Anda di halaman 1dari 5

Bab 11 penentuan harga barang publik

Pemungutan harga atas penyediaan barang tidak dilaksanakan melalui mekanisme pasar titik kasus
ini terlihat pada suatu industri yang mempunyai struktur biaya menurun dimana suatu industri
tersebut sebetulnya mekanisme pasar dapat dipakai untuk menentukan harga tetapi harga yang
terjadi di menjadi sangat tinggi dan jumlah barang yang diproduksi sangat sedikit titik pada jenis
industri dengan struktur biaya menurun karena persaingan yang sangat tajam di antara para
pengusaha akan menyebabkan perusahaan yang tidak bisa berusaha secara efisien akan keluar dari
industri dan hanya akan ada satu perusahaan saja yang yang dapat bertahan atau disebut juga
industri monopoli alamiah.

Diagram 11.1.

Diagram 11. 1. Menunjukkan seorang pengusaha mempunyai tujuan keuntungan maksimum dimana
pada titik OX² adalah tingkat produksi yang efisien. Industri biaya menurun salah satu perusahaan
besar mampu menyediakan suatu barang kepada seluruh masyarakat dengan biaya yang lebih
murah. Penentuan tingkat produksi yang efisien akan menyebabkan pemerintah menderita kerugian
karena harga per unit dikenakan hanya sebesar OH². Sedangkan Yuni memproduksi barang adalah
sebesar OX2 sehingga pemerintah defisit sebesar OX².

Pajak untuk menutup defisit

Mobil Avanza dikenakan pada masyarakat adalah jenis pajak lump sum maka tidak akan ada masalah
dari segi efisiensi karena pada ini tidak mempengaruhi perilaku masyarakat. Tetapi pajak lump sum
bertentangan dengan kemampuan membayar pajak. Apabila defisit pemerintah disebut dengan
pajak pendapatan maka dari segi kemampuan membayar pajak pendapatan bersifat Mandiri tetapi
pajak pendapatan menimbulkan efek pendapatan dan efek substitusi yang menyebabkan perubahan
perilaku konsumen sehingga pajak tersebut dikatakan tidak efisien. Pemungutan pajak yang
dimaksud untuk menutup defisit pemerintah dalam memproduksi suatu barang publik menimbulkan
ketidakadilan Lain bagi seluruh masyarakat karena orang yang membayar pajak mungkin tidak
menikmati jasa barang publik tersebut.

Pungutan untuk menutupi defisit

Lebih adil apabila defisit perusahaan-perusahaan negara disebut dengan pungutan bagi orang yang
menikmati jasa perusahaan-perusahaan negara tersebut. Namun apabila jumlah penggunaan terlalu
tinggi karena dimaksudkan untuk menutup biaya produksi maka output yang diproduksi akan
menjadi terlalu sedikit dan harga menjadi lebih tinggi daripada harga pada tingkat output yang
efisien di mana m c = ar.

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan negara yang bersangkutan dapat mempergunakan
kebijakan harga yang kurang menimbulkan inefisiensi dibandingkan dengan sistem harga dimana
harga barang unit sama dengan biaya per unit. Salah satu cara pengenaan harga suatu barang adalah
dengan sistem 2 harga. Pada sistem harga ini setiap konsumen harus membayar pungutan atas
setiap unit barang yang dikonsumsikan Titin Selain itu mereka juga harus membayar tambahan
pungutan atau pembayaran dalam jumlah yang sama untuk setiap konsumen.

Diskriminasi harga untuk menutup defisit

Sistem diskriminasi harga adalah pengenaan harga yang berbeda antara jumlah barang yang
berbeda.
Pada diagram 11.2.5 Tunjukkan bahwa apabila suatu perusahaan negara bertujuan mencapai
efisiensi maksimum maka perusahaan tersebut akan menetapkan harga Oh 1 dan menghasilkan
output sebanyak OX2.

Diagram 11.2.

Jika produsen menetapkan harga sebesar biaya rata-rata maka terjadi surplus konsumen yaitu AC.
Apabila perusahaan melakukan diskriminasi harga secara sempurna maka perusahaan tersebut akan
mendapat keuntungan sebesar area DBE dikurangi dengan bfg. Namun, diskriminasi harga cat
semprot tidak dapat dilakukan sebagai tindakan tersebut membutuhkan biaya yang besar sehingga
biasanya yang dilakukan adalah diskriminasi harga tidak sempurna.

Diagram 11.3 menunjukkan dua jenis barang dengan elastisitas permintaan yang berbeda di mana
permintaan untuk air minum sifatnya lebih elastis daripada permintaan air untuk industri batik.
Dapat dilihat bahwa semakin elastis permintaan akan suatu barang semakin besar surplus
konsumennya.

Pemungutan surplus konsumen air untuk industri batik lebih kecil daripada pengurangan surplus
konsumen air minum sehingga kerugian masyarakat juga lebih kecil.

Diagram 11.3.

Perusahaan menetapkan jumlah produksi air pada MC = MRa + MRb, yaitu sebesar OQ unit per
tahun Sedangkan jumlah air yang dijual pada tiap pasar adalah sebesar OB1 pada industri batik dan
om1 untuk air minum, di mana OB1 + OM1= OQ

Peraturan pemerintah untuk menutup defisit

Peraturan pemerintah dapat juga digunakan sebagai suatu sistem pengolahan harga yang ditetapkan
oleh suatu perusahaan negara titik pemerintah harus menetapkan dengan tegas semua komponen-
komponen biaya produksi. Karena apabila manajer perusahaan negara mengetahui bahwa setiap
kenaikan biaya akan menyebabkan diperkenankannya upaya untuk menaikkan harga, maka manajer
akan memasukkan komponen biaya yang tidak penting bagi operasi perusahaan.

Teori second-best

Dalam bidang produksi ini berarti bahwa semua industri menetapkan harga sesuai dengan
penetapan harga marginal. Penetapan harga berdasarkan biaya Marginal adalah apa yang disebut
dengan first best theory of pricing.

Dalam teori dikatakan bahwa yang terbaik adalah Apabila semua perusahaan menetapkan first best
theory, akan tetapi apabila ada perusahaan swasta yang tidak menetapkan first best theory,
Makassarnya pemerintah melalui perusahaan negara menetapkan harga yang menyimpang dari first
best theory agar dapat melakukan koreksi terhadap penggunaan sumber ekonomi yang tidak efisien.

Diagram 11.4. Menunjukkan kurva permintaan untuk barang X dan barang y asumsikan struktur
produksi kedua barang tersebut bersifat biaya konstan dan barang X diproduksi oleh perusahaan
negara dan barang y produksi perusahaan swasta.

Apabila industri X mengikuti harga marginal, maka harga yang ditetapkan oleh OH1 dan output
sebesar OX2. Apabila industri menetapkan harga barang dibawah biaya Marginal, misalnya op 2
maka jumlah produksi akan ditetapkan sebesar OY1. Terlihat bahwa harga terlihat bahwa harga
bernilai lebih rendah dari yang seharusnya, sehingga jumlah barang yang diminta menjadi terlalu
besar dan produksi barangnya juga menjadi terlalu besar sehingga terdapat penggunaan sumber
ekonomi yang terlalu banyak untuk produksi barang Y.

Diagram adalah 11.4.

Dengan menetapkan barang x pada harga sebesar biaya Marginal, maka perusahaan negara tidak
dapat memperbaiki alokasi penggunaan sumber ekonomi. Pemerintah dapat meningkatkan
kemakmuran seluruh masyarakat melalui kebijakan harga perusahaan negara yaitu dengan
menurunkan harga barang X yang diproduksi oleh perusahaan negara cara menjadi oh2 sehingga
menjadi realokasi sumber-sumber ekonomi diantara kedua industri tersebut.

Teori kedua terbaik menyatakan apabila dalam suatu perekonomian terdapat banyak industri yang
tidak efisien Maka pemerintah harus memaksimumkan kemakmuran masyarakat dengan
menetapkan harga pada perusahaan-perusahaan negara.

Kesimpulannya kamu apabila pada suatu industri yang tidak dapat dikontrol oleh pemerintah harga
ditetapkan lebih kecil daripada biaya Marginal maka pemerintah harus menetapkan harga pada
perusahaan negara yang menghasilkan barang subtitusi sedemikian rupa sehingga harga lebih kecil
daripada biaya Marginal. Akan tetapi dalam menetapkan harga, perusahaan negara yang
bersangkutan harus berhati-hati karena tidak selalu harga yang ditetapkan dibawah biaya Marjinal
akan memaksimumkan kemakmuran masyarakat. Jadi dalam suatu perekonomian sederhana kita
dapat menarik 3 kesimpulan, yaitu:

1. Apabila industri-industri dalam menetapkan harga dibawah biaya Marginal maka untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat perusahaan negara harus menetapkan harga
dibawah biaya Marginal apabila sifat barang kedua perusahaan tersebut adalah substitusi
dan harga di atas biaya Marginal apabila sifat kedua barang tersebut adalah komplementer.
2. Apabila industri lain menetapkan harga tinggi daripada biaya Marginal, maka untuk
mencapai kesehatan masyarakat yang maksimum Dengan menggunakan teori kedua terbaik
ini maka penempatan harga Oppo perusahaan negara adalah di atas biaya Marginal apabila
3. kedua barang tersebut sifatnya konstitusi dan harga di tangan di bawah biaya Marginal
apabila kedua barang mempunyai hubungan komplementer.
4. Perusahaan negara harus meletakkan agar produksinya sebesar biaya Marginal apabila
output suatu industri tidak mempunyai hubungan apapun juga dengan urusan negara
tersebut.

Penentuan kapasitas produksi dan harga peak load

Dalam menentukan kapasitas produksi, terdapat perbedaan antara keputusan yang diambil oleh
investor swasta dan keputusan yang diambil oleh perusahaan negara. Di mana keputusan investasi
pihak swasta hanya mementingkan efisiensi sedangkan pada perusahaan negara harus
diperhitungkan efisiensi sosial.

Tiga kesulitan perusahaan dalam praktik penentuan kapasitas yaitu:

1. Kapasitas produksi tidak sepenuhnya variabel akan tetapi kenaikannya seperti tangga
Sebagaimana terlihat pada diagram 11.5.
2. Kapasitas produksi hanya dapat ditingkatkan dengan kenaikan biaya Marginal jangka pendek
atau penurunan biaya Marjinal.
3. Penggunaan kapasitas tidak merata dalam satu periode dimana pada suatu saat kapasitas
naik sedangkan pada saat lainnya kapasitas turun karena permintaan Mengalami
penurunan..

Diagram 11. 5.

Masalah utama yang dibahas adalah adanya perbedaan antara input variabel dan input tetap. Suatu
perusahaan memproduksi dengan menggunakan berbagai input variabel yang jumlahnya tergantung
dari tingkat produksi, sedangkan input tidak berubah titik diagram 11.6 menunjukkan bahwa
pertambahan output X dapat dihasilkan dengan biaya input variabel sebesar OB rupiah, sehingga OB
merupakan biaya Marginal sampai mencapai kapasitas penuh pada output OX0.

Diagram 11.6.

Kapasitas optimum sebesar 1 unit barang terjadi pada LRMC atau biaya Marginal jangka panjang =
kurva permintaan. Dari diagram 11.6 titik dapat dilihat bahwa keuntungan sosial dapat diperbesar
apabila perusahaan memperbesar kapasitas nya menjadi OX1 unit output pertahun. Tambahan biaya
per unit untuk memperbesar kapasitas produksi sebesar g x 0 sedangkan tambahan keuntungan
sebesar f x 0. Pada tingkat yang optimum keuntungan Marginal sebesar x 1 sama besarnya dengan
biaya Marginal dan tambahan keuntungan sosial yang diperoleh sebesar f g h.

Perusahaan bersangkutan tidak mungkin mencapai titik impas apabila FGH ebih kecil dari HIK yang
diukur terlebih dahulu sebelum keputusan untuk melakukan suatu investasi dilaksanakan.

Peak load pricing

Suatu perusahaan menghadapi kurva permintaan yang berbeda pada dua waktu yang berbeda
sehingga dalam hal ini perusahaan harus menetapkan dua harga yang berbeda untuk kedua jenis
permintaan tersebut. Dalam kasus listrik, periode off peak selama 12 jam yang kita definisikan
sebagai proporsi waktu siang dan waktu sebagai proporsi waktu malam sehingga WS tanpa WM
sama dengan 12 atau 24 + 10 atau 24 = 1. Deskripsikan bahwa permintaan akan listrik pada setiap
periode tidak bergantung pada harga listrik pada periode yang lain.

Diagram 11.7.

Untuk menentukan kapasitas optimum pada keadaan permintaan yang berbeda dalam waktu sehari
kita harus menyamakan keuntungan Marginal dan biaya Marginal. Total keuntungan konsumen dari
kapasitas mesin sebesar OX1 unit perhari sebesar W m + w s.

Keuntungan Marginal dari usaha untuk meningkatkan kapasitas mesin akan dirasakan oleh
pemakaian listrik pada malam hari sedangkan pembangkit listrik di siang hari tidak merasakan
manfaat peningkatan kapasitas mesin karena mereka tidak menggunakan listrik sampai batas
kapasitas penuh. Karena itu keuntungan Marginal sebesar WM FX 1 = oh1 WM.

Penentuan harga barang-barang publik

Ada berapa jenis barang publik yang penetapan harganya dapat dilakukan dengan mekanisme pasar
dan prinsip pengecualian dapat dilaksanakan tetapi tidak praktis untuk dilaksanakan dalam
prakteknya penggunaan jalan yang kurang dari optimum kamu dikatakan tidak bersaing karena
tambahan penggunaan Jalan orang seorang pemakai jalan tidak akan memperlambat arus lalu lintas
atau tidak akan mempengaruhi pemakai jalan lainnya. Dalam situasi seperti ini akan kurang tepat
bila pemerintah mengenakan pajak atas penggunaan suatu jalan yang tidak atau belum mencapai
titik optimum, lebih-lebih lagi apabila pemerintah tidak harus mengeluarkan biaya apapun juga
untuk pemeliharaan jalan tersebut.

Dalam hal penggunaan jalan yang belum mencapai tingkat penggunaan optimum timbul suatu
pertanyaan bagaimana sebaiknya pemerintah menggunakan penguatan: langsung dengan
menggunakan pajak jalan tol atau secara tidak langsung dengan menggunakan pajak terhadap
barang lain yang berhubungan dengan pemakaian jalan. Dari segi keadilan pengenaan pajak
tambahan atas bensin bersifat lebih adil karena pungutan tersebut menunjukkan jenis kendaraan
dan frekuensi penggunaan jalan panjang jalan yang dilalui, langka atau tidak membedakan golongan
pemakai jalan dan jalan yang dilalui.

Lain halnya dengan jalan yang tingkat penggunaannya sudah melampaui titik optimum dimana
seorang pemakai jalan akan memperlambat arus lalu lintas titik sehingga pemakai jalan akan
mengutarakan referensi yang tidak terjadi pada barang publik lainnya seperti pertahanan,
kehakiman, dan sebagainya. Berbeda dengan pungutan pada kasus penggunaan jalan yang belum
mencapai titik optimum, penggunaan penggunaan pada kasus jalan yang sudah melebihi
penggunaan optimum tidak hanya didasarkan pada jumlah dana yang harus disediakan untuk
memperbaiki jalan tetapi juga harus dihitung biaya Marginal yang diderita oleh semua pemakai jalan
karena waktu untuk melintasi jalan tersebut menjadi bertambah.

Jadi, di sini pungutan pada pemakaian jalan pada periode sibuk akan menyebabkan distribusi arus
lalu lintas yang lebih merata sepanjang waktu dan penggunaan Jalan dapat lebih disesuaikan dengan
nilai konsumen sebagai menunjukkan dengan kemauan membayar.

Anda mungkin juga menyukai