Anda di halaman 1dari 2

Melihat “sisi baik” Filter di Sosial Media

Menjadi “cantik” adalah impian semua wanita. Ada ribuan definisi yang menggambarkan apa
itu “cantik” serta bagaimana cara menjadi “cantik”. Setiap negara memiliki standar kecantikan masing-
masing. Di Indonesia misalnya, “cantik” selalu digambarkan dengan wanita yang memilki kulit
putih,berambut lurus dan berbadan ideal. Sedangkan di Korea Selatan “cantik” digambarkan dengan
wanita yang memilki badan yang mungil dan wajah yang tirus. Sebagian wanitapun tak jarang untuk
merelakan uangnya untuk mengejar kata “cantik”. “Unveiling Indonesian Beauty & Dietary Lifestyle”
yang membahas tentang penggunaan produk kecantikan di kalangan masyarakat Indonesia telah
melakukan survei terhadap 500 responden perempuan berusia 18-55 tahun pada tanggal 4-14 Juli
2022. Survei tersebut menemukan bahwa mayoritas (73 persen) perempuan dapat mengeluarkan
anggaran hingga Rp 250 ribu setiap bulannya untuk berbelanja produk makeup, sementara 23%
perempuan lainnya bahkan dapat menghabiskan Rp 750 ribu hingga 2jt setiap bulannya untuk
membeli skincare ataupun perawatan di salon kecantikan.

Dari waktu ke waktu,standar kecantikanpun selalu berubah. Terlebih saat adanya internet.
Kita bisa melihat keadaan dunia dalam satu genggaman. Mulai dari kemampuan , fashion, keseharian
mereka dan yang paling sering disorot adalah kecantikan para wanita dari berbagai belahan dunia.
Inilah yang membuat banyak remaja ingin mengubah penampilannya terutama pada wajah mereka.
Mempunyai mata indah,hindung mancung,kulit putih,dan bibir yang merona adalah kepuasan tersendiri
bagi mereka. Oleh karna itu di zaman yang modern ini banyak sekali platform yang menawarkan
“beauty filter” agar para remaja dapat tampil mempesona dan percaya diri untuk berekspresi di media
sosial. Selain beauty filter, berbagai filter menarikpun banyak dikembangkan. Mulai dari filter estetik,
filter konyol, filter musik dan banyak lainnya.

Banyak tanggapan masyarakat


mengenai terbitnya “filter” di dalam media
sosial. Seperti pada umumnya, ada yang
setuju dengan munculnya filter di berbagai
media sosial dan adapula yang tidak senang
dengan masalah tersebut. Dikutip dari idn
times “filter dapat menimbulkan dampak
negatif yang mengerikan. Salah satu dampak
negatifnya, yaitu meningkatnya
pengidap facial dysmorphia. Facial
dysmorphia adalah sebuah keadaan atau
gangguan kesehatan mental yang penderitanya mengalami kecemasan berlebihan terhadap kekurangan
penampilan pada wajahnya sendiri. Selain itu filter juga menyebabkan kecanduan untuk
menggunakannya daam jangka panjang”

Padahal jika dilihat dari segi positifnya banyak sekali sisi baik filter yang jarang disorot.
Membuat media sosial bukan tempat yang menakutkan lagi bagi mereka adalah salah satunya, mereka
bisa menumpahkan kepercayaan diri mereka di depan kamera.Bukti bahwa filter dapat membuat
pengguananya lebih percaya diri bisa kita lihat dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mahasiwa di
Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan melakukan survei kepada 50 responden
pengguna Instagram.  Hasil penelitian tersebut mengatakan “responden memiliki tingkat kepercayaan
diri setelah mengunggah foto atau video yang sudah diedit dengan menggunakan filter”.
Selain membuat percaya diri,filter juga dapat menghasilkan penghasilan tesendiri bagi
pembuatnya. Sebagaimana gadis kelahiran Blitar ini,Silvia Dewi Permata Sari. Selain pengguna filter
ia pun mencoba pengalamannya dalam membuat filter di Instagram. Ia mengatakan bahwa, alasan ia
membuat filter tersebut hanya untuk berbagi dengan teman Instagram lainnya dan bermanfaat untuk
banyak orang. “Alasan saya membuat filter di Instagram hanya untuk sekedar berbagi aja kepada
teman-teman di Instagram. Karena saya ingin menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk banyak
orang, dan alhamdullilah karya saya diterima dengan baik oleh teman-teman di Instagram,” Kata
Silvia, saat diwawancarai oleh Liputan6.com pada Jum’at 25 Oktober 2019. Ia berhasil menumpahkan
karyanya untuk orang lain, hal inipun yang menjadikan kebahagiaan tersendiri bagi pembuatnya.
Seperti yang kita tahu bahwa di zaman sekarang ini banyak sekali remaja yang memiliki kreatifitas
yang tinggi, dan media sosial adalah salah satu jalan untuk mereka menumpahkan ide-ide mereka.
Sebaiknya sebagai remaja Indonesia yang bijak,mulai lah menggunakan filter dengan baik.
Manfaatkan kemajuan teknologi dengan sebaik baiknya

Anda mungkin juga menyukai