Anda di halaman 1dari 188

TUGAS MODUL

UAS SEMESTER GENAP 2022/2023

MATA KULIAH PENGANTAR ILMU EKNOMI

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Yuaniko Paramitra SE,MSM

Disusun oleh :

Cindya Susfinal P (2234021053)

Anggraini Putri (2234021094)

Nola Falencia P.P (2234021040)

Nazwa Adinda K (2234021063)

KELAS REG-14

FAKULTAS EKONOMI

PRODI MANAJEMEN

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

2020/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat-Nya pada kita.
Allhamdulillah atas ridho-Nya kami menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi Tugas Akhir Semester (UAS) pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.

Kami juga menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam Menyusun makalah ini, khususnya pada reka-rekan yang menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat dan berguna pada saat ini maupun pada
kemudian hari. Penyusun menyadari masih adanya kekurangan dalam Menyusun maklah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya kekurangan ini, Penyusun atau pembaca dapat memperbaikinya
dan memberikan kritik maupun saran sehingga ada kemajuan dari sebelumnya.

Bekasi, 22 Desember 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

2
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Modul adalah suatu cara mobilisasi materi pelajaran nan menuding kepentingan
pendidikan. Strategi pengorganisasian materi pembelajaran mengandung squencingnan
mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi cak bimbingan, dansynthesizing yang
mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada pebelajar keterkaitan antara fakta, konsep,
prosedur dan prinsip nan terkandung dalam materi pembelajaran. Membuat dan menciptaan
materi pembelajaran, terdapat lima kategori kapabilitas yang dapat dipelajari maka dari itu
pebelajar, yaitu informasi lisan, ketangkasan intelektual,strategi kognitif, sikap, dan
ketangkasan motorik. Strategi mobilisasi materi pembelajaran terdiri dari tiga tahapan proses
berpikir, yaitu pembentukan konsep,intepretasi konsep, dan permintaan prinsip.
Kegunaannya dapat membuat siswa lebih terseret dengan domestik dapat meningkatkan hasil
belajar.

Modul merupakan satu perangkat ataupun sarana pembelajaran yang di dalamnya berupa
materi, metode, dan evaluasi yang dibuat secara berstruktur dan terstruktur misal upaya bagi
mencapai tujuan kompetensi nan diharapkan. Modul dirancang secara spesial dan jelas
berdasarkan kederasan pemahaman masing-masing petatar, sehingga menjorokkan pe serta
lakukan sparing sesuai dengan kemampuanya. Menurut Depdiknas (2008), mendefinisikan
modul seumpama perabot atau wahana pengajian pengkajian nan berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan secara mengevaluasi yang dirancang secara bersistem dan menarik bagi
mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan kompleksinya. Sedangkan Nasution
(2003:205), menyampaikan modul dapat dirumuskan misal: satu unit yang lengkap nan
berdiri koteng dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun kerjakan
membantu peserta mengaras bilang harapan nan dirumuskan secara khusus dan jelas. 
( Syauqy. 2022)

3
Pengantar Ilmu Ekonomi adalah Istilah ekonomi berasal dari kata “oikos” yang
bermakna keluarga atau rumah tangga sementara “Nomos” memiliki makna hukum atau
peraturan yang berlaku. Jadi, secara harfiah ekonomi dapat diartikan sebagai beragam aturan
atau manajemen dalam rumah tangga. Ilmu ekonomi adalah ilmu yang menelaah perilaku
keuangan pasar mulai dari suku bunga, nilai tukar, siklus bisnis, perdagangan internasional,
kebijakan pemerintah hingga efisiensi penggunaan sumber daya alam.

Ilmu ekonomi juga mempelajari pendapatan individu, perusahaan, hingga negara dan
harga saham hingga ketidakseimbangan ekonominya. Dengan mempelajari Ilmu ekonomi
akan membantu seseorang dalam memahami bagaimana perilaku ekonomi masyarakat
tertentu, memberi masukan dalam pengambilan keputusan, memberi pengertian pada potensi
dan keterbatasan kebijakan ekonomi yang diambil, hingga meningkatkan kepekaan manusia
pada berbagai masalah ekonomi dan global.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana prosedur pembelajaran mata kuliah pengantar ilmu eknomi pada mahasiswa
semester satu Universitas Krisnadwipayana?
2. Bagaimana kualitas modul ini untuk para mahasiswa serta sebagai pengumupulan tugas
Ujian Akhir Semester (UAS)?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1. Mendeskripsikan prosedur dengan cara membuat modul pada mata kuliah ini agar
memudahkan mahasiswa Universitas Krisnadwipayana dalam melakukan pembelajaran.
2. Mengetahui kualitas modul mata kuliah pengantar ilmu ekonomi pada mahasiswa
Universitas Krisnadwipayana.

4
1.4 MANFAAT PENELITIAN

Mahahiswa mendapatkan pengalaman belajar menggunakan modul pembelajaran dan


dapat melasanakan pembelajaran yang menyenangkan, aktif pada materi pengantar ilmu
ekonomi ini.

1. Bagi dosen
Dapat memperoleh informasi serta referensi dan semakin menyadari pentingnya
penggunaan modul pembelajaran mata kuliah ini untuk menunjang pembelajaran.

2. Bagi kampus
Dapat menambah wawasan baru pada kampus dan kemajuan tentang penggunaan modul
pembelajaran tersebut, sehingga kampus dapat mengembangkan modul lebih banyak lagi
dengan cara yang kreatif dan inovatif.

3. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman untuk merancang dan membuat modul pembelajaran
sebagai pendukung pembelajaran serta sebagai alat pelengkap untuk memenuhi tugas
Ujian Akhir Semester (UAS).

5
BAB I

PENGERTIAN DAN FUNGSI EKONOMI

1.1 PENGERTIAN ILMU EKONOMI


Ilmu ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari penggunaan sumber daya alam yang
terbatas dalam pemenuhan kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya. Ilmu ekonomi juga
sebagai ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam mencapai kemakmuran. 

Istilah ekonomi berasal dari kata “oikos” yang bermakna keluarga atau rumah tangga
sementara “Nomos” memiliki makna hukum atau peraturan yang berlaku. Jadi, secara
harfiah ekonomi dapat diartikan sebagai beragam aturan atau manajemen dalam rumah
tangga.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang menelaah perilaku keuangan pasar mulai dari suku bunga,
nilai tukar, siklus bisnis, perdagangan internasional, kebijakan pemerintah hingga efisiensi
penggunaan sumber daya alam Ilmu ekonomi juga mempelajari pendapatan individu,
perusahaan, hingga negara dan harga saham hingga ketidakseimbangan ekonominya. Dengan
mempelajari Ilmu ekonomi akan membantu seseorang dalam memahami bagaimana perilaku
ekonomi masyarakat tertentu, memberi masukan dalam pengambilan keputusan, memberi
pengertian pada potensi dan keterbatasan kebijakan ekonomi yang diambil, hingga
meningkatkan kepekaan manusia pada berbagai masalah ekonomi dan global.

Pengertian ilmu ekonomi menurut para ahli :

1. Alfred Marshall
Melalui Bukunya yang berjudul The Principle of Economics, Alfred Marshall berpendapat
Ilmu ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari tindakan manusia secara perorangan pun
kolektif dan kaitannya dalam penggunaan barang-barang material.

6
2. H. J. Davenport
Dalam Buku “Economics of Enterprise”, H.J.Davenport mengungkapkan ilmu ekonomi
sebagai Ilmu pengetahuan yang mengendalikan berbagai masalah dari titik tolak harga. Ilmu
ekonomi juga merupakan peralatan yang mempelajari bagaimana tingkat produksi dapat
ditingkatkan sehingga tingkat hidup masyarakat secara otomatis akan meningkat pula.

3. M. Manullang
Menurut M. Manullang ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana
memenuhi keinginan manusia atau masyarakat demi tercapainya kemakmuran atau kondisi
dimana manusia bisa memenuhi kebutuhannya, baik dalam bentuk barang maupun jasa.

4. Oscar Langen
Ilmu ekonomi menurut Oscar Langen adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tata
administrasi dari berbagai sumber daya baik sumber daya kecil maupun besar yang kemudian
dianalisis sehingga dapat dipergunakan kembali bagi kehidupan manusia secara maksimal
dan sebaik-baiknya.

5. John Stuart Mill


Menurut John Stuart Mill ilmu ekonomi yang mempelajari beragam seluk beluk penagihan
dan pengeluaran. Tak hanya itu menurut stuart ekonomi juga membahas berbagai kegiatan
produksi dan distribusi kekayaan.

6. Prof. P. A. Samuelson
Dalam buku Economics : An Introductory Analysis Prof. P. A. Samuelson menjelaskan
bahwa ilmu ekonomi sebagai studi yang mempelajari bagaimana manusia membuat pilihan
dengan menggunakan sumber daya terbatas yang kemudian diolah lagi untuk menghasilkan
berbagai jenis barang dan jasa untuk kemudian didistribusikan lagi ke berbagai lapisan
masyarakat.

7
7. Louis Cantori
Menurut Louis Cantori Ilmu ekonomi dipandang dari sudut pandang Islam adalah ilmu
ekonomi yang didasarkan pada berbagai aturan islam. Misalnya saja mengenai masalah yang
menjamin berputarnya harta yang dimiliki oleh seorang individu.

8. Suherman Rosyidi
Suherman Rosyidi sebagai Filsuf asal Indonesia berpendapat ilmu ekonomi merupakan
cabang ilmu pengetahuan yang memberikan pemahaman tentang gejala yang timbul di
lingkungan masyarakat dalam upayanya memenuhi kebutuhan hidup atau upayanya
mencapai kemakmuran.

9. Adam Smith
Sering disebut juga sebagai teori ekonomi klasik. Menurut Adam Smith Ilmu ekonomi
sebagai cabang ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam usahanya
mengalokasikan berbagai sumber daya terbatas untuk mencapai tujuan tertentu..

10. Mankiw
Mankiw berpendapat seseorang yang menguasai Ilmu Ekonomi akan meningkatkan
pemahamannya atas beragam potensi dan keterbatasan kebijakan ekonomi. Ilmu ekonomi
juga mempelajari bagaimana suatu individu kemudian saling berinteraksi satu sama lain.

Ilmu ekonomi sebagai ilmu yang mempelajari berbagai kegiatan manusia dalam rangka
memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Dalam rangka mencapai kemakmuran ini manusia
kemudian akan melakukan aktivitas ekonomi seperti konsumsi, produksi, dan distribusi. Hal
ini kemudian akan memunculkan berbagai masalah ekonomi yaitu tidak seimbangnya
kebutuhan manusia yang tak terbatas dengan jumlah barang atau produksi yang kian terbatas.
Berikut beberapa pembagian jenis ilmu ekonomi yang perlu kamu ketahui:

1. Ilmu Ekonomi Terapan


Ilmu ekonomi terapan merupakan bidang ilmu ekonomi yang mengaplikasikan teori dan
prinsip ekonomi dalam situasi riil untuk memprediksi kemungkinan hasil yang berfokus pada

8
pemanfaatan ilmu ekonomi secara praktis, khususnya bagi individu dalam pengambilan
keputusan, kebijakan, pedoman, atau standar tertentu dengan tujuan mengatasi masalah yang
terjadi. Ilmu ekonomi ini biasanya menggunakan studi kasus dan statistic. Contohnya dalam
lingkup perusahaan, ekonomi moneter, dan perbankan. Ekonomi Moneter merupakan bagian
dari ilmu ekonomi yang digunakan untuk mempelajari sifat, fungsi, serta pengaruh uang
dalam kegiatan ekonomi yang dapat kamu pelajari pada buku Ekonomi Moneter: Study
Kasus Indonesia.

2. Ilmu Ekonomi Deskriptif


Ilmu ekonomi deskriptif sebagai ilmu ekonomi yang menggambarkan bagaimana keadaan
perekonomian di masyarakat saat itu. Ekonomi deskriptif sendiri memaparkan data-data dari
beragam fakta serta fenomena yang terjadi. Ilmu ekonomi mengkaji berbagai gambaran, dan
kondisi perekonomian. Data yang terkumpul bersifat variatif dapat berupa angka, grafik,
kurva, atau bentuk penyajian lainnya yang dapat kamu pahami artinya pada buku Statistika
Deksriptif: Vivi Silvia. Di Indonesia ilmu ekonomi ini kemudian digunakan oleh BPS (Badan
Pusat Statistik) dalam memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi Indonesia baik
secara makro maupun mikro. Penerapan ilmu ekonomi ini juga pernah digunakan ketika
membedah krisis moneter yang terjadi di Indonesia tahun 1998 lalu

3. Ilmu Ekonomi Makro


Ilmu ekonomi makro merupakan ilmu ekonomi yang fokusnya kepada ragam kegiatan yang
berhubungan langsung dengan ekonomi, tujuannya tentu saja mencapai sasaran makro yaitu
menjaga stabilnya harga serta keseimbangan perdagangan internasional, ekonomi makro juga
bertujuan mencapai full employment, memeratakan distribusi pendapatan, dan menjaga
stabilitas dalam hal nilai tukar. Hal-hal yang dikaji oleh ekonomi makro sendiri mulai dari
angka pengangguran, upah, hingga kasus inflasi yang kemudian akan menyebabkan
peningkatan harga pasar secara terus-menerus. Dalam buku Mudah Memahami Dan
Mengimplementasikan Ekonomi Makro, Grameds dapat mempelajari ilmu ekonomi ini
dengan mudah melalui studi kasus yang disediakan.

9
4. Ilmu Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro merupakan ilmu ekonomi yang mempelajari hal-hal yang terbatas
kepada suatu kegiatan ekonomi saja. Mencakup diantaranya Harga dasar dan harga tertinggi
yang perlu ditetapkan demi menjaga keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Sebab
jika terjadi monopolistik pada pasar kemudian akan mempersempit peluang bisnis para
pemain baru, sehingga semangat kewirausahaan masyarakat pun menurun.

5. Ilmu Ekonomi Publik


Ilmu ekonomi publik memperkenalkan fungsi pemerintah dalam hal perekonomian.
Contohnya mulai dari pajak, retribusi, anggaran pemerintah, hingga pada utang negara. Ilmu
ekonomi public biasanya didominasi oleh para pejabat pemerintahan serta pengamat
ekonomi. sebab keterlibatannya secara langsung di dalamnya.
Seperti pada contohnya fungsi dari pemerintah melalui sudut pandang dari sisi mikro
ekonomi yang ada pada buku Ekonomi Publik oleh Bambang Suprayitno.

6. Ilmu Ekonomi Moneter


Ilmu ini turut membantu dalam penerapan kebijakan moneter suatu negara. Ilmu ini
mempelajari sebuah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatur kestabilan
keuangan suatu Negara. Ilmu Ekonomi Moneter juga mempelajari tentang uang, perbankan,
serta berbagai lembaga keuangan lainnya. Aspek yang dipelajari mulai dari inflasi, jumlah
uang yang beredar, dan tingkat suku bunga bank. Dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi
moniter membicarakan mengenai bagaimana sebuah uang itu bekerja

7. Ilmu Ekonomi Sumber Daya Manusia


Ilmu ekonomi Sumber Daya Manusia (SDM) Merupakan ilmu ekonomi yang mempelajari
tentang faktor produksi tenaga kerja, mulai dari kesempatan kerja, kualitas tenaga kerja, dan
penentuan upah. Ruang lingkupnya mulai dari dinamika kependudukan, ketenagakerjaan,
struktur ketenagakerjaan, sektor informal-formal, transisi kependudukan, mobilitas dan
migrasi penduduk, permintaan dan penawaran tenaga kerja, pekerja anak, perencanaan
tenaga kerja serta penduduk dan pembangunan ekonomi.

10
8. Ilmu Ekonomi Internasional
Ilmu ekonomi internasional adalah ilmu ekonomi yang mempelajari terjadinya kegiatan
ekonomi antar negara, misalnya pada World Trade Organization (WTO); International
Monetary Fund (IMF); dan United Nations Conference on Trade and Development
(UNCTAD).

Ilmu ini juga memiliki peran penting dalam siklus bisnis internasional. Selain itu, teori dari
ekonomi internasional ini sendiri semakin maju dan berkembang menurut buku Ekonomi
Internasional oleh Mahyus Ekananda. Hal-hal yang dipelajari dalam ekonomi internasional
mulai dari perdagangan antar negara, neraca pembayaran internasional dan neraca
perdagangan internasional. Ilmu ekonomi yang kemudian akan turut meneliti berbagai
peristiwa politik internasional. Aktivitas ekonomi, dan masalah ekonomi saat ini, entah itu
perkembangan terbaru mengenai Brexit yang diusulkan Inggris dari Uni Eropa atau
perubahan tarif terbaru Amerika Serikat. Disiplin ini juga menyatukan berbagai prinsip dan
pendekatan ekonomi makro dan ekonomi mikro.

9. Ilmu Ekonomi Regional


Ilmu ekonomi regional merupakan ilmu ekonomi yang mengkaji interaksi ekonomi antar
sebuah wilayah serta pengembangannya dengan tujuan meningkatkan tingkat perekonomian
pada suatu wilayah tersebut. Ilmu ekonomi regional sendiri dapat digunakan juga sebagai
medium yang akan membantu pemerintahan wilayah untuk menganalisa permasalahan
ekonomi yang terjadi untuk kemudian membuat kebijakan sebagai solusinya.

1.2 10 PRINSIP EKONOMI

Prinsip ekonomi adalah sebuah usaha untuk mendapatkan hasil tertentu dengan pengorbanan
yang seminim mungkin. Selain itu prinsip ekonomi juga dapat diartikan sebagai suatu
tindakan dalam rangka mendapatkan kebutuhan tertentu dengan biaya yang seminim
mungkin.

11
Prinsip ekonomi ditujukan agar pelaku ekonomi dapat mencapai keektifan serta keefisienan
yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan ekonomi. Misalnya, jika saat kita akan membeli
sebuah barang, pasti kita akan membandingkan harga barang dan kualitas yang ditawarkan
toko tersebut dengan toko yang lain. Selain itu akan mencari barang yang harganya murah
karena ada diskon atau ada potongan harga.

Berikut 10 prinsip ekonomi ;

1. Masyarakat bereaksi terhadap insentif

Seseorang biasanya akan lebih “aktif” saat seseorang tersebut mendapatkan keuntungan
tambahan dari apa yang ia kerjakan. Karena kita selalu membuat keputusan berdasarkan
perbandingan antara biaya dan manfaat, maka perilaku kita akan berubah setiap perhitungan
biaya dan manfaat tersebut berubah. Contohnya seseorang akan bekerja sessua porsi saat
penghasilannya tetap, tetapi saat ada insentif maka ia akan bekerja secara ekstra dari
sebelumnya.

2. Perdagangan menguntungkan semua orang

Melalui perdagangan semua pihak akan memperoleh kesempatan melakukan spesialisasi


pada bidang yang paling dikuasainya sehingga output kegiatan produktif yang dilakukan
lebih optimal. Pada prinsip ini yang paling ditonjolkan adalah spesialisasi, contohnya yaitu
suatu Negara akan memproduksi sesuai kemampuan yang paling optimal ( biaya produksi
rendah, kemampuan produksi tinggi, kualitas bagus) yang dimiliki lalu menjualnya ke
Negara lain yang tidak optimal produksinya dari barang tersebut dan barang produksi yang
tidak bisa dihasilkan secara optimal maka Negara tersebutpun akan membeli dari Negara lain
yang produksinya lebih optimal. Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahawa perdagangan
menguntungkan semua orang, meskipun sedikit keuntungan tersebut.

3. Pasar Adalah Tempat Yang Baik Dalam Mengorganisasikan Kegiatan Ekonomi

12
Dengan menggunakan jenis perekonomian pasar, keputusan-keputusan dari suatu
perencanaan yang terpusat, digantikan oleh keputusan-keputusan dari jutaan perusahaan dan
rumah tangga. Perusahaan dan rumah tangga saling berinteraksi di pasar, dimana harga dan
kepentingan-kepentingan pribadi mempengruhi dan memandu keputusan-keputusan yang
mereka buat. Harga mencerminkan nilai suatu barang bagi masyarakat dan biaya yang harus
dibayar masyarakat untuk memproduksinya. Oleh karena semua pelaku ekonomi mengambil
keputusan berdasarkan informasi harga, maka mekanisme harga merupakan sistem yang
paling efektif dan efisien untuk mengalokasikan sumberdaya yang langka di antara para
pelaku ekonomi tersebut. Sehingga pasar adalah tempat yang tepat untuk
mengorganisasikannya.

4. Kebijakan ekonomi pemerintah ditujukan untuk mengoreksi kegagalan pasar

Keadaan seperti ini adalah situasi di mana pasar gagal mengalokasikan sumberdaya yang
relatif langka secara efisien. Seperti dalam kasus krisis perekonomian, diamana banyak
perusahaan yang bangkrut dan terjadi kegagalan pasar, pemerintah dapat turun tangan dan
menyelamatkan perusahaan tersebut dari kebangkrutan, dan menjaga kemampuan produksi
sekaligus meminimalisir angka pengangguran dengan cara melakukan buyout, atau
pembelian/pengambil alihan sebuah perusahaan oleh pemerintah. Sedangkan contoh pada
bidang pertanian adalah terjadinya pencemaran yang dilakukan petani akibat penggunaan
pestisida, pupuk kimia secara berlebihan yang mengakibatkan pencemaran air. Air yang ada
dan tercemar digunakan untuk keperluan sehari-hari, dalam hal ini pasar tidak mampu
mengatasi persoalan tersebut sehingga pemerintah perlu turun tangan dan menerapkan
peraturan atau kebijakan tertentu.

5. Standar hidup masyarakat tergantung pada produktivitas

Apa yang bisa menjelaskan perbedaan-perbedaan yang sangat besar antara satu standar hidup
dengan standar hidup lainnya diberbagai Negara di dunia?. Jawabannya cukup sederhana,
yaitu kemampuan factor produksi dari suatu Negara. Dinegara dimana para pekerjanya dapat
menghasilakan barang dan jasa dalam jumlah besar per satu satuan waktu, sebagian besar

13
masyarakatnya hidup dalam standar hidup yang tinggi. Begitu pula sebaliknya. Hubungannya
yaitu tingkat pertumbuhan produktivitas suatu Negara menetukan tingkat pertumbuhan
pendapatan rata-ratanya.

6. Tingkat harga dipengaruhi oleh kebijakan moneter

Tingginya tingkat peredaran uang akibat dari tingginya produksi uang itu sendiri,
menyebabkan nilai dari uang tersebut menjadi semakin kurang berharga yang berdampak
pada terjadinya inflasi. Sehingga harga barang naik karena niali dari uang tersebut menurun.

7. Masyarakat menghadapi trade off antara inflasi dan pengangguran jangka


pendek

Tradeoff antara inflasi dan pengangguran sifatnya hanyalah sementara, namun dapat
berlangsung menahun. sulitnya Pemerintah meredam lonjakan inflasi dikarenakan upaya
menekan inflasi seringkali mengakibatkan peningkatan angka pengangguran. Inflasi biasanya
ditekan melalui pengurangan kuantitas uang. Jika uang berkurang, maka dana investasi dan
produksi menyusut. Hal ini berarti lapangan kerja baru akan berkurang, sehingga
pengangguran akan bertambah. Dilema atau trade off antara inflasi dan pengangguran ini
dikenal sebagai konsep Kurva Philip.

8. Orang berpikir secara rasional

Artinya saat seseorang menentukan keputusan atau pilihan, orang tersebut bekerja pada
pikiran rasional. Saat menghadapi pilihan untuk melanjutkan sekolah (S2) atau mecari kerja.
Yang ia pikirkan adalah apa keuntungan dari melanjutkan sekolah yaitu pengetahuan,
pekerjaan yang lebih baik dan penghasilan lebih bersar. Atau memilih mencari kerja dengan
keuntungan yaitu lebih cepat memiliki penghasilan sendiri. Dan kerugiannya, yaitu
kehilangan hal-hal dari pilihan yang ia tinggalkan.

9. Pemerintah Kadang Mampu Meningkatkan faktor produksi

14
Seperti dalam kasus krisis perekonomian seperti sekarang diamana banyak perisahaan yang
bangkrut dan terjadi kegagalan pasar, pemerintah dapat turun tangan dan menyelamatkan
perusahaan tersebut dari kebangkrutan, dan menjaga kemampuan produksi sekaligus
meminimalisir angka pengangguran dengan cara melakukan buyout, atau
pembelian/pengambil alihan sebuah perusahaan oleh pemerintah. Walau begitu pemerintah
tidak selalu harus melakukan hal tesebut.

10. Harga-harga akan meningkat jika pemerintah mencetak uang dalam jumlah
banyak

Tingginya tingkat peredaran uang akibat dari tingginya produksi uang itu sendiri,
menyebabkan nilai dari uang tersebut menjadi semakin kurang berharga yang berdampak
pada terjadina inflasi. Sehingga harga barang naik karena niali dari uang tersebut menurun.

15
1.3 MANFAAT EKONOMI

 Memelajari ilmu ekonomi akan memberikan masukan untuk pengambilan keputusan


pada tindakan ekonomi, baik secara lokal maupun global.
 Kamu juga bisa membantu untuk membuat sebuah kebijakan yang bisa memahami pola
perilaku ekonomi dari masyarakat. 
 Belajar ekonomi akan memberikan sumbangsih dan kontribusi terkait pemikiran tentang
potensi dan keterbatasan kebijakan ekonomi yang sudah diambil oleh seorang pemimpin.
 Ilmu ekonomi juga membantu untuk meningkatkan kepekaan seseorang terhadap situasi
ekonomi baik secara lokal maupun global.
 Kamu akan lebih mudah untuk memberikan masukan dan kritik terhadap pengambilan
keputusan terkait tindakan ekonomi.
 Belajar ekonomi juga bisa memberikan pengertian pada potensi keterbatasan dari
kebijakan ekonomi.
 Kamu juga bisa membantu pengambilan keputusan dalam berbagai macam prioritas yang
ingin terpenuhi. 

Manfaat memelajari ilmu ekonomi akan dapat dirasakan dalam kegiatan sehari-
hari. Dengan memelajari ilmu ekonomi tentu akan membantu untuk memprediksi
berbagai macam tindakan manusia di masa depan. Prediksi tersebut bisa digunakan untuk
merencanakan sebuah bisnis maupun usaha. 

16
BAB II

PERAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI

2.1 Pasar Dan Peran Pemerintah


Apakah Yang Dimaksud Dengan Pasar?
Dalam sebuah negara seperti Amerika Serikat. kebanyakan keputusan ekonomi
dipecahkan melalui pasar, sehingga kita memulai telaah sistematis kita di sini. Siapakah
yang memecahkan tiga masalah fundamental apa, bagaimana, dan untuk siapa dalam
sebuah ekonomi pasar. Anda mungkin terkejut mengetahui bahwa bukan individu atau
organisasi atau pemerintah yang bertanggung jawab untuk memecahkan masalah-masalah
dalam sebuah ekonomi pasar, melainkan berjuta-juta perusahaan dan konsumen yang
melakukan transaksi secara sukarela, dengan maksud untuk memperbaiki kondisi
ekonomi mereka sendiri, dan tindakan-tindakan mereka secara tidak tampak, dikoordinir
oleh suatu sistem harga dan pasar.
Untuk melihat betapa hebat hal ini, tengoklah kota New York. Tanpa suatu aliran
tetap barang ke dalam dan ke luar kota itu, para penghuni New York akan berada di
ambang kelaparan dalam tempo seminggu. Supaya New York berkembang dengan cepat,
banyak jenis barang harus diadakan. Dari daerah-daerah sekitar, dari 50 negara bagian,
dan dari pelosok-pelosok dunia, barang-barang melewati perjalanan selama berhari-hari
dan berminggu- minggu dengan tujuannya kota New York.
Bagaimana mungkin 10 juta orang dapat tidur nyenyak, hidup dalam ketakutan
mencekam akan macetnya proses ekonomi yang terhadapnya mereka bersandar? Jawaban
yang mengherankan ialah bahwa, tanpa menggunakan paksaan atau petunjuk terpusat
oleh siapa pun, kegiatan-kegiatan ekonomi ini dikoordinasikan melalui pasar.
Setiap orang di Amerika Serikat melihat berapa banyak pemerintah memang
melakukan kontrol kegiatan ekonomi: ia memungut bea untuk melintasi jembatan,
menjaga ketertiban jalan raya, mengatur (penggunaan) obat-obatan, memungut pajak,
mengirim tentara ke Eropa, dan seterusnya. Namun jarang kita berpikir mengenai berapa
banyak kehidupan ekonomi kita yang biasa berjalan tanpa campur tangan pemerintah.
Ribuan komoditas dihasilkan oleh jutaan orang setiap hari, dengan sengaja, tanpa
petunjuk sentral atau rencana induk.
Bukan Kekacauan, melainkan Ketertiban Ekonomi
Pasar tampaknya seperti sebuah kumpulan campurbaurnya berbagai penjual dan
pembeli. Kelihatannya hampir merupakan suatu keajaiban bahwa makanan dihasilkan
dalam jumlah yang sesuai, ditransportasikan ke tempat yang semestinya, dan tiba dalam
suatu bentuk yang lezat di meja makan. Namun pengamatan yang saksama atas New
York atau ekonomi-ekonomi lainnya merupakan bukti yang meyakinkan bahwa sebuah
sistem pasar bukanlah suatu kekacauan dan bukan juga keajaiban. Itu adalah sebuah
sistem dengan logika internalnya sendiri. Dan itu berjalan.
Sebuah ekonomi pasar merupakan suatu meka nisme rumit dalam hal
pengkoordinasian orang- orang, kegiatan-kegiatan, dan bisnis-bisnis melalui sistem harga
dan pasar. Sistem ini merupakan suatu alat komunikasi untuk menyatukan pengetahuan
17
dan tindakan-tindakan dari milyaran individu yang berbeda. Tanpa kecerdasan atau
perhitungan sentral, ia memecahkan masalah-masalah produksi dan dis- tribusi yang
melibatkan milyaran variabel dan relasi yang tidak dikenal, masalah-masalah yang jauh di
luar jangkauan bahkan dari superkomputer berada tercepat dewasa ini. Tak seorang pun
merancang pasar, namun ia berfungsi dengan sangat baik sekali. Dalam sebuah ekonomi
pasar, tidak ada individu atau organisasi yang secara seorang diri bertanggung jawab atas
produksi, konsumsi, distribusi, dan penetapan harga.
Bagaimana pasar menetapkan harga, upah, dan output? Pada mulanya, sebuah
pasar adalah sebuah tempat aktual di mana pembeli dan penjual dapat terlibat dalam
tawar-menawar langsung. Tempat ber- langsungnya pasar (marketplace) yang diisi
dengan lem-penganan-lempengan mentega, gundukan keju, onggokan ikan basah, dan
timbunan sayur-mayur- biasanya merupakan suatu pemandangan yang lazim di banyak
desa dan kota, di mana para petani mem- boyong barang-barangnya untuk dijual. Di
Amerika Serikat dewasa ini ada pasar-pasar yang tetap penting di mana banyak pedagang
berkumpul untuk mela- kukan bisnis. Misalnya, gandum dan jagung diper- dagangkan di
Chicago Board of Trade, minyak dan platina diperdagangan di New York Mercantile
Exchange, dan permata diperdagangkan di Diamond District di New York City.
Dalam suatu pengertian yang umum, pasar merupakan tempat di mana para
pembeli dan para penjual berinteraksi menentukan harga dan meng- adakan pertukaran
barang dan jasa. Ada pasar untuk hampir segala sesuatu. Anda dapat membeli karya seni
dari para pelukis ulung tempo dulu di rumah- rumah lelang di New York, atau surat izin
polusi (pollution permit) di Chicago Board of Trade, arau obat-obat legal dari jasa-jasa
pengiriman di banyak kota besar. Sebuah pasar mungkin tersentralisasi, seperti dalam hal
tenaga kerja. Atau mungkin hadir hanya secara elektronik, seperti halnya dengan "e-
commerce" di Internet yang makin berkembang.
Sebuah pasar adalah sebuah mekanisme yang melaluinya para pembeli dan para
penjual berinteraksi untuk menentukan harga dan melakukan pertukaran barang dan
jasa.
Dalam sebuah sistem pasar, segala sesuatu mem- punyai harga, yang merupakan
nilai dari barang dalam satuan uang (peran uang akan dibahas pada Bagian B dari bab
ini). Harga menggambarkan kese- pakatan antara orang dan perusahaan yang dengan
sukarela pertukaran berbagai komoditas. Apabila saya sepakat untuk membeli sebuah
mobil Ford bekas dari sebuah dealer seharga 4050 dolar, kesepakatan ini menunjukkan
bahwa mobil Ford itu bagi saya bernilai sekurang-kurangnya 4050 dolar dan bahwa 4050
dolar itu sekurang-kurangnya juga merupakan nilai dari mobil Ford itu bagi dealer. Pasar
mobil bekas telah menentukan harga dari sebuah mobil Ford bekas dan, melalui
perdagangan sukarela, sudah mengalokasikan barang ini untuk orang yang baginya itu
memiliki nilai tertinggi.
Di samping itu, harga menjadi sinyal bagi produsen dan konsumen. Jikalau
konsumen meng- inginkan lebih banyak suatu barang, maka harga akan naik, dan ini
mengirimkan suatu sinyal kepada produsen bahwa dibutuhkan lebih banyak pena- waran.
Apabila suatu wabah penyakit yang ganas mengurangi produksi daging sapi, maka
penawaran daging sapi berkurang dan harga hamburger naik. Harga yang lebih tinggi
mendorong para petani meningkatkan produksi daging sapi mereka, dan pada saat yang
sama, mendorong konsumen untuk menggantikan hamburger dan produk-produk daging
sapi dengan barang lain.

18
Apa yang berlaku di pasar untuk barang-barang konsumsi juga berlaku untuk
pasar faktor-faktor produksi seperti tanah atau tenaga kerja. Jikalau lebih banyak
programer komputer dibutuhkan untuk menjalankan bisnis Internet, maka harga
programer komputer (upah mereka per jam) cenderung akan naik. Kenaikan dalam upah
relatif itu akan menarik para pekerja memasuki bidang pekerjaan yang sedang tumbuh itu.
Harga mengkoordinasikan keputusan-keputusan para produsen dan konsumen
dalam sebuah pasar Harga-harga yang lebih tinggi cenderung mengurangi pembelian
konsumen dan mendorong produksi. Harga- harga yang lebih rendah mendorong
konsumsi dan menghambat produksi. Harga adalah roda penye- imbang dari mekanisme
pasar.
Ekuilibrium Pasar. Pada setiap saat, ada orang-orang yang membeli sementara
orang-orang lain menjual; perusahaan-perusahaan menemukan produk-produk baru
sementara pemerintah mengeluarkan undang- undang untuk mengatur produk-produk
lama; perusahaan-perusahaan asing membuka pabrik-pabrik di Amerika sementara
perusahaan-perusahaan Amerika menjual produk-produk mereka di luar negeri. Meskipun
demikian di tengah-tengah kekacauan ini, pasar terus-menerus menjawab pertanyaan-
pertanyaan apa, bagaimana, dan untuk siapa. Karena pasar menyeimbangkan seluruh
kekuatan yang beroperasi dalam ekonomi, maka pasar akan menemukan suatu
keseimbangan pasar antara penawaran dan permintaan.
Suatu ekuilibrium pasar menggambarkan suatu keseimbangan di antara semua
pembeli dan penjual yang berbeda. Tergantung pada harga, rumahtangga dan perusahaan
semuanya ingin membeli atau menjual dalam jumlah yang berbeda. Pasar menemukan
harga ekuilibrium yang sekaligus memenuhi baik keinginan para pembeli maupun para
penjual. Terlalu tinggi harga akan berarti terlalu berlimpah-limpah persediaan barang
dengan terlalu banyak output; terlalu rendah harga akan menghasilkan antrian panjang di
toko-toko dan kekurangan barang. Tingkat harga dimana para pembeli ingin membeli
dalam kuantitas yang persis sama dengan tingkat penjualan yang diinginkan penjual
menghasilkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Bagaimana Pasar Memecahkan Tiga Masalah Ekonomi
Kita baru saja menguraikan bagaimana harga membantu menyeimbangkan
konsumsi dan produksi (atau permintaan dan penawaran) dalam sebuah pasar individual.
Apakah yang terjadi apabila kita menyatukan semua pasar yang berbeda daging sapi,
mobil, tanah, tenaga kerja, modal, dan segala sesuatu lainnya? Pasar-pasar ini bekerja
serempak untuk menentukan suatu keseimbangan umum di antara harga-harga dan
produksi.
Dengan menyeimbangkan para penjual dan para pembeli (penawaran dan
permintaan) dalam tiap- tiap pasar, maka ekonomi pasar secara serentak menyelesaikan
ketiga masalah apa, bagaimana dan untuk siapa itu. Berikut adalah garis besar dari sebuah
keseimbangan pasar:
1. Barang-barang dan jasa-jasa apa yang akan diproduksi ditentukan oleh keputusan
pembe- lian para konsumen bukan setiap 2 atau 4 tahun melalui pemungutan
suara, melainkan dalam keputusan-keputusan pembelian mereka setiap hari. Uang
yang mereka bayar ke dalam cash register perusahaan pada akhirnya menjadi
upah, uang sewa, dan deviden yang diterima sebagai pendapatan oleh para
konsumen, sebagai karyawan. Perusahaan-perusahaan, pada gilirannya,
termotivasi oleh keinginan umtuk memaksimumkan keuntungan. Keuntungan
19
adalah penerimaan bersih, atau selisih antara total penjualan dan total baiya.
Perusahaan-perusahan meninggalkan bidang-bidang dimana mereka tengah
mengalami kerugian; begitu pula, perusahaan-perusahaan karna terpikat oleh
keuntungan yang tinggi memproduksi permintaan yang tinggi. Beberapa aktivitas
yang menguntungan adalah memproduksi dan memanfaatkan obat-obatan
menginvestarikan miliaran (dolar) dalam riset untuk muncul bahkan dengan zat-
zat kimia yang lebih baru dan meningkat hasilya.
2. Bagaimana barng-barang dihasilkan ditentukan oleh persaingan diantara para
produsen yang berbeda. Cara terbaik bagi para konsumen untuk menghadapi
persaingan harga dan memaksimuman keuntungan adalah mempertahankan biaya
pada tingkat minimum dengan menerapkan metode-metode produksi yang paling
efisien. Kadang-kadang diperlukan perubahan dalam bentuk perbaikan
penggunaan mesin atau menyesuaikan campuran input untuk memper oleh
keuntungan biaya, yang dapat menjadi sangat penting dalam sebuah pasar yang
kom petitif. Pada saat yang lain terjadi perubahan drastis dalam teknologi, seperti
pada mesin uaf yang menggantikan kuda karena uap lebih murah per unit kerja
yang bermanfaat, atau pesawat terbang yang menggantikan kereta api sebagai
moda paling efisien untuk perjalana jarak jauh. Sekarang juga kita berada di
tengah-tengah transisi persis seperti itu menuju sesuatu teknologi yang sama
sekali berbeda, karena komputer yang mengubah secara drastis banyak tugas di
tempat kerja, dari konter pemeriksaan hingga meja gambar.
3. Untuk siapa barang-barang diproduksi-siapa yang mengkonsumsi dan berapa
banyak-ter- gantung, sebagian besar, pada penawaran dan permintaan dalam
pasar-pasar f faktor-faktor pro- duksi. Pasar-pasar faktor (yaitu pasar-pasar untuk
faktor-faktor produksi) menentukan tingkat upah, sewa tanah, suku bunga, dan
keun- tungan. Harga-harga seperti itu disebut harga- harga faktor. Orang yang
sama mungkin menerima upah dari sebuah pekerjaan, dividen dari saham, bunga
atas sebuah obligasi, dan sewa dari sebuah properti. Dengan menjumlahkan semua
penghasilan dari faktor-faktor, kita dapat menghitung pendapatan pasar orang
yang bersangkutan. Dengan demikian distribusi pendapatan di antara populasi
ditentukan oleh banyaknya jasa-jasa faktor (jam kerja, ukuran tanah, dll.) dan
harga-harga faktor (seperti tingkat upah, sewa tanah, dll.)
Akan tetapi, patut diingat bahwa penda- patan mencerminkan lebih daripada
imbalan untuk pekerjaan kasar atau mata pencaharian sederhana. Pendapatan yang
tinggi dapat berasal dari warisan-warisan yang besar, keberuntungan, dan
keterampilan-keterampilan yang sangat dihargai di tempat berlangsungnya pasar.
Orang- orang dengan pendapatan rendah sering digambarkan sebagai malas, namun
kenyataan- nya ialah bahwa pendapatan rendah umumnya merupakan akibat dari
pendidikan rendah, diskriminasi, atau hidup di tempat di mana pekerjaan sedikit dan
upah rendah. Apabila kita melihat seseorang pada garis pengangguran, kita harus
ingat, "Kalau bukan karena penawaran dan permintaan, saya ada di sana."
Para Raja Tempat Berlangsungnya Pasar
Siapakah yang menguasai sebuah ekonomi pasar? Apakah perusahaan-perusahaan
raksasa seperti Microsoft dan AT&T menentukan apa yang harus terjadi? Atau barangkali
Kongres dan presiden? Atau
orang-orang yang menguasai periklanan dari Madison Avenue? Seluruh entitas ini
dapat mem- pengaruhi kita, namun faktor-faktor penentu utama dari bentuk
perekonomian kita adalah raja kembar selera dan teknologi. Selera bawaan dan yang
20
diperoleh seperti terungkap dalam keputusan pembelian dalam permintaan konsumen-
akan mengarahkan penggunaan sumberdaya-sumberdaya masyarakat. Selera akan
memilih suatu titik pada batas kemung- kinan-produksi (production-possibility frontier
PPF).
Namun konsumen saja tidak dapat mendikte barang apa yang akan diproduksi.
Sumberdaya- sumberdaya dan teknologi yang tersedia menjadi kendala utama bagi
pilihan-pilihan mereka. Eko- nomi tidak dapat keluar dari PPF-nya: Anda dapat terbang
ke Hong Kong, namun tidak ada penerbangan ke Mars. Sumberdaya-sumberdaya sebuah
ekonomi, bersama-sama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tersedia,
membatasi para calon konsumen yang potensial. Permintaan konsumen harus cocok
dengan penawaran barang-barang dari perusahaan. Dengan demikian biaya produksi dan
keputusan-keputusan penawaran, bersama-sama dengan permintaan konsumen,
membantu menen- tukan apa yang diproduksi.
Anda akan merasakan manfaatnya untuk mengingat raja kembar apabila Anda
merasa heran mengapa beberapa teknologi gagal di tempat berlangsungnya pasar
(marketplace). Dari Stanley Steamer sebuah mobil yang berjalan karena uap hingga
sigaret tanpa asap Premier, yang tidak mengeluarkan asap namun juga hambar, sejarah
penuh dengan produk-produk yang tidak mendapatkan pasar. Apa sebabnya produk-
produk yang tidak bermanfaat mati satu demi satu? Apakah ada sebuah lembaga
pemerintah yang menetapkan nilai dari produk-produk baru? Tidak perlu ada lembaga
semacam itu. Sebaliknya, produk-produk itu punah karena tidak ada permintaan
konsumen akan produk-produk tersebut pada harga pasar yang diterima. Produk-produk
ini lebih memperoleh kerugian daripada keuntungan. Ini menjadi peringatan bagi kita
bahwa keuntungan bertindak sebagai hadiah dan hukuman untuk perusahaan dan
menuntun mekanisme pasar.
Seperti seorang petani yang menggunakan pemikat dan tongkat untuk memaksa
seekor keledai berjalan maju sistem pasar memberikan keuntungan dan keru- gian untuk
merangsang perusahaan-perusahaan meng- hasilkan barang-barang yang diinginkan
secara efisien.
Sebuah Gambaran mengenai Harga dan Pasar
Kita dapat menggambarkan aliran melingkar dari kehidupan ekonomi gambar
tersebut memberikan sebuah tinjauan umum tentang bagaimana para konsumen dan para
produsen berinteraksi untuk menentukan harga dan kuantitas baik untuk input maupun
output. Perhatikan dua jenis pasar yang berbeda dalam melingkar itu. Pada bagian paling
atas ada pasar- pasar produk, atau arus output seperti pizza dan sepatu; pada bagian paling
bawah ada pasar-pasar untuk input atau faktor-faktor produksi seperti tanah dan tenaga
kerja. Selanjutnya, perhatikan bagaimana keputusan-keputusan diambil oleh

21
Kita melihat di sini arus melingkar dari sebuah ekonomi pasar. Keputusan
pembelian para konsumen (rumah tangga, pemerintah, dan orang-orang asing)
berinteraksi dengan penawaran perusahaan dalam pasar-pasar produk pada bagian paling
atas, untuk membantu menentukan apa yang diproduksi. Permintaan perusahaan untuk
input-input bertemu dengan penawaran tenaga kerja dan input-input lain dalam pasar-
pasar faktor di bawah untuk membantu menentukan upah, sewa, dan pembayaran bunga;
dengan demikian pendapatan mempengaruhi untuk siapa barang-barang diantar.
Persaingan bisnis untuk membeli faktor produksi dan menjual barang-barang dengan
harga paling murah menentukan bagaimana barang-barang diproduksi.
Para konsumen membeli barang-barang dan menjual faktor-faktor produksi; para
pebisnis menjual barang-barang dan membeli faktor-faktor produksi. Para konsumen
menggunakan pendapatan mereka dari penjualan tenaga kerja dan input-input lain untuk
membeli barang dari para pebisnis; para pebisnis mendasarkan harga barang mereka pada
biaya tenaga kerja dan tanah. Harga dalam pasar- pasar barang ditentukan untuk
menyeimbangkan permintaan konsumen dengan penawaran perusa- haan; harga dalam
pasar-pasar faktor ditetapkan untuk menyeimbangkan penawaran rumah tangga dengan
permintaan perusahaan.
Semua ini kelihatannya rumit. Namun itu hanyalah gambaran menyeluruh
mengenai jaringan yang berbelit-belit dari penawaran dan permintaan yang saling
tergantung dan saling berhubungan melalui suatu mekanisme pasar dalam menyelesai-
kan masalah-masalah ekonomi apa, bagaimana dan untuk siapa. Pandanglah Figur 2-1
secara teliti. Waktu beberapa menit yang digunakan untuk mengamati itu tentu akan
membantu Anda mema- hami kerja dari sebuah ekonomi pasar.
Peran Ekonomi Dari Pemerintah
Perekonomian pasar yang ideal ialah sebuah perekonomian yang di dalamnya
semua barang dan jasa secara sukarela dipertukarkan dengan uang pada harga-harga
22
pasar. Sistem seperti itu memeras manfaat dari yang tersedia dari sebuah masyarakat
tanpa campur tangan pemerintah. Akan tetapi, dalam dunia nyata, tidak ada ekonomi
yang benar-benar cocok seluruh- nya dengan dunia yang diidealkan dengan tangan tak
kelihatan yang berfungsi dengan lancar. Sebaliknya, setiap ekonomi pasar mengandung
ketidaksempurnaan yang menyebabkan penyakit-penyakit seperti polusi berlebihan,
pengang- guran, dan kemakmuran serta kemiskinan yang ekstrim.
Karena alasan itu, tidak ada pemerintah di mana pun di dunia, betapa pun
konservatif, yang sama sekali tidak campur tangan dalam ekonomi. Dalam ekonomi
modern, pemerintah melakukan banyak ugas sebagai tanggapan terhadap kekurangan-
kekurangan dalam mekanisme pasar. Militer, polisi, dinas cuaca nasional, dan
pembangunan jalan raya semuanya adalah bidang khas aktivitas pemerintah. Usaha-usaha
yang mengandung risiko yang bermanfaat secara sosial seperti eksplorasi ruang angkasa
dan riset ilmiah beruntung karena didanai oleh pemerintah. Pemerintah mungkin
mengatur beberapa kegiatan usaha (seperti perbankan dan obat-obatan) sementara
memberikan subsidi kepada yang lain (seperti pendidikan dan perawatan kesehatan).
pemerintah juga memajaki warga negaranya dan mendistribusikan kembali sebagian dari
hasilnya untuk orang lanjut usia dan kaum fakir miskin.
Bagaimana pemerintah menjalankan fungsi-fungsinya? pemerintah beroperasi
dengan mewajibkan rakyat membayar pajak, mematuhi peraturan- peraturan, dan
mengkonsumsi barang dan jasa kolektif tertentu. Karena kekuasaannya yang bersifat
memaksa, pemerintah dapat menjalankan fungsi- fungsi yang tidak akan mungkin terjadi
dalam pertukaran sukarela. Paksaan ini meningkatkan kemerdekaan dan konsumsi dari
orang-orang yang memperoleh keuntungan sementara mengurangi pendapatan dan
peluang-peluang dari orang-orang yang dikenai pajak dan peraturan.
Namun untuk seluruh kemungkinan aktivitas yang bermacam-macam itu,
pemerintah mempunyai tiga fungsi ekonomi yang utama dalam sebuah ekonomi pasar.
Fungsi-fungsi ini adalah meningkat- kan efisiensi, memajukan keadilan, dan membantu
perkembangan stabilitas dan pertumbuhan makroekonomi.
1. Pemerintah meningkatkan efisiensi dengan menciptakan persaingan,
mengendalikan ekster- nalitas seperti polusi, dan menyediakan barang- barang
publik.
2. Pemerintah memajukan keadilan dengan meng- gunakan pajak dan program-
program pengeluarannya untuk mendistribusikan kembali pen- dapatan kepada
kelompok-kelompok khusus.
3. Pemerintah membantu perkembangan stabilitas dan pertumbuhan makroekonomi-
mengurangi pengangguran dan inflasi sambil mendorong pertumbuhan ekonomi
melalui kebijakan fiskal dan regulasi moneter.
2.2 Jenis Sistem Ekonomi
A. Definisi Sistem Ekonomi
Arti kata “Sistem” dalam Webster’s New Collegiate Dictionary sebagai “a
regulary interacting or interdependent group of items forming a unified whole”. Definisi
tersebut secara bebas dapat diartikan sebagai kesatuan item (sub-sistem) yang berinteraksi
atau tergantung satu sama lain dalam membentuk suatu kesatuan yang utuh. Selain itu ada
definisi lain yang mengatakan bahwa sistem merupakan “hubungan yang khas yang
didefenisikan yang sifanya harmonis fan terpadu dalam suatu struktur organisasi. Sebuah
sistem bukan sekedar himpunan suatu subyek (kumpulan arsip), bukan pula himpulan
23
norma (undang-undang atau peraturan kepegawaian) atau kumpulan organisasi. Sebuah
sistem merupakan jalinan semua himpunan-himpunan yang mencakup subyek atau obyek
dan perangkat kelembagaan yang memebentuknya.
Sistem ekonomi memiliki pengertian yang sangat luas, namun ia tidak bisa lepas
dari terminologi sistem itu sendiri. Secara umum, sistem adalah suatu kesatuan yang
sifatnya menyeluruh, di dalamnya terdapat bagian-bagian yang memiliki ciri-ciri sendiri,
dan antar bagian-bagian memiliki keterkaitan yang saling mendukung sehingga
membentuk mekanisme kerja yang menyatu.
Dengan demikian, sistem adalah suatu bangunan atau entitas yag tersusun dari
sub-bab sistem yang saling berkaitan sehingga membentuk pola kerja yang holistik
(Ismail et al, 2020).
Sistem ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengatur perilaku
masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk meraih suatu tujuan. Sistem
perekonomian di setiap negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ideologi
bangsa, sifat dan jati diri bangsa, dan struktur ekonomi. Gilarso (1992), menyampaikan
bahwa sistem ekonomi adalah seluruh tata cara untuk mengkoordinasikan perilaku
masyarakat mencakup prdusen, konsumen, pemerintah, bank dan lainnya dalam
menjalankan kegiatan ekonomi baik produksi, distribusi dan konsumsi maupun investasi
yang membentuk suatu kesatuan utuh yang teratur dan dinamis sehingga mampu
menghindari kekacauan di bidang ekonomi. Sedangkan menurut McEachem (2001)
sistem ekonomi adalah seperangkat mekanisme dan institusi untuk menjawab pertanyaan
tentang apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi (Suleman, Abdul
Rahman et al, 2021).
Beberapa ahli menuturkan pendapat tentang pengertian sistem ekonomi,
diantaranya Sheridan (1998), menyatakan bahwa sistem ekonomi adalahh cara manusia
melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan kepuasan
pribadinya. Sanusii (2000), memberikan pengertian bahwa sistme ekonomi merupakan
suatu organisasi yang terdiri atas sejumlah lembaga atau pranata (ekonomi, sosial, politik,
ide-ide) yang saling memengaruhi satu dengan yang lainnya yang ditujukan ke arah
pemecahan problem-problem, produksi, distribusi, konsumsi yang merupakan problem
dasar setiap perkonomian (Munthe et al, 2021).
Menurut Dumairy (1997), sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur
serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam
suatu tatanan kehidupan. Selanjutnya dikatakkannya pula bahwa suatu sistmem ekonomi
tidaklah harus berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup
masyarakat tempatnya berpijak. Sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu
unsur saja dalam suatu supra sistem kehidupan masyarakat. Sistem ekonomi merupakan
bagian dari kesatuan ideologi kehidupan masyarakat di suatu negara.
Menurut sattar (2018), sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta
menjalin hubungan ekonomi antara manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam
suatu tatanan kehidupan.
Berdasarkan berbagai macam pemaparan mengenai sistem ekonomi dari berbagai
sumber maka dapat disimpulkan bahwa sistem ekonomi adalah suatu sistem yang
mengatur kondisi perekonomian suatu negara sesuai dengan kondisi kenegaraan dari
negara itu sendiri. Setiap negara memiliki sistem perekonomian yang berbeda-beda. Hal
itu disebabkan setiap negara memiliki ideologi, kondisi masyarakat, kondisi
24
perekonomian, serta kondisi sumber daya alam yang berbeda-beda. Sistem ekonomi dapat
diartikan sebagai kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat (Munthe et al 2021).
B. Konsep Sistem Ekonomi
Sistem ekonomi merupakan keseluruhan dari berbagai institusi ekonomi yang
berlaku di suatu perekonomian untuk mengatur bagaimana sumber daya ekonomi yang
terdapat di perekonomian tersebut didayagunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Berbagai institusi ekonomi ini mengatur bagaimana dibuatnya keputusan
yang menyangkut hal-ihwal ekonomi dan bagaimana sumber daya ekonomi dikelola agar
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Berbagai institusi ekonomi ini dapat berupa
peraturan perundang-undangan ataupun kebiasaann sumber daya ekonominya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Sebagai hasil kemufakatan suatu masyarakat/negara, maka kerangka institusi
ekonomi yang berlaku biasanya tidak bersifat statis. Kemufakatan yang tercapai suatu
saat biasanya didasarkan atas perkembangan aspirasi dan nilai-nilai yang berkembang di
masyarakat pada saat itu. Karena isu-isu dan masalah yang dihadapi terus berkembang
maka nilai dan aspirasi dari masyarakat itu akan cenderung ikut berubah. Dengan
berubahnya aspirasi dan sistem nilai ini maka suatu sistem ekonomi yang berlaku akan
cenderung ikut berubah dan berevolusi. Suatu ilustrasi dari perkembangan ini adalah
GBHN yang telah diperlakukan setiap lima tahun di Indonesia sejak tahun 1973 dan
terakhir pada tahun 1998. Pengamatan atas prkembangan GBHN dari suatu periode lima
tahun ke lima tahun berikutnya menunjukkan adanya kecendredungan berubah, yaitu
tidak statis.
Suatu hal yang juga perlu dicatat adalah walaupun dapat terbentuk berbagai sistem
ekonomi yang berbeda, setiap dan semua sistem ekonomi tersebut tidak dapat
menghindarkan diri dari berbagai kaidah yang berlaku di ilmu ekonomi. Suatu kaidah
ekonomi mikro adalah hukum permintaan dan penawaran, dalam mana harga suatu
barang atau jasa tidak dapat tetap rendah jikalau permintaan meningkat sedangkan
penawarannya tidak ikut meningkat. Dalam sistem ekonomi yang diatur pemerintah,
harga ini dapat tetap rendah tetapi harus disertai dengan adanya subsidi. Suatu kaidah
ekonomi pada tataran makro adalah bahwa kebijakan fiskal pemerintah jikalau tidak
dapat berimbang harus ditutupi oleh pinjaman luar negeri kecuali ditingkatkan jumlah
uang beredar dari segi kebijakan moneter. Kedua contoh berlakunya hukum ekonomi ini
dan implikasinya (dalam contoh: perlunya subsidi dan perlunya pinjaman luar negeri
atau/dan inflasi yang lebih tinggi) menunjukkan bahwa masalah pembangunan ekonomi
yang semakin banyak dapat terselasaikan pada tataran sistem ekonomi, melalui
berlakunya berbagai kaidah ekonomi, akan semakin mengurangi permasalahan yang
harus diselesaikan pada tataran sistem politik.
Sistem ekonomi dalam sebuah negara dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal negara tersebut. Faktor internal yang mempengaruhi seperti lokasi geografi,
jumlah penduduk, sumber daya alam, dan kualitas sumber daya manusia negara tersebut.
Sedangkan faktor eksternal yang memengaruhi, sistem ekonomi negara tersebut seperti
kondisi politik,sistem pemerintah, sosial dan budaya, dan perkembangan teknologi yang
digunakan. Pengelolaan ekonomi dapat dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta
tergantung pada karakteristik maupun sejarah dari bangsa tersebut. Perbedaan sistem
perekonomian suatu negara dengan negara lain juga dapat dilihat dari
a. Kepemilikan sumber daya dan faktor produksi
25
b. Kebebasan masyarakat untuk berkompetensi
c. Peran pemerintah dalam mengatur kehidupan ekonomi (Sulaeman et al, 2021)
Fungsi Sistem Ekonomi
Pada umumnya dalam mencapai tujuannya, menurut (Lampert, 1994) sistem
ekonomi dapat memerankan dua fungsi, yaitu :
1. Menjalankan Perekonomian Nasional
Dalam kegiatan perekonomian di suatu negara selalu melibatkan pelaku-pelaku ekonomi
yang memiliki kepentingan yang saling terkait. Meskipun jumlahnya sangat
banyak, namun dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok saja, yaitu rumah
tangga, perusahaan, dan pemerintah. Pemerintah di satu sisi melalui lembaga-lembaga
sebagai konsumen yang melakukan kegiatan membeli barang dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan. Di sisi lain, pemerintah juga menyediakan barang atau jasa yang
dibutuhkan dalam perekonomian seperti jalan, jembatan, keamanan, dan
sebagainya. Jadi pemerintah bisa berperan sebagai konsumen maupun produsen.
Perekonomian bekerja tidak hanya digerakkan oleh pelaku domestik. Pelaku-pelaku
ekonomi luar negeri juga memiliki peran yang besar dalam memengaruhi jalannya
perekonomian nasional. Pelaku ekonomi domestik membutuhkan barang atau jasa
yang dihasilakan oleh pelaku luar negeri. Sebaliknya, pelaku ekonomi luar negeri
membutuhkan barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Jadi fungsi dasar
dari sistem ekonomi adalah menjaga dan mengarahkan agar perekonomian nasional
yang melibatkan banyak pelaku ekonomi yang memiliki kepentingan yang saling terkait
menuju pada terwujudnya tujuan nasional.
2. Mengkoordinasikan Kegiatan Ekonomi
Dalam kaidah ekonomi yang sudah umum, sumber daya yang dimiliki relatif
terbatas jika dibandingkan dengan kebutuhan dan keinginan yang dicapai. Tujuan penting
dari hal tersebut adalah agar penggunaan sumber daya ekonomi dilaksanakan dengan cara
yang sebaik mungkin. Di samping itu, alokasi sumber daya harus memiliki keterkitan
dengan skala prioritas pemebuhan kebutuhan masyarakat. Aktivitas perekonomian
membutuhkan koordinasi untuk menghindari terjadinya ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan ketersediaan sumber daya, baik secara sektoral/regional maupun secara
keseluruhan/nasional, baik antara masyarakat lapis bawah maupun lapisan menengah dan
atas, baik keseimbangan saat ini maupun keseimbangan masa depan. Koordinasi juga
dibutuhkan untuk menyeimbangkan antara kaidah efisiensi dan equity dibutuhkan untuk
menjamin distribusi pendapatan yang merata. Equity dan efisiensi tidak selamanya
bertentangan dan pengalaman negara lain sudah membuktikannya. Ini semua tergantung
dari kualitas koordinasi yang diimplementasikan (Ismail, et al,2020).
Komponen Sistem Ekonomi
Menurut Ismail et al, (2020), secara sederhana elemen pokok dari sistem ekonomi ada 4
(empat), yaitu :
1. Kepemilikan sumber daya
Sumber daya merupakan unsur penting dalam sistem ekonomi karena setiap kegiatan
ekonomi melibatkan sumber daya. Setiap kegiatan ekonomi, baik kegiatan konsumsi,
produksi, maupun kegiatan pertukaran sumber daya sangat dibutuhkan sekali. Maka
daripada itu kepemilikan sumber daya menjadi sanagat penting dalam sistem ekonomi.
26
Dengan kata lain, setiap sistem ekonomi harus memiliki tatanan yang tegas tentang
kepemilikan sumber daya. Sebelum kegiatan ekonomi diselenggarakan, masalah
kepemilikan harus sudah terselesaikan. Sebab, kejelasan dan kepastian atas kepemilikan
akan membawa implikasi kepada kejelasan dan kepastian klaim pendapatan atau klaim
sumber daya dari pihak lain, seperti upah, sewa, bunga dan profit.
2. Pelaku ekonomi
Sistem ekonomi hanya akan berfungsi jika ada partisipannya (pelakunya). Partisipan
menjadi bagian penting dari sistem ekonomi, sebab terselenggaranya kegiatan ekonomi
digerakkan oleh para pelakunya. Tinggi rendahnya frekuensi aktivitas para pelaku
ekonomi akan menentukan baik buruknya kinerja perekonomiain. Tanpa kegiatan
ekonomi, perekonomian akan statis. Pada dasarnya partisipan (pelaku ekonomi) adalah
orang. Sebagai pelaku ekonomi, pelaku bisa berbentuk rumah tangga, perusahaan,
pemerintah, negara, asosiasi, koperasi dan sebagainya. Dilihat dari statusnya, pelaku
ekonomi itu bisa berbentuk swasta, koperasi, publik/negara, atau gabungan dari semua
itu. Semua partisipan (pekau ekonomi) yang terlibat dalam kegiatan ekonomi memiliki
tujuan dan preferensi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, agar perekonomian yang
digerakkan oleh para pelaku ekonomi itu menuju sasaran yang diinginkan, maka
partisipan dalam sistem ekonomi harus diatur. Disinilah pentingnya tatanan mengenai
pelaku ekonomi.
3. Mekanisme penyelenggaraan kegiatan ekonomi
Proses atau mekanisme bekerja bukan objek atau entitas fisik seperti halnya partisipan
atau sumber daya, melainkan merupakan aturan main untuk melakukan aktivitas bagi
para partisipan untuk berperan dalam perekonomian. Bagi sebuah perekonomian, elemen
proses menjadi krusial karena akan berdampak langsung terhadap kualitas kinerja sistem
ekonomi. Semua berharap agar setiap proses kegiatan ekonomi memberikan hasil yang
lebih baik. Oelh karena itu, pembagian dan pengaturan tentang penyelenggaraan kegiatan
ekonomi menjadi elemen yang sangat penting dalam sistem ekonomi. Secara garis besar,
ada dua alternatif pilihan bagaimana perekonomian itu diselenggarakan. Dalam sistem
kapitalis murni, diserahkan kepada mekanisme pasar atau kekuatan permintaan dan
penawaran. Kondisi sebaliknya terjadi pada sistem ekonomi perencanaan terpusat,
dimana kegiatan ekonomi didasarkan pada perencanaan yang dibuat oleh negara,
sehingga pelaku ekonomi tidak memiliki kekuasaan menetapkan dan memutuskan
kepentingan masing-masing.
4. Tujuan yang ingin dicapai
Tujuan akhir dari sistem ekonomi pada dasarnya sama, yaitu mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Bisa saja sitem ekonomi kapitalis dan sosialis memiliki tatanan yang berbeda
mengenai kepemilikan dan proses penyelenggaraan ekonomi, namun keduanya memiliki
tujuan yang sama yakni mewujudkan kesejahteraan. Hanya saja, karena nilai-nilai
dasarnya berbeda, maka ukuran dan definisi kesejahteraan diri dari dua sistem ekonomi
tersebut sangat berbeda. Ekonomi kapitalis lebih menekankan pada kesejahteraan
individu, sedangkan ekonomi sosialis lebih menekankan pada kesejahteraan
kolektif/bersama.
Sanusi (2000), mengatakan bahwa terdapat tujuh elemen penting dari sistem ekonomi,
diantaranya :
 Lembaga-lembaga ekonomi

27
 Sumber daya ekonomi
 Faktor-faktor produksi
 Lingkungan ekonomi
 Organisasi dan manajemen
 Motivasi dan perilaku pengambilan keputusan atau pemain dalam sistem itu
 Proses pengambilan keputusan.
Setiap sistem ekonomi menurut Sanusi (2000), dipengaruhi oleh sjeumlah kekuatan, di
antaranya adalah :
1. Sumber0sumber sejarah, kultur/tradisi, cita-cita, keinginan, dan sikap masyarakat.
2. Sumber daya alam termasuk iklim.
3. Filsafat yang dimiliki dan yang dibela oleh sebagian besar masyarakat.
4. Mencapai cita-cita/keinginan serta tujuan dan sasaran yang dipilih.
5. Trials dan errors atau uji coba yang dilakukan masyarakat dalam usaha mencari
alat-alat ekonomi.
Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
Teori sistem ekonomi adalah teori yang mencoba menyelesaikan persoalan-persoalan
ekonomi. Persoalan-persoalan ekonomi pada hakikatnya adalah maslaah transformasi
atau pengolahan alat-alat/sumber pemenuh/pemuas kebutuhan, yang berupa faktor-faktor
produksi yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan keterampilan (skill) menjadi
barang dan jasa (Subandim 2018).
Dumairy (2016) mengatakan bahwa sistem ekonomi tidaklah berdiri sendiri, tetapi
berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak.
Sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsur saja dalam supra sistem
kehidupan masyarakat. Sistem ekonomi merupakan bagian dari kesatuan ideologi
kehidupan masyarakat. Disuatu negara. Untuk itu tidak mengherankan bila dalam
perjalanan atau penerapan suatu sistem ekonomi tertentu pada suatu negara terjadi
benturan, konflik, atau bahkan tantangan antara pihak yang satu dengan yang lainnya.
Pelaksaan sistem ekonomi tertentu akan berjalan mulus jika (hanya jika) lingkungan
kelembagaan masyarakat mendukung. Sebagai supra sistem kehidupan, sistem ekonomi
berkaitan erat dengan sistem sosial lain yang berlangsung di dalma masyarakat.
Di dunia ini terdapat kecendrungan secara umum bahwa sistem ekonomi di suatu negara
“bergandengan tangan” dengan sistem politik di negara yang bersangkutan, di mana
ideologi ekonomi berjalan seiring dengan ideologi politik. Secara umum dapat
digambarkan benang merah unsur-unsur sistem ekonomi dan sistem politik sebagai
berikut :
Tabel 1.1 : Benang Merah Sistem Ekonomi dengan Sistem Politik
KUTUB A KONTEKS KUTUB Z
PENGUTUBAN
Liberalisme (liberal) Ideologi Politik Komunisme (komunis)
Demokrasi (demokratis) Rejim Pemerintah Otokrasi (otorites)
(cara memerintah)
Egalitaniarisme Penyelenggaraan Etatisme (etatis)
(egaliter) Kenegaraan

28
Desentralisme Struktur Biokrasi Sentralisme
(desentralistis) (sentralistis)
Kapiralisme Ideologi Ekonomi Sosialisme (sosialis)
(kapitalis)
Mekanisme Pasar Pengelolaan Ekonomi Perencanaan Terpusat

Pada negara-negara yang berideologi politik liberalisme dengan rejim pemerintah yang
demokratis, pada umunya menganut ideologi ekonomi kapitalisme dengan pengelolaan
ekonomi yang berlandaskan pada mekanisme pasar. Di negara-negara ini
penyelenggaraan kenegaraannya bersifat egaliter dan struktur birokrasinya desantrilistis.
Sedangkan negara-negara yang berideologi politik komunisme dengan rezim pemerintah
yang otoriter, ideologi ekonominya cenderung sosialime, dengan pengelolaan
perekonomian berddasarkan perencanaan terpusat. Di negara-negara ini penyelenggaraa
kenegaraannya cenderung bersifat etatis dengan struktur birokrasi yang sentralistik.
Pengkutuban sistem ekonomi dan sistem politik yang terlihat pada tabel di atas mungkin
tidak sepenuhnya berlaku, namun terdapat kecendrungan umum seperti itu. Pada
umumnya negara-negara yang sistem politiknya tergolong di “kutub A” sistem
ekonominya juga tergolong dikutub yang sama. Pada ekstrim lain, negara tergolong
dikutub yang sama. Pada ekstrim lain, negara yang sistem politiknya terdaftar di “kutub
Z”, sistem ekonominya juga terdapat di kutub serupa (Subandi, 2018).
Sistem ekonomi suatu negara dikatakan bersifat khas, sehingga dibedakan dari sistem
ekonomi yang berlaku atau diterapkan di negara-negara lain berdasarkan beberapa sudut
tinjauan seperti :
1. Sistem kepemilikan sumber daya atau faktor-faktor produksi
2. Keleluasaan masyarakat untuk saling berkopetensi satu sama lain dan untuk
menerima imbalan atas prsetasi kerjanya
3. Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan, dan merencanakan
kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya.
Menurut Gray dalam Sumodiningrat (1999), yang membedakan antara sistem ekonomi
suatu negara dengan sistem ekonomi negara lain adalah faktor meta ekonomis, seperti
pandangan hidup suatu bangsa, dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi, kebudayaan suatu
bangsa atau masyarakat.

2.3 Sumber Penerimaan Negara, Eksternalitas dan Efisiensi Pasar


Negara adalah wadah dan tempat bagi sebagian orang untuk mewujudkan
kehidupannya ke arah yang lebih baik. Salah satu instrumne yang sangat urgen adalah
keberadaan pemerintah yang bertugas dan berfungsi untuk mengelola negara. Melalui
APBN suatu negara, maka kran-kran pendapatan dan belanja akan dapat dikelola secara
berencana yang endingnya untuk kemakmuran seluruh rakyat. Misalnya meningkatkan
laju pertumbuhan ekonomi (pro-growth), memperluas lapangan kerja baru (pro-job),
dalam wacana klasik, pemerintah islam yang pernah hadir dalam pentas sejarah, juga
telah mencontohkan bentuk-bentuk pendapat negara.
Anggaran Pendapatan Negara

29
Dalam struktur anggaran Pendapatan Belanja. Negara (APBN) terdapat beberapa
cara yang digunakan untuk menghimpun dana guna menjalankan pemnerintahan.
Pertama, melakukan bisnis. Pemerintah dalam melakukan bisnis seperti perusahaann
lainnya, misalnya dengan mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Seperti
halnya negara lain, dari perusahaan negara ini diharapkan memberikan keuntungan yang
dapat digunakan sebagai salah satu sumber pendapatan negara.
Kedua, pajak. Penghimpunan dana yang umum dilakukan adalah dengan cara
menarik pajak dari masyarakat. Pajak dikenakan dalam berbagai bentuk seperti pajak
pendapatan, pajak penjualan, pajak bumi dan bangunan, dan lain-lain. Pajak yang
dikenakan kepada masyarakat tidak dibedakan terhadap bentuk usahanya sehingga dapat
menimbulkan ketidakstabilan.
Ketiga, memimjam uang. Sebagaimana dipahami sekarang ini pada perekonomian
modern, utang merupakan instrumen yang sangat lazim terjadi, sehingga seakan-akan
tidak akan ada pembangunan bila tidak ditunjang dengan utang luar negeri. Perlu
dipahami bahwa dalam perekonomian saat ini, utang sebagai kebijakan pembangunan
bukan hanya timbul akibat kebutuhan yang berlebihan daripada penerimaan, namun juga
akibat kelaziman yang telah mentradisi, sehingga mau tidak mau sebuah negara akan sulit
keluar atau bahkan menghindari kondisi utang.
Bagi pemerintah di suatu negara dapat saja meminjam dana dari masyarakat atau
sumber-sumber lainnya, namun harus dikembalikan dikemudian hari. Dan masyarakat
perlu mengetahui dan mendapat informasi yang jelas bahwa di kemudian hari mereka
akan membayar pajak yang lebih besar untuk membayar utang yang dipinjam hari ini.
Meminjam uang hanya sementara dan tidak boleh dilakukan secara terus-menerus.
Eksternalitas
Eksternalitas (externality) muncul apabila seseorang melakukan kegiatan yang
memengaruhi kesejahteraan orang lain, namun tidak membayar ataupun menerima
kompensi/imbalan atas pengaruh itu. Pengaruh terhadap orang lain itu disebut
eksternalitas negatif jika bersifat merugikan. Sebaliknya, disebut eksternalitas positif jika
bersifat menggantungkan. Dengan adanya eksternalitas, kepentingan masyarakaat
terhadap hasil pasar melampaui kesejahteraan penjual dan pembeli yang perpartisipasi
dipasar dan juga meliputi kesejahteraan orang lain yang terpengaruh secara tidak
langsung karena penjual dan pembeli mengabaikan pengaruh ekternal dari tindakan
mereka pada saat memutuskan berapa banyak penawaran atau permintaan mereka, titik
keseimbangan pasar menjadi tidak efisien apabila dengan adanya eksternalitas. Dengan
kata lain, titik keseimbangan pasar gagal memaksimalkan manfaat total bagi masyarakat
secara keseluruhan. Pelepasam dioksi ke dalam lingkungan, misalnya, merupakan suatu
eksternalitas negatif. Perusahaan-perusahaan pembuat kertas yang mementingkan diri
sendiri tidak akan memperhitungkan biaya penuh polusi yang mereka timbulkan sehingga
mereka akan menghasilkan terlalu banyak polusi jika perintah tidak mencegah atau
melarang mereka.
Ekternalitas Negatif
Mari kita amati pabrik-pabrik alumunium yang menghasilkan polusi. Untuk setiap unit
alumunium yang diproduksi, asap dalam jumlah tertentu memasuki atmosfer. Karena
menimbulkan resiko kesehatan bagi orang yang menghirup udara, asap ini merupakan
eksternalitas negatif.

30
Akibat eksternalitas ini, biaya produksi alumunium bagi masyarakat lebih besar daripada
biaya bagi produsen alumunium. Untuk setiap produk alumunium yang diproduksi, biaya
sosialnya meliputi biaya pribadi produsen alumunium ditambah dengan biaya orang lain
yang menerima pengaruh negatif polusi itu. Figur 1 memperlihatkan biaya sosial produksi
alumunium. Kurva biaya sosial berada diatas kurva penawaran karena memperhitungkan
biaya eksternal yang dibebankan kepada masyarakat oleh produsen alumunium. Selisih
antara kedua kurva ini mencerminkan biaya polusi yang dihasilkan.
Figur 1. Polusi dan Optimum Sosial

Pengenaan pajak semacam itu disebut dengan internalisasi eksternalitas (internalizing the
externality) karena memberikan intensif bagi penjual dan pembeli di pasar agar
memperhitungkan pengaruh eksternal dari tindakan mereka. Pada dasarnya, para
produsen alumunium akan memperhitungkan biaya polusi pada saat menetapkan jumlah
penawaran alumunium karena pajak itu membuat mereka membayar biaya eksternal itu.
Kebijakan ini dibuat berdasarkan salah satu dari Sepuluh Prinsip Ekonomi ; Orang
memberikan reaksi terhadap intensif.
Eksternalitas Positif
Meskipun sebagian kegiatan menimbulkan biaya terhadap pihak ketiga, sebagian
lain memberikan manfaat, pendidikan. Misalnya, pendidikan menghasilkan eksternalitas
positif karena populasi yang lebih terdidik melahirkan pemerintah yang lebih baik yang
menguntungkan semua pihak. Perlu diperhatikann bahwa manfaat produktivitas dari
pendidikan tidak selalu merupakan eksternalitas karena konsumen pendidikan
memperoleh sebagian besar manfaat dalam bentuk upah yang lebih tinggi. Namun, jika
sebagian besar dari manfaat produktivitas pendidikan berkelebihan dan menguntungkan
orang lain maka pengaruh ini juga dianggap sebagai eksternalitas positif.
Analisis eksternalitas positif sama dengan analisis eksternalitas negatif. Seperti
diperlihatkan pada figur 2, kurva permintaan tidak mencerminkan nilai barang bagi
masyarakat. Karena nilai sosial lebih besar daripada nilai swasta, kurva nilai sosial berada
31
di atas kurva permintaan. Jumlah optimum ini muncul apabila kurva nilai sosial dan
kurva penawaran (yang mencerminkan biaya) bersinggungan. Oleh karena itu, jumlah
optimum secara sosial lebih besar daripada jumlh yang ditentukan oleh pasar swasta.
Figur 2. Pendidikan dan Optimum Sosial

Sekali lagi, pemerintah dapat memperbaiki kegagalan pasar dengan membuat


partisipan pasar menginternalisasi ekternalitas. Tanggapan yang tepat terhadap
ekternalitas positif berkebalikan dengan tanggapan terhadap eksternalitas negatif. Untuk
mendekatkan titik keseimbangan pasar dengan optimum sosial, eksternalitas positif
memerlukan subsidi. Sebenarnya, ini merupakan kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah : pendidikan menerima banyak subsidi dalam bentuk sekolah negeri dan
beasiswa dari pemerintah.
Untuk merangkumnya: Ekternalitas negatif menyebabkan pasar memproduksi
jumlah lebih besar daripada yang dikehendaki masyarakat. Eksternalitas positif
menyebabkan pasar memproduksi jumlah lebih kecil daripada yang dikehendaki
masyarakat. Untuk mengatasi persoalan ini, pemerintah dapat menginternalisasi
eksternalitas dengan menetapkan pajak barang-barang dengan eksternalitas negatif dan
memberikan subsidi barang-barang dengan eksternalitas positif.
KEBIJAKAN PUBLIK MENGENAI EKSTERNALITAS
Apabila suatu eksternalitas menyebabkan pasar mengalokasikan sumber daya
secara tidak efisien, pemerintah dapat merespons dengan dua cara. Kebijakan pemerintah
dan kendali mengatur perilaku secara langsung. Kebijakan berbasis pasar memberikan
insentif agar pengambil keputusan swasta memutuskan untuk mengatasi sendiri
persoalannya.
Peraturan
Pemerintah dapat mengatasi ekternalitas dengan memastikan bahwa perilaku tertentu
wajib dilaksanakan atau dilarang. Sebagai contoh, membuang bahan kimia beracun ke
32
sumber air merupakan kejahatan. Dalam kasus ini, biaya eksternal bagi masyarakat jauh
lebih besar daripada manfaat bagi pembuang bahan kimia itu. Pemerintah pun
menerapkan kebijakan perintah dan kendali yang melarang tindakan ini sepenuhnya.
Namun, pada banyak kasus polusi, situasinya tidak sesederhana itu. Meskipun
kalangan evironmentalis telah menggaungkan tujuann mereka, adalah mustahil untuk
melarang seluruh kegiatan polusi. Sebagai contoh, hampir semua jenis transportasi
bahkan dengan menggunakan kuda mengasilkan produk sampingan produksi yang tidak
dikehendaki. Pemerintah pun tidak dapat melarang semua jenis transportasi. Oleh karena
itu, masyarakat tidak berupaya untuk menghapuskan polusi secara sekaligus, tetapi harus
menimbang segala biaya dan manfaat untuk memutuskan jenis dan jumlah polusi yang
diperbolehkan. Di Amerika Serikat, Badan Perlindungan Lingkungan (Environmental
Protection Agency-EPA) adalah lembaga pemerintah yang bertugas untuk membuat dan
menegakkan peraturan perlindungan lingkungan. Di Singapura dan kebanyakan negara
Asia Tenggara, tugas pengawasan, pemeriksaan, dan penjagaan lingkungan diserahkan
kepada kementrian Lingkungan Hidup.
Peraturan lingkungan hidup beragam bentuknya. Terkadang, EPA menetapkan
tingkat polusi maksimal yang boleh dihasilkan oleh pabrik. Pada lain waktu, EPA
mewajibkan perusahaan untuk menerapkan teknologi tertentu guna mengurangi emisi.
Pada semua kasus, untuk merancang peraturan yang baik, pemerintah perlu mengetahu
perincian industri spesifik dan teknologi alternatif yang dapat diterapkan oleh industri
tersebut.
Pajak Pigovian dan Subsidi
Dalam merespons eksternalitas, pemerintah dapat tidak mengatur perilaku, tetapi
menerapkan kebijakan berbasis pasar untuk menyelaraskan insentif swasta dan efisiensi
sosial. Sebagai contoh, seperti telah kita lihat, pemerintah dapat menginternalisasi
eksternalitas dengan menarik pajak atau kegiatan-kegiatan yang memiliki eksternalitas
negatif dan menyubsidi kegiatan-kegiatan yang memiliki eksternalitas positif. Pajak yang
dikenakna untuk memperbaiki pengaruh eksternalitas negatif disebut dengan pajak
pigovian (Pigovian taxes), yang dinamai dari ekonom Arthur (1877-1959), pendukung
awal penerapan kebijakan ini.
Kalangan ekonomi umumnya lebih memilih pajak pigovian daripada peraturan sebagai
cara mengatasi polusi karena pajak semacam itu dapat menurunkan polusi dengan biaya
yang lebih kecil bagi masyarakat. Untuk mengetahui alasannya, mari kita lihat contoh
berikut : anggaplah bahwa dua pabrik-pabrik kertas dan pabrik baja-masing-masing
membuang 500 ton air limbah ke sungai setiap tahunnya. EPA pun mempetimbangkan
dua solusi sebagai berikut :
 Peraturan: EPA dapat meminta kedua pabrik tersebut untuk menurunkan tingkat
polusinya hingga mencapai 300 ton air limbah per tahun
 Pajak pigovian: EPA dapat menarik pajak atas kedua pabrik tersebut sebesar
$50.000 per ton air limbah yang dihasilkan.
Peraturan dapat menentukan tingkat polusi yang diperbolehkan, sedangkan pajak
memberikan insentif ekonomi kepada pemilik pabrik untuk mengurangi polusi
Mayoritas ekonomi akan memilih pajak. Mereka pertama-tama akan menunjukkan
bahwa pajak sama efektifnya dengan peraturan dalam mengurangi tingkat polusi secara
keseluruhan. EPA dapat mencapai tingkat polusi yang dikehendakinya dengan

33
menetapkan tarif pajak yang sesuai. Semakin besar tarif pajaknya maka semakin besar
pula penurunan tingkat polusi. Tentu saja, jika pajak yang dikenakan cukup tinggi,
pabrik-pabrik akan menghentikan usahanya sehingga menurunkan tingkat polusi hingga
nol.
Pada dasarnya, pajak pigovian menetapkan harga atas hak menghasilkan polusi.
Sama halnya ketika pasar mengalokasikan barang-barang kepada pembeli yang menawar
dengan harga tertinggi, pajak pigovian mengalokasikan polusi kepada pabrik-pabrik yang
menanggung biaya penurunan polusi yang lebih tinggi. Berapa pun tingkat polusi yang
ditentukan oleh EPA, EPA dapat mencapai tujuannya dengan biaya terendah dengan
menggunakan pajak.
Kalangan ekonom juga berpendapat bahwa pajak pigovian lebih bermanfaat bagi
lingkungan. Dalam kebijakan perintah dan kendali yang berupa peraturan, pabrik-pabrik
tidak memiliki alasan untuk menurunkan lagi tingkat polusinya apabila mereka telah
mencapai target 300 ton air limbah. Sebaliknya, pajak memberikan insentif kepada
pabrik-pabrik tersebut agar mengembangkan teknologi yang lebih bersih karena teknologi
yang lebih bersih dapat menurunkan jumlah pajak yang harus dibayar.
Efisiensi Pasar
Untuk memahami lebih baik perihal ukuran kesejahteraan ekonomi ini, ingatlah kembali
bagaimana kita mengukur surplus konsumen dan produsen. Kita mendefinikan surplus
konsumen sebagai berikut :
Surplus konsumen = Nilai bagi pembeli – Nilai yang dibayar oleh pembeli
Sama halnya, surplus produsen didefinisikan sebagai berikut :
Surplus produsen = Nilai yang diterima penjual – Biaya penjual
Ketika kita menjumlahkan surplus konsumen dan produsen, kita memperoleh hubungan
berikut:
Total surplus = Nilai bagi pembeli – Nilai yang dibayar oleh pembeli + Nilai yang
diterima penjual – Biaya penjual
Jumlah yang dibayar oleh pembeli sama dengan nilai yang diterima penjual sehingga
barang tengah dari persamaan di atas saling menghilangkan. Hasilnya adalah kita dapat
menulis total surplus sebagai berikut :
Surplus total = Nilai bagi pembeli – Biaya penjual
Surplus total di sebuah pasar adalah nilai total terhadap suatu barang, di ukur oleh
kerelaan mereka untuk membayar, dan dikurangi dengan biaya total kepada penjual yang
menyediakan baraang tersebut.
Jika suatu alokasi sumber daya memaksimalkan surplus total, kita menyatakan alokasi itu
menghasilkan efisiensi. Apabila suatu alokasi tidak efisien maka beberapa keuntungan
dari perdagangan antara pembeli dan penjual tidak berhasil direalisasikan. Sebagai
contoh, suatu alokasi tidak efisien jika sebuah barang tidak diprosuksi oleh penjual
dengan biaya terendah. Dalam hal ini, memggeser produksi dari produsen berbiaya tinggi
ke produsen berbiaya rendah akan menurunkan biaya total kepada penjual dan
meningkatkan surplus total. Dengan logika yang sama, suatu alokasi tidak efisien jika
sebuah barang tidak dikonsumsi oleh pembeli yang menghargai barang paling tinggi.
Dalma hal ini, menggeser konsumsi barang dari pembeli dengan penilaian rendah kepada
34
seorang pembeli dengan penilaian tinggi akna meningkatkan surplus total. Sebagai
tambahan untuk efisieni, perencanaan sosial mungkin juga peduli terhadap isu
pemerataan (equity) kewajiban dalam distribusi kesejahteraan di antara berbagai macam
pembeli dan penjual.
Evaluasi Keseimbangan Pasar
Figur 7 menunjukkan surplus konsumen dan produsen ketika pasar mencapai titik
keseimbangan penawaran dan permintaan. Ingatlah bahwa surplus konsumen sama
dengan luas wilayah di atas harga dan di bawah kurva permintaan, sedangkan surplus
produsen sama dengan luas wilayah di bawah harga dan di atas kurva penawaran. Artinya
adalah luas wilayah total antara kurva penawaran dan permintaan sampai ke titik
keseimbangan menunjukkan surplus total di pasar ini.
Harga menentukan pembeli dan penjual mana yang akan berkiprah di pasar. Para pembeli
yang menilai barang di atas harganya (ditunjukkan oleh luas wilayah AE pada kurva
permintaan) memilih untuk membeli barang tersebut. Para pembeli yang menilai barang
di bawah harganya (ditunjukkan oleh luas wilayah EB) tidak membelinya. Dengan logika
yang sama, para penjual yang biaya produksinya berada di bawah harga (ditunjukkan oleh
luas wilayah CE pada kurva penawaran) memilih untuk memproduksi barang dan
menjualnya, sedangkan penjual yang biaya produksinya lebih besar dari harga
(ditunjukkan oleh luas wilayah ED) tidak memproduksi dan menjual barang.
Figur 3. Surplus konsumen dan produsen pada keseimbangan pasar

Fakta tersebut mengarah pada dua pemahaman terhadap hasil akhir pasar berikut :
1. Pasar bebas mengalokasikan penawaran barang untuk pembeli yang menilai
paling tinggi yang diukur dari keinginan membayar.
2. Pasar bebas mengalokasikan permintaan barang kepada penjual yang dapat
memproduksi dengan biaya paling murah.
Oleh karena itu, dengan sejumlah barang yang telah diproduksi dan terjual pada
titik keseimbangan pasar, perencana sosial tidak dapat meningkatkan kesejahteraan
35
ekonomi dengan mengubah alokasi konsumen di antara pembeli atau alokasi produsen
diantara pembeli.

BAB III

KONSEP PERMINTAAN DAN PENAWARAN

3.1 PASAR DAN PERSAINGAN HARGA PASAR

Sebelum membahas lebih lanjut tentang analisis permintaan dan penawaran, terlebih
dahulu akan diulas tentang pasar.
Menurut fungsinya, satuan-satuan ekonomi individual dapar dibagi menjadi dua
kelompok besar yaitu pembeli dan penjual Pasar adalah suatu institusi yang pada
umumnya tidak berwujud fisik yang mempertemukan penjual dan pembeli suatu
komoditas (barang atau jasa). Interaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli akan
menentukan tingkat haa suatu komoditas (barang atau jasa) dan jumlah komoditas yang
diperjual belikan. Pasar dimana pembeli dan penjual melakukan interaksi dapat dibedakan
menjadi pasar komoditas dan pasar faktor Pasar komoditas adalah interaksi antara para
pembeli dan para penjual dari suatu komoditas dalam menen- tukan jumlah dan harga
barang atau jasa yang diperjual belikan. Pasar faktor adalah interaksi antara para
pengusaha (pembeli fak- tor-faktor produksi) dengan para pemilik faktor produksi untuk
menentukan harga (pendapatan) dan jumlah faktor-faktor produksi yang akan digunakan
dalam menghasilkan barang-barang dan jasa yang diminta masyarakat. Sedangkan
industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan komoditas
yang sama atau sangat bersamaan yang terdapat dalam suatu pasar. Sebagai contoh
industri mobil terkait dengan berbagai perusahaan peng- hasil mobil yang berada dalam
pasar yang dianalisis. Dalam kenyata annya, industri mencerminkan tinjauan dari sudu
penawaran pasar suatu komoditas.

Secara eksplisit definisi pasar sebenarnya telah menyatakan pembeli dan penjual yang
seharusnya diikutsertakan dalam suatu pasar (luas pasar atau extend of market). Luas
36
pasar menunjukkan batas batas dalam pengertian geografis maupun pengertian rangkaian
komoditas yang dapat dimasukkan ke dalamnya. Misalnya bila kita menyebut pasar untuk
bensin, batas-batas geografisnya haruslah jelas. Apakah yang dimaksud adalah kota
Jakarta. Bandung atau seluruh Indonesia. Disamping itu harus terdapat kejelasan pula
tentang tang kaian komoditas yang disebut, apakah bensin premium dan premix dapat
dimasukkan ke dalam pasar yang sama. Contoh lainnya apakah beras Cisadane. IR dan
beras Rojolele dapat pula dimasukkan dalam pasar yang sama. Pembatasan luas pasar
penting untuk mengetahui kapan suatu komoditas akan bersaing dengan komoditas
lainnya dan dalam batasan mana persaingan tersebut muncul.

Terkait dengan luas pasar adalah definisi pasar. Definisi pasar penting karena
beberapa alasan berikut:

 Memberi informasi bagi manajemen perusahaan, tentang pihak- pihak yang


merupakan pesaing nyata dan pesaing potensial un- tuk komoditas-komoditas yang
berbeda atau yang sama dengan komoditas yang diusahakannya atau akan
diusahakannya di kelak kemudian hari.
 Memberi acuan kepada pihak manajemen perusahaan tentang batas-batas dari sifat
komoditas dan batas geografis pasarnya untuk keperluan penetapan harga,
diskriminasi harga, penetapan anggaran belanja ataupun untuk keperluan investasi.
 Memberi masukan yang berharga bagi pemerintah dalam pene- tapan kebijakan yang
terkait dengan kepentingan publik, seperti misalnya apakah pemerintah mengizinkan
atau menolak merger atau akuisisi perusahaan-perusahaan yang memproduksi komo-
ditas-komoditas yang sama.

 Persaingan harga

Persaingan harga adalah kondisi ketika produk yang sama atau bisa menggantikan
diproduksi oleh banyak bisnis, kemudian membuat para pebisnis bersaing lewat harga
dengan menetapkan harga yang murah. Harga produk menjadi salah satu hal yang
memutuskan apakah pembeli mau membeli produk atau tidak, oleh karena itu penting
untuk ditentukan. Namun, perang harga ini tentu harus ditanggapi dengan hati-hati.
Dampak perang harga yang tidak diperhitungkan dengan baik bisa membuat pebisnis rugi
besar.

37
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penetapan harga?
Ada beberapa faktor yang menjadi patokan penetapan harga. Ini dia faktor yang perlu
Anda ketahui dan pertimbangkan untuk menetapkan harga yang tepat.
1. Besaran Harga Penjualan Pokok
Faktor yang menentukan penetapan harga jual ada Harga Pokok Penjualan atau
disebut HPP. Harga Pokok Penjualan adalah seluruh pengeluaran dari produsen untuk
memproduksi produk atau jasa yang nanti ditawarkan ke masyarakat.
Besaran HPP dijadikan patokan untuk harga jual agar Anda tidak mengalami
kerugian dalam berbisnis. Anda perlu paham cara menghitung HPP yang benar untuk
mendapatkan hasil yang tepat.

2. Keadaan ekonomi di masa barang diproduksi


Harga jual yang berlaku di pasaran juga mengikuti keadaan ekonomi suatu negara.
Coba saja Anda bandingkan harga permen sekarang dengan harga permen 20 tahun
lalu. Tentu saja berbeda. Hal ini karena terjadi inflasi dan taraf hidup masyarakat yang
semakin naik. Tidak hanya berlaku di Indonesia, tapi juga berlaku di negara manapun.
Alasannya karena inflasi memang sulit untuk dihindari.

3. Tingkat permintaan dari masyarakat


Harga jual bisa meningkat ketika permintaan dari masyarakat juga naik.
Contohnya adalah ketika mendekati Hari Raya Idul Fitri harga barang pokok naik.
Hal itu karena masyarakat Indonesia berbondong-bondong membeli barang pokok
untuk kebutuhannya di Hari Raya. Pada momen ini harga yang mahal itu tidak lagi
menjadi perhitungan masyarakat karena masuk pada kebutuhan. Apalagi Hari Raya
Idul Fitri hanya terjadi 1 tahun sekali.

4. Persaingan yang ketat pada pasar 


Salah satu faktor yang menentukan harga adalah persaingan yang ketat di pasaran.
Ada pebisnis yang tidak ragu membanting harga untuk menarik lebih banyak
pelanggan.Namun, hal ini tentu saja berisiko karena omzet atau pendapatan akan lebih
kec il dibandingkan pengeluaran. Sementara itu di bisnis, pengeluaran harus lebih
kecil dibandingkan pendapatan agar bisa memperoleh keuntungan.

38
Cara menghadapi pesaing bisnis, terutama pada perang harga perlu Anda ketahui dari
sekarang. Bahkan Anda bisa melakukan perencanaan ini sebelum produk disebarkan di
pasaran.

1. Menjaga kualitas produk Anda


Pembeli ingin membeli produk yang sesuai dengan kualitas. Percuma murah jika
kualitasnya jelek. Pembeli juga akan mudah curiga pada produk yang harganya terlalu
murah.Untuk itu Anda tidak perlu ragu memasang harga yang sesuai dengan kualitas
produk karena pembeli pun akan mempertimbangkannya.

2. Melakukan inovasi yang terlihat secara langsung


Anda bisa menambahkan inovasi yang membuat produk layak dihargai dengan
nominal yang sesuai. Misalnya, Anda mempercantik package produk atau
memberikan bonus yang dibutuhkan seperti sabun cair diberikan bonus hand sanitizer.
Walaupun inovasi hanya dilakukan di waktu yang terbatas, Anda sudah bisa
menggaet pembeli potensial di masa itu.

3. Memiliki lokasi penjualan yang tidak banyak pesaing


Untuk Anda yang berjualan langsung pada konsumen, bisa memilih lokasi yang
belum banyak pesaing. Misalnya, Anda membuka toko swalayan yang hanya ada
satu-satunya di wilayah itu. Anda pun jadi bisa mendapatkan pemasukan yang besar
dari sana.

4. Layanan terbaik jangan dilupakan


Selain menyediakan produk dan jasa, Anda jangan melupakan layanan. Pembeli
rela membayar harga sesuai dengan pelayanan yang top. Terutama untuk produk yang
membutuhkan layanan setelah penjualan. Anda bisa menyediakan customer service
yang memadai untuk pelanggan. Anda perlu memiliki media sosial yang merespons
secara cepat.

5. Berfokus pada keinginan pelanggan


Anda juga perlu memperhatikan keinginan pelanggan demi meningkatkan kualitas
produk. Caranya dengan langsung melakukan survei yang bisa diisi secara online.

39
Agar banyak pelanggan yang mau mengisi, Anda bisa menawarkan hadiah bagi
pengisi survei yang beruntung.

6. Meningkatkan nilai produk Anda


Anda juga akan mampu menghadapi persaingan harga dengan meningkatkan nilai
produk. Cara ini biasanya dilakukan pada produk-produk dari brand ternama.
Brand-brand itu berhasil membuat pelanggan tetap membeli, walaupun harga produk
mahal. Alasannya karena brand itu mampu membuat pelanggan merasa bangga untuk
memiliki produk yang nilainya bagus.

3.2. Skedul & kurva Permintaan dan Penawaran


Skedul Permintaan (Demand schedule)

Baik akal sehat maupun pengamatan ilmiah yang saksama memperlihatkan bahwa
banyaknya komoditi tertentu yang dibeli orang tergantung pada harganya. Makin tinggi
harga suatu barang, sementara hal-hal lain dianggap konstan, makin sedikit unit yang
diinginkan konsumen untuk dibeli. Makin rendah harga pasarnya, makin banyak unitnya
yang diinginkan untuk dibeli.
Ada suatu hubungan yang pasti antara harga pasar dari suatu barang dengan
kuantitas yang diminta dari barang tersebut, asalkan hal-hal lain tidak berubah.
Hubungan antara harga dengan kuantitas yang dibeli ini disebut skedul permintaan
atau kurva permintaan.
Contoh skedul permintaan dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:

Harga Jumlah Yang


Barang Ditawarkan
A Rp6; 4
B Rp5; 5
C Rp4; 6
D Rp3; 7
E Rp2; 8

40
F Rp1; 9

Tabel 3-1. Skedul Permintaan Barang X.

Dari skedul permintaan barang X tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin turun
harga barang X, maka jumlah barang X yang diminta semakin bertambah banyak. Jadi,
sifat perkaitan antara harga dan jumlah barang yang diminta adalah berlawanan arah.

 Kurva Permintaan

Cara lain untuk menggambarkan perkaitan antara harga dengan jumlah barang
yang diminta adalah dengan menggunakan kurva permintaan. Data-data dari tabel 2.1 di
atas dapat digambarkan dalam sebuah kurva permintaan sebagai berikut:

Figur 3-1. Kurva Permintaan Barang X.

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa lereng atau kemiringan kurva
permintaan adalah negatif, artinya bahwa hubungan antara harga barang X dan jumlah
barang X yang diminta adalah berlawanan arah. Jadi, jika harga barang X turun maka
jumlah barang X yang diminta akan bertambah, dan sebaliknya jika harga barang X naik,
maka jumlah barang X yang diminta akan berkurang.

Hukum permintaan yang berlereng menuru Apabila harga suatu komoditi naik
(dan hal-hal tidak berubah), pembeli cenderung membeli lebih kit komoditi itu. Demikian
pula apabila harga tuna hal-hal lain tetap, kuantitas yang diminta meningkat.

Kuantitas yang diminta cenderung turun apabil harga naik, dapat dijelaskan oleh
dua alasan. Pertama adalah efek substitusi. Apabila harga sebuah barang naik, saya akan
menggantikannya dengan barang-barang serupa lainnya (ketika harga daging sapi
41
meningkat, saya makan lebih banyak ayam). Alasan kedua mengapa harga yang lebih
tinggi mengurangi kuantitas yang diminta adalah efek pendapatan. Ini ikut berpengaruh
karena apabila harga naik, saya menemukan diri saya agak lebih miskin daripad
sebelumnya. Jikalau bahan bakar naik dua kali lipat maka sebetulnya saya mempunyai
pendapatan riil yang lebih sedikit sehingga saya benar-benar akan mengekang konsumsi
saya akan bahan bakar da barang-barang lain.

 Permintaan Pasar

Pembahasan kita mengenai permintaan sebegitu jauh mengacu pada kurva


permintaan "itu." Namun permintaan siapakah itu? Permintaan saya? Permintaan Anda?
Permintaan setiap orang? Landasan fundamental untuk permintaan adalah preferensi
individu. Akan tetapi, dalam bab ini kita akan selalu memusatkan perhatian pada
permintaan pasar, yang menggambarkan total jumlah dari seluruh permintaan individu.
Permintaan pasar adalah apa yang dapat diamati dalam dunia riil.

Kurva permintaan pasar diperoleh dengan menambahkan seluruh kuantitas yang diminta
oleh seluruh individu pada tiap tingkat harga.

Apakah kurva permintaan pasar tunduk pada hukum permintaan yang berlereng
menurun? Memang demikian. Jikalau harga turun, misalnya, maka harga yang lebih
rendah itu menarik para pelanggan baru melalui efek substitusi. Di samping itu, suatu
penurunan harga akan menyebabkan pembelian barang lebih banyak oleh para konsumen
yang sudah ada melalui efek pendapatan dan efek substitusi. Sebaliknya, kenaikan harga
sebuah barang akan menyebabkan beberapa dari kita membeli lebih sedikit.

 Fungsi Permintaan

Selain skedul permintaan dan kurva permintaan, perkaitan antara harga dan
jumlah barang yang diminta dapat diterangkan melalui sebuah fungsi permintaan. Fungsi
permintaan pada dasarnya menunjukkan perkaitan secara matematis antara harga dan
jumlah barang yang diminta. Jika dalam kurva permintaan di atas kita hanya dapat
menggambarkan perkaitan antara harga dan jumlah barang yang diminta (dalam suatu
kurva), maka dalam fungsi permintaan kita dapat menggambarkan perkaitan antara harga
dengan beberapa variabel yang dapat mempengaruhi jumlah barang yang diminta, seperti
42
pendapatan konsumen, harga barang lain, jumlah penduduk dsb. Bentuk fungsi
permintaan yang sederhana dapat ditulis sebagai berikut:
Qdx = f (Px)
Qdx = jumlah barang X yang diminta
Px = harga barang X
Fungsi di atas dapat dijelaskan bahwa besar kecilnya jumlah barang X yang diminta akan
tergantung dari harga barang itu sendiri (asumsi ceteris paribus). Contoh fungsi
permintaan: Qdx = 10 Px. Menurut fungsi permintaan di atas, jika harga X=Rp 6,- maka
jumlah barang X yang diminta = 4, jika harga turun menjadi Rp 5,-, maka permintaannya
naik menjadi 5, dan seterusnya seperti yang diperlihatkan dalam skedul dan kurva
permintaan di atas.

Dalam praktiknya, hal-hal yang dianggap tetap atau ceteris paribus justru yang
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap jumlah barang yang diminta. Oleh
karena itu dapat kita tuliskan perluasan fungsi permintaan tersebut meniadi:

Qdx = f (Px, Py, I, T, A, N, P, R)


Qdx = jumlah barang X yang diminta
Px = harga barang X
Py = harga barang lain (barang subsitusi, barang komplementer)
I = pendapatan masyarakat
T = selera masyarakat
A = promosi perusahaan
N = kondisi alam
P = jumlah penduduk
R = ramalan di masa mendatang

1. Harga Barang-barang Lain


ermintaan terhadap suatu barang dapat dipengaruhi oleh harga barang-barang lain
yang ada kaitannya, seperti barang yang dapat saling mengganti (subsitusi) dan barang
yang saling melengkapi (komplementer). Naik turunnya harga barang pengganti
(subsitusi) dapatmempengaruhi permintaan terhadap barang yang digantikannya.
Misalnya, jika harga ticket Kereta Api naik, maka hal ini akan mempengaruhi naiknya

43
permintaan ticket bus, demikian pula jika harga ticket Kereta api turun, maka permintaan
ticket bus akan ikut menurun.
Demikian pula dengan barang yang saling melengkapi (komplementer). Barang
komplementer atau barang pelengkap yaitu barang yang akan memberikan manfaat penuh
apabila digunakan bersama-sama dengan barang lainnya, misalnya: Kopi dan gula, jarum
dan benang, bensin dan motor, kapur dan papan, kamera dan film dsb. Apabila harga
kamera turun maka dimungkinkan permintaan film akan bertambah. Sebaliknya jika
harga kamera naik maka dimungkinkan permintaan film akan turun.

2. Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat (sebagai pembeli) merupakan faktor yang sangat penting di
dalam menentukan permintaan terhadap berbagai jenis barang, berbagai jenis barang
tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu barang normal dan in- ferior. Barang
normal yaitu barang yang mengalami kenaikan permintaanya apabila terjadi kenaikan
dalam pendapatan konsumen, sedangkan barang inferior yaitu barang yang permintaanya
mengalami penurunan jika terjadi kenaikan dalam pendapatan konsumen. Barang interior
ini biasanya merupakan barang yang dianggap jelek oleh masyarakat. Contohnya adalah
gaplek.

3. Selera Masyarakat
Selera masyarakat mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keinginan
masyarakat untuk membeli barang-barang atau jasa-jasa. Sebagai contoh, pada masa-
masa tertentu or- ang lebih suka terhadap barang konsumsi yang bersifat instan,
sehingga permintaan terhadap barang tersebut akan bertambah. Akan tetapi pada saat
yang lain orang akan meninggalkan barang konsumsi yang bersifat instan tersebut
(karena mengandung bahan pengawet yang berbahaya untuk kesehatan), sehingga
permintaan terhadap barang konsumsi tersebut akan berkurang.

4. Promosi Perusahaan
Adanya promosi dari perusahaan-perusahaan akan dapat mempengaruhi
permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Masyarakat yang semula
berkeinginan melakukan sav- ing atau sudah melakukan saving, kadang akan berubah
perilakunya setelah mendapat informasi dari perusahaan yang gencar melakukan

44
promosi. Sehingga pendapatan yang semula untuk ditabung akan dirubah untuk
membeli barang-barang atau jasa-jasa yang pada saat itu dipromosikan.

5. Kondisi Alam
Kondisi alam dapat juga mempengaruhi permintaan terhadap barang atau jasa.
Misalnya, pada musim dingin permintaan masyarakat Eropa terhadap minyak tanah
akan meningkat.

6. Jumlah Penduduk
Pertambahan jumlah penduduk yang jelas akan menambah jumlah barang yang
dikonsumsi, akan tetapi proporsinya akan sangat tergantung pada pertambahan dalam
kesempatan kerja. Apabila pertambahan penduduk diiringi oleh pertambahan dalam
kesempatan kerja, maka akan lebih banyak orang yang menerima pendapatan,
sehingga daya beli masyarakat akan meningkat. Meningkatnya daya beli masyarakat
berarti akan meningkatkan permintaan terhadap barang atau jasa.

7. Ramalan Masa Datang


Perubahan yang diramalkan akan terjadi dimasa mendatang akan dapat
mempengaruhi permintaan. Jika para konsumen meramalkan bahwa akan terjadi
kenaikan harga-harga barang dimasa mendatang, maka pada saat sekarang konsumen
akan melakukan pembelian yang lebih banyak terhadap barang- barang yang akan
mengalami kenaikan harga tersebut.
 Skedul Penawaran ( Supply Schedule)
Sekarang kita beralih dari permintaan ke penawaran. Sisi penawaran hubungan yang
dari sebuah pasar selalu menyangkut di dalamnya para pelaku bisnis menghasilkan dan
menjual produk-produknya. Penawaran tomat menginformasikan kepada kita mengenai
jumlah tomat yang akan dijual pada setiap tingkat harga tomat. Secara lebih tepat, skedul
penawaran menghubungkan kuantitas yang ditawarkan dari sebuah barang dengan harga
pasarnya, sementara hal-hal lain konstan. Dalam mempertim bangkan penawaran, hal-hal
lain yang dianggap konstan mencakup biaya produksi, harga barang terkait, dan kebijakan
pemerintah.
Skedul penawaran (atau kurva penawaran) untuk sebuah komoditi memperlihatkan
hubungan antara harga pasarnya dengan kuantitas dari komoditi tersebut yang diinginkan
diproduksi dan dijual oleh produsen sementara hal-hal lain dianggap konstan.
45
Contoh skedul penawaran adalah sebagai berikut:

Harga Barang Jumlah Yang


Ditawarkan
A Rp6; 8
B Rp5; 7
C Rp4; 6
D Rp3; 5
E Rp2; 4
F Rp1; 3
Tabel 3-2. Skedul Penawaran.

Menunjukkan bahwa sifat hubungan antara harga. Barang X dan jumlah barang X yang
ditawarkan adalah positip atau searah, artinya jika harga barang X turun maka jumlah
barang X yang ditawarkan akan berkurang, sebaliknya jika haraga barang X naik maka
jumlah barang X yang ditawarkan akan bertambah.

Kurva Penawaran

Cara lain untuk menggambarkan perkaitan antara harga dengan jumlah barang yang
ditawarkan adalah dengan menggunakan kurva penawaran seperti pada gambar berikut:

Figur 3-2. Kurva Penawaran.

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa kurva penawaran mempunyai kemiringan
(slope) positip, yaitu miring dari kiri bawah ke kanan atas. Ini berarti bahwa antara harga.

Barang X dan jumlah penawaran barang X mempunyai hubungan searah. Jadi, jika harga
barang X mengalami kenaikan, maka jumlah barang X yang ditawarkan akan bertambah,

46
dan sebaliknya jika harga barang X mengalami penurunan, maka jumlah barang X yang
ditawarkan akan berkurang.

 Fungsi Penawaran

Seperti halnya fungsi permintaan, fungsi penawaran dapat menunjukkan hubungan


matematis antara independent variable (variabel bebas) yaitu harga barang dengan
dependent variable (variabel terikat) yaitu jumlah barang yang ditawarkan. Fungsi
penawaran tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
Qsx = f (Px)
Qsx = jumlah barang X yang ditawarkan
Px = harga barang X
Fungsi tersebut dapat dijelaskan bahwa besar kecilnya jumlah barang X yang ditawarkan
akan tergantung dari harga barang X itu sendiri (dengan asumsi ceteris paribus). Sebagai
misal adalah fungsi penawaran: Qsx = 2Px - 2. Menurut fungsi ini, jika harga barang X =
Rp 6,- maka jumlah yang ditawarkan 10, jika harga X turun menjadi Rp 5,- maka jumlah
barang X yang ditawarkan berkurang menjadi 8 dan seterusnya jika harga barang X turun
menjadi Rp 4,- maka jumlah barang X yang ditawarkan juga berkurang menjadi 6 dan
begitu seterusnya, semakin turun harga barang X, semakin berkurang jumlah barang X
yang ditawarkan.

Karena dalam kenyataannya jumlah suatu barang yang ditawarkan tidak hanya
dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri tetapi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain,
maka fungsi penawaran sebagaimana ditulis di atas dapat diperluas menjadi sebagai
berikut:

Qsx = f (Px, Py, Pf, M, N, T)


Px = Harga barang X
Py = Harga barang-barang lain (subsitusi/komplementer)
Pf = Harga faktor produksi
M = Teknologi
N = Keadaan alam
T = Pajak

47
3.3. Pergeseran kurve vs pergerakan sepanjang kurve;

Pergerakan sepanjang kurva permintaan

Dengan menggunakan kurva permintaan kita dapat menggambarkan bagaimana faktor


harga dan faktor bukan harga dapat mempengaruhi perubahan jumlah yang diminta.
Perubahan. Permintaan yang dapat ditunjukkan oleh kurva permintaan tersebut dapat
dibedakan menjadi dua pengertian. Pertama pergerakan sepanjang kurva permintaan
(move), kedua pergeseran kurva permintaan (shift).

Pergerakan sepanjang kurva permintaan menunjukkan bahwa bertambah atau


berkurangnya permintaan terhadap suatu barang disebabkan oleh perubahan harga barang
itu sendiri.

Figur 3-3. Pergerakan sepanjang kurva permintaan.

Figur 3-2 menunjukkan bahwa turunnya harga barang x dari Rp 5, menjadi Rp 3,


mengakibatkan bertambahnya jumlah barang yang diminta dari 60 menjadi 100 (titik A
berpindah ke titik B sepanjang kurva D). Seterusnya, jika harga x turun lagi dari Rp 3
menjadi Rp 1.-, maka jumlah barang x yang diminta bertambah menjadi 140 (titik B
berpindah ke titik Csepanjang kurva 12) Jah, bertambahnya jumlah barang x yang diminta
disebabkan olch turunnya harga barang x itu sendiri.

 Pergeseran kurva permintaan

Pergeseran kurva permintaan menunjukkan adanya perubahan permintaan terhadap suatu


barang yang disebabkan oleh perubahan faktor-faktor di luar harga barang itu sendiri.
Faktor-faktor tersebut misalnya: pendapatan, selera, jumlah penduduk, promosi
48
perusahaan dan ramalan dimasa mendatang. Pergeseran kurva permintaan ke kanan
menunjukkan terjadinya pertambahan permintaan, sebaliknya pergeseran kurva
permintaan ke kiri menunjukkan berkurangnya permintaan. Pergeseran kurva permintaan
dapat dilihat pada figur 3-4 berikut:

Figur 3-4. Pergeseran kurva permintaan.

Pada gambar di atas ditunjukkan terjadinya pergeseran kurva permintaan ke kanan, yaitu
dari kurva Dx, bergeser ke Dx1 ,yang berarti adanya pertambahan dalam permintaan
barang x. Terjadinya pertambahan permintaan barang x tersebut belum tentu disebabkan
oleh turunnya harga barang x itu sendiri, akan tetapi dapat pula disebabkan oleh adanya
perubahan faktor-faktor diluar harga barang itu sendiri. Seperti pergeseran titik A pada
kurva permintaan Dx , ke titik A1 , pada kurva permintaan Dx1 , yaitu pada harga Rp 5,-
permintaan bertambah dari 20 menjadi 60, walaupun harga tidak berubah. Jadi
permintaan dapat bertambah atau berkurang walaupun harga barang itu sendiri tetap. Hal
ini berarti perubahan permintaan tersebut disebabkan oleh faktor di luar harga barang itu
sendiri. Gejala bertambahnya permintaan tersebut dapat disebabkan oleh :

 Bertambah kuatnya selera atau keinginan konsumen.


 Meningkatnya pendapatan konsumen Naiknya harga barang lain (barang substitusi).
 Semakin kuatnya promosi perusahaan.
 Meningkatnya jumlah penduduk.

 Pergerakan sepanjang kurva penawaran


49
Selain naik turunnya harga yang mempengaruhi naik turunnya jumlah penawaran, ada
juga faktor lain selain harga yang mempengaruhi penawaran Faktor-faktor tersebut adalah
harga input yang digunakan untuk berproduksi, teknologi, ekspektasi, dan jumlah penjual.
Faktor-faktor ini akan menggeser kurva penawaran ke kiri dan ke kanan ketika
mengalami perubahan. Sementara perubahan harga hanya akan menyebabkan pergerakan
di sepanjang kurva penawaran.
Sebagaimana dijelaskan pada penjelasan tentang permintaan, gerakan sepanjang kurva
penawaran dan pergeseran kurva penayaran ini bisa dilihat bergerak atau bergeser ke kiri
atau ke kanan. Dimana ketika bergerak atau bergeser ke kiri diartikan sebagai turunnya
penawaran dan ketika bergeser ke kanan diartikan sebagai naiknya penawaran.
Pergerakan sepanjang kurva penawaran dan pergeseran kurva penawaran ini dapat
digambarkan sebagai berikut.

Figur 3-5. Pergerakan sepanjang kuva penawaran.

Pada figur 3-5 terlihat bahwa naik turunnya harga hanya menyebabkan pergerakan di
sepanjang kurva penawaran. Bergeserya kurva penawaran ke kiri dan ke kanan bukan
disebabkan oleh naik turunnya harga tetapi oleh faktor lain selain harga Di atas sudah
disebutkan bahwa faktor itu bisa berupa harga input, teknologi, ekspektasi, dan jumlah
penjual yang ada di pasar.

 Pergeseran Kurva penawaran

Selain daripada harga barang itu sendiri, harga input yang dipergunakan untuk
memproduksi suatu barang juga bisa mempengaruhi jumlah penawaran. Sebagai contoh
50
harga gula, tepung, telur, dan sebagainya (input untuk membuat kue) berpengaruh
terhadap jumlah penawaran kuc. Ketika harga gula naik misalnya sementara harga kue
tidak berubah, maka para penjual akan mengurangi penawaran kuenya untuk
meminimalisir kerugian akibat naiknya harga gula yang merupakan bahan input untuk
membuat kue tersebut. Bisa disimpulkan naiknya harga input akan menggeser kurva
penawaran ke arah kiri, dan sebaliknya. Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa
harga input berhubungan terbali (negatif) dengan penawaran suatu barang atau jasa.
Teknologi juga bisa menggeser kurva penawaran. Teknologi bisa diartikan cara terbaik
yang digunakan untuk memproduksi suatu harang atau jasa. Perkembangan teknologi
cenderung diarahkan untuk menaikkan jumlah produksi. Sehingga dalam hal ini bisa
disimpulkan bahwa teknologi berhubungan positif dengan penawaran. Semakin
berkembang teknologi produksi maka kurva penawaran akan bergeser ke arah kanan.
Selanjutnya sama seperti permintaan, ekspektasi juga dapat menggeser kurva
penawaran. Ketika misalnya penjual memperkirakan di masa depan harga barang yang
dijualnya akan naik, maka penjual cenderung mengurangi penjualan produknya untuk
masa sekarang. Artinya ekspektasi seperti itu akan membuat penjual akan menggeser
kurva penawarannya ke arah kiri. Sama seperti permintaan, jumlah penjual juga akan
mempengaruhi kurva penawaran pasar. Dimana semakin banyak penjual yang ada di
pasar, maka kurva penawaran akan bergeser ke arah kanan. Sebaliknya ketika jumlah
penjual semakin sedikit maka kurva penawaran akan bergeser ke arah kiri. Ingatlah
kembali bahwa kurva penawaran pasar adalah penjumlahan kurva penawaran individu
secara horizontal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pergeseran di sepanjang kurva penawaran hanya
disebabkan oleh satu variabel saja yaitu naik atau turunnya harga. Sedangkan pergerseran
kurva penawaran dapat disebabkan oleh faktor faktor lain selain harga diantaranya harga
input, teknologi, ekspektasi, dan jumlah penjual di pasar

3.4 Harga dan kuantitas ekuilibrium


Sampai di sini kita membahas permintaan dan penawaran secara terpisah. Kita
mengetahui sebagai kuantitas yang diinginkan untuk dibeli dan dijual pada setiap tingkat
harga. Kita telah melihat bahwa konsumen meminta kuantitas berbeda untuk suatu fungsi
dari harga barang-barang. Demikian juga, produsen berkeinginan untuk menawarkan
51
kuantitas yang berbeda untuk barang-barang ini atau barang lainnya tergantung pada
harganya. Namun bagaimana kita dapat menyatukan kedua sisi pasar itu?
Jawabannya ialah bahwa penawaran dan permintaan berinteraksi untuk menghasilkan
harga dan kuantitas ekuilibrium, atau suatu ekuilibrium pasar. Ekuilibrium pasar terdapat
pada tingkat harga dan kuantitas dimana kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan
seimbang. Pada tingkat harga ekuilibrium, kuantitas yang ingin dibeli pembeli sama
dengan kuantitas yang ingin dijual oleh penjual. Alasan kita menyebut ini sebuah
ekuilibrium ialah bahwa, apabila kekuatan-kekuatan penawaran dan permintaan
seimbang, tidak ada alasan bagi harga untuk naik atau turun, sejauh hal-hal lain konstan.

Ekuilibrium pasar terjadi pada harga di mana kuantitas yang diminta sama dengan
kuantitas yang ditawarkan. Pada ekuilibrium tersebut, tidak ada kecenderungan bagi
harga untuk naik atau turun. Harga ekuilibirum juga disebut harga pengosongan- pasar.
Ini menunjukkan bahwa seluruh penawaran dan pesanan permintaan terpenuhi, buku
"kosong" pesanan, dan peminta serta yang menawarkan puas.

Ekuilibrium penawaran dan permintaan dalam sebuah pasar yang kompetitif


terjadi apabila kekekuatan-kekuatan dan penawaran permintaan seimbang. Harga
ekuilibrium adalah harga dimana kuantitas yang diminta persis sama dengan kuantitas
yang ditawarkan. Secara grafis, kita menemukan ekuilibrium itu pada perpotongan kurva
penawaran dan kurva permintaan. Pada tingkat harga di atas ekuilibrium, para produsen
ingin menawarkan lebih banyak daripada yang ingin dibeli oleh para konsumen, yang
mengakibatkan kelebihan barang dan menekan harga ke bawah. Demikian juga, terlalu
rendah harga menimbulkan kekurangan, dan oleh karena itu (persaingan diantara) para
pembeli cendrung mendorong harga ke atas hingga mencapai ekuilibrium.

Pergeseran-pergeseran dalam kurva penawaran dan kurva permintaan mengubah


harga dan kuantitas ekuilibrium. Suatu peningkatan dalam permintaan, yang menggeser
kurva permintaan ke kanan, akan meningkatkan baik kuantitas maupun harga
ekuilibrium. Suatu peningkatan dalam penawaran, yang menggeser kurva penawaran ke
kanan, akan menurunkan harga dan meningkatkan kuan titas yang diminta.

Untuk menggunakan analisis penawaran dan permintaan secara tepat, kita harus :

52
a) Membedakan perubahan dalam permintaan atau penawaran (yang menghasilkan
pergeseran kurva) dari perubahan dalam kuantitas yang diminta atau ditawarkan
(yang menggambarkan suatu pergerakan sepanjang sebuah kurva).
b) Menganggap hal-hal lain tetap, yang memerlukan pembedaan antara dampak dari
perubahan harga komoditi dengan dampak perubahan- perubahan dalam.
c) Selalu mencari ekuilibrium penawaran dan permintaan, yang terjadi pada titik di
mana kekuatan-kekuatan yang berpengaruh atas harga dan kuantitas adalah seimbang.

Harga-harga yang ditentukan secara kompetitif mengalokasikan penawaran barang-


barang yang terbatas di antara orang-orang yang memintanya.

53
BAB IV

KONSEP ELASTISITAS

Pada dasarnya dari setiap fungsi dalam ekonomi manajerial dapat


diturunkan atau dihitung besaran elastisitas dari setiap variabel ekonomi yang
berada dalam fungsi itu. Dalam suatu fungsi selalu terdapat dua jenis variabel,
yaitu: variabel takbebas (dependent variable) dan satu atau lebih variabel bebas
(independent variables). Elastisitas mengukur persentase perubahan nilai variabel
takbebas, sebagai akibat perubahan satu persen (1%) dalam nilai dari variabel
bebas tertentu (ceteris paribus dengan = asumsi nilai dari variabel-variabel bebas
yang lain dianggap konstan). Dengan demikian dalam ekonomi manajerial dapat
saja dihitung elastisitas permintaan yang dirurunkan dari fungsi permintaan,
elastisitas penawaran yang diturunkan dari fungsi penawaran, elastisitas produksi
yang diturunkan dari fungsi produksi, elastisitas biaya yang diturunkan dari fungsi
biaya; elastisitas investasi yang diturunkan dari fungsi investasi, dan sebagainya.
Namun pembahasan dalam Bab IV ini akan lebih memfokuskan pada perhitungan
elastisitas permintaan beserta hubungannya dengan beberapa konsep dasar lainnya
dalam ekonomi manajerial. Elastisitas penawaran akan disinggung secara sekilas,
sedangkan elastisitas produksi dan biaya akan dibahas sekaligus dalam bab-bab
berikut yang akan membahas secara khusus topik-topik ter- sebut. Dengan
demikian kita telah mengetahui bahwa konsep elastisitas dalam ekonomi
manajerial adalah bersifat umum, yang mengukur sensitivitas dari variabel tak
bebas terhadap perubahan variabel-variabel bebas tertentu dalam fungsi itu.

4.1. Elastisitas Permintaan Dan Elastisitas Penawaran

Kondisi ekonomi dan bisnis selalu mengalami perubahan seperti perubahan


pendapatan, perubahan harga, perubahan pengeluaran iklan dan sebagainya.
Perubahan-perubah- an ini dapat bersifat absolut (dalam nilai) dan bersifat relatif
(dalam persen). Sebagai contoh jika dinyatakan harga mengalami kenaikan
sebesar Rp 250 maka perubahan dinyatakan secara absolut, tetapi jika dinyatakan
harga mengalami kenaikan sebesar 25 persen berarti perubahan ini dinyatakan
secara relatif.

54
Penjelasan mengenai permintaan dan penawaran, memberikan gambaran
tentang efek perubahan harga suatu komoditas dan faktor- faktor lainnya terhadap
kuantitas permintaan dan penawaran komoditas tersebut. Dalam praktek
keseharian, seringkali tidak cukup untuk sekedar mengetahui apakah kuantitas
permintaan atau penawaran tersebut akan naik atau turun sebagai akibat terjadinya
perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, pengukuran
seberapa jauh reaksi perubahan kuantitas terhadap perubahan harga dan faktor-
faktor lainnya seringkali merupakan informasi yang beguna bila ingin dipahami
arti penting dari perubahan-perubahan tersebut. Hal ini mengingat dalam analisis
ekonomi, baik secara teori maupun praktek sangat berguna untuk mengetahui
sampai dimana sensitivitas permintaan dan penawaran suatu komoditas terhadap
perubahan harga maupun perubahan faktor-faktor lainnya yang terkait. Ukuran
kuantitatif yang menunjukkan seberapa besar pengaruh perubahan harga maupun
faktor-faktor lainnya terhadap perubahan permintaan atau penawaran dari suatu
komoditas disebut elastisitas. Dengan mengetahui besarnya elastisitas dapat
diramalkan perubahan yang akan terjadi di pasar, yaitu bagaimana harga dan
jumlah suatu komoditas yang diperjualbelikan berubah.
Elastisitas dapat dibedakan menjadi elastisitas permintaan dan elastisitas
penawaran. Elastisitas permintaan merupakan suatu ukuran kuantitatif yang
menunjukkan besarnya pengaruh perubahan harga atau faktor-faktor lainnya
terhadap perubahan permintaan suatu komoditas, sedangkan elastisitas penawaran
merupakan suatu ukuran kuantitatif yang menunjukkan besarnya pengaruh
perubahan harga maupun faktor-faktor lainnya terhadap perubahan penawaran
komoditas tersebut.

Elastisitas Permintaan

Secara umum penaksiran elastisitas permintaan berguna bagi perusa- haan maupun bagi
pemerintah. Adapun manfaat dari penaksiran elastisitas permintaan adalah:
1. Bagi perusahaan (produsen), elastisitas permintaan dapat menjadi landasan dalam
menyusun kebijakan penjualannya. Bila diketa- hui sifat responsif permintaan atas
komoditas yang dihasilkan perusahaan, pihak perusahaan dapat menentukan perlu
tidaknya untuk menaikkan harga jual komoditas yang dihasilkannya.

55
2. Bagi pemerintah dapat digunakan untuk meramalkan kesuksesan dari kebijakan
tertentu yang akan dilaksanakannya.

Secara umum elastisitas permintaan dapat dibedakan menjadi:


 Elastisitas permintaan terhadap harga (price elasticity of demand)
 Elastisitas permintaan terhadap pendapatan (income elasticity of demand)
 Elastisitas permintaan silang feres price elasticity of demand)

ELASTISITAS HARGA PERMINTAAN

Pertama-tama mari kita melihat tanggapan dari mintaan konsumen terhadap


perubahan harga: perElastisitas harga permintaan (kadang-kadang hanya disebut
elastisitas harga) mengukur berapa banyak kuantitas yang diminta dari sebuah
barang akan berubah apabila harganya berubah. Definisi yang tepat dari elastisitas
harga ialah prosentase perubahan dalam kuantitas yang diminta dibagi dengan
prosentase perubahan dalam harga.
Barang-barang akan sangat berbeda-beda elastisitas harganya, atau
kepekaannya terhadap perubahan harga. Apabila elastisitas harga dari sebuah
barang tinggi, kita mengatakan bahwa barang itu memiliki permintaan "elastis",
yang berarti bahwa kuantitas yang diminta sangat peka terhadap perubahan-
perubahan harga. Apabila elastisitas harga dari sebuah barang rendah, maka
disebut sebagai "inelastis" yang berarti bahwa kuantitas yang diminta kurang peka
terhadap perbuahan- perubahan harga.
Untuk kebutuhan-kebutuhan (pokok) seperti makanan, bahan bakar, sepatu,
dan obat-obatan resep dokter permintaannya cenderung inelastis. Barang-barang
seperti itu adalah kebutuhan hidup dan tidak dapat dengan mudah ditinggalkan
apabila harganya meningkat. sebaliknya, anda dapat dengan mudah
menggantikannya dengan barang-barang lain apabila kemewahan meningkat
harganya. Barang-barang yang dapat dengan mudah ditemukan penggantinya
cenderung memiliki per mintaan yang lebih elastis daripada barang-barang yang
tidak ada penggantinya. Jikalau semua harga makanan atau alas kaki naik 20
persen besok, Anda hampir tidak dapat mengharapkan orang-orang akan berhenti
makan atau jalan dengan kaki telanjang. sehingga permintaan-permintaan akan
makanan dan alas kaki bersifat inelastis. Di pihak lain, jikalau penyakit sapi gila

56
menaikkan harga daging sapi Inggris, orang dapat beralih ke daging sapi dari
negara-negara lain atau ke daging domba atau unggas untuk memenuhi
kebutuhannya akan daging. Oleh karena itu, daging sapi Inggris memperlihatkan
suatu elastisitas harga yang tinggi.
Jangka waktu yang diperlukan bagi orang dalam menanggapi perubahan-
perubahan harga juga berperan. Sebuah contoh yang baik ialah menyangkut bahan
bakar minyak. Seandainya Anda tengah berkendaraan melintasi negeri ketika
harga bahan bakar tiba-tiba melonjak. Apakah ada kemungkinan Anda akan
menjual mobil Anda dan meninggalkan liburan Anda? Pasti tidak. Dengan
demikian, dalam jangka pendek permintaan akan bahan bakar minyak mungkin
sangat inelastis. Akan tetapi, dalam jangka panjang Anda dapat menyesuaikan
perilaku Anda dengan harga bahan bakar yang lebih tinggi. Anda dapat membeli
sebuah mobil yang lebih kecil dan hemat bahan bakar, mengendarai sepeda, naik
kereta api, pindah lebih dekat ke tempat kerja, atau bermobil bersama-sama
dengan orang lain. Kemampuan untuk menyesuaikan pola-pola konsumsi
menunjukkan bahwa elastisitas permintaan pada umumnya lebih tinggi dalam
jangka panjang daripada dalam jangka pendek. Faktor-faktor ekonomi
menentukan besarnya elastisitas harga untuk barang-barang individual elastisitas
cenderung menjadi lebih tinggi apabila barang-barang itu adalah barang mewah,
apabila penggantinya tersedia, dan apabila konsumen mempunyai lebih banyak
waktu untuk menyesuaikan perilaku mereka.

Menghitung Elastisitas

Jikalau kita dapat mengamati berapa banyak kuantitas yang diminta akan
berubah ketika harga berubah, kita dapat menghitung elastisitasnya. Definisi yang
tepat dari elastisitas harga, ED, ialah prosentase perubahan kuantitas yang diminta
dibagi dengan prosentase perubahan harga. Untuk mudahnya, kita menghilangkan
tanda-tanda minus, dengan demikian elastisitas semuanya positif.

Kita dapat menghitung koefisien elastisitas harga secara numerikal menurut rumus
berikut:
Elastisitas harga permintaan = ED
= Prosentase perubahan pada kuantitas yang diminta
Prosentase perubahan pada harga
57
Sekarang kita dapat menjadi lebih jelas memahami berbagai kategori elastisitas harga:

 Apabila perubahan harga 1 persen menimbulkan lebih daripada 1 persen perubahan


kuantitas yang diminta, maka barang itu memiliki elasti- sitas harga yang bersifat
elastis (permintaannya bersifat elastis). Misalnya, jikalau suatu pening- katan 1 persen
dalam harga menghasilkan suatu penurunan 5 persen dalam kuantitas yang diminta,
maka komoditas itu memiliki permin- taan yang sangat elastis.
 Apabila perubahan 1 persen dalam harga meng- hasilkan kurang daripada 1 persen
perubahan dalam kuantitas yang diminta, maka barang itu memiliki elastisitas harga
yang bersifat inelastis (permintaannya bersifat inclastis). Hal ini ter- jadi, misalnya,
apabila suatu peningkatan 1 per- sen dalam harga menghasilkan hanya 0,2 persen
penurunan dalam kuantitas yang diminta.
 Salah satu kasus khusus yang penting ialah permintaan yang bersifat elastisitas unit
(unitary), yang terjadi apabila persentase perubahan kuantitas yang diminta persis
dengan persentase perubahan harga. Dalam hal ini, suatu peningkatan 1 persen dalam
harga menghasilkan penurunan 1 persen dalam kuantitas yang diminta. Kita akan lihat
kemudian, kondisi ini menunjukan bahwa total pengeluaran (yang sama dengan P ×
Q) untuk komoditas semacam ini, akan tetap sama walaupun harganya berubah.

Untuk menjelaskan perhitungan mengenai elastisitas, mari kita memeriksa


kasus sederhana menyangkut tanggapan pembelian terhadap peningkatan harga
yang diperlihatkan dalam Gambar 4.1. Dalam situasi awal, harga adalah 90 dan
kuantitas yang diminta adalah 240 unit. Suatu peningkatan harga menjadi 110
menyebabkan konsumen mengurangi pembelian mereka menjadi 160 unit. Dalam
Gambar 4.1, konsumen semula berada pada titik A namun kemudian bergerak
sepanjang kurva permintaannya ke titik B apabila harga meningkat.
Tabel 4.1 memperlihatkan bagaimana kita menghitung elastisitas harga.
Peningkatan harga adalah 20 persen, dengan penurunan kuantitas yang
diakibatkannya sebesar 40 persen. Elastisitas harga jelas sebesar E D = 40/20 = 2.
Elastisitas harga lebih besar daripada 1, dan oleh karena itu barang tersebut
memiliki permintaan yang bersifat elastis dalam wilayah dari A hingga B.
Dalam praktek, menghitung elastisitas agak rumit, dan kita menekankan tiga
langkah kunci di mana Anda harus sangat hati-hati. Pertama, ingat bahwa kita
menghilangkan tanda-tanda minus dari angka-angka, dengan demikian
memperlakukan semua prosentase perubahan sebagai positif. Itu berarti semua
58
elastisitas ditulis sebagai angka positif, sekalipun harga dan kuantitas yang
diminta bergerak dalam arah yang berlawanan untuk kurva-kurva permintaan
yang berlereng menurun.
Kedua, perhatikan bahwa definisi mengenai elastisitas lebih menggunakan
prosentase perubahan- perubahan harga dan permintaan daripada perubahan-
perubahan absolut. Itu berarti bahwa suatu perubahan dalam satuan-satuan
pengukuran tidak mempengaruhi elastisitas. Dengan demikian apakah kita
mengukur harga dalam sen atau dolar, elastisitas harga tetap sama.

Gambar 4.1
Permintaan yang
Elastis
Memperlihatkan
Tanggapan yang
Besar dari
Kuantitas
terhadap
Perubahan
Harga.

Ekuilibrium pasar semula pada titik A. Dalam menanggapi peningkatan harga sebesar 20
persen, kuantitas yang diminta menurun 40 persen, ke titik B. Elastisitas harga adalah ED
=40/20 = 2. Oleh karena itu permintaan bersifat elastis dalam wilayah dari A hingga B.

Hal ketiga menyangkut prosedur yang pasti menghitung prosentase perubahan


dalam harga dan kuantitas. Rumus untuk prosentase perubahan ialah APIP Nilai
dari AP dalam Tabel 4.1 jelas 20 = 110-90. Namun rumus itu tidak serta merta
menjelaskan pada kita, nilai P yang mana yang harus kita gunakan untuk P dalam
penyebut. Apa- kah itu nilai awal yang 90, nilai akhir 110, atau sesuatu di antara
keduanya?

Kasus A : Harga = 90 dan kuantitas = 240


Kasus B : Harga = 110 dan kuantitas = 160
Persentase perubahan harga = ΔP/P = 20/100 = 20%
59
Persentasi Perubahan kuantitas = ΔQ/Q = -80/100 = -40%
Elastisitas harga = ED = 40/20 =2
Tabel 4.1 Contoh Barang dan Permintaan Elastisitas.

Pertimbangkan situasi dimana harga naik dari 90 ke 110 Mengikuti kurva permintaan,
kuantitas yang diminta turun dari 240 ke 160. Elastisitas harga ialah prosentase perubahan
kuantitas dibagi dengan prosentase perubahan harga. Kita menghilangkan tanda-tanda
minus dari angka-angka di ata sehingga semua elastisitas adalah positif.

Untuk prosentase perubahan yang sangat kecil seperti dari 100 ke 99, tidak
jadi soal apakah kita menggunakan 99 atau 100 sebagai penyebut Namun untuk
perubahan-perubahan yang lebih besar, perbedaannya signifikan. Untuk
menghindan keraguan, kita akan mengambil harga rata-rata sebagai harga dasar
untuk menghitung perubahan- perubahan harga. Dalam Tabel 4.1, kita menggu
nakan rata-rata dari dua harga [P = (90+110)/2= 100] sebagai dasar atau penyebut
dalam rumus clas tisitas. Demikian juga, kita menggunakan kuantita rata-rata [Q=
(160+ 240)/2=200] sebagai dasar untuk mengukur prosentase perubahan dalam
kuantitas. Oleh karena itu, rumus yang pasti untuk menghitung elastisitas adalah:

Di mana P1 dan Q1 menggambarkan harga dan kuantitas awal serta P2 dan Q2 berarti harga
dan kuantitas baru.
Dimungkinkan juga untuk menentukan elastisitas harga dalam diagram.
Gambar 4.2 mengilustrasikan tiga kasus mengenai elastisitas. Dalam tiap- kasus,
harga dipangkas separuh dan konsume mengubah kuantitas yang diminta dari A
ke B.
Dalam Gambar 4.2(a), harga yang telah turun separuhnya telah membuat
kuantitas yang diminta meningkat tiga kali lipat. Seperti contoh dalam Gambar
4.1, kasus ini memperlihatkan permintaan yang bersifat elastis. Dalam Gambar
4.2 (c), pemangkasan separuh harga telah menyebabkan hanya 50 persen
peningkatan dalam kuantitas yang diminta, dengan demikian inilah kasus
permintaan yang bersifat inelastis. Kasus yang menyangkut permintaan yang
bersifat elastisitas unit (permintaan yang elastisitas harganya satu), diperlihatkan

60
dalam Gambar 4.2(b); dalam contoh ini, peningkatan dua kali lipat kuantitas yang
diminta tepat sesuai dengan harga.
Gambar 4.3 memperlihatkan keadaan-keadaan ekstrim berlawanan yang
penting di mana besarnya elastisitas-elastisitas harga tak terbatas dan nol, atau
elastis sempurna dan inelastis sempurna. Permintaan yang bersifat inelastis
sempurna, atau permintaan dengan elastisitas nol, adalah keadaan di mana
kuantitas yang diminta sama sekali tidak tanggap terhadap perubahan-perubahan
harga; permintaan seperti itu terlihat sebagai sebuah kurva permintaan vertikal.
Sebaliknya, apabila permintaan bersifat elastis sempurna, sebuah perubahan kecil
dalam harga akan menyebabkan suatu perubahan sangat besar dalam kuantitas
yang diminta, seperti yang ditunjukkan oleh kurva permintaan horisontal dalam
Gambar 4.3.

Elastisitas Harga dalam Diagram

Gambar 4.2 Elastisitas Harga Permintaan Terbagi Atas Tiga Katagori

61
Gambar 4.3 Permintaan yang Bersifat Elastis Sempurna dan Inelastis Sempurna.

Ekstrim-ekstrim berlawanan yang menyangkut permintaan adalah kurva permintaan


vertikal yang menggambarkan permintaan yang bersifat inelastis sempurna (E,= 0) dan
kurva permintaan horisontal, yang memperlihatkan permintaan yang bersifat elastis
sempurna (ED = 8).

Gambar 4.4 menjelaskan perangkap untuk menyamakan slope dan elastisitas.


Gambar ini menggambarkan sebuah kurva permintaan berbentuk garis lurus atau
linier. Karena linier, kurva itu memiliki slope sama di titik manapun pada kurva.
Namun di titik puncak pada garis, dekat A, elastisitas akan sangat besar karena
prosentase perubahan harga yang sangat kecil dan prosentase perubahan kuantitas
yang sangat besar. Oleh karena itu, elasti- sitas harga secara relatif akan lebih
besar apabila kita berada pada titik yang tinggi pada kurva DD linier. Sebaliknya,
apabila kita berada pada bagian dasar dari kurva permintaan linier, besarnya
elastisitas harga kurang dari satu. Dekat sumbu horisontal, elastisitas harga
mendekati nol.

Secara umum, di atas titik tengah M dari suatu garis lurus, permintaan bersifat elastis,
dengan ED> 1.
Pada titik tengah, permintaan bersifat elastisitas unit dengan E D = 1. di bawah titik
tengah, permintaan bersifat inelastis, dengan ED < 1.

62
Singkatnya, meskipun kasus-kasus ekstrim yang menyangkut permintaan yang
bersifat elastis sempurna dan permintaan yang bersifat inelastis sempurna dapat
ditentukan dari slope-slope kurva- kurva permintaan sendiri, untuk kasus-kasus
diantaranya dimana sifat permintaan yang demikian adalah cocok untuk seluruh
barang, elastisitas tidak dapat disimpulkan dari slope saja. (Lihat Gambar 4.5
untuk salah satu cara menghitung elastisitas dan sebuah diagram.)

Cara Pendek untuk Menghitung Elastisitas


Sebuah kaidah sederhana akan memungkinkan Anda meng hitung elastisitas
harga dari sebuah kurva permin- taan: elastisitas dari sebuah garis lurus pada
sebuah titik diperlihatkan oleh rasio panjangnya segmen garis di bawah titik itu
dengan panjangnya segmen garis di atas titik itu.
Untuk melihat hal ini, pertama-tama periksalah Figur 4-4. Perhatikan bahwa
pada titik tengah M panjangnya segmen garis di atas (AM) dan panjang nya
segmen garis di bawah (MZ) persis sama; oleh karena itu elastisitas adalah
MZIAM = 1. Pada tiuk B, rumus ini menghasilkan E, = BZIAB = 3/1 = 3; pada R,
E=1/3.
Dengan mengetahui bagaimana menghitung E untuk sebuah garis lurus,
memungkinkan Anda menghitung elastisitas untuk titik yang mana saja di
sepanjang sebuah kurva permintaan yang berbentuk lengkung, seperti
diperlihatkan pada Figur 4-5. (1) Tariklah garis lurus yang menyinggung kurva
pada titik Anda (misalnya, pada B dalam Figur 4-5), dan kemudian (2) hitunglah
Ep untuk garis lurus itu pada titik tersebut (besarnya E, pada B= 3). Hasilnya akan
menjadi elastisitas yang tepat untuk kurva itu pada titik B.

Elastisitas Tidak Sama Dengan Slope

Kita harus selalu ingat untuk tidak menyamakan elastisitas sebuah kurva
dengan slopenya. Perbedaan ini dengan mudah dilihat apabila kita memeriksa
kurva-kurva permintaan yang berbentuk garis lurus yang sering ditemukan dalam
contoh-contoh ilustrasi. Kita sering menggambarkan kurva permintaan sebagai
linear, atau berbentuk garis lurus, karena mudah digambarkan. Dengan demikian
sudah sewajarnya bertanya, berapakah besarnya elastisitas harga dari sebuah
kurva permintaan berbentuk garis lurus?
63
Pertanyaan itu ternyata memiliki jawaban yang mencengangkan. Sepanjang
sebuah kurva permintaan garis lurus, elastisitas harga ternyata bervariasi dari nol
hingga tak terbatas! Tabel 4.2 memberikan serangkaian perhitungan elastisitas
yang rinci dengan menggunakan teknik yang sama seperti dalam Tabel 4.1. Tabel
ini memperlihatkan bahwa kurva permintaan linier dimulai dengan elastisitas
harga tinggi, di mana harga adalah tinggi dan kuantitas rendah, dan berakhir
dengan elasti- sitas rendah, di mana harga rendah dan kuantitas tinggi.
Ini menjelaskan sebuah hal penting. Apabila Anda melihat sebuah kurva
permintaan dalam sebuah diagram, pada umumnya tidak benar bahwa lereng yang
curam pada kurva permintaan berarti permintaan bersifat inelastis dan lereng yang
landai berarti permintaan bersifat elastis Slope tidak sama dengan elastisitas
karena slope kurva permintaan tergantung pada perubahan-perubahan pada P dan
Q, sedangkan elastisitas tergantung pada prosentase perubahan pada P dan Q.
Pengecualian satu-satunya adalah pada keadaan-keadaan ekstrim berlawanan yang
menyang- kut permintaan yang bersifat elastis sempurna dan permintaan yang
bersifat inelastis sempurna.
Salah satu cara untuk melihat hal ini ialah memeriksa Gambar 4.2 (b). Kurva
permintaan ini jelas bukan sebuah garis lurus dengan slope yang tetap. Meskipun
demikian ia memiliki elastisitas permintaan yang tetap E D = 1 karena prosentase
perubahan harga di titik manapun sama dengan prosentase perubahan pada
kuantitas. Oleh karena itu patut diingat: Elastisitas sama sekali dari slope.

64
Gambar 4.4 Slope dan Elastisitas Adalah Bukan Hal yang Sama.

Semua titik pada kurva permintaan yang berbentuk garis lurus memiliki slope yang sama,
namun elastisitasnya berbeda. Di atas titik tengah, permintaan bersifat elastis; di bawah
itu. permintaan bersifat inelastis; pada titik tengah, permintaan bersifat elastisitas unit
(unitary). Anda dapat menyimpulkan besarnya elastisitas harga dari slope-nya, hanya
dalam kasus kurva permintaan yang horizontal atau vertikal seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4.3.

ELASTISITAS DAN PENDAPATAN

Banyak (pelaku) bisnis ingin mengetahui apakah menaikkan harga akan


meningkatan atau menurun- kan pendapatan. Pertanyaan ini memiliki arti strategis
bagi bisnis-bisnis seperti maskapai penerbangan, restoran, dan majalah, yang
harus memutuskan apakah ada manfaatnya menaikkan harga dan apakah harga
yang lebih tinggi dapat mengimbangi permintaan yang lebih rendah. Mari kita
lihat hubungan antara elastisitas harga dan total pendapatan.
Pendapatan total menurut definisi, sama dengan harga dikalikan dengan
kuantitas (atau P x Q). Jikalau konsumen membeli 5 unit dengan harga masing-
masing $3, maka total pendapatan adalah $15. Jikalau Anda mengetahui elastisitas
harga, Anda akan mengetahui apa yang akan terjadi pada pendapatan total apabila
harga berubah:

1. Apabila permintaan bersifat inelastis, penurunan harga akan mengurangi


pendapatan total.
2. Apabila permintaan bersifat elastis, penurunan harga akan meningkatkan
pendapatan total.
3. Dalam kasus yang menyangkut permintaan yang bersifat unitary (elastisitas unit),
penurunan harga tidak menyebabkan perubahan pada pendapatan total.

Misalnya, perjalanan bisnis melalui udara memiliki permintaan yang bersifat inelastis,
dengan demikian suatu peningkatan pada ongkos (perjalanan) bisnis cenderung
meningkatkan pendapatan. Sebaliknya, perjalanan wisata melalui udara memiliki
permintaan yang bersifat jauh lebih elastis, karena mereka mempunyai pilihan yang jauh
lebih besar mengenai di mana dan kapan mereka akan mengadakan per- jalanan.
Akibatnya, peningkatan ongkos perjalanan wisata cenderung menurunkan pendapatan.

65
Tabel 4.2 Perhitungan Elastisitas Harga sepanjang Kurva Permintaan Linear.

ΔP menunjukkan perubahan pada harga, yaitu ΔP - P₂-P1 sedangkan ΔQ = Q2-Q1. Untuk


menghitung elastisitas numerik, prosentase perubahan harga sama dengan perubahan
harga. ΔP, dibagi dengan harga rata-rata [(P2+P1)/2]; prosentase perubahan output
dihitung sebagai AQ dibagi dengan kuantitas rata-rata, [(Q2+Q1)/2]. Dengan
memperlakukan semua bilangan sebagai angka positif, rasio yang dihasilkan merupakan
ukuran numerik dari elastisitas harga. ED. Perhatikan bahwa untuk sebuah garis lurus,
elastisitas akan tinggi pada titik puncak, rendah pada titik di dasar kurva, dan tepat
sebesar 1 di tengah-tengah.

Gambar 4.5 Sebuah Kaidah Sederhana untuk Menghitung Elastisitas Permintaan.


66
Untuk menghitung elastisitas permintaan, ambillah t panjang segmen garis lurus di bawah
titik dan panjang sep garis lurus di atas titik. Karena itu, pada titik B elastisitas da
dihitung menjadi 3. Untuk kurva permintaan nonlinier, sederhana tariklah garis singgung
dan hitung elastisitasnya.

ELASTISITAS HARGA PENAWARAN

Tentu saja konsumsi bukanlah hal satu-satunya yang berubah apabila harga-
harga naik atau turun. Juga para (pelaku) bisnis peka terhadap harga dalam
keputusan-keputusan mereka yang menyangkut berapa banyak yang (harus)
diproduksi. Para ekonom mendefinisikan elastisitas harga penawaran sebagai
kepekaan kuantitas yang ditawarkan dari sebuah barang terhadap harga pasarnya.

Secara lebih tepat, elastisitas harga penawaran adalah prosentase perubahan pada
kuantitas yang ditawarkan dibagi dengan prosentase perubahan pada harga.

Sebagaimana elastisitas permintaan, terdapat keadaan-keadaan ekstrim yang


berlawanan dari clastisitas-elastisitas penawaran. Seandainya kuantitas yang
ditawarkan benar-benar tetap, sebagaimana dalam kasus ikan yang tidak tahan
lama yang dibawa ke pasar untuk dijual dengan berapa pun harga yang akan
mereka peroleh. Inilah kasus khusus yang menyangkut elastisitas nol, atau
penawaran yang bersifat inelastis sempurna, yang merupakan kurva penawaran
yang berbentuk vertikal.
Pada ekstrim yang lain, misalnya penurunan yang sangat kecil pada harga
akan menyebabkan kuantitas yang ditawarkan turun hingga nol, sementara
peningkatan sangat kecil pada harga akan memancing suatu penawaran yang
sangat besar. Di sini, rasio prosentase perubahan kuantitas yang ditawarkan
terhadap prosentase perubahan harga sangat besar dan menghasilkan sebuah kurva
penawaran horisontal. Inilah kasus berlawanan yang menyangkut penawaran yang
elastis tak berhingga.
Di antara keadaan-keadaan ekstrim ini, kita menyebut penawaran elastis atau
inelastis tergantung pada apakah prosentase perubahan kuantitas lebih besar atau
lebih kecil daripada prosentase perubahan harga. Pada keadaan di mana elastisitas
harga penawaran sama dengan 1, prosentase peningkatan kuantitas yang
ditawarkan pasti sama dengan prosentase peningkatan pada harga.

67
Anda dapat dengan cepat melihat bahwa definisi-definisi tentang elastisitas
harga penawaran memang sama dengan definisi-definisi tentang elastisitas harga
permintaan. Perbedaan satu-satunya ialah bahwa untuk penawaran respon
kuantitas terhadap harga adalah positif, sedangkan untuk permintaan respon
tersebut negatif.

Definisi yang pasti mengenai elastisitas harga penawaran, ES adalah sebagai berikut :

ES = Prosentase Perubahan Kuantitas yang ditawarkan


Prosentase perubahan harga

Gambar 4.6 memperlihatkan tiga kasus penting dari elastisitas penawaran: (a) kurva
penawaran vertikal, yang memperlihatkan penawaran yang bersifat inelastis sempurna;
(c) kurva penawaran horisontal, yang memperlihatkan penawaran yang bersifat elastis
sempurna; dan (b), sebuah keadaan di antara dua ekstrim yang menyangkut sebuah garis
lurus, yang melewati titik origin, menggambarkan kasus khusus penawaran yang
memiliki eastisitas harga sebesar satu.1
1
Anda dapat menentukan elastisitas kurva penawaran yang bukan merupakan sebuah
garis lurus sebagai berikut: (a) Tank garis lurus tersebut yang terletak bersinggungan pada
kurva pada suatu titik, (b) lalu ukur clastisitas dari garis lurus bersinggungan tersebut.

Gambar 4.6 Elastisitas Penawaran Tergantung pada Tanggapan Produsen terhadap


Harga.

Apabila penawaran tetap, elastisitas penawaran adalah nol. seperti dalam kurva (a). Kurva
(c) memperlihatkan suatu ranggapan kuantitas yang tak terhingga besarnya terhadap

68
perubahan-perubahan harga. Keadaan di antara dua ekstrim (b) muncul apabila prosentase
perubahan kuantitas dan prosentase perubahan harga adalah sama.

Faktor-faktor apakah yang menentukan elastisitas penawaran? Faktor utama


yang mempengaruhi elastisitas penawaran adalah kemudahan-kemudahan yang
menyebabkan produksi dalam industri dapat ditingkatkan. Jikalau seluruh
masukan dapat dengan mudah ditemukan pada harga pasar yang berlaku, seperti
dalam kasus industri tekstil, maka output dapat sangat meningkat dengan sedikit
peningkatan pada harga. Ini menunjukkan bahwa elastisitas pena- waran relatif
besar. Di pihak lain, jikalau kapasitas produksi amat terbatas, seperti dalam kasus
pertambangan emas Afrika Selatan; maka sekalipun terjadi peningkatan tajam
pada harga emas, produksi emas Afrika Selatan hanya mengalami sedikit
peningkatan; ini adalah penawaran inelastis.
Faktor penting lainnya dalam elastisitas pena- waran adalah jangka waktu
yang patut dipertim- bangkan. Perubahan tertentu pada harga cenderung
mempunyai pengaruh yang lebih besar pada jumlah yang ditawarkan apabila
waktu bagi para pemasok untuk merespon perubahan harga meningkat. Untuk
jangka waktu yang sangat singkat sesudah terjadinya peningkatan harga,
perusahaan- perusahaan mungkin tidak mampu meningkatkan input-input mereka
seperti tenaga kerja, bahan- bahan, dan modal, sehingga penawaran mungkin
sangat inelastis. Akan tetapi, ketika waktu berlalu dan para (pelaku) bisnis dapat
mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja, membangun pabrik-pabrik baru, dan
memperluas kapasitas, elastisitas pena- waran akan menjadi lebih besar.
Anda dapat menentukan elastisitas kurva pena- waran yang tidak berbentuk
garis lurus dengan cara berikut: a) Gambarkan garis lurus yang menying- gung
kurva pada suatu titik, dan b) Kemudian hitunglah elastisitas dari garis lurus pada
titik tersebut.
Kita dapat menggunakan Gambar 4.6 untuk mengilustrasikan bagaimana
penawaran mungkin berubah sepanjang waktu untuk kasus perikanan. Kurva
penawaran (a) mungkin berlaku untuk ikan pada hari mereka dibawa ke pasar, di
mana mereka benar-benar dilelang habis seluruhnya. Kurva (b) mungkin berlaku
kira-kira untuk jangka waktu yang agak lama, dengan stok kapal ikan dalam
jumlah tertentu dan sebelum tenaga kerja baru tertarik pada industri tersebut.
Untuk jangka waktu yang sangat lama, ketika kapal-kapal ikan baru dibangun,
69
tenaga kerja baru tertarik, dan usaha-usaha perikanan baru didirikan, penawaran
ikan mungkin akan bersifat sangat elastis, seperti dalam kasus (c) pada Gambar
4.6.

4.2. Faktor Yang Mempengaruhinya

Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan memainkan peranan yang sangat penting dalam


pembuatan keputusan bisnis, sehingga manajer yang berada dalam manajemen
bisnis total harus mengetahui pula faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas
permintaan, sehingga dapat memahami mengapa koefisien elastisitas permintaan
untuk suatu produk ber- beda dengan produk lainnya, atau mengapa permintaan
untuk suatu produk bersifat elastik sedangkan permintaan untuk produk lainnya
bersifat inelastik. Pada dasarnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
elastisitas permintaan suatu produk, antara lain:

1. Banyaknya Produk Substitusi Yang Tersedia Di Pasar Pada Tingkat Harga


Kompetitif
Dimana semakin banyak produk substitusi yang tersedia di pasar akan menye- babkan
elastisitas permintaan untuk suatu produk tertentu menjadi semakin elastik Dalam
situasi ini apabila terjadi kenaikan harga sebesar 1% pada suatu produk. tertentu,
kuantitas produk yang diminta akan berkurang lebih dari 1%, karena konsumen akan
mengganti penggunaan produk itu dengan produk substitusi.

2. Penyesuaian Periode Waktu


Dimana secara umum elastisitas permintaan untuk suatu produk tertentu cenderung
menjadi lebih elastik dalam jangka panjang dibandingkan dengan dalam jangka
pendek Apabila periode waktu bertambah pan. jang akan memberikan kesemparan
lebih besar kepada produk-produk substitusi untuk memasuki pasar dan
ketertinggalan waktu dari konsumen dalam menanggapi perubahan harga produk itu.
Dalan situasi ini sering tampak bahwa dampak kenaikan harga suatu produk tertentu
tidak langsung terlihat dalam jangka pendek, tetapi baru akan terlihat setelah suatu

70
periode waktu tertentu yang lebih panjang. katakanlah setelah enam bulan, satu tahun,
dll. sementara pada saat pengaruh ke naikan harga dari produk itu terlihat telah
bermunculan produk-produk substitusi baru di pasar.

3. Masa Pakai Dari Produk


Dimana semakin lama masa pakai suatu produk tertentu akan memberikan
kemungkinan penundaan pembelian produk itu oleh konsumen untuk keperluan
penggantian, hal ini menyebabkan elastisitas permintaan untuk produk yang bermasa
pakai lama akan menjadi semakin elastik.

4. Derajat Kepentingan Atau Kebutuhan Konsumen Terhadap Produk


Dimana semakin tinggi derajat kepentingan atau kebutuhan konsumen terhadap
produk tertentu, elastisitas permintaan dari produk itu menjadi semakin inelastik.
Dalam situasi ini sering tampak bahwa elastisitas permintaan untuk produk-produk
yang memenuhi kebutuhan primer (seperti: pasta gigi, sabun, beras, daging, dll) pada
umumnya inelastik, dibandingkan produk-produk kebutuhan sekunder (seperti mobil,
telepon genggam komputer, dll yang pada umumnya lebih elastik.

5. Derajat Kejenuhan Pasar Dari Produk


Dimana semakin tinggi derajat kejenuhan pasar bagi suatu produk tertentu, elastisitas
permintaan terhadap produk itu menjadi semakin inelastik Dalam situasi ini,
meskipun harga diturunkan, tetapi karena pasar dari produk itu telah jenuh, maka
tidak akan mempengaruhi permintaan terhadap produk itu.

6. Range Penggunaan Dari Produk


Dimana semakin lebar atau semakin luas range penggunaan dari suatu produk tertentu
akan menyebabkan elastisitas permintaan untuk produk itu menjadi semakin elastik
Penggunaan yang semakin luas dari suatu produk tertentu (seperti kertas, plastik,
aluminium, kaca, dll.), akan mem berikan peluang munculnya beragam produk sejenis
yang dijual di pasar, sehingga kenaikan harga pada produk tertentu dapat disubstitusi
oleh konsumen dengan produk-produk alternatif.

71
7. Persentase Anggaran Konsumen Yang Dibelanjakan Untuk Produk
Dimana semakin tinggi persentase dari anggaran konsumen yang dibelanjakan untuk
suatu produk tertentu akan menyebabkan elastisitas permintaan untuk produk itu sex
makin elastik. Produk-produk yang mahal (seperti berlian, pakaian mahal, mobil, dll),
yang pembeliannya menuntut pengeluaran anggaran besar dari konsumen, pada
umumnya memiliki elastisitas permintaan yang bersifat elastik,

Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Penawaran

Elastisitas harga penawaran adalah bentuk ukuran atau indikator yang


digunakan dalam ilmu ekonomi untuk menunjukkan daya tanggap, atau disebut
juga sebagai elastisitas, dan juga kuantitas yang ditawarkan suatu barang atau jasa
terhadap perubahan harganya. Terdapat setidaknya 6 faktor yang mempengaruhi
elastisitas harga penawaran, mulai dari ketersediaan bahan baku, panjang dan
kompleksitas waktu produksi, faktor mobilitas, waktu untuk merespon
permintaan, keberadaan inventaris serta cadangan atau kelebihan kapasitas dalam
produksi. Berikut pemaparannya.

1. Ketersediaan Bahan Baku


Sebagai contoh, adanya ketersediaan dapat membatasi jumlah emas yang dapat
diproduksi di suatu negara terlepas dari harganya. Demikian pula, harga lukisan yang
langka tentunya tidak mungkin mempengaruhi pasokan lukisan tersebut.

2. Panjang dan Kompleksitas Waktu Produksi


Cukup banyak benda yang tergantung pada kompleksitas proses produksi. Contohnya
adalah produksi tekstil yang relatif sederhana, sehingga tenaga kerja sebagian besar
tidak terampil dan fasilitas produksi tidak lebih dari bangunan serta tidak diperlukan
struktur khusus, membuat industri tekstil terbilang cukup elastis.

3. Faktor Mobilitas
Jika faktor-faktor produksi mudah tersedia dan jika seorang produsen yang
memproduksi satu barang dapat mengalihkan sumber dayanya dan memanfaatkannya
untuk menciptakan suatu produk yang diminta, maka dapat dikatakan bahwa

72
penawaran relatif elastis. Kebalikannya berlaku untuk ini, untuk membuatnya relatif
tidak elastis.

4. Waktu Untuk Merespon Permintaan


Sederhananya, semakin banyak waktu yang dimiliki produsen untuk menanggapi
perubahan harga, semakin elastis penawarannya. Sebaliknya, jika waktu yang tersedia
bagi produsen untuk merespon perubahan harga sedikit, maka produk tersebut
menjadi inelastis.

5. Keberadaan Inventaris
Seorang produsen yang memiliki kapasitas yang tidak terpakai dapat dengan cepat
menanggapi perubahan harga di pasarnya dengan asumsi bahwa faktor-faktor variabel
sudah tersedia. Tentunya hal ini berbeda dengan produsen yang tidak mempunyai
kapabilitas tersebut.

6. Cadangan Atau Kelebihan Kapasitas dalam Produksi


Adanya kapasitas cadangan dalam suatu perusahaan, akan menunjukkan respon yang
lebih proporsional dalam kuantitas yang ditawarkan terhadap perubahan harga. Hal ini
menunjukkan bahwa produsen akan dapat memanfaatkan pasar faktor cadangan yang
dimilikinya dan karenanya merespons perubahan permintaan untuk menyesuaikan
dengan penawaran.
Hukum permintaan dan hukum penawaran ini sebenarnya sudah masuk ke dalam
ruang lingkup ekonomi makro. Buku “Pengantar Ekonomi Makro” ini bisa menjadi
sumber bacaan andaikan Grameds memiliki ketertarikan untuk mempelajari topik
terkait ekonomi makro dan sekitarnya.

BAB V

PERILAKU KONSUMEN, PRODUSEN


DAN EFEISIANSI PASAR

5.1 Surplus Konsumen

73
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan
yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi,
dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan
di antara kepuasan yang diperoleh seseorang di dalam mengkonsumsikan sejumlah
barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.
Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat. Perhatikan
contoh yang sederhana berikut. Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan
bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp 1500. Sesampainya di
pasar dia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp 1000. Jadi ia
dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp 500 lebih murah
daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp 500 ini dinamakan surplus
konsumen.

CONTOH ANGKA
Surplus konsumen wujud sebagai akibat dari nilai guna marjinal yang semakin
sedikit. Uraian sebelum ini telah menunjukkan bahwa harga suatu barang berkaitan rapat
dengan nilai guna marjinalnya. Misalkan pada barang ke-n yang dibeli, nilai guna
marjinalnya sama dengan harga. Dengan demikian, oleh karena nilai guna marjinal dari
barang ke-n adalah lebih rendah dari barang sebelumnya, maka nilai guna marjinal barang
yang sebelumnya adalah lebih tinggi dari harga barang itu dan perbedaannya merupakan
surplus konsumen. Contoh dalam Tabel 7.2 menggambarkan bagaimana surplus
konsumen akan terwujud.
Kolom (2) dalam Tabel 7.2 menunjukkan kesediaan seorang konsumen mangga
untuk membayar mangga yang diingininya. Untuk mangga yang pertama dia bersedia
membayar Rp 1700, mangga yang kedua dia bersedia membayar Rp 1500 dan seterusnya.
Misalkan di dalam pasar harga mangga adalah Rp 700. Dengan harga yang sebesar ini
konsumen tersebut akan membeli enam mangga seminggu, karena untuk mangga yang
keenam ia bersedia membayar Rp 700 dan harga di pasar juga Rp 700. Mangga ketujuh
dan kedelapan tidak akan dibelinya karena harga pasar lebih tinggi daripada harga yang
bersedia dibayarnya.
Berapakah surplus konsumen yang dinikmatinya? Hal itu ditunjukkan dalam
kolom (3) dan kolom (4). Dalam kolom (3) ditunjukkan surplus konsumen yang
diwujudkan oleh setiap mangga yang dibelinya. Sebagai contoh, untuk memperoleh
74
mangga yang ketiga dia bersedia membayar Rp 1300, sedangkan harga yang harus
dibayarnya adalah Rp 700. Maka apabila mangga yang ketiga dibeli, untuk konsumsi ini
ia akan memperoleh surplus konsumen sebesar Rp 600. Karena untuk mangga pertama
hingga yang kelima, harga yang bersedia dibayarnya adalah lebih tinggi daripada harga
pasar, maka konsumen mangga itu akan memperoleh surplus konsumen yang lebih besar
apabila konsumsi mangganya dinaikkan sehingga mencapai lima buah seminggu. Dia
akan menghentikan membeli mangga apabila konsumsi mangganya adalah enam mangga
seminggu karena untuk mangga yang keenam ini pembeli mangga tersebut tidak
memperoleh surplus konsumen lagi. Jumlah seluruh surplus konsumen yang dinikmati
dari membeli enam mangga tersebut ditunjukkan dalam kolom (4), yaitu sebanyak Rp
3000.

GRAFIK SURPLUS KONSUMEN


Surplus konsumen dapat juga digambarkan secara grafik, yaitu seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 7.3. Grafik (i) memberikan satu gambaran umum tentang
menentukan surplus konsumen secara grafik. Sumbu tegak menggambarkan tingkat
harga, sedangkan sumbu datar meng- gambarkan jumlah barang yang dikonsumsi. Nilai
guna total yang diperoleh dari mengkonsumsi Qbuah mangga digambarkan oleh AOQB.
Untuk memperoleh mangga tersebut si pembeli harus membayar OQBP. Maka segitiga
APB menggambarkan surplus konsumen yang dinikmati oleh pembeli mangga tersebut.

Grafik (ii) menggambarkan surplus konsumen seperti yang diuraikan dalam


contoh angka sebelum ini, yang diringkaskan dalam Tabel 7.3. DD adalah kurva
permintaan yang digambarkan berdasarkan data dalam kolom (2) dari Tabel 7.3. Harga
adalah Rp 700 untuk setiap mangga. Surplus konsumen untuk setiap unit mangga yang
dibeli ditunjukkan oleh garis tegak di antara garis harga dengan kurva permintaan.
Sebagai contoh, garis MN adalah surplus konsumen yang diperoleh dari memakan
mangga yang ketiga. Pembeli bersedia membayar mangga ini sebanyak Rp1300, tetapi
harga pasar adalah Rp 700. Dengan demikian nilai MN-yaitu surplus konsumen, adalah =
Rp1.300 – Rp700 = Rp 600. Jumlah surplus konsumen diperoleh dengan menjumlahkan
nilai garis-garis tegak yang seperti itu dari unit pertama hingga keenam.

5.2 Surplus Produsen


75
Surplus produsen dapat didefinisikan sebagai ukuran perbedaan antara jumlah
penerimaan total yang sesungguhnya diperoleh produsen dari memproduksi/menjual
barang atau pelayanan di pasar, dan jumlah manfaat atau keuntungan minimal yang
produsen masih bersedia menerima (willing to accept) dengan memproduksi atau
menjual barang tersebut. Kesediaan untuk menerima keuntungan minimal
(willingness to accept) dengan menjual barang atau pelayanan identik dengan
kesediaan untuk menjual/ memproduksi (willingness to sell). Konsep kesediaan
untuk menjual pada produsen (ditunjukkan oleh kurva suplai/kurva penyediaan)
dapat dibandingkan dengan konsep kesediaan membayar (willingness to pay) pada
konsumen (ditunjukkan oleh kurva permintaan/demand). Kesediaan produsen untuk
menerima keuntungan minimal (willingness to accept) identik dengan kesediaannya
untuk menjual/memproduksi (willingness to sell). Kesediaannya untuk menjual
ditentukan oleh biaya produksi. Makin tinggi biaya produksi barang, makin kecil
kesediaannya memproduksi/menjual barang karena makin kecil surplus produsen.
Jelas bahwa penjual/produsen bersedia menjual/memproduksi barang dengan harga
yang lebih tinggi daripada biaya produksi. Sebaliknya, makin tinggi harga, makin
besar surplus produsen, makin besar kesediaan penjual/produsen untuk menjual/
memproduksi. Tetapi harga pasar tentu saja dibatasi oleh kesediaan konsumen untuk
membayar (willingness to pay). Dengan kata lain, surplus produsen dibatasi oleh
harga pasar. Dengan kata lain, surplus produsen (producer surplus) adalah harga yang
dibayarkan kepada penjual dikurangi biaya yang dikeluarkan oleh penjual. Biaya
adalah nilai segala sesuatu yang harus dikorbankan oleh penjual untuk memproduksi
suatu barang. Surplus produsen ini mengukur seberapa besar keuntungan yang
diterima penjual dari partisipasinya dalam suatu pasar.
Sebagai ilustrasi misalnya saja, Pemerintah Kota Bogor merencanakan akan
membuat taman kota. Ada empat peserta tender pembuatan taman kota tersebut, yaitu
A, B, C, dan D dengan biaya masing-masing yang diajukan sebagai berikut.

Tabel 3.3
Biaya-biaya Keempat Peserta Tender Pembuatan Taman Kota
Peserta Biaya (Juta)
A 9
B 8
76
C 6
D 5

Karena biaya pembuatan taman kota seorang konsultan adalah harga terendah
yang mau diterimanya untuk melakukan pekerjaannya, biaya adalah ukuran seberapa
rela ia menjual jasanya. Setiap konsultan akan dengan senang hati menjual jasanya
pada harga yang lebih tinggi dari biayanya dan tidak akan mau menjual jasanya pada
harga yang lebih rendah dari biaya yang harus dikeluarkannya. Istilah biaya haruslah
diinterpretasikan sebagai biaya kesempatan para konsultan peserta tender termasuk
pengeluaranpengeluaran (tanaman, desain/gambar, tenaga kerja, dan lainnya) dan
juga termasuk nilai yang diberikan terhadap waktu kerjanya.
Ketika pihak Pemda mengumpulkan penawaran harga dari setiap peserta tender,
harga awalnya bisa saja sangat tinggi, tetapi akan turun dengan sendirinya bersamaan
dengan persaingan dari peserta tender untuk mendapatkan pekerjaan tersebut.
Apabila ternyata dari pemerintah kota menyebutkan bahwa biaya yang dianggarkan
dan disetujui untuk pembuatan taman kota adalah Rp6 juta, apa yang terjadi dengan
keempat konsultan peserta tender tersebut? Hanya D yang memperoleh keuntungan
(surplus produsen) karena dengan bayaran yang didapatkan sebesar Rp6 juta, biaya
yang dikeluarkan masih lebih kecil, yaitu sebesar Rp5 juta. Dengan kata lain, D
memperoleh surplus produsen senilai Rp1 juta.
Sebagaimana surplus konsumen berkaitan erat dengan kurva permintaan,
demikian halnya dengan surplus produsen berkaitan erat dengan kurva penawaran,
untuk menunjukkannya dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan Gambar 3.5.

Tabel 3.4
Skedul Penawaran
Harga (Rp Juta) Pembeli Jumlah Permintaan
9 A, B, C, dan D 4
8-9 B, C dan D 3
6-8 C dan D 2
5-6 D 1
<5 Tidak Ada 0

77
Berdasarkan Tabel 3.4 terlihat bahwa apabila harga yang disetujui untuk
pembuatan taman kota sebesar Rp5 juta, tidak ada seorang peserta tender pun yang
mau mengerjakan pekerjaan tersebut sehingga jumlah penawarannya nol. Tetapi
apabila harga yang disetujui berada antara Rp5 juta – Rp6 juta, hanya D yang rela
melakukan pekerjaan tersebut sehingga penawarannya adalah satu. Apabila harganya
berada antara Rp6 juta – Rp8 juta, C dan D rela melakukan pekerjaan tersebut
sehingga penawarannya adalah dua, demikian seterusnya. Dengan demikian, skedul
peran dapat dibentuk dari biaya-biaya keempat peserta tender tersebut.
Gambar 3.5 menunjukkan kurva penawaran yang bersesuaian dengan Tabel 3.3.
Pada harga berapa pun, harga yang terdapat pada kurva penawaran menunjukkan
biaya dari seorang penjual marginal, penjual yang pertama kali akan meninggalkan
pasar jika harganya turun sedikit saja.
Gambar 3.5
Kurva Penawaran

Sumber: Mankiw (2006)

Karena kurva penawaran mencerminkan biaya-biaya dari penjual, hal ini dapat
digunakan untuk mengukur surplus produsen. Dengan kata lain, tinggi kurva
penawaran merupakan biaya penjual dan perbedaan antara harga dengan biaya
produksi adalah surplus produsen dari penjual. Maka jumlah luas daerah adalah
jumlah surplus produsen seluruh penjual. Luas daerah di bawah harga dan di atas
kurva penawaran mengukur besarnya surplus produsen dalam suatu pasar. Seberapa
besar kesejahteraan penjual meningkat ketika harga barang yang dijualnya naik?

78
Gambar 3.6 menunjukkan bagaimana perubahan harga memengaruhi surplus
produsen.

(a) Surplus Produsen pada Harga P1 (b) Surplus Produsen pada Harga P
Sumber: Mankiw (2006)

Bagaimana Harga Memengaruhi Surplus Produsen


Apabila harga yang berlaku di pasar sebesar P1 maka suplus produsen yang
terjadi sebesar segitiga ABC. Namun jika kemudian harga meningkat menjadi P2,
surplus produsen pun kemudian berubah meningkat menjadi ADF. Peningkatan
surplus produsen ini terdiri dari dua bagian. Pertama, para penjual yang telah menjual
sebanyak Q1 pada harga P1 menjadi lebih sejahtera karena sekarang mereka
mendapat lebih banyak barang yang mereka jual. Peningkatan surplus produsen dari
penjual-penjual lama ini besarnya sama dengan luas daerah BCED. Kedua, beberapa
penjual baru masuk ke pasar karena sekarang mereka rela menjual barang tersebut
pada harga yang lebih tinggi. Hasilnya, jumlah penawaran meningkat dari Q1
menjadi Q2. Surplus produsen dari para pendatang baru ini adalah luas segitiga CEF.
5.3 Efisiensi Pasar
Surplus konsumen dan surplus produsen adalah metode-metode dasar yang
digunakan para ekonomi untuk mempelajari kesejahteraan pembeli dan penjual
dalam suatu pasar. Metode-metode ini dapat digunakan untuk membantu menjawab
pertanyaan penting dalam ekonomi, yaitu “Apakah alokasi sumber-sumber daya yang
79
ditentukan oleh pasar adalah sesuai dengan yang diinginkan, yaitu menyejahterakan
masyarakat atau memaksimalkan kemakmuran dari semua orang di dalam
masyarakat?” Untuk menjawab pertanyaan ini biasanya perencana sosial/seorang
analis harus menentukan terlebih dahulu bagaimana mengukur kesejahteraan
masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan mengukur jumlah surplus produsen
dan surplus konsumen yang disebut juga dengan surplus total. Surplus konsumen
adalah keuntungan yang diterima pembeli dari partisipasinya pada suatu pasar,
sedangkan surplus produsen adalah keuntungan yang diterima penjual dari
partisipasinya pada suatu pasar. Oleh karena itu, surplus total biasa digunakan
sebagai alat ukur kemakmuran masyarakat.
Surplus total dalam suatu pasar adalah nilai keseluruhan barang bagi pembeli
sebagaimana diukur oleh kerelaan membayar dikurangi biaya keseluruhan penjual
untuk menyediakan barang-barang tersebut. Apabila suatu alokasi sumber-sumber
daya memaksimalkan surplus total yang diterima seluruh anggota masyarakat maka
alokasi tersebut dikatakan efisien (efficiency). Jika suatu alokasi tidak efisien maka
terdapat berapa keuntungan yang tidak dapat diperoleh dalam proses jual beli.
Sebagai contoh, suatu alokasi disebut tidak efisien jika suatu barang tidak dapat
diproduksi oleh para penjualnya dengan biaya yang serendah-rendahnya. Pada kasus
ini memindahkan proses produksi dari penjual yang butuh biaya tinggi ke penjual
yang butuh biaya rendah akan berakibat pada menurunnya biaya keseluruhan penjual
sehingga surplus total meningkat. Demikian halnya suatu alokasi disebut tidak efisien
jika suatu barang tidak dibeli oleh calon pembeli yang rela membayar paling tinggi.
Pada kasus ini memindahkan konsumsi suatu barang dari seorang pembeli yang tidak
menghargainya ke pembeli lain yang sangat menghargainya akan meningkatkan
surplus total.
Dalam menganalisis suatu proyek, seorang analis/perencana yang baik selain
harus memperhatikan efisiensi juga harus memperhatikan masalah pemerataan
(equity), yaitu seberapa adilnya kemakmuran atau kesejahteraan didistribusikan di
antara berbagai pelaku, yaitu penjual dan pembeli. Mengevaluasi pemerataan suatu
hasil dari pasar jauh lebih sulit daripada mengevaluasi efisiensi. Efisiensi adalah
tujuan objektif yang dapat dinilai dengan hal-hal yang positif, sedangkan pemerataan
melibatkan penilaian normatif yang berada di luar ranah ilmu ekonomi, tetapi sudah
masuk ke dalam ranah ilmu filsafat dan politik.

80
A. KESEIMBANGAN PASAR
Gambar 3.7 menunjukkan surplus konsumen dan surplus produsen pada saat
terjadi keseimbangan permintaan dan penawaran di pasar. Surplus konsumen adalah
luas daerah di atas harga dan di bawah kurva permintaan dan surplus produsen adalah
luas daerah di bawah harga dan di atas kurva penawaran. Oleh karena itu, luas daerah
antara kurva permintaan dan kurva penawaran sampai titik keseimbangan
mencerminkan surplus total di pasar tersebut.
Apakah titik keseimbangan dari alokasi sumber-sumber daya ini efisien? Apakah
memaksimalkan surplus total? Untuk menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut, kita
harus ingat bahwa ketika suatu pasar berada pada titik keseimbangan, harga akan
menentukan siapa pembeli dan penjual yang masuk pasar. Pembeli yang menghargai
barang di atas harga saat ini (AE) akan memilih untuk membeli barang tersebut.
Sedangkan pembeli yang menghargai barang di bawah tingkat harga sekarang (EB)
tidak akan membeli barang tersebut. Begitu pula halnya dengan penjual yang
biayanya lebih kecil dari harga jual (CE) akan memilih untuk menjual barang
tersebut dan penjual yang biayanya lebih besar daripada harga jualnya (ED) tidak
akan menjualnya. Dengan kata lain, pasar bebas mengalokasikan penawaran barang-
barang kepada para pembeli yang paling menghargai barang-barang yang dijual,
sebagaimana yang ditunjukkan dengan kerelaan mereka membelinya. Selain itu pasar
bebas juga mengalokasikan permintaan barangbarang kepada para penjual yang dapat
memproduksinya dengan biaya yang paling rendah. Dengan jumlah yang diproduksi
dan dijual berada pada titik keseimbangan pasar, seorang analis/perencana tidak
dapat meningkatkan kemakmuran dengan cara mengubah alokasi konsumsi di antara
pembeli dan alokasi produksi di antara penjual. Tetapi apakah perencana sosial
mampu meningkatkan kemakmuran secara menyeluruh dengan cara meningkatkan
atau mengurangi jumlah barang? Jawabannya tidak karena pasar bebas memproduksi
sejumlah barang yang memaksimalkan surplus konsumen dan surplus produsen.

Surplus Konsumen dan Surplus Produsen pada Keseimbangan Pasar


Gambar 3.8 menunjukkan bahwa pada jumlah barang yang lebih sedikit daripada
jumlah keseimbangan, nilai barang tersebut bagi pembeli melebihi biaya penjualnya.
Pada daerah ini, meningkatkan jumlah barang berarti meningkatkan surplus total,
begitu seterusnya sampai jumlah barang mencapai tingkat keseimbangan. Lebih
besar dari keseimbangan, nilai bagi pembeli jadi lebih kecil daripada biaya penjual.
81
Memproduksi lebih dari jumlah keseimbangan dapat mengurangi surplus total. Oleh
karena itu, keseimbangan pasar memaksimalkan surplus konsumen dan surplus
produsen. Dengan kata lain, hasil dari keseimbangan ini adalah alokasi sumber-
sumber daya yang efisien.

Efisiensi Jumlah Keseimbangan

Sumber: Mankiw (2006)

BAB VI

KONSEP BIAYA PRODUKSI

82
Proses produksi merupakan salah proses yang penting dalam sebuah
proses bisnis. Tanpa adanya proses produksi, konsumen tidak akan bisa
memanfaatkan nilai dari barang dan/atau jasa yang dibutuhkan. Agar proses
produksi dalam bisnis memberikan manfaat dan menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan, produsen perlu untuk mengetahui teori produksi.

6.1. Teori Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.

1) Biaya Eksplisit adalah segala biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-
faktor produksi.
2) Biaya Implisit (Tersembunyi) adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor
produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Biaya produksi yang dikeluarkan setiap
perusahaan dapat dibedakan kepada dua jenis

Jenis-Jenis Biaya
 Biaya Internal Dan Eksternal
Biaya internal adalah segala biaya yang dikeluarkan dalam rangka operasional
perusahaan. Biaya eksternal adalah biaya yang seharusnya ditanggung oleh
perusahaan sebagai akibat operasional perusahaan yang menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan dan sekitarnya.
 Biaya Jangka Pendek
Biaya jangka pendek yaitu biaya yang menunjukkan sebagian faktor produksi tidak
dapat ditambah jumlahnya. Salah satu faktor produksi bersifat tetap, yang lain
berubah.
 Biaya Jangka Panjang Adalah Biaya
yang menunjukkan semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Semua
faktor produksi bersifat berubah.
BEBERAPA PENGERTIAN BIAYA DALAM JANGKA PENDEK

83
1) Biaya Total (Total Cost)
2) Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost)
3) Biaya Berubah Total (Total Variable Cost)
4) Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost)
5) Biaya Berubah Rata-Rata (Average Variable Cost)
6) Biaya Marjinal (Marjinal Cost)

BIAYA TOTAL & JENIS-JENIS BIAYA TOTAL


 BIAYA TOTAL (TC)
Keseluruhan jumlah biaya yang dikeluarkan, yang terdiri dari biaya tetap (TFC) dan
biaya variabel (TVC).
TC = TFC + TVC

 BIAYA TETAP TOTAL (TFC)


Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang tidak
dapat diubah jumlahnya. Biaya yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas
output berubah.

 BIAYA BERUBAH TOTAL (TVC)


Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya. Biaya yang jumlahnya berubah ketika kuantitas output yang
diproduksi berubah.

BIAYA RATA-RATA & MARJINAL

Dalam analisis mengenai biaya, konsep-konsep yang lebih diutamakan adalah biaya rata-
rata dan marginal. Biaya rata-rata dibedakan menjadi :
1) Biaya Tetap Rata-Rata (AFC)
2) Biaya Berubah Rata-Rata (AVC)
3) Biaya Total Rata-Rata (ATC)

84
1) BIAYA TETAP RATA-RATA (AFC)
Perbandingan antara biaya tetap dengan kuantitas output.

AFC= TFC/Q

2) BIAYA BERUBAH RATA-RATA (AVC)


Perbandingan antara biaya variabel dengan kuantitas output.

AVC TVC/Q

3) BIAYA TOTAL RATA-RATA (AC)


Perbandingan antara biaya total dengan kuantitas output.

AC  TC/Q atau AC = AFC + AVC

4) BIAYA MARGINAL (MC)


Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu
unit.

MC = TC/Q

6.2. Titik Impas

Titik impas adalah keadaan dimana tingkat penjualan atau pendapatan yang diperoleh dan
modal yang digunakan untuk menghasilkan laba berada dalam posisi yang sama. Dengan
kata lain, titik impas terjadi ketika total pendapatan dari penjualan sama persis dengan
85
total biaya produksi. Pada keadaan ini, perusahaan tidak mengalami kerugian maupun
keuntungan. Titik impas digunakan untuk merancang laba yang akan diperoleh oleh
perusahaan. Keadaan pada titik impas berbeda dengan pengembalian modal. Nilai titik
impas diperoleh melalui perhitungan biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume
kegiatan.
Perhitungan Titik Impas
Perhitungan titik impas dilakukan dengan analisa yang memberikan informasi tentang
tingkat capaian wajib pada penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian maupun
keuntungan. Hasil analisa juga akan memberikan informasi tentang batas aman bagi
perusahaan agar tidak mengalami kerugian melalui penaksiran penurunan penjualan.
Perhitungan titik impas dapat dilakukan dengan metode persamaan atau metode margin
distribusi. Pada metode persamaan, nilai titik impas diperoleh jika penjualan sama dengan
penambahan biaya variabel dan biaya tetap. Sedangkan dalam metode margin kontribusi,
nilai titik impas diperoleh jika biaya tetap dapat ditutupi dengan pendapatan dikurangi
nilai biaya variabel.
Nilai titik impas juga dapat diketahui menggunakan metode grafik. Pada metode ini,
digambarkan dua garis yaitu garis pendapatan penjualan dan garis biaya pada suatu
grafik. Nilai titik impas diperoleh melalui penetapan sumbu datar sebagai volume
penjualan sedangkan sumbu tegak ditetapkan sebagai biaya dan pendapatan.
Hasil analisa titik impas akan memadai jika memenuhi beberapa asumsi. Asumsi awal
yaitu tidak adanya perubahan pada harga jual, biaya, efisiensi, produktivitas dan perilaku
penerimaan dan pengeluaran. Asumsi lainnya yaitu adanya pemisahan biaya tetap dan
biaya variabel serta banyaknya persediaan awal dan persediaan akhir tidak terlalu
berubah. Analisa titik impas berguna untuk menaksir jumlah penjualan minimal agar
tidak terjadi kerugian dan capaian jumlah penjualan agar memperoleh keuntungan pada
tingkat tertentu. Selain itu, analis titik impas juga memberikan informasi tentang tingkat
penurunan penjualan serta keuntungan yang diperoleh melalui perubahan harga jual,
biaya, dan volume penjualan.
Jenis Titik Impas
Berdasarkan keadaannya, titik impas dibagi menjadi titik impas nilai penerimaan, titik
impas volume penjualan, dan titik impas harga. Titik impas nilai penerimaan terjadi
ketika usaha tidak mengalami keuntungan maupun kerugian dalam nilai penjualan. Titik
impas volume penjualan terjadi ketika usaha tidak mengalami kerugian dan keuntungan
pada volume penjualan. Sedangkan titik impas harga terjadi ketika tidak ada keuntungan
86
maupun kerugian yang timbul pada suatu harga tertentu yang telah ditetapkan dalam
usaha.
Manfaat Titik Impas
Nilai titik impas dijadikan sebagai informasi untuk mengetahui perilaku biaya dan
keuntungan. Biaya menjadi dasar untuk menentukan harga jual yang kemudian
mempengaruhi volume penjualan. Volume produksi terpengaruh oleh volume penjualan
yang kemudian mempengaruhi biaya. Informasi yang diperoleh kemudian memberikan
data tentang penjualan minimum agar kerugian tidak terjadi, tetapi keuntungan belum
diperoleh. Kondisi ini hanya terjadi jika besarnya pendapatan sama dengan biaya
pengeluaran. Analisis titik impas juga membantu manajemen keuangan untuk
merencanakan dan menentukan jumlah biaya yang digunakan secara keseluruhan.
Perusahaan akhirnya akan memiliki laporan keuangan dengan tingkat kesesuaian dan
keabsahan yang tinggi.
6.3. Konsep Marginal Revenue Dan Marginal Cost
Marginal revenue atau pendapatan marjinal adalah peningkatan pendapatan yang
merupakan hasil penjualan satu unit tambahan. Perhitungan pendapatan ini mengikuti
hukum hasil yang semakin berkurang karena akan melambat ketika tingkat output naik,
bahkan setelah periode output yang konsisten. Jika suatu bisnis dalam persaingan
sempurna, maka pendapatan marjinal mengacu pada proses terus menghasilkan output
sampai total pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal.
Rumus untuk menghitung Marjinal Revenue adalah :
Pendapatan Marginal = Perubahan Pendapatan/ Perubahan Kuantitas
atau
Pendapatan Marginal = (Pendapatan Saat Ini – Pendapatan Awal) / (Kuantitas
Produk Saat Ini – Kuantitas Produk Awal)

Marginal Cost adalah peningkatan biaya total yang berasal dari produksi satu unit output
produksi. Jika perusahaan memproduksi 1.000 unit, biaya tambahan peningkatan output
menjadi 1.001 unit adalah biaya marginal. Biaya marginal mengukur biaya input
tambahan yang diperlukan untuk memproduksi tiap unit output berikutnya. Karena biaya
tetap tidak berubah ketika ada biaya output, biaya marginal mencerminkan perubahan
biaya variabel.
Jika fungsi biaya terdiferensiasi, biaya marginal dapat dinyatakan sebagai berikut.

87
MARGINAL COST (MC) = dC / dQ

Jika fungsi biaya tidak terdiferensiasi, biaya marginal dapat dinyatakan sebagai berikut.

MC = C/Q

BAB VII
STRUKTUR PASAR

Pasar output adalah pertemuan antara permintaan output dan penawaran output. Pada
sisi permintaan, pasar output mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu bahwa permintaan
pasar adalah penjumlahan dari permintaan konsumen yang jumlahnya banyak sekali.
Namun pada sisi penawarannya, jumlah penjual bervariasi dari jumlah yang sangat
banyak sampai jumlah yang sedikit, bahkan hanya satu penjual. Berdasarkan jumlah
penjual yang ada, struktur pasar output dibedakan menjadi empat, yaitu :
1) Pasar Persaingan Sempurna (perfect competitive market) : pasar dengan jumlah
penjual sangat banyak.
2) Pasar Monopoli : pasar dengan hanya satu penjual.
3) Pasar Oligopoli : pasar dengan jumlah penjual sedikit.
4) Pasar Persaingan Monopolistik : pasar dengan banyak penjual tetapi produk-
produknya heterogen, sehingga masing-masing penjual dapat mempengaruhi
harga.Ketiga pasar terakhir termasuk dalam pasar persaingan tidak sempurna (
imperfect competitive market).

7.1. Pasar Persaingan Sempurna

88
Pasar Persaingan Sempurna Pasar persaingan sempurna (perfect
competition) adalah sebuah jenis pasar dengan jumlah penjual dan pembeli yang
sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen. Harga terbentuk melalui
mekanisme pasar dan hasil interaksi 14 antara penawaran dan permintaan
sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat mempengaruhi harga dan
hanya berperan sebagai penerima harga (pricetaker). Barang dan jasa yang dijual

di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat dibedakan. Semua produk terlihat
identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah suatu barang berasal dari
beberapa produsen. contoh kurva permintaan industri dan perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna

Pada gambar tersebut mengingatkan bahwa pasar persaingan sempurna adalah keadaan di
mana sebuah perusahaan tidak dapat mengendalikan harga, dengan pengertian bahwa
perusahaan menghadapi kurva permintaan p yang horizontal di mana perusahaan boleh
menjual produknya sebanyak yang disukai. Pada gambar tersebut tingkat harga dalam
pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Jumlah output
perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun yang dijual
perusahaan, harga relatif tidak berubah.

Dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran industri didapat dengan cara
menjumlahkan kurva penawaran masing-masing perusahaan secara horizontal. Definisi
perusahaan yang kompetitif sempurna adalah perusahaan yang boleh menjadi semua yang
diinginkannya pada tingkat harga pasar. Untuk memaksimalkan labanya, perusahaan akan
bergerak sepanjang kurva permintaan yang horizontal sampai memotong kurva biaya
marjinal yang menaik. Pada titik perpotongan itu, MC sama dengan P, dan perusahaan
bias memaksimumkan labanya. Kurva penawaran industri diperoleh dengan
menjumlahkan kurva biaya marjinal semua perusahaan secara horizontal (Samuelson dan
Nordhaus, 1989).

89
7.2. Monopoli
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu
penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang
penjual atau sering disebut sebagaimonopolis. Struktur pasar yang bertentangan
dengan pasar persaingan sempurna adalah monopoli. Monopoli adalah struktur
pasar di mana hanya terdapat satu penjual, tidak ada substitusi produk yang mirip

(close substitute), dan terdapat hambatan masuk (barriers to entry) ke pasar.

Keseimbangan pasar terjadi bila biaya marjinal (mc) sama dengan


penerimaan marjinal (mr). perusahaan diandaikan memaksimumkan keuntungan,
dengan demikian harga melebihi penerimaan marjinal. Perpotongan antara garis
MC dan AC misalnya E adalah posisi ekuilibrium pada keadaan laba maksimum,
di mana Q=Q*. Tegak lurus diatas E, yaitu titik B pada kurva D, ditemui P=P*.
Kenyataan bahwa B terletak diatas C, yaitu kurva AC pada Q*. Setiap gerakan
dari titik potong tersebut akan mengurangi keuntungan. Harga pada B diatas C;
dank arena P di atas AC, maka keuntungannya positif (Samuelson dan Nordhaus,
1989).
Ciri-ciri pasar monopoli dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Hanya ada satu penjual. Karena hanya ada satu penjual maka pembeli tidak
mempunyai pilihan lain. Dalam hal ini pembeli hanya menerima syarat-syarat
jual-beli yang ditentukan penjual.
2) Tidak ada substitusi produk yang mirip. Misalnya, aliran listrik. Aliran listrik
tidak mempunyai pengganti dari barang lain. Ada barang pengganti tetapi
sifatnya berbeda, misalnya, lampu minyak. Lampu minyak tidak dapat

90
menggantikan fungsi aliran listrik untuk menyalakan TV, seterika, dan
sebagainya.
3) Terdapat hambatan masuk ke pasar. Hambatan ini bisa berbentuk undang-
undang, memerlukan teknologi yang canggih, dan memerlukan modal yang
sangat besar.
4) Sebagai penentu harga ( price setter). Dengan mengendalikan tingkat produksi
dan volume produk yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan
harga yang dikehendaki.

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya monopoli adalah :

1) Memiliki bahan mentah strategis atau pengetahuan teknis produksi yang spesifik.
Perusahaan monopoli umumnya menguasai seluruh atau Sebagian besar bahan
mentah yang tersedia. Sebagai contoh, Pertamina.
2) Hak paten produk atau proses produksi. Dengan pemberian hak paten akan
melidungi perusahaan atau pihak-pihak pencipta suatu produk dari peniruan
pihak-pihak lain.
3) Terdapat skala ekonomis. Pada beberapa kegiatan ekonomi, dengan
menggunakan teknologi modern, produksi yang efisien hanya dapat dilakukan
apabila jumlah produksinya sangat besar dan meliputi hampir seluruh produksi
yang diperlukan di dalam pasar. Ini berarti bahwa pada waktu perusahaan
mencapai keadaan di mana biaya produksi minimum, jumlah produksi adalah
hampir sama dengan jumlah permintaan riel di pasar. Dengan sifat skala
ekonomis demikian, pada tingkat produksi yang sangat tinggi, perusahaan dapat
menurunkan harga. Keadaan seperti ini mengakibatkan perusahaan baru tidak
akan sanggup bersaing dengan perusahaan yang terlebih dahulu berkembang.
Keadaan ini mewujudkan pasar monopoli. Perusahaan jasa umum, seperti
perusahaan listrik, perusahaan air minum, perusahaan telepon,dan perusahaan
kereta api adalah contoh-contoh industri yang memiliki sifat skala ekonomis
seperti diterangkan di atas
4) Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah. Melalui peraturan pemerintah, dapat
diberikan kekusaan monopoli kepada perusahaan-perusahaan atau lembaga-
lembaga tertentu.

91
7.3.Oligopoli
Pasar oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang
dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua
tetapi kurang dari sepuluh. Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan
memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan pasar, di
mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing
mereka. Usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan
sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing
mereka
Seperti telah dikemukanan diatas bahwa teori duopoli merupakan dasar bagi teori
pasar oligopoli. Pada dasarnya terdapat dua teori pokok dalam analisis pasar
oligopoli, yaitu :
1). Antara satu pengusaha dengan pengusaha lainnya di dalam melakukan
kegiatannya tidak terdapat suatu ikatan tertentu ( independent action).
2). Antara pengusaha-pengusaha yang ada dalam pasar oligopoli menjalin suatu
ikatan (collusion) tertentu. Ikatan ini ada yang sempurna ( perfect collusion) dan
ada yang tidak sempurna (imperfect collusion).

Tidak Ada Ikatan Antar Pengusaha


Akibat dari bebasnya masing-masing pengusaha di dalam menentukan kebijakan
kebijakannya, terutama kebijakan harga dan produksi, adalah timbulnya perang harga
diantara sesama pengusaha oligopoli tersebut. Akhir dari perang harga ini adalah
membuat kehancuran bagi beberapa pengusaha tertentu. Sampai di mana kemampuan
pengusaha oligopoli di dalam perang harga ini, sangat tergantung kepada produk yang
dihasilkan dan biaya produksinya. Apabila produk dalam pasar oligopoli adalah homogen
( oligopoli murni ) maka tiap-tiap pengusaha hanya akan turut dalam perang harga sampai
92
batas keuntungan normal. Jika produk yang dihasilkan tidak homogen ( oligopoli yang
dibedakan) maka pengusaha akan turut dalam perang harga sampai pada tingkat harga
dimana biaya rata-rata (AC) sama dengan nilai penjualan rata-rata (= P ).

7.4 Persaingan Monopolistis

A. Pengertian Pasar Persaingan Monopolistik


Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang berada
diantara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli.
Oleh sebab itu sifat-sifatnya mengandung unsure-unsur sifat monopoli, dan
unsure-unsur sifat pasar persaingan sempurna. Pasar persaingan monopolistis
dapat didefenisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang
menghasilkan barang yang berbeda corak (different products).79 Dalam pasar
persaingan monopolistik konsumen merasakan adanya perbedaan karakteristik
Dari komoditas-komoditas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan
komoditas-komoditas yang dihasilkan perusahaan lainnya. Dalam hal ini dijumpai
banyak aspek deferensiasi komoditas. Sebagai contohnya, perbedaan komoditas
bisa didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya seperti bedafungsi, design dan
kualitas. Perbedaan juga dapat dijumpai dalam kaitannya dengan merk, logo atau
kemasan. Lebih lanjut perbedaan juga dapat dijumpai dalam kaitannya dengan
hal-hal yang terkait dengan penjualan seperti jangka waktu kredit, ketersediaan
komoditas, kemudahan dalam memperolehnya, pelayanan purna jual, lokasi
perolehan komoditas, pelayanan dan sebagainya. Pakaian, obat-obatan, kosmetik,
restaurant dan banyak komoditas makanan adalah contoh-contoh komoditas
monopolistic yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

B. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Monopolistik

1. Terdapat Banyak Penjual

Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis,


namun demikian ia tidaklah sebanyak dalam pasar persaingan sempurna. Apabila
didalam pasar sudah terdapat beberapa puluh perusahaan, maka pasar persaingan
monopolistis sudah mungkin wujud. Yang penting, tidak satupun dari perusahaan-

93
perusahaan tersebut ukuran/besarnya jauh melebihi dari perusahaanperusahaan
lainnya. Perusahaan dalam pasaran monopolistis mempunyai ukuran yang relative
sama besarnya. Keadaan ini menyebabkan produksi suatu perusahaan relative
sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan
pasar.81Karena halangan masuk hanya rendah saja, perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistik dapat keluar atau masuk pasar dengan mudah.
Akibatnya, ada cukup banyak penjual yang membuat mereka dalam posisi
persaingan. Terdapat juga cukup banyak penjual yang membuat mereka dalam
posisi persaingan. Terdapat juga cukup banyak penjual sehingga menyebabkan
masing-masing mengalami kesulitan untuk membuat keputusan yang tepat.
Sebagai contoh, disuatu daerah metropolitan, masing-masing restorant, pompa
bensin, took obat, took persewaaan, video, binato, atau toko grosir mini cenderung
untuk bertindak secara sendiri-sendiri atau independen. Pada struktur pasar yang
lain, mungkin hanya terdapat dua atau tiga penjual pada setiap pasar, sehingga
mereka saling mengamati; tindakan mereka menjadi saling tergantung atau
interdependent

2. Barangnya Bersifat Berbeda Corak

Ciri ini merupakan sifat yang penting dalam membedakan antara pasar
persaingan monopolistik dan pasar persaingan sempurna. Seperti telah
diterangkan, dalam persaingan sempurna produksi berbagai perusahaan adalah
serupa. Oleh karenanya sukar membedakan yang mana yang merupakan produksi
suatu perusahaan, dan mana pula produksi perusahaan lainnya. Perusahan dalam
pasar persaingan monopolistic berbeda coraknya (differentiated product) dan
secara fisik mudah dibedakan diantara produksi suatu perusahaan dengan produksi
perusahaan lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik barang tersebut
terdapat pula perbedaan-perbedaan dalam pengemasannya, perbedaan dalam
bentuk “jasa perusahaan setelah penjualan” (after-sale service) dan perbedaan
dalam cara membayar barang yang dibeli. Sebagai akibat dari perbedaan-
perbedaan ini, barang yang diproduksikan oleh perusahaan-perusahaan dalam
pasar persaingan monopolistic bukanlah barang yang bersifat pengganti sempurna
(perfect substitute) kepada barang yang diproduksikan perusahaan lain. Mereka

94
hanya merupakan pengganti yang dekat atau close substitute. Perbedaan dalam
sifat barang yang dihasilkan inilah yang menjadi sumber dari adanya kekuasaan
monopoli, walaupun kecil, yang dimiliki oleh perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistic

3. Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga

Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, yang tidak


mempunyai kekuasaan dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar
persaingan monopolistic dapat mempengaruhi harga. Namun demikian
pengaruhnya ini relative kecil kalau dibandingkan dengan perusahaan ologopoli
dan monopoli. Kekuasaan mempengaruhi harga oleh perusahaan monopolistic
bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak
atau differentiated product. Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat
memilih, yaitu lebih menyukai barang dari suatu perusahaan tertentu dan kurang
menyukai barang yang dihasilkan perusahaan lainnya. Maka apabila sesuatu
perusahaan menaikkan harga barangnya, ia masih dapat menarik pembeli
walaupun jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelum kenaikan harga.
Sebaliknya, apabila perusahaan menurunkan harga, tidaklah mudah untuk menjual
semua barang yang diproduksikannya. Banyak diantara konsumen di pasar masih
tetap membeli barang yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan lain, walaupun
harganya sudah menjadi relative lebih mahal. Contohnya meliputi berbagai toko
grosir mini yang tersebar diseluruh daerah metropolitan atau puluhan stasiun radio
yang berebut pendengar. Karena produk dari berbagai produsen sedikit berbeda
(sebagai contoh, toko tertentu lebih dekat dengan anda dibandingkan yang lain),
kurva permintaan yang dihadapi masing-masing tidaklah horizontal tetapi
berslope negative. Masing-masing produsen dengan demikian dapat
mengendalikan harga yang ditetapkannya. Jadi, produsen dalam pasar ini
bukanlah sebagai price taker (seperti dalam persaingan sempurna), tetapi mereka
sebagai price searcher.

4. Kemasukan Dalam Industri Relatif Mudah

95
Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha didalam pasar
persaingan monopolistic tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan
yang dihadapi tidaklah seberapa seperti didalam ologopoli dan monopoli. Tetapi
kemasukan tidaklah semudah seperti didalam pasar persaingan sempurna.
Beberapa faktor menyebabkan hal ini. Yang pertama ialah karena modal yang
diperlukan adalah relative besar kalau dibandingkan dengan mendirikan
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Yang kedua ialah karena
perusahaan itu harus menghasilkan barang barang yang berbeda coraknya dengan
yang sudah tersedia dipasar, dan mempromosikan barang tersebut untuk
memperoleh langganan. Maka perusahaan baru pada dasarnya harus berusaha
memproduksikan barang yang lebih menarik dari yang sudah ada dipasar, dan
harus dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut.

5. Persaingan Mempromosi Penjualan Yang Sangat Aktif


Harga bukanlan penentu utama dari besarnya pasar dari
perusahaanperusahaan dalam pasar persaingan monopolistik. Sesuatu perusahaan
mungkin menjual barangnya dengan harga relative tinggi, tetapi masih tetap dapat
menarik banyak langganan. Keadaan seperti ini menimbulkan daya tarik yang
berbeda kepada para pembeli. Maka untuk mempengaruhi citarasa pembeli, para
pengusaha melakukan persaingan bukan-harga (non price competition).
Persaingan yang demikian itu antara lain adalah dalam memperbaiki mutu
dan desain barang, melakukan kegiatan iklan yang terus menerus, memberikan
syarat penjualan yang menarik, dan sebagainya.Jika dipikirkan sejenak, ternyata
banyak sekali pasar dengan sifat-sifat tersebut: CD, film, permaianan computer,
restoran, les piano, kue, furniture, dan sebagainya.

BAB VIII

PENDAPATAN NASIONAL

8.1 Konsep Pendapatan Nasional


96
Pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang serta jasa yang
dihasilkan suatu negara dalam kurun waktu tertentu yang biasanya satu tahun
yang dinyatakan dalam satuan uang.adalah Sir William Petty dari inggris yang
menjadi orang pertama yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya
inggris.dia menaksir pendapatan nasional negaranya pada tahun 1665 sebesar 40
juta pound.penaksiran tersebut didasari oleh anggapannya bahwa pendapatan
nasional merupakan penjumlahan konsumsi selama satu tahun.namun,asumsi
tersebut nyatanya tidak sejalan dengan para ahli ekonomi modem,sebab menurut
pandangan ilmu ekonomi modern,konsumsi bukanlah satu-satunya elemen dalam
pendapatan nasional.
Menurut ahli ekonomi modem,alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian
adalah produk nasional bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) yaitu seluruh
jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan yang
diukur menurut harga pasar. Oleh karena itu, pengertian pendapatan nasional adalah
ukuran dari nilai total barang serta jasa yang dihasilkan suatu negara dalam kurun waktu
tertentu yang biasanya satu tahun yang dinyatakan dalam satuan uang.
Mengenai pendapatan nasional,dalam pendapatan nasional terdapat beberapa konsep yang
harus diketahui agar bisa kita bisa lebih memahami mengenai pendapatan nasional itu
sendiri,konsep tersebut antara lain yaitu:

1. Produk Domestik Bruto atau GDP


Produk domestik bruto adalah jumlah produk yang berupa barang serta
jasa yang dihasilkan oleh beberapa unit produksi dalam batas wilayah suatu
negara atau domestic selama satu tahun.
GDP = Pendapatan masyarakat dalam negeri (DN) + Pendapatan Asing dalam negeri
(DN)
Dalam perhitungan GDP, termasuk barang serta jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
serta instansi asing yang terkait. Namun, wilayahnya masih dalam wilayah dari suatu
negara atau domestic tersebut.

2. Produk Nasional Bruto atau GNP


Produk nasional bruto atau gross national product adalah nilai produk yang
berupa barang serta jasa yang dihasilkan oleh penduduk dari suatu negara
(nasional) selama satu tahun. Produk nasional tersebut termasuk yang dihasilkan
97
oleh warga negara yang dihasilkan di luar negeri. Rumus dari GNP adalah sebagai
berikut.GNP = Pendapatan WNI DN + Pendapatan WNI luar negeri (LN) –
Pendapatan asing DN Jika dirumuskan maka sebagai berikut ;
PNB=PDB+pendapatan Neto dari luar negeri (NET FACTOR INCOME FROM
ABROOD)
Keterangan:
PNB=Produk nasional Bruto atau Gross National Product (GNP)
PDB=Produk Domestic Bruto atau Gross domestic product (GDP)
Pendapatan Neto=penghasilan atau pendapatan dari warga negara yang bekerja atau
tinggal diluar negeri dikurangi pendapatan warga negara asing yang bekerja atau tinggal
didalam negeri

Contoh :
Deri merupakan warga negara indonesia yang bekerja didalam negeri dengan pendapatan
Rp2.000.000.00.sementara kevin merupakan warga asing yang tinggal dan bekerja di
indonesia dengan pendapatan Rp3,000,000,00.lalu ada asep yang merupakan warga
negara indonesia yang tinggal dan bekerja diluar negeri dengan pendapatan
Rp4,000,000,00. Dari contoh tersebut kita dapat menghitung PDB (GDP) dengan cara :

3. Produk Nasional Netto atau NNP


Rumus untuk menghitung produk nasional netto adalah sebagai berikut.
NNP = GNP – depresiasi atau penyusutan barang modal.
Penyusutan yang dimaksud di atas merupakan penggantian barang modal bagi peralatan
produksi yang dipakai dalam proses produksi. Umumnya, penyusutan bersifat taksiran
sehingga dapat menimbulkan kekeliruan walaupun relative kecil.
Contoh :
98
Tahun 2014 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku Rp300 triliun dengan depresiasi atau
penyusutan sebesar Rp100 triliun maka NNP dapat diketahui dengan:
NNP=300-100
NNP=200 triliun

4. Pendapatan Nasional Netto atau NNI


Pendapatan nasional netto atau net national income adalah pendapatan
yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat yang
berperan sebagai pemilik faktor produksi. Berikut rumus dari NNI.NNI = NNP –
Pajak tidak langsung Pajak tidak langsung yang dimaksud merupakan pajak yang
bebannya dapat dialihkan pada pihak lain, contohnya seperti pajak hadiah, pajak
penjualan dan lain sebagainya. Contohnya pajak impor,pajak penjualan,bea ekspor
dan sebagainya.NNI dapatt dirumuskan sebagai berikut :
NNI=NNP-Pajak tidak langsung atau NNI=GNP-Pajak tidak langsung

Contoh :
Pada tahun 2014 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku Rp500 triliun,sedangkan
depresiasi atau penyusutan sebesar Rp100 triliun dan pajak tidak langsung dikurangi
subsidi sebesar Rp150 triliun maka:
NNI=500-100-150
NNI=250 Triliun

5. Pendapatan Perseorangan atau PI


Pendapatan perseorangan atau personal income merupakan jumlah
pendapatan yang diterima oleh setiap orang di masyarakat. Hal tersebut termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun, contohnya seperti
gaji seorang pegawai negeri atau pendapatan pengusaha yang didapatkan secara
berantai. Berikut rumus untuk menghitung PI.PI = NNI -Pajak perusahaan – Iuran
– Laba ditahan + Transfer payment Transfer payment yang dimaksud merupakan
penerimaan yang bukan termasuk balas jasa produksi, namun diambil dari
sebagian dari pendapatan nasional pada tahun lalu. Contohnya seperti pembayaran
dana pensiunan, tunjangan pengangguran dan lain sebagainya.pendapatan nasional
berikut dapat dirumuskan sebagai berikut:
PI=NNI-(Laba ditahan+iuran jaminan sosial+pajak perseorangan+transfer payment)
99
Contoh:

6. Pendapatan yang Siap dibelanjakan


Konsep keenam ini dapat disebut juga dengan disposable income,
merupakan pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan untuk membeli barang serta
jasa konsumsi serta selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi. Berikut rumus dari pendapatan yang siap dibelanjakan.DI = PI – Pajak
langsung Pajak langsung yang dimaksud merupakan pajak yang bebannya tidak
dapat dialihkan kepada pihak lain, contohnya seperti pajak pendapatan.
Disposible income dapat dirumuskan sebagai berikut:
DI=Personal Income (PI)-Direct Tax (pajak Langsung)

Contoh:
Personal Income (PI) suatu negara adalah Rp80 triliun dengan pajak langsung
Rp8triliun,maka pendapatan disposibelnya adalah:
DI=Rp80triliun-Rp8triliun=Rp72triliun

7. Pendapatan Per-kapitas (Income per capita)

100
Pendapatan per-kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara
pada periode tertentu,yang biasanya satu tahun.pendapatan per kapita bisa juga
diartikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa rata-rata yang ada atau tersedia bagi
setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu.dalam hal konsep
pendapatan nasional yang biasa dipakai dalam menghitung pendapatan per kapita

pada umumnya adalah produk domestic bruto (PNB).dengan demikian,pendapatan


per kapita dari suatu negara dapat di hitung melalui rumus sebagai berikut:

Contoh:
Negara pada tahun1987 memiliki produk nasional bruto(PDB)sebesar Rp2.000.000.00
dan jumlah penduduk saat itu sebanyak 10.000.000.00 jiwa.berapakah besarnya
pendapatan per kapita negara tahun 1989 tersebut ?
Jawab:
PNB Per kapita negara tahun 1987 adalah:
PNB Perkapita =Rp2.000.000.00 : 10.000.000.00 =Rp200
Manfaat pendapatan per kapita sebagai berikut:
1.Mengetahui perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat disuatu negara
2.Sebagai data perbandingan tingkat kesejahteraan suatu negara dengan negara lain.
3.Sebagai pertimbangan pengambilan kebijakan ekonomi

8.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengevaluasi
seluruh hasil pembangunan di suatu daerah dalam lingkup kota dan kabupaten.produk

101
domestik ragional bruto merupakan jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit-unit produksi dalam suatu daerah pada satu tahun
tertentu.PDRB dihitungkan berdasarkan atas harga konstan dan harga yang berlaku.

Metode Revaluasi:
Metode Revaluasi dilakukan dengan mengalihkan volume produksi barang dan jasa yang
dihasilkan pada tahun yang sedang berjalan dengan harga barang dan jasa tersebut pada
tahun dasar.

Metode Ekstrapolasi:
Metode ini dilakukan dengan membagi nilai produksi pada tahun yang sedang berjalan
dengan suatu indeks volume dan dikalikan 100.indeks volume yang digunakan tersebut
sebagai ektrapolator dapat berupa indeks dari masing masing unit produksi seperti
misalnya tenaga kerja,produk yang dihasilkan,jumlah perusahaan dan sebagainya yang di
anggap sesuai.
Metode Deflasi:
Metode ini dilakukan dengan membagi nilai pada tahun yang sedang berjalan dengan
suatu indeks harga sebagai deflator dan dikalikan 100.indeks harga yang dipakai deflator
merupaka indeks harga barang dan jasa yang sesuai dengan sifat serta komoditas dari
kegiatan ekonomi yang dihitung nilainya,seperti misalnya indeks harga bahan
bangunan,indeks harga produsen,indeks harga perdangan,dan sebagainya.

Metode Deflasi Berganda:

102
Metode deflasi berganda dijalankan dengan cara mendeflasikan secara terpisah anatar
ouput dan biaya atau nilai tambah masing-masing kegiatan ekonomi.indeks harga yang
digunakan sebagai deflator untuk menghitung ouput biasanya adalah indeks harga
produsen atau indeks harga perdangan besar,sedangkan dalam menghitung indeks
biasanya adalah indeks harga produsen atau indeks biaya antara dipakai indeks harga dari
komponen input besar.

8.2 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


Ada setidaknya tiga cara yang digunakan untuk menghitung pendapatan
nasional, yaitu berdasarkan pendekatan pengeluaran, pendekatan pendapatan, dan
pendekatan produksi.
1. Pendekatan Pengeluaran
Jika dilihat menggunakan pendekatan pengeluaran, maka rumus untuk menghitung
pendapatan nasional adalah:
Y = C + G + I (X-M)
Keterangan:
Y: Pendapatan nasional
C: Konsumsi rumah tangga
I: Investasi
G = Pengeluaran pemerintah
X = Ekspor
M = Impor

2. Pendekatan Pendapatan
Rumus perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan adalah:
Y=r+w+i+p
Keterangan:
r: Sewa
w: Upah
i: Investasi
p: Profit

3. Pendekatan Produksi

103
Rumus pendekatan produksi untuk menghitung pendapatan nasional adalah sebagai
berikut:
Y = NTB1 + NTB2 +..........
Keterangan:
Y: Pendapatan
NTB: Nilai tambah dari setiap sektor ekonomi
(SAI)

8.3 perbedaan GDP vs GNP;pertumbuhan pendapatan nasional


Bagi Anda yang pernah belajar tentang ekonomi makro pasti sudah tidak
asing lagi dengan istilah GDP dan GNP. GDP (Gross Domestic Product) dan GNP
(Gross National Product) merupakan indikator-indikator ekonomi yang digunakan
untuk menghitung pendapatan nasional suatu negara. Meski dari akronimnya
tampak mirip, namun keduanya memiliki makna dan cakupan yang berbeda. GDP
(Gross Domestic Product) atau Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan ukuran
moneter dari nilai pasar keseluruhan produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu negara selama satu tahun.
Sementara GNP (Gross National Product) atau Produk Nasional Bruto (PNB)
secara sederhana dapat dipahami sebagai nilai pasar keseluruhan produk berupa
barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara baik di dalam maupun di luar
negeri dalam satu tahun.
Dari pengertian GDP dan GNP tersebut tampak bahwa keduanya sama-
sama berfungsi sebagai ukuran moneter dari nilai pasar keseluruhan produk baik
barang dan jasa yang dihasilkan dalam periode satu tahun. Lantas, apa
perbedaannya? Jika jeli, Anda pasti bisa mengetahui perbedaan diantara
keduanya. Namun untuk lebih jelasnya, simak beberapa hal yang membedakan
antara GDP dengan GNP berikut ini. Cakupan produksi/penghasilan sebagai
ukuran moneter, GDP mengacu pada jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh
unit-unit produksi di suatu negara dalam satu tahun. Artinya, GDP mencakup total
pendapatan yang diperoleh secara nasional, baik yang dihasilkan oleh warga
negaranya sendiri maupun warga negara asing yang tinggal di dalam negeri atau
di negara tersebut. Sementara GNP mengacu pada jumlah nilai barang dan jasa
yang dihasilkan oleh warga negaranya baik yang tinggal di dalam maupun di luar
negeri dalam satu tahun. Sederhananya, GDP menghitung total pendapatan negara
104
dari lingkup batas wilayah, sedangkan GNP menghitung total pendapatan negara
dari lingkup warga negara. GDP tidak memperhitungkan pendapatan dari warga
negaranya yang tinggal atau berdomisili di luar negeri, tetapi dari warga negara
asing yang tinggal di dalam negeri. Sebaliknya, GNP memperhitungkan total
pendapatan yang diperoleh hanya dari warga negaranya saja baik yang tinggal di
dalam maupun di luar negeri, dan tidak memperhitungkan pendapatan warga
negara asing yang tinggal di dalam negeri.

Cara menghitungnya
Perbedaan antara GDP dengan GNP juga tampak dari rumus atau cara menghitungnya.
GNP dapat dihitung setelah nilai GDP diketahui. Untuk menghitung GDP sendiri ada tiga
metode yang bisa dilakukan, yakni:
• Pendekatan pengeluaran
Adapun rumus penghitungan GDP dengan pendekatan ini yaitu:
Y = C + G + I + (X – M)
Keterangan:
Y = GDP
C = Konsumsi
G = Pengeluaran Pemerintah
I = Investasi
X = Ekspor
M = Impor
• Pendekatan pendapatan
Rumus penghitungan GDP dengan metode pendekatan pendapatan adalah:
Y=r+i+w+p
Keterangan:
Y = GDP
r = Sewa
i = Upah
w = Bunga
p = Laba
• Pendekatan produksi
Rumus penghitungan GDP dengan metode pendekatan produksi:
105
Y = ΣP.Q
Keterangan:
P = Harga
Q = Kuantitas

Meski rumus dari ketiga metode tersebut berbeda, namun ketiganya akan bermuara pada
hasil yang sama karena total pengeluaran atas barang dan jasa sama dengan nilai barang
dan jasa yang diproduksi atau dihasilkan yang sama juga dengan total pendapatan yang
dibayarkan pada faktor-faktor yang menghasilkan barang dan jasa.
Nilai GDP dapat dihitung dengan berdasarkan atas harga berlaku dan harga konstan.
Penghitungan GDP atas dasar harga berlaku bertujuan untuk mengetahui perkembangan
struktur ekonomi riil pada tahun tersebut. Sementara penggunaan harga konstan, yakni
harga yang berlaku pada tahun tertentu untuk menghitung GDP agar dapat diketahui
perkembangan ekonomi dari tahun ke tahun. Nah, jika nilai dari variabel-variabel
penyusun GDP sudah diketahui maka nilai GDP pun bisa segera dikalkulasi. Nilai GDP
yang telah diketahui digunakan sebagai dasar penghitungan GNP. Adapun rumus
penghitungan GNP yaitu:
GNP = GDP + Pendapatan Neto dari luar negeri (Net Income from Abroad), atau
GNP = GDP – Pendapatan Neto dari luar negeri (Net Income from Abroad)

Keterangan:
Pendapatan Neto dari luar negeri = pendapatan dari warga negara yang bekerja di luar
negeri dikurangi pendapatan dari warga negara asing yang bekerja di dalam negeri
Dengan asumsi:
• Apabila Pendapatan Neto dari luar negeri < 0, maka GDP > GNP
• Apabila Pendapatan Neto dari luar negeri > 0, maka GDP < GNP
Jika GDP > GNP, artinya pendapatan warga negara yang bekerja di luar negeri lebih
rendah dibandingkan dengan pendapatan warga negara asing yang bekerja di dalam
negeri. Sebaliknya, apabila GDP < GNP, artinya pendapatan warga negara yang bekerja
di luar negeri lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan warga negara asing yang
bekerja di dalam negeri.

106
107
BAB IX

UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

A. PENGERTIAN UANG
Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai peranan yang sangat
penting.Dengan adanya uang, kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar.
Uangdigunakan oleh masyarakat untuk membeli barang atau jasa yang
dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan kekayaan dan untuk
membayar hutang. Bahkandengan adanya uang, kalian dapat mengatakan bahwa
bukumu lebih mahal daripada pensil temanmu, dan sebagainya. Apakah yang
dimaksud dengan uang itu? Setelahmembaca uraian di atas, kalian dapat
menyimpulkan bahwa uang adalah suatu bendayang diterima secara umum oleh
masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, danmelakukan pembayaran atas
pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai
alat penimbun kekayaan.

B. SEJARAH UANG
Masyarakat yang masih primitif, kehidupannya masih sangat sederhana.
Hal ini pernah dialami oleh nenek moyang kita. Mereka dapat memenuhi
kebutuhanhidupnya dengan cara mengambil dan memanfaatkan barang yang ada
di sekitartempat tinggalnya. Perkembangan peradaban manusia juga menggeser
tujuankegiatan produksi masyarakat. Semula, masyarakat memproduksi barang
hanya untukmemenuhi kebutuhan keluarganya, lalu berkembang menjadi tidak
hanya untukmemenuhi kebutuhan keluarganya tetapi juga untuk memenuhi
kebutuhan orang lain(untuk dijual). Selanjutnya, terjadilah perdagangan dengan
caratukar-menukar antara barang dengan barang lain yang dinamakan barter
(pertukaran innatura). Pertukaran barang dengan barang dapat terjadi jika syarat-
syarat dapat dipenuhi.

C. MACAM - MACAM UANG


Jenis-jenis uang dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu berdasarkan
bahan pembuatannya, nilainya, lembaga yang mengeluarkan, dan berdasarkan
kawasannya.
108
a. Berdasarkan Bahan Pembuatanny
1 ) Uang logam
Uang logam adalah uang dalam bentuk koin dan biasanya terbuat dari logam perunggu,
perak, dan emas. Contoh uang logam yang ada di Indonesia yaituRp50,00; Rp100,00;
Rp200,00; Rp500,00; dan Rp1.000,00.
2 ) Uang kertas
Uang kertas merupakan uang yang bahannya terbuat dari kertas atau bahanlainnya yang
memiliki kualitas tinggi yaitu tahan air, tidak mudah robek atauluntur. Uang kertas yang
ada di Indonesia yaitu Rp1.000,00; Rp5.000,00;Rp10.000,00; Rp20.000,00; Rp50.000,00;
Rp100.000,00.

b . Berdasarkan Nilainya

1 ) Uang bernilai penuh ( full bodied money money)

Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uangsama
dengan nilai bahan yang digunakan dalam membuat uang. Dengan katalain, nilai nominal
uang sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uangtersebut. Jika uang itu
terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilaiemas yang dikandungnya.

2 ) Uang tanda ( token money money)

Nilai uang dikatakan sebagai uang tanda apabila nilai yang tertera di atas uanglebih tinggi
dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang. Dengan katalain, nilai nominal
lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untukmembuat uang Rp1.000,00
bank sentral mengeluarkan biaya Rp750,00.

c . Berdasarkan Lembaga yang Mengeluarkan

1 ) Uang kartal
Uang kartal adalah uang yang dikeluarkan oleh bank sentral baik berupa uanglogam
maupun uang kertas yang berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah,dan wajib
digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual belisehari-hari.
109
2 ) Uang giral
Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan(deposito) yang
dapat ditarik setiap saat sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu
saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untukmenolak jika ia tidak mau barang atau
jasa yang diberikannya dibayar denganuang ini. Uang giral dapat ditarik dengan
menggunakan cek, bilyet giro, dan perintah pembayaran (telegraphic transfer).

a) Giro bilyet adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saatdengan
menggunakan cek, bilyet giro, atau sarana perintah pembayaranlainnya dengan cara
transfer uang. Giro sangat bermanfaat bagi pengusaha,karena dengan giro berbagai
pembayaran untuk berbagai transaksi dalam jumlah besar tidak perlu dilakukan dengan
tunai. Cukup denganmenggunakan selembar kertas cek (untuk pembayaran tunai) atau
bilyet giro(untuk pembayaran nontunai).

b) Cek adalah surat perintah dari seseorang yang mempunyai rekening di bankagar bank
membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya disebutkandalam cek tersebut atau
orang yang membawa cek. Orang yang mempunyairekening di bank dan mendapat buku
cek dari bank disebut client (nasabah).

c) Telegraphic transfer, pembayaran menggunakan telegraphic transferdilakukan dengan


memindahkan sebagian atau seluruh rekening di bank kepadaseseorang yang ditunjuk
yang bertempat di daerah lain.

d . Berdasarkan Kawasan

1) Uang lokalUang lokal merupakan uang yang berlaku di suatu negara tertentu.
Contohnyarupiah di Indonesia, yen di Jepang, ringgit di Malaysia, dan sebagainya.
2) Uang regionalUang regional adalah uang yang berlaku di kawasan tertentu yang lebih
luas dariuang lokal. Misalnya di kawasan Benua Eropa berlaku mata uang tunggal
Eropayaitu euro.
3) Uang internasionalUang internasional adalah uang yang berlaku antarnegara. Misalnya
US dolarmenjadi standar pembayaran internasional.

110
D. FUNGSI UANG
Fungsi uang dibagi menjadi dua macam, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.

1. Fungsi asli atau fungsi primer, meliputi: sebagai alat tukar umum dan sebagaisatuan
hitung.

a ) Uang sebagai alat tukar ( medium of exchange exchange)Uang sebagai alat tukar
dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akanmelakukan pertukaran tidak perlu
menukarkan dengan barang, tetapi cukupmenggunakan uang sebagai alat tukar.
Contohnya, ketika disuruh ibumembeli sayur di pasar, kalian menukarkan uang yang
kalian miliki dengansayur yang ingin kalian beli. Dengan demikian uang dapat
mempermudahtransaksi jual beli.

b ) Uang sebagai alat satuan hitung ( unit account account)Uang sebagai alat satuan
hitung dapat digunakan untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang dan jasa yang
diperjualbelikan. Uang juga dapatmenunjukkan besarnya kekayaan dan menghitung besar
kecilnya pinjaman.Contohnya, harga sebuah tas sekolah sebesar Rp50.000,00. Sementara
ituharga sepasang sepatu sebesar Rp100.000,0. Contoh ini menunjukkan bahwauang
dapat dipakai untuk menentukan dan membandingkan nilai suatu barang, yaitu nilai tukar
sepasang sepatu sama dengan nilai 2 buah tassekolah.

2. Fungsi turunan atau fungsi sekunder, meliputi: sebagai alat pembayaran,sebagai


standar pembayaran utang, sebagai alat penimbun kekayaan, sebagai alat pembentukan
modal dan pemindahan modal, dan sebagai ukuran harga atau pengukur nilai.

a ) Uang sebagai alat pembayaran


Uang sebagai alat pembayaran digunakan untuk membayar berbagai bentuktransaksi
seperti pembayaran gaji, pembayaran tagihan listrik, dansebagainya. Uang juga dapat
digunakan untuk mempermudah menentukanstandar pencicilan utang piutang secara tepat
dan cepat. Selain itu, dapatmempermudah menentukan berapa besar nilai utang piutang
yang harusditerima atau dibayar.

111
b ) Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Adakalanya penghasilan seseorang sebagian digunakan untuk konsumsi,sebagian lagi
ditabung. Uang yang ditabung tersebut dikatakan sebagai alat penimbun kekayaan yang
dapat digunakan untuk berjaga-jaga, spekulasi,dan untuk kegiatan investasi di masa akan
datang.

c ) Uang sebagai alat pemindah kekayaan


Uang dapat juga berfungsi sebagai alat pemindah kekayaan. Misalnya, PakTagor tinggal
di Medan. Kemudian Pak Tagor dipindahtugaskan keMakassar. Pak Tagor berniat pindah
rumah ke Makassar. Pak Tagormemutuskan untuk menjual rumahnya yang ada di Medan.
Uang hasil penjualan rumah digunakan untuk membeli rumah baru di Makassar.Dengan
demikian Pak Tagor telah memindahkan kekayaan berupa rumahdari Medan ke
Makassar. Lebih jelasnya tentang pembagian fungsi uanglihat bagan di bawah ini.

E. MOTIF SESEORANG MEMBUTUHKAN UANG


Apakah kalian membutuhkan uang? Tentu saja, semua orang
membutuhkannya.Ada beberapa alasan mengapa seseorang membutuhkan uang.
Berikut ini alasan-alasan yang mendorong seseorang membutuhkan uang.

1) Motif Transaksi
Setiap orang mempunyai berbagai macam kebutuhan. Untuk memenuhikebutuhannya,
seseorang membutuhkan uang. Uang yang dimiliki digunakanuntuk transaksi jual beli.
Kalau kalian ingin membeli buku tulis, tentu kalianmemerlukan uang untuk
memperolehnya.

2) Motif Berjaga-jaga
Selain untuk melakukan transaksi, alasan seseorang membutuhkan uang adalahuntuk
berjaga-jaga. Mengapa? Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang. Apakah selalu dalam kondisi baik atau sebaliknya. Olehkarena itu, untuk
menghadapi keadaan tersebut, seseorang menyisihkan sebagianuangnya untuk disimpan
sehingga ia akan lebih siap menghadapi keadaan dimasa yang akan datang.

112
3) Motif Spekulasi
Biasanya orang yang memengang uang dalam jumlah banyak akan melakukantransaksi
yang sifatnya spekulasi. Misalnya uang yang mereka miliki digunakanuntuk membeli
saham pada perusahaan tertentu yang dinilai bisa memperolehkeuntungan yang besar,
meskipun dengan risiko yang tinggi karena sifatnya yangtidak pasti.

9.2 Lembaga Keuangan

Pengertian Lembaga Keuangan


Lembaga keuangan adalah lembaga yang kegiatannya menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya lagi kepada masyarakat. Lembaga
keuanganmerupakan perantara antara pihak pihak yang mempunyai kelebihan
dana dengan pihak yang memerlukan dana. Lembaga keuangan terdiri atas bank
dan lembagakeuangan bukan bank. Lembaga keuangan adalah suatu badan yang
bergerak dibidang keuangan untuk menyediakan jasa bagi nasabah atau
masyarakat.
Lembaga Keangan memiliki fungsi utama ialah sebagai lembaga yang
dapat menghimpun dana nasabah atau masyarakatataupun sebagai lembaga yang
menyalurkan dana pinjaman untuk nasabah ataumasyarakat.
Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga
yangmenyediakan jasa keuangan bagi nasabahnya, dimana pada umumnya
lembaga inidiatur oleh regulasi keuangan dari pemerintah. Bentuk umum dari
lembaga keuanganini adalah termasuk perbankan, building society (sejenis
koperasi di Inggris) , Credit Union, pialang saham, aset manajemen, modal
ventura, koperasi, asuransi, dana pensiun, dan bisnis serupa lainnya.
Lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik
modaldan pasar utang yang bertanggung jawab dalam penyaluran dana dari
investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut. Kehadiran lembaga
keuangan inilahyang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian,
dimana uang dariindividu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan sehingga
risiko dari parainvestor ini beralih pada lembaga keuangan yang kemudian
menyalurkan danatersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang

113
membutuhkan. Ini adalahmerupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana
untuk menghasilkan pendapatan.

G.JENIS – JENIS LEMBAGA KEUANGAN


Di Indonesia lembaga keuangan ini dibagi kedalam 2 kelompok yaitu
lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.
1.Lembaga Keuangan Bank

a.Pengertian Bank
Kata bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banca yang berarti meja
yangdigunakan sebagai tempat penukaran uang. Menurut Undang-Undang N0. 10
Tahun1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha
yangmenghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannyadalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkantaraf hidup masyarakat banyak.
Pada dasarnya bank tersebut dapat dikelompokkan menjadi Bank Umum dan
BankPerkreditan Rakyat. Selain itu, juga terdapat Bank Sentral dan Bank Indonesia.
BankSentral diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999
tentangKemandirian Bank Sentral, sedangkan Bank Umum dan Bank Perkreditan
Rakyatdiatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992
tentangPerbankan yang disahkan pada tanggal 25 Maret 1992.

b. Asas, Fungsi, dan Tujuan Bank


Menurut Pasal 2 Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,
dalammelakukan usahanya, perbankan di Indonesia berasaskan demokrasi
ekonomi denganmenggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi
dilaksanakan berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Menurut
pasal 3 Undang-Undang No. 7Tahun 1992, fungsi utama Perbankan Indonesia
adalah sebagai penghimpun dansebagai penyalur dana masyarakat. Menurut Pasal
4 Undang-Undang No. 7 Tahun1992 Perbankan Indonesia bertujuan menunjang
pelaksanaan pembangunan nasionaldalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi, dan stabilitasekonomi ke arah peningkatan kesejahteraan

114
rakyat banyak.Sesuai dengan fungsi dan tujuan bank tersebut, ada tiga tugas
utama bank yang jugadikenal dengan produk-produk bank.
1) Bank sebagai Penghimpun Dana Masyarakat (Kredit Pasif)Penghimpunan dana dari
masyarakat yang dilakukan oleh bank dapat dengancara-cara sebagai berikut.
a) Rekening koran/giro (demand deposit), yaitu simpanan yang dapat diambilatau
digunakan untuk membayar sewaktu-waktu.
b) Deposito berjangka (time deposit), yaitu simpanan pada bank yang penarikannya
hanya boleh dilakukan setelah jatuh tempo.
c) Sertifikat deposito, yaitu deposito berjangka yang sertifikatnya dapatdiperjualbelikan.
d) Tabungan, yaitu simpanan di bank yang penarikannya dapat sewaktu-waktu.
e) Deposit on call, yaitu simpanan tetap yang berada di bank selama pemiliknya tidak
menggunakan. Jika pemiliknya akan menggunakan, pemilik tersebut harus
memberitahukan terlebih dahulu.
f) Deposit automatic roll over, yaitu deposito yang sudah jatuh tempo tetapidiperpanjang
secara otomatis selama belum diambil.

115
BAB X
BANK CENTRAL, KEBIJAKAN MONETER, KEBIJAKAN FISCAL

10.1 Peran Bank Central


Peran Bank Sentral Dalam Perekonomian Sebagai Bank untuk Bank –
Bank Lainnya (Bankers Bank).Bank sentral merupakan panutan bank – bank
lainnya, karena jasa perbankan yang diberikan kepada bank lainnya sama seperti
bank umum memberikan pelayanan bagi masyarakat. Sebagai Bank
Pemerintah.Pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan tentu memerlukan
pengeluaran dan menghitung pendapatan. Guna mengurus seluruh pendapatan dan
pengeluaran, pemerintah tentusangat membutuhkan jasa perbankank Mengawasi
Bank – Bank dan Lembaga KeuanganBank sentral bertindak sebagai pengawas
bank umum dan lembaga keuangan, karena operisional dari bank umum dan
lembaga keuangan adalah berdasarkan kepercayaan. Sehingga untuk dapat
menjaga kepercayaan masyarakat ini perlu diadakan pengawasan dalam
operasionalnya. Mencetak Uang dan Penyediaan Uang bagi PerekonomianDalam
menjalankan fungsinya bank sentral dapat mencetak uang untuk memperlancar
aktivitas produksi dan perdagangan dalam suatu Negara. Mengatur Pasar Uang
dan Pasar ModalFungsi ini sebenarnya tidak langsung dilakukan oleh bank
sentral, tetapi gerak – gerik bank sentral dalam menetapkan tingkat bunga
(discount rate) akan berpengaruh kepada pasr uang dan pasar modal yang ada
dalam suatu Peranan bank sentral dalam perekonomian Indonesia antara
lain :Bank sirkulasiBank sentral adalah pemegang hak tunggal dalam
pengedaran uang kertas dan uanglogam sebagai alat pembayaran yang
sah.Banker’s bankBank sentral adalah sebagai bankir dari bank-bank. Dalam hal
ini bank sentral berfungsisebagai salah satu sumbr dana dari bank lain.Lender of
Last ResortBank sentral adalah pemberi pinjaman pada tingkat terakhir. Artinya
bank sentral dapatmemberikan pinjaman kepada bank dalam bentuk fasilitas
116
kredit liquiditas darurat.Pelaksana kebijakan moneterSebagai pelaksana kebijakan
moneter, bank sentral mengeluarkan kebijaksanaan melaluibeberapa instrumen
moneter sebagai berikut :
a.Cash ratio atau minimum reserve ratio equirement.
b.Open market operation ( operasi pasar terbuka )
c.Discount window ( fasilitas diskonto )
d.Credit allocation/selective credit contract ( pengawasan kredit secara selektif )
e.Foreign exchange rate ( tingkat nilai tukar mata uang asing )Penjaga posisi likuiditas
negaraBank sentral menjaga posisi likuiditas negara, dimana termasuk masalah
pengaturan danpenatausahaan neraca pembayaran Indonesia.

10.2 Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dalam
rangka memperbaiki keadaan perekonomian Indonesia dengan cara mengatur
jumlah uang yang beredar.Dalam analisis ekonomi makro, jumlah uang yang
beredar memiliki peran penting terhadap tingkat output perekonomian dan
stabilitas harga-harga. Menurut Wijoyo dalam Dampak Kebijakan Fiskal dan
Moneter dalam Perekonomian Indonesia karya Nurlina dan Zurjani, kebijakan
moneter dalam perekonomian dilakukan melalui berbagai instrumen. Di antaranya
operasi pasar terbuka, penentuan tingkat bunga, penentu cadangan wajib, dan
imbauan moral.
Tujuan utama dari kebijakan moneter yakni untuk mengendalikan laju
inflasi. Dengan begitu pemerintah melalui Bank Sentral bertugas sebagai
pemegang otoritas moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar demi
mencapai kestabilan ekonomi.
Indikator dan Orientasi Kebijakan Moneter.
Berikut ini merupakan indikator dan orientasi kebijakan moneter yang dikutip dari
Dampak Kebijakan Fiskal dan Monter dalam Perekonomian Indonesia.
1. Tingkat suku bunga
Kebijakan moneter yang menggunakan suku bunga akan menetapkan tingkat suku bunga
yang ideal untuk mendorong kegiatan investasi. Jika suku bunga meningkat hingga
melampaui angka yang ditetapkan, Bank Sentral akan segera melakukan ekspansi
moneter. Hal itu dilakukan agar suku bunga turun sampai pada tingkat yang ditetapkan
tersebut. Pun begitu sebaliknya.
117
2. Uang beredar
Kebijakan moneter yang menggunakan uang beredar sebagai sasaran menengah memiliki
dampak positif berupa tingkat harga yang stabil. Jika ada gejolak dalam jumlah besaran
moneter, yaitu melebihi atau kurang dari jumlah yang ditetapkan, Bank Sentral akan
melakukan kontraksi atau ekspansi moneter sedemikian rupa. Dengan demikian besaran
moneter akan tetap pada suatu jumlah yang ditetapkan Pengaruh Kebijakan Moneter
dalam Perekonomian

pengaruh kebijakan moneter dalam perekonomian.


1. Stabilitas ekonomi menjadi terjaga
Kebijakan moneter dapat menjaga stabilitas ekonomi. Hal itu ditunjukkan melalui upaya
dalam mengatur jumlah uang yang beredar secara seimbang dengan jumlah barang dan
jasa.
Jika jumlah uang yang beredar melebihi atau lebih sedikit dari jumlah barang dan jasa
yang beredar, perekonomian akan terganggu. Bahkan dapat mengakibatkan terjadinya
inflasi atau deflasi.

2. Menjaga stabilitas harga


Pengaruh kebijakan moneter dalam perekonomian selanjutnya adalah mampu menjaga
stabilitas harga barang maupun jasa. Hal tersebut bisa dilihat saat harga terlalu tinggi,
sehingga pemerintah akan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Pun
begitu sebaliknya.

3. Membuka kesempatan kerja


Kebijakan moneter berpengaruh terhadap kesempatan kerja. Jika perekonomian stabil, hal
itu akan mendorong dunia usaha untuk melakukan investasi baru. Hasilnya, tercipta
lapangan pekerjaan dan kebutuhkan tenaga kerja baru akan bertambah, sehingga tingkat
pengangguran akan menurun.

4. Memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran


Pengaruh kebijakan moneter dalam perekonomian yang terakhir yakni dapat memperbaiki
posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Hal itu tercermin dari salah satu

118
bentuk kebijakan moneter, yaitu menjalankan kebijakan devaluasi atau menurunkan nilai
mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing.

Dengan diberlakukannya devaluasi, harga barang di dalam negeri menjadi


lebih murah jika dibeli dengan valuta asing. Pada akhirnya kegiatan tersebut
meningkatkan ekspor ke luar negeri. Selanjutnya ekspor akan meningkat dan
berdampak pada neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

10.3 Kebijakan Fisikal


Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah konsep pengelolaan ekonomi diperkenalkan oleh John Maynard
Keynes, yang kemudian umum dipakai dunia sejak peristiwa Depresiasi Besar (Great
Depression) terjadi pasca Perang Dunia I tahun 1929. Menurut Keynes, pemerintah suatu
negara sebenarnya punya hak mengatur pengeluaran dan pemasukan sebuah negara
dengan menetapkan pajak dan membuat kebijakan demi ekonomi makro negara.

Dari segi definisinya, pengertian kebijakan fiskal adalah kebijakan yang


diambil pemerintah demi menjaga pemasukan dan pengeluaran negara tetap stabil
sehingga perekonomian negara bisa bertumbuh baik. Lebih spesifik lagi, menurut
OJK pengertian kebijakan fiskal adalah kebijakan tentang perpajakan,
penerimaan, utang piutang, dan belanja pemerintah dengan tujuan ekonomi
tertentu. Penerapan kebijakan fiskal di Indonesia sudah ada sejak zaman
penjajahan Belanda, melalui Indische Comptabiliteitswet tahun 1944. Undang-
undang tersebut kemudian diadaptasi pemerintah guna menyusun kebijakan fiskal
di Indonesia mulai Proklamasi sampai tahun 1997 - 2003.
Pasca tahun 2003 hingga saat ini, kebijakan fiskal di Indonesia sudah tidak
disadur lagi dari ICW 1944, melainkan berdasarkan pada analisa perekonomian
negara dengan berlandaskan pada UUD 1945. Pihak yang memiliki wewenang
membuat kebijakan fiskal di Indonesia adalah Kementerian Keuangan RI
bersama-sama dengan Presiden.

Tujuan Kebijakan Fiskal

119
Setelah membahas pengertian kebijakan fiskal, kali ini kita akan membahas beberapa
tujuan kebijakan fiskal diciptakan. Selengkapnya tentang tujuan kebijakan fiskal adalah
sebagai berikut:
1. Menjaga dan Mengembangkan Perekonomian Negara
Poin pertama tujuan kebijakan fiskal adalah demi menjaga stabilitas sekaligus
mengembangkan kondisi ekonomi negara. Penerapan kebijakan fiskal diharapkan mampu
mempengaruhi seluruh sektor ekonomi negara dan memperbaiki masalah di dalamnya,
mulai dari sektor korporat, perbankan, hingga usaha mikro.

2. Meningkatkan Kualitas SDM


Tujuan kebijakan fiskal salah satunya adalah meningkatkan kualitas SDM masyarakat,
terutama dari segi teknologi dan perekonomian. Apabila kualitas SDM meningkat,
harapannya SDM tersebut punya kapabilitas bersaing di dunia kerja nasional dan
internasional, sehingga bisa meningkat kesejahteraan hidupnya.

3. Menjaga Stabilitas Harga Barang


Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga barang dalam pasar, mulai dari faktor
positif seperti meningkatnya demand sampai faktor negatif seperti terjadinya penimbunan
dan monopoli. Salah satu tujuan kebijakan fiskal di Indonesia adalah demi menjaga harga
barang tetap terjangkau bagi masyarakat dan terhindar dari fluktuasi karena pihak tidak
bertanggungjawab.

4. Mendorong Investasi
Tujuan kebijakan fiskal yang terakhir adalah untuk menciptakan iklim investasi lebih baik
bagi pelaku pasar modal, utamanya investor. Sehingga negara bisa memperoleh lebih
banyak
pendapatan dari pajak usaha.

Jenis Kebijakan Fiskal


Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang terbagi menjadi beberapa kategori.
Selengkapnya tentang jenis kebijakan fiskal adalah sebagai berikut:

1. Dari Segi Teoretis

120
Dari segi teoretis, jenis kebijakan fiskal di Indonesia terbagi 3, yaitu kebijakan fiskal
fungsional, terencana, dan insidental.

a. Kebijakan Fiskal Fungsional


Pengertian kebijakan fiskal fungsional adalah kebijakan yang diambil demi meningkatkan
kualitas ekonomi secara makro, dengan dampak yang baru terlihat dalam jangka panjang.
Contoh kebijakan fiskal fungsional misalnya pemberian beasiswa kuliah, bantuan
pendanaan start-up, dan sebagainya.

b. Kebijakan Fiskal Disengaja/Terencana


Kebijakan fiskal disengaja adalah kebijakan manipulasi anggaran negara. Fungsi
kebijakan fiskal satu ini adalah untuk menghadapi masalah tertentu, misalnya pandemi
dan krisis ekonomi. Contoh kebijakan fiskal disengaja adalah alokasi APBN bagi sektor
kesehatan di masa pandemi dan relaksasi pajak usaha.

c. Kebijakan Fiskal Tak Disengaja/Insidental


Kebijakan fiskal tak disengaja yaitu kebijakan berupa penetapan keputusan/aturan untuk
melindung stabilitas ekonomi sektor non-pemerintah, contohnya penetapan harga eceran
tertinggi.

2. Dari Segi Penerapan


Jenis kebijakan fiskal dari segi implementasinya ada 2, yaitu kebijakan fiskal ekspansif
dan kontraktif.

a. Kebijakan Fiskal Ekspansif


Pengertian kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan yang diambil pemerintah saat
ekonomi melemah dengan menaikkan anggaran belanja serta menurunkan atau
meniadakan pajak bagi sektor tertentu. Fungsi kebijakan fiskal ekspansif adalah demi
meningkatkan daya beli barang, sehingga perusahaan tetap bisa melakukan produksi
tanpa memecat pekerja.

b. Kebijakan Fiskal Kontraktif

121
Jenis kebijakan fiskal dari segi penerapan berikutnya adalah kebijakan fiskal kontraktif,
kebijakan menurunkan belanja pemerintah dan menaikkan pajak. Fungsi kebijakan fiskal
satu ini adalah untuk mencegah inflasi dan mengurangi rasio gini.

3. Dari Segi Neraca Pembayaran


Jenis kebijakan fiskal dari segi neraca terbagi 4, yaitu kebijakan fiskal seimbang, surplus,
defisit, dan dinamis.
a. Kebijakan Fiskal Seimbang
Kebijakan fiskal satu ini diambil untuk menjaga keseimbangan pemasukan dan
pengeluaran negara. Fungsi kebijakan fiskal satu ini adalah agar negara tidak punya
terlalu banyak hutang. Meski terdengar positif, regulasi fiskal seimbang memiliki risiko
besar, karena tidak semua negara punya kemampuan memenuhi seluruh kebutuhan
warganya.

b. Kebijakan Fiskal Surplus


Pengertian kebijakan fiskal surplus adalah jenis kebijakan fiskal yang diambil ketika
pemasukan lebih banyak dari pengeluaran. Fungsi kebijakan fiskal surplus adalah demi
mencegah terjadinya inflasi.

c. Kebijakan Fiskal Defisit


Kebalikan dari jenis kebijakan fiskal surplus, kebijakan fiskal defisit adalah regulasi
fiskal guna mengatasi kekurangan pemasukan dibanding pengeluaran. Salah satu contoh
kebijakan fiskal defisit adalah utang luar negeri.

d. Kebijakan Fiskal Dinamis


Jenis kebijakan fiskal terakhir dari segi penerapan adalah regulasi fiskal dinamis, yaitu
kebijakan ekonomi yang diambil sewaktu-waktu saat negara membutuhkan.
Instrumen Kebijakan Fiskal
Instrumen kebijakan fiskal adalah sektor-sektor yang dimanfaatkan pemerintah guna
menjaga stabilitas ekonomi makro negara. Lebih detail tentang instrumen kebijakan fiskal
di Indonesia di antaranya:
1. Pajak

122
Poin pertama instrumen kebijakan fiskal adalah pajak dari seluruh sektor domestik dan
luar negeri. Demi mencapai tujuan kebijakan fiskal, pemerintah dapat memanipulasi
pajak dalam bentuk pengurangan, penambahan, penundaan, sampai peniadaan.

2.Pengeluaran Belanja
Instrumen kebijakan fiskal berikutnya adalah pengeluaran belanja negara, yang juga bisa
dikurangi atau ditambah sesuai kebutuhan. Apabila neraca pembayaran negara defisit,
maka pemerintah bisa mengurangi pengeluaran belanjanya di sektor tertentu, misalnya
penundaan pembayaran THR bagi PNS.

3.Obligasi Publik
Instrumen kebijakan fiskal yang ketiga adalah penerbitan obligasi atau surat utang bagi
warga negara. Berbeda dengan utang luar negeri, obligasi publik memiliki coupon rate
atau bonus komisi saat pemerintah mengembalikan pinjamannya ke masyarakat.

4.Alokasi Anggaran
Instrumen kebijakan fiskal terakhir adalah alokasi anggaran. Agar tujuan kebijakan fiskal
dalam periode tertentu berhasil, pemerintah punya wewenang memindahkan alokasi
anggaran dari satu sektor ke sektor lainnya. Misalnya di masa pandemi, pemerintah dapat
memprioritaskan anggaran untuk fasilitas kesehatan.

Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia


Sekarang Anda sudah paham apa itu kebijakan fiskal, tujuan, jenis, dan instrumennya.
Kali ini, kita akan membahas beberapa contoh kebijakan fiskal di Indonesia, di antaranya:
1. Tax Amnesty
Contoh kebijakan fiskal di Indonesia pertama yaitu tax amnesty, pembebasan pajak
berupa pengurangan atau peniadaan dalam kurun waktu tertentu bagi masyarakat yang
mau melaporkan seluruh kekayaannya.

2. Subsidi BBM dan Gas


Contoh kebijakan fiskal yang kedua adalah subsidi BBM dan gas. Tujuan kebijakan fiskal
di bidang bahan bakar ini adalah memperlancar mobilitas dan transaksi ekonomi
masyarakat.
123
3. Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET)
Contoh terakhir kebijakan fiskal adalah penetapan harga jual maksimum untuk barang
tertentu, yang disebut dengan kebijakan HET. Barang dengan HET umumnya adalah
obat-obatan dan sembako.

Perbedaan Kebijakan Fiskal dan Moneter Di bagian terakhir ini, kita akan
membahas perbedaan kebijakan fiskal dan moneter. Faktanya, dua kebijakan
tersebut saling terintegrasi dan melengkapi satu sama lain. Akan tetapi, kebijakan
fiskal dan moneter punya beberapa
perbedaan mendasar. Perbedaan kebijakan fiskal dan moneter yang
pertama adalah dari segi pengambilan keputusan. Kebijakan fiskal adalah
kebijakan yang diputuskan dan dikelola Kementerian Keuangan, sedangkan
wewenang kebijakan moneter sepenuhnya ada pada Bank Indonesia. Selanjutnya,
perbedaan kebijakan fiskal dan moneter adalah dari segi tujuan. Kebijakan
moneter bertujuan menjaga jumlah uang beredar di masyarakat. Sementara itu,
tujuan kebijakan fiskal adalah mengelola dan menjaga kesejahteraan sektor-sektor
pelaku perputaran uang, mulai dari konsumen, pekerja, sampai pelaku usaha.
Demikian pembahasan dari OCBC NISP tentang apa itu kebijakan fiskal, tujuan, jenis,
instrumen, dan contoh kebijakan fiskal di Indonesia! Kebijakan fiskal adalah
salah satu kebijakan ekonomi terpenting yang dirilis Kementerian Keuangan RI, jadi yuk
dukung terus perkembangannya!

10.4 Sistem perbankan syariah (Non konvensional)


Sistem Perbankan Syariah
Apa yang Dimaksud Bank Syariah?
Sejatinya bank syariah adalah bank yang operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip
Islami (syariah). Sementara syariah adalah peraturan atau undang-undang yang harus
dipatuhi dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Itu artinya, bank tersebut beroperasi dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan oleh agama Islam atau Syariah Islam. Fungsi bank syariah sama saja dengan
bank konvensional, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, hanya saja
dari segi prinsip, keduanya berbeda.
Keunggulan Bank Syariah
124
Pada bank syariah, sistem perbankan syariah adalah menerapkan dinilai akan saling
menguntungkan bagi nasabah dan bank serta menghindari hal-hal yang spekulatif dalam
transaksi keuangan. Berikut keunggulan bank syariah dibandingkan bank konvensional:
• Berpedoman kepada prinsip Syariah
• Menekankan aspek keadilan
• Penyaluran dana usaha yang halal dan menguntungkan
• Menggunakan prinsip akad
• Keuntungan dihitung berdasarkan sistem bagi hasil
• Investasi yang beretika
• Jumlah angsuran tetap

Fungsi Bank Syariah


Ada beberapa fungsi bank syariah yang dijelaskan, antara lain:
Bank syariah dan UUS (Unit Usaha Syariah) wajib menjalankan fungsi menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat
Bank syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam bentuk Lembaga Baitul
mal, yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial
lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat
Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang berasal dari wakaf uang dan
menyalurkannya kepada pengelola wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi
wakaf (wakif)

Sistem Perbankan Syariah


gar kamu lebih paham mengenai sistem perbankan syariah, berikut ada tiga hal umum
yang perlu kamu ketahui, yakni:
Akad
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa bank syariah menerapkan prinsip akad.
Akad yang dimaksud mengacu pada akad syariah Islam yang bersumber dari Al-quran
dan hadist, serta sudah difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sistem imbalan
Syariah adalah ketentuan dalam Islam yang harus dipatuhi. Salah satu aturan yang perlu
dijalankan adalah sistem bagi hasil, yang mana dana yang diterima bank akan disalurkan

125
untuk pembiayaan, lalu keuntungan dari pembiayaan akan dibagi dua yakni untuk
nasabah dan bank sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati.

Sasaran kredit
Tak seperti bank konvensional, pembiayaan pada bank syariah dibatasi. Maksudnya
adalah hanya nasabah yang sesuai dengan kriteria syariah saja yang diterima. Sedangkan
perusahaan yang memproduksi produk non halal, seperti bisnis perjudian atau asusila,
serta hal lain yang tidak sesuai syariah Islam sudah pasti ditolak.
Itulah penjelasan mengenai sistem bank syariah. Jika kamu berencana merintis bisnis,
kamu bisa menjadikan bank syariah sebagai bank utama bisnis kamu mengingat fungsi
bank syariah sama dengan bank konvensional.
Meski ada beberapa hal yang tidak akan kamu temukan di bank syariah, jenis bank satu
ini mengedepankan sistem bagi hasil yang pastinya akan menguntungkan kamu sebagai
pemilik bisnis.

BAB XI
NILAI TUKAR

11.1 METODE PENERAPAN NILAI TUKAR


Penentuan Nilai Tukar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu:

1. Faktor Fundamental
Faktor fundamental berkaitan dengan indikator-indikator ekonomi seperti inflasi, suku
bunga, perbedaan relatif pendapatan antar-negara, ekspektasi pasar dan intervensi Bank
Sentral.

2. Faktor Teknis
Faktor teknis berkaitan dengan kondisi penawaran dan permintaan
devisa pada saat-saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara penawaran
tetap, maka harga valas akan naik dan sebaliknya.
126
3. Sentimen Pasar
Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita-
berita politik yang bersifat insidentil, yang dapat mendorong harga valas naik atau turun
secara tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor atau berita-berita sudah berlalu, maka
nilai tukar akan kembali normal

11. 2 SISTEM NILAI TUKAR

Sistem Nilai Tukar Konsep dan Jenisnya

Apa itu: Sistem nilai tukar (exchange rate system) adalah kerangka kebijakan yang
diadopsi oleh suatu negara untuk mengelola nilai tukar mata uangnya.
Dua jenis utama sistem nilai tukar adalah nilai tukar tetap dan nilai tukar bebas, masing-
masing memiliki beberapa varian.
Istilah ini kadang juga disebut dengan rezim nilai tukar.
Karakteristik sistem nilai tukar yang ideal. Rezim mata uang harus memiliki beberapa
karakteristik agar dianggap ideal.

1. Pertama, nilai tukar antara dua mata uang mana pun harus ditetapkan secara kredibel.
Ini untuk menghilangkan ketidakpastian terkait daya belinya terhadap harga barang dan
jasa serta nilai aset riil dan finansial.

2. Kedua, sebuah mata uang harus dapat dikonversi dengan mudah ke mata uang lainnya.
Konvertibilitas nilai tukar memungkinkan aliran modal bergerak bebas lintas negara.

3. Ketiga, mata uang harus memungkinkan otoritas moneter dapat melakukan kebijakan
moneter yang sepenuhnya independen, misalnya, dalam mengejar tujuan domestik,
seperti target pertumbuhan dan inflasi.

Jenis Sistem Nilai Tukar


Secara umum, sistem nilai tukar terbagi ke dalam dua kategori:

127
1. Sistem nilai tukar tetap, dimana mata uang dibiarkan tidak bergerak (terapresiasi
maupun terdepresiasi).

2. Sistem nilai tukar mengambang, dimana mata uang mengambang atau bergerak bebas,
tergantung pada fundamental permintaan-penawaran di pasar valuta asing.
Dalam implementasinya, anda dapat menemukan banyak variasi dan turunan dari dua
sistem tersebut. Itu tergantung pada kebijakan moneter di masing-masing negara.

Misalnya, beberapa negara menerapkan sistem nilai tukar mengambang terkendali. Di


bawah sistem ini, nilai tukar memang dibiarkan bergerak bebas, namun, ketika terlalu
fluktuatif, pemerintah akan berusaha mengintervensi agar tidak bergerak liar.
Di masa lalu, nilai tukar tetap juga cenderung bersifat tetap tetapi dapat disesuaikan. Ini
berarti bahwa pemerintah mematok mata uang mereka pada level tertentu, tetapi
diizinkan untuk bergerak naik dan turun dalam pita yang cukup ketat, katakanlah, + 1%.

beberapa variasi dari nilai tukar tetap dan nilai tukar memgambang. Berikut ini adalah
contohnya:

 Standar emas
 Adjustable peg
 Nilai tukar fleksibel (flexible exchange rate)
 Nilai tukar tetap (fixed exchange rate)
 Crawling peg
 Dolarisasi
 Currency Board System (CBS)
 Target zone
 Mengambang terkendali (managed floating)
 Mengambang bebas (independently floating rates)
 Standar emas

Dahulu, standar emas adalah sebagai patokan untuk nilai tukar. Berdasarkan standar ini,
mata uang setiap negara dapat dikonversi menjadi emas dengan harga tetap. Dalam hal
128
ini, bank sentral mengoperasikan harga beli dan jual, yang mana selisih harga keduanya
hanya berbeda tipis.

Nilai tukar antara dua mata uang pada standar emas tidak dapat bergerak jauh dari par.
Alasannya, pergerakan jauh dari par akan membuatnya menguntungkan bagi spekulan
untuk membeli emas dari satu bank sentral dan menjualnya ke yang lain demi
memperoleh keuntungan arbitrase.

Sistem Nilai Tukar Adjustable Peg


Di bawah sistem Bretton Woods,negara-negara mematok nilai nominal untuk
mata uang mereka ke dolar AS dan pada yang sama, nilai dolar AS dipatok ke emas. Jadi,
secara tidak langsung, mata uang negara non AS mematok uangnya ke emas. Masing-
masing negara berusaha untuk mempertahankan nilai tukar pasar dalam selisih kecil dari
angka-angka ini.

Perbedaan dari standar emas adalah bahwa negara-negara mempertahankan hak


untuk mengubah tingkat par mereka ketika terjadi disequilibrium. Misalnya, ketika dolar
AS melemah, mereka merevaluasi kembali patokan mereka.

Dalam sistem ini, komitmen pemerintah terhadap tingkat nominal yang ada tidak
memiliki kredibilitas, sehingga spekulan sering memaksa negara-negara dengan mata
uang lemah untuk mendevaluasi mata uang mereka.

 Nilai tukar fleksibel (flexible exchange rate)

Nilai tukar fleksibel mulai diadopsi sejak 1973, paska runtuhnya perjanjian Bretton
Woods.
Di bawah sistem ini, nilai tukar tergantung pada penawaran dan permintaan di pasar
valas. Setiap pergerakan pasar dapat mempengaruhi dan merubah nilai tukar.

Bank sentral tidak mematok atau mengendalikan pergerakan tersebut. Oleh karena itu,
nilai tukar fleksibel adalah bebas dari intervensi pemerintah.

129
 Nilai tukar tetap (fixed exchange rate)
Di bawah nilai tukar tetap, pemerintah atau bank sentral mengikat nilai tukar mata uang
resmi negara tersebut dengan mata uang negara lain atau harga emas.
Tujuan dari nilai tukar tetap adalah untuk meminimalkan ketidakpastian akibat
pergerakan nilai tukar.

 Sistem nilai tukar crawling peg

Ketika suatu negara memutuskan untuk mengelola nilai tukarnya, bank sentral dapat
menetapkan aturan tentang prosedur yang harus diikuti. Lalu, muncullah sistem crawling
peg.
Di bawah sistem ini, pemerintah mencoba untuk mengurangi fluktuasi nilai tukar alih-alih
memasang target tetap. Bank sentral menyesuaikan secara kecil dan berkala kursnya,
biasanya sebagai respon terhadap perubahan indikator ekonomi terpilih atau target.

 Sistem ini terbagi ke dalam dua kategori:

Passive crawling peg, di mana nilai tukar sering disesuaikan sejalan dengan tingkat
inflasi. Ini diadopsi di Brasil selama periode inflasi tinggi. Tujuannya di sini adalah untuk
mencegah penurunan cadangan mata uang asing.

Active crawling peg, di mana nilai tukar untuk minggu-minggu mendatang telah
diumumkan sebelumnya. Bank sentral mungkin melakukan perubahan dalam langkah-
langkah kecil. Sistem ini diadopsi di Uruguay, Argentina, dan Chili. Tujuannya di sini
adalah untuk memanipulasi ekspektasi inflasi.
Dolarisasi

Dalam sistem ini, sebuah negara menggunakan mata uang negara lain (biasanya dolar
AS) sebagai alat tukar dan satuan hitungnya. Dalam hal ini, negara tersebut mewarisi
kredibilitas mata uang itu (misalnya dolar AS), tetapi tidak dengan kelayakan kredit
negara tersebut.

130
Karena tingkat risiko kredit berbeda, suku bunga dolar AS di negara tersebut tidak akan
sama dengan suku bunga di Amerika Serikat, meski sama-sama menggunakan dolar AS
sebagai mata uangnya.

 Currency Board System

Menurut definisi IMF, Currency Board System (CBS) merupakan suatu rezim moneter
berdasarkan komitmen legislatif eksplisit untuk menukar mata uang domestik dengan
mata uang asing tertentu dengan nilai tukar tetap.

Sistem ini biasanya dikombinasikan dengan pembatasan otoritas moneter dalam


menerbitkan mata uang. Ini menyiratkan bahwa mata uang domestik hanya akan
dikeluarkan terhadap valuta asing jika tetap didukung penuh oleh aset asing.

 Paritas tetap (fixed Parity)

Dalam sistem ini, nilai tukar dipatok ke mata uang tunggal atau ke sekeranjang mata uang
mitra dagang utama. Otoritas moneter siap untuk membeli atau menjual cadangan mata
uang asing untuk mempertahankan nilai tukar berada dj dalam pita (band) sempit.
Meskipun independensi moneter terbatas, bank sentral dapat bertindak sebagai pemberi
pinjaman usaha terakhir (lender of last resorts). Keberhasilan sistem ini tergantung pada
kemauan serta kemampuan otoritas moneter untuk mempertahankan nilai tukar tetap.

Selanjutnya, tingkat cadangan devisa tertentu diperlukan untuk menjaga kredibilitas. Jika
tidak, mata uang rentan terhadap serangan spekulatif dan devaluasi.
Variasi dari sistem ini adalah paritas tetap dengan crawling bands. Pada awalnya, negara
yang mengadopsi akan menetapkan nilai tukar mata uangnya ke mata uang asing, tetapi
secara bertahap bergerak menuju sistem yang lebih fleksibel dengan pra-pengumuman
pelebaran pita di sekitar paritas pusat. Ini memungkinkan negara lebih fleksibel dalam
menentukan kebijakan moneternya.

 Target zone

131
Sistem ini mirip dengan sistem nilai tukar tetap. Adapun, satu-satunya perbedaan adalah
bahwa otoritas moneter bertujuan untuk mempertahankan nilai tukar dalam kisaran yang
sedikit lebih luas. Ini memberi bank sentral fleksibilitas yang lebih besar untuk
melakukan kebijakan diskresioner.

 Mengambang terkendali (managed float)

Dalam sistem ini, pemerintah tidak secara eksplisit menyatakan target nilai tukarnya.
Meskipun demikian, pemerintah tetap melakukan intervensi di pasar valas untuk
memenuhi tujuan kebijakannya.

Intervensi semacam itu biasanya juga menyebabkan mitra dagang negara untuk membalas
dengan cara yang sama. Hasilnya, adopsi sistem ini dapat menyebabkan ketidakstabilan
di pasar valas secara keseluruhan.

 Nilai tukar mengambang bebas (independently floating rates)

Dalam sistem ini, nilai tukar dibiarkan mengambang bebas. Kurs bergerak bebas,
tergantung pada kondisi permintaan dan penawaran di pasar. Bank sentral tidak
melakukan intervensi dalam penentuan kursnya.
Sistem nilai tukar ini memungkinkan bank sentral untuk terlibat dalam kebijakan moneter
independen yang bertujuan untuk mencapai stabilitas harga dan lapangan kerja penuh.
Selain itu, sistem ini juga memungkinkan bank sentral untuk bertindak sebagai pemberi
pinjaman usaha terakhir (lender of last resort) ke institusi bermasalah.

132
BAB XII

PENGANGGURAN DAN INFLASI

12.1 Kategori Penganggur Dan Bagaimana Intensitas Penganggur Diukur

 Kategori Penganggur:
A. Kategori Pengangguran Berdasarkan penyebab terjadinya:
 Pengangguran friksional : sifatnya sementara disebabkan oleh kendala waktu,
informasi dan kondisi geografis antara pelamar dengan pembuka lamaran
pekerjaan. Ini terjadi karena pelamar kerja tidak mampu memenuhi syarat
yang dibutuhkan oleh pembuka lamaran kerja.
 Pengangguran konjungtural : pengangguran yang disebabkan oleh naik
turunnya siklus ekonomi.
 Pengangguran struktural : pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
 Pengangguran musiman : keadaan menganggur yang disebabkan oleh
fluktuasi ekonomi jangka pendek yang menyebabkan tenaga kerja untuk
menganggur.
 Pengangguran siklikal : pengangguran yang menganggur akibat imbas naik
turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada
penawaran kerja.
 Pengangguran teknologi : pengangguran yang disebabkan adanya perubahan
tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
 Pengangguran siklus : pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian karena terjadi resesi.

B. Berdasarkan Cirinya:
 Pengangguran Terbuka : Pengangguran ini tercipta sebagai akibat
pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga
kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga
kerja yang tidak dapat memperleh pekerjaan. Efek dari keaadaan ini di dalam
suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan sesuatu
133
pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan sepenuh waktu, dan oleh
karenanya dinamakan pengangguran terbuka.
 Pengangguran Tersembunyi : Di banyak negara berkembang, seringkali
didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih
banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan
kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan
digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contoh-contohnya ialah,
pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan dan kluarga petani
dengan anggota kluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat
kecil.
 Pengangguran Bermusim : Pengangguran ini terutama terdapat di sector
pertanian dan perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak
dapat melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim
kemarau pula para pesawah tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di samping
itu, pada umumnya para pesawah tidak begitu aktif di antara waktu sesudah
menanam dan sudah menuai. Apabila dalam masa di atas penyadap karet,
nelayan dan pesawah tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa
menganggur. Pengnggur seperti ini digolongkan sebagai pengangguran
bermusim.
 Setengah Menganggur : Di negara – negara berkembang penghijrahan atau
migrasi dari desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnyatidak semua
orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah.
Sebagiannya menjadi penganggur sepenuh waktu. Di samping itu ada pula
yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam
kerja mereka adalah jauh lebihrendah dari yang normal. Mereka mungkin
hnya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam
sehari. Pekerja – pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan
ini digolongkan sebagai setengah menganggur atau dalam bahasa Inggris :
underemployed dan jenis penganggurannya dinamakan underemplayment.
 Bagaimana Intensitas Penganggur Diukur:
Tingkat Pengangguran = jumlah yang menganggur / jumlah Angkatan kerja x
100%.

134
Semakin tinggi tingkat pengangguran, semakin mengkhawatirkan kondisi
perekonomian suatu negara.

12.2 Kenapa Terjadi Pengangguran

 Penyebab pengangguran juga bisa dikarenakan oleh beberapa hal berikut:


1. Upah yang ditawarkan perusahaan tidak sesuai dengan harapan dari tenaga
kerja
2. Pertumbuhan ekonomi jauh lebih kecil dibandingkan pertumbuhan angkatan
kerja
3. Tekanan demografis dengan jumlah angkatan kerja yang tinggi
4. Kompetensi tenaga kerja tidak memenuhi kriteria lowongan pekerjaan
5. Terjadi PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja akibat krisis ekonomi atau
keamanan yang kurang kondusif, hambatan dalam kegiatan ekspor-impor,
peraturan yang menghambat investasi, atau lainnya
6. Informasi pasar kerja masih kurang efektif
7. Iklim investasi belum kondusif dan maksimal
8. Rendahnya tingkat Pendidikan
9. Resesi ekonomi
10. Kemajuan teknologi sehingga menggantikan tenaga kerja manusia
11. Kebijakan pemerintah yang menghentikan pengiriman TKI ke luar negeri
12. Persaingan pasar global, di mana banyak perusahaan terutama perusahaan
asing di Indonesia lebih memilih tenaga kerja dari negara lain dibanding tenaga
kerja lokal karena dinilai kemampuannya kurang mumpuni.

12.3 Inflasi Dan Perhitungannya

 Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus.
Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara
terus menerus, akibatnya daya beli masyarakat bertambah besar, sehingga pada
tahap awal barang-barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap berikutnya
jumlah barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya daya beli
135
masyarakat (https://www.academia.edu). Sedangkan lawan dari inflasi adalah
deflasi, yaitu manakala harga-harga secara umum turun dari periode sebelumnya
(nilai inflasi minus). Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya
beli masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi,
misalkan besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%,
sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riil pendapatan mengalami
penurunan sebesar 5% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya beli sebesar
5% juga. Tujuan jangka panjang pemerintah adalah menjaga agar tingkat inflasi
yang berlaku berada pada tingkat yang sangat rendah. Tingkat inflasi nol persen
bukanlah tujuan utama kebijakan pemerintah karena ia adalah sukar untuk 5
dicapai. Yang paling penting untuk diusahakan adalah menjaga agar tingkat inflasi
tetap rendah. Adakalanya tingkat inflasi meningkat dengan tiba-tiba atau
wujud sebagai akibat suatu peristiwa tertentu yang berlaku di luar ekspektasi
pemerintah, misalnya efek dari pengurangan nilai uang (depresiasi nilai uang)
yang sangat besar atau ketidakstabilan politik. Menghadapi masalah inflasi yang
bertambah cepat ini pemerintah akan menyusun langkah-langkah yang bertujuan
agar kestabilan harga-harga dapat diwujudkan kembali.

 Pengukuran Inflasi
Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks
harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju
inflasi (Nopirin,1987:25) antara lain:

a) ConsumerPriceIndex (CPI)
Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau pengeluaran rumah tangga
dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebuthan hidup:
CPI= (Cost of marketbasket ingiven year : Cost of marketbasket in base year) x
100%

b) Produsen PriceIndex dikenal dengan Whosale Price Index


Index yang lebih menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan
mentah (raw material), bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini
sejalan dengan indeks CPI.

136
c) GNP Deflator
GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks CPI dan
PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam
hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua indeks
diatas: GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

137
BAB XIII
PERDANGAN LUAR NEGERI

2.1 Pengertian Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk


suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk
yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu
dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara
lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk
meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan
tahun (lihat Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial,
dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun
turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran
perusahaan multinasional. ( Wikipedia,https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_
internasional )

Sedangkan menurut Undang – Undang No. 7 Tahun 2014 perdagangan


adalah tatanan kegiatan yang terkait dengan transakasi barang atau jasa di dalam
negeri dan melampaui batas wilayah negara dengan tujuan pengalihan hak atas
barang dan atau jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi.

138
A. Perdagangan Ekspor

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor


13/M-DAG/PER/3/2012 tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor, ekspor adalah
kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.

B. Tujuan dan Manfaat Ekspor

Tujuan Ekspor :

1. Membuka pasar baru di luar negeri

2. Memperoleh harga jual yang tinggi

3. Mengendalikan harga produk ekspor dalam negeri

4. Menciptakan iklim usaha yang kondusif

5. Menjaga kestabilan valuta asing.

Manfaat Ekspor :

1. Memperluas pasar bagi Indonesia

2. Menambah devisa negara

3. Memperluas devisa negara.

C. Prosedur Ekspor

Prosedur adalah langkah – langkah kegiatan yang dilakukan secara berurutan mulai dari
langkah awal hingga langkah akhir dalam penyelesaian proses suatu pekerjaan. Dalam
melakukan kegiatan ekspor dikenal juga dengan istilah – istilah prosedur ekspor.
Prosedur ekspor adalah langkah – langkah yang harus dilakukan oleh eksportir apabila
melakukan ekspor. Menurut buku

139
Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri karangan Amir M.S., prosedur
Ekspor diuraikan sebagai berikut :

1. Eksportir menerima order (pesanan) dari langganan luar negeri.

2. Bank memberitahukan telah dibukanya suatu L/C untuk dan atas nama
eksportir.
3. Eksportir menempatkan pesanan kepada leveransir maker

pemilik barang/produsen.

4. Eksportit menyelenggarakan pengepakkan barang khusus untuk diekspor


(sea-worthy packing).
5. Eksportir memesan ruangan kapal (booking) dan mengeluarkan

shipping order pada maskapai pelayaran.

6. Eksportir menyelesaikan semua formulir ekspor dengan semua instansi


ekspor yang berwenang.
7. Eksportir menyelenggarakan pemuatgan barang ke atas kapal, dengan atau
tanpa mempergunakan perusahaan ekspedisi.
8. Eksportir mengurus bill of lading dengan maskapai pelayaran.

9. Eksportir menutup asuransi laut dengan maskapai asuransi.

10. Menyiapkan faktur dan dokumen-dokumen pengapalan lainnya.

11. Mengurus consular-invoice dengan trade councelor kedutaan negara


importir.
12. Menarik wesel kepada opening bank dan menerima hasilnya dari
negotiating bank.
13. Negotiating bank mengirimkan shipping document kepada

140
principal-nya di negara importir.

141
14. Eksportir mengirimkan shipping advice dan copy shipping documents
kepada importir.

Istilah-istilah yang ada dalam perdagangan internasional antara lain:

1. Ekspor.
2. Impor.
3. Barter.
4. Konsinyasi atau Consignment.
5. Package Deal.
6. Border Crossing.
7. Sea Border Crossing.
8. Overland Border Crossing.

Ekspor

Penjelasan sederhananya, arti ekspor adalah kegiatan menjual barang atau jasa ke
luar negeri. Seseorang atau lembaga yang melakukan ekspor disebut dengan
eksportir.Eksportir sendiri merupakan kegiatan badan hukum atau perseorangan yang
melakukan kegiatan ekspor. Kegiatan ekspor yang dilakukan dalam skala besar tentunya
akan melibatkan Bea Cukai sebagai pengawas lalu lintas suatu negara.

Aktivitas ekspor biasanya terjadi ketika suatu negara sudah mampu memproduksi barang
atau jasa dengan jumlah yang besar dan kebutuhan dalam negeri sudah tercukupi. Hal ini
mengakibatkan terjadinya kelebihan produksi barang tersebut untuk selanjutnya dapat
dikirim untuk dijual di luar negeri. Saat melakukan kegiatan ekspor, maka negara tersebut
akan menerima pemasukan yang biasa disebut sebagai devisa. Semakin sering suatu negara
melakukan ekspor, maka akan semakin besar pula keuntungan devisa yang diperoleh.

Jenis Ekspor

Di Indonesia, terdapat 2 jenis ekspor, yaitu ekspor migas dan ekspor non-migas.
Komoditas migas yaitu seperti minyak bumi dan gas. Sedangkan ekspor non-migas yaitu

142
seperti hasil-hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, kerajinan, barang industri,
dan mineral hasil tambang.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan ekspor:

 Keadaan pasar di luar negeri


 Keahlian eksportir dalam merebut pasar luar negeri
 Iklim usaha yang diciptakan pemerintah
 Ketentuan perjanjian Internasional
 Komoditas ekspor untuk Indonesia yaitu karet, minyak sawit, gas alam, batu bara,
hasil hutan, hingga produsen garmen dan tekstil

Setiap barang yang akan diekspor memiliki ketentuannya sendiri tergantung dari jenis
barang tersebut. Tidak semua individu atau masyarakat mampu melakukan kegiatan ekspor.
Hal ini dikarenakan kegiatan ekspor ada beberapa prosedur yang harus diikuti.

Kegiatan ekspor mampu menciptakan permintaan efektif baru yang membuat barang-
barang di pasar dalam negeri mencari inovasi untuk menaikkan produktivitas. Kegiatan
ekspor juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memperluas pasar di seberang
lautan bagi barang-barang tertentu.

Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam kegiatan ekspor, yakni ekspor biasa dan ekspor
tanpa L/C. Perbedaan diantara keduanya yaitu terletak pada penggunaan letter of
credit sebagai alat pembayaran.

Kegiatan ekspor biasa akan melakukan penjualan ke luar negeri dengan segala ketentuan
yang berlaku. Kemudian kegiatan ekspor biasa ditujukan kepada pembeli menggunakan
L/C.

Sedangkan kegiatan ekspor tanpa L/C dapat dilakukan jika departemen perdagangan sudah
mengeluarkan izin khusus.

Tujuan Ekspor

Kegiatan ekspor mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Mengendalikan Harga Produk


143
Sebuah negara yang melakukan kegiatan ekspor mampu memanfaatkan kapasitas yang
berlebih pada suatu produk. Dengan begitu, negara tersebut dinilai mampu mengendalikan
harga produk ekspor yang terjadi di negaranya.

Hal ini dikarenakan produk dalam negeri tersebut akan memiliki harga yang lebih murah
saat bis diproduksi dengan mudah dan melimpah. Agar negara tersebut mampu
mengendalikan harga di pasar, ia harus melakukan kegiatan ekspor ke negara lain yang
membutuhkan produk tersebut.

2. Menambah Devisa Negara

Nilai kekayaan yang dimiliki oleh suatu negara dalam bentuk mata uang asing disebut
dengan devisa. Adanya kegiatan ekspor bermanfaat untuk membuka peluang baru di luar
negeri. Peluang tersebut akan menumbuhkan perluasan pasar domestik, investasi, dan
devisa pada suatu negara.

3. Memperbanyak Lapangan Kerja

Secara tidak langsung, kegiatan ekspor yang dilakukan akan membuat adanya lapangan
pekerjaan baru. Dengan begitu, kegiatan ekspor juga urut menekan angka pengangguran.

Selain itu, pertumbuhan ekspor di suatu negara akan memunculkan lapangan pekerjaan
yang menyebabkan turunnya angka kemiskinan.

Pengertian Impor

Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2021, impor merupakan kegiatan
memasukkan barang ke dalam daerah pabean. Pemasukan barang atau jasa dari luar negeri
atau daerah pabean bertujuan untuk diedarkan ke dalam negeri atau daerah lalu lintas
bebas.

Dalam bentuk jasa yang diterima dari luar negeri yaitu seperti asuransi, transportasi, tenaga
asing juga diperhitungkan sebagai impor.

Pada umumnya, pembelian barang impor merupakan barang-barang yang tidak dapat
diproduksi di dalam negeri.

144
Orang atau lembaga yang mendatangkan barang impor disebut dengan importir. Kegiatan
impor barang dilakukan guna mendapatkan keuntungan. Keuntungan yang diperoleh yaitu
harga barang impor yang dijual bisa lebih murah daripada barang atau jasa yang sama
dengan barang yang diproduksi dalam negeri.

Contoh sederhananya yaitu Indonesia yang tidak memiliki produk gandum harus
mendatangkan produk gandum dari negara lain agar bisa memenuhi kebutuhan gandum
dalam negeri.

Bea cukai juga diperlukan sebagai proses pendampingan saat kegiatan pengiriman barang
impor yang dilakukan dengan skala besar. Secara sederhana, Pemerintah akan menerapkan
tarif pajak atas setiap produk ke masing-masing importirnya.

Jenis-jenis barang impor merupakan barang konsumsi atau barang jadi, barang modal,
bahan baku, dn bahan penolong.

Berikut ini beberapa alasan suatu negara melakukan kegiatan impor:

 Negara pengimpor bisa saja memproduksi barang tersebut, namun biaya yang
dikeluarkan akan lebih mahal yang nantinya akan membuat harga barang dijual
lebih mahal
 Negara pengimpor sudah bisa menghasilkan sendiri, namun tidak cukup untuk
memenuhi permintaan dalam negeri
 Negara yang mengimpor tidak bisa memproduksi barang tersebut karena kurangnya
bahan baku, keterampilan, dan lain sebagainya

Kegiatan impor dapat memberikan manfaat serta kerugian, terutama untuk produsen di
dalam negeri karena bisa kalah bersaing dengan produk impor, baik dari sisi harga maupun
kualitas.

Impor juga merupakan aktivitas mengurangi cadangan devisa negara yang dapat membuat
neraca perdagangan negara mengalami defisit.

Berikut ini beberapa manfaat kegiatan impor:

 Mendapatkan teknologi yang lebih modern dari barang yang diimpor

145
 Suatu negara dapat fokus memproduksi barang atau jasa tertentu
 Mengendalikan inflasi karena barang impor lebih murah
 Mendapatkan barang atau jasa yang tidak bisa dihasilkan di dalam negeri
 Mendapatkan pasokan bahan baku untuk industri di dalam negeri

Hingga saat ini, belum ada negara yang bisa benar-benar mandiri tanpa membutuhkan
barang atau jasa dari negara lain. Hal ini berarti kegiatan impor merupakan perdagangan
antar-negara yang tidak mungkin dapat dihindari.

Perlu diketahui, bahwa tidak semua produk atau barang bisa masuk sebagai barang impor.
Pihak Direktorat Bea Cukai sudah menetapkan peraturan apa saja yang memperbolehkan
dan melarang barang impor.

Barang impor yang tidak diperbolehkan masuk yaitu seperti barang yang memiliki unsur
pornografi, obat-obatan terlarang, hewan, dan senjata api juga dilarang untuk masuk.

Tujuan Impor

Tujuan adanya kegiatan impor tentunya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Kegiatan impor juga merupakan bentuk komunikasi atau kerja sama pada tiap negara.

Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kegiatan impor dilakukan bertujuan untuk
meningkatkan neraca pembayaran dan mengurangi adanya pengeluaran devisa pada negara
lain. Kegiatan impor juga bermanfaat untuk meningkatkan potensi pada suatu negara.

Kegiatan impor juga bermanfaat untuk memperoleh bahan baku dan teknologi modern. Hal
ini membuat kegiatan impor secara tidak langsung mendukung stabilitas suatu negara.

Berikut ini beberapa tujuan kegiatan impor:

 Memenuhi kegiatan dalam negeri


 Memperkuat posisi neraca pembayaran
 Mengurangi pengeluaran devisa ke luar negeri

146
Barter merupakan sistem perdagangan yang di dalamnya terdapat kegiatan tukar-menukar
barang tanpa melibatkan uang sebagai alat transaksi. Sistem barter pada awalnya digunakan
saat sebelum terdapat mata uang, dan sistem ini dijalankan pertama kali oleh Suku
Mesopotamia sekitar tahun 600 Masehi. Tidak hanya barang, sistem barter pun bisa
dilakukan dengan adanya pertukaran jasa selama hal tersebut bisa dianggap sebagai alat
tukar. Sesuatu yang bisa ditukar harus bisa diterima dan disetujui bagi penerimanya baik
dari segi fungsi maupun bentuk.

Contoh Barter

Dalam sejarah, tepat pada awal tahun 1930, Universitas Oxford dan Universitas Harvard
menggunakan sistem barter dengan alasan karena pada saat itu alat tukar uang mengalami
kelangkaan. Setiap mahasiswa yang ingin masuk atau mendaftar Universitas Oxford atau
Universitas Harvard harus membayarkan biaya kuliah mereka dengan berbagai macam
barang, seperti bahan makanan atau hewan ternak.

Di zaman modern ini, meskipun sistem barter tak sesering terlihat seperti di zaman dahulu,
saat ini sistem barter masih bisa ditemukan di lingkungan sekitar. Sistem tukar tambah
yang ada saat ini pun berakar dari sistem barter di mana sang pembeli dan penjual harus
menukar barang mereka. Sebagai contoh, sistem barter pada saat ini adalah ketika Ammar
ingin membeli sepatu futsal kepunyaan Sandi, namun Ammar tak memiliki
cukup uang sehingga menawarkan tas ransel favoritnya untuk dijadikan alat tukar. Sandi
pun menerimanya karena Sandi juga menyukai tas ransel Ammar.

Jenis Barter

Berikut adalah tiga jenis barter yang masih berlaku hingga saat ini, yaitu:

Barter Langsung

Barter langsung memungkinkan kedua belah pihak antara pemberi dengan penerima
melakukan kegiatan menukar barang secara langsung.

Barter Alih

147
Barter alih adalah momen saat suatu negara menerima barang hasil kegiatan barter namun
negara penerima hasil barter tidak bisa memanfaatkan hasil barter dengan baik. Akhirnya,
hasil barter tersebut dialihkan ke negara lain yang bisa memanfaatkannya.

Barter Imbal Beli

Barter imbal beli memerlukan kerjasama saat ingin membeli barang atau jasa yang sedang
dibutuhkan.

2.1 Pengertian Konsinyasi

Konsinyasi merupakan penjualan barang dengan cara pemilik barang menitipkan


barang kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjual dengan memberikan
komisi. Pihak yang menyerahkan barang (pemilik) disebut consignor atau pengamanat,
sedangkan pihak yang menerima barang disebut consignee atau komisioner. Adapun
pengertian penjualan konsinyasi menurut beberapa ahli, antara lain menurut Halim
(2015:65)
Penjualan konsinyasi adalah penjualan dengan perjanjian, dimana pihak pemilik
barang/consignor/pengamanat menyerahkan barangnya kepada pihak lain, yaitu
consignee/komisioner untuk dijual kepada pihak luar dan pihak consignee mendapatkan
sejumlah komisi dari pihak consignor.

Menurut Yunus dan Harnanto (2013:141)

“Konsinyasi adalah suatu perjanjian dimana salah satu pihak yang memiliki barang
menyerahkan sejumlah barang tertentu untuk dijualkan dengan memberikan komisi
(tertentu)”.

148
Menurut Maria (2011:16)

“Konsinyasi adalah pihak yang memiliki barang menitipkan barangnya kepada pihak
lain untuk dijualkan dengan adanya perjanjian tertentu”.

Menurut Aliminsyah dan Padji (2008:77)

Consignment (Konsinyasi) adalah barang-barang yang dikirim untuk dititipkan kepada


pihak lain dalam rangka penjualan dimasa mendatang atau untuk tujuan lain, hak atas
barang tersebut tetap melekat pada pihak pengirim (Consignor). Penerimaan titipan
barang tersebut selanjutnya bertanggung jawab terhadap penanganan barang sesuai
kesepakatan.

Menurut Yendrawati (2008:89)

“Konsinyasi adalah penjualan dengan cara pemilik menitipkan barang kepada pihak lain
untuk dijualkan dengan harga dan syarat yang telah diatur dalam perjanjian”.

Menurut Arifin (2002:147)

“Konsinyasi merupakan suatu jenis penjualan dengan cara menitipkan barang dagangan
ke pihak lain untuk dijualkan”.

Berdasarkan beberapa pengertian penjualan konsinyasi di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa penjualan konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan oleh pemilik barang
(konsinyor) dengan cara menitipkan barang kepada pihak kedua (konsinyi) untuk
dijualkan dengan memberikan komisi kepada konsinyi yang menjualkan barang tersebut
kepada konsumen.

2.2 Istilah-Istilah Dalam Akuntansi Konsinyasi

Berikut ini adalah istilah-istilah yang ada dalam akuntansi penjualan konsinyasi menurut
beberapa ahli, diantaranya menurut Halim (2015:65), “Barang-barang yang dikirim oleh
consignor disebut barang konsinyasi (consignment out) dan barang-barang yang
diterima oleh consignee disebut barang komisi (consignment in)”.

Menurut Yunus dan Harnanto (2013:141)

Dari segi konsinyor (consignor) transaksi pengiriman barang-barang kepada konsinyi


(consignee), biasa disebut sebagai “barang-barang konsinyasi” (consignment out),
sedangkan bagi konsinyi, untuk barang-barang yang diterimanya disebut sebagai
“barang-barang komisi” (consignment in).

8
Menurut Arifin (2002:148)

Dalam pembahasan penjualan konsinyasi terdapat beberapa istilah yang bersangkutan


dengan penjualan konsinyasi, yaitu:
1. Pengamanat (consignor), yaitu pihak yang memiliki barang yang dititipkan kepada
pihak lain untuk dijualkan.
2. Komisioner (consignee), yaitu pihak yang menerima titipan barang dari pengamanat
untuk dijualkan.
3. Konsinyasi keluar (consignment-out), yaitu rekening yang digunakan oleh
pengamanat untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang
yang dititipkan kepada komisioner.
4. Konsinyasi masuk (consignment-in), yaitu rekening yang digunakan oleh
komisioner untuk mencatat transaksi-transaksi yang berhubungan dengan barang-
barang milik pengamanat yang dititipkan kepadanya.

Dari pernyataan-pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pihak


yang menitipkan barang disebut konsinyor, dan pihak yang menerima barang
untuk dijualkan disebut konsinyi. Untuk akun-akun yang digunakan pada
pencatatan akuntansi konsinyasi adalah akun konsinyasi keluar, yaitu akun yang
digunakan oleh pihak konsinyor, sedangkan konsinyasi masuk, yaitu akun yang
digunakan oleh pihak konsinyi untuk mencatat penjualan barang konsinyasi
tersebut kepada konsumen.

2.3 Karakteristik Transaksi Konsinyasi

Menurut Yunus dan Harnanto (2013:142), karakteristik transaksi konsinyasi


adalah sebagai berikut:
1. Karena hak milik atas barang-barang masih berada pada pengamanat, maka
barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai persediaan oleh
pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak boleh diperhitungkan sebagai
persediaan oleh pihak komisioner (consignee).
2. Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik tetap bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan barang-barang
konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat consignee berhasil
menjualnya kepada pihak ketiga, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian
diantara kedua belah pihak yang bersangkutan.
3. Pihak penerima barang dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban
untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang
9
diterimanya itu.
Menurut Ratnaningsih (2002:161), walaupun transaksi penjualan biasa dan
transaksi konsinyasi keduanya menyangkut penyerahan barang dagangan, namun
terdapat perbedaan pokok antara keduanya. Pada transaksi penjualan biasa,
penyerahan barang kepada pembeli diikuti dengan berpindahnya hak atas barang

10
tersebut dari penjual kepada pembeli, sedangkan pada transaksi konsinyasi,
penyerahan barang dagangan dari pengamanat kepada komisioner tidak berarti
perpindahan hak atas barang tersebut. Perbedaan antara transaksi penjualan biasa
dengan transaksi penjualan konsinyasi berakibat bagi transaksi konsinyasi,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada pendapatan dan juga laba kotor yang diakui pada saat barang diserahkan
oleh pengamanat kepada komisioner. Pengakuan pendapatan terjadi pada saat
barang dagangan tersebut dijual oleh komisioner kepada pihak ketiga, yang berarti
juga hak atas barang berpindah dari pengamanat kepada pihak ketiga.
2. Barang-barang dagangan yang diserahkan kepada komisioner, tetap dilaporkan
sebagai bagian dari persediaan barang dagangan pengamanat sampai barang dijual
oleh komisioner kepada pihak ketiga.

Menurut Simamora, Maria (2005:16) faktor-faktor yang membedakan


Barang pencatatn penjualan biasa dan penjualan konsinyasi adalah:
1. konsinyasi yang ada pada konsinyi tidak boleh dicatat dalam persediaanya.
2. Penghasilan tau pendapatan diakui setelah barang konsinyasi terjual kepada
pihak ketiga, yaitu berupa komisi.

Menurut Waluyo (2004:120), beberapa perlakuan yang membedakan


penjualan konsinyasi dengan penjualan lainnya adalah:
1. Hak kepemilikan terhadap barang-barang tersebut masih berada di tangan konsinyor,
barang ini masih dilaporkan sebagai persediaan dalam laporan konsinyor.
2. Selama barang-barang tersebut belum dapat terjual, baik oleh pihak konsinyor
maupun konsinyi belum dapat diakui adanya pendapatan.
3. Pihak konsinyor tetap bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang
berhubungan dengan barang-barang konsinyasi sejak pengiriman sampai dengan
barang tersebut terjual. Kecuali ada perjanjian lain.
4. Komisioner bertanggung jawab untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-
barang yang ditetapkan tersebut.
5. Harga jual ke konsumen tetap terkontrol.

Menurut Halim (2015:65), hal-hal yang harus diperhatikan dalam penjualan


konsinyasi adalah sebagai berikut:
1. Pada saat penyusunan laporan keuangan, barang-barang komisi yang ada di
11
consignee tidak boleh diperhitungkan/diakui sebagai persediaannya.
2. Pengiriman barang konsinyasi tidak boleh diperhitungkan/diakui sebagai penjualan
oleh pihak consignor sebelum barang tersebut terjual kepada pihak luar.

12
3. Pada saat penyusunan laporan keuangan, barang-barang konsinyasi yang ada di
consignee harus diperhitungkan/diakui oleh pihak consignor sebagai persediaanya.
4. Semua beban yang berhubungan dengan barang-barang konsinyasi/komisi sejak saat
pengiriman sampai dengan terjual menjadi tanggung jawab pihak consignor.
5. Consignee dalam batas-batas tertentu wajib memelihara dan menjaga keselamatan
barang-barang komisi yang diterimanya.

Menurut Arifin (2002:147), terdapat perbedaan yang pokok antara transaksi


penjualan konsinyasi dengan transaksi penjualan reguler (penjualan biasa) yaitu:
Perbedaan antara penjualan konsinyasi dan penjualan reguler (penjualan biasa)
adalah mengenai hak milik barang-baang konsinyasi. Meskipun di dalam
penjualan konsinyasi terjadi perpindahan barang dari pengamanat kepada
komisioner, namun hak milik barang-barang tersebut tetap pada pengamanat. Hak
milik barang konsinyasi tersebut baru akan pindah dari pengamanat apabila
komisioner sudah berhasil menjual barnag tersebut kepada pihak ketiga,
sedangkan untuk penjualan reguler, hak milik atas barang akan berpindah kepada
pembeli pada saat terjadi transaksi penjualan dan penyerahan barang.

2.4 Keuntungan Penjualan Konsinyasi Bagi Pengamanat (Consignor)

Menurut Yunus dan Harnanto (2013:142) ada beberapa alasan pihak


pengamanat (consignor) memilih penjualan konsinyasi, yaitu:
1. Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang
dapat dijamin oleh seorang produsen, pabrikan atau distributor terutama
apabila:
a. Barang-barang yang bersangkutan baru diperkenalkan, permintaan
produk tidak tertentu dan belum terkenal.
b. Penjualan pada masa-masa yang lalu dengan melalui dealer tidak
menguntungkan.
c. Harga barang menjadi mahal dan membutuhkan investasi yang cukup
besar bagi pihak dealer apabila harus membeli barang-barang yang
bersangkutan.
2. Resiko-resiko tertentu dapat dihindarkan oleh pengamanat. Barang-barang
konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada pihak
consignee. Jadi, lain sifatnya dengan perjanjian keagenan atau dealer.
13
3. Harga eceran barang-barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh
pengamanat, demikian pula terhadap jumlah barang-barang yang siap
dipasarkan dan stok barang-barang tersebut.

Menurut Ratnaningsih (2002:161), keuntungan penjualan konsinyasi bagi


pengamanat atau konsinyor adalah sebagai berikut:

14
1. Pemasaran Produk yang Lebih Luas.
Komisioner biasanya tidak mau menanggung resiko untuk membeli barang- barang
tertentu, misalnya produk yang cepat menjadi using atau kuno, tetapi mau menerimanya
dengan perjanjian konsinyasi.
2. Pengendalian Atas Harga Jual Kepada Konsumen.
Bila barang dagangan dijual langsung kepada komisioner, pengamanat akan mengalami
kesulitan untuk menentukan dan mengendalikan harga jual barang-barang tersebut.
3. Resiko Kerugian yang Lebih Kecil Dalam Hal Komisioner Menderita Pailit. Karena
hak atas barang tetap berada di tangan pengamanat, maka pengamanat mempunyai
hak mengambil kembali semua barang yang belum terjual dan hak untuk menerima
hasil penjualan barang pada saat komisioner dinyatakan pailit. Kreditur komisioner
tidak mempunyai ha katas barang- barang komisi yang ada di tangan komisioner.
Keadaan ini berbeda kalau barang-barang tersebut dijual langsung kepada
komisioner.

Menurut Drebin dalam Arifin (2002:148), ada beberapa alasan bagi


pengamanat untuk mengadakan penjualan konsinyasi antara lain:
1. Merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memperluas daerah pemasaran,
terutama untuk barang-barang yang:
a) Merupakan produk baru yang permintaan akan barang tersebut masih belum
dapat diprediksikan,
b) Penjualan melalui dealer tidak menguntungkan pada tahun-tahun lalu,
c) Barang tersebut mahal harganya sehingga dealer memerlukan investasi yang
besar bisa membelinya, dan
d) Fluktuasi harga barang tersebut sangat besar sehingga dealer tidak mau
membelinya.
2. Barang konsinyasi tidak ikut disita apabila terjadi kebangkrutan pada pihak
komisioner sehingga resiko kerugian dapat ditekan.
3. Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat, hal ini
disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih di tangan pengamanatsehingga
harga masih dapat dijangkau oleh konsumen. Pengawasan harga ini akan sulit jika
menggunakan sistem penjualan melalui dealer yang kepemilikan barangnya sudah di
tangan dealer itu sendiri.
4. Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada di gudang mudah
dikontrol sehingga resiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan

15
memudahkan untuk rencana produksi.

2.5 Keuntungan Penjualan Konsinyasi Bagi Komisioner (Consignee)

Menurut Yunus dan Harnanto (2013:142) ada beberapa alasan pihak


komisioner (consignee) memilih penjualan konsinyasi, yaitu:
1. Pihak consignee dilindungi dari kemungkinan resiko gagal untuk
memasarkan barang-barang tersebut atas keharusan menjual dengan rugi.
2. Resiko rusaknya barang dan adanya fluktuasi harga dapat dihindarkan.
3. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya barang-barang
konsinyasi yang diterima atau ditipkan oleh pihak pengamanat.

16
Menurut Ratnaningsih (2002:161), keuntungan penjualan konsinyasi bagi
komisioner atau konsinyi adalah sebagai berikut:
1. Menghindari resiko kerugian atas kepemilikan barang.
Barang yang tidak terjual atau menjadi usang atau kuno, rusak atau menurun harga jualnya
dapat dikembalikan kepada pengamanat.
2. Kebutuhan modal kerja yang lebih kecil.
Komisioner tidak berhutang dan tidak melakuakn pembayaran atas barang sampai barang
tersebut terjual. Jadi, modal yang dibutuhkan komisioner akan lebih kecil apabila barang
dagang tersebut diperoleh dengan konsinyasi.

Menurut Arifin (2002:149), alasan bagi komisioner untuk bersedia menerima


titipan barang konsinyasi adalah sebagai berikut:
1. Komisioner tidak dibebani resiko menanggung rugi bila gagal dalam penjualan barang-
barang konsinyasi.
2. Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua biaya
akan diganti/ditanggung oleh pengamanat.
3. Apabila terdapat barang konsinyasi yang rusak dan terjadi fluktuasi harga, maka hal
tersebut bukan tanggungan komisioner.
4. Kebutuhan modal kerja dapat dikurangi, sebab komisioner hanya berfungsi sebagai
penerima dan penjual barang konsinyasi untuk pengamant.
5. Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang konsinyasi.

Package Deal

Package Deal merupakan perdagangan internasional yang bertujuan untuk memperluas pasar


dari suatu produk. Sistem ini dilakukan dengan membuat perjanjian dagang antara suatu negara.

Isi dari perjanjian dagang adalah jumlah barang yang ingin diekspor atau diimpor ke negara lain.

f. Border Crossing

17
Border Crossing  merupakan perdagangan yang terjadi antara negara yang berbatasan dengan
perjanjian tertentu. Tujuan dari jenis perdagangan ini adalah memudahkan penduduk di negara
perbatasan agar mudah ketika berbelanja. Ada dua cara yang bisa dilakukan dari border
crossing, yaitu sea border crossing dan overland border crossing.

Bentuk Perdagangan Internasional

Selain memiliki beberapa jenis, perdagangan internasional juga memiliki bentuk yang berbeda,
seperti:

1. Bilateral: Jenis dagang yang dilakukan oleh dua negara.


2. Regional: Jenis dagang yang dilakukan oleh negara-negara yang berada di ruang lingkup
tertentu, seperti ASEAN dan Uni Eropa.
3. Multilateral: Jenis dagang antar negara tanpa dibatasi oleh ruang lingkup kawasan
tertentu.

Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perjanjian antara dua negara atau lebih dengan dasar
kesepakatan bersama dari masing-masing pihak yang bersangkutan. Bentuk perdagangan
internasional bisa berasal dari lembaga pemerintahan maupun perusahaan swasta. Fungsi
perdagangan internasional sederhana namun sangat kuat kegunaannya. Yaitu menyediakan
barang atau jasa yang tidak ada di masing-masing negara.

Sehingga dalam perdagangan internasional memerlukan kegiatan ekspor impor barang. Amerika
Serikat merupakan negara yang paling diuntungkan dalam semakin banyaknya kegiatan ekspor
impor barang atau jasa, perdagangan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa
berdasarkan kesepataakn kedua belah pihak.

Hal ini dikarenakan penggunaan dollar Amerika yang menjadi mata uang internasional.
Ketersediaan bahan baku setiap negara pasti berbeda-beda. Maka dari itu peran perdagangan
internasional adalah membantu negara satu sama lain.

Jenis Perdagangan Internasional

18
Jepang merupakan salah satu ciri negara maju yang terkenal akan sumberdaya manusia
berkualitas. Namun negara tersebut tidak memiliki kekayaan alam yang dapat dimaksimalkan.
Sedangkan Indonesia kaya akan sumberdaya alam namun kualitas manusia belum memadahi.
Untuk membuat ban mobil berkualitas perlu dilakukan perdagangan internasional dari Jepang
dan Indonesia. Bahan baku dari Indonesia dan pembuatannya di Jepang. Jenis perdagangan
internasional antara lain;

1. Ekspor Barang atau Jasa

Ekspor adalah kegiatan mengirim atau mendistribusikan barang atau jasa produk asli dalam
negeri ke luar negeri. Ekspor sangat penting bagi perdagangan internasional karena dapat
menguatkan nilai tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang internasional. Pengertian
soal ekspor terbagi menjadi 2, yaitu ekspor dengan L/C dan ekspor tanpa L/C. L/C adalah letter
of credit.

Yaitu sejenis surat yang berisi tentang alat pembayarang dalam proses perdagangan
internasional. Biasanya, hampir setiap negara menetapkan kebijakan ekspor menggunakan L/C.
Hanya negara yang mendapatkan izin dari departemen perdagangan yang mampu melakukan
kegiatan ekspor barang atau jasa tanpa L/C. Penggunaan L/C dapat diibaratkan sebagai surat ijin
dalam melakukan jual beli skala internasional.

2. Impor Barang atau Jasa

Impor adalah kegiatan membeli barang dari luar negeri ke dalam negeri. Indonesia merupakan
negara berkembang yang belum memaksimalkan potensi industri yang ada. Oleh sebab itu
negara Indonesia hingga saat ini masing membeli mesin sepeda motor dari Jepang dan merakit
sendiri. Impor sepeda motor dari Jepang membawa dampak positif dan negatif. Efek baiknya
adalah mobilitas masyarakat menjadi mudah.

Namun, dampak buruk hadirnya banyak kendaraan bermotor di Indonesia adalah bertambahnya
kemacetan dan ancaman polusi udara hingga mengakibatkan kebocoran pada lapisan ozon.
Secara garis besar, impor adalah kebalikan dari ekspor. Jika negara Jepang membeli karet dari
Indonesia sebagai bahan baku pembuatan ban mobil, maka Jepang termasuk negara yang
melakukan impor barang.

19
3. Barter

Barter adalah pertukaran barang dengan barang yang memiliki nilai sama. Barter digunakan
dalam perdagangan pada masa pra sejarah. Untuk menentukan nilai barang yang hendak
dipergunakan dalam melakukan barter perlu diawali dari kesepakatan bersama.

Barter dirasa tidak efisien sebagai alat tukar. Hal ini dikarenakan tidak adanya nilai yang pasti
serta membawa barang kemana-mana merupakan suatu hal yang mengganggu.akan tetapi
dizaman yang modern ini untuk melakukan barter sudah sangat minim.

4. Konsinyasi (Consignment)

Terlihat begitu banyak pilihan sajian yang disediakan oleh pedagang angkringan. Padahal
makanan-makanan yang ada di pedagang angkringan tersebut tidak dibuat sendiri. Melainkan
berasal dari berbagai titipan orang-orang. Titipan dagangan dari orang lain yang dipercayakan
pada penjual besar disebut sebagai konsinyasi (consignment). Penerapan kosinyasi pada
perdagangan internasional dilakukan dengan cara mengumpulkan dahulu.

Barang dikumpulkan di bursa pasar bebas untuk dilelang kepada calon pembeli. Lalu harga
terbaik akan dipilih sebagai konsumen. Keuntungan dari perdagangan internasional melalui
konsinyasi pasar bebas sepenuhnya menjadi milik penjual. Penyedia pasar bebas baik pemerintah
maupun swasta tidak berhak mengambil keuntungan dari kegiatan berniaga melalui proses
konsinyasi ini.

5. Border Crossing

Border crossing adalah perdagangan yang terjadi di perbatasan. Di Kabupaten Sajingan Besar,


Provinsi Kalimantan Barat, daerah tersebut berbatasan langsung dengan Negara Malaysia. Warga
perbatasan disana sering saling memperjualbelikan kedua komoditas hasil panen antara kedua
negara. Tak heran mata uang ringgit dan rupiah dua-duanya berlaku di daerah tersebut.

6. Package Deal

Package deal adalah perdagangan internasional yang dilakukan dengan cara membuat perjanjian
dagang dengan negara yang sedang menjalani transaksi niaga. Isi perjanjian dagang tersebut
adalah penetapan ketentuan jumlah barang atau jasa yang akan diekspor atau diimpor antar

20
negara. Hal ini bertujuan untuk membatasi jumlah barang atau jasa yang masuk dari proses
perdagangan internasional.

7. Sea Border Crossing

Sea border crossing adalah perdagangan antar negara yang dilakukan melewati batas laut.
Sistem seperti ini berlaku bagi negara yang memiliki wilayah laut yang luas seperti Indonesia.
Penggunaan sea broder crossing dilakukan untuk menentukan wilayah perairan agar tidak
menjadi daerah jarahan negara lain. Karena kekayaan laut bisa menjadi devisa utama suatu
negara.

8. Overland Border Crossing

Overland broder crossing adalah perdagangan antar negara yang melewati lintas batas darat.
Setiap negara memiliki batas administrasi yang menjadi tolak ukur luas daerah. Ketika
melakukan perdagangan lintas batas, pengamanan harus dilakukan super ketat agar barang yang
digunakan sebagai objek jual beli tidak melanggar aturan hukum yang berlaku. Karena
ditakutkan terjadi perdagangan narkotika dan obat-obatan terlarang.

9. Penyelundupan

Penyelundupan merupakan suatu upaya memperdagangkan barang yang tidak memiliki izin dari
pihak berwewenang. Barang selundupan biasanya yang bersifat haram dari aturan hukum seperti
senjata api dan narkotika atau obat-obatan terlarang lainnya.

10. Pengasingan

Pengasingan merupakan salah satu jenis perdagangan internasional yang mana melakukan sanksi
kepada suatu negara jika kedapatan mengirimkan barang palsu saat sudah terjadi kesepakatan
bersama, sehingga tindakan ini snagat dijauhi.

11. Black Market

Black market merupakan sebutan bagi pasar gelap. Harga smartphone dengan jenis iphone di
Indonesia tergolong mahal karena melewati berbagai proses seperti bea cukai dan lain
sebagainya. Namun barang black market harganya jauh lebih murah dikarenakan tidak
mendapatkan izin cukai yang berlaku.

21
12. Perdagangan Ilegal

Perdagangan illegal terjadi karena kebutuhan konsumen akan barang terlarang seperti minuman
keras, obat-obatan terlarang, senjata api, dan lain sebagainya. Perdagangan barang haram
tersebut bisa saja disahkan apabila bersedia membayar izin dengan harga yang lebih tinggi.

13. Pembajakan

Pembajakan artinya plagiasi atau mengcopy barang tiruan yang kualitasnya tidak sebagus barang
aslinya. Membajak sangat dilarang karena dapat menurunkan keaslian barang yang dipergunakan
dalam kegiatan perdagangan internasional.

Nah, penjelasan di atas merupakan uraian materi yang mengulas tentang beragam jenis-jenis
perdagangan internasional dan contohnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dalam tujuan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

22
BAB XIV
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KONSEP EKONOMI DIGITAL

14.1 Masalah-Masalah Dalam Pertumbuhan Ekonomi

Setiap negara tentu dihadapkan dengan permasalahan pembangunan ekonomi. Bagi negara
maju dan berkembang tentu terbeda permasalahan pembangunan ekonominya.  Pada negara
maju, masalah pembangunan ekonomi yang dihadapi umumnya adalah kurangnya permintaan
sehingga menghambat pertumbuhan output.  Sedangkan permasalahan pembangunan ekonomi
pada negara berkembang biasanya lebih kompleks. Salah satu di antaranya yaitu kurangnya
elastisitas penawaran sehingga laju pertumbuhan ekonomi terhalang. 

Permasalahan Pembangunan Ekonomi Di Negara Berkembang

Dalam buku Kolaborasi Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang (2018) oleh


Muhammad Amsal Sahban, beberapa masalah pembangunan ekonomi di negara berkembang,
yakni:

Rendahnya produktivitas

Rendahnya tingkat produktivitas bisa dilihat dari pendapatan domestik bruto (PDB) per
kapita atau PDB per kapita pekerja yang kecil. Penyebab oendapatan per kapita yang kecil
karena rendahnya tingkat kehidupan dan kesempatan kerja. Terutama bagi mereja yang memiliki
tingkat pendidikan rendah atau tidak sekolah sama sekali.  Sehingga negara berkembang sering
dikaitkan dengan istilah lingkaran setan yang sulit diputus. Artinya dengan mata rantai
pendapatan rendah, maka berdampak pada tabungan dan investasi yang juga rendah.  Apabila
tabungan dan investasi rendah, maka akan mengakibatkan akumulasi modal yang lambat
sehingga berujung pada produktivitas yang rendah. Produktivitas yang rendah juga
mengakibatkan rendahnya pendapatan rata-rata.

23
Pasar Dan Informasi Yang Tidak Sempurna

Pasar yang ada di negara berkembang cenderung tidak menyediakan informasi yang
lengkap. Struktur pasar barang dan jasa umumnya cenderung tidak sempurna. Bahkan, monopoli,
dan oligopoli bisa saja terjadi dalam pasar faktor produksi. Selain itu, sebagian besar informasi
pasar hanya diterima oleh para pengusaha yang mempunyai hubungan dekat dengan birokrasi
yang bersangkutan. Kondisi informasi yang tidak sempurna seperti ini, jelas hanya akan
merugikan rakyat semata.

Tingginya Tingkat Pengangguran

Tidak bisa dimungkiri bahwa tingkat pengangguran di negara berkembang memang sangat
tinggi. Angka pengangguran ini akan semakin tinggi apabila dihitung menggunakan angka under
unemployment. Salah satu penyebab tingginya angka pengangguran adalah laju pertumbuhan
angkatan kerja yang sangat tinggi melebihi daya tampung perekonomian nasional. Hal ini
diperparah dengan rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja. Rendahnya pertumbuhan
kesempatan kerja berkaitan erat dengan rendahnya tingkat penanaman modal, terutama pada
sektor-sektor industri, dan jasa modern.

Tingginya Pertambahan Penduduk

Umumnya tingkat pertambahan penduduk di negara berkmebang bisa mencapai dua hingga
empat kali lebih tinggi dibandingkan negara maju.  Muhammad Hasan dalam bukunya
Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat (2018) mengatakan selain pertambahan
penduduk yang tinggi, masalah kependudukan yang lain adalah distribusi penduduk yang tidak
merata. Di negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar cenderung tidak diimbangi
dengan adanya pemerataan dalam penyebaran jumlah penduduk. Penyebaran penduduk yang
tidak merata ini jelas menghambat proses pembangunan ekonomi. Dampak yang ditimbulkan
dari masalah tersebut adalah terjadinya pembagian pendapatan yang tidak merata atau timpang.

24
Ketergantungan Pada Sektor Pertanian Primer

Negara-negara berkembang umumnya cenderung bergantung pada sektor pertanian dan


pertambangan. Bahkan, ada negara yang hanya bergantung pada sektor pertanian saja. Kondisi
ini biasa disebut sebagai perekonomian monokultural.

Ketergantungan Yang Besar Dan Rentannya Hubungan Internasional

Kondisi perekonomian negara berkembang cenderung dipengaruhi oleh kondisi


perekonomian negara di sekitarnya, terutama negara maju. Hal ini terjadi karena lemahnya
permintaan domestik yang sangat mengandalkan pasar ekspor. Apalagi barang-barang yang
dikespor adalah barang-barang primer.

Rendahnya Tingkat Kehidupan

Rendahnya tingkat kehidupan bisa dilihat dari kemampuan penduduk dalam hal pemenuhan
kebutuhan dasar, seperti makanan, pakaian, dan rumah. Laporan yang dikeluarkan oleh UNDP
menyebutkan bahwa lebih dari satu miliar penduduk dunia di bawah garis kemiskinan, hampir 80
persen berasal dari negara berkembang. Kemiskinan yang dimaksud oleh UNDP adalah
kekurangan gizi dan kondisi kesehatan yang buruk. Selain itu, tingkat pendidikan yang rendah
menyebabkan masih banyaknya penduduk di negara berkembang yang buta huruf.

14.2 Kebijakan Pertumbuhan Dan Stabilitas Ekonomi

Stabilitas ekonomi

Stabilitas ekonomi dalam suatu negera dapat tercipta apabila seluruh kegiatan atau
aktivitas ekonomiyang telah direncanakan telah berjalan sesuai dengan jalannya. Seluruh
kegiatan perekonomian akan berpusat kepada kebijakan – kebijakan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah di antara kebijakan yang paling umum kita ketahui adalah kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal. Kedua kebijakan ini merupakan kebijakan yang di pakai dalam perekonomian

25
dunia baik dalam perekonomian secara konvensional maupun perekonomian syariah atau islam.
Kedua kebijakan ini akan masih di pakai bahkan tidak akan lepas dari dua kebijakan pemerintah
tersebut, hanya saja pengimplementasia dan tujuan serta manfaat kedua kebijakan ini dalam
konvensional dan syariah akan berbeda. Karena dalam islam istilah riba dalam dunia mata uang
dihilangkan sehingga tujuan moneter dalam islam akan berbeda dengan konvensional. Maka
stabilitas ekonomi yang dapat tercipta dalam perekonomian islam akan berpusat kepada
masyarakat dan juga pemerintah.

1.Pengertian Stabilitas Ekonomi

Stabilitas dalam ilmu ekonomi diartikan sebagai suatu keadaan dalam perekonomian
yang sedang berjalan sesuai dengan rencana yang telah di rencanakan artinya seluruh kegiatan
perekonomian berjalan sesuai harapan, dapat dikendalikan dan juga berkesinambungan antara
satu sama lain. Hal ini di maknakan bahwa pertumbuhan arus mata uang yang sedang beredar
dalam keadaan seimbang dengan arah pertumbuhan arus barang dan jasa yang telah disediakan.

2. Kebijakan Fiskal Dalam Meningkatkan Stabilitas Ekonomi.

Keberadaan kebijakan pemerintah dalam negara merupakan sebuah landasan atau dasar
dari seluruh kegiatan ekonomi yang akan atau yang telah dilakukan oleh pihak pemerintah baik
itu dalam lingkup ekonomi kecil atau ekonomi besar. Salah satu kebijakan yang di maksud
dalam hal ini adalah kebijakan fiskal yang dimana fiskal diterapkan dalam perekonomian untuk
menghadapi resesi ekonomi baik itu yang sedang terjadi ataupun yang akan terjadi. Dalam hal
menghadapi resesi ekonomi maka peran fiskal dalam hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
perekonomian negara dalam hal merubah sistem pembagunan negara secara besar- besaran.

Tujuan kebijakan fiskal dalam ekonomi islam adalah untuk menciptakan sebuah stabilitas
ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan pendapatan. Tidak hanya itu
fiskal dalam ekonomi islam juga bertujuan untuk membantu dan mendukung ekonomi
masyarakat yang terbelakang dan juga untuk menyebarkan ajaran islam. Kebijakan fiskal
menggunakan beberapa bentuk instrumen dalam menciptakan stabilitas ekonomi, yaitu :

1) Zakat. Zakat merupakan harta yang tertentu yang harus dikeluarkan oleh kaum muslimin yang
telah memikih tanah lalu kemudian memiliki pendapatan maka mereka itu harus membayar zakat
kepada mustahiq zakat.

26
2) Jizyah. Jizyah merupakan sebuah pajak dalam bentuk sebuah perlindungan yang diberikan
kepada kaum non-muslim dimana penduduk non-muslim ini menempati wilayah muslim dan
menerima fasilitas muslim maka dari itu mereka wajib membayar jizyah.

3) Fa’i. fa’I merupakan harta rampasan perang yang dapat diperoleh dari suatu wilayaha perang
tanpa melalui peperangan artinya wilayah tersebut ditinggalkan begitu saja oleh penduduknya,
atau bisa juga karena mereka tidak melakukan perlawanan dan juga telah terjadi kesepakatan
damai.

4) Kharaj. Kharaj merupakan sebuah pajak yang diberatkan kepada tanah- tanah yang telah di
dapatkan oleh kaum muslim lalu kemudian digunakan untuk produktivitas tanah itu ( hasil
pertanian).

5) Ushr. Ushr merupakan sebuah pajak yangdibayarkan oleh para kaum muslim maupun non-
muslim yang berpropesi sebagai pedagang atau yang lebih dikenal dengan bea cukai.

6) Khumus. Khumus merupakan sebuah pajakdari hasil kegiatan ekonomi dalam aktivitas ekspor
impor sebanyak 5%.

7) Amwal Fahla. Amwal Fahla merupakan sebuah harta yang di ambil dari kaum muslim yang
meningggal atau ahli warisnya meninggalkan harta tersebut keluar negeri. Keseimbangan
aktivitas ekspor dan impor dalam sebuah negara secara tidak langsung akan membawa pengaruh
yang baik dalam menciptakan stabilitas ekonomi dan juga sistem keuangan negara.
Keseimbangan nilai ekspor dan 4 impor ini dapat kita lihat dalam dalam bentuk perhitungan
TOT, yaitu sebuah perhitungan yang dilakukan dalam bentuk rasio nilai ekspor terhadap nilai
impor.

3. Kebijakan moneter dalam meningkatkan stabilitas ekonomi.

Kebijakan moneter akan berkaitan dengan mata uang atau uang yang beredar dalam
negara istilahnya kebijakan moneter akan selalu berkaitan dengan suku bunga jika itu di dalam
moneter konvensional. Akan tetapi jika dalam moneter islam maka moneter akan berkaitan
dengan dinar, emas dan perak. Tetapi, dalam ekonomi kontenporer atau ekonomi modern saat ini
ketiga instument itu telah diganti juga mata uang akan tetapi tidak disertai dengan suku bunga.

27
Dalam hal ini besarya volume impor uang dan komoditas akan bergantung kepada berapa
volume komoditas ekspor. Ketika permintaan uang naik, maka akan dilakukan kegiatan impor
uang. Sedangkan jika permintaan uang turun, maka uang akan di impor. Adapun instrumen
kebijakn moneter dalam menciptakan dan menjaga stabilitas ekonomi dalam hal mata uang.
Yaitu :

1) Reserve ratio, yaitu sebuah bentuk persentase yang telah ditentukan dari jumlah simpanan
bank yang dimiliki oleh pihak Bank Sentral.

2) Moral Suassion, yaitu sebuah bentuk usaha yang dilakukan oleh Bank Sentral dalam hal
meningkatkan permintaan kredit.

3) Lending Ratio yaitu sebuah bentuk pinjmana kebaikan ( Qardhul Hasan ).

4) Islamic Sukuk, yaitu sebuah obligasi pemerintah, dimana disaat negara mengalami inflasi
maka pemerintah akan mengeluarkan suku atau obligasi syariah.

5) Profit Sharing Ratio, yaitu ratio bagi keuntungan yang harus ditentukan sebelum melakukan
sebuah kegiatan bisnis.

6) Discount rates: karena adanya pelarangan terhadap riba maka instrumen jenis ini tiidak
digunakan seluas-luasnya.

Sasaran yang akan dicapai ketika dilakukan pemeliharaan kestabilan nilai uang yang baik
terhadap faktor internal dan juga eksternal. Stabilitas nilai uang mencerminkan stabilitas harga
yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap realisasi pencapaian tujuan pembagunan setiap negara
terutama Indonesia. Selain dari itu stabilitas uang juga memiliki faktor lain yang dapat
mempengaruhinya yaitu percepatan peredaran uang. Kebijakan pemerintah tentang hal ini akan
berada dalam titik penggunaan uang yang sedang beredar dalm masyarakat itu haruslah
ditentukan sehingga peredaran uang dapat dikendalikan dengan baik oleh pemerintah.

14.3 Kebijakan Dalam Perdangan Internasional

Kebijakan Perdagangan Internasional adalah segala tindakan negara/pemerintah, baik langsung


ataupun tidak langsung untuk memengaruhi struktur, arah, komposisi, serta bentuk perdagangan

28
luar negeri atau kegiatan perdagangan. Adapun kebijakan yang dimaksud bisa berupa tarif,
larangan impor, kuota, dumping dan berbagai kebijakan lainnya.

A. Penetapan Tarif

Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean (costum
area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan bea masuk.

Dengan penerapan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar negeri, memiliki tujuan
untuk memproteksi industri dalam negeri sehingga diperoleh pendapatan negara. Bentuk umum
kebijakan tarif adalah penetapan pajak impor dengan prosentase tertentu dari harga barang yang
diimpor. Akibat dan pengenaan tarif dan bea masuk barang impor adalah : Harga barang impor
naik, Sehingga produksi dalam negeri menjadi lebih bisa bersaing (karena lebih murah),
Kemudian karena produksi dalam negeri mampu menyaingi barang impor maka diharap impor
barang menjadi turun.

B. Kuota Impor

Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang masuk dari luar negeri.
Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor biasanya akan terjadi : Jumlah barang di
pasar turun, harga barang naik, produksi dalam negeri meningkat, dan impor barang turun.

C. Larangan Ekspor Impor

Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk asing ke dalam pasar
domestik. Hal ini  dilakukan karena alasan politik dan ekonomi. untuk alasan ekonomi
pelarangan impor bertujuan untuk melindungi dan meningkatkanproduksi dalam negeri.

D. Subsidi

Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi sebagian biaya produksi
per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga produsen dalam negeri bisa memasarkan

29
barangnya lebih murah dan dapat bersaing dengan barang impor. Subsidi yang diberikan dapat
berupa tenaga ahli, mesin-mesin, peralatan, fasilitas kredit, keringanan pajak, dll.

E. Premi

Premi adalah suatu kebijkan yang diambil oleh pemerintah dengan memberikan tambahan dana
pada produsen dalam negeri yang berhasil mencapai target produksi tertentu yang telah
ditetapkan.

F. Dumping

Dumping merupakan kebijakan pemerintah untuk mengadakan diskriminasi harga, yakni


produsen menjual barang di luar negeri dengan harga yang lebih murah dari dalam negeri atau
bahkan di bawah biaya produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan
dan menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun,
negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri
ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping
(dengan tarif impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties hal tersebut
dilakukan untuk melindungi industri yang sejenis di negara pengimpor. 

Kebijakan dumping sendiri biasanya hanya berlaku sementara, harga produk akan dinaikkan
sesuai dengan harga pasar setelah berhasil merebut dan menguasai pasar internasional. Biasanya
kebijakan dumping dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri. Setelah
persaingan di luar negeri mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup kerugian
sewaktu melakukan kebijakan dumping. Namun, pelaksanaan politik dumping dalam praktik
perdagangan internasional dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji (unfair trade) karena
dapat merugikan negara lain.

G. Devaluasi

30
Devaluasi adalah tindakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang sendiri dengan sengaja
terhadap uang asing.

Akibat devaluasi:

1. Harga barang-barang impor menjadi mahal


2. Harga barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah di pasaran luar negeri.  

Tujuan devaluasi:

1. Memperbesar exspor
2. Memperkecil impor
3. Menambah devisa negara

14.4 Aktivitas E-commerce

E-commerce atau yang biasa disebut dengan perdagangan elektronik adalah aktivitas yang
mendukung penjualan maupun pembelian secara elektronik. E-commerce melingkupi transfer
uang, sistem manajemen data, maupun penghitungan stok produk. 

Dalam UU No. 7 Tahun 2014, perdagangan melalui sistem elektronik adalah perdagangan yang
menggunakan piranti elektronik dan melakukan transaksi secara elektronik. Konsep bisnis
seperti ini menggunakan internet, televisi, radio, atau lainnya untuk memasarkan produk. 

Selain itu, e-commerce menjadi penting karena dengan Anda memanfaatkan e-commerce,
konsumen Anda akan percaya bahwa kualitas produk pasti yang terbaik. 

Jenis-jenis E-commerce

1. Business to Business (B2B)

Jenis e-commerce seperti ini dilakukan antara produsen atau perusahaan dengan perusahaan.
Pemesanan atau pembelian produk antar perusahaan tidak pernah mengalami keterlambatan atau
kekurangan. Biasanya mereka mendapatkan dengan harga grosir dengan jumlah pesanan yang
cukup banyak. 

31
Contoh e-commerce yang menggunakan B2B adalah indotrading, indonetwork.com. Beberapa
produk yang biasanya diperdagangkan antara lain bahan industri, bahan dasar pabrik, produk
bahan kimia dan sejenisnya.

2. Business to Consumer (B2C)

Jenis bisnis ini sangat umum dilakukan oleh banyak pelaku bisnis baik pemula maupun UMKM.
Sebab, perusahaan langsung menjual produk kepada konsumen. Proses transaksi akan
berlangsung dengan cepat dan bahkan harga produk bisa berada di bawah pasar. 

Era sekarang sudah banyak e-commerce yang melakukan hal demikian. Sebab, dunia digital
membawa pengaruh yang luar biasa bagi bisnis online. Beberapa contoh e-commerce yang
menggunakan jenis e-commerce ini adalah Shopee, Lazada, Tokopedia maupun Blibli. 

3. Consumer to Consumer (C2C)

E-commerce seperti ini sangat marak bahkan populer di kalangan pelaku bisnis. Biasanya
mereka saling bertemu antar konsumen. Baik itu di dunia digital maupun di dunia offline. Untuk
di dunia offline, mereka bertemu karena metode pembayaran yang diinginkan adalah cash on
delivery (COD). 

Di bisnis online sudah cukup banyak contoh e-commerce yang memanfaatkan jenis e-commerce
seperti ini. Mereka menggunakannya karena nyaman dan aman. Beberapa contoh e-commerce
yang biasa digunakan antara lain Bukalapak atau OLX. 

4. Consumer to Business (C2B)

Ini adalah jenis yang berbeda dibandingkan dengan B2C. Jenis ini mempertemukan antara
konsumen dengan perusahaan atau pebisnis. Biasanya pebisnis mencari produk yang telah

32
dimiliki oleh konsumen. Jika berminat, biasanya pebisnis akan memberi harga yang layak
kepada konsumen. 

Di bisnis online jenis e-commerce seperti ini telah banyak dilakukan konsumen seperti pekerja
lepas. Contoh e-commerce yang sering menggunakannya adalah freelancer atau sribulancer. Dari
situ konsumen akan mendapat uang yang layak dari perusahaan. 

5. Business to Administrasion (B2A)

Jenis e-commerce yang seperti adalah perusahaan menjalin kerja sama dengan pihak pemerintah.
Model pemanfaatan kerja samanya berada di sektor publik. Jenis ini biasanya melibatkan pihak
swasta sebagai pihak perantara. Sebagai contoh, pemerintah butuh aplikasi untuk membuat e-
KTP. Oleh karena itu, pemerintah akan menghubungi pihak swasta yang benar-benar ahli dalam
hal tersebut.

E-commerce adalah kebutuhan masa kini dan masa depan. Ketika Anda telah memahami jenis
dan contoh e-commerce, Anda siap menjalankan bisnis. Agar bisnis berkembang, gunakan
metode pembayaran yang sesuai dengan preferensi pelanggan.  

14.5 Global Teknologi Dan Informasi Dalam Ekonomi

Pada zaman modern sekarang ini, banyak manusia yang membutuhkan suatu alat bantu praktis,
untuk mempermudah manusia melakukan berbagai kegiatannya. Teknologi mempunyai peranan
yang sangat penting untuk menunjang kemudahan itu. Sudah banyak teknologi yang diciptakan
oleh manusia untuk mewujudkan keinginan manusia itu sendiri. Upaya yang dilakukan ini, agar
kita tidak perlu lagi repot-repot untuk melakukan aktifitas yang melelahkan.

Bayangkan saja pada masa sekarang ini, dengan menggunakan teknologi manusia dapat
berkomunikasi, mencari informasi dan belajar dimana saja. Kemajuan teknologi yang telah
tercapai sekarang ini benar-benar memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan
umat manusia. Sebagai contoh: hampir setiap orang tidak  bisa terpisah  dari adanya teknologi.
Setiap orang menggunakan HP sebagai alat komunikasi langsung jarak jauh untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Jika ingin berpergian jarak jauh, kita tinggal naik pesawat saja

33
sudah sampai di tempat tujuan, selain itu berbagai kegiatan yang pada awalnya dilakukan dengan
menggunakan banyak tenaga manusia untuk mengerjakannya, kini dengan adanya perkembangan
teknologi semuanya dapat teratasi dengan menggunakan tenaga mesin yang relatif lebih cepat
dari pada menggunakan tenaga manusia secara manual. Terlepas iya atau tidaknya manusia
membutuhkannya, teknologi akan terus berkembang dan terus berkembang. Bagaimana di masa
depan nantinya ya?, bisa dibilang sangatlah mungkin jika teknologi yang diciptakan kedepan
nantinya, akan mampu beroprasi dengan sendirinya, melewati apa yang dipikirkan oleh manusia.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa adanya teknologi, manusia sangat banyak terbantu
untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari, tetapi disisi lain manusia juga harus sadar dengan adanya berbagai
macam ancaman yang dapat ditimbulkan dengan adanya teknologi tersebut, yang akan dapat
membahayakan manusia itu sendiri.

Dalam perekonomian suatu negara, saat sekarang ini jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah
yang berarti untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Banyakberbagai aplikasi tercipta untuk
memfasilitasinya. Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari perkembangan teknologi
informasi dan komunikai di negara tersebut. Semakin tinggi perkembangan teknologi informasi
maka semakin tinggi pula pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Namun sekali
lagi, perkembangan teknologi informasi ini juga memiliki sisi negatif. Dimana masih banyak
penyalahgunaan teknologi dalam melakukan kejahatan. Dengan demikian, walaupun pada
awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia.

Berikut ini adalah dampak positif dan negatif dari perkembangan teknologi dalam bidang
ekonomi :

 Dampak Positif

1. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi


2. Terjadinya industrialisasi
3. Produktifitas dunia industri semakin meningkat.

34
Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek
teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung
secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi.

Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-
tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan
konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan
dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting
konsumen tidak perlu pergi ke toko.

1. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill
dan pengetahuan yang dimiliki.

Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga
kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang
diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan
pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.

1. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran


menjadi komoditi.

 Dampak Negatif

1. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven,
Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk. Implikasi dari
permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan
pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui
internet tersebut.

Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita
tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berpengetahuan tinggi

35
tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang
akan berusaha menerobos sistem perbankan dan lain-lain.

Perekonomian suatu negara dapat dilihat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikai
di negara tersebut. Semakin tinggi perkembangan teknologi informasi maka semakin tinggi pula
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Namun perkembangan teknologi informasi ini juga
memiliki sisi negatif, dimana banyak penyalahgunaan teknologi dalam melakukan tindak
kriminal.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi
diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak
kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang
teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang
telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan
untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal
negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia.

14.6 Real Time Dalam Bertransaksi, RTGS, E-Banking

Di era sekarang ini, transaksi transfer keuangan di bank sudah menjadi hal yang lumrah di tengah
masyarakat Indonesia. Ada beberapa pilihan metode yang dapat anda pilih untuk melakukan
transfer, mulai dari kliring, RTGS, Bi-Fast hingga real time. Namun, sayangnya masing sedikit
orang yang memahami berbagai metode transfer uang ini. Hanya beberapa orang yang tahu
bahwa mereka bisa mengirim uang dengan cepat atau butuh beberapa waktu hingga sampai di
rekening penerima.

Berbagai metode transfer di bank ini bisa Anda nikmati sesuai dengan layanan dari setiap bank.
Dengan banyaknya pilihan metode transfer ini tentu akan membantu anda untuk mendapatkan
kemudahan sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, tiap metode ini memiliki biaya administrasi yang
berbeda sesuai dengan layanan, semakin cepat metode transfernya, maka semakin mahal juga
biaya administrasinya.

36
Makalah ini akan memberikan anda informasi seputar RTGS, mulai dari pengertian, perbedaan,
kelemahan hingga cara kerja nya. Selain itu, informasi tentang layanan metode transfer lainnya
seperti LLG, Real Time online, dll. Semua akan dikupas tuntas dibawah ini. Simak
penjelasannya hingga akhir ya agar Anda semakin paham.

1. Metode Transfer RTGS (Real-Time Gross Settlement)

RTGS atau Real-Time Gross Settlement adalah salah satu mekanisme pembayaran untuk
mengirimkan uang dalam jumlah yang besar. RTGS ini merupakan layanan untuk nasabah yang
ingin melakukan transaksi dengan nominal lebih dari 100 juta rupiah. Seperti namanya, RTGS
memiliki fungsi utama untuk mentransfer uang ke rekening yang dituju secara real time. Akan
tetapi, walaupun terdapat kata “Real-Time” bukan berarti uang yang anda kirim akan langsung
diterima di waktu yang sama, karena proses pembayaran ini juga memerlukan waktu tertentu.
Proses transfer menggunakan RTGS pada umumnya memerlukan waktu kurang lebih 4 jam atau
mungkin lebih cepat untuk sampai ke rekening penerima.

A. Berapa Biaya RTGS (Real-Time Gross Settlement)?

Pada umumnya, biaya transfer menggunakan metode Real-Time Gross Settlement atau RTGS
lebih besar dibandingan dengan transfer menggunakan LLG dan real-time online, yaitu berkisar
antara Rp25.000 hingga Rp30.000. Biaya transfer ini juga berbeda-beda tergantung dari
kebijakan penyedia layanan atau bank masing-masing.

B. Limit RTGS (Real-Time Gross Settlement)

Anda bisa menggunakan metode transfer RTGS ketika anda ingin mengirim dana dengan jumlah
besar yaitu diatas 100 juta rupiah. Bank Indonesia telah mengatur batas minimum transfer RTGS
adalah sebesar Rp100.000.001 dan untuk batas maksimal transfer berbeda-beda sesuai kebijakan
masing-masing bank.

C. Cara Kerja RTGS (Real-Time Gross Settlement)

37
Anda memiliki kebebasan untuk melakukan transaksi Real-Time Gross Settlement atau RTGS
melalui mobile banking atau melalui teller dengan mendatangi kantor cabang terdekat.
Dibandingkan dengan LLG atau kliring, RTGS memang memiliki waktu proses yang lebih cepat.

Jika anda melakukan transfer RTGS di pagi hari, bank akan segera memprosesnya dan uang akan
sampai di rekening penerima beberapa jam setelahnya, tepatnya pada siang atau sore di hari yang
sama. Tetapi, apabila transaksi dilakukan diatas pukul 3 sore atau menjelang tutupnya waktu
operasional bank, uang akan sampai di rekening penerima pada keesokan harinya.Selain itu,
apabila transfer dilakukan pada akhir bulan, yaitu tanggal 30 atau 31, pengiriman uang akan
tertunda selama satu hari karena adanya proses tutup buku.

2. Apa Itu Metode Transfer LLG (Lalu Lintas Giro)

Selain RTGS, ada metode transfer lain yang bisa anda gunakan yaitu LLG atau Lalu Lintas Giro.
LLG adalah metode transfer uang dengan menggunakan fasilitas kliring bank. Di Indonesia,
metode ini diatur oleh Bank Indonesia melalui Sistem Kliring Nasional (SKN) yang merupakan
sistem transfer dana elektronik meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian setiap
transaksinya dilakukan secara nasional.

Metode transfer ini merupakan metode transfer yang membutuhkan proses paling lama
dibandingkan dengan metode lainnya, yaitu sekitar dua sampai tiga hari karena ketika anda
melakukan transfer melalui SKN, pihak bank akan mengirimkan uang yang akan ditransfer ke
Bank Indonesia, kemudian Bank Indonesia mengirimkan uang tersebut ke rekening bank
penerima. Anda bisa melakukan transfer melalui SKN dengan dana maksimal sebesar 100 juta
rupiah. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama, biaya administrasi transfer melalui
SKN tergolong murah, yaitu Rp5.000.

3. Apa itu Metode Transfer Real-Time

Selain RTGS dan LLG, masih ada metode transfer lainnya yaitu Real-Time. Metode transfer
real-time adalah jenis transfer yang biasa anda gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Metode
real-time atau yang lebih dikenal dengan transfer online ini bisa melakukan proses transfer lebih
cepat dibandingkan dengan RTGS dan LLG. Proses transfer real-time hanya membutuhkan

38
waktu hitungan detik saja, sehingga dana yang kamu kirimkan bisa langsung masuk ke rekening
penerima dalam waktu yang bersamaan.

Walaupun transfer real-time tergolong cepat, namun dana yang bisa ditransfer jauh lebih kecil
dibandingkan dengan RTGS dan LLG, yaitu hanya 25 juta rupiah. Selain itu, berbeda dengan
RTGS dan LLG yang mengharuskan anda ke teller bank untuk melakukan pengiriman uang,
anda bisa melakukan transfer real-time melalui ATM, mobile banking, ataupun internet
banking.  Jika anda melakukan transfer antar bank, biasanya anda akan dikenakan biaya
administrasi berkisar antara Rp2.500 hingga Rp6.500, per transaksi. Biaya administrasi dan batas
jumlah transfer pada transfer online berbeda-beda tergantung dengan kebijakan bank masing-
masing, bahkan ada beberapa bank yang menggratiskan biaya transfer.

14.7 Cyber-Marketing

Cyber Marketing adalah istilah mengacu pada penggunaan komputer yang diberdayakan
dengan internet untuk mempromosikan produk dan service (layanan) di bagian pasar target.
Pemasaran siber ini mencakup semua kemungkinan cara beriklan melalui internet seperti Email,
situs web, spanduk online, forum online, dan media sosial.

1. Pengertian Cyber Marketing

Pemasaran siber, dunia maya, atau pemasaran internet merupakan pemasaran yang melibatkan
pemasaran produk dan layanan melalui internet. Ini mencakup semua jenis metode periklanan
yang tersedia di internet seperti e-mail, website, analitik, banner atau spanduk online, forum
online, iklan klik, search engine atau mesin pencari, dan media sosial.

Bisnis, organisasi atau perusahaan serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat
menggunakan berbagai bentuk pemasaran dunia maya, termasuk iklan bergambar,
pengoptimalan mesin pencari, media sosial, email, atau pemasaran afiliasi.

Pemasaran dunia maya juga memungkinkan bisnis untuk menargetkan niche (ceruk) tertentu.
Mereka dapat membuat iklan dan situs web yang khusus untuk produk, layanan, atau topik
tertentu.

39
Sebagai contoh misalnya, alih-alih memiliki kehadiran online hanya untuk menjual kamera
digital, bisnis kecil dapat fokus pada jenis kamera tertentu dalam merek tertentu.

2. Tujuan dan Fungsi Cyber Marketing

Agar kita dapat lebih memahami tentang apa itu pengertian dan arti daripada cyber marketing,
maka tentunya kita juga harus mengetahui apa tujuan dan fungsinya.

Konsep Cyber Marketing sepenuhnya didasarkan pada pemasaran produk atau layanan melalui
internet melalui berbagai cara seperti iklan bergambar, kampanye pemasaran mesin pencari,
pemasaran blog, pemasaran konten, pemasaran viral, membuat video orang menggunakan
produk, media sosial, dan pemasaran e-mail.

Untuk tujuan utamanya sendiri, dibandingkan dengan sistem pemasaran tradisional, pemasaran
cyber terbilang sedikit lebih hemat atau murah dan dapat memberikan peluang untuk
menjangkau sekelompok pelanggan yang menggunakan komputer.

Terkait sejarahnya sendiri, sebelum 2 (dua) dekade yang lalu konsep pemasaran cyber masih
dapat dikatakan tidak relevan, tetapi masuknya internet secara revolusioner telah meningkatkan
penggunaan komputer di rumah daripada di kantor atau organisasi karena kemampuan
penanganan data online. Banyak para marketer atau pemasar menemukan peluang baru untuk
mempromosikan produk atau layanan mereka dengan cara baru.

Fungsi cyber marketing ini pastinya memajukan sistem pengiriman output melalui proses yang
membuntuti jutaan pelanggan, mengelompokkannya secara online, memberikan pilihan untuk
memilih produk yang disesuaikan, menetapkan harga, memberikan informasi dan layanan yang
sesuai terkait produk dan mengirimkan produk ke pelanggan dengan sistem distribusi yang tepat.

Sebagai contoh misalnya seperti transaksi dan detail karakteristik setiap pelanggan yang dapat
disimpan untuk peluang bisnis di masa depan dengan pelanggan dan juga membantu untuk
mengetahui tentang preferensi pelanggan tentang produk atau layanan.

40
3. Jenis Cyber Marketing (Pemasaran Siber)

Selanjutnya, dalam subbagian ini, Kami juga akan menjelaskan beberapa hal terkait jenis-jenis
dari cyber marketing.

Dari pembahasan arti dan pengertian di atas, sudah jelas bahwa cyber marketing mengambil
bentuk yang sedikit berbeda dibandingkan dengan pemasaran konvensional.

Untuk memahami poin-poin perbedaan ini dengan benar, mari kita lihat dan pahami lebih
lanjut masing-masing jenis, bagian atau area pemasaran cyber sebagai berikut.

a. Full Cyber Marketing

Jenis cyber marketing yang pertama adalah pemasaran siber penuh atau full cyber marketing.

Bisnis, organisasi, perusahaan atau usaha kecil yang hanya memiliki kehadiran pemasaran online
mengikuti strategi pemasaran cyber penuh. Bisnis pemasaran cyber jenis full atau penuh
memiliki keunggulan tertentu.

Sebagai contoh misalnya seperti biaya iklan online relatif murah dibandingkan dengan iklan
tradisional.

Bisnis seringkali dapat memiliki jangkauan yang lebih luas dan keberhasilan kampanye Internet
juga dapat dilacak dengan mudah dengan menggunakan layanan seperti Google Analytics.

b. Partial Cyber Marketing

Jenis ke-2 (dua), sekaligus terakhir yang dapat Kami jelaskan dalam postingan kali ini yaitu
adalah pemasaran siber parsial, sebagian atau partian cyber marketing.

Bisnis, organisasi, perusahaan atau usaha kecil yang menggunakan metode pemasaran tradisional
dan online mengikuti strategi pemasaran cyber parsial. Seiring dengan berbagai jenis metode
pemasaran Internet, bisnis ini akan menggunakan iklan surat kabar, billboard, iklan televisi, surat
langsung dan iklan cetak.

41
Strategi pemasaran perusahaan-perusahaan ini memanfaatkan sepenuhnya setiap jalur
komunikasi untuk menjangkau pelanggan. Perlu kalian ketahui, pendekatan ini dapat menjadi
kurang efektif dari segi biaya karena uang harus dialokasikan di banyak bidang. Untuk sebagian
besar bisnis kecil, khususnya UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), ini bukanlah
pendekatan terbaik

4. Macam-Macam Fitur Cyber Marketing

Setelah kita mengetahui arti, pengertian, tujuan dan fungsi pemasaran siber, kemudian, apa saja
macam-macam feature atau fitur yang ada dalam pemasaran siber atau cyber marketing itu?

Dalam membahas tentang arti cyber marketing, perlu untuk diketahui bahwa fitur-fitur
pemasaran siber berikut membuat perbedaan antara konsep pemasaran tradisional.

1. Detail Konsumen

Dalam pemasaran dunia maya, berbagai alat penambangan data diterapkan untuk memberikan
detail data detail konsumen dan alat ini menggunakan proses penyortiran, pengelompokan, dan
pengkorelasian karakteristik serupa konsumen dalam suatu kelompok.

Perilaku pembelian pelanggan dan transaksi sebelumnya juga dapat menghasilkan data yang
secara otomatis terkait dengan profil pelanggan.

Data ini membantu untuk membuat produk yang disesuaikan dan untuk mengelompokkan
seluruh pasar ke dalam subkelompok untuk mengidentifikasi target pelanggan yang sebenarnya.

2. Pengembangan Produk

Memproduksi produk yang disesuaikan adalah salah satu fitur penting dan untuk tujuan itu,
pemasar menggunakan alat pengoptimalan produk untuk menyelaraskan kebutuhan pelanggan
dengan tujuan pemasaran.

Yup! Dengan fitur ini, marketer atau pemasar dapat mengukur profitabilitas pada setiap tahap
penyesuaian.

42
Saat ini banyak produk termasuk audio, video, produk terkait cyber serta buku juga sudah
tersedia di pasar dalam bentuk digital dan produk digital tersebut dapat langsung ditampilkan,
disajikan dan disampaikan melalui internet.

Selain itu, produk lain yang lebih bersifat fisik tetapi memiliki komponen digital juga dapat hadir
di internet.

3. Branding

Branding adalah citra suatu produk atau jasa kepada pelanggan yang membedakannya dari
produk sejenis lainnya.

Produk di internet bisa mendapatkan keuntungan dari branding untuk pameran berulang.

4. Penetapan Harga

Internet menyediakan berbagai macam harga untuk produk yang berbeda dan fitur penting
mereka. Pelanggan dapat dengan mudah mendapatkan informasi dan membandingkan fitur yang
kurang berharga dengan fitur yang penting.

Yup! Karena pasar dibanjiri dengan berbagai produk dari organisasi yang berbeda dan fitur yang
beragam, pelanggan memiliki pilihan untuk memeriksa ulasan dari sesama pelanggan sebelum
membuat keputusan untuk membeli.

Pelanggan mendapatkan manfaat dari penetapan harga dan tawar-menawar yang lebih baik.

Berkenaan dengan hal ini, adapun beberapa fitur penting terkait lainnya dari pemasaran dunia
maya adalah kemudahan dan kecepatan pengumpulan harga melalui sistem pengiriman uang
elektronik.

5. Promosi

Mempromosikan produk atau iklan menghasilkan rantai dampak seperti penciptaan kesadaran,
minat, keinginan, dan tindakan di benak pelanggan.

43
Benar! Pemasaran internet dapat menyempurnakan dampak ini dengan baik.

Dengan ini, maka pelanggan dapat dengan mudah berpindah dari satu dampak ke dampak
lainnya dengan memasukkan karakteristik pribadinya.

Sebagai contoh misalnya seperti produk dan harga yang disesuaikan serta promosi khusus juga
dimungkinkan dalam pemasaran cyber.

6. Distribusi

Cyber marketing juga dianggap menyerang rantai distribusi.

Dengan munculnya konsep pemasaran melalui internet, tugas perantara distribusi telah outdated
(usang).

Jadi, penghematan biaya dan waktu distribusi merupakan kontribusi signifikan dari pemasaran
cyber.

7. Riset Pasar

Riset pasar khusus juga dapat dilakukan di internet dengan menerapkan berbagai alat
pengumpulan data berbantuan komputer.

Meskipun pemasaran dunia maya (cyber marketing) juga memiliki batasan tertentu, namun
aksesibilitas dan popularitas platform khususnya sosial untuk memberikan ruang yang luas untuk
berkomunikasi dan berurusan dengan pelanggan dengan cara yang lebih murah dan efektif.

44
DAFTAR PUSTAKA

45
PENUTUP

46

Anda mungkin juga menyukai