Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia terletak di daerah ekuator dan di antara dua benua (Asia

dan Australia), dua samudra (Pasifik dan Hindia), serta dua wilayah zoogeografi

(Orientalis dan Australis). Total luas daratan mencapai 2 juta km² dan luas lautan

mencapai 6 juta km². Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia memiliki

sedikitnya 42 ekosistem yang berbeda sehingga memungkinkan untuk memiliki

biodiversitas yang tinggi. Oleh karena itu, Indonesia termasuk ke dalam salah satu

kawasan megabiodiversitas (Priadi, 2010).

Indonesia memiliki biodiversitas yang tinggi salah satunya yakni

keanekaragaman fauna. Menurut Iskandar (2000) terdapat kurang lebih 94 jenis

amphibi, terdiri dari dua bangsa yaitu anura (katak dan kodok) dengan jumlah 89

jenis, dan gymnophiona (amphibi tanpa kaki) dengan jumlah 5 jenis. Ular darat

tercatat 126 jenis dan 27 jenis endemik (Vogel dan Patrick, 2007).

Allah SWT berfirman dalam Al-qur’an surah Al-baqarah ayat 164, sebagai

berikut:

;ۡ َ‫َج ِري فِي ۡٱلب‬


‫ح ِر بِ َم;;ا يَنفَ; ُع‬ ِ ;‫;ار َو ۡٱلفُ ۡل‬
;ۡ ‫ك ٱلَّتِي ت‬ ِ َ‫ٱختِ ٰل‬
;ِ ;َ‫ف ٱلَّ ۡي ِل َوٱلنَّه‬ ۡ ‫ض َو‬
ِ ‫ت َوٱَأۡل ۡر‬
ِ ‫ق ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ ۡ
ِ ‫ِإ َّن فِي َخل‬

َ ‫ٱلس; َمٓا ِء ِمن َّم ٖٓاء فََأ ۡحيَ;;ا بِ; ِه ٱَأۡل ۡر‬
َّ َ‫ض بَ ۡع; َد َم ۡوتِهَ;;ا َوب‬
‫ث فِيهَ;;ا ِمن ُك;;لِّ دَٓاب َّٖة‬ َّ َ‫اس َو َمٓا َأن َز َل ٱهَّلل ُ ِمن‬
َ َّ‫ٱلن‬

ٖ َ‫ض أَل ٓ ٰي‬ ۡ ِ ‫يف ٱل ِّر ٰيَح َوٱل َّس َحا‬


١٦٤ َ‫ت لِّقَ ۡو ٖم يَ ۡعقِلُون‬ ِ ‫ب ٱل ُم َس َّخ ِر بَ ۡينَ ٱل َّس َمٓا ِء َوٱَأۡل ۡر‬ ِ ۡ ‫َوت‬
ِ ‫َص ِر‬

Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya


malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna
bagi manusia, dan apa yang Allah SWT telah turunkan dari langit berupa air,
lalu dengan air itu, Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia

1
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi ; sungguh (terdapat) (tanda-tanda keesaan
dan kebesaran Allah SWT) bagi kaum ang memikirkan’’. (Q.S Al-baqarah :
164)

Penggalan ayat diatas menerangkan bahwa Allah SWT menunjukkan

kebesarannya melalui penciptaannya. Allah menurunkan air hujan dari langit,

dengan adanya air hujan itu tanah yang kering atau kekeringan dapat subur

kembali. Allah juga menciptakan berbagai jenis hewan dan Dia sebarkan ke

seluruh penjuru dunia yang ada di bumi. Dan Allah pula yang mengendalikan

angin serta awan, hal ini yang biasanya menyebabkan adanya beberapa musim

yang berbeda-beda.

Menurut Shihab (2022) memikirkan tentang keanekaragaman hewan yang

diciptakan oleh Allah SWT, memikirkan disini dapat diartikan melakukan

penelitian, penelaahan, serta mencurahkan segala daya cipta, ide dalam mengkaji

َّ َ‫ ” َوب‬dalam al-qur’an
ciptaan Allah salah satunya adalah herpetofauna. Kata “ ‫ث‬

mempunyai arti disebarkan sedangkan kata “ ‫ ” دَٓابَّة‬mempunyai arti hewan yang

bergerak dengan cara melata. Hewan ini bisa tergolong dalam golongan

herpetofauna (Al-mahalli, 2008).

Herpetofauna adalah bagian dari keanekaragaman hayati yang dapat hidup

di darat, air, dan arboreal. Herpetofauna memiliki peran yang penting dalam

menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu dapat berperan sebagai bioindikator

lingkungan, karena herpetofauna sangat peka terhadap perubahan lingkungan

(Kusrini, 2003).

Herpetofauna di Indonesia berkisar 16 % jenis, yakni amphibi sebanyak

270 spesies dan reptil lebih dari 600 spesies. Berdasarkan data tersebut Indonesia

2
masuk ke dalam sepuluh negara terbesar karena jumlah spesiesnya yang tinggi.

Dimana Indonesia menempati tingkat ke lima untuk amphibi dan tingkat ke tiga

untuk reptil (Primack, 1998).

Akan tetapi, keanekaragaman herpetofauna di Indonesia yang tinggi tidak

sebanding dengan penelitian yang mengkaji tentang bidang ini. Hal ini dapat

dibuktikan dengan menurunnya jumlah amphibi dan reptil dalam jangka waktu 70

tahun, dari 60% menjadi 50%. Sementara itu penemuan spesies amphibi dan reptil

di Indonesia berkisar 262 spesies jauh lebih sedikit dibandingkan dengan

penemuan amphibi dan reptil di luar Indonesia yang berkisar 762 spesies

(Iskandar dan Erdelen, 2006).

Kurangnya dilakukan penelitian herpetofauna disebabkan juga dengan

adanya pandangan yang kurang baik dari masyarakat terhadap reptil ataupun

amphibi. Yang mana mereka beranggapan bahwa amphibi dan reptil merupakan

hewan yang membahayakan, mengerikan, menjijikkan, dan harus dimusnahkan.

Selain dari penyebab diatas, ancaman terbesar bagi herpetofauna adalah

kerusakan habitat asli. Kerusakan ini sangat berpengaruh pada organisme yang

tinggal atau menempati habitat tersebut. Ada beberapa macam kerusakan akibat

kegiatan manusia seperti, pembukaan area hutan (untuk lahan pertanian,

pemukiman, wisata atau pembangunan sarana transportasi), perburuan liar yang

tidak terkendali, dan lain sebagainya (Priadi, 2010).

Salah satu penyebab yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini adalah

banyaknya berbagai macam kawasan wisata yang telah dibuka terutama di

wilayah Kabupaten Malang tepatnya di Coban Tarzan Desa Pandansari

Kecamatan Jabung Kabupaten Malang Jawa Timur. Masyarakat setempat

3
membuka kawasan wisata ini karena memiliki beberapa daya tarik yang luar

biasa.

Keindahan merupakan salah satu kunci daya tarik pada Coban Tarzan ini

karena lokasi Coban Tarzan ini tersembunyi, dimana kita harus melewati semak

belukar yang cukup tinggi dan melalui jalan setapak yang masih berupa tanah.

Setelah melalui jalan setapak tersebut, barulah kita disuguhkan dengan keindahan

air terjun yang memiliki tinggi kurang lebih 12-15 meter dan air yang mengalir

dengan tenang melalui sela sela tumbuhan yang merambat dan beberapa bebatuan.

Oleh karena itu, Coban Tarzan ini patut dijadikan sebagai tempat

penelitian mengenai keanekaragaman herpetofauna, karena lokasi yang masih

asri, dekat dengan air dan mempunyai kelembapan lingkungan yang baik. Hal

tersebut tidak menutup kemungkinan jika banyak herpetofauna yang tinggal di

wilayah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini yakni :

1. Apa saja jenis herpetofauna di Coban Tarzan Desa Pandansari Kecamatan

Jabung Kabupaten Malang Jawa Timur ?

2. Bagaimana keanekaragaman jenis herpetofauna di Coban Tarzan Desa

Pandansari Kecamatan Jabung Kabupaten Malang Jawa Timur ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yakni :

1. Untuk mengetahui jenis herpetofauna di Coban Tarzan Desa Pandansari

Kecamatan Jabung Kabupaten Malang Jawa Timur.

4
2. Untuk mengetahui keanekaragaman jenis herpetofauna di Coban Tarzan

Desa Pandansari Kecamatan Jabung Kabupaten Malang Jawa Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yakni :

1. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai keanekaragaman jenis yang

ada di Coban Tarzan Desa Pandansari Kecamatan Jabung Kabupaten

Malang Jawa Timur.

2. Sebagai salah satu parameter keseimbangan dan keberlangsungan

ekosistem serta kualitas lingkungan di Coban Tarzan Desa Pandansari

Kecamatan Jabung Kabupaten Malang Jawa Timur.

1.5 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penellitian ini yakni :

1. Pengambilan sampel dilakukan di Coban Tarzan Desa Pandansari

Kecamatan Jabung Kabupaten Malang Jawa Timur.

2. Lokasi penelitian dibagi menjadi dua zona dengan metode VES.

3. Faktor lingkungan yang diamati meliputi suhu air, suhu udara, dan

kelembapan.

4. Waktu penelitian di mulai pukul 19.00 - 11.00 WIB.

5. Identifikasi secara morfologi menggunakan buku panduan lapangan yakni

The Amphibians of Java and Bali oleh Djoko T. Iskandar tahun 1998 dan

5
A Field Guide to The Reptiles of South-East Asia oleh Indraneil Das tahun

2010.

6. Analisis data menggunakan indeks keanekaragaman jenis atau indeks

keanekaragaman Shanon-wiener.

Anda mungkin juga menyukai