Anda di halaman 1dari 2

teks diskusi tentang penghapusan

seragam sekolah.

Isu:
Mantan Mendiknas (Menteri Pendidikan Nasional) terdahulu,
Bambang Sudibyo punya rencana menghapus seragam sekolah.
Artinya, tidak ada lagi kewajiban bagi siswa dari jenjang SD hingga
SMA untuk menggunakan seragam. Kita masih menunggu, apakah
rencana tersebut akan menjadi kenyataan dan ditaati sekolah-
sekolah, mengingat seragam sekolah adalah sebuah identitas, baik
dari sisi jenjang pendidikan maupun identitas sekolah. Siswa SD
menggunakan seragam baju putih dan bawahan merah, siswa SMP
menggunakan bawahan berwarna biru dan baju putih, sedang
siswa SMA menggunakan bawahan abu-abu dan baju putih. Seperti
diketahui pula, masing-masing sekolah bebas menentukan
seragam sekolahnya, misalnya, warna sepatu harus hitam dan
bertali, menggunakan kaos kaki putih dan ikat pinggang hitam.
Motif seragam merupakan identitas sekaligus kebanggaan sekolah.
Argumen mendukung:
Rencana kebijakan Mendiknas menghapus seragam sekolah patut
dipertimbangkan. Kita tidak perlu khawatir penghapusan seragam
sekolah, yang mungkin akan menimbulkan efek negatif terhadap
siswa, misalnya akan terjadi perang pamer kekayaan yang berujung
pada timbulnya kecemburuan sosial.
Argumen menentang:
Seragam sekolah dimaksudkan untuk menghilangkan perbedaan
antar siswa yang satu dengan yang lain. Seorang siswa tidak bisa
bergaya dan memamerkan baju-baju mewahnya di sekolah.
Seorang siswa harus berpenampilan seperti siswa lainnya. Di
dalam kebijakan seragam ini, ada pula pengajaran disiplin terhadap
siswa. Pada sekolah tertentu, siswa dikenai hukuman apabila
melanggar ketentuan seragam sekolahnya.
Kesimpulan:
Penggunaan seragam sekolah berkaitan dengan disiplin. Disiplin di
sekolah diajarkan tidak secara formal seperti di dalam pendidikan
militer, tetapi ditempatkan pada kerangka pola dan perilaku
masyarakat secara lebih luas. Disiplin haruslah dimulai dari tingkat
paling dasar, yakni rumah tangga. Artinya, orang tua dan anggota
keluarga harus menjadi garda terdepan keteladanan bagi siswa
untuk bersikap disiplin bagi diri sendiri dan orang lain. Disiplin
harus dilakukan sebagai tanggung jawab bukan sebagai
indoktrinasi. Disiplin bukanlah sekadar formalitas melalui seragam
sekolah, karena seragam sekolah bukanlah unsur elementer dalam
sistem pendidikan nasional.

Anda mungkin juga menyukai