Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PROGRAM KERJA

TAHFIDZ QUR’AN

Disusun Oleh:

AGNIA LAKSANA, S.Hum

SMA MUHAMMADIYAH CIKELET


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PROGRAM KERJA TAHFIDZ QUR’AN SMA MUHAMMADIYAH


CIKELET TAHUN AJARAN 2022 / 2023

Ditetapkan di:

Cikelet, 17 Januari 2022

Wakabid Kurikulum Pembina Tahfidz Qur’an

Susnawati MR, S.Pd Agnia Laksana, S.Hum

Mengetahui,

Kepala Sekolah

Desy Yulianti, S.Pd


BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan manusia. Agama
menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan kehidupan yang bermakna, dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia
maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
keharusan, yang ditempuh melalui pendidikan.

Pendidikan agama ini harus dilalui anak baik di rumah maupun sekolah dan
masyarakat. Dimana sekolah merupakan pihak yang mendapat mandat orang tua untuk
membantu mendidik putra-putrinya demikian juga pendidikan masyarakat.

Pendidikan agama yang bisa dikembangkan di Sekolah Menengah Atas (SMA)


Muhammadiyah antara lain Baca Tulis Al-Qur’an dan Tahfidz. Pendidikan Baca Tulis
Al-Qur’an dan Tahfidz sesuai dengan tingkat perkembangan mereka yang selalu
meniru orang lain. Dimana kegiatan pembelajaran akan hampir semua kegiatannya
meniru dan mengulang terus-menerus.

Banyak metode BTQ yang dikembang oleh para ustad dan kyai di Indonesia.
Salah satunya adalah metode Iqra’. Metode ini punya kelebihan sangat fleksibel. Bisa
digunakan untuk siswa yang kemampuan belajarnya cepat maupun kecepatan rata-rata.
Siswa yang cepat akan menggunakan buku pegangan “Klasikal” sedang yang sedang
menggunakan buku Iqra’ standar. Dimana buku pendukung dan alat peraganya juga
banyak.

Kelebihan kedua dari metode ini adalah hampir semua isi dalam buku pegangan
bermakna. Kata-kata yang digunakan semua mempunyai arti. Sedang kalimat-kalimat
pendek yang digunakan diambil dari Al-Qur’an.

Bukan berarti metode lain tidak baik. Masing-masing metode punya kekurangan
dan kelebihan sendiri. Namun dalam belajar, faktor guru lebih menentukan
keberhasilan siswa dari pada metode.

Penggunaan metode Iqra’ diputuskan karena sesuai dengan kondisi di SMA


Muhammadiyah tanpa adanya koordinasi yang ketat. Dalam pelaksanaannya hampir 2
tahun, perlahan lahan peningkatan tingkat kelulusan siswa per jilid. Diawali dengan
tingkat keberhasilan 30%-40 sampai tahun 2020-2021 mencapai 60%-70%. Semoga
pembelajaran di SMA Muhammadiyah ini selalu diberkahi Allah.
B. Landasan Hukum

Dengan adanya laporan tahfidzul qur’an di suatu sekolah merupakan tuntutan


yang mutlak sebagai studi banding pada masa yang akan datang.

C. Tujuan

Tahfidzul qur’an di suatu sekolah adalah untuk mempersiapkan generasi penerus


salafus sholeh
BAB II
MANAJEMEN TAHFIDZ QUR’AN SMA MUHAMMADIYAH

Sebagai sarana pendukung keberhasilan dalam menghafal al-qur’an, maka ada 3


prinsip yang harus difungsikan oleh peserta didik SMA Muhammadiyah diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. Persiapan (I’dad)

Kewajiban utama penghafal al-qur’an adalah ia harus menghafalkan setiap harinya


minimal 5 ayat dengan tepat dan benar dengan memilih waktu untuk menghafal
seperti:

a. sebelum tidur malam lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan
menghafal secara gembrayang (tidak terlalu mendalam)
b. setelah bangun tidur hafalkan 5 ayat tersebut dengan hafalan yang mendalam
dengan tenang lagi konsentrasi
c. ulangi hafalan tersebut (lima ayat) sampai benar-benar hafal di luar kepala.

2. Pengesahan (Tashih/Setor)

Setelah dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat lima ayat
tersebut. Berikutnya tashihkan (setorkan), maksudnya siswa/I yang telah hafal
langsung disuruh menyetorkan hafalannya kepada pembimbingnya masing-masing.
Setiap kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik, maka yang harus dilakukan
pembimbing adalah :

a. mengulangi kesahalan sampai dianggap benar


b. peserta didik diberi arahan untuk bersabar dan tidak boleh menambah hafalan baru
kecuali hafalan lama benar-benar sudah dikuasai dan disahkan.

3. Pengulangan (Muroja’ah)

Setelah siswa/I menyetorkan halafannya, jangan sampai peserta didik mengingalkan


tempat (majlis/kelas) untuk keluar sebelum hafalan lama dimuroja’ah kembali.
BAB III

METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN SMA MUHAMMADIYAH

Ada beberapa metode yang diterapkan di sekolah SMA Muhammadiyah adalah


sebagai berikut :

1. Sistem Fardhi

Sistem ini menggunakan metode baca sendiri, yaitu siswa/I membaca dan menghafal
serta menyetorkan kepada pembimbing secara perorangan. Sistem ini dikhususkan
untuk siswa/I yang benar-benar mampu dalam membaca al-qur’an, baik itu dari segi
tajwid maupun makhrojul huruf. Sistem ini dikhususkan untuk 1 pembimbing dan 10
peserta didik. Ini diterapkan pada kelas X dan XII.

2. Sistem Penilaian

Dalam penilaian, disesuaikan dengan buku pegangan laporan tahfid siswa/I, yaitu
sebagai berikut :

a. makhrojul huruf

b. gunnah

c. mad/bacaan penjang

d. kelancaran menghafal

e. teori tajwid

3. Sistem Jama’i

Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu 10/15 orang bahkan lebih
membaca hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan :

a. Bersama-sama baca keras


b. Bergantian dengan membaca jahri. Ketika fatnernya membaca jahr, maka dia harus
membaca khofi (pelan) begitulah seterusnya dengan bergantian. Sistem ini
dikhususkan untuk siswa/I yang belum bisa baca al-qur’an dan belum lancar
membacanya. Sistem ini diterapkan pada kelas X-XII.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan ini kami selaku koordinator tahfidz menyimpulkan bahwa dengan adanya
laporan manajeman tajfidz, insya Allah akan menjadi panduan untuk keberlangsungan
pada masa yang akan datang. Khususnya di SMA Muhammadiyah

B. Saran
1. kerja sama antar pembimbing harus dijaga dengan baik
2. metode pengajaran tahfidz perlu diperbaharui jika tidak sesuai

Anda mungkin juga menyukai