Anda di halaman 1dari 7

"Surat Permohonan Maaf"

Tahun 1870 pada sore hari di suatu taman di kota Paris Prancis terlihat seorang pemuda yang
sedang menunggu seseorang sembari duduk melamun, dia adalah Ethan. Setelah cukup lama ia
menunggu akhirnya ia mendengar sebuah suara lembut di telinganya, suara yang dirindukannya.
"Ethaaaaaaannn" Ucap seorang perempuan yang berlari ke arah Ethan sembari merentangkan
tangannya. Ethan pun merentangkan tangannya untuk menerima pelukan sang gadis, "Hana aku
sangat merindukanmu" Ucap Ethan lembut kepada gadis itu. Ya dia adalah Hana pacar Ethan,
mereka sudah pacaran selama 2 tahun lamanya.

"Aku juga sangat merindukanmu Ethan" Balas Hana. Cukup lama mereka berpelukan hingga
akhirnya mereka melepas pelukan itu lalu duduk. "Kemana saja kau 3 hari ini kenapa tidak
datang ke panti?kenapa tidak memberi kabar?" Ucap Hana lalu cemberut. Ethan yang merasa
gemas akan hal itu pun mencubit pipinya lalu berkata "Maaf Sayang, bukannya aku tidak mau
datang tapi aku sibuk untuk mempersiapkan ujian masuk ke Universitas". "Hmph alasan"ucap
Hana pelan tapi masih bisa didengar Ethan, Ethan yang saat itu hendak berbicara terhenti
dikarenakan teman temannya sudah datang.

"Haaaanaaaaa" "Iriiiis"Ucap Iris dan Violet bersamaan sembari berpelukan.

" Ada yang lagi berantem nih kayaknya" Ucap Alan sambil tertawa ringan

"Berisik kau jomblo" Ucap Ethan membalas ejekannya

Setelah mereka semua selesai melepas rindu. Iris pun berbicara "Oh iya Ethan jadi kau mau
masuk universitas mana?"

"Tentu saja aku akan masuk ke Universitas Oxford"

"Oxford ya. Mungkin kalo kau orangnya kau pasti bisa lulus ujian masuknya Ethan, aku juga
berencana masuk Oxford tapi gak yakin keterima apa enggak, yah setidaknya aku coba dulu aja
ke sana" Ucap Alan

"kalau kamu gimana sayang?"ucap Ethan

"Hmm kayaknya aku bakal ke Universitas Paris,soalnya aku gak mau jauh jauh supaya masih bisa
bantuin panti,tapi aku juga gak mau jauh jauh dari kamu" Ucap Hana lalu memeluk tangan Ethan

"Sepertinya aku juga akan ke sana" Ucap Iris. Setelah itu mereka membicarakan banyak hal
hingga tak terasa malam pun tiba mereka pun segera pulang ke rumah masing masing.

Saat Ethan dan Hana dalam perjalanan, suara Hana memecah keheningan "Ethan kenapa kau
tidak ke Universitas Paris saja" ucapnya dengan nada yang seolah memohon kepadanya untuk
tak tinggal jauh darinya.Ethan pun berhenti dan menatap Hana sembari memegang pipi Hana
dengan lembut dan berkata "Hana kau tau sendiri kan,impian ku dari dulu itu memasuki
universitas Oxford" Ucap Ethan lembut menyakinkan Hana. "ya tapi memangnya kenapa kalo di
Universitas Paris toh sama-sama Universitas kok" Ucap Hana Bersikeras."Maaf sayang aku juga
tidak ingin jauh darimu tapi,aku ingin mengejar impianku kumohon sayang izinkan aku pergi ke
Oxford" "Memangnya jika aku tidak izinkan, kau tidak akan pergi?" "Sayang aku tetap akan pergi
walaupun kau tidak mengizinkan,tapi setidaknya aku ingin kau mengizinkanku agar aku tenang
sayang" Ucap Ethan dengan nada yang sangat lembut. "Baiklah aku mengizinkanmu TAPI kau
harus janji untuk selalu memberi kabar minimal seminggu sekali".Ucap Hana sembari
mengulurkan jari kelingkingnya ke Ethan. "Baiklah aku janji" Ucap Ethan lalu mengaitkan jari
kelingking nya dengan Hana

Pada hari keberangkatan Ethan dan Alan ke Oxford University di negara Britania Raya.Di
suatu pelabuhan

"Aku pamit ya sayang,Jaga dirimu baik-baik" Ucap lembut Ethan yang sedang memeluk Hana
dengan erat,"kamu juga jaga dirimu baik-baik di sana dan jangan lupa menghubungiku"ucap
Hana dengan nada yang sangat sedih,bahkan terdengar suara tangisnya. "Iya sayang"Ucap Ethan
lalu kembali memeluknya.

Disisi lain "Ris ayo ikut aku sebentar aku mau ngomong sama kamu" Ucap Alan yang langsung
menarik tangan Iris."Mau ngomong apa sih Lan sampai dibawa kesini kalo mau ngomong mah
ngomong aja kali Lan" Ucap Iris sedikit kesal. "Iris sebenernya aku..."Ucap Alan tiba-tiba
berhenti. "Kamu?..Alan kalo ngomong jangan setengah-setengah dong, kamu apa" Ucap Iris
semakin kesal "Aku...Aku..." Ucap Alan terbata-bata "Kamu suka samaku?" Ucap Iris bercanda.
"IYA" Ucap Alan yang sontak membuat Iris tidak bisa berkata-kata karena terkejut. Setelah
mengucapkan itu Alan langsung berlari menaiki kapal.

Ethan yang melihat Alan sudah menaiki kapal pun segera menyusulnya "Kalo begitu aku
pamit ya sayang" Ucap Ethan sembari mencium kening Hana. Singkat cerita Mereka berdua pun
sampai di kota Oxford.Alan langsung pergi ke penginapan yang sudah di pesannya,sedangkan
Ethan pergi ke kantor pos untuk mengirim surat ke Hana.

Akhirnya hari ujian pun tiba, Ethan mengerjakan ujian masuk tanpa mengalami kesulitan yang
berarti, sedangkan Alan terlihat sangat kesusahan mengerjakannya. Ujian pun berakhir dan
mereka tinggal menunggu pengumuman nya 2 hari lagi.

2 hari kemudian mereka berdua kembali ke Oxford untuk melihat apakah mereka diterima
atau tidak. "Ada, namaku ada hore" Ucap para siswa yang melihat namanya tertera di
pengumuman termasuk Alan dan Ethan mereka berdua sangat bahagia. Alan mengajak Ethan
pergi bersama ke Bar untuk merayakannya tapi Ethan berkata "Kau duluan saja aku ingin
mengirim surat ke Hana terlebih dahulu". Alan pun pergi sendiri ke Bar. Saat Ethan selesai
mengirim surat ia langsung pergi ke Bar,alangkah terkejutnya ia karena saat masuk ia melihat
Alan yang sudah mabuk berat ia pun segera membawanya pulang.

Pagi hari, "Pagi Ethan, maaf sudah merepotkan mu semalam" Ucap Alan. "Tidak masalah kau
mau sarapan atau hanya kopi" Ucap Ethan yang sedang membuat sarapan. "Kurasa aku ingin
kopi saja" "Ok". "Nih kopi mu,oh iya tadi malam aku mendengar mu berkata 'Aku suka sama
kamu Iris' itu benar?wow aku tidak menyangka seorang Alan menyukai Iris" Ucap Ethan yang
membuat Alan tersedak kopinya. "Mana ada aku tidak suka padanya kau hanya salah
mendengar kali" Ucap Alan mengelak."oohh iya aku percaya kok Alan, oh iya kalau kau
kesusahan mengungkapkan perasaanmu kau bisa minta dibuatkan surat oleh Juliet Club, dari
yang kudengar mereka adalah ahlinya membuat surat,apalagi surat cinta" Ejek Ethan "Aarrgh
percuma aku ngomong sama kamu, lebih baik aku pergi mencari udara segar" Ucap Alan. "Kalo
kau mau bertemu mereka,mereka ada di dekat kantor pos" Ucap Ethan sedikit berteriak

Alan pun sampai di toko yang bertuliskan Juliet Club, "kurasa ini tempatnya". Alan lalu
memasukinya lalu menuju ke resepsionis lalu berkata"Permisi aku ingin dibuatkan sebuah surat"
"Silakan ruangan nya disebelah sana" Ucap resepsionis tersebut sembari menunjuk ke satu
ruangan. Alan pun langsung memasukinya, "selamat datang pelanggan silakan duduk" Ucap
seorang perempuan bernama Violet, "Jadi anda ingin membuat surat untuk siapa?" Lanjutnya.
"Aku ingin dibuatkan surat untuk temanku" Ucap Alan malu-malu. "surat cinta?" Ucap Violet
yang membuat Alan menjadi semakin malu. "Jadi kenapa kau menyukai dia?dan bagaimana
rupa dia". Alan pun menceritakan semuanya pada Violet. Beberapa saat kemudian suratnya pun
jadi dan setelah membacanya Alan puas dengan isi surat itu, dan ia yakin bahwa Iris akan
menerimanya. Setelah itu Alan pun kembali ke penginapan.

Sesampainya di penginapan Alan langsung disambut oleh ejekan Ethan "bagaimana suratnya
Lan bagus atau tidak?" Alan langsung jengkel karena pertanyaan nya "Surat apanya aku tidak
membuat surat apapun" Ucap Alan yang langsung pergi ke kamar

1 Tahun Kemudian

Tanpa terasa sudah 1 tahun berlalu Ethan dan Hana masih berhubungan lewat surat. Alan
dan Iris pun sudah berpacaran tapi mereka belum bertemu satu sama lain,begitu pun Ethan dan
Hana. karena saat liburan dimulai,cuaca menjadi ekstrem hujan badai selalu terjadi di malam
hari dan ombak lautan sangat ganas oleh karena itu semua akses untuk bepergian jalur laut
ditutup.

1871 Di salah satu Rumah Sakit di Kota Oxford "Pak,pertama-tama saya turut prihatin dengan
kondisi bapak, dari hasil tes yang sudah dilakukan kami menyimpulkan bahwa, anda terkena
penyakit Tuberkulosis atau TBC" Ucap sang dokter kepada pasien didepannya. Sang pasien
hanya terdiam dan kadang batuk darah, karena dia sudah menduga kalo dia mengidap TBC. "Jadi
berapa lama lagi waktu yang saya punya dok?" "Menurut kasus yang terjadi sebelum-
sebelumnya anda hanya punya waktu 6 bulan". Sang pasien yang mendengarnya hanya pasrah,
dia pun keluar dari ruangan itu. "Ethan bagaimana? apa yang dikatakan dokter?" Ucap Alan
khawatir. "Tidak apa Alan aku baik baik saja dokter bilang aku hanya kelelahan" Ucap Ethan
dengan senyum palsu. "Syukurlah kalau begitu mari kita pulang"Ucap Alan lega.

Hari-hari berlalu,Ethan sudah berhenti mengirim surat kepada Hana karena ia ingin Hana
melupakan dirinya, dia ingin Hana tidak terlalu sedih jika dirinya sudah tiada. Disisi lain tepatnya
di Prancis. "Sudah 2 minggu sejak Ethan mengirim surat nya yang terakhir kali apa dia baik-baik
saja ya" Ucap Hana sembari menatap langit. "Hana ada apa kenapa kau terlihat sedih?"Ucap Iris.
"Ethan, sudah 2 minggu dia tidak memberi kabar apa di baik baik saja, Aku takut dia sakit, Iris
tolong kirim surat ke Alan tanya dia apakah Ethan baik baik saja, dan juga kenapa Ethan tidak
pernah menghubungiku" Ucap Hana dengan nada yang seolah ingin menangis. "Iya iya aku akan
kirim surat Alan tenang aja ok Aku yakin dia baik saja kok" Ucap Iris sembari memeluknya.

2 hari kemudian di Oxford, Saat Ethan sedang tidur di kamarnya, tiba-tiba pintu kamarnya
ditendang dengan sangat keras hingga membuat Ethan terbangun. "ETHAN sebaiknya kau jujur
padaku kau mengidap penyakit apa!!"Teriak Alan dengan penuh emosi. "Kau kenapa sih Alan
sudah kubilang aku baik-baik saja aku hanya kelelahan" Ucap Ethan dengan memasang senyum
palsunya. "DASAR PEMBOHONG" Teriak Alan sembari menarik kerah baju Ethan "PEMBOHONG
AKU SUDAH TAU SEMUANYA KAU MENGIDAP TBC KAN" Lanjutnya. Ethan yang mendengar itu
hanya bisa tersenyum. "Kenapa... kenapa kau berbohong padaku padahal aku sudah
menganggap mu seperti kakak ku sendiri" Ucap Alan dengan nada yang sangat sedih. dia mulai
menangis sembari mengatakan "kenapa" berulang kali pada Ethan. Ethan yang mendengar itu
hanya berkata "Maaf" Dengan nada yang sangat sedih lalu memeluk Alan untuk
menenangkannya.

Saat Alan kembali tenang Alan pun berbicara "kemarin sore aku mendapat surat dari Iris dia
bilang padaku, Hana sangat menghawatirkan mu, dia bilang kau sudah tidak menghubunginya
selama 2 minggu ini, kenapa kau tidak menghubunginya Ethan dia adalah pacarmu Ethan,
pacarmu yang akan selalu menemanimu walaupun kondisi mu seperti ini" Ucapnya tidak habis
pikir dengan Ethan. "Aku sengaja melakukannya agar dia melupakanku Alan, dan tolong jangan
beritahu orang lain tentang kondisi ku,aku mohon padamu". "Baiklah, aku tidak akan
memberitahu siapapun," Ucap Alan dengan nada yang bergetar ia pun langsung pergi. Alan
mengirim surat ke Iris yang mengatakan pada Iris bahwa Ethan tidak memberi kabar karena ia
sedang tidak enak badan. Dan menyuruh Iris untuk mencegah Hana bila ingin pergi kesini.

5 bulan berlalu begitu penyakit Ethan semakin parah dan dia harus dirawat di rumah sakit.
Dan selama beberapa bulan itu pula Ethan sudah tidak pernah menghubungi Hana lagi. Hana
yang sangat kesal pada Ethan dan menduga bahwa ia telah selingkuh pun berencana untuk pergi
menyusulnya. Iris yang mengetahui itu berusaha mencegah Hana. karena Iris tahu setelah
mengancam Alan akan putus jika tidak memberi tahu kebenarannya. Alan yang terpaksa pun
memberitahu Iris bahwa, Ethan sengaja tidak menghubungi Hana karena ia ingin agar Hana
melupakannya. Alan pun memberitahu bahwa Ethan mengidap TBC dan menyuruh Iris untuk
tidak bilang ke siapapun soal ini.

Sekeras apapun Iris mencegah Hana untuk tidak pergi tapi, karena sifat keras kepalanya Hana
ia menghiraukan semua perkataan Iris dan segera pergi ke Oxford. Iris yang sudah lelah
menyakinkan Hana pun hanya punya pilihan ikut dengannya.

Sementara itu di Rumah Sakit Oxford terlihat seorang pemuda kurus kering terbaring lemas di
ranjang rumah sakit dan sesekali batuk berdarah sembari memegangi dadanya yang terasa
sangat nyeri. Pemuda itu adalah Ethan keadaannya saat ini sangat menyedihkan dikarenakan
penyakit TBC. Tidak lama kemudian ada orang yang masuk dia adalah Alan yang selalu setia
mendampingi Ethan saat dia dirawat di rumah sakit. "Ah Alan kau masih datang rupanya,
ngapain kau buang buang waktu untuk menjenguk seseorang yang sebentar lagi mati" Ucap
Ethan dengan suara yang sangat lemas. Alan yang mendengar itu merasa sangat sedih lalu ia
berkata. "Kau itu sahabatku, keluarga ku mana mungkin aku meninggalkanmu disaat kondisimu
seperti ini" Ucap Alan lalu duduk di samping Ethan. "Ethan tadi pagi aku menerima surat bahwa
Hana dan Iris akan datang kesini, besok mereka akan tiba disini" "Kau memberitahu mereka
tentang penyakit ku?" "Aku hanya bilang ke Iris dan juga,Hana tidak tau apapun bila kau sakit"
"Yasudah Lah toh bentar lagi juga aku akan mati" Selesai mengatakan itu Ethan kembali batuk
berdarah.

Ketika hari sudah malam dan Alan pun sudah pergi di kamar rumah sakit Ethan, seseorang
masuk keruangan nya dia adalah Violet dari Juliet Club. "Permisi tuan perkenalkan nama saya
Violet dari Juliet Club apakah anda Tuan Ethan?" Ucapnya sembari sedikit membungkukkan
badannya. "Iya aku Ethan" "Jadi tuan ingin dibuatkan surat apa dan untuk siapa?" "Surat
permohonan maaf untuk pacarku Hana, juga sahabatku Alan dan Iris". Setelah menyelesaikan
suratnya Ethan berkata "Violet tolong kirimkan surat ini untuk mereka,saat aku sudah tiada"
"Baik tuan sesuai permintaan anda" Ucap Violet lalu ia pergi.

Keesokan harinya Hana dan Iris tiba di Oxford saat pagi,mereka pun langsung mendatangi
penginapan Alan dan Ethan. Sesampainya mereka di sana mereka langsung masuk karena Iris
telah diberikan kunci oleh Alan. "Alan,Ethan" Teriak Iris tapi tidak ada yang meresponnya.
"Sepertinya mereka tidak ada di rumah Iris sebaiknya kita tunggu sampai mereka pulang" "Ya,
kau benar" Ucap Iris lalu pergi ke dapur "kau mau minum apa Hana?" "Apa saja". Waktu berlalu
begitu saja hingga saat sore hari Alan pulang ke rumah. Saat Alan membuka pintu rumah ia
langsung disambut oleh pelukan Iris. "Iris Aku rindu denganmu" Ucap Alan sembari memeluk Iris
dengan erat. "Aku juga Alan" Ucap Iris. "Dimana Hana?" Ucap Alan yang sudah melepas
pelukannya. "Dia sedang tertidur di ruang tamu" Mereka berdua pun pergi ke ruang tamu.

"Alan kau sudah pulang rupanya" Ucap Hana yang baru bangun dari tidurnya "Dimana Ethan
kau tidak bersamanya?" Lanjutnya."Ethan dia sedang di....Cafe katanya dia ingin makan di cafe
hari ini" Jawab Alan gugup. Hana menatapnya dengan penuh selidik, yang membuat Alan
menjadi semakin gugup. "Jadi kapan dia pulang?" "Dia....tidak akan pulang karena dia menginap
di rumah temannya untuk mengerjakan proyek". Hana yang mendengar itu pun sedih dan
menangis karena dia menyangka bahwa teman yang disebut Alan adalah pacar barunya. Iris
yang melihat itu pun langsung segera menenangkannya dan membawanya pergi ke kamar.

Keesokan paginya Hana, Iris, dan Alan sedang sarapan. Saat selesai sarapan terlihat Iris
menarik tangan Alan dan mengajaknya ke dapur. Sesampainya di dapur mereka sedang
berdebat entah apa yang mereka debat kan,lalu mereka kembali ke meja makan. "Hana kita rasa
ini waktunya kita untuk jujur padamu" Ucap Iris lalu memegang kedua tangan Hana, "Tapi kau
harus tenang ok" Lanjut Iris. "Ada apa sih Iris,Alan emangnya kalian mau jujur apa.. Soal
Ethan?"Jawab Hana "Iya ini soal dia" Ucap Alan. "Memangnya dia kenapa?" Ucap Hana dengan
nada khawatir. "Ethan dia....dia mengidap TBC" Lanjut Iris nada nya bergetar seolah ia bisa
menangis saat itu juga. Hana yang mendengar itu terdiam tidak percaya, dia sulit mencerna
perkataan sahabatnya itu "Iris jangan bercanda ini tidak lucu" Ucap Hana seolah ingin
menyangkal perkataan Iris ia pun menangis sejadi-jadinya. Iris yang melihat itu langsung
memeluk sahabatnya dan menenangkannya. "Kenapa...kenapa kalian baru memberitahuku
tentang ini" Ucap hana marah dengan sedikit berteriak. "Hana maaf kami baru memberitahu mu
kami melakukan itu atas permintaan Ethan" Ucap Iris yang mencoba menenangkan Hana yang
semakin memberontak. "Dimana Ethan aku ingin menemuinya, dimana dia, aku seharusnya
menemaninya saat sakit" Teriak Hana. "Hana, Hana tenang hei Hana kami tidak bisa
membawamu pada Ethan kalau kau dalam kondisi seperti ini,tenangkan dirimu dulu baru kita
akan bertemu dia" Ucap Alan yang ikut membantu memenangkannya.

Beberapa saat kemudian Hana sudah sedikit tenang, ada yang mengetuk pintu penginapan
Alan. Saat Alan membuka pintu ternyata itu adalah suster dari rumah sakit tempat Ethan
dirawat. "Tuan Alan, sekarang keadaan Tuan Ethan sedang sekarat dan dia minta Tuan Alan
untuk datang". Alan terkejut dia terdiam sejenak lalu dia langsung berlari kedalam dengan panik
" Iris Hana cepat kita harus pergi ke rumah sakit,Ethan... Dia sedang sekarat sekarang". Iris dan
Hana pun langsung pergi mengikuti Ethan untungnya Rumah sakit berasa tidak jauh dari
penginapan nya.

Sesampainya di depan ruangan Ethan Alan langsung membuka pintunya dan terlihat ada
dokter dan suster yang sedang menjaganya, dan juga di sana ada Violet. Hana yang melihat
Ethan dengan keadaan yang sangat menyedihkan langsung berlari sembari menangis untuk
memeluk Ethan. "Ethan kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau sakit, aku kan bisa datang dan
merawat mu" Ucap Hana berlinang air mata. Sedangkan Alan ia terlihat berusaha untuk tegar
dan menenangkan Iris, karena Iris juga menangis tidak kuasa melihat kondisi Ethan yang
sekarang. Ethan dengan samar melihat Hana di hadapan nya berusaha mengangkat tangannya
untuk mengelus pipi Hana sembari berkata "Maaf",itulah kata kata terakhirnya sebelum ia
akhirnya memejamkan mata untuk selama-lamanya. Hana menangis dan menjerit sekeras-
kerasnya.begitu pun dengan Iris yang semakin menangis. Sedangkan Alan masih berusaha tetap
tegar walaupun ia telah meneteskan air mata. "Permisi Tuan Alan,saya turut berduka cita atas
kepergiannya Tuan Ethan dan sebelum meninggal ia menitipkan sebuah surat pada saya yang
akan diberikan saat beliau sudah tiada" Ucap Violet pada Alan sembari memberikan sebuah
surat dan langsung pergi keluar ruangan.

Iris yang mendengar percakapan Alan dengan Violet tadi segera pergi menuju Hana untuk
menenangkannya agar dia bisa membaca surat itu. Beberapa menit kemudian Hana sudah
sedikit tenang dan Alan pun memberikan surat itu kepadanya, lalu Hana pun membacanya agar
Iris dan Alan pun mendengar itu.

Isi surat:

Alan, Maaf aku telah banyak merepotkan mu , Maaf aku sudah berbohong padamu, Aku doakan
semoga hubungan kau dan Iris bertahan selamanya.

Iris, Terima kasih telah menjaga Hana selama ini, Terima kasih karena telah menjadi pacar Alan,
Aku percayakan mereka berdua padamu Iris.
Hana Terima kasih telah mau menjadi pacarku, Terima kasih selalu mencintaiku. Dan maaf
karena tidak pernah menghubungimu lagi, Maaf karena tidak memberitahumu. Maaf Hana

Selesai surat itu dibaca Alan langsung pergi dari ruangan itu ia sungguh sudah tidak sanggup
menahan air matanya. Tidak sanggup untuk bersikap tegar lagi. Ia pun keluar dari rumah sakit
terus berlari walau hujan deras, berlari menuju taman yang biasa ia kunjungi bersama
Ethan,saat Alan sampai di tempat biasa ia mengerjakan tugas bersama Ethan disitu ia berteriak
sekencang-kencangnya. Hatinya sangat hancur karena kehilangan sahabat yang melebihi
keluarganya sendiri.

Beberapa hari berlalu setelah kematian Ethan, kondisi Hana sangat menghawatirkan dia
selalu mengurung diri di kamarnya, dan tidak mau makan. Bahkan Hana sempat mencoba untuk
bunuh diri, tapi untungnya Iris dan Alan mencegahnya. Mereka berdua lah yang selalu
menemani Hana, karena mereka tidak ingin kehilangan seorang sahabat lagi. Bulan demi bulan
berlalu semenjak kematian Ethan. Kondisi Hana sudah membaik seiring berjalannya waktu. Hana
kembali ceria tapi tidak seceria saat Ethan masih hidup.

5 Tahun Kemudian

Di suatu pemakaman di kota Oxford terlihat Alan yang sedang mengunjungi makam
sahabatnya Ethan. "Hai, Ethan maaf aku baru sempat datang sekarang" Ucap Alan dengan
penuh kerinduan. "Kau tau, aku sudah menjadi dokter sekarang, hebat bukan. Sejak kematian
mu aku sudah bertekad untuk menjadi dokter, agar orang lain tidak bernasib sama sepertimu."
Ucapnya lalu mulai meneteskan air mata. Alan menceritakan banyak hal didepan makam Ethan,
dia menceritakan bahwa sekarang dia dan Iris sudah menikah dan memiliki anak. Dan dia juga
menceritakan tentang Hana yang sudah menikah dengan seseorang dan mempunyai anak, tapi
meskipun begitu Hana tidak pernah melupakan Ethan. "Andai.....Andai saja kau masih hidup"
Ucapnya untuk terakhir kali sebelum akhirnya pergi dari sana.

Anda mungkin juga menyukai