PERAWATAN
1. Penjelasan diagnosa, diagnosa banding, pemeriksaan penunjang
2. Penjelasan rencana tindakan medis, alternatif tindakan, resiko
EDUKASI dan komplikasi
3. Penjelasan prognosis dan perkiraan lama rawat

Dengan ketepatan dan kecepatan diagnosis dan penanganan


PROGNOSIS
umumnya dubia ada bonam
-
TINGKAT EVIDENS
-
TINGKAT REKOMENDASI
SMF Ilmu Penyakit Dalam
PENELAAH KRITIS
1. Perbaikan klinis
INDIKATOR (OUTCOME)
2. Tidak terjadi komplikasi
7

RENJATAN (SYOK) ANAFILAKSIS


RSUD UMBU RARA MEHA
WAING APU

No. Dokumen : No. Revisi Halaman


445/2493/RSUD/VIII/2022

00 7 dari 7
Tanggal Terbit Ditetapkan
PANDUAN PRAKTIK Direktur RSUD Umbu Rara Meha
KLINIS Waingapu
ILMU PENYAKIT DALAM

25-08-2022
dr. Rudi H. Damanik, Sp.Rad
NIP. 19750505 200501 1 018

1. Alwi I, Salim S, Hidayat R, dkk. Penatalaksanaan di Bidang


Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. 2019; Hal 22-28.
KEPUSTAKAAN
2. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam
edisi VI. Interna Publishing.Jakarta:2017.

Anda mungkin juga menyukai