Anda di halaman 1dari 7

Gunung Semeru meletus: sejarah erupsinya dan

jaminan kesuburan tanah untuk masa depan


Dian Fiantis, Universitas Andalas, Budiman Minasny, University of Sydney
Desember 6, 2021 14.53 WIB

Setelah satu tahun tiga hari beristirahat, pada 4 Desember 2021 Gunung Semeru di
Lumajang Jawa Timur meletus lagi. Letusan ini menghamburkan abu vulkanis, lava
pijar yang cair dan awan panas guguran. Hujan lebat turun mengiringi erupsi Semeru,
memicu datangnya lahar yang membawa material vulkanis dari lereng atas-tengah ke
lereng bawah.

TESIS

Aliran kencang lahar telah menghancurkan jembatan Glagah Perak, memutuskan


jalur vital transportasi kedua kecamatan yang terdampak erupsi. Ketika malam tiba,
masyarakat harus mengungsi, menyelamatkan diri ke tempat aman agar terhindar
dari bencana susulan yang belum dapat diprediksi.
Erupsi gunung api memang merupakan petaka untuk manusia, menghancurkan
lingkungan dan merusak infrastruktur di sekitarnya. Namun, setelah letusan nanti,
tanah-tanah di sekitar gunung akan subur.
Petaka akibat letusan Semeru
Erupsi gunung di Indonesia berasal dari 69 gunung api aktif yang tersebar di
Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur, kepulauan Maluku, dan
Maluku Utara serta Sulawesi Utara.
Sejak awal abad ke-19 tercatat lebih dari 70 kali Semeru meletus, biasanya
berlangsung beberapa hari sampai bulanan. Letusannya diawali dengan tipe
strombolian yang relatif ringan dengan indeks erupsi vulkanis antara 1 dan 2. Letusan
strombolian melontarkan batu pijar berukuran halus seperti abu dan lapilli (partikel
abu berbentuk bola bulat), berukuran sedang sampai besar berupa bom lava hingga
ketinggian ratusan meter.
Awan panas yang menyertai letusan gunung Semeru bisa mencapai 11 kilometer
yang membentuk lidah lava dan pernah menewaskan 3 orang penduduk desa pada
1994. Aliran awan panas dan lava ini biasanya mengarah ke selatan dan tenggara.
Pada letusan kali ini tercatat ada 15 orang yang meninggal sampai Senin 6 Desember.
Tim SAR mengevakuasi jenazah korban yang tertimbun material guguran awan
panas Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin 6
Desember 2021. Hingga Senin, 15 korban meninggal telah ditemukan dan 27 masih
dicari. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/wsj

Aliran deras lahar Semeru yang menghancurkan apa saja yang dilewatinya ternyata


telah disimulasikan dan dilaporkan oleh para peneliti asing dari Selandia Baru dan
Prancis pada 2013.
Para peneliti itu menganalisis rekaman video saat lahar menerjang dari lereng atas
hingga masuk ke sungai. Seringnya bencana lahar terjadi dipicu oleh curah hujan
yang tinggi di sekitar Semeru (2.200-3.700 milimeter per tahun) serta banyaknya
tumpukan material vulkanis lepas yang ada di lereng atas dan tengah yang terjal.
Mereka menyimpulkan bahwa keberadaan dam Sabo yang dibangun di hilir sungai
sangat signifikan mengurangi laju dari aliran lahar.
Emisi gas sulfur dioksida (SO2) saat Semeru erupsi harus diwaspadai karena akan
berakibat fatal jika terhirup manusia atau ternak. Saat terjadi erupsi pada 2013, di
estimasi ada 20 sampai 1.460 kilogram SO2 yang terlempar ke udara. Bahaya akibat
gas sulfur dioksida sangat mudah dikenali dari baunya yang menyengat dan
menyebabkan sesak nafas, sakit dada, iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan.
Sejarah riset gunung api
Aktivitas gunung berapi di Indonesia telah lama dipelajari sejak zaman kolonial
Belanda. Maur Neumann van Padang (1894-1986), ahli vulkanologi Belanda yang
lahir di Padang Panjang, telah banyak mencatat aktivitas gunung api di Indonesia.
Menurut catatan Neumann, letusan Semeru sudah sering terjadi sejak awal abad ke-
19. Setelah dorman selama 11 tahun, Semeru aktif kembali tahun 1829 selama 20
tahun, kemudian tidur kembali selama 8 tahun. Siklus aktif selama 7-28 tahun dan
dorman 6 sampai 28 tahun berulang sampai sekarang.
Pada malam 29 Agustus 1909, letusan Semeru memakan korban 208 jiwa, dan abu
dan lahar memusnahkan 600-800 hektare lahan pertanian dan sebagian dari 38 desa
di sekeliling gunung Semeru. Pemerintah Hindia Belanda mulai membentuk Komisi
Loemadjang untuk mengumpulkan dana dalam membantu korban gunung api.
Sebelumnya pemerintah Hindia Belanda menganggap korban bencana alam ini tidak
dapat dihindarkan. Namun pada 1919, setelah letusan dahsyat Gunung Kelud
memakan korban 5.110 jiwa, pemerintah Hindia Belanda kemudian
membentuk Vulkaanbewakingsdienst atau Dinas Penjagaan Gunung Api pada 14
September 1920, untuk memonitor keadaan gunung api sehingga melindungi
penduduk dari risiko bencana.
Badan tersebut mempelajari gunung berapi secara saintifik, menentukan jenis
gunung berapi untuk memprediksi kemungkinan letusan, dan merancang sistem
peringatan dan evakuasi. Dinas inilah cikal bakal Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi atau yang juga dikenal sebagai Vulcanological Survey of Indonesia.
Akibat erupsi gunung untuk tanah dan tanaman
Sebuah riset mengkalkulasi ada sekitar 47 juta ton per tahun material
vulkanis menutupi permukaan tanah yang berasal dari gunung meletus di Indonesia
sejak 1970. Tapi jumlah ini meningkat menjadi 500-600 juta ton pada 2013-2019 saat
Merapi, Kelud dan Sinabung silih berganti meletus.
Ada hikmah yang menunggu setelah bencana geologi ini usai: material padatan
vulkanis ini akan menjamin kesuburan tanah pada masa depan.
Kami telah menganalisis pasir vulkanis dari Semeru dengan menggunakan alat X-Ray
Fluorescence (XRF).
Alat ini mendeteksi unsur-unsur kimia berupa total elemen tal oksida penyusun pasir
vulkanis itu. Jumlah tertinggi adalah kalsium oksida (CaO) mencapai 18% (180.000
mg/kg), magnesium oksida (MgO) 3,6% (36.000 mg/kg), potasium oksida (K2O) 2,16%
(21.600 mg/kg) dan 2,52% (25.200 mg/kg) fosfor pentaoksida (P2O5). Keempat
elemental oksida ini merupakan unsur hara penting yang sangat dibutuhkan tanaman
dan kehadirannya di tanah akan meningkatkan kesuburan tanah.
Kadar kalsium di tanah tropis seperti di Indonesia tidak terlalu tinggi kecuali pada
tanah yang berbahan induk batu kapur. Kekurangan kalsium pada tanah dapat diatasi
dengan penambahan kapur pertanian agar konsentrasinya di dalam tanah minimal 5
cmol/kg tanah (100 mg/kg). Dengan penambahan 1 kg pasir vulkanis ke dalam tanah
maka akan terjadi peningkatan kadar kalsium sampai 1800 kali lipat.
Idealnya di dalam tanah harus tersedia unsur fosfor (P) sebanyak 20-100 mg/kg agar
tanaman tumbuh dan berproduksi dengan baik. Pasir vulkanis dapat menyumbang
fosfor per kilogramnya sebanyak 25 g, berarti terjadi peningkatan konsentrasi fosfor
antara 200 sampai 1000 kali.
Tanah pertanian Indonesia umumnya kekurangan unsur fosfor dan petani harus
memupuk tanahnya dengan pupuk fosfor (TSP, SP-36) dalam jumlah yang banyak.
Maka, material vulkanis mengandung nutrisi penting untuk meningkatkan kesuburan
tanah.
Walau awalnya abu ini banyak menimbulkan masalah, tapi pemanfaatan yang tepat
akan membuat abu ini sebagai sumber tanah yang terbarukan. Sehingga abu
tersebut harus kita manfaatkan dan jangan terhanyutkan di sungai.

RANGKAIAN ARGUMEN

Jadi jika saat ini letusan gunung itu membawa bencana, beberapa tahun lagi material
letusan itu akan membawa berkah di sektor pertanian di sekitar gunung.

PENEGASAN ULANG
FAKTA :
1. pada 4 Desember 2021 Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur meletus
lagi.
2. Erupsi gunung di Indonesia berasal dari 69 gunung api aktif yang
tersebar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur,
kepulauan Maluku, dan Maluku Utara serta Sulawesi Utara.
3. Sejak awal abad ke-19 tercatat lebih dari 70 kali Semeru meletus,
biasanya berlangsung beberapa hari sampai bulanan.
4. Awan panas yang menyertai letusan gunung Semeru bisa mencapai 11
kilometer yang membentuk lidah lava dan pernah menewaskan 3 orang
penduduk desa pada 1994.
5. Pada letusan kali ini tercatat ada 15 orang yang meninggal sampai Senin
6 Desember.
6. Aliran deras lahar Semeru yang menghancurkan apa saja yang
dilewatinya ternyata telah disimulasikan dan dilaporkan oleh para
peneliti asing dari Selandia Baru dan Prancis pada 2013.
7. Seringnya bencana lahar terjadi dipicu oleh curah hujan yang tinggi di
sekitar Semeru (2.200-3.700 milimeter per tahun) serta banyaknya
tumpukan material vulkanis lepas yang ada di lereng atas dan tengah
yang terjal.
8. Emisi gas sulfur dioksida (SO2) saat Semeru erupsi harus diwaspadai
karena akan berakibat fatal jika terhirup manusia atau ternak.
9. Saat terjadi erupsi pada 2013, diestimasi ada 20 sampai 1.460 kilogram
SO2 yang terlempar ke udara.
10.Maur Neumann van Padang (1894-1986), ahli vulkanologi Belanda yang
lahir di Padang Panjang, telah banyak mencatat aktivitas gunung api di
Indonesia.
11.Menurut catatan Neumann, letusan Semeru sudah sering terjadi sejak
awal abad ke-19.
12.Setelah dorman selama 11 tahun, Semeru aktif kembali tahun 1829
selama 20 tahun, kemudian tidur kembali selama 8 tahun. Siklus aktif
selama 7-28 tahun dan dorman 6 sampai 28 tahun berulang sampai
sekarang.
13.Pada malam 29 Agustus 1909, letusan Semeru memakan korban 208
jiwa, dan abu dan lahar memusnahkan 600-800 hektare lahan pertanian
dan sebagian dari 38 desa di sekeliling gunung Semeru.
14.Namun pada 1919, setelah letusan dahsyat Gunung Kelud memakan
korban 5.110 jiwa, pemerintah Hindia Belanda kemudian
membentuk Vulkaanbewakingsdienst atau Dinas Penjagaan Gunung Api
pada 14 September 1920, untuk memonitor keadaan gunung api
sehingga melindungi penduduk dari risiko bencana.
15.Sebuah riset mengkalkulasi ada sekitar 47 juta ton per tahun material
vulkanis menutupi permukaan tanah yang berasal dari gunung meletus
di Indonesia sejak 1970.
16.Tapi jumlah ini meningkat menjadi 500-600 juta ton pada 2013-2019
saat Merapi, Kelud dan Sinabung silih berganti meletus.
17.Jumlah tertinggi adalah kalsium oksida (CaO) mencapai 18% (180.000
mg/kg), magnesium oksida (MgO) 3,6% (36.000 mg/kg), potasium oksida
(K2O) 2,16% (21.600 mg/kg) dan 2,52% (25.200 mg/kg) fosfor
pentaoksida (P2O5).
18.Kekurangan kalsium pada tanah dapat diatasi dengan penambahan
kapur pertanian agar konsentrasinya di dalam tanah minimal 5 cmol/kg
tanah (100 mg/kg).
19.Dengan penambahan 1 kg pasir vulkanis ke dalam tanah maka akan
terjadi peningkatan kadar kalsium sampai 1800 kali lipat.
20.Idealnya di dalam tanah harus tersedia unsur fosfor (P) sebanyak 20-100
mg/kg agar tanaman tumbuh dan berproduksi dengan baik.
21.Pasir vulkanis dapat menyumbang fosfor per kilogramnya sebanyak 25 g,
berarti terjadi peningkatan konsentrasi fosfor antara 200 sampai 1000
kali.
22.Letusannya diawali dengan tipe strombolian yang relatif ringan dengan
indeks erupsi vulkanis antara 1 dan 2.

OPINI ;
1. Letusan ini menghamburkan abu vulkanis, lava pijar yang cair dan awan
panas guguran.
2. Hujan lebat turun mengiringi erupsi Semeru, memicu datangnya lahar
yang membawa material vulkanis dari lereng atas-tengah ke lereng
bawah.
3. Aliran kencang lahar telah menghancurkan jembatan Glagah Perak,
memutuskan jalur vital transportasi kedua kecamatan yang terdampak
erupsi.
4. Ketika malam tiba, masyarakat harus mengungsi, menyelamatkan diri ke
tempat aman agar terhindar dari bencana susulan yang belum dapat
diprediksi.
5. Erupsi gunung api memang merupakan petaka untuk manusia,
menghancurkan lingkungan dan merusak infrastruktur di sekitarnya.
6. Namun, setelah letusan nanti, tanah-tanah di sekitar gunung akan subur.
7. Letusan strombolian melontarkan batu pijar berukuran halus seperti abu
dan lapilli (partikel abu berbentuk bola bulat), berukuran sedang sampai
besar berupa bom lava hingga ketinggian ratusan meter.
8. Mereka menyimpulkan bahwa keberadaan dam Sabo yang dibangun di
hilir sungai sangat signifikan mengurangi laju dari aliran lahar.
9. Bahaya akibat gas sulfur dioksida sangat mudah dikenali dari baunya
yang menyengat dan menyebabkan sesak nafas, sakit dada, iritasi pada
mata, hidung dan tenggorokan.
10.Ada hikmah yang menunggu setelah bencana geologi ini usai: material
padatan vulkanis ini akan menjamin kesuburan tanah pada masa depan.
11.Kami telah menganalisis pasir vulkanis dari Semeru dengan
menggunakan alat X-Ray Fluorescence (XRF).
12.Kadar kalsium di tanah tropis seperti di Indonesia tidak terlalu tinggi
kecuali pada tanah yang berbahan induk batu kapur.
13.Tanah pertanian Indonesia umumnya kekurangan unsur fosfor dan
petani harus memupuk tanahnya dengan pupuk fosfor dalam jumlah
yang banyak.
14.Walau awalnya abu ini banyak menimbulkan masalah, tapi pemanfaatan
yang tepat akan membuat abu ini sebagai sumber tanah yang
terbarukan.
15.Sehingga abu tersebut harus kita manfaatkan dan jangan terhanyutkan
di sungai.
16.Jadi jika saat ini letusan gunung itu membawa bencana, beberapa tahun
lagi material letusan itu akan membawa berkah di sektor pertanian di
sekitar gunung.

UNSUR KEBAHASAAN:
 TESIS
-
 ARGUMENTASI
1.Adverbia dan Konjungsi
Contoh kalimat:
- Sejak awal abad ke-19 tercatat lebih dari 70 kali Semeru meletus, biasanya
berlangsung beberapa hari sampai bulanan.
- Aktivitas gunung berapi di Indonesia telah lama dipelajari sejak zaman
kolonial Belanda. 

- Menurut catatan Neumann, letusan Semeru sudah sering terjadi sejak awal
abad ke-19.

- Sebuah riset mengkalkulasi ada sekitar 47 juta ton per tahun material


vulkanis menutupi permukaan tanah yang berasal dari gunung meletus di
Indonesia sejak 1970.

 PENEGASAN ULANG
-

Anda mungkin juga menyukai