Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

PEMBAHASAN KONSTRUKSI CORE PADA TRANSFORMATOR

DISTRIBUSI 20/0,4 kV, 315 kVA

(Aplikasi Di PT Trafoindo Prima Perkasa)

4.1. Penentuan dimensi core Transformator Distribusi 20 / 0,4 kV dengan Konstruksi

Core Tipe Wound.

Transformator Distribusi 20 / 0,4 kV yang menjadi contoh penentuan core adalah

Transformator Distribusi dengan kapasitas 315 kVA dan transformator yang digunakan

oleh custemer PT PLN (PERSERO).

Spesifikasi Transformator Distribusi :

Kapasitas : 315 kVA

Tegangan HV : 20 kV

Tegangan LV : 400 V

Vector Group : Dyn5

Rugi WFe : 500 W (SPLN D3;2007)

Rugi WCu : 3250 W (SPLN D3;2007)

Tipe Core : 3 fasa 5 kaki

Bahan Material Silicon Steel tipe M.4 0.27 mm (JFE G-Core)

56

http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.1 Gambar Desain Konstruksi Core Tipe Wound

Gambar 4.1. Gambar Desain Konstruksi Core Tipe Wound

Bentuk core tipe Wound dimana memiliki 4 buah Core (inti besi), keterangan

angka 1 menunjukan core yang memiliki luas core yang besar dan angka 2

menunjukan core yang memiliki luas core yang kecil. H merupakan tinggi dari

core (inti besi). Core pada tipe wound memiliki nilai radius bagian dalam sebesar

5 dan untuk yang luar radiusnya 80, L merupakan lebar core bagian luar dari core

(inti besi) baik yang ukuran besar atau kecil. a merupakan lebar jendela core (inti

besi) baik yang ukuran besar atau kecil dan b merupakan panjang jendela core

(inti besi).

W1 W2

Gambar 4.2. core tipe wound tampak atas

57

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Keterangan untuk W1 merupakan panjang core yang ukuran kecil sedangkan W2

merupakan panjang core yang ukuran besar dan untuk Y merupakan lebar core.

Ukuran core tergantung dari besar luas coil yang telah di design yang sesuai

dengan kapasitasnya.

W coil
Hcoil

Ycoil

a).Tampak atas b). Tampak Samping

Gambar 4.3. Bentuk Coil

Bentuk coil yang dibentuk dengan luas bidangnya berbentuk persegi panjang.

Nilai perhitungan design didapat panjang W coil = 188 mm dan Y coil = 158

mm. dengan tinggi Hcoil = 480 mm

Sehingga didapat nilai design core seperti tabel 4.1 sebagai berikut :

58

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 4.1 design Core transformator distribusi 20/0,4 kV. 315 kVA

W a B L H Y ∅
ITEM QTY
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) Inner

Core 1 180 185 500 335 650 75 433.35 2

Core 2 180 96 500 246 650 75 376.69 2

4.1.2 Perhitungan Berat Core tipe Wound

Berat core merupakan salah satu pengaruh akibanya timbul rugi inti besi yang

dihasilkan. Berat jenis pada material core diketahui sebesar 7,56x10-6 kg/mm3.

Berat core dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.6) dengan acuan

standar SPLN D3;2007 :

Berat jenis material = 7,65x10-6 kg/mm3

 Berat Core 1

Berat (kg) = (433,5 + 75) × π × 75 × (7,65 × 10−6 ) × 180

= 164,9817985 kg

Jumlah Core 1 terdapat 2 buah core sehingga,

Berat (kg) = 2 x 164,9817985 = 329,963597 kg

 Berat Core 2

Berat (kg) = (376,69 + 75) × π × 75 × (7,65 × 10−6 ) × 180

= 295,0335273 kg

Jumlah core 2 terdapat 2 buah core sehingga,

Berat (kg) = 2 x 295,0335273 = 5900670546 kg

59

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jadi total berat core secara keseluruhan adalah

Berat total (kg) = Berat Core 1 + Berat Core 2

= 329,963597 + 590,0670546

= 6230634143 kg

4.1.3 Menentukan besar nilai ET dan N2 :

Volt per Turn (ET) merupakan besaran perhitungan pabrikan yang ditetapkan.

Sehingga didapat nilai perkiraaan perhitungan

ET (Volt per Turn) = 7.780713 volt⁄turn (perkiraan perhitungan)

Setelah nilai ET (Volt per Turn) didapat dari perkiraan perhitungan Sisi

sekunder ( ⅄ ) N2 menggunakan persamaan dari (3.1) Jika diketahui besar nilai

VL = 400 V, maka :
400⁄
√3
N2 = 7.780713

230.940
= 7.780713

= 29.681 Turn ≈ 30 Turn

Maka dilakukan perhitungan ET kembali dengan nilai N2 = 30 Turn.


230.940
ET = = 7.698 volt⁄turn (design)
30

Untuk mendapatkan nilai ET sesuai dengan permintaan spesifikasi, maka

jumlah belitan N2 dikurangi menjadi 28 turn dan nilai ET menjadi :


230.940
ET = 28

= 8.247860988 volt⁄turn (Perhitungan ulang)

60

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dan nilai N1 diambil dari perhitungan Tap 3 didapat nilai NR = 2546 Turn,

VR = 20000 V.

4.1.4 Menghitung Bm (Flux Density)

Menggunakan wound core 5 legs dengan dimensi sebagai berikut :

Tabel 4.2 Data design tipe Wound core

Data Design tipe Wound

Core

W 180 mm

Y 75 mm

a1 185 mm

a2 96 mm

b 500 mm

Ganjal 2

L 1168 mm

H 650 mm

Dalam menganalisa Bm (Flux Density) awal perhitungan yang harus di hitung

adalah Luas area (A) core dengan menggunakan persamaan dari (3.7). Dengan

nilai yang terdapat pada tabel 4.2 maka dapat dihitung :

Acore = 180 × 75 × 2

= 27000 mm2

61

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk luas penampang inti core dengan menggunakan persamaan dari (3.8)

dan mengacu kepada tabel 4.2 maka dapat dihitung :

Ai core = 27000 × 0.95 . 10-6

= 0.02565 mm2

Dari nilai Ai core yang telah didapat dari hasil perhitungan sehingga, nilai Bm

dengan menggunakan persamaan (3.9) akan didapat :

8.247860988
Bm =
4.44 × 50 × 0.02565

= 1.4484416 ≈ 1.45 Tesla

Setelah nilai Bm didapat dari hasil perhitungan maka nilai Bm akan

menentukan besar nilai core loss Watt⁄kg dan Exciting Power VA⁄kg yang

akan disesuaikan dengan hasil karakteristik dari bahan material yang

digunakan. Karakteristik material bahan core didapat dari pabrikan produk

bahan material silicon steel yaitu JFE G-Core.

62

http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.5 Menentukan Parameter Core Transformator Distribusi

4.1.5.1. Menentukan nilai core loss transformator distribusi

1.45

0.76
Gambar 4.4. Kurva Core Loss dari bahan material

Nilai Bm didapat dari hasil perhitungan adalah 1,45 Tesla, maka angka 1,45

Tesla pada kurva core loss ditarik ke kurva core loss dengan frekuensi 50 Hz

sehingga akan mendapatkan nilai core loss sebesar 0,76 Watt⁄kg

63

http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.5.2. Menentukan nilai exciting power transformator distribusi

1.45

0.98

Gambar 4.5. Kurva Exciting Power Dari Bahan Material

Dan untuk nilai Exciting Power, dengan nilai Bm yang didapat dari hasil
perhitungan sebesar 1,45 Tesla. Maka angka pada magnetic Flux Density
sebesar 1,45 Tesla pada kurva Exciting Power ditarik ke kurva exciting
power dengan frekuensi 50 Hz sehingga akan mendapatkan nilai exciting
power sebesar 0,98 VA⁄kg

64

http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.1.6 Perhitungan No Load Losses

Gap A

Gap B

Core
Coil

H coil

Fixing part

Gambar 4.6 Design Core Dan Coil

Keterangan :

Gap A = jarak antara coil satu dengan coil lainnya (mm)

Gap B = jarak antara coil dengan inti besi yoke (mm)

H coil = tinggi Coil (mm)

Dari hasil analisa yang telah dilakukan maka selanjutnya akan ditentukan berapa

besar nilai rugi inti besi yang akan dihasilkan dari hasil design yang dibuat.

65

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Diketahui :

Core Loss 𝑊𝑎𝑡𝑡⁄𝐾𝑔 = 0.76 (didapat dari kurva core loss)

Exciting Power 𝑉𝐴⁄𝐾𝑔 = 0.98 (didapat dari kurva exciting power)

Berat total Core = 623,0634143 Kg

K Core = 1.1 (didapat dari ketentuan design)

K Io = 2 (didapat dari ketentuan design)

Gap A = 9 mm

Gap B = 20 mm

L Coil (W) = 323,5 mm (didapat dari hasil perhitungan coil)

H Coil = 480 mm

Dilakukan perhitungan sebagai berikut :

WFe = Berat Total Core × 𝑊𝑎𝑡𝑡⁄𝐾𝑔 × K Core

= 623,0634143 × 0.76 × 1.1

= 520,8810144 ≈ 𝟓𝟐𝟎, 𝟖𝟖 𝐖𝐚𝐭𝐭

Dilakukan juga perhitungan untuk mencari nilai arus excitasi adalah sebagai

berikut :

66

http://digilib.mercubuana.ac.id/
𝑉𝐴⁄ × 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑟𝑒
𝐾𝑔
I0 = × 𝐾 𝐼0
𝑘𝑉𝐴 × 10

0.98 × 623,0634143
= ×2
315 × 10

= 0.38768 % ≈ 0,39 %

Setelah didapat rugi inti besi dari hasil perhitungan design maka dilakukan

perhitungan KR(Kesalahan Relatif) menggunakan persamaan (3.10) di

dapatkan hasil perhitungan sebagai berikut :

Wfe standar xWfe perhit


KR (Kesalahan Relatif) = | | x 100%
Wfe standar

500 x 520,88
= | | x 100%
500

= |−0,04176|x 100%

= 4,176 % ≈ 4,18 %

Nilai rugi inti besi yang dihasilkan dari perhitungan pada Transformator

Distribusi 315 kVA adalah WFe = 520,88 Watt dan I0 = 0.39 % sedangkan

standar yang menjadi acuan yaitu SPLN D3: 2007 untuk Transformator

Distribusi 315 kVA sebesar WFe = 500 Watt dengan Toleransi ± 10 %. Jadi

nilai rugi inti besi yang dihasilkan dari hasil perhitungan design sesuai dengan

standar.

67

http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2. Test kondisi No Load Transformator Distribusi 3 Fasa 20/0,4 kV, 315 kVA Tipe

Wound Core.

Hasil test uji didapat dari hasil Quality Control(QC), proses yang dilakukan dalam uji

rugi inti besi didapat dari hasil pengukuran atau hasil uji QC pada Pengujian Rugi Tanpa

Beban (NO LOAD TEST) dan Arus Beban Nol.

Tujuan dari Rugi Tanpa Beban (NO LOAD TEST) dan Arus Beban Nol adalah untuk

mengetahui parasit/rugi inti besi dari beban nol Transformator terhadap kapasitas dan

berkenaan dengan efisiensi suatu Transformator. Alat yang digunakan untuk pengujian

ini yaitu :

 Panel test karakteristik lengkap dengan factor tegangan (PT) dan factor meter arus

(CT).

 Power meter digital 3∅, 3 wirw 1000 VAC/20 A.

 IVR ( Inductioan Voltage Regulation ) dengan spesifikasi : 3 Fasa 50 HZ

400 V/40-800 V,YNA0.MERK : shanghai voltage regulation MFG co.ltd.

 Transformator pembantu (auxalary transformator), dengan spesifikasi :

500 A, 50 HZ, 1750/600 V Dd-0 (untuk primer memakai tap changer).

 Kontaktor 3 Fasa 150 A, 100 A.

 MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) 3 Fasa 225 A.

 Kabel sesuai ampere 2500 kVA.

68

http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.1 Proses Pengujian No Load Loss Test pada Transformator Distribusi 20/0,4

kV, 315 kVA.

No load loss test (pengujian rugi besi ) dilakukan pada tegangan eksitasi dan

frekuensi tertentu sesuai dengan name plate dari transformator tiga phasa yang

dijadikan objek uji. Tujuan dari Pengujian rugi tanpa beban adalah untuk

mengetahui parasit/rugi besi dari beban nol transformator terhadap kapasitas dan

berkenaan dengan efisiensi suatu transformator.

No load losses (rugi-rugi tanpa beban) merupakan rugi-rugi yang terkait dengan

eksitasi transformator. No load losses yang diukur meliputi rugi-rugi, yaitu:

 Rugi inti.

 Dielektrik.

 Konduktor pada lilitan yang terkait dengan arus bocor.

Semua rugi-rugi yang di sebutkan diatas mempunyai nilai yang berubah terhadap

tegangan eksitasi (asutan) yang diberikan ketika pengujian.

69

http://digilib.mercubuana.ac.id/
2N
R CT 1U
2U

A W V V
1 2
1
1
S 1 1V
1
X2
1
A 2V
1
1
1

A W V V
T 1
2w 1W
2
1
1 X3
CT 1 LV
1
Gambar 4.1 diagram No load current1and no load loss test (pengujian arus beban nol dan rugi
1
besi)
1
1

70

http://digilib.mercubuana.ac.id/
4.2.2 Perhitungan Rugi Inti Besi (Wfe) dan % I0

4.2.2.1 Parameter Transformator Distribusi Tiga Phasa Yang di Uji

Pada No load loss test (Pengujian rugi tanpa beban)

Transformator yang dijadikan objek uji merupakan Transformator tiga

phasa 315 kVA yang mempunyai spesifikasi/parameter sebagai berikut :

Frekuensi = 50 Hz

Daya = 315 KVA

Vektor grup = Dyn 5

High Voltage = 20000 V

Low Voltage = 400 V

4.2.2.2 Pelaksanaan Pengujian

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pengujian dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui parasit/rugi besi dari beban nol

Transformator terhadap kapasitas dan berkenaan dengan efisiensi suatu

Transformator. Pengujian dilakukan dengan memberikan supply

tegangan eksitasi sesuai dengan nilai tegangan pada sisi yang di inject.

Pada pengujian sisi yang di inject adalah sisi Low Voltage (LV) dimana

besarnya tegangan adalah 400 V.

71

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tegangan disuplai oleh generator supply yang kemudian dilakukan

pengaturan tegangan yang diinject menggunakan regulator yang

terpasang pada panel test karakteristik. Dengan memberikan tegangan

eksitasi pada Transformator yang diuji akan menghasilkan arus beban

nol yang mengalir pada kumparan Transformator. Arus beban nol ini

kemudian dikecilkan terlebih dahulu dengan CT (Current

Transformator) yang dihubungkan dengan panel tes karakteristik agar

dapat terbaca pada ampere meter yang terpasang pada panel

karakteristik. Dari pengukuran didapat nilai :

Tegangan suplai = 400 V

10
rasio CT = = 2x
5

1500
rasio VT = = 5x
300

Setelah didapat nilai pengukuran maka dicari berapa besar rugi besi

yang dihasilkan dari pengujian tanpa beban dan berapa besar nilai

percentace arus beban nol. Dapat dihitung sebagai berikut :

 Nilai rugi besi (Wfe)

Rugi besi yang tertera pada alat ukur = 54,48 W

Rugi besi (Wfe) yang sebenarnya :

Wfe = Pfe terukur × (PT × CT)

= Pfe terukur × FM

= 54,48 × (2x5)

72

http://digilib.mercubuana.ac.id/
= 54,48 × 10

= 540,8 Watt

 Nilai percentace arus beban nol (I0) :

I0 yang terukur ( ∑ ) = 0,44 A (pada alat ukur)

Nilai I0 yang sebenarnya :

I0 = ∑ × 𝑟𝑎𝑠𝑖oCT

= 0,44 × 2 = 0,88 𝐴

Pesentase nilai arus beban nol %I0 :

𝐼 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
%Io = x 100%
𝐼 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙

𝐼 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
%Io = x 100%
𝑃
√3 × 𝑉

0,88
= x 100%
454,663

= 0,193 % ≈ 0,19 %

Setelah didapat rugi inti besi dari hasil test pengujian No Load Loss Test KR (Kesalahan

Relatif) dengan menggunakan persamaan (3.10) didapatkan hasil sebagai berikut :

73

http://digilib.mercubuana.ac.id/
500 x 544,8
= | | x 100%
500

= |−0,0896|x 100%

= 8,96 %

Nilai rugi inti besi yang dihasilkan dari test pengujian No Load Loss pada Transformator

Distribusi 315 kVA adalah WFe = 544,8 Watt dan I0 = 0.19 % sedangkan standar yang

menjadi acuan yaitu SPLN D3: 2007 untuk Transformator Distribusi 315 kVA sebesar

WFe = 500 Watt dengan Toleransi ± 10 %. Jadi nilai rugi inti besi yang dihasilkan dari

pengujian no load loss test sesuai dengan standar.

Tabel 4.3. Hasil perhitungan dan test uji Rugi Inti Besi pada Transformator Distribusi

20/0,4 kV, 315 kVA.

Perhitungan Test uji no Standar


keterangan
design core load loss PLN D3: 2007

Rugi Inti Besi Masih dibatas


520,88 Watt 544,8 Watt 500 Watt
(Wfe) Standar

% I0 0,39 % 0,19 % - -

74

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai