Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Keberadaan Bahasa Indonesia dalam Menghadapi Era Globalisasi


Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh Kelompok 2
1. Martha Diana Lagaor (2210190455)
2. Mashinta Adilia (2210190486)
3. Jesica Ayu Sekarsari (2210190427)
4. Rohmat Hidayatulah (2210290515)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SURABAYA


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang MahaEsa, atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah tepat waktu.
Adapun judul dari makalah ini adalah “Keberadaan Bahasa Indonesia dalam
Menghadapi Era Globalisasi”. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas
akhir dari Drs. H. Eddy sugiri, M.Hum dan diharapkan dapat menambah wawasan
penulis serta pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami Juga
menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu,
kami menerima segala bentuk kritik dan saran.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat.

Surabaya, 5 Desember 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................3
1.3. Tujuan Pembahasan...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4
2.1. Gambaran Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi.........................................7
2.2. Eksistensi Bahasa Indonesia di Era Globalisasi…..………………………….7
2.3 Menyikapi Bahasa
Indonesia………………………………………………………………………………9
2.4. Tantangan dan Peluang Pada Era Globalisasi……………………………10
BAB III PENUTUP.....................................................................................................12
3.1.
Kesimpulan…………………………………………………………………………15
3.2. Saran………………………………………………….…...
………………………….16
PENUTUP...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

.1. Latar Belakang

Sampai saat ini, sudah 78 tahun usia bahasa Indonesia sejak pertama kali
disebut secara resmi pada Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928. Kurun waktu yang
tidak dapat dikatakan sebentar, tetapi tidak juga terlalu tua. Dalam rentang waktu
tersebut, berbagai peristiwa berkaitan dengan bahasa Indonesia terjadi. Kongres
bahasa Indonesia, berbagai ejaan yang muncul sejak Ejaan van Ophuysen sampai
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, seminar-seminar,
penelitian-penelitian, dan secara legal formal adalah ditetapkannya bahasa Indonesia
secara resmi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara dalam pasal 36 Undang-
undang Dasar 1945.

Fenomena paling menonjol yang tengah terjadi pada kurun waktu ini adalah
terjadinya proses globalisasi. Proses perubahan inilah yang disebut Alvin Toffler
sebagai gelombang ketiga, setelah berlangsung gelombang pertama (agrikultiur) dan
gelombang kedua (industri). Perubahan yang demikian menyebabkan terjadinya pula
pergeseran kekuasaan dari pusat kekuasaan yang bersumber pada tanah, kemudian
kepada kapital atau modal, selanjutnya (dalam gelombang ketiga) kepada penguasaan
terhadap informasi (ilmu pengetahuan dan tekhnologi).

Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia,
Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar
warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia
sebagai bahasa ibu.Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-
hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau
bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di
perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi,

1
dan berbagai forum publik lainnya,sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa
Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.

Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah. Dasar-
dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu
beberapa minggu, karena tata Bahasa Indonesia sudah mengalami banyak perubahan
terutama dalam penulisan huruf, meskipun saat melafalkan bunyinya sama, sehingga
dengan pembaruan penulisan dalam kaedah Bahasa Indonesia sangat mudah untuk
penyampaian dalam fungsi Bahasa sebagai Bahasa perhubungan.

Proses globalisasi ini lebih banyak ditakuti daripada dipahami untuk


kemudian diantisipasi dengan arif dan cermat. Oleh rasa takut dan cemas yang
berlebihan itu, antisipasi yang dilakukan cenderung bersifat defensif membangun
benteng-benteng pertahanan dan merasa diri sebagai objek daripada subjek di dalam
proses perubahan.

Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula


pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam
era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam
dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi.
Konsep – konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah
bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan
berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan
sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
iptek itu.

2
.2. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan ini ada beberapa rumusan masalah, yaitu sebagai


berikut:

1. Bagaimana gambaran bahasa Indonesia dalam era globalisasi?

2. Seberapa pentingkah eksistensi bahasa Indonesia?

3. Bagimana menyikapi peran bahasa Indonesia?

4. Apakah tantangan dan peluang bahasa Indonesiapada era globalisasi?

.3. Tujuan Pembahasan

Beberapa tujuan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :

1. Upaya mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa Indonesia sebagai


bahasa nasional

2. Mempertahankan jati diri bangsa termasuk jati diri bahasa Indonesia

3. Menyikapi akulturasi bahasa nasional dengan bahasa asing

4. Memanfaatkan peluang dan upaya menanggulalangi tantangan bahasa


Indonesia

3
BAB II.

PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi

Era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa.


Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris,
yang pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, sama hanya denga bidang-
bidang kehidupan laian, sebagaimana dikemukakan oleh Naisbii (dalam Sandi 2012)
dalam bukunya Global Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai
komponen kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa Inggris, misalnya, walaupun
pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara akan
semakin kuat juga memempertahankan bahasa ibunya.

Di Islandia, sebuah negara kecil di Eropa, yang jumlah penduduknya sekitar


250.000 orang, walaupun mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan
bahasa Inggris seabagai bahasa kedua, negara ini masih mempertahankan kemurnian
bahasa pertamanya dari pengaruh bahasa Inggris. Di Kubekistan (Guebec), yang
salama ini peraturan di negara bagian ini mewajibkan penggunaan bahasa Perancis
untuk semua papan nama, sekarang diganti dengan bahasa sendiri. Demikian juga
negara-negara pecahan Rusia seperti Ukraina, Lithuania, Estonia (yang memisahkan
diri dari Rusia) telah menggantikan semua papan nama di negara tersebut yang
selama itu menggunakan bahasa Rusia.

2.2 Eksistensi Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

Eksistensi Bahasa Indonesia Pada era globalisasi sekarang ini, jati diri
bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara
Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.
4
Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan
mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Ini
semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa nasional,pemakai bahasa
Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh terhadap
semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai dengan situasi dan
kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk
mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.

Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus


dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama
dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus
dilakukan.

Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang


banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis justru bermunculan. Mampukah bahasa
Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa dan punya
prestise tersendiri di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah bahasa
Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus
gencar menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan banggakah para
penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang
efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu?

Akan tetapi, beberapa kaidah yang telah dikodifikasi dengan susah-payah


tampaknya belum banyak mendapatkan perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa
ditebak, pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau,
kosakatanya payah, dan secara semantik sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat
sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya (Sawali Tuhusetya, dalam Sandi
2012).

Melihat persoalan di atas, tidak ada kata lain, kecuali menegaskan kembali
pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini

5
dapat dimulai dari diri sendiri dan juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah.

Pembelajaran bahasa Indonesia tidak lepas dari belajar membaca, menulis,


menyimak, berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal
dari setiap pembelajaran bahasa. Dengan membaca, mahasiswa dilatih mengingat,
memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya, selain itu,
mahasiswa juga akan menemukan informasi yang belum diketahuinya.

2.3 Menyikapi Bahasa Indonesia

Arus global tanpa kita sadari berimbas pula pada penggunaan dan
keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya,
facebook misalnya, memberi banyak perubahan bagi sturktur bahasa Indonesia yang
oleh beberapa pihak disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional harus disikapi bersama termasuk dalam pengajarannya. Di era global
dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seharusnya bisa kita
manfaatkan dalam pemertahanan bahasa Indonesia. Salah satunya dengan
pembelajaran bahasa Indonesia berbasis ICT (Information, Communication and
Technology).

Pemanfaatan ICT sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda


lagi misalnya dengan memanfaatkan ICT sebagai alat bantu pembelajaran bahasa
Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat
dilaksanakan dalam berbagai bentuk sesuai dengan fungsinya dalam pendidikan.
Menurut Indrajut (dalam Sandi 2012), fungsi teknologi informasi dan komunikasi
dalam pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh fungsi, yakni:

(1) sebagai gudang ilmu

(2) sebagai alat bantu pembelajaran

,(3)sebagai fasilitas pendidikan


6
(4) sebagai standar kompetensi

(5) sebagai penunjang administrasi

(6) sebagai alat bantu manajemen sekolah

(7) sebagai infrastruktur pendidikan

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus disikapi bersama termasuk


dalam pengajarannya.Bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai alat komunikasi
mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan
berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena
yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan
kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Globalisasi memang tidak dapat dihindari. Akulturasi bahasa nasional


dengan bahasa dunia pun menjadi lebih terasa perannya. Menguasai bahasa dunia
dinilai sangat penting agar dapat bertahan di era modern ini.Namun sangat
disayangkan jika masyarakat menelan mentah-mentah setiap istilah-istilah asing yang
masuk dalam bahasa Indonesia. Ada baiknya jika dipikirkan dulu penggunaannya
yang tepat dalam setiap konteks kalimat.Sehingga penyusupan istilah-istilah tersebut
tidak terlalu merusak tatanan bahasa nasional.

2.4 Tantangan dan Peluang Pada Era Globalisasi

Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat
menuntut orang pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih
menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan
masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Featherston (dalam
Sandi 2012), globalisasi menembus batas-batas budaya melalui jangkauan luas
perjalanan udara, semaki luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis (wisatawan) ke
berbagai negara.

7
Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat,
perkembangan di luar negeri pun sangat menggembirakan. Data terakhir
menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia
(Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meingkat
setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di
Bandung tahun 1999. Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di
satu sisi, di sisi lain peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar
pula. Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya
dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk peran media massa. Sementara itu,
tantangannya dapat dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan tantang
eksternal. Tantangan internal berupa pengaruh negatif bahasa daerah berupa kosakata,
pembentukan kata, dan struktur kalimat. Tantangan eksternal datang dari pengaruh
negatif bahasa asing (teruatama bahasa Inggris) berupa masuknya kosakata tanpa
proses pembentukan istilah dan penggunaan struktur kalimat bahasa Inggris.

1. Berbagai Peluang bagi Pengembangan Bahasa Indonesia

Pada masa-masa mendatang, terutama pada era global ini, sumber daya
manusia memegang peranan yang sangat menentukan kadar keberhasilan sesuatu,
termsuk keberhasilan pembinaan dan pengembangan bahas. Oleh karena itu, para
pemegang kebijakan dan pelaksana di lapangan harus pandai-pandai memanfaatkan
peluang sebaik-baiknya, sekecil apa pun peluang itu. Di antara sekian peluang yang
ada, peluang berikut kiranya perlu dipertimbangkan

a. Adanya Dukungan Luas

Telah dikemukakan bahwa pembinaan bahasa Indonesia dari waktu ke waktu


memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan.Hal ini disebabkan oleh
adanya dukungan, terutama dari pemerintah. Dukungan tersebut dapat kita lihat
dengan terbitnya surat dan program berikut :

8
1. Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor 20, tanggal 28
Oktober 1991, tentang Pemsyarakatan Bahasa Indonesi dalam Rangka Pemantapan
Persatuan dan Kesatuan Bangsa;

2. Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor


I/U/1992, tanggal 10 April 1992, tentang Peningkatan Usaha Pemasyarakatan Bahasa
Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa;

3. Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur, Bupati, dan Walikoa seluruh
Indonesia, Nomor 1021/SJ, tanggal 16 Maret 1995, tentang Penertiban Pangginaan
Bahasa Asing;

4. Pencangan Disiplin Nasional oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Mei 1995
yang salah satu butirnya adalah penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar;
dan

5. Kegiatan Bulan Bahasa yang dilakukan setiap bulan Oktober, yang dipelopori
oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

b. Peran Serta Media Massa

Tidak dapat disangkal bahwa media massa memberikan andil bagi


pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah baru, baik yang
bersumber dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, pada umumnya lebih awal
diakai oleh media massa, apakah di media surat kabar, radio, atau televisi. Media
massa memang memiliki kelebihan. Di samping memiliki jumlah pembaca,
pendengar, dan pemirsa yang banyak, media mass mempunyai pengaruh yang besar
di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, media massa merupakan salah satu mitra
kerja yang penting dalam pelancaran dan penyebaran informasi tentang bahasa.
Seiring dengan itu, pembinaan bahasa Indonesia di kalangan media massa mutlak
diperlukan guna menangkal informasi yang menggunakan kata dan istilah yang
menyalahi kaidah kebahasaan. Kalangan memdia massa harus diyakinkan bahwa
mereka juga pembinan bahasa seperti kita.

9
1. Berbagai Tantangan dan Upaya Penanggulangannya

Masalah pembinaan dan pengembangan bahasa selama ini telah


memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan.Hal ini tidak berarti di seputar
itu tidak ada hambatan atau tantangan yang memerlukan penanganan yang serius.
Pada masa-masa mendatang pembinaan dan pengembangan bahasa dihadapkan
kepada berbagai tantangan yang apabila hal itu tidak ditangani dengan sungguh-
sungguh akan menjadi kerikil-kerikil tajam yang dapat menghambat usaha tersebut.

Tantangan-tantangan yang patut dipertimbangan itu antara lain sebagai


berikut:

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

Keberhasilan suatu program dan usaha sangat banyak ditentukan oleh


sumber daya manusianya. Keberhasilan pembinaan dan pengembangana bahasa pu
antara lain juga bergantung kepada manusia pelaksananya. Sehubungan dengan
itulah, sosok yang memegang kendali dalam pembinaan dan pengembangan bahasa
padamasa-masamendatang dituntut lebih profesional lagi di bidangnya.

Kemajuan atau perkembangan dalam segala sektor kehidupan sebagai


dampak kemajuan ilmu dan teknologi menuntut fungsi optimal bahasa Indonesia
sebagai saranan komunikasi masyarakat Indoesia. Bahasa Indonesia dituntut lebih
efektif dan efisien dalam mewadahi berbagai konsep yang diperlukan masyarakat
Idonesia yang semakin terbuka dan modern.Bahasa Indonesia juga harus bisa
memenuhi keperluan masyarakat pemakainya dalam berbagai bidang, seperti politik,
ekonomi, pendidikan, pengetahuan, teknologi, keamanan, dan kebudayaan
(Moeliono, dalam Sandi 2012). Dengan kata lain, bahasa Indonesia harus bisa
mewujudkan jati dirinya sebagai bahasa modern, sebagaimana yang diamanatkan
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) (Lihat GBHN 1998).

b. Bahasa Asing dan Gengsi Sosial

10
Salah satu butir tujuan pembinaan bahasa Indonesia ialah membina sikap
positif terhadap bahasa Indonesia. Hal ini memberikan isyarat bahwa masalah sikap
merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilan pembinaan tersebut. Dari
sikap positif inilah akan tumbuh kecintaan dan kebanggan berbahasa Indonesia.

Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhit-akhir ini memang sudah


menampak, walaupun belum seperti yang kita harapkan. Hal ini berarti bahwa
pembinaan bhasa Indonesia yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam berbagai
bentuknya telah menmpakkan hasil yang cukup menggembirakan.Bahasa Indonesia
telah memperlihatkan peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik sebagai
sarana komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal
ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya bahasa Indonesia benar-benar
menjadi kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia.

Jika kita berbicara tentang gengsi sosial dalam huungannya dengan bahasa
Indonesia secar jujur masih memerlukan penanganan yang serius, baik yang
menyangkut pembinaan maupun pengembangannya. Gengsi sosial bahasa Indonesia
masih kalah tinggi dengan gengsi sosial bahasa asing (terutamabahasa Inggris)
memang kita akui, dan ahal ini merupakan tantangan. Namun, hal ini janganlah kita
tinggal diam dan pesimis. Sebaliknya, kita harus nelakukan upaya-upaya yang dapat
mengangkat gengsi sosial atau martabat bahasa Indonesia sehingga dapat sejajat
dengan bahasa-asinhg asing yang sudah maju,mempunyai nama (prestise),dan
berpengaruh besar di kalangan masyarakat.Salah satu cara yang bisa dilakukan agar
bahasa Indonesia mempunyai gengsi sosial yang tinggi di kalangan masyatakat
Indonesia adalah memberikan penghargaan yang proporsional kepada anggota
masyarakat yang mampu berbahasa Indonesia (baik lisan maupun tulis) dengan baik
dan benar, sebagai bagian dari porestasi yang bersangkutan. Misalnya, sedbagai
persyaratan pengangkatan pegawai negeri atau karyawan, sebagai perssuaratan
promosi jabatan, pemberian royalti yang layak kepada penulis/pengarang di bidang
masing-masing dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Walaupun dalam era globalisasi pemakaian Bahasa Asing semakin banyak,


masyarakat negara akan semakain kuat jika memepertahankan bahasa ibunya.

2. Untuk mencegah bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh budaya
asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia maka
perlu pemakaaian bahasa Indonesia yang berdisiplin. Pemakaian bahasa
Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa Indonesia yang patuh
terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia yang sesuai
dengan situasi dan kondisinya. Disiplin berbahasa Indonesia iniakan
membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh
negatif asing atas kepribadiannya sendiri.

3. Pengaruh globalisasi memang tidak bisa di hindari. Sehingga muncul


akulturasi bahasa nasional dan bahasa dunia. Ada baiknya jika berfikir
terlebih dahulu menggunakan istilah-istilah asing yang tepat dalam setiap
konteks kalimat. Sehingga penyusupan istilah-istilah tersebut tidak terlalu
merusak tatanan bahasa nasional.

4. Tantangannya dapat dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan


tantang eksternal. Tantangan internal berupa pengaruh negatif bahasa daerah
berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur kalimat. Tantangan eksternal
datanga dari pengaruh negatif bahasa asing (teruatama bahasa Inggris) berupa
masuknya kosakata tanpa proses pembenukan istilah dan penggunaan struktur
kalimat bahasa Inggris.Di antara sekian peluang yang ada, peluang berikut
kiranya perlu dipertimbangkan bagi pengembangan bahasa Indonesia :

(1) adanya dukungan luas


12
(2) peran serta media massa.

Serta tantangan-tantangan yang patut dipertimbangan antara lain sebagai


berikut :

(1) sumber daya manusia (SDM)

(2) bahasa asing dan gengsi sosial.

3.2 Saran

Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu terus


dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seirama
dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah perlu terus
dilakukan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://electroh3ll.blogspot.com/2012/11/makalah-peranan-bahasa-indonesia-
dalam.html

https://elemenmesinkapal.blogspot.com/2015/11/makalah-peran-bahasa-indonesia-
di.html

https://alafu59.wordpress.com/2012/11/02/makalah-fungsi-dan-peran-bahasa-
indonesia-dalam-era-globalisasi/.

14

Anda mungkin juga menyukai