By
Andrey Puruhita
Copy Right
15/12/2014
PENGANTAR PIPE STRESS ANALYSIS DENGAN CAESAR II
Table of Contents
1. PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3
3.2.11 Restraints..................................................................................................................... 19
Page 1
Page 2
1. PENDAHULUAN
1.1 General
Piping System adalah alat transportasi fluida dari satu titik ke titik lain yang
paling effisien dan umum digunakan.
Dalam setiap phase Detail Design (engineering), adalah sangat penting untuk
dipastikan bahwa suatu sistem perpipaan akan aman bila dioperasikan pada
suatu pabrik / plant. Karena satu kegagalan saja dalam komponen piping
system dapat menyebabkan shut down pada plant/pabrik, atau lebih buruknya
lagi dapat menimbulkan masalah safety yang serius bagi lingkungan/publik.
Setiap bagian/koneksi dari sistem perpipaan baik pipa itu sendiri, pipa yang
terkoneksi dengan static equipment, dan pipa yang terkoneksi dengan
rotating equipment harus diyakini (dicheck) aman sesuai dengan code
standard / specification yang ada.
Untuk menjaga tegangan di dalam pipa dan fitings tetap dalam range yang
diijinkan Code & Standard.
Routing Pipa mempunyai rigiditas dan support yang cukup untuk menahan
beban pipa, fluida, insulation, beserta material-material lain yang terpasang
pada pipaUntuk mengatasi problem getaran pada sistem perpipaan
Page 3
Natural Frequency system di atas batas aman tertentu (>5Hz as per Project
Spec) untuk pipa dengan Two Phase Flow.
CAESAR II WORKFLOW
Input Checking
Error Checking
Page 4
Page 5
Untuk memulai program Caesar II, kita pilih “File – New (CNTRL+N)”
Input nama File dan pilih directory untuk menyimpan file tersebut.
Dalam hal ini kita akan melakukan pemodelan piping sehingga kita pilih “piping input”
Page 6
Page 7
Tools menu merupakan salah satu fungsi yang penting dalam Caesar dimana
didalamnya terdapat berbagai macam fungsi,penting antara lain :
Page 8
Cara untuk membuat unit file tersebut adalah seperti di bawah ini :
MKSM
Kita klik review existing unit file (unit fie yang aktif saat ini), kemudian kita
create unit file dengan nama yang dikehendaki dan selanjtnya klik view/edit
file.
Page 9
Setelah kita sesuaikan dengan unit file yang diinginkan, klik OK/save dan
kemudian pada menu “Tools” kita pilih convert input to new unit seperti
terlihat di bawah ini :
MKSM
Browse file yang ingin kita ubah unit filenya, kemudian kita cari nama unit
yang telah kita buat dan selanjtnya kita pilih “OK”.
Page 10
Page 11
Define the
element node
number Define Code to
be used
Define the
element length Define the
element Material
Page 12
Page 13
Page 14
3.2.6 Bend
Double click
“Bend” check box
Define radius of
elbow
Page 15
3.2.7 Rigid
Double click pada “Rigid” check box > tentukan/isi rigid weight.
Page 16
3.2.8 Reducer
Double click “Reducer” check box > Tentukan nominal diameter dan
thickness pipa ke-2.
Caranya dengan double click “SIFs & Tees” check box > tentukan
intersection node dan type koneksi.
Page 17
Define intersection
node
Define branch
Double click “SIFs &
connection Type
Tees” check box
Page 18
Double click “Restraint” check box > Tentukan Node dan pilih Type
Restraint yang akan digunakan.
Page 19
Page 20
3.2.12 Hangers
Define node
number
Page 21
Page 22
Page 23
Flange check input selection at main input window (top) and load case editor options
(bottom)
Page 24
4. CONTOH PEMODELAN
Elbow
Page 25
Bend
- Natural Bend
Page 26
Page 27
Kita pilih type valve / flange pada box di atas sesuai yang
dikehendaki kemudian “OK” maka pada node 50 – 60 akan
diberikan valve/flange seperti berikut ini :
Page 28
Pilih pressure, type, jumlah bellow, type koneksi ke pipa, dan jenis
lines sesuai dengan line list dan spec, kemudian pada spreadsheet
akan ditampilkan model expansion joint yang telah kita buat seperti
di bawah ini :
Page 29
Cara kedua (sesuai para 3.2.10) dapat dilakukan yaitu dengan klik
2x expansion joint pada check box seperti terlihat di bawah ini :
Pemodelan cara ke-2 ini kita lakukan jika kita telah mengetahui
terlebih dahulu nilai axial, translation, bending, dan torsi stiffnessnya
sehingga kita masukkan nilai tersebut di dalam kotak yang tersedia.
Page 30
Page 31
Ada 2 jenis analisis yang bisa dilakukan dengan menggunakan Caesar II,
yaitu Static Analysis dan Dynamic Analysis. Static Analysis adalah
perhitungan/analisis yang dilakukan oleh Caesar II akibat pengaruh dari
beban statis / static load. Sedangkan Dynamic Analysis bebannya
merupakan fungsi waktu.
Sifat beban statis adalah tetap dan tidak berpengaruh terhadap fungsi
waktu.
Ada berbagai macam jenis load case yang dapat digunakan dalam
CAESAR II. Load case ini akan mendefinisikan scenario pembebanan
yang terjadi pada pipa, baik beban akibat berat pipa itu sendiri ataupun
beban akibat faktor yang lain.
Page 32
• W Weight
• WNC Weight No Contents
• WW Water-filled Weight
• P Pressure
• HP Hydrotest Pressure
• T Temperature
• D Displacement
• H Hanger Pre-loads
• F Concentrated Loads
• U Earthquake
• WIN Wind
• WAV Wave and Current
Stress Type
OPE – Operating
SUS – Sustained
EXP – Expansion
OCC – Occasional
HYD – Hydrotest
HGR – Hanger Design
FAT - Fatigue
Page 33
5.3.2 ASME B31.3 – Piping for Chemical Plant & Petroleum Refinery
Page 35
Page 36
Page 37
Setelah RUN desain yang telah dibuat, akan ditampilkan static output
processor seperti di atas.
Selanjutnya dapat memilih load case dan report yang diinginkan. Dan
hasil perhitungan akan ditampilkan seperti di bawah ini :
Page 38
5.5 3D - Plot
Page 39
Masukkan soil model sesuai dengan data soil yang kita peroleh
sebagai berikut :
Page 40
Pada bagian yang berada di dalam tanah (burried) kita berikan soil
model dengan model no “2” dan kita klik “from end mesh dan to end
mesh” yang artinya burried berada di awal dan di akhir node tersebut.
Setelah kita isikan section yang ingin di “burried” pada box tersebut di
atas, maka selanjutnya kita klik “convert” dan akan ditampilkan box
seperti di bawah ini :
Page 41
Page 42
Pada sebuah pipeline yang sangat panjang (> 20 km), sebagian besar
pipa akan berada di dalam tanah (burried). Dalam jarak yang sangat
panjang tersebut, setiap +/- 12 km harus terdapat block valve yang
berfungsi untuk menutup aliran fluida jika terjadi hal2 yang berbahaya
sehingga kerusakan dapat di minimalisasi. Block valve biasanya
dipasang di atas tanah (above ground)
Page 43
7. DYNAMIC ANALYSIS
Page 44
Page 45
Page 46