Anda di halaman 1dari 8

Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.

1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708

PENINGKATAN KUALITAS PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK


MENINGKATKAN KESIAPAN ALAT BERAT HYDRAULIC
EXCAVATOR PC1250SP-8 DENGAN METODA SIX SIGMA
Suwarto, Ruspita Sihombing, Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Samarinda

Abstrak
Batu bara merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia yang mencapai 76 % dari total
produksi Batu bara 2010. Proses penambangan Batubara dengan system Open Pit Mining,
maka Over Burden Removal salah satu proses kegiatannya dapat menggunakan Hydraulic
Excavator sebagai alat angkat material ke dalam Truk pengangkut. Kesiapan kerja alat angkat
ini sangat mempengaruhi produktifitas kerja tambang secara keseluruhan. Kegiatan
Pemeliharaan Alat (Maintenance) adalah kegiatan untuk meyakinkan fisik asset senantiasa
berfungsi sesuai dengan yang dimaksud dan Daya Guna atau Kinerjanya mengikuti standard
yang diijinkan. Untuk itu dilakukan penelitian untuk upaya peningkatan Kualitas Preventive
Maintenanace untuk meningkatkan Kesiapan Alat Excavator PC1250SP-8 dengan metoda Six
Sigma. Critical To Quality pada alat ini adalah Mean Time To Breakdown (MTBF) atau rata-
rata jumlah jam kerja efektif alat. Standard MTBF yang digunakan adalah 90 – 110 jam.
Faktor-faktor penyebab rendahnya Jam Kerja Efektif ini adalah: Manusia (Attitude, Skill,
Knowledge), Material (Suku cadang), Metode (sistem pemeliharan , pengoperasian
peralatan), Peralatan (Disain peralatan), dan Lingkungan (Medan Kerja).
Kata Kunci : batu bara, sixsigma, pemeliharaan alat, MTBF,

PENDAHULUAN PT. XYZ sebagai salah satu Perusahaan


Batubara adalah mineral organik yang Tambang Batubara sangat menyadari
dapat terbakar, terbentuk dari sisa pentingnya Kualitas dalam setiap proses
tumbuhan purba yang mengendap yang pekerjaan. Dengan proses kerja
selanjutnya berubah bentuk akibat proses penambangan batubara Open Pit Mining
fisika dan kimia yang berlangsung selama yaitu cara penambangan secara terbuka
jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara dalam
termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. pengertian umum. Hal ini diterapkan pada
Adapun proses yang mengubah tumbuhan endapan batubara yang dilakukan dengan
menjadi batubara tadi disebut dengan jalan membuang lapisan batuan penutup
pembatubaraan (coalification). sehingga lapisan batubaranya tersingkap
Faktor tumbuhan purba yang jenisnya dan selanjutnya siap untuk diekstraksi.
berbeda-beda sesuai dengan jaman geologi Peralatan yang dipakai pada penambangan
dan lokasi tempat tumbuh dan secara terbuka dapat bermacam-macam
berkembangnya, ditambah dengan lokasi tergantung pada jenis dan keadaan batuan
pengendapan (sedimentasi) tumbuhan, penutup yang akan dibuang.
pengaruh tekanan batuan dan panas bumi Kegiatan Over Burden Removal sebagai
serta perubahan geologi yang berlangsung salah satu proses penambangan di PT.
kemudian, akan menyebabkan XYZ menggunakan Alat Berat berupa
terbentuknya batubara yang jenisnya Excavator sebagai alat muat dan Off
bermacam-macam. Oleh karena itu, Highway Dump Truck sebagai alat angkut.
karakteristik batubara berbeda-beda sesuai Excavator yang digunakan adalah Hitachi
dengan lapangan batubara (coal field) dan (EX2500-5, EX2500-6) dan Komatsu
lapisannya (coal seam). (PC1250SP-7,PC1250SP-8R).
52
Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708
Ketersediaan dan Daya Guna alat muat ini Tinjauan pustaka dimaksudkan untuk
sangat mempengaruhi produksi PT. XYZ memberi landasan teoritis bagi penelitian
baik dari sisi Produksi OB (Over Burden) yang sedang dilakukan. Berbagai sumber
maupun Produksi Batubara (Coal). pustaka seperti perpustakaan dan Internet
Divisi Maintenance merupakan salah satu digunakan sebagai bahan dalam bab ini.
divisi yang mensupport kegiatan produksi Pembahasan di dalam bab ini dimulai
dengan Output berupa Ketersediaan Alat dengan pengertian tentang Batu bara dan
yang memiliki Performance sesuai jenis-jenisnya, cara penambangan
Standard dengan Biaya yang Reasonable. batubara, fungsi dan jenis Alat Berat
Kegiatan Pemeliharaan Alat atau operasi penambangan batubara. Kemudian
Maintenance (Latin, Manus = tangan, dilanjutkan dengan pengertian kualitas
Tenere = menahan) adalah kegiatan untuk serta definisi Six Sigma Motorola.
meyakinkan fisik aset senantiasa berfungsi Pembahasan pada tahap-tahap yang
sesuai dengan yang dimaksud dan Daya dilakukan dalam sebuah metode Six Sigma
Guna atau Kinerjanya (Performance) Motorola, yaitu Define, Measure, Analyze,
mengikuti dengan standard yang Improve and Control (DMAIC), yang di
diinginkan. Maintenance merupakan dalamnya juga dibahas alat-alat statistik
perawatan untuk mencegah hal–hal yang yang digunakan dalam penelitian dengan
tidak diinginkan seperti kerusakan terlalu menggunakan metode Six Sigma.
cepat terhadap semua peralatan baik yang Peningkatan Kualitas melalui
sedang berkerja maupun yang berfungsi Implementasi Filosofi Six Sigma (Raharjo,
sebagai suku cadang. Kerusakan yang ani dan Anne Yang Aysia, Debora 2003).
timbul bisanya terjadi karena keausan Program peningkatan kualitas di ebuah
akibat pengoperasian secara terus menerus perusahaan speaker melalui implementasi
juga karena langkah pengoperasian yang filosofi Six Sigma, perancangan perbaikan
salah. sistem pengendalian kualitas guna
Six Sigma (σ) adalah simbol yang mendukung hasil implementasi, dengan
digunakan untuk menunjukkan bantuan rumah mutu. Peningkatan level
penyimpangan standar (standar deviasi), kualitas ke arah 6σ dilakukan dengan
suatu indikator dari tingkat variasi dalam mengetahui karakteritik kritis konsumen
seperangkat pengukuran atau proses (Brue, terhadap produk speaker, yang kemudian
2002). Tingkat kualitas Sigma biasanya diperbaiki dengan meminimalkan
juga dipergunakan untuk menggambarkan kecacatan tertinggi. Analisa dilakukan
output dari suatu proses. Semakin tinggi terhadap indikator keberhasilan Six Sigma
tingkat sigma maka semakin kecil toleransi dan biaya kualitas. Perbandingan indikator
yang diberikan pada kecacatan dan keberhasilan menyatakan adanya
semakin rendah variabilitas output yang peningkatan kualitas terhadap kedua tipe
dihasilkan. speaker yaitu 12” C-1230 PA ACR Pro
Six Sigma merupakan sebuah konsep New dan 12” 30H120 SRW-38B ACR Pro
statistik yang dapat menjawab kebutuhan New.
consumer akan suatu kualitas yang tinggi Peningkatan Kualitas Produk “X” dengan
dan proses bisnis yang bebas defect dengan menggunakan Metode SIX SIGMA
tidak lebih dari 3,4 kegagalan (error) dari (Achmadi Noor, 2007). Meningkatkan
satu juta kesempatan. Six Sigma adalah level sigma untuk Filling height semula 3
culture yang berfokus untuk meningkatkan Sigma menjadi 4,5 Sigma, untuk Brix
consumer satisfication, menurunkan Cost, semula 3 Sigma menjadi 4,7 Sigma dan
dan memperbaiki profitabilitas dengan cara untuk Carbonation juga terjadi peningkatan
menekankan pada pemahaman, nilai Sigma, nilai semula 3 Sigma menjadi
pengukuran dan perbaikan proses secara 4 Sigma.
terus menerus.

53
Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708
A Six Sigma project at Ericsson Network ditemui akan mengurangi waktu yang
Technologies (Nyrén Gustav, 2007). Thesis hilang karena kerusakan alat. Dari hasil
Luleå University of Technology, Swedia. pengecekan tersebut dibagi atas dua
Tesis ini dilakukan di Ericsson Teknologi tahapan yaitu hal yang harus segera
Jaringan di Hudiksvall, sebuah unit dalam ditindaklanjuti (ketidaksesuaian sudah
kelompok Ericsson. Menemukan faktor- tahap yang sangat beresiko) dan hal yang
faktor yang mempengaruhi karakteristik dapat ditunda (Backlog).
mekanik untuk tembaga-kawat produk Backlog yang konsisten dan ditata dengan
yang terisolasi dengan polypropylene. Ini cermat akan sangat mempengaruhi
khusus bahan isolasi yang baru untuk kesiapan alat. Pada kegiatan ini akan
perusahaan. dilakukan pencatatan suku cadang yang
Pelaksanaan Perawatan Alat Berat menjadi tidak normal, pengorderan suku cadang,
hal utama dalam kegiatan penambangan pengaturan jadwal pemeliharaan,
karena akan langsung mempengaruhi hasil penyiapan tenaga pekerja, penyiapan
produksi. Perencanaan pencapaian pelumas, maupun penyiapan alat bantu.
Kesiapan Alat menjadi dasar untuk Fungsi utama Backlog adalah
perhitungan produksi untuk periode yang - Mengurangi frekuensi kerusakan alat
akan datang. yang tidak terencana
Preventive Maintenance yang - Mengurangi biaya perbaikan
dilaksanakan sesuai pedoman dari pabrik - Mengurangi waktu kerusakan alat
akan menjadi patokan pelaksanaan sehingga kegiatan yang dilaksanakan lebih
kegiatan perawatan alat berat (Operation banyak yang bersifat terencana.
and Maintenance Manual/OMM). Dalam Mean Time Before Failure (MTBF) atau
kegiatan ini akan dilaksanakan rata-rata jumlah jam kerja effektif mesin.
penggantian Pelumas dan suku cadang Antara kerusakan pertama dan kerusakan
berkala berdasarkan umur pemakaian berikutnya dalam periode waktu tertentu.
masing-masing pelumas dan suku cadang Akan digunakan sebagai Identifikasi
tersebut. Control to Quality. MTBF ini diperoleh
Selain penggantian secara berkala tersebut, dari pebagian antara Jumlah Jam Operasi
terkadang juga dilaksanakan penggatian Alat pada periode tertentu dengan
spare part yang sudah mengalami frekuensi kerusakan pada periode tersebut.
kerusakan atau fungsi/kondisi dari suku Semakin tinggi nilai MTBF maka Kinerja
cadang tersebut sudah tidak standar. alat tentu semakin baik, demikian pula
Excavator PC1250SP-8 yang merupakan sebaliknya jika MTBF mengalami
Excavator bertenaga Hydraulic maka suku penurunan maka Kinerja Alat tersebut
cadang yang vital adalah Hose/selang berarti menurun.
sebagai tempat aliran Oli Hidrolik. Buku Sebagai panduan dalam pelaksanaan
Pedoman Alat sudah membagi Hose ke Preventive Maintenance ini digunakan
dalam dua kategori yaitu : Check Sheet (Lampiran) agar semua item-
1. Hose bertekanan rendah item dikerjakan sebagaimana mestinya
2. Hose bertekanan tinggi baik itu pemeriksaan saja, penggantian oli
Hose tersebut sudah didisain untuk atau saringan oli/udara, pengaturan setting
bertahan sampai batasan waktu (jam) (adjustment) atau penambahan pelumas
tertentu, misalnya 6000 – 8000 jam, tetapi baik oli maupun gemuk (grease).
terkadang ditemui hose yang sudah Hal yang sangat mempengaruhi Kualitas
mengalami gejala kerusakan sebelum masa dari Backlog (keberhasilan Backlog)
pakainya habis. Pengecekan yang adalah keterampilan, pengetahuan dan
menyeluruh pada pelaksanaan Preventive pengalaman dari teknisi pelaksana
Maintenance secara visual kemudian Backlog. Sehingga tidak terjadi kesalahan
menindaklanjuti ketidaksesuian yang dalam pemilihan suku cadang yang akan

54
Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708
dibacklog maupun prediksi kapan suku
cadang tersebut harus diganti. Serta
diperlukan kerjasama dengan Bagian
Pegudangan (Warehouse) maupun Bagian
Pembelian (Purchasing) agar suku cadang
yang dibacklog tadi dapat tersedia pada
waktu yang direncanakan. Pencatatan yang
rapi dan cermat akan sangat membantu
pelaksanaan kegiatan ini, baik suku cadang
yang sudah di-order tetapi belum datang
maupun daftar suku cadang yang sudah
tersedia dan menunggu jadwal
pemasangan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yaitu tahap yang harus


ditetapkan dahulu sebelum melakukan
penyelesaian masalah yang sedang
dibahas. Dalam penelitian ini dilakukan
eksperimen nyata (true experiment
research) dengan tujuan untuk
memperbaiki hasil dan mutu pelaksanaan
Preventive Maintenance. Penelitian ini
menekankan pada penyajian data,
menganalisis, dan menginterpretasikan
data. Akan dijelaskan tentang tahapan-
tahapan dan langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian, dengan tujuan
proses penelitian dapat berjalan dengan
baik, terarah dan sistematis. Langkah-
langkah yang diambil pada masing-masing
tahap DMAIC yang dilakukan dalam Gambar 2 Diagram Alir yang digunakan
penelitian, sehingga dihasilkan kesimpulan Penelitian
dari penelitian yang sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Define
Merupakan tahap pertama dari siklus
DMAIC. Langkah-langkah yang dilakukan
dalam tahap define antara lain yaitu:
a. Mendefinisikan Tahapan Pemeliharaan
Excavator PC 1250 SP-8
Proses pemeliharaan Excavator PC1250
SP-8 meliputi:
1. Preventive Maintenance adalah
kegiatan pemeliharaan dan perawatan
yang dilakukan untuk mencegah
timbulnya kerusakan-kerusakan yang
tidak terduga dan menentukan kondisi
atau keadaan yang menyebabkan
fasilitas produksi mengalami
55
Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708
kerusakan pada waktu digunakan c. Condition Base Maintenance
dalam proses produksi. Preventive Jika ditemukan adanya Bagian
Maintenance ini sangat efektif Peralatan yang tidak memenuhi
digunakan dalam menghadapi fasilitas Standard baik dari segi Fungsi
produksi yang termasuk dalam maupun segi Keselamatan maka
“Critical Equipment”. akan dilaksanakan kegaitan
Preventive Maintenance ini perbaikan yang terencana.
meliputi: 2. Pemeliharaan korektif (Corrective
a. Perawatan Berkala Maintenance) adalah perawatan yang
Kegiatan yang dilakukan pada dilaksanakan karena adanya hasil
tahap ini adalah didasarkan pada produk yang tidak sesuai dengan
Standar Pelaksanaan Perawatan rencana. Kegiatan ini dimaksudkan
Berkala baik Harian maupun agar fasilitas/peralatan tersebut dapat
berdasarkan Jam Kerja Peralatan digunakan kembali dalam operasi,
pada setisp kelipatan 250 jam kerja, sehingga proses produksi dapat
yang dituangkan dalam bentuk berjalan lancar kembali.
Panduan Perawatan Harian. b. Brainstorming
b. Overhaul Schedule Tahap Measure
Pelaksanaan Overhaul ini adalah a. Identifikasi CTQ (Critical To Quality)
kegiatan Overhaul Komponen dari Sesuai referensi dari Dealer PC1250
Peralatan ini didasarkan pada SP-8 maka Mean Time to Breakdown
Operation Maintenance Manual (MTBF) sebagai CTQ (Control To
(jam kerja tergantung pada masing- Quality) adalah sebesar 90 – 110 jam.
masing Komponen). b. Data Mean Time To Breakdown

Tabel 1 Data MTBF sebelum penelitian(dalam jam)

No
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP Jumlah X R
Alat
Unit #
113.3 47.4 42.7 29.9 48.7 54.0 97.3 78.1 17.2 528.7 58.7 96.0
01
Unit #
62.4 32.1 47.3 29.3 58.0 89.0 59.8 59.3 32.3 469.6 52.2 59.7
02
Unit #
155.7 84.8 115.0 56.0 128.3 181.7 116.0 84.0 90.3 1,011.7 112.4 125.7
03
Unit #
128.0 45.0 45.6 69.3 89.8 80.5 94.7 173.7 91.5 818.1 90.9 128.7
04
Unit #
66.0 153.3 63.3 69.9 52.3 261.5 201.7 85.5 90.5 1,043.9 116.0 209.2
05
Unit #
58.1 34.8 59.1 32.9 48.5 127.3 43.3 130.0 60.7 594.7 66.1 97.1
06
Jumlah 4,466.6 496.3 716.4

c. Kapabilias Proses (Cp) = 0.083


Kapabilitas proses selanjutnya dapat b. Indeks kapabilitas proses (Cpk)
dihitung dengan menggunakan Cpk didapatkan dengan mencari
parameter – parameter sebagai berikut: nilai k terlebih dahulu.
a. Kapabilitas Proses (Cp) T−X
USL − LSL k =
Cp = 1
6 (USL − LSL )
2
110 − 90
=
6(40 .007 )

56
Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708
100 − 82.72 Diagram Sebab Akibat
= Dari hasil pengujian yang dilakukan,
1
(110 − 90) dalam tahap ini dilakukan analisis terhadap
2 faktor penyebab rendahnya Kesiapan Alat-
= 1.728 Alat Berat dengan menggunakan Diagram
Sebab Akibat seperti terlihat pada gambar
Cpk = Cp * (1-k) di bawah.
= 0.083 * (1-1.728)
= - 0.060

Dari perhitugan diatas dikatakan


Cpk ≤ 1, maka dapat diketahui
pelaksanaan perawatan Alat-alat
Berat belum menghasilkan
kesiapan Alat yang sesuai dengan
Standard.
Gambar 5.10 Diagram Sebab Akibat
d. Kapabilitas Sigma MTBF Rendah
Perhitungan kapabilitas sigma
digunakan untuk mengetahui level Tahap Improve
sigma DPMO ( Defect Per Million Tahap Improve bertujuan untuk
Opportunities ). mengoptimasi solusi yang ditawarkan akan
memenuhi atau melebihi tujuan perbaikan
USL DPMO = dari proyek. Selama fase Improve, peneliti
merancang dan mengoptimasi proses kritis
= P (z ≥ (USL - X ) / Standar yang telah diketahui pada tahap analisis
Deviasi melalui Root Cause Analysis (RCA).
= P (z ≥ (110 –82.72) / 40.007 Terdapat lima faktor yang mempengaruhi
= P (z ≥ 0.682) rendahnya MTBF yaitu Peralatan, Manusia
= 0.682 (Mekanik & Operator), Metode,
LSL DPMO = Lingkungan, serta Material, akan
= P (z ≤ ( X - LSL) / Standar dilakukan perincian secara detail untuk
Deviasi = P (z ≤ (82.72 – 90) / mencari proses yang dianggap penyebab
40.007 rendahnya Mean Time To Breakdown.
= P (z ≤ 0.318) a. RCA terhadap Faktor Manusia
= - 0.182 b. RCA terhadap Faktor Material
Level sigma = min (USL ; LSL) c. RCA terhadap Faktor Metode
= min (- 0.182 ; 0.682) d. RCA terhadap Faktor Peralatan
= - 0.182 e. RCA terhadap Faktor Lingkungan
f. Solusi Dari Root Cause Analysis
Dari perhitungan diatas didapatkan level
sigma untuk Mean Time Before KESIMPULAN
Breakdown PC1250 SP-8 yaitu – 0.182
Dari hasil pengamatan serta pembahasan
Tahap Analyze yang telah dilakukan terhadap proses
Tahap Analyze bertujuan untuk menguji pemeliharaan peralatan Hydraulic
data yang dikumpulkan pada fase Measure Excavator PC1250SP-8, maka upaya untuk
kemudian dicara faktor penyebab untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan
menentukan daftar prioritas dari sumber Preventive Maintenance dengan
variasi. menggunakan konsep Six Sigma yakni
Critical To Quality (CTQ) untuk hasil

57
Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708
Mean Time To Breakdown sesuai dengan - Bekerjasama dengan Dealer
Standard dari Dealer Alat Berat tersebut Peralatan unrtuk optimalisasi dari
sebesar 90 – 110 jam yang sebelumnya peralatan
sebesar 82,7 jam menjadi 98,0 jam.
b. Solusi dari RCA terhadap faktor
Dengan menggunakan tools diagram sebab
Material yaitu:
akibat, didapatkan faktor-faktor yang
- Peningkatan ketersediaan suku
menyebabkan rendahnya Mean Time To
Breakdown adalah : cadang yang sesuai dengan
a. Manusia (Mekanik/Operator) spesifikasi yang diharapkan
b. Material (Suku Cadang) - Peningkatan ketersediaan suku
c. Metode (Sistem Pemeliharaan dan cadang baik dengan di gudang atau
system pengoperasian peralatan) aplikasi system Consignment maupun
d. Peralatan (Disain peralatan) Vendor Held Stock (VHS)
e. Lingkungan (Medan Kerja)
- Penyiapan exchange component.
Rekomendasi perbaikan proses
pemeliharaan peralatan dengan melalui c. Solusi dari RCA terhadap faktor
metode Root Cause Analysis (RCA). Metode yaitu:
a. Solusi dari RCA terhadap faktor - Penerapan sistem pemeliharaan
Manusia – mekanik yaitu: sesuai buku manual
- Job assignment yang disesuaikan - Pembuatan SOP system
dengan kompetensi mekani pemeliharaan
- Pelaksanaan Training Maintenance - Benchmark system pemeliharaan
baik ynag bersifat pengetahuan dasar d. Solusi dari RCA terhadap faktor
maupun Advance Peralatan yaitu:
- Memberikan dukungan untuk - Improve kerjasama dan komunikasi
dilaksanakannya “Improvement” dengan Dealer
dengan menghargai ide perbaikan e. Solusi dari RCA terhadap faktor
Lingkungan yaitu:
yang dilaksanakan
- Penyesuaian kondisi peralatan
- Pelaksanaan Metode Reward and dengan pengalokasian peralatan
Punishment dalam pengoperasian.
- Bekerjasama dengan Dealer
DAFTAR PUSTAKA
Peralatan dalam Troubleshooting
yang dilakukan Brassard, Michael. 2002. The Six Sigma
- Solusi dari RCA terhadap faktor Memory Jogger II. GOAL/QPC.
Manusia – operator, yaitu:
Crabtree, Ron. 2012. Driving Operational
- Job assignment yang disesuaikan Excellence, Successful Lean Six Sigma
dengan kompetensi operator Secret to Improve the Bottom Line,
- Pelaksanaan Training Pengoperasian MetaOps Publishing, LLC.
baik ynag bersifat pengetahuan dasar
maupun Advance Gupta, Praveen. 2004. Six Sigma Business
Csorecard. USA: McGraw-Hill
- Memberikan support untuk
Companies.
dilaksanakannya Improvement
dengan menghargai ide perbaikan Kholik, Heri M. Aplikasi DMAIC dalam
yang dilaksanakan Metode Six Sigma dan Ekperimen Shainin
- Pelaksanaan Metode Reward and Bhote sebagai Penurunan Prosentase
Cacat. Jurnal, Jurusan Teknik Industri
Punishment
Universitas Muhammadiyah Malang.

58
Suwarto, MeKanik, Vol 6, No.1, Januari 2013 ISSN : 1979-0708
Riset, Team SSCX. Istilah dan
Kumar, S Anil & Suresh, N. 2008. Terminologi dalam Lean Six Sigma.
Production and Operations Managements. http://www.SSCXinternational.com
New Delhi: New Age Intenational Limited, (diakses pada 5 Desember 2011).
Publishers.
Sugiharto, Sugiono. 2004. Six Sigma,
Manggala, D. 2005. Mengenal Six Sigma Perangkat Manajerial Perusahaan pada Era
Sederhana. http://www.beranda.net Ekonomi Baru. Jurnal Manajemen dan
(diakses 10 Oktober 2011). Kewirausahaan Vol 6, No 1: 27-33.
Nahar. 2010. Rekayasa Kualitas untuk Talib, Abdul Bin Bon. 2011. Total
Meningkatkan Mutu Hasil Produksi Productive Maintenance Application to
Penyulingan Minyak Daun Nilam dengan Reduce Defect of Product. Journal of
Metode Six Sigma. Thesis, Jurusan Teknik Applied Sciences Research, 7(1):11-17.
Mesin Program Magister dan Doktor
Universitas Brawijaya. Williams, Thomas N, 2001. The University
of Tennesse.
Park, Sung H. 2003. Six Sigma for Quality
and Productivity Promotion. Tokyo: the
Asian Productivity Organization.

59

Anda mungkin juga menyukai