Anda di halaman 1dari 2

Pada saat mulai memahami sifat komunikasi politik dan penyebab gangguan komunikasi politik, perlu

juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap berbagai aspek demokrasi Indonesia, mulai dari
masalah keadilan sosial, pemungutan suara dan pemilu, hingga pembuatan kebijakan publik.

1. Pemungutan suara dan pemilu

Pemungutan suara adalah istilah umum yang merujuk kepada mekanisme pengambilan keputusan atau
pemberian amanat kepada seseorang yang bisa dilaksanakan secara terbuka maupun tertutup
(rahasia).Apabila pemungutan suara dilaksanakan secara terbuka maka para pihak yang punya
kepentingan cukup mengangkat tangan, kemudian dihitung jumlahnya. Namun, bila dipaksanakan
secara rahasia, pemilih yang punya hak harus mencoblos atau mencontreng pilihannya di bilik suara,
kemudian dimasukkan ke dalam kotak suara, dan terakhir dihitung jumlahnya. Pemungutan suara
merupakan salah satu mekanisme yang dipilih dalam menjalankan demokrasi. Pemilihan Umum yang
selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan
adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
(UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UU 17/2019 tentang pemilu). Pelaksanaan pemilu yang
meliputi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (PPWP), pemilihan DPR, pemilihan DPD, pemilihan
DPRD Provinsi dan pemilihan DPRD Kabpaten/kota.

2. Situasi dan Kondisi Masyarakat

Dalam setiap realitas kehidupan politik bisa dipastikan akan selalu terjadi komunikasi politik. Setiap hari,
para tokoh pemerintahan/aktor politik menyampaikan pernyataan baik resmi maupun tidak resmi,
pendapat, dan berbagai komentar yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan,
sehingga bentuk kehidupan politik seperti rapat, pidato, kampanye, debat politik, lobi dan negosiasi
menjadi suatu keniscayaan. Hal ini merupakan salah satu bentuk konkret dari kegiatan komunikasi
politik di mana elit politik bertindak selaku komunikator.

Hadirnya komunikasi politik sudah setua hadirnya ilmu politik itu sendiri, hal itu merupakan penggunaan
secara terorganisir terhadap media massa moderen untuk tujuan politik, terutama dalam praktik
kampanye pemilu, yang awalnya mengarahkan kepada penyelidikan yang sistematis terhadap
komunikasi politik dan telah memberi topik bahasan atas identifikasi kontemporer utamanya.

3. Pembuatan Kebijakan Politik

kebijakan :

1. Penyusunan agenda : sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas kebijakan publik.
Dalam proses inilah ada ruang untuk memaknai apa yang disebut sebagai masalah publik dan agenda
publik perlu diperhitungkan.

2. Formulasi kebijakan : Masalah yang sudah masuk dalam agenda kebijakan kemudian dibahas oleh
para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah
yang terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan yang
ada.

3. Legimitasi kebijakan : memberikan otorisasi pada proses dasar pemerintahan. Jika tindakan legitimasi
dalam suatu masyarakat diatur oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan
pemerintah.

4. Evaluasi : kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi,
implementasi dan dampak.

Anda mungkin juga menyukai