Anda di halaman 1dari 2

Nama : Mardita Putri Fauziah

NIM : 1801025108
Kelas : 7 M
Perspektif Global

Menurut saya indonesia indonesi belum siap untuk menghadapi globalisasi karena globalisasi
diyakini menjadi faktor pengungkit dalam membangun tata kelola pemerintahan, praktek
demokrasi, aktivitas ekonomi, dinamika sosial dan interaksi budaya. Pudarnya batasan
budaya dan interaksi masyarakat menciptakan suasana borderlessworld yang merupakan
situasi hilangnya batas-batas sosial
Dilihat dari segi tingkat pendidikan : Dominasi era global telah membuat para
penyelenggara Pendidikan terjebak dalam perasaan ketidak-pastian dengan sistem pendidikan
saat ini. Hal ini disebabkan oleh tingkat kemajuan-kemajuan yang dicapai ilmu pengetahuan
dan teknologi, khususnya teknologi informasi, melampaui kesiapan lembaga-lembaga
pendidikan dalam mendesign kurikulum, metode dan sarana yang dimiliki guna
menghasilkan lulusannya memasuki sebuah era yang ditandai dengan tingkat kompetisi dan
perubahan yang begitu masif dan cepat.
Dilihat dari budaya : Indonesia mmiliki keragaman budaya, mulai dari rumah adat, tarian
daerah, bahasa daerah, dan lainnya. Banyak negara lain yang tertarik dengan keragaman
tersebut. Kemajuan teknologi mempermudah Indonesia dalam melakukan promosi ke
berbagai negara. Selain itu dengan adanya globalisasi, Indonesia dapat belajar dari budaya
negara lain. Namun, hal tersebut tetap memberikan dampak negatif bila Indonesia tidak pintar
dalam memilah kebudayaan yang masuk ke dalam negeri.Indonesia menggap bahwa budaya
kebaratan akan mempengaruhi hal buruk dan tidak menjadi kebiasaan di indonesia dan
budaya indonesia masih mengganggap globlisasi adalah hal yang tabu.
Dukungan Teknologi : Kini kemajuan perkembangan ilmu teknologi dan komunikasi sangat
berkembang pesat, indonesia pun sudah melangkah menuju rea 4.0 dalam bidang teknologi
akan tetapi Perkembangan teknologi informasi tentu berbeda di setiap wilayah, begitu pula
dengan kesiapan setiap wilayah untuk berkembang. Ada daerah yang siap ditinggal ketika
didampingi, ada juga yang kembali ke kemunduran lama. Ketika bertemu pendampingan
untuk menjadi lebih mandiri, kata kuncinya adalah menjadi lestari. 

Pemahaman masyarakat terhadap persaingan bebas : Secara umum masyarakat


indonesia belum memahami persaingan bebas .Dalam BMP Perekonomian Indonesia
disebutkan bahwa Indonesia tidak memiliki daya saing nasional di tengan pasar global karena
praktik kolusi, korupsi dan nepotisme yang terjadi di seluruh bidang kehidupan terutama pada
bidang ekonimi. Indonesia umumnya memiliki daya saing atas produk-produk primer atau
industri karena ditopang input yang murah seperti produk-produk yang bersifat padat karya
karena upah buruh murah. Dengan kondisi seperti itu pastinya sulit bagi Indonesia menembus
pasar global. Maka dari itu sangat diperlukan adanya sosialisasi intensif dan merata mengenai
apa itu PERSAINGAN BEBAS. SDM di Indonesia perlu memiliki mental yang kuat ketika
harus berhadapan dengan pekerja asing yang bebas masuk di Indonesia. Jika pemerintah siap
dengan segala konsekuensi yang ada dan mampu berbenah, maka hal ini akan menular ke
masyarakatnya yang siap menghadapi persaingan regional di ASEAN. Sebab pasar bebas
bukan hanya berkaitan dengan dunia usaha,namun juga berkenaan dengan persaingan tenaga
kerja lintas negara ASEAN

Anda mungkin juga menyukai