Anda di halaman 1dari 6

1.

Urutan aktivitas/transaksi pada siklus terkait

Menerima klien dan pembuat perencanaan awal

Membuat surat perikatan

Membentuk tim

Memahami bisnis dan usaha yang dijalani klien dan menilai risiko bisnis

Menentukan nilai materialitas

Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian

Membuat program audit

Pelaksanaan pengujian audit utang pajak pada PT XYZ yang dilakukan oleh KAP Joachim Adhi Piter
Poltak dan Rekan dimulai dengan

Permintaan data audit PT XYZ

Mencocokkan saldo general ledger dengan laporan keuangan pada tahun sebelumnya yang telah
diaudit

Membuat rekapitulasi SPT

Membuat lead schedule

Mengidentifikasi perubahan saldo apabila terjadi kenaikan atau penurunan yang signifikan

Melakukan rekonsiliasi fiskal

2. Tujuan pengauditan dan tujuan pengauditan laporan keuangan

Membahas mengenai proses audit yang dilakukan KAP Joachim Adhi Piter Poltak dan Rekan yang
bertujuan untuk menjelaskan utang pajak, prosedur dan hasil audit atas utang pajak pada PT XYZ.
Metode penulisan menggunakan metode deskriptif dengan jenis data primer dan sekunder serta
cara pengumpulan datanya menggunakan metode wawancara dan studi Pustaka pada buku, internet
dan artikel.

Hasil menunjukan bahwa utang pajak PT XYZ terdiri dari PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh Pasal 4(2),
PPh Pasal 25 dan PPh Pasal 29

Prosedur audit dilakukan dalam dua tahap yaitu perencanaan dan pelaksanaan audit

Hasil Audit menunjukkan bahwa adanya penyesuaian pada PPh 29 dan penerapan Audit pada KAP
JAOO sudah dilakukan sesuai dengan standar audit yang ditetapkan oleh IAPI

3. Potensi transaksi dan saldo akun yang terpengaruh oleh transaksi pada setiap siklus transaksi

PPh Pasal 21 berasal dari penghasilan yang diterima pegawai tetap, bukan pegawai yang menerima
imbalan dan anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap menjadi
pegawai tetap

PPh Pasal 23 di PT XYZ berasal dari penggunaan atas sewa sehubungan penggunaan harta dan jasa
berdasarkan PMK141/PMK.03/2015 yang dilakukan oleh PT XYZ
PPh Pasal 4(2) di PT XYZ berasal dari penghasilan atas persewaan tanah atau bangunan dan jasa
konstruksi

PPh Pasal 25 di PT XYZ berasal dari utang pajak yang dibayarkan di bulan Januari tahun berikutnya
untuk masa pajak Desember 2020

PPh Pasal 29 di PT XYZ berasal dari sisa PPh yang terutang dalam tahun pajak dikurangi dengan
kredit pajak (PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 25 yang diangsur selama tahun 2020)

4. Potensi salah saji dan kecurangan pada siklus tersebut

Akun utang pajak ini termasuk akun yang memiliki risiko salah saji yang tinggi dengan nominal Rp.
1.099.813.701 pada laporan keuangan PT XYZ tahun 2020, untuk itu, maka perlu dibuatnya prosedur
audit untuk menilai kewajaran dan kesesuaian nominal pajak yang disetorkan dan dilaporkan oleh PT
XYZ

5. SPI pada siklus tersebut: fungsi-fungsi organisasi yang terlibat dalam setiap siklus transaksi
(standar pemisahan fungsi), dokumen transaksi yang digunakan, dokumen pembukuan atau file
transaksi yang digunakan, dan laporan yang dihasilkan.

Dokumen : Trial Balance, General Ledger, Surat Pemberitahuan, Bukti Penerimaan Elektronik, Bukti
Penerimaan Negara pada PT XYZ th 2020

Bagian-bagian pada Lead Schedule yang dimiliki KAP Joachim Adhi Piter Poltak dan Rekan : Chart Of
Account (COA), Account, Audited 2019, Movement 2020, AJE/CJE, RJE, Audited 2020, Analytical
Review, Tick Mark,
6. Alternatif pengujian pengendalian (TOC) untuk menguji SPI pada siklus transaksinya

7. Risiko bawaan dan risiko pengendalian pada SPI

Risiko bisnis atau risiko kegagalan yang klien alami dalam mencapai tujuannya, risiko tersebut timbul
dari beberapa factor, dengan menilai risiko bisnis dapat membantu auditor dalam menghindar dari
kesalahan penyajian material. Risiko bisnis PT XYZ menurut auditor adalah middle risk karena
dampak akan banyaknya pesaing dengan bisnis yang sama.
Dalam hal mengenai utang pajak, PT XYZ termasuk kategori low risk karena temasuk baik dalam
penyetoran utang pajak ke DJP dan dilakukan dalam jangka waktu yang sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku, tetapi adanya kelalaian karyawan dalam menginput nominal pajak
sehingga dilakukan pengawasan terhadap kinerja karyawan secara rutin.

8. Prinsip-prinsip dalam menentukan materialitas sesuai dengan siklusnya

Tahap selanjutnya adalah menetapkan materialitas.   menetapkan materialitas merupakan 


pertimbangan utama yang harus dilakukan auditor secara profesional dalam menentukan ketepatan
laporan audit yang dikeluarkan.  perhitungan materialitas oleh KAP Joachim Adhi Piter Poltal dan
Rekan  merupakan kebijakan dari senior auditor atau manajer dengan persetujuan partner.  dalam
menentukan pertimbangan tingkat materialitas,  tim audit menentukan materialitas dalam tiga
tingkat yaitu :
a. Materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan (Overall Materiality)
Nilai materialitas awal yang digunakan untuk laporan keuangan secara keseluruhan yang
ditentukan auditorr sebelum proses Audit berjalan.  dengan tingkat materialitas dikalikan
tolak ukur yang dipakai,  dan auditor menggunakan Total aset sebagai tolak ukur dengan
persentase 5%
b. Materialitas pelaksanaan (Performance Materiality) 
Materialitas pelaksanaan memastikan salah saji lebih kecil daripada overall materiality yang
menggambarkan penilaian risiko untuk berbagai unsur pada laporan keuangan berdasarkan
kebijakan sebesar 50% - 80%
c. Clearly Trivial Misstatements
Salah saji yang menjadi patokan auditor dalam proses audit.  PT XYZ menggunakan Total aset
sebagai benchmark  dalam menentukan tingkat materialitas,  besarnya overall materiality
(OM)  sebesar 5% berasal dari total aset,  sedangkan performance materiality (PM)
ditetapkan 75% dari OM,  dan besarnya Clearly Trivial Misstatements ditetapkan 10% dari
OM.  kebijakan diatas ditetapkan dengan persetujuan partner KAP  Joachim Adhi Piter Poltal
dan Rekan

9. Asersi manajemen dan prosedur pengujian asersi manajemen

a. Keberadaan (Existence)

Asersi ini untuk memastikan bahwa utang pajak yang ada pada neraca benar-benar terjadi dan
terjadi selama periode, dan untuk mendeteksi kemungkinan dimasukannya transaksi yang
seharusnya tidak dicatat.

b. Kelengkapan (Completeness)

Asersi ini untuk memastikan bahwa utang pajak perusahaan telah dimasukkanseluruhnya ke laporan
keuangan.

c. Penilaian (Valuation)

Asersi ini untuk memastikan bahwa utang pajak telah dicatat dengan jumlah yang tepat dan sesuai.

d. Hak dan Kewajiban (Right and Obligations)

Asersi ini untuk memastikan bahwa utang pajak yang telah dicatat benar-benar hak dan kewajiban
perusahaan.

10. Prosedur pengujian subtantif pada siklus tersebut: AP, TDB, STOT
Hal 32

11. Closing statement pembuat poster

Audit Atas Utang Pajak PT XYZ Oleh KAP Joachim Adhi Piter Poltak & Rekan

Pada 2020 berubah nama menjadi KAP Joachim Adhi Piter Poltak & Rekan merupakan badan usaha

yang menawarkan jasa audit laporan keuangan

PT XYZ merupakan ruang lingkup kegiatan perusahaan yang meliputi usaha dalam bidang

distribusi/perdagangan aksesoris handphone. didirikan pada tahun 2015

KAP Joachim Adhi Piter Poltak & Rekan dan PT XYZ berkedudukan di Jakarta Pusat.

Berdasarkan hasil audit terkait pemeriiksaan terhadap akun audit utang pajak PT XYZ, auditor tidak
mendapati adanya teuan perbandingan antara utang pajak Pajak Penghasilan masa Desember 2020
dengan nominal di general ledger. Tetapi auditor menemukan jurnal penyesuaian pada perhitungan
rekonsiliasi fiscal dengan total akhir PPh Pasal 29, dimana beban pajak yang tercatat di inhouse
sebesar Rp. 1.715.674.794 dan beban pajak audited sebesar Rp. 2.009.706.702 serta selisih antara
utang pajak pasal 29 inhouse sebesar Rp. 132.457.419 dan utang pajak pasal 29 audited sebesar Rp.
515.964.853. sehingga perbedaan yang ditemukan tersebut dicatat dikolom AJE pada lead schedule
PT XYZ

Evaluasi penerapan audit pada KAP Joachim Adhi Piter Poltak dan Rekan sudah sesuai dengan
standar audit yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) seperti standar
umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan

DAFPUS
Agoes, S. (2012). Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik). Jakarta:
Salemba Empat

Jusup, A.H. (2014). Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Yogyakarta: STIE YKPN

Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Resmi, S. (2019). Perpajakan: Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat

Tuanakotta. (2013). Audit Berbasis ISA (International Standart on Auditing). Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai