TAHFIDZ QUR’AN
Disusun Oleh:
Ditetapkan di:
Mengetahui,
Kepala Sekolah
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan manusia. Agama
menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan kehidupan yang bermakna, dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia
maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
keharusan, yang ditempuh melalui pendidikan.
Pendidikan agama ini harus dilalui anak baik di rumah maupun sekolah dan
masyarakat. Dimana sekolah merupakan pihak yang mendapat mandat orang tua untuk
membantu mendidik putra-putrinya demikian juga pendidikan masyarakat.
Banyak metode BTQ yang dikembang oleh para ustad dan kyai di Indonesia.
Salah satunya adalah metode Iqra’. Metode ini punya kelebihan sangat fleksibel. Bisa
digunakan untuk siswa yang kemampuan belajarnya cepat maupun kecepatan rata-rata.
Siswa yang cepat akan menggunakan buku pegangan “Klasikal” sedang yang sedang
menggunakan buku Iqra’ standar. Dimana buku pendukung dan alat peraganya juga
banyak.
Kelebihan kedua dari metode ini adalah hampir semua isi dalam buku pegangan
bermakna. Kata-kata yang digunakan semua mempunyai arti. Sedang kalimat-kalimat
pendek yang digunakan diambil dari Al-Qur’an.
Bukan berarti metode lain tidak baik. Masing-masing metode punya kekurangan
dan kelebihan sendiri. Namun dalam belajar, faktor guru lebih menentukan
keberhasilan siswa dari pada metode.
C. Tujuan
1. Persiapan (I’dad)
a. sebelum tidur malam lakukan persiapan terlebih dahulu dengan membaca dan
menghafal secara gembrayang (tidak terlalu mendalam)
b. setelah bangun tidur hafalkan 5 ayat tersebut dengan hafalan yang mendalam
dengan tenang lagi konsentrasi
c. ulangi hafalan tersebut (lima ayat) sampai benar-benar hafal di luar kepala.
2. Pengesahan (Tashih/Setor)
Setelah dilakukan persiapan secara matang dengan selalu mengingat-ingat lima ayat
tersebut. Berikutnya tashihkan (setorkan), maksudnya siswa/I yang telah hafal
langsung disuruh menyetorkan hafalannya kepada pembimbingnya masing-masing.
Setiap kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik, maka yang harus dilakukan
pembimbing adalah :
3. Pengulangan (Muroja’ah)
1. Sistem Fardhi
Sistem ini menggunakan metode baca sendiri, yaitu siswa/I membaca dan menghafal
serta menyetorkan kepada pembimbing secara perorangan. Sistem ini dikhususkan
untuk siswa/I yang benar-benar mampu dalam membaca al-qur’an, baik itu dari segi
tajwid maupun makhrojul huruf. Sistem ini dikhususkan untuk 1 pembimbing dan 10
peserta didik. Ini diterapkan pada kelas X dan XII.
2. Sistem Penilaian
Dalam penilaian, disesuaikan dengan buku pegangan laporan tahfid siswa/I, yaitu
sebagai berikut :
a. makhrojul huruf
b. gunnah
c. mad/bacaan penjang
d. kelancaran menghafal
e. teori tajwid
3. Sistem Jama’i
Sistem ini menggunakan metode baca bersama, yaitu 10/15 orang bahkan lebih
membaca hafalan bersama-sama secara jahri (keras) dengan :
A. Kesimpulan
Dengan ini kami selaku koordinator tahfidz menyimpulkan bahwa dengan adanya
laporan manajeman tajfidz, insya Allah akan menjadi panduan untuk keberlangsungan
pada masa yang akan datang. Khususnya di SMA Muhammadiyah
B. Saran
1. kerja sama antar pembimbing harus dijaga dengan baik
2. metode pengajaran tahfidz perlu diperbaharui jika tidak sesuai