Anda di halaman 1dari 2

Lailatul Faridah (17520102)

CONTOH PENGENDALIAN PENGENDALIAN DAN PENGENDALIAN SUBSTANTIF


Contoh Pengujian Pengendalian pada PT Tri Plastik
PT Tri Plastik telah dirintis oleh Tri Antoro dan menjadi klien audit KAP Bima, Rian, Sunardi dan
Basri(BRS&B) selama berapa tahun sisanya,memiliki saham 51% saham perusahaan sisanya dimiliki oleh
200n pemegang saham sebagai investor tanpa tanggung jawab operasional.PT Tri Plastik Indonesia membuat
beberapa produk pesanan dibuat untuk persediaan.Ketika bergabung dengan BRS&B perusahaan sukses dengan
produk yang beragam.Pada saat Roni Hartono manajer audit dari BRS&B,penjualan tahunan berkembang dari
Rp 20 miliar dan Laba Rp 1,9 miliar.secara historis,perusahaan tidak memiliki masalah dan BRS&B selalu
mengeluarkan opini audit wajar tanpa pengecualian setiap tahunnya dengan pendekatan subtantif.Auditor
bertugas mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal sebagai prosedur dengan pengkuran risiko
pengendalian nilai pada tingkat maksimum 100%.Prosedur audit terperinci ditekankan pada akun-akun neraca
diawal tahun, maka saldo laba dan laporan laba ruginya pasti benar.
Bagian 1Dalam mengevaluasi pendekatan audit PT Tri Plastik Indonesia bahwa manajer audit yakin dengan
pendekatan subtantif pada perusahaan kecil,dengan penjualan Rp 20 miliar dan 46 pegawai,telah memenuhi
ukuran yang tidak ekonomis, dan mungkin tidak bijak untuk mengkonsentrasikan semua pengujian pada
neraca.Selain itu, ketentuan baru pasal 404 Sarbanes Oxley Act dan Standar 2 PCAOB terkait mengharuskan
audit atas laporan keuangan dan pengendalian internal atas laporan keuangan.Sehingga program audit yang
dirancang dan ditekankan pada identifikasi pengendalian internal pada semua siklus transaksi penting dan
memasukkan dalam pengujian pengendalian.Selain untuk memenuhi ketentuan baru dari PCAOB, manfaat
ekonomi dari pendekatan "pengurangan resiko pengendalian" adalah waktu yang dihabiskan untukl menguji
pengendalian akan lebih banyak dibandingkan dengan kompensasi yang didapatkan dari pengurangan
pengujian terperinci pada akun-akun neraca.Dalam merencanakan pengujian persedian, manajer audit
menggunakan model resiko audit yang tercantum dalam standar audit untuk menentukan jumlah unsur
persediaan yang akan diuji oleh BRS&B diakhir tahun.Semua persediaan tersebut dicatat dalam system
manajemen persediaan perpetual dengan menggunakan basis data relesional.Dalam menggunakan model risko
audit untuk persediaan.Roni yakin bahwa resiko audit sebanyak 5% dapat diterima.Ia menilai risiko bawaannya
tinggi (199%) karena persediaannya,berdasarkan sifatnya,merupakan objek untuk banyak jenis salah saji.
Dalam perusahaan factor pendukung untuk menentukan keandalan suatu laporan keuangan,auditor meletakkan
kepercayaan atas efektivitas system pengendalian internal dalam mencegah salah saji material dalam proses
akuntansi.pengecekan dan review pada system pengendalian internal dapat melindungi dari kelemahan dan
kekeliruan yang akan terjadi.Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian internal yang berkaitan dengan
suatu asersi dalam kegiatan akuntansi mungkin atau tidaknya audit dilaksanakan, salah saji material dpat
terjadi resiko deteksi, perancangan pengujian pengendalian.
Contoh Pengendalian Substantif Terhadap Piutang Usaha IT Bank Indonesia
a. Prosedur Awal
Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan kendala catatan akuntansi piutang usaha yang
diselenggarakan oleh klien, dengan caa mengusut saldo piutang usaha yang dicantumkan di neraca ke
dalam akun piutang usaha yang diselenggarakan di dalam buku besar, membuktikan ketelitian
perhitungan saldo akun piutang usaha di dalam buku besar, dan membuktikan sumber pendebitan dan
pengkreditan akun piutang usaha di dalam buku besar ke dalam jurnal penjualan keluar dan jurnal retur
penjualan dan jurnal umum.
b. Prosedur Analitis
Dalam prosedur analitis, auditor menghitung berbagai ratio: tingkat perputaran piutang usaha, ratio
piutang usaha dengan aktiva lancar, rantai of return on net sales, ratio kerugian piutang saha dengan
pendapatan penjualan bersih, ratio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya
tidak tertagih.
c. Pengujian terhadap Rincian Transaksi
Dalam pengujian atas rincian transaksi, auditor melakukan prosedur audit berikut ini:
1. Memeriksa sampel transaksi piutang usaha yang tercatat ke dokumen yang mendukung timbulnya
piutang usaha
2. Melakukan pengujian pisah batas (cutoff) transaksi perjualan, retur penjualan, dan transaksi
penerimaan kas
d. Pengujian Rincian Saldo
Dalam pengujian rincian saldo, auditor melakukan konfirmasi piutang usaha secara langsung antara
pelanggan dan auditor.
e. Prosedur Penyajian dan Pengungkapan
Dalam prosedur penyajian dan pengungkapan, auditor membandingkan penyajian laporan dengan
prinsip akuntansi berterima umum (GAAP), informasi mengenai hal ini diperoleh auditor dengan cara:
1. Memeriksa klasifikasi piutang usaha di neraca ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak
lancar.
2. Memeriksa jawaban konfirmasi bank
3. Memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang non usaha
4. Memeriksa kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk piutang antar pihak yang memiliki
hubungan istimewa, piutang yang digadaikan atau dibebankan
5. Memeriksa surat respresentasi klien mengenai piutang.

Anda mungkin juga menyukai