Anda di halaman 1dari 4

http ://www. anakui'cew!

Pendahuluan mulai dari tingkat yang paling dasar yaitu kelompok bermain (play
group) sudah dikenalkan dengan keberadaan sebuah ruang
Sesuai dengan Undang Undang No. 43 Tahun 2oo7 tentang perpustakaan. Apalagi di perpustakaan perguruan tinggi dituntut
Perpustakaan, maka perpustakaan menjadi agenda wajib yang untuk dapat menyediakan gedung perpustakaan yang dapat
harus dikembangkan di setiap kabupaten/kota di seluruh diakses serta dimanfaatkan untuk mendukung interaksi segenap
Indonesia. Hal ini tentunya menyangkut juga keberadaan civitas akademik antara mahasiswa dan dosen dalam semua'
perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia. Bagaimanapun kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, pengembangan
keberadaan sebuah perpustakaan di perguruan tinggi sangat perpustakaan sebagai unsur penunjang untuk menopang sektor
penting dalam menunjang proses kegiatan belajar mengajar bagi pendidikan menjadi sesuatu yang amat dibutuhkan
segenap civitas akademik, yang terdiri dari mahasiswa dan dosen. keberadaannya.
Idealnya suatu perpustakaan bukan hanya menyediakan ruang
kemudian diisi dengan berbagai koleksi yang diatur berdasarkan Hal yang mendasari pertimbangan utama dalam merencanakan
suatu sistem tertentu serta siap dipinjamkan saja. Namun gedung perpustakaan adalah dari segi kenyamanan dan dari segi
demikian, perlu perencanaan awal yang matang dalam mendesain perilaku pemustakanya. Jadi kondisi fisik dan layanan
bangunannya. Hal ini disebabkan karena dengan menempati perpustakaan di tingkat perguruan tinggi sudah seharusnya
perpustakaan yang ideal akan sangat mempengaruhi suasana memperhatikan beberapa aspek, antara lain:
kondusif perpustakaan sebagai sumber belajar dan informasi.
Selain itu juga memudahkan pemustaka dalam akses penelusuran 1. Terpenuhinya ukuran tata ruangan yang memadai;
informasi dari berbagai literatur di perpustakaan.
2. Kondisi ruangan yang memenuhi syarat kesehatan,
Selanjutnya untuk membatasi topik bahasan agar lebih fokus, keamanan, dan kenyamanan;
maka saya hanya membatasi pembahasan masalah pada
"Bagaimana konsep awal dalam upaya untuk merencanakan dan 3. Struktur dan utilitas bangunan;
mendesain perpustakaan ideal?".
4. Sistemventilasi/sirkulasiudara;

5. Sistem pengendalian polusi suara (akustik);


Bagaimanakah Perpustakaan Ideal
6. Sistem pencahayaan/penerangan;
Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi bagi
masyarakat umum maupun dunia pendidikan. Dunia pendidikan 7. Desain dan tata letak ruangan;

!Ih,.rArJ
fi
I -
8. Pengaturan warna dinding dan perabot; jurusan/program studi dalam satu fakultas yang kebetulan
letaknya berjauhan, maka walaupun dilihat dari dua (z) sisi
9. Penataan interior perlengkapan; sekalipun akan tetap mudah sekali untuk dijangkau. Disamping itu,
di setiap unit perpustakaan juga sudah seharusnya dipasang
10. Perencanaan pemeliharaan perpustakaan dan isinya; penunjuk dengan tulisan dan anak panah (guide), simbol (syrnbol),
dan rambu-rambu (signs) perpustakaan lainnya yang
rr. Pemilihan mebelair yang cocok untuk desain sebuah menunjukkan letak gedung perpustakaan yang dimaksud ada
perpustakaan; dimana. Misalnya: jalur transportasi menuju gedung perpustakaan
yang paling strategis, karena mungkin bisa diakses dari dua arah
12. Sistem instalansi air dan listrik. barangkali.
Perpustakaan ideal hendaknya juga sudah menyediakan komputer
khusus sebagai alat bantu penelusuran bagi pemustaka, misalnya
4. Mudah dikembangkan (extendible).
OPAC, dan layanan e-library dengan jejaring data antar Ilustrasi: Perpustakaan tetap dapat melakukan pengembangan
perpustakaan di fakultas/jurusan/program studi lainnya. Selain itu gedung untuk jangka waktu dalam tahun ke depan. Memang
juga perlu ketersediaan fasilitas e-journal yang bisa diakses oleh terkadang terasa sangat mudah karena dari segi dana dan anggaran
semua civitas akademik agar dapat mendukung dalam penelitian. sudah dianggarkan dan dialokasikan untuk pengembangannya.
Namun terkadang jika kurang cermat merencanakan dari awal bisa
Selanjutnya ketersediaan koleksi paling tidak memenuhi rasio jadi malah gedung perpustakaaan tidak jadi berkembang. Bisa
jumlah buku dengan jumlah mahasiswa juga harus memadai yaitu
dibayangkan apabila kondisi gedung perpustakaan yang sudah
berkisar antara 1:1o sampai r:zo. Disamping juga harus tidak mungkin diubah lagi, maka yang bisa dilakukan hanyalah
memperhatikan waktu layanan perpustakaan yang cukup, program sebatas penambahan koleksi bahan pustaka saja maupun
pemeliharaan perpustakaan secara berkala, dan tersedianya ruang
perbaikan perabot perpustakaan, dan tidak memungkinkan untuk
baca/diskusi untuk kelompok belajar mahasiswa. pembangunan atau perombakan gedung apalagi renovasi
keseluruhan. Terlebih untuk gedung perpustakaan yang awalnya
memang tidak didesain untuk perpustakaan, misalnya hanya
memanfaatkan gedung kuliah yang tidak terpakai yang merupakan
Bagaimana Merencanakan dan Mendesain Sebuah
Perpustakaan Ideal bangunan tua dari ruang kelas yang kemudian hanya direnovasi
ulang untuk dimanfaatkan m€njadi ruangan perpustakaan. Hal ini
Seorang arsitek Inggris yang terkenal yaitu Harry Faulkner-Brown tentunya akan menimbulkan masalah rumit tersendiri untuk
(rgZg;1998) dalam McDonald (zooz: r48) menyarankan ro aspek pengembangan/perbaikan sesuai dengan layaknya gedung
sebagai sebuah tempat (space) ideal bagi perpustakaan perguruan perpustakaan.
tinggi. Kesepuluh aspek tersebut menjadi kriteria dasar yang
setidaknya bisa dipenuhi di dalam merencanakan dan mendesain S. Variasi/beragam (uaried).
sebuah perpustakaan. Kesepuluh aspek tersebut adalah:
Ilustrasi: Perpustakaan mempunyai variasi ruang-ruang dalam
pelaksanaan kegiatan perpustakaan, misalnya: semua ruang
1. Fleksibilitas (flexible).
perpustakaan sudah full AC; ruang baca di unit referensi sudah ada
Ilustrasi: Pustakawan sewaktu-waktu dapat mengubah lay out tersendiri; ruang peminjaman dan pengembalian maupun
perabot perpustakaan sesuai selera yang diinginkan, sehingga bisa perpanjangan ada tersendiri; ada ruang khusus layanan bebas
untuk mengurangi kebosanan dan kejenuhan pada saat bekerja di pustaka; ruang khusus pembuatan Kartu Anggota Perpustakaan
perpustakaan. Perubahan tata letak perabot bisa dilakukan secara (IGP); ruang lalu lintas keluar masuk sudah dibuat dua pintu;
berkala atau sesuai kebutuhan. sudah tersedia tempat khusus pelayanan foto kopi, ada sekat
tersendiri untuk ruang internet dan audio visual, dan lain
2. Kekompakan bentuk (compact). sebagainya.

Ilustrasi: Semua ruangan dari masing-masing bagian perpustakaan 6. Terorganisir (organized).


dapat dioptimalkan dalam penggunaannya dan hampir dipastikan
tidak ada ruangan di perpustakaan yang tidakberfungsi. Walaupun Ilustrasi : Kondisi tempat-tempat perpustakaan yang menyebar
kesusahan menggeSer rak jika ada tambahan buku, namun berjauhan namun tetap bisa dilakukan koordinasi dengan baik
pustakawan masih bisa mengatur shelving sedemikian rupa buku- secara berkala. Koordinasi ini meliputi masalah-masalah yang
buku baru tersebut, sehingga arus lalu lintas buku mudah dipindah timbul dari masing-masing unit perpustakaan, baik yang berkaitan
dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa menyulitkan pengguna dengan pelayanan, komplain pemustaka, laporan kegiatan, koleksi
dalam menelusuri koleksi yang dimaksud. Selain itu, harus maupun usulan/masukan lainnya yang sifatnya membangun;
diperhatikan komposisi warna dari furniture. Warna yang sangat integrasi pelayanan dengan satu KAP bisa akses ke semua unit
berbeda-beda antara meja, kursi ataupun rak, dapat menimbulkan perpustakaan; aturan, informasi terbaru, kebijakan baru yang
kesan kurang indah bila dilihat dan tentunya akan terkesan harus diketahui dan dijalankan bersama dengan penuh tanggung
jawab; evaluasi bersama untuk perbaikan. Selain itu juga akan
berantakan. Apalagi kalau corak atau langgamnya berbeda-beda.
Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan cara rakbuku ditata lebih bagus jika tersedia fasilitas tempat parkir luas maupun
sebagai interior yang unik dengan memperlihatkan beberapa fungsi fasilitas lainnya yang terorganisir dengan baik dan bisa
sekaligus. dimanfaatkan oleh pustakawan dan semua pemustaka.

3. Mudah dijangkau (accessible). 7. Nyaman (comfortable).

Ilustrasi: Letak perpustakaan yang strategis adalah syarat riutlak Ilustrasi: Perpustakaan yang nyaman akan membuat pustakawan
bagi keberhasilan perpustakaan untuk mencapai tujuannya. maupun para pemustaka (users) menjadi senang dan betah tinggal
Maksudnya apabila ada beberapa lokasi/tempat unit perpustakaan berlama-lama di perpustakaan. Perpustakaan yang nyaman

)a
UUlqYfl.rc @
tEolAltrFoRfasl & (oMuNr&st F€RPUslaxalN xastoN^LRt l*th#"arv
tentunya didukung berbagai fasilitas pendukung, seperti: g. Keamanan (secure).
penerangan ruangan yang terang dengan pemasangan lampu yang
memadai; suhu normal ruang baca perpustakaan yang full AC; Ilustrasi: Masalah sangat klasik adalah keamanan yang menunjuk
tersedia tempat sampah di sudut ruangan; pengharum ruangan ke bahan perpustakaan. Hal ini sebenarnya sangat tergantung dari
vang selalu ada; hiasan bunga sebagai pemanis di dekat meja baca; karakter/watak dari setiap individu pemustaka bagaimana caranya
salon-salon kecil yang ditempel di tembok untuk mendengarkan mengelabuhi pustakawan agar keinginannya untuk berbuat jahat
musik klasik (saat-saat tertentu); ada dispenser dan cemilan kecil terpenuhi tanpa ketahuan petugas. Misalnya terjadinya kejahatan
untuk pustakawan; tanaman indoor di sudut ruangan, maupun (vandalism) dengan corat-coret menggunakan bollpoint, spidol,
tersedianya fasilitas kamar mandi/toilet/mushola/kantin yang stabilo, maupun alat tulis lainnya. Begitu pula tindakan mutilasi
dekat dan mudah dijangkau dari perpustakaan. dengan menyobek halaman koleksi, menggunting halaman
tertentu, memotong dengan cutter, membetot isi buku, dan lain
Perpustakaan yang nyaman juga dapat dilihat dari animo sebagainya. Tindakan pemustaka yang suka melipat halaman
mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan sangat tinggi. Hal tertentu juga akan merusak koleksi. Apalagi tindakan pencurian
ini bisa terlihat dari data statistik kunjungan dan peminjaman (thieft) dan peminjaman yang tidak sesuai prosedur (unauthorized
yang sudah bagus jika dibandingkan dengan jumlah rasio borrowed). Padahal petugas perpustakaan juga sudah mengontrol
mahasiswa dari masing-masing program studi dan jurusan yang dan mengawasi stand by, baik dengan setiap jam shelving sambil
ada. Selain itu, keluhan/komplain pemustaka yang dimasukkan ke j alan-jalan mengontrol dengan melihat perilaku pemustaka

kotak saran maupun media lain yang berkaitan dengan maupun pengecekan pada saat pemustaka keluar ruangan. Sistem
perpustakaan juga sudah berkurang dan bahkan hampir tidak ada. bahwa pemustaka tidakboleh membawa stofmap maupun jaket ke
dalam ruangan koleksijuga sudah dilakukan, tapi terkadangjuga
masih saj a kecolongan. Perpustakaan seharusnya melakgkan
tindakan yang bersifat preventif, misalnya: memasang sarana
8. Konstan terhadap lingkungan (constant in enuironment). cermin cembung (convex mirror) yang diletakkan di pojok-pojok
ruangan yang bisa dilihat oleh siapapun dari mana saja dalam
Ilustrasi: Menjaga dan menanggulangi terj adinya kelembaban ruang perpustakaan tersebut. Bisa juga jika dana mencukupi
pada ruang penyimpanan koleksi perpustakaan yang diakibatkan dengan back up teknologi yaitu memasang Center Circuit
oleh pengaruh alam, misalnya atap gedung perpustakaan yang Television (CCTV). Harapannya adalah untuk meminimalisir
bocor karena hujan dan cahaya sinar matahari yang langsung terjadinya kejahatan yang dilakukan pemustaka, karena
mengenai koleksi. Sementara itu jika pustakawan tidak hati-hati pemustaka juga pasti akan berpikir ulang kalau mau melakukan
dalam pencegahan dan penanganannya buku-buku akan sesuatu hal yang menyimpang. Jika anggaran perpustakaan
berjamur, cepat rapuh dan akhirnya kantil/lengket bahkan jika banyak, maka perpustakaan dapat memasang produk security
terlalu panas halaman bisa lepas dan mudah sobek. Suhu di system, misalnya sensor alarm (sensor matic), access control,
ruangan perpustakaan juga seharusnya dibuat stabil. Misalnya: maupun burglar alarm yang dipasang di pintu masuk/keluar
koleksi buku dan komputer untuk akses mahasiswa sebaiknya perpustakaan. Hal ini terutama untuk koleksi buku referensi yang
tidak jadi satu dalam sebuah ruangan, karena komputer akan lebih harganya mahal diusahakan dilabeli dengan magnetic sensor yang
baik jika Air Conditioner (AC) selalu nyala dengan suhu standar. diselipkan di punggung buku dan diproteksi dengan hard tag &
Selain itu jika AC harus hidup terus, maka menyebabkan kondisi label maupun adhesive label. Harapannya adalah jika koleksi
kelembaban buku juga tidak stabil, terlebih jika sering mati nyala. tersebut dengan sengaja dibawa pengguna keluar tanpa melalui
Jadi seharusnya alangkah lebih baik jika ruangan tempat buku prosedur peminjaman yang benar di perpustakaan, maka alarm
dan komputer dipisahkan saja. Untuk koleksi buku normalnya langsung bunyi. Selanjutnya untuk keamanan koleksi bisa dibuat
antara +/- r8oC sampai dengan zooC. Selanjutnya pustakawan jendela yang bisa dibuka dipasang tralis dan dibuat beberapa
harus bisa menanggulangi cahaya alam yang iangsung mengenai jendela kaca yang tidakbisa dibuka, sehingga tidak mungkin
bahan perpustakaan, karena akan berakibat rusaknya koleksi pemustaka mencuri dengan melempar buku ke luar ruangan.
perpustakaan. Sinar matahari yang masuk diusahakan sedikit Pintu sirkulasi (masuk keluar pemustaka) juga seharusnya
mungkin mengenai tempat buku, supaya buku lebih tahan lama. terpisah agar memudahkan pengontrolan. Namun alangkah lebih
Apalagi gedung perpustakaan yang tidak dirancang khusus untuk bagus jika perpustakaan dipasang detector.
kepentingan perpustakaan, biasanya terbuat dari kaca, sehingga
banyak cahaya alam yang masuk ke ruang perpustakaan. Selain masalah keamanan, pustakawan juga harus memperhatikan
Seharusnya digunakan jenis lampu yang dapat dipasang untuk masalah keselamatan. Maksudnya adalah yang menunjuk ke
perancangan sistem pencahayaan buatan pada gedung . manusianya baik pemustaka maupun pustakawannya. Hal ini
perpustakaan. Sistem pencahayaan yang baik adalah pencahayaan perpustakaan sudah seharusnya dilengkapi dengan berbagai
pada ruang perpustakaan yang cukup, baik pada waktu siang sarana lain yang mendukung, misalnya: tabung pemadam
maupun pada malam hari. Untuk perpustakaan yang kebetulan kebakaran (fire extenguisher), fire alarm, maupun tangga/pintu
letak ruangannya ada di tengah-tengah dan diapit oleh ruangan darurat, terutama untuk unit perpustakaan yang bangunannya
yang lain seharusnya dipasang emergency lamp. Hal ini untuk bertingkat. Saluran-saluran listrik juga harus rapi dan baik dari
mengakomodir agar kondisi ruangan tidak menjadi gelap gulita segi keamanan serta keselamatan pustakawan maupun
apabila mati lampu. Selain itu juga periu disediakan kipas angin, pemustakanya. Hal ini bisa disiasati dengan cara memasang
karena jika tidak tersedianya genset, maka jika listrik mati saluran listrik yang ditanam di tembok-tembok dengan pipa untuk
otomatis AC juga akan mati. Kondisi seperti ini sudah dipastikan tempat kabel-kabel listrik. Harapannnya adalah agar tidak
ruangan akan menjadi bau pengap,'sumpek, kurang terang, dan memungkinkan untuk tergeser maupun terinjak dan kena
panas. Hal ini karena tidak ada ventilasi/celah agar arah angin percikan air yang menyebabkan konsleting maupun tersetrum
untuk sirkulasi udara bisa masuk. Pemasangan AC juga harus aliran listrik.
tepat dengan disesuaikan dengan arah rak, sehingga tidak
membelakangi rak. Hal ini dimaksudkan agar pancaran dinginnya 10. Ekonomis/penghema tan (economic).
AC menjadi maksimal dan menyebabkan ruangan menjadi dingin
sempurna. Begitu pula letak pemasangan AC harus didesain agar Ilustrasi: Biaya operasional yang timbul dari kegiatan operasional
tidak dihadapkan langsung pada meja petugas. perpustakaan ditekan sedemikian rupa serendah mungkin,

Iihx*xv
UUIq Kq
sehingga menjadi lebih efisien. Apalagi untuk perpustakaan yang appropriate conditions for readers, books and computers);
masih dalam satu lingkup fakultas, baik itu unit D3, Sr, Sz, 53
maupun masing-masing jurusan/program studi yang sudah 8. Keamanan dan keselamatan (Safe and secure: for people,
mempunyai unit perpustakaan sendiri-sendiri. Alasannya adalah collections, equipment, data and the building);
agar tidak pemborosan dan tidak ada reduplikasi jenis koleksi yang
sama di beberapa unit perpustakaan. Walaupun kenyataannya ada
g. Efisien (Efficient: economicin space, staffing andrunning
beberapa koleksi yang sama terutama buku yang berbahasa cosfs);
Indonesia itu wajar karena harganya relatif lebih murah. Misalnya:
walaupun ruangan perpustakaan terpisah-pisah tapi pemasangan 10. Dapat menyesuaikan untuk perkembangan teknologi
telepon hanya satu, lainnya pakai interkom saja sudah cukup; informasi (Suitable for information technology : with flexible
pemasangan AC yang tidak berlebih; pengadaan koleksi yang lebih prouisionfor users and stafr);
hemat, karena yang asli terutama buku asing yang harganya mahal
11. Faktor keuletan ("Oomph" or "LDotD" factor, bold space that
bisa ditempatkan khusus di ruang referensi cadangan dan unit-unit
captures the minds of users andthe spirit of the uniuersity).
yang lain bisa mernperbanyak dengan memfotokopi, sehingga
setiap unit tidak mernbeli yang asli semuanya; untuk pembelian
jurnal dan majalah yang dilanggan juga tidak perlu semua unit
mplhnggan, akan tetapi bisa difokuskan dalam satu unit Penutup
perpustakaaan saja. Koleksi yang berkaitan dengan data, misalnya:
BPS, IMF, ADB, World Bank, Laporan BI, JSX, ICMD bisa
difokuskan di unit khusus ruang data. Selanjutnya akan menjadi
lebih baik lagi apabila perpustakaan di masing-masing unit Perpustakaan perguruan tinggi dituntut untuk dapat menyediakan
tersebut sudah terintegrasi dalam pelayanan perpustakaan yang gedung perpustakaan yang ideal untuk mendukung interaksi
terkoneksi di dalam satu pangkalan data perpustakaan fakultas. antara mahasiswa dan dosen dalam kegiatan pembelajarannya.
Hal ini menyangkut keseragaman sistem layanan, prosedur akses Pembangunan gedung perpustakaan perguruan tinggi harus
katalog, integrasi data, dan lain sebagainya yang bisa diakses berpedoman pada pola induk (master plan) kampus yang lokasinya
pengguna dari anjungan l,AN maupun WAN/internet dari mudah dicapai dari hampir semua bagian kampus. Kesimpulan
manapun dan ke unit dimanapun tanpa membedakan jurusan akhirnya bahwa dengan perencanaan yang matang dan desain
maupun program studi. Masalah lainnya yang berkaitan dengan perpustakaan yang baik, merupakan hal yang'wajib'dan sangat
penghematan adalah insentif. Agar tidak menimbulkan masalah penting dan menunjang semua kegiatan di perpustakaan. Paling
yang berarti, maka untuk pembayaran gaji/honorarium/insentif tidak mendekati perpustakaan yang ideal, terutama untuk
pustakawan, karena gedungnya terpencar, walaupun banyak meningkatkan gairah kerja pustakawannya dan mempercepat
petugas perpustakaan tapi hal ini bisa disiasati dari pengembangan akses penelusuran informasi oleh pemustaka.
dan kondisi keuangan masing-masing program di tempat unit
perpustakaan tersebut bernaung. Khusus untuk biaya operasional Demikianlah artikel singkat ini saya tulis. Semoga bisa menjadi
petugas lembur/piket sore sampai dengan malam hari maupun bahan sharing dan diskusi dengan teman-teman pustakawan
Sabtu dan Minggu, maka pustakawan di semua unit dapat lainnya.
dilakukan dengan sistem shift piket. Hal ini dimaksudkan agar
biaya operasional tidak banyak dikeluarkan dan bisa ditekan
seefisien mungkin karena insentif hanya diberikan sesuai dengan
variabel pekerjaan petugas yang bersangkutan tersebut masuk apa
tidak.
Daftar Pustaka
Lebih lanjut McDonald (zooo, 2oo2, zoo3) juga memperkuat
pendapat Faulkner-Brown tersebut dan menyarankan bahwa
untuk membangun kualitas ruang perpustakaan yang ideal Dewe, Michael. 2ooT. "Planning Public Library Buildings: Concepts
setidaknya juga perlu memperhatikan beberapa aspek. Aspek- and Issues for the Librarian". Journal of Librarianship and
aspek tersebut sebagai berikut: Information Science. Vol. gg (Z) September, p.r89.

1. Fungsional (Functional: space that tuorks well,looks good Faulkner-Brown, Harry. 1989. "Planning and Designing of Library
Buildings-The Tuition of Architects". Library Buildings: Preparation
andlast well); for Planning. EditedbyMichael Dewe. Munchen: Saur, p.5r.
.t Dapat menyesuaikan(Adaptable: flexible space, the use of 1998. "Design Criteria for Large Academic
uhich can easily be changed); Libraries". World Information Report gg7/98. Paris: UNESCO.
McDonald, Andrew. 2oo2. "PlanningAcademic Library Buildings for
3' Mudah diakses (Accessible: social space that is inuiting and Customers and Services." Dalann Building a Successful Customer-
easy to use, and promotes independence); service Culture: A Guide for Library and Information Managers.
Editor: Maxine Melling & Joyce Little. London: Facet publishing.
Bervariasi (Varied: uith a choice of learning enuironment
andfor dffirent.media); . zoo6. "The Ten Commandments Revisited: the
Qualitiesof Good Library Space". Vol. 16 (z). Dalam
http //liber.library.uu.nl/publish/issues/zoo 6-z/index.html?
: oo o16 o
s. Interaktif (Interactiue: weII organized space that promotes [diakses pada tanggal zr Oktober zorz].
contact between users and seruices);

6. Kondusif (Conduciue: high-quality humane space that


inspires people); *) Kepala Perpustakaan FEB UNDIP dan Dosen LB Jurusan Ilmu
Perpustakaan FIB UNDIP.
n Sesuai kondisi lingkungan (Enuir onmentally suitable : with

)t
UU{qYft(q
I,},hn"arv

Anda mungkin juga menyukai