Anda di halaman 1dari 1

Melihat “sisi baik” Filter di Sosial Media

Menjadi “cantik” adalah impian semua wanita. Ada ribuan definisi yang menggambarkan apa
itu “cantik” serta bagaimana cara menjadi “cantik”. Setiap negara memiliki standar kecantikan masin-
masing. Di Indonesia misalnya, “cantik” selalu digambarkan dengan wanita yang memilki kulit
putih,berambut lurus dan berbadan ideal. Sedangkan di Korea ‘Selatan “cantik” digambarkan dengan
wanita yang memilki badan yang mungil dan wajah yang tirus. Sebagian wanitapun tak jarang untuk
merelakan uangnya untuk mengejar kata “cantik”.
Dari waktu ke waktu,standar kecantikanpun selalu berubah. Terlebih saat adanya internet.
Kita bisa melihat keadaan dunia dalam satu genggaman. Mulai dari kemampuan mereka, fashion,
keseharian mereka dan yang paling sering disorot adalah kecantikan para wanita dari berbagai
belahan dunia. Inilah yang membuat banyak remaja ingin mengubah penampilannya terutama pada
wajah mereka. Mempunyai mata indah,hindung mancung,kulit putih,dan bibir yang merona adalah
kepuasan tersendiri bagi mereka. Oleh karna itu banyak platform yang menawarkan “filter” agar para
remaja dapat tampil mempesona dan percaya diri untuk berekspresi di media sosial. Selain beauty
filter, berbagai filter menarikpun banyak dikembangkan. Mulai dari filter estetik, filter konyol, filter
musik dan banyak lainnya.
Banyak tanggapan masyarakat mengenai terbitnya “filter” di dalam media sosial. Seperti
pada umumnya, ada yang setuju dengan munculnya filter di berbagai media sosial dan adapula yang
tidak senang dengan masalah tersebut. Dikutip dari idn times “filter dapat menimbulkan dampak
negatif yang mengerikan. Salah satu dampak negatifnya, yaitu meningkatnya pengidap facial
dysmorphia. Facial dysmorphia adalah sebuah keadaan atau gangguan kesehatan mental yang
penderitanya mengalami kecemasan berlebihan terhadap kekurangan penampilan pada wajahnya
sendiri. Selain itu filter juga menyebabkan kecanduan untuk menggunakannya daam jangka panjang”
Padahal jika dilihat dari segi positifnya banyak sekali sisi baik filter yang jarang disorot.
Membuat media sosial bukan tempat yang menakutkan lagi bagi mereka adalah salah satunya,
mereka bisa menumpahkan kepercayaan diri mereka di depan kamera.Bukti bahwa filter dapat
membuat pengguananya lebih percaya diri bisa kita lihat dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Mahasiwa di Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan melakukan survei kepada 50 responden
pengguna Instagram.  Hasil penelitian tersebut mengatakan “responden memiliki tingkat kepercayaan
diri setelah mengunggah foto atau video yang sudah diedit dengan menggunakan filter”.
Selain membuat percaya diri,filter juga dapat menghasilkan penghasilan tesendiri bagi
pembuatnya. Sebagaimana gadis kelahiran Blitar ini,Silvia Dewi Permata Sari. Selain pengguna filter ia
pun mencoba pengalamannya dalam membuat filter di Instagram. Ia mengatakan bahwa, alasan ia
membuat filter tersebut hanya untuk berbagi dengan teman Instagram lainnya dan bermanfaat untuk
banyak orang. “Alasan saya membuat filter di Instagram hanya untuk sekedar berbagi aja kepada
teman-teman di Instagram. Karena saya ingin menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk banyak
orang, dan alhamdullilah karya saya diterima dengan baik oleh teman-teman di Instagram,” Kata
Silvia, saat diwawancarai oleh Liputan6.com pada Jum’at 25 Oktober 2019. Ia berhasil menumpahkan
karyanya untuk orang lain, hal inipun yang menjadikan kebahagiaan tersendiri bagi pembuatnya.
Seperti yang kita tahu bahwa di zaman sekarang ini banyak sekali remaja yang memiliki kreatifitas
yang tinggi, dan media sosial adalah salah satu jalan untuk mereka menumpahkan ide-ide mereka.
Sebaiknya sebagai remaja Indonesia yang bijak,mulai lah menggunakan filter dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai