Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Pembuatan Tahu dari Biji Kedelai


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran IPA

Disusun Oleh :
Ahmad Fadilah
Karlina Anesti
Sinta Ilsana
Windi Nurazizah

MTS AL-HIKMAH TALEGONG


2019
KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Prakarya dan
Kewirausahaan yang berjudul “ Cara Pembuatan Tahu dari biji kedelai ”.

            Dengan segala keterbatasan, kami mencoba mempersembahkan makalah ini dengan
membuat apa adanya. Kami telah berupaya keras untuk menyelesaikan makalah ini, demi
mengembangkan pengetahuan dan pengalaman kita, guru pembimbing bidang study Ilmu
Pengetahuan Alam kiranya dapat memaklumi dan dapat memberikan saran sebagaimana
mestinya.

            Akhirnya tak ada gading yang tak retak , begitulah pula dengan makalah ini, penulis
menyadari bahwa makalah ini belum mencapai titik kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran
penulis terima dengan kerendahan hati guna perbaikan selanjutnya.

                                                                                               Talegong, Maret 2019

                                                                                                            Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Batasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Asal usul Tahu


2.2 Teori-teori tentang Tahu
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Penyortiran dan pencucian


3.2 Perendaman
3.3 Penggilingan
3.4 Pendidihan
3.5 Penyaringan
3.6 Pencetakan
3.7 Perebusan
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama, Indonesia merupakan Negara Agraris yang subur
beriklim tropis. Sehingga penduduk Indonesia dapat memanfaatkannya dengan menanam
berbagai macam tanaman. Salah satunya adalah kacang kedelai. Kacang kedelai tersebut
banyak mengandung gizi yang sangat dibutuhkan bagi kesehatan jasmani. Selain dapat
dikonsumsi kedelai dapat diolah menjadi berbagai macam makanan seperti tahu.
Karena pada kenyataannya proses pembuatan tahu tidaklah terlalu rumit, oleh karena itu
banyak masyarakat yang menjadikan pembuatan tahu sebagai penghasilan keluarga. Oleh
karena itu dibuatnya karya ilmiah ini agar masyarakat atau pembaca dapat mengetahui proses
pembuatan tahu dan bisa dijadikan pedoman baginya untuk memulai usaha.

1.2  Batasan Masalah
Untuk memberikan batasan atau ruang lingkup maka kami mengaskan bahwa karya
ilmiah ini hanya terbatas pada alat dan bahan yang dibutuhkan serta proses pembuatan tahu.

1.3  Rumusan Masalah
1)      Bagaimana cara memilih bahan baku yang baik ?
2)      Apa saja langkah-langkah dalam proses pembuatan tahu ?

1.4  Tujuan Penelitian
1)      Untuk menambah pengetahuan tentang cara pembuatan tahu kedelai serta memperkaya
pengetahuan dan wawasan
2)      Mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam proses pembuatan tahu

1.5  Manfaat penelitian
1)      Memperkaya perkembangan pertanian khususnya dalam tahu
2)      Para pembaca diharapkan dapat memahami dan mengetahui proses pembuatan tahu.

 
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1  Asal-usul Tahu
Tahu dibuat dari kacang kedelai yang fermentasikan dan diambil sarinya. Berbeda dengan
tempe yang asli Indonesia, tahu berasal dari China, seperti halnya kecap, tauco, bakpau, dan
bakso.
Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian, tauhu (hanyu pinyin: doufu) yang secara
harfiah berarti “kedelai yang difermentasi”. Di Jepang dikenal dengan nama tofu. Dibawa
para perantau China, makanan ini menyebar ke Asia Timur dan Asia Tenggara, lalu juga
menyebar ke seluruh dunia.
Tahu pertama kali mucul di Tiongkok sejak zaman Dinasti Han  sekitar 2200 tahun yang
lalu. Penemunya adalah Liu An yang merupakan seorang bangsawan, cucu Kaisar Han Gaozu
Liu Bang yang mendirikan Dinasti Han.
Liu An adalah ilmuan, filosof, penguasa, dan ahli politik. Ia tertarik pada ilmu kimia dan
Meditasi Tadiom. Para ahli sejarah berpendapat bahwa kemungkinan besar Liu An
melakukan pengenalan makanan non daging melalui tahu. Dan kemungkinan besar Liu An
mendapatkan tahu dengan nigari atau air lant dan menjadi kental seperti tahu saat ini.

2.2  Teori-teori Tentang Tahu


Ada beberapa teori bagaimana tahu pada awalnya terbentuk :
1)    Teori pertama, kemungkinan besar proses pengumpalan tahu terjadi secara kebetulan. Bila
membuat sup dari puree kedelai biasanya harus diberi bumbu. Bila sup tersebut diberi garam
kemungkinan besar mengandung nigari (garam alami). Dengan adanya garam bitern (nigari)
maka pengumpalan tahu segera terjadi. Garam yang sengaja ditambahkan ternyata dapat
menggumpalkan tahu. Para tukang masak kemudian mengambil ampas tahu, agar mendapat
tahu yang lebih lembut dengan tekstur  yang indah. Tahap berikutnya adalah dengan
pengepresan, membantu makanan lebih tahan segar dalam waktu yang lebih lama. 
2)      Teori kedua, mengusulkan bahwa karena tidak berternak sapi atau kambing untuk produksi
susu, kemungkinan besar masyarakat China tidak familiar dengan cara menggumpalkan susu
atau proses penggumpalan secara umum. Karena alasan tersebut, kemungkinan besar mereka
belajar dari orang India di daerah China Selatan atau dari Monggolia bagian Utara China.
Kedua negara tersebut biasa membuat gumpalan susu dan keju. Teori teknologi import dari
negara tetangga dianggap masuk akal karena China sangat menggemari delicary yang
beraroma ringan seperti “shark pin”, sarang burung walet, dan teripangnya juga diimport dari
negara lain. Kata tofu muncul pertama kali dalam sejarah China sekitar 800 tahun kemudian.
Dikatakan bahwa Bhudi Dharma, yang hidup di China dari tahun 500-528 telah mendirikan
sekolah chinesses chian (zen), dan dalam ajarannya telah melibatkan dengan tahu dalam
Dharma Combat. Untuk memperdalam pernyataan mengenai cara-cara atau jalan Budha.
Budhi Dharma kemudian mengagunggan dan merefleksikan tahu sebagai sumber sesuatu
yang sederhana, sifat jujur, jalan alam pintas, dan mencerminkan warna sebagai jubah yang
putih dan agung. Prasasti tertua yang menyebut tofu adalah saiinoku, yang ditulis sewaktu
dynasti sung (960-1127), lebih dari 1000 tahun setelah penemu tahu itu sendiri.
Banyak buku kuno atau prasasti pada zaman itu menunjukkan karya yang ditulis sekitar
60 sampai 100 Bc,yang berisi cerita Lord An dan Tofu zaman itu. Dibuku-buku yang
diterbitkan dizaman dynasty Sung,terdapat deskripsi atau uraian dan menunjang bahwa tahu
sering disajikan bagi santapan raja-raja dizaman itu. Tofu atau tahu menyebar ke Jepang pada
abad kdelapan dan barangkali dibawa dari daratan China oleh beberapa pendeta Budha
(Bhiksu) yang berkelana mondar-mandir antara Jepang dan China.
Masuknya tahu ke Jepang melalui jalur keluarga istana ,para politisi dn ekonomi yang
saat itu banyak berhubungan antara China dan Jepang. Para Bhiksu Budha itu sendiri
makanan sehari-harinya adalah tofu. Didaerah sekitar candi Budha yang besar terdapat kedai-
kedai tahu dan diorganisasi atau dikelola oleh para Bhiksu Budha.di Jepang,khususnya
dizaman Kamakura (1185-1333) terjadilah gerakan besar-besaran untuk mempopulerkan tahu
diantara penganut agama Budha bagi masyarakat Jepang.
Dari Kamakura berkembang merambat ke Kyoto dan menyebar keseluruh negeri
Jepang.pemeluk agama Budha yaitu menghindarkan diri dari konsumsi daging “dari ternak
yang berkaki empat”,maka kehadiran tahu tentu saja disambut dengan gembira sebagai
sumber makanan kaya protein dan gizi yang murah dan lezat rasanya. Dari Jepang tahu
berkembang dan maju sehingga timbullah inofasi baru dibidang produksi tahu termasuk
didalamnya;tahu baku kering (dried frozen tofu),age,grilledtofu,dan nigari kinughosi.
Bersamaan dengan menyebarnya tahu di Jepang,sifat dasartahu tahap demi tahap
mengalami perubahan. Ditangan para ahli seni masak dan keterampilan,tahu yang diproduksi
semakin lebih lunak,lebih putih,dan dan cita rasanya yang lebih lezat. Namun demikian tahu
yang diproduksi dikawasaan perdesaan ternyata masih tetap mempertahankan tingkat
kepadatan yang lama serta kaya citarasa seperti tahu dari daratan Tiongkok.
Ketika seorang Zen Master China,yang bernama Ingen,tiba di Jepang ditahun 1661,ia
sangat terperanjat saat menemukan tofu yang tidak lagi seperti tahu yang terdapat di China
saat ia meninggalkan China. Dalam memuja jenis makanan baru ia menyusun dan mengukir
kalimat sederhana yang merupakan perubahan yang masih sangat terkenal hingga saat ini.

                                                      
BAB III
PEMBAHASAN

Alat dan bahan dalam proses pembuatan tahu :


1)      Kedelai
2)      Asam cuka
3)      Kain pengaduk
4)      Cetakan
5)      Wadah
6)      Tungku dan kompor
7)      Alat penghancur
8)      Ember
9)      Tampah
10)  Kain saring
Cara kerja :
1)      Pilih kedelai yang bersih dan besar ukurannya,kemudian cuci sampai bersih.
2)      Rendam kedelai dalam air bersih selama 8 jam,usahakan semua kedelai terendam.
3)      Bersihkan kembali kedelai dengan cara dicuci berkali-kali. Usahakan kedelai ini sebersih
mungkin untuk menghindari kedelai cepat masam.
4)      Hancurkan kedelai dengan cara ditumbuk dan secara perlahan tambahkan air sedikit demi
sedikit sehingga kedelainya berbentuk bubur.
5)      Masak bubur kedelai menggunakan tungku atau kompor. Apabila kedelai sudah masak maka
ditandai dengan gelembung kecil.
6)      Saring bubur kedelai tersebut dengan asam cuka secukupnya,sambil diaduk secara perlahan.
Proses ini akan menghasikan gumpalan tahu.
7)      Endapkan tahu itu,kemudian siap untuk dicetak sesuai keinginan kita.
Untuk membuat tahu kedelai harus melewati beberapa tahap, yaitu pernyotiran,
pencucian, perendaman, penggilingan, pendidihan, penyaringan, penggumpalan, pencetakan,
dan perebusan.
Adapun tahap- tahapnya sebagai berikut :

A.    Penyortiran dan Pencucian


Setiap harinya, home industri Purwogondo ini menggunakan ± 15 kuintal biji kedelai
yang sudah tua. Sebelum digiling, biji-biji kedelai itu harus dipilih terlebih dahulu. Caranya
adalah dengan meletakkan biji-biji kedelai itu pada tampah kemudian ditampi. Biasanya hal
ini dikerjakan oleh 4 orang. Tujuan dari pemilihan ini untuk mendapatkan kedelai yang
bersih, bebas dari kotoran sehingga menghasilkan produk tahu yang berkualitas.
Biji-biji kedelai yang sudah bersih itu kemidian dimasukkan ke dalam ember berisi air
dimana airnya mengalir, sehingga kotoran yang melekat maupun tercampur diantara biji
dapat hilang.

B.     Perendaman
Setelah kedelai itu dicuci kemudian kedelai direndam dalam bak besar selama 6-12 jam.
Tetapi biasanya home industri ini merendam kedelai selama 7 jam. Perendaman kedelai
dimaksudkan agar kedelai menyerap air sehingga lebih lunak dan kulitnya mudah
dikupas. Cara mengupas kulit kedelai ini adalah dengan meremas-remas kedelai dalam air
kemudian dikuliti sehingga biji-biji kedelai kelihatan bersih.

C.    Penggilingan
Keping-keping kedelai ditambah iar panas dan dimasukkan ke dalam alat penggiling. Untuk 1
bagian kedelai ditambah dengan dan bagian air panas dengan tujuan untuk menonaktifkan
enzim lipoksigenasi dalam kedelai yang menyebabkan bau langu. 
Cara penggilingan : keping-keping kedelai direndam air panas selama beberapa menit
kemudian dimasukkan ke dalam penggilingan yang digerakkan generator. Keping-keping
kedelai tergiling menjadi halus dan menjadi bubur putih yang kemudian ditampung dalam
panic besar.

D.    Pendidihan
Setelah digiling, bubur kedelai tadi dididihkan. Pendidihan ini bertujuan untuk
menonaktifkan zat antinutrisi kedelai dan meningkatkan nilai cerna.
Cara pendidihan : bubur kedelai dimasukkan ke dalam wajan besar lalu dipanaskan diatas
tungku. Karena bubur kedelai ini masih kental maka perlu ditambahkan air. Selama
pendidihan ini akan mengeluarkan busa, maka agar buasa tidak tumpah perlu diaduk. Lama
pendidihan ini sekitar 15-39 menit.

E.     Penyaringan
Setelah dididihkan, bubur kedelai ini selanjutnya disaring untuk mendapatkan sari
kedelai. Caranya bubur kedelai diletakkan diatas kain mori kasar yang ada di dalam panic.
Setelah itu, kain mori ditutupkan pada bubur lalu diletakkan diantara penjepit papan kayu
yang berada pada peremukaan panic. Papan kayu ditekan sekuat-kuatnya agar semua air yang
terdapat dalam bubur terperas semua. Bila perlu, ampas saringan diperas lagi dengan
menambah sedikit air, penyaringan ini dapat dilakukan berulang kali hingga diperoleh sari
kedelai yang optimal. Selain sari kedelai, kita juga mendapatkan hasil lain yaitu ampas tahu
yang dapat dijadikan pakan ternak dan tempe gembus.
Selanjutnya, sari kedelai yang masih hangat dan berwarna kekuning-kuninigan itu
ditambah dengan batu tahu atau air cuka sehingga timbul jonjot-jonjot putih. Penggumpalan
ini berlangsung selama 10 menit agar mendapatkan protein yang sempurna.

F.     Pencetakan
Proses selanjutnya adalah pencetakan. Pertama-tama dimulai dengan pemisahan air asam
atau cuka yang terdapat diatas endapan dengan cara meletakkan tampah diatas endapan
kemudian menekannya. Maka air akan berada diatas tampah kemudian diselang atau diambil
dengan gayung. Setelah itu barulah gumpalan protein dimasukkan ke dalam cetakan  yang
bagian alasnya dihamparkan kain mori. Jika cetakan telah berisi penuh dengan gumpalan
protein kain mori dilipat bagian atasnya dan diatas kain diletakkan pemberat (batu) sekitar 3
menit. Akhirnya jadilah tahu yang kemudian akan dipotong-potong sesuai permintaan
konsumen. Biasanya berukurang 5 x 5 cm.

G.    Perebusan
Sebelum tahu ini dipasarkan, maka tahu harus direbus dahulu dan dibiarkan dalam air
perebusan sampai saat dijual. Tujuan perebusan ini agar tahu tidak menjadi basi. Pada saat
perebusan kita bisa menambahkan perasaan kunyit atau garam.
BAB IV
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Dari uraian tersebut maka kami mengambil kesimpulan yaitu :
1)      Dengan dijadikannya metode membuat tahu sebagai judul karya ilmiah ini akan
mengembangkan pengetahuan kita tentang cara-cara membuat tahu.
2)      Proses pembuatan tahu mempunyai beberapa tahapan mulai dari penyortiran kedelai
hingga perebusan.

5.2  Saran
Dari uraian tersebut,kami ingin menyampaikan saran antara lain :
1)      Usaha produksi tahu memang dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk
sekitar. Oleh karena itu,usaha produksi tahu ini lebih dikembangkan.
2)      Limbah dari proses pembuatan tahu seharusnya diolah sebagaimana mestinya,karena
limbah tersebut menimbulkan bau busuk dan menggangu kesehatan serta lingkungan
masyarakat sekitar.
 DAFTAR PUSTAKA

(http://eprints.undip.ac.id/17407/1/Fibria_Kaswinarni.pdf
http://www.iwf.or.id/assets/document/44128.pdf.
http://neniuswatun.blogspot.com/2012/04/pencemaran-dan-penanganan-limbah.html
http://rahmankumbohu.blogspot.com/2010/10/instalasi-pengolahan-air-limbah-ipal.html
http://bonekasemangka.blogspot.com/2015/09/makalah-pembuatan-tahu.html
https://www.scribd.com/upload-document?archive

Anda mungkin juga menyukai