Anda di halaman 1dari 15

LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori Page |4

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Ilmu Ukur Tanah

Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu geodesi yang khusus

mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan

pengukuran –pengukuran guna mendapatkan peta pengukuran yang dilakukan

terhadap titik-titik alam maupun buatan manusia meliputi posisi horizontal (x,y)

maupun posisi vertikal (z) yang difensikan terhadap permukaan air laut rata-rata.

Agar titik dipermukaan bumi yang tidak teratur bentuknya dapat dipindahkan

keatas bidang datar maka diperlukan bidang perantara antara lain: bidang

ellipsoid, bidang bultan dan bidang datar (untuk luas wilayah 55 Km).

(Unwakoly, 2015). Dalam pengertian semua metode untuk menghimpun dan

melakukan proses informasi dan data tentang bumi lingkungan fisis. Dalam

melakukan pengukuran diperlukan seorang surveyor yang memiliki tugas

sebagai berikut (Unwakoly, 2015):

1. Analisa penilitian dan pengambilan keputusan, pemilihan metode

pengukuran, peralatan, pengikatan titik-titik sudut dsb.

2. Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data, yakni melaksanakan pengukuran

dan pencatatan data di lapangan.

ILMU UKUR TANAH 2


4
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori Page |5

3. Menghitung ataau pemprosesan data, yakni hitungan berdasarkan data yang

di dapat di lapangan.

4. Pemetaan atau penyajian data. Menggambarkan hasil ukuran dan

perhitungan untuk menghasilkan peta, gambar rencana tanah dan peta laut,

menggambarkan data bentuk numeris hasil komputer.

5. Pemancangan tugu dan patok ukur untuk menentukan batas-batas pedoman

dalam pekerjaan konstruksi.

2.2 Pengukuran Penyipat Datar

Sipat datar adalah suatu cara pengukuran beda tinggi antara dua titik

diatas permukaan tanah, dimana penentuan selisih tinggi antara titik yang

berdekatan dilakukan dengan tiga macam cara penenmpatan alat penyipat datar

yang dipakai sesuai keadaan lapangan, yang dibedakan berdasarkan tempat

berdirinya alat yakni (Djiwo, 2011):

1. Pada posisi tepat diatas salah satu titik yang akan ditentukan adalah selisih

tingginya

ILMU UKUR TANAH 2


5
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori Page |6

Pengukuran sipat datar

Keterangan:

ta          : tinggi alat di A

T          : tinggi garis bidik

HA       : tinggi titik A

b          : bacaan rambu di B

HB       : tinggi titik B

hab        : beda tinggi dari A ke B = ta – b

Tinggi titik B : Hb = Ha + hab

2. Pada posisi ditengah-tengah antar 2 (dua) titik dengan atau tanpa

memperhatikan apakah posisi tersebut membentuk satu garis lurus terhadap

titik yang akan diukur tersebut. 

Pengukuran sipat datar

3. Pada posisi selain dari kedua metode tersebut sebelumnya, dalam hal ini alat

didirikan di sebelah kiri atau kanan dari salah satu titik yang akan ditentukan

selisih tingginya.
ILMU UKUR TANAH 2
6
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori Page |7

Pengukuran sipat datar

hab = a – b

hba = b – a

Bila titik C diketahui = Hc, maka

Hb = T – b

Ha = T – a

   Adapun syarat-syarat penggunaan alat sipat datar pada umumnya adalah

sebagai berikut (Djiwo, 2011):.

1. Syarat dinamis: sumbu I vertikal

2. Syarat statis:

a) Garis bidik teropong tegak lurus dengan garis arah nivo

a) Garis arah nivo tegak lurus sumbu I ( sumbu vertikal)

b) Benang silang mendatar diafragma tegak lurus sumbu I

            Jika jarak antar titik kontrol pemetaan relatif jauh, pengukuran beda

tinggi dengan penyipat datar tidak dapat dilakukan dengan sekali berdiri alat.

Oleh karena itu, antara dua buah titik kontrol yang berurutan dibuat beberapa

ILMU UKUR TANAH 2


7
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori Page |8

slag dengan titik-titik bantu dan pengukurannya dibuat secara berantai

(differential levelling).

Metode Sipat Datar Berantai

Beda tingginya adalah komulatif dari beda tinggi setiap slag, yaitu:

dimana:

Σb = jumlah pembacaan rambu belakang

Σm = jumlah pembacaan rambu muka

∆H = beda tinggi setiap slag

2.2.1 Istilah yang digunakan dalam Pengukuran Penyipat Datar

1. Stasion adalah titik dimana rambu ukur ditegakkan; bukan tempat

alat sipat datar ditempatkan. Tetapi pada pengukuran horizontal,

stasion adalah titik tempat berdiri alat.

ILMU UKUR TANAH 2


8
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori Page |9

2. Tinggi alat adalah tinggi garis bidik di atas tanah dimana alat sipat

datar didirikan.

3. Tinggi garis bidik adalah tinggi garis bidik di atas bidang referensi

ketinggian (permukaan air laut rata-rata) 

4. Pengukuran ke belakang adalah pengukuran ke rambu yang

ditegakan di stasion yang diketahui ketinggiannya, maksudnya

untuk  mengetahui tingginya garis bidik. Rambunya disebut rambu

belakang.

5. Pengukuran ke muka adalah pengukuran ke rambu yang

ditegakan di stasion yang diketahui ketinggiannya, maksudnya

untuk mengetahui tingginya garis bidik. Rambunya disebut rambu

muka.

6. Titik putar (turning point) adalah stasion dimana pengukuran ke

belakang dan kemuka dilakukan pada rambu yang ditegakan di

stasion tersebut.

7. Stasion antara (intermediate stasion) adalah titik antara dua titik

putar, dimana hanya dilakukan pengukuran ke muka untuk

menentukan ketinggian stasion tersebut.

8. Seksi adalah jarak antara dua stasion yang berdekatan, yang sering

pula disebut slag.

ILMU UKUR TANAH 2


9
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori P a g e | 10

2.2.2 Prosedur Lapangan Menggunakan Waterpass

Operasi sifat datar membutuhkan kerja sama dari dua petugas,

yaitu pemegang alat dan pemegang rambu ukur pada saat pembacaan

demi dicapainya hasil yang konsisten. Ketepatan survey tergantung dari

ketelitian membuat garis bidik horizontal, kemampuan pemegang

rambu ukur dalam memegang rambu ukur secara vertikal, dan presisi

rambu ukur yang dibaca. Ketepatan alat yang memakai nivo gelembung

gas juga harus memperhatikan penyetelan tabung nivo dan presisi

sejajar suatu nivo dan garis bidik. Tidak boleh terjadi penurunan alat di

antara waktu bidik belakang dan bidik muka pada stasiun alat.

2.2.3 Pengukuran Sipat Datar Memanjang

Sipat datar memanjang adalah suatu pengukuran yang bertujuan

unutk mengetahui ketinggian titik-titik sepanjang jalur pengukuran dan

pada umumnya digunakan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah

pemetaan. Sipat datar memanjang terbagi menjadi sipat datar terbuka

dan tertutup. (Djiwo, 2011)

ILMU UKUR TANAH 2


10
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori P a g e | 11

cara pengukuran :

1. Letakkan rambu ukur di titik A dan B.

2. Letakkan alat antara titik A dan titik B (usahakan jarak antara alat

dengan titik A maupun titik B sama).

3. Baca Rambu A (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara

BT=(BA+BB):2

4.  Baca rambu B (BA, BT, BB). Hitung koreksi dengan cara

BT=(BA+BB):2

5. Koreksi maksimum 2mm.

6. Hitung beda tinggi dengan mengurangi BT muka dan BT belakang.

7. Hitung jarak alat dengan titik A:

dA=(BA A – BB A)x100

8. Hitung jarak alat dengan titik B

dB=(BA B – BB B)x100:

9. Hitung jarak AB=dA+dB

10. Pada slag berikutnya, rambu A menjadi bacaan muka dan

sebaliknya, rambu B menjadi bacaan belakang. Adapun yang perlu

diperhatikan dalam pengukuran ini adalah:

a. Usahakan jarak antara titik dengan alat sama.

b. Seksi dibagi dalam jumlah yang genap


ILMU UKUR TANAH 2
11
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori P a g e | 12

c. Baca rambu belakang, baru kemudian dibaca rambu muka

d. Diukur pulang pergi dalam waktu satu hari

e. Jumlah jarak muka=jumlah jarak belakang.

f. Jarak alat ke rambu maksimum 75 m

2.3 Alat Penyipat Datar

Waterpass adalah alat ukur menyipat datar dengan teropong yang

dilengkapi dengan nivo dan sumbu mekanis tegak, sehingga teropong dapat

berputar ke arah horizontal. Alat ini tergolong alat penyipat datar kaki tiga atau

Tripod Level, karena bila digunakan alat ini harus dipasang di atas kaki tiga

atau statif (Syaifullah, 2014).

Fungsi dari bagian-bagian yang terdapat pada pesawat waterpass adalah

sebagai berikut (Panji, 2015) :

1. Nivo Kotak merupakan bagian waterpass yang dipakai untuk mengetahui

tingkat kedataran pesawat.

2. Visir juga membantu proses pembidikan suatu objek secara kasar sehingga

berlangsung lebih cepat.

3. Lensa Okuler mempunyai kegunaan untuk mengamati objek yang dibidik.

4. Lensa Objektif adalah bagian yang berfungsi menerima objek yang dibidik.

5. Pelindung Lensa Objektif bermanfaat untuk melindungi lensa objektif dari

pancaran sinar matahari langsung.

ILMU UKUR TANAH 2


12
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori P a g e | 13

6. Sekrup Pendatar ialah komponen waterpass yang bertugas untuk mengatur

tingkat kedataran suatu pesawat pada sumbu I vertikal.

7. Tombol fokus/mikrometer berperan untuk mengatur derajat kejelasan

objek yang dibidik.

8. Ring pengatur lensa Okuler berfungsi untuk mengatur tingkat ketajaman

benang diafragma atau benang silang.

9. Tombol Penggerak Halus Horisontal berperan untuk menggerakan

pesawat arah horisontal supaya kedudukan benang tepat pada objek yang

dibidik.

10. Teleskop berguna untuk memperjelas objek yang dibidik.

11. Pelat Dasar memiliki fungsi sebagai landasan dudukan pesawat.

12. Lingkaran horizontal berfungsi sebagai bacaan sudut horizontal

2.3.1 Peralatan Bantu

Peralatan bantu yang selalu digunakan selama pelaksanaan

pengukuran tanah adalah :

ILMU UKUR TANAH 2


13
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori P a g e | 14

1. Tripod (Statif), berfungsi


sebagai tempat dudukan alat
yang juga untuk menstabilkan
alat. Alat ini mempunyai tiga
kaki yang sama panjang dan
bisa diubah ukuran.

2. Bak ukur, merupakan Alat

yang digunakan dalam

pengukuran sifat datar


memakai pesawat waterpass

yang bertujuan untuk mencari

3. Jalon, berfungsi sebagai


pelurusan

4. Patok, adalah alat yang


digunakan untuk menandai
suatu titik pada berbagai jenis
pengukuran. Patok biasanya
ILMU UKUR TANAH 2
berukuran 15 sampai 20 cm 14
terbuat dari besi.
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori P a g e | 15

5. Meteran, berfungsi sebagai


mengukur tinggi pesawat

6. Rol meter, alat yang


digunakan untuk mengukur
jarak atau panjang.

7. Unting-unting, berfungsi
untuk menempatkan
sumbu I pada patok

8. GPS (Global Position


System) merupakan alat
yang digunakan untuk
menentukkan titik 0 pada
automatic level.

9. Payung,
ILMU UKUR TANAH 2 berfungsi untuk
15
melindungi pesawat dari
sinar matahari langsung
maupun terpaan hujan.
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori P a g e | 16

10. Lembar atau Buku ukur


adalah untuk memasukan
data di lapangan dan
menghitung jarak
pengukuran.

2.4. Prinsip dan Fungsi Pengukuran Beda Tinggi

Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menggunakan alat

Pesawat Penyipat Datar (waterpass). Alat didirikan pada suatu titik yang

diarahkan pada dua buah rambu yang berdiri vertikal. Maka beda tinggi

dapat dicari atau dihitung dengan menggunakan rumus pengurangan

antara bacaan benang tengah rambu muka  ( BTA ) dan bacaan benang

tengah rambu belakang ( BTB ). (Mulyono, 2014)

Rumus beda tinggi antara dua titik :

BT = BTB – BTA

Keterangan :

ILMU UKUR TANAH 2


16
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori P a g e | 17

BT = Beda Tinggi

BTA = Bacaan benang tengah Muka

BTB = bacaan benang tengah Belakang

2.4.1 Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain :

1. Merancang jalan raya, Jalan KA dan saluran-saluran.

2. Merencanakan proyek-proyek konsruksi menurut evaluasi terencana.

3. Menghitung volume pekerjaan tanah.

4. Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.

5. Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara

umum.

2.4.3 Pengukuran Beda Tinggi.

Pengukuran beda tinggi antara dua titik dapat  dicari / dihitung

dengan mencari selisih pembacaan benang tengah ( BT ) dari kedua titik

tersebut, (Mulyono, 2014) sehingga :

HT = BT – TA

Keterangan :

HT = Beda Tinggi

TA = Tinggi alat

BTB = Bacaan benang tengah belakang

BTA = Bacaan benang tengah muka

ILMU UKUR TANAH 2


17
LABORATORIUM / BENGKEL / STUDI
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI FAKFAK
JL. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom Distrik Fakfak Kabupaten Fakfak
Provinsi Papua Barat

BAB 2 : Kelompok 3
Kajian Teori P a g e | 18

Bila muka lebih tinggi dari pada belakang maka HT bertanda

positif dan sebaliknya.

ILMU UKUR TANAH 2


18

Anda mungkin juga menyukai