Oleh Kelompok 2
1. Martha Diana Lagaor (2210190455)
2. Mashinta Adilia (2210190486)
3. Jesica Ayu Sekarsari (2210190427)
4. Rohmat Hidayatulah (2210290515)
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang MahaEsa, atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat waktu.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Keberadaan Bahasa Indonesia dalam
Menghadapi Era Globalisasi”. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas
akhir dari Drs. H. Eddy sugiri, M.Hum dan diharapkan dapat menambah wawasan
penulis serta pembaca.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami Juga
menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu,
kami menerima segala bentuk kritik dan saran.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................3
1.3. Tujuan Pembahasan...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4
2.1. Gambaran Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi.........................................7
2.2. Eksistensi Bahasa Indonesia di Era Globalisasi…..………………………….7
2.3 Menyikapi Bahasa
Indonesia………………………………………………………………………………9
2.4. Tantangan dan Peluang Pada Era Globalisasi……………………………10
BAB III PENUTUP.....................................................................................................12
3.1.
Kesimpulan…………………………………………………………………………15
3.2. Saran………………………………………………….…...
………………………….16
PENUTUP...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sampai saat ini, sudah 78 tahun usia bahasa Indonesia sejak pertama kali
disebut secara resmi pada Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928. Kurun waktu yang
tidak dapat dikatakan sebentar, tetapi tidak juga terlalu tua. Dalam rentang waktu
tersebut, berbagai peristiwa berkaitan dengan bahasa Indonesia terjadi. Kongres
bahasa Indonesia, berbagai ejaan yang muncul sejak Ejaan van Ophuysen sampai
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, seminar-seminar,
penelitian-penelitian, dan secara legal formal adalah ditetapkannya bahasa Indonesia
secara resmi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara dalam pasal 36 Undang-
undang Dasar 1945.
Fenomena paling menonjol yang tengah terjadi pada kurun waktu ini adalah
terjadinya proses globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler
sebagai gelombang ketiga, setelah berlangsung gelombang pertama (agrikultiur) dan
gelombang kedua (industri). Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula
pergeseran kekuasaan dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian
kepada kapital atau modal, selanjutnya (dalam gelombang ketiga) kepada penguasaan
terhadap informasi (ilmu pengetahuan dan tekhnologi).
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar
warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia
sebagai bahasa ibu.Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-
hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau
bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di
perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi,
1
dan berbagai forum publik lainnya,sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa
Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Dasar-
dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu
beberapa minggu, karena tata Bahasa Indonesia sudah mengalami banyak perubahan
terutama dalam penulisan huruf, meskipun saat melafalkan bunyinya sama, sehingga
dengan pembaruan penulisan dalam kaedah Bahasa Indonesia sangat mudah untuk
penyampaian dalam fungsi Bahasa sebagai Bahasa perhubungan.
2
.2. Rumusan Masalah
3
BAB II.
PEMBAHASAN
Eksistensi Bahasa Indonesia Pada era globalisasi sekarang ini, jati diri
bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara
Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
4
Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan
mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini
semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional,pemakai bahasa
Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap
semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan
kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk
mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali
pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini
5
dapat dimulai dari diri sendiri dan juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah.
Arus global tanpa kita sadari berimbas pula pada penggunaan dan
keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya,
facebook misalnya, memberi banyak perubahan bagi sturktur bahasa Indonesia yang
oleh beberapa pihak disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional harus disikapi bersama termasuk dalam pengajarannya. Di era global
dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seharusnya bisa kita
manfaatkan dalam pemertahanan bahasa Indonesia. Salah satunya dengan
pembelajaran bahasa Indonesia berbasis ICT (Information, Communication and
Technology).
Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat
menuntut orang pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih
menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan
masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Featherston (dalam
Sandi 2012), globalisasi menembus batas-batas budaya melalui jangkauan luas
perjalanan udara, semaki luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis (wisatawan) ke
berbagai negara.
7
Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat,
perkembangan di luar negeri pun sangat menggembirakan. Data terakhir
menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia
(Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meingkat
setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di
Bandung tahun 1999. Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di
satu sisi, di sisi lain peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar
pula. Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya
dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk peran media massa. Sementara itu,
tantangannya dapat dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan tantang
eksternal. Tantangan internal berupa pengaruh negatif bahasa daerah berupa kosakata,
pembentukan kata, dan struktur kalimat. Tantangan eksternal datang dari pengaruh
negatif bahasa asing (teruatama bahasa Inggris) berupa masuknya kosakata tanpa
proses pembentukan istilah dan penggunaan struktur kalimat bahasa Inggris.
Pada masa-masa mendatang, terutama pada era global ini, sumber daya
manusia memegang peranan yang sangat menentukan kadar keberhasilan sesuatu,
termsuk keberhasilan pembinaan dan pengembangan bahas. Oleh karena itu, para
pemegang kebijakan dan pelaksana di lapangan harus pandai-pandai memanfaatkan
peluang sebaik-baiknya, sekecil apa pun peluang itu. Di antara sekian peluang yang
ada, peluang berikut kiranya perlu dipertimbangkan
8
1. Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor 20, tanggal 28
Oktober 1991, tentang Pemsyarakatan Bahasa Indonesi dalam Rangka Pemantapan
Persatuan dan Kesatuan Bangsa;
3. Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur, Bupati, dan Walikoa seluruh
Indonesia, Nomor 1021/SJ, tanggal 16 Maret 1995, tentang Penertiban Pangginaan
Bahasa Asing;
4. Pencangan Disiplin Nasional oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Mei 1995
yang salah satu butirnya adalah penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar;
dan
5. Kegiatan Bulan Bahasa yang dilakukan setiap bulan Oktober, yang dipelopori
oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
9
1. Berbagai Tantangan dan Upaya Penanggulangannya
10
Salah satu butir tujuan pembinaan bahasa Indonesia ialah membina sikap
positif terhadap bahasa Indonesia. Hal ini memberikan isyarat bahwa masalah sikap
merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilan pembinaan tersebut. Dari
sikap positif inilah akan tumbuh kecintaan dan kebanggan berbahasa Indonesia.
Jika kita berbicara tentang gengsi sosial dalam huungannya dengan bahasa
Indonesia secar jujur masih memerlukan penanganan yang serius, baik yang
menyangkut pembinaan maupun pengembangannya. Gengsi sosial bahasa Indonesia
masih kalah tinggi dengan gengsi sosial bahasa asing (terutamabahasa Inggris)
memang kita akui, dan ahal ini merupakan tantangan. Namun, hal ini janganlah kita
tinggal diam dan pesimis. Sebaliknya, kita harus nelakukan upaya-upaya yang dapat
mengangkat gengsi sosial atau martabat bahasa Indonesia sehingga dapat sejajat
dengan bahasa-asinhg asing yang sudah maju,mempunyai nama (prestise),dan
berpengaruh besar di kalangan masyarakat.Salah satu cara yang bisa dilakukan agar
bahasa Indonesia mempunyai gengsi sosial yang tinggi di kalangan masyatakat
Indonesia adalah memberikan penghargaan yang proporsional kepada anggota
masyarakat yang mampu berbahasa Indonesia (baik lisan maupun tulis) dengan baik
dan benar, sebagai bagian dari porestasi yang bersangkutan. Misalnya, sedbagai
persyaratan pengangkatan pegawai negeri atau karyawan, sebagai perssuaratan
promosi jabatan, pemberian royalti yang layak kepada penulis/pengarang di bidang
masing-masing dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Untuk mencegah bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh budaya
asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia maka
perlu pemakaaian bahasa Indonesia yang berdisiplin. Pemakaian bahasa
Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh
terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai
dengan situasi dan kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia iniakan
membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh
negatif asing atas kepribadiannya sendiri.
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
https://electroh3ll.blogspot.com/2012/11/makalah-peranan-bahasa-indonesia-
dalam.html
https://elemenmesinkapal.blogspot.com/2015/11/makalah-peran-bahasa-indonesia-
di.html
https://alafu59.wordpress.com/2012/11/02/makalah-fungsi-dan-peran-bahasa-
indonesia-dalam-era-globalisasi/.
14