Anda di halaman 1dari 8

My Bad Boyfriend

Hari ini cuaca sangat indah dan cerah dan aku berada di samping lapangan yang sangat
luas,dan ditemani oleh seorang laki-laki tinggi tampan dengan bahu yang sangat lebar,sekarang
dia bersamaku menyatakan "Aku menyukaimu apakah kamu ingin menjadi pacarku?" dengan
tiba-tiba aku merasa ketakutan dan merasa terkejut dengan pengakuan Erlan kepadaku."Aku tau
ini terlalu tiba-tiba,tapi bagaimana kalau ini adalah tahap kita lebih mengenal sebagai
pacar!"Erlan dengan menyampingkan tangannya di bahuku.Tentu ini adalah pengakuan yang aku
impikan tapi, Kalau lawannya adalah seorang preman di sekolah yang selalu mencari masalah.

"Itu terlalu tiba-tiba"aku menjawab dengan hati-hati "Apakah sulit menerimaku"dan


seketika aku mundur 2 langkah karena Erlan jarak denganku sangat dekat sekali.Aku sangat
ketakutan sekali karena Erlan menyatakan cintanya membawa teman-temanya,"Apa kau punya
pacar?"tanya Erlan kepadaku dengan memajukan wajahnya,ahh ini adalah kesempatanku untuk
berbohong"Tidak ada"ahh sial kenapa aku jujur sekali "Kalau begitu tidak ada alasan untuk
menolakku Alesta" "Kau tak akan rugi denganku,aku tak akan merepotkanmu sama sekali"
Seketika tubuhku menjadi lemas sekali "Apa mau kau jadi pacarku" tanya Erlan sekali lagi dan
tiba-tiba aku menjawab "Iya" Ahh ini sangat tak masuk akal bagiku untuk berpacaran dengan
Erlan anak yang selalu mencari masalah di sekolah ini.

"Selamat ya akhirnya kau tak sendiri lagi Lesta" yang berbicara barusan adalah teman
sebangkuku dia adalah Resta."Kenapa bisa aku menerimanya seperti itu" dengan sangat
geramnya aku sampai memukul wajahku sendiri "aduhh sakit sekali ini"."Seharusnya kau
menolak saja kalau tak mau pacaran dengan Erlan itu" "aku ingin menolak tetapi kalau aku
menolak" dan aku membayangkan wajah teman-temanya yang sangat menyeramkan iku,tiba
-tiba Resta menanyakan suatu hal kepadaku "Kenapa tiba-tiba Erlan mengajakmu pacaran?".
Ahh aku hampir lupa dengan itu,aku sangat tidak tau kenapa Erlan mengajakku untuk
pacaran,aku sama sekali tidak mengenalinya dan aku tidak pernah punya hubungan dengan
dia,wahhh ini sangat membinggungkan bagiku.

Hari ini aku pulang sangat sore karena aku masih harus menyelesaikan tugas yang harus
dikumpulkan besok."Ah udah mau malam dan aku sekarang sendirian deh" Tiba-tiba aku merasa
tak nyaman sekali,sepertinya ada seorang yang mengikutiku dari belakang,aku harus lari
sebelum aku "Lari"aku teriak sekencang-kencangnya,dan tiba-tiba tanganku tertahan seperti ada
yang memegang "Ah ampun aku disini mau pulang aku tidak mau mati disini,ampun ampun
ampun" aku memohon agar tak dibunuh disini "Kau belum pulang,aku dari tadi menunggumu
disini" disisi lain aku diam seketika mendengar suara yang sangat familiar di telingaku,dan aku
menoleh ke arah belakang dan melihat siapa yang sekarang ada dibelakangku."Ahh ternyata kau
Erlan,kenapa kau membuat ku seperti ini,aku sampai ketakutan tau" dengan wajah kesal
sedangkan Erlan hanya menatapku dengan melihatkan senyuman tipis diwajahnya yang tampan
itu."Ayo pulang" kenapa dia mengajakku pulang bersama "Kau lupa sekarang kan kita
berpacaran" ah iya aku hampir lupa.

Malamnya tiba-tiba ada suara yang berasal dari HPku dan ada notif yang masuk

"Udah tidur"

"Lagi mgapain"

"Besok aku jemput ya"

"Aku Erlan jangan lupa dibales jangan dibaca saja Alesta"

Ahh malam-ternyata Erlan yang membuat suara di HPku ini,kenapa Erlan tau nomer HP ku ini
dari mana ya,ahh diakan preman sekolah pasti dia meminta pada teman kelasku.

Esoknya di depan rumahku sudah ada Erlan yang sudah menungguku disana kulihat dia
sedang memberi makanan kepada kucingku,tenyata dia sangat baik "Ahh kenapa aku melihat
dari sisi itu,preman tetap preman pasti dia sangat kejam"

"Selamat pagi Alesta" aku hanya diam melihat senyum Erlan yang tiba-tiba.

"Alesta kau baik-baik saja kan?"

"Heii"

Seketika aku tersadar saat ini tanganku digenggam oleh Erlan dengan lembut sekali

"Apa aku boleh menggenggam tanganmu Alesta!"


"Ahh baiklah Erlan" Pertama kali aku seperti ini tuhan.Dan kenapa aku merasa nyaman disisi
Erlan meskipun aku masih belum mempercainya.

"Apakah kau nanti malam ada kegiatan Lesta!" tanyanya kepadaku

"Apa,aku tidak mendengarkan apa yang kamu bicarakan kepadaku Erlan"

"Yahh kau ini kenapa sih Alesta dari tadi aku bicara kau tak mendengarkanku,apa kau tak suka
dengan ku disini" Seketika aku melihat wajah Erlan yang sudah merah padam

"Aku mendengarkanmu" dengab nada yang takut sekali.

Setelah itu aku dan Erlan tidak lagi menggenggam tangan lagi dan tidak ada yang bicara sama
sekali.

Setelah sampai di sekolah,aku berjalan menuju kelasku dan disampingku masih ada Erlan yang
setia mengantarkanku agar aku selamat dan tidak ada gangguan sama sekali di jalan.

"Sudah kau kembali saja ke kelasmu sebentar lagi bel akan berbunyi Erlan" Dengan seraya aku
memberikan senyuman kecil.

"Kau jangan lupa makan siang,maaf kalau nanti pulang sekolah aku tidak bisa mengantarkanmu
pulang aku ada urusan yang harus aku selesaikan bersama temanku" dan aku hanya
menganggukkan kepala dan setelah itu aku menuju ke bangkuku dan disana terlihat Resta yang
sedang mengerjakan tugas rumah.

"Kebiasaan deh anak ini" seraya aku menjewer telinga Resta.

"Aww sakit tau Les,kau ini datang-datang bikin masalah aja sama aku" dengan wajah yang
sangat sebal.

Kringggggggg

Suara bel sekolah berbunyi,5 menit setelah bel berbunyi Pak Riwan datang dengan gaya yang tak
biasanya dengan mengadakan ulangan dadakan.Itu adalah hal yang selalu membuat murid-
murid tak suka dengan Pak Riwan.
Setelah pelajaran selesai aku pergi ke rooftop untuk menenangkan diri,tiba-tiba tak jauh dari
rooftop aku mendengarkan suara seseorang yang lagi bertengkar dan aku sangat ingin
melihatnya siapa yang sedang disana.

"Apa kau berani sama kita,kau kalau mencari masalah jangan dengan kita,kau tau kan kalau aku
tak suka kau ikut campur dengan masalahku" yahh kalian pasti tau siapa dia,dia sekarang sedang
menggeroyok i salah seorang siswa yang ada di sekolah ini.Dan entah aku melihat kejadian itu
apalagi di sana Erlan lah yang membuat anak itu menjadi babak belur.

Prengggg.... Seketika semuanya terfokus pada benda terjatuh yang tak sengaja dijatuhkan oleh
Alesta,dan semua mata tertuju kepada Alesta termasuk juga Erlan.

"Alesta" dengan wajah yang terkejut

aku mencoba berlali tetapi nihil,tangan Alesta sudah berada di tangan Erlan.

"Lepaskan tanganku Erlan"

"Kenapa kau disini Alesta"

"Lepaskan aku Erlan,sakit Erlan lepaskan" dengan nad yang sedikit membentak.

Dan setelah itu Erlan melepaskan tangan Alesta.

Alesta berlali sangat cepat menuju kelas,

srettttttt....

"Lesta kau kenapa,kenapan kau menangis?"tanya Resta yang sedikit khawatir.

"Lesta kau kenapa,apa yang terjadi denganmu"

"Erlan,Erlan masih seperti preman Resta".Seketika tangisan Alesta semakin kencang.

"Apa maksutmu"

"Aku tak sengaja melihat Erlan dan teman-temannya sedang menghajar seorang anak laki-
laki,apa Erlan tak akan berubah,Res?"
Di sisi lain Resta tak menyukai kalau Alesta harus berpacaran dengan preman itu alias Erlan.

Kringggggg tak beberapa bel berbunyi untuk pulang.

"Lesta kau lebih baik ku antar pulang" tanya Resta

"Tidak usah Res aku bisa pulang sendiri,kau pulang saja" jawab Alesta kepada Resta yang daritadi
mengkawatirkan keadaan Alesta.

Tak beberapa lama setelah mereka berpisah Resta dihadang oleh Erlan pacar Alesta,

"Dimana Alesta" dengan tak memperlihatkan senyumnya kembali

"Sudah pulang,maumu apa sih Erlan,apakau cuma bisa memukul orang"

"Kau tau itu dari Alesta"

"Iya,kau tau apa yang dari tadi Alesta lakukan di kelas,dia cuma menangis Erlan"

"Apa itu benar"

"Apa aku bohong sekarang Erlan,kalau kau tak percaya temui dia,jangan pernah melukai hati
Lesta dengan perlakuanmu" seraya aku berjalan melalu Erlan yang sedang berpikir.

Tringggg....Suara notif menggangu konsentrasi Alesta yang sedang belajar di ruangan yang
sangat sepi dan nyaman.

"Apa bisa bertemu"

"Maaf Alesta,aku ingin membicarakan masalah ini"

Dan tak berlama-lama Alesta menjawab pesan itu dengan singkat "Iya".

Dan ternyata Erlan sudah berada di depan rumah Alesta "Hai Alesta" dengan mengayunkan
tangan

"Apa yang kau mau omongkan sekarang"

"Apa aku boleh masuk kerumahmu?" tanya Erlan.

Setelah Erlan berkata seperti itu,Alesta menyuruh Erlan untuk masuk kedalam rumahnya.
"Kau mau minum apa Erlan!"

"Tidak usah repot Alesta"

"Baiklah kalau itu maumu,tolong jelaskan masalah tadi di rooftop Erlan"

"Aku memang masih belum berubah Alesta,maafkan aku Alesta,aku tak akan pernah menyakiti
hatimu"

"Kau bilang barusan tak akan menyakitiku Erlan,kau salah kau seperti ini saja sudah
menyakitiku,aku ingin kau berubah tidak memukul orang tidak membuat masalah dimanapun
kau berada Erlan" Seketika tangisanku pecah dipelukan Erlan.

"Maaf Alesta karena menyakitimu saat ini,tapi aku tak bisa Alesta"

"Kenapa tidak bisa"

"Karena aku ingin memukul orang"

"Kalau kau tak bisa tolong,aku mohon jangan menghubungi aku lagi,aku akan menerimamu
kembali kalau dirimu siap untuk berubah Erlan" Dengan Alesta menutup pintu dengan
meninggalkan Erlan yang sekarang menggedor-gedor pintu Alesta.

Esok harinya di sekolah Alesta berjalan mamasuki laborong menuju kelas,setiba di kelas
masih sangat sepi sekali hanya beberapa anak yang mulai datang.Alesta meju kebangkunya dan
terlihat surat yang berada di atas meja Alesta "Surat untuk siapa ini" tanya Alesta kepada dirinya
sendiri.

"Hmm apakah lebih baik aku buka dulu ya?"

Setelah itu Alesta membuka surat itu,dan tenyata surat itu memang ditujukan oleh Alesta dan
seorang pengirimnya adalah Erlan.

To : Alesta

Alesta ini aku Erlan maaf untuk kejadian kemarin aku tidak bisa melakukannya untukmu.
Aku sangat menyesal telah membuatmu menangis seperti kemarin,Alesta aku sangat sayang
kamu jadi mohon jangan marah ya Alesta.

Hanya surat itu yang disampaikan oleh Erlan kepada Alesta.Alesta bingung saat ini harus
bagaimana terhadap Erlan.Apa Alesta harus kembali kepada Erlan atau tidak,Wahh ini sangat
membingungkan sekali sekarang.

Kringggg...waktu berjalan sangat cepat dan sekarang Alesta berada di rooftop dengan ditemani
oleh buku-buku yang Alesta bawa.Setelah cukup lama Alesta di sana selanjutnya Alesta pergi
turun untukn menuju kelasnya.Tiba-tiba di lorong sekolah Alesta bertemu dengan Erlan yang
dari tadi melihatnya "Hei Alesta kau dari tadi dicari oleh Erlan,kau dari mana" kata teman Erlan
yang bertubuh besar.

Dan seketika aku berhenti untuk membalas jawaban dari teman Erlan "Ahh itu aku tadi dari
rooftop"dengan sekilah Alesta melihat mata Erlan yang dari tadi masih melihatinya.

"Alesta apa kau sudah membaca surat dariku!" tanya Erlan dengan nada pelan.

"Hmm sudah Erlan" jawab Alesta dengan memandang wajah Erlan dengan sekilas.

"Aku pergi dulu".Hanya dari itu Alesta dan Erlan berbicara.

Sesampai Alesta di kelas,Alesta langsung menuju ke bangku dan tak beberapa lama ada
seseorang yang mencari Alesta yaitu Erlan.

"Hai" kata Erlan terlebih dahulu.

"Ada apa Erlan"

"Alesta aku ingin merubah perilakuku demi kamu Alesta,aku dari kemarin selalu memikirkan
dirimu.Jadi aku ingin merubah demi dirimu Alesta" dengan tersimpulkan senyuman yang tak
jarang aku lihat diwajah Erlan. "Apa kau serius dengan ucapanmu Erlan!" tanya Alesta sekali lagi.

"Aku serius Alesta" dengan bergaya dengan keren dihadapan Alesta. "Hmm baiklah Erlan"

Dan disinilah hubungan mereka kembali lagi.

Cerpen : Zaqia Alifiyah / 35 / XI MIPA 4

Anda mungkin juga menyukai