Anda di halaman 1dari 4

EKONOMI MANAJERIAL

1. Jawaban:
a. Jika anggaran pengeluaran iklan PT. Farma adalah sebesar 2300 perminggu, maka PT Farma
harus mengalokasikan anggaran pengeluaran iklan diantara 3 pilihan media iklan dengan
frekuensi penampilan perminggu sebagai berikut : TV = 4 kali, Surat kabar = 5 kali, dan
internet = 3 kali.
Jadi anggaran pengeluaran iklan adalah : 4 (300) + 5 (100) + 3 (200) = 2300
b. Pilihan Tv 4 kali, surat kabar 5 kali dan internet 3 kali, merupakan pilihan yang optimum,
karena: MU 4T/P T = MU5 SK/P SK = MU 3I /P I =60. Angka ini menunjukkan bahwa setiap
anggaran iklan yang dikeluarkan untuk media TV, surat kabar dan internet pada kombinasi
pilihan ini akan memberikankenaikan penjualan yang sama sebesar 60 unit per minggu.
Total kenaikan penjualan perminggu dari ketiga media iklan tersebut adalah:
MUST + MUSA + MU = 18000 + 6000 + 12000 = 36000 unit perminggu
c. TV = 2 kali, Surat kabar = 3 kali dan internet = 1 kali
Anggaran pengeluaran iklan adalah:
2(300) + 3 (100) + 1 (200) = 1100
Pilihan frekuensi tampilan perminggu pada TV = 2 kali , surat kabar = 3 kali dan internet = 1
kali, merupakan pilihan yang optimum, karena : MU2T/PT, MUSK/PSK, MU1I/PI = 100. Angka
ini menunjukkan bahwa setiap anggaran iklan yang dikeluarkan untuk media TV, surat kabar
dan internet pada kombinasi pilihan ini akan memberikan kenaikan penjualan yang sama
sebesar 100 unit perminggu.
Total kenaikan penjualan perminggu dari ketiga media iklan tersebut adalah:
MU2T + MUSK + MU1I = 30000+10000+20000 = 60000 unit perminggu
2. Jawaban:
a. Jumlah barang X keseimbangan bagi perusahaan A adalah 50 unit. Karena pada tingkat
produksi tersebut harga (P) sama dengan biaya marjinal (MC), yang merupakan persyaratan
kondisi keseimbangan bagi perusahaan di pasar persaingan sempurna. Pada tingkat output
sebanyak 50 unit, perusahaan menderita rugi, karena pada tingkat output tersebut harga
barang X (P) = Rp 4 lebih kecil dari pada biaya rata-rata (AC) = Rp 6
b. Rugi yang diderita perusahaan A dari barang X adalah:
π = TR – TC
= (P x Q) – (AC x Q)
= (Rp 4 x 50 unit) – (Rp 6 x 50 unit)
= Rp 200 – Rp 300
= Rp 100
Jika beroperasi perusahaan A akan menderita rugi sebesar Rp 100. Besarnya kerugian
perusahaan sama dengan besarnya biaya tetap. Hal ini dapat dibuktikan dengan:
AC = AFC – AVC
AFC=AC – AVC
= Rp 6 – Rp 4
= Rp 2
TFC = AFC x Q
= Rp 2 x 50 unit
= Rp 100
Dengan demikian, jika P = AFC, perusahaan akan mengalami kerugian yang sama apakah
berproduksi atau menutup usahanya, yaitu sebesar biaya tetap
c. Jika P < AFC, sebaiknya perusahaan menutup usahanya dengan bersedia menanggung
kerugian sebesar biaya tetap, karena jika perusahaan tersebut tetap beroperasi maka akan
menderita kerugian yang lebih besar daripada biaya tetap. Besarnya kerugian dengan tetap
berproduksi ada lah biaya tetap ditambah sebagai biaya variable yang tidak bisa ditutupi
oleh harga barang.

3. Jawaban:
a. Harga yang diterapkan
MR = 0
Q = 100 -2p
P = 50 = 0.5
Q; TR = PQ (50 – 0.5Q)
Q = 500 – 0.5 Q2
MR = ΔTR/ ΔQ = 50 – Q; MR = 0 = 50
Jika Q = 50 maka P = 50 – 0.5, Q = 50 – 0,5 (50) = 25
Jadi, p =25 per bulan. Harga sewa tempat isolasi yang ditetapkan adalah 25 per bulan
b. Jika p = 25
Maka Q = 100 – 2p = 100 – 2 (25) = 50
Jadi, Q = 50 tempat isolasi per bulan
Pada tingkat harga 25 perbulan, 50 tempat isolasi yang akan disewakan per bulan
c. Tingkat harga p = 25 per bulan yang dipilih karena akan memaksimumkan penerimaan total.
Karena biaya tidak dipertimbangkan dalam masalah ini, maka harga ditetapkan untuk
memaksimumkan penerimaan total melalui membuat agar pernerimaan marjinal sama
dengan nol. Penerimaan total akan maksimum pada tingkat harga sewa tempat isolasi 25
per bulam, dan banyaknya tempat isolasi yang disewakan per bulan adalah 50 unit
4. Jawaban:
a. Kegagalan pasar adalah suatu kondisi dimana pasar mengalami kegagalan dalam
menyediakan kebutuhan pasar secara efisien atau ketimpangan antara produsen dan
konsumen. Dalam hal ini, mekanisme pasar yang tidak efisien akan menyebabkan
kebutuhan pasar yang dihasilkan menjadi terlalu banyak atau terlalu sedikit. Kegagalan
pasar terjadi ketika mekanisme harga gagal memperhitungkan keseluruhan harga dan
keuntungan yang berkaitan dengan penyedia maupun konsumsi dari suatu barang dan jasa.
Hal ini berdampak pada alokasi atau penggunaan yang tidak efisien.
b. Beberapa faktor penyebab kegagalan pasar, yaitu sebagai berikut:
- Praktek monopoli dan oligopoly.
Dalam keberlangsungan suatu pasar, aktivitas monopoli dan oligopoly sering kali
membuat pasar tidak berjalan dengan efisien.aktivitas monopoli dan oligopoly sering
kali berimplikasi pada tindakan penurunan biaya marjinal produksi secara sewenang-
wenang oleh produsen. Ini dilakukan dengan menaikkan harga produk tanpa menambah
kepuasan konsumen.
- Barang dan layanan publik
Barang publik merupakan barang-barang yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya
dan sebisa mungkin bahkan diatur agar seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
mendapatkannya. Contoh barang publik diantaranya : penerangan jalan, pelayanan
polisi, dan pertahanan nasional. Dalam kegagalan pasar barang publik dapat
menyebabkan hilangnya suatu pasar. Barang publik tentu memberikan manfaat yang
luas terhadap masyarakat, namun jika ditinjau dari persepektif pasar, barang publik
dapat menyebabkan hilangnya suatu pasar berkaitan dengan barang atau jasa tersebut.
- Eksternalitas
Eksternalitas merupakan efek samping yang diterima oleh suatu pihak akibat aktivitas
ekonomi tertentu dan efek ini diterima diluar dari kemauan pihak tersebut dalam
melakukan transaksi ekonomi. Ekternalitas ini dapat berdampak negative maupun
berdampak positif. Dampak negative dari ekternalitas yaitu dapat membuat pasar
menjadi tidak efisien karena menghambat produksi, menambah biaya marjinal dan
membuat ketidakefisienan social dalam pasar.
- Kegagalan informasi
Dapat dikatakan bahwa suatu pasar berjalan secara optimal jika seluruh pelaku pasar
memiliki pengetahuan yang sempurna terhadap aktivitas dan produk pada pasar
tersebut. Sehingga ketidaklengkapan informasi merupakan masalah dalam ekonomi
karena satu pihak dapat memanfaatkan pihak lain akibat kurangnya pengetahuan.
- Campur tangan pemerintah
Campur tangan pemerintah dapat mengawasi aktivitas monopoli, memberi pajak atau
menghukum perilaku produsen yang menghasilkan eksternalitas negative, menjaga
kesetaraan informasi antar pelaku pasar, menyediakan barang publik dan masih banyak
lagi hal lain berkaitan dengan implikasi positif pada pasar. Namun campur tangan
pemerintah dapat menghambat aktivitas pasar, diantaranya pajak terlalu tinggi sehingga
produktivitas lesu, birokrasi yang berbelit, penetapan upah minimum, keputusan pasar
yang diambil secara politis seperti demi mendulang suara pada pemilu.
c. Peran pemerintah dalam kegagalan pasar secara garis besar adalah:
- Dalam peran alokasi sumber daya
Dalam peran alokasi sumber daya tercakup soal penentu ukuran absolute dan relative
pemerintah dalam perekonomian (keseimbangan sector publik dan sector swasta) dan
penyediaan barang-barang publik serta pelayanan kesejahteraan social bagi masyarakat.
- Peran regulator
Hal ini mencakup undang-undang dan tata tertib yang dibutuhkan masyarakat termasuk
undang-undang yang mengatur dunia bisnis yang memadai untuk menfasilitasi aktivitas
bisnis dan hak-hak kepemilikan pribadi.
- Peran kesejahteraan social
Mencakup kebijakan-kebijakan yang mendorongpemerataan social di Negara yang
bersangkutan seperti perpajakan, jaminan social dan penyediaan sejumlah barang
publik campuran bagi masyarakat
- Peran mengelola ekonomi makro
Peran pengelola ekonomi makro yang menfasilitasi stabilitas secara umum dan
kemakmuran ekonomi Negara melalui kebijakan-kebijakan yang di desain untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil, full employment, inflasi yang rendah,
dan stabilitas neraca pembayaran.

Anda mungkin juga menyukai