Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan industri saat ini menjadi sektor yang tidak dapat dipisahkan dalam
pembangunan ekonomi suatu negara atau bahkan roda perekonomian dunia.
Sektor industri telah memberikan kontribusi yang besar seperti pembukaan
lapangan kerja dengan ditemukannya inovasi dalam bidang teknologi dan
berbagai kontribusi lainnya baik dalam bidang ekonomi, politik dan sosial.
Kemajuan dalam bidang industri di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun.
Peningkatan ini memberikan berbagai dampak positif yaitu terbukanya lapangan
kerja, membaiknya sarana transportasi dan komunikasi serta meningkatnya taraf
sosial ekonomi masyarakat. Suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari adalah
perkembanagan kegiatan industri secara umum juga merupakan sektor yang
sangat potensial sebagai sumber pencemaran yang akan merugikan bagi kesehatan
dan lingkungan.Permasalahan lingkungan akibat aktivitas industri pada prinsipnya
bervariasi antara tiap-tiap industri. Setiap industri memiliki proses, bahan baku,
dan hasil produk yang berbeda. Kegiatan industri ini akan mengeluarkan sisa-sisa
proses dalam bentuk zat-zat dan limbah dengan karakteristik tertentu yang dapat
menjadi agen polutan lingkungan.
Agen-agen polutan ini dapat masuk ke media lingkungan seperti udara, air,
tanah, atau makanan. Salah satu industri yang pertumbuhannya cukup tinggi di
Indonesia adalah industri semen. Sifat dari produksi semen adalah membutuhkan
energi dan penggunaan bahan baku alami yang besar, seperti: batu kapur
(limestone), tanah liat (clay and shale), pasir silika (silika sand), gypsum dan pasir
besi. Eksploitasi sumber daya alam ini berpotensi dalam terjadinya kerusakan
lingkungan yang sangat besar, disamping itu melalui proses fisik dan kimia dalam
pengolahan bahan baku cenderung menghasilkan polusi seperti : partikel, gas
karbon monoksida (CO), gas karbon dioksida (CO2), gas belerang oksida (SO2)
dan uap air. Sesuai dengan jenis produksinya maka industri semen tidak lepas dari
masalah polusi yang timbul terutama pada lingkungan yaitu polusi udara.

1
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Wiguna (2006), partikulat yang berasal
dari tungku industri bagian pengolahan menjadi penyumbang terbesar yaitu
51,27%. TSP yang berasal dari kegiatan antropogenik seperti industri memiliki
tingkat toksisitas yang lebih tinggi dibanding yang berasal dari sumber
alami.Pajanan dari bahan-bahan tersebut telah terbukti memberikan dampak yang
bersifat toksik bagi tubuh manusia, diantaranya menyebabkan iritasi pada mukosa
lambung, mukosa paru-paru, gangguan kulit, gangguan pernapasan, dan kanker.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari cerobong asap ?
2. Bagaimana fungsi serta tipe dari cerobong asap ?
3. Bagaimana mekanisme kerja cerobong asap ?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan dari makalah ini untuk mengetahui:
1. Pengertian dari cerobong asap.
2. Fungsi serta tipe dari cerobong asap.
3. Mekanisme kerja cerobong asap.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Cerobonng Asap

Cerobong asap merupakan struktur yang berfungsi sebagai ventilasi


pembuangan panas gas buang atau asap yang dihasilkan dari kompor, boiler,
tungku, atau bahkan perapian ke luar menuju atmosfer. Cerobong asap biasanya
tersusun secara vertikal atau mendekati vertikal, dalam arti sangat mendekati
vertikal. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan apakah aliran gas telah mengalir
dengan lancar atau belum.
Pada umumnya cerobong asap dapat dijumpai pada lokomotif uap dan
bangunan-bangunan industri lain, kapal-kapal di Amerika Serikat pun dilengkapi
dengan cerobong asap, atau yang lebih dikenal dengan istilah stack.
Tingginya pembangunan cerobong asap dimaksudkan untuk menarik tinggi-
tingi udara yang ada dan selanjutnya melenyapkan polutan-polutan yang
terkandung dalam gas buang menuju wilayah yang lebih luas sehingga dapat
mengurangi konsentrasi polutan yang telah disesuaikan dengan batasan peraturan
yang berlaku.
Pada zaman dahulu, bangsa Roma telah mempergunakan tabung dalam
tembok yang difungsikan untuk menarik asap keluar dari toko roti. Cerobong asap
dalam wujud yang sesungguhnya muncul di wilayah Eropa utara memasuki abad
ke-12, sedangkan cerobong asap untuk dunia industri baru mulai merebak pada
akhir abad 18. Sejak era tradisional, cerobong asap sudah dibangun dengan
menggunakan bahan dasar batu bata, baik itu pada bangunan-bangunan berskala
kecil ataupun bangunan-bangunan dalam taraf besar. Cerobong asap, pada

3
awalnya hanya berupa konstruksi bata sederhana, selanjutnya cerobong asap
dikembangkan dengan menempatkan batu-bata pada sekitar liners ubin yang
difungsikan untuk mengontrol downdrafts ventilasi pot cerobong dengan beragam
desain yang sering kali ditempatkan pada bagian atas cerobong asap.

2.2 Fungsi dan Tipe Cerobong Asap


a. Fungsi
Adapun fungsi dari cerobong asap sendiri adalah untuk menarik keluar
udara dari proses pembakaran serta menguraikan polutan yang terkandung
dalam gas buang menuju wilayah yang lebih luas. Dengan demikian dapat
menurunkan kadar konsentrasi polutan yang ada.
b. Tipe-Tipe
1. Tipe Looping

• Gradient temperatur lebih besar dari adiabatic (lebih positif)

• Bersifat unstable
2. Tipe Coosing

4
Gradient temperatur menuju ke arah adiabatic (neutral).
3. Tipe Fanning

Inversi ada suatu kejadian dimana lapisan udara yang dingin


terkurung oleh lapisan udara yang panas di atasnya sehingga udara
tersebut tidak bisa naik & bercampur dengan udara di atasnya.
Gradient temperature lebih kecil dari adiabatic (negative). Bersifat
stable
4. Tipe Lofting

Kebanyakan dari gambaran polusi udara


Bersifat stable

5
5. Tipe Fumigating &Trapping

Kebanyakan titik kritis semua tipe untuk level konsentrasi polutant


Tipe Fumigating ad hasil transisi permukaan lapisan stabil ke
pengembangan neutral atau lapisan unstable. Penyebab pemanasan
permukaan atmosphere selama jam – jam pagi mengikuti kondisi
stabil malam hari.
Tipe Trapping ad kejadian periode yg lama dari lapisan stable.
Neutral atau kondisi unstable membuat asap turun sehingga
menghasilkan konsentrasi tinggi utk beberapa jam.

2.3 Mekanisme Cara Kerja Cerobong Asap


Cerobong asap biasanya tersusun secara vertikal atau mendekati vertikal,
dalam arti sangat mendekati vertikal. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan
apakah aliran gas telah mengalir dengan lancar atau belum.
Pada umumnya cerobong asap dapat dijumpai pada lokomotif uap dan
bangunan-bangunan industri lain, kapal-kapal di Amerika Serikat pun dilengkapi
dengan cerobong asap, atau yang lebih dikenal dengan istilah stack.
pembangunan cerobong asap dimaksudkan untuk menarik tinggi-tingi udara
yang ada dan selanjutnya melenyapkan polutan-polutan yang terkandung dalam
gas buang menuju wilayah yang lebih luas sehingga dapat mengurangi konsentrasi
polutan yang telah disesuaikan dengan batasan peraturan yang berlaku.

6
Seperti halnya hukum bernouli terdapat prinsip bernouli yang merupakan
penyederhanaan dari hukum bernoulli yang dinyatakan bahwa pada suatu aliran
fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut. 
Prinsip hukum Bernoulli menyebutkan bahwa jika pergerakan aliran udara
tinggi, tekanannya menjadi kecil. Sebaliknya jika laju aliran udara rendah,
tekanannya akan besar. Bagian atas cerobong berada di luar ruangan dan terdapat
angin yang berhembus di  bagian atas cerobong. Akibatnya, tekanan udara
disekitarnya lebih kecil. Udara bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke
tempat udara yang bertekanan rendah. Sehingga asap dari dalam bisa keluar
melalui cerobong.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Cerobong asap merupakan struktur yang berfungsi sebagai ventilasi
pembuangan panas gas buang atau asap yang dihasilkan dari kompor, boiler,
tungku, atau bahkan perapian ke luar menuju atmosfer. Cerobong asap biasanya
tersusun secara vertikal atau mendekati vertikal, dalam arti sangat mendekati
vertikal.
fungsi dari cerobong asap sendiri adalah untuk menarik keluar udara dari
proses pembakaran serta menguraikan polutan yang terkandung dalam gas buang
menuju wilayah yang lebih luas.
Tipe Cerobong Asap antara lain; tipe Looping, tipe coosing, tipe fanning, tipe
lofting, tie fumigating dan trapping.
Seperti halnya hukum bernouli terdapat prinsip bernouli yang merupakan
penyederhanaan dari hukum bernoulli yang dinyatakan bahwa pada suatu aliran
fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut. 
Prinsip hukum Bernoulli menyebutkan bahwa jika pergerakan aliran udara
tinggi, tekanannya menjadi kecil. Sebaliknya jika laju aliran udara rendah,
tekanannya akan besar. Bagian atas cerobong berada di luar ruangan dan terdapat
angin yang berhembus di  bagian atas cerobong. Akibatnya, tekanan udara
disekitarnya lebih kecil. Udara bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke
tempat udara yang bertekanan rendah. Sehingga asap dari dalam bisa keluar
melalui cerobong.

3.2 Saran

8
Diharapkan masing-masing industri di periksa oleh badan kementrian
lingkungan hidup. Dan kepada Industri yang menggunakan cerobong asap
sebaiknya di perhatikan betul cara kerja serta keamanan yang ada pada industri
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai