Personel di apotek terdiri dari 1 Apoteker Pengelola Apotek (APA), 3 orang Asisten Apoteker (TTK/AA) yang terlatih, 1 orang bagian Administrasi dan 1 orang cleaning service
2.1 Tugas dan Fungsi Apoteker
Pengelola Apotek (APA) bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang terjadi di apotek. Berikut tugas dan fungsi dari struktur organisasi diatas 1. Apoteker Pengelola Apotek (APA) : - Membuat visi, misi - Membuat Strategi, Tujuan, Program kerja - Membuat SPO/Protap di setiap fungsi - Membuat indikator di setiap fungsi -Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SPO/Protap di setiap fungsi 2. Fungsi Pembelian : -Data kebutuhan barang -Buat Pareto/Analisa ABC -Pilih Suplier -Melakukan pembelian -Memeriksa harga, diskon hasil negosiasi 3. Fungsi Gudang : -Menerima barang -Menyimpan barang -Menata, merawat, dan menjaga keamanan barang -Mengeluarkan barang 4. Fungsi Penjualan/Pelayanan : -Penjualan dengan harga yang telah ditetapkan -Menjaga kenyamanan Ruang Tunggu -Ramah, santun -Membina hubungan baik -Informasi dan solusi pada konsumen 5. Fungsi Keuangan : -Perencanaan aliran kas ( cash flow ) bulanan dan tahunan -Menerima dan mengeluarkan uang sesuai bukti dokumen ( disetujui oleh APA ) -Menjaga keamanan dan resiko kehilangan uang dan surat berharga
2.2 Perlengkapan Apotek
Berdasarkan KepMenKes No.1322/MENKES/X/2002 Bab I pasal 1, yang dimaksud perlengkapan apotek adalah semua peralatan yang digunakan untuk melaksanakan pengelolaan apotek, dan merupakan sarana penunjang kegiatan di apotek. Perlengkapan yang terdapat di apotek Farma Record meliputi : 1. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan : Timbangan milligram dan gram dengan anak timbangan masing-masing 1 (satu) set yang ditera setiap 1 tahun sekali Mortir dan stamper 4 set dengan ukuran yang berbeda (besar dan kecil) Gelas ukur 5 ml, 10 ml, 25 ml dan 50 ml masing-masing 1 (satu) buah Corong 1 (satu) buah. Spatel/sendok logam dan sendok porselen Ayakan Batang pengaduk dan sudip Rak Tempat pengeringan alat Termometer 2 buah (termoter untuk ruangan dan untuk diletakkan di kulkas
2.Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi :
Rak kayu untuk obat bebas, obat bebas terbatas, obat tradisional, alat kesehatan dan kosmetik, serta lemari es untuk minuman ringan yang diletakkan di swalayan. Lemari/rak kayu untuk menyimpan obat dan menata obat serta untuk gudang obat. Lemari untuk menyimpan arsip. Lemari untuk buku-buku stand Lemari khusus penyimpanan narkotika dan psikotropika yang terbuat dari kayu berukuran 40 × 80 × 100 cm dan dibagi menjadi dua bagian yang masing-masing memiliki kunci yang berbeda. Tempat khusus yang dimaksud berupa dua buah tempat yang terpisah atau satu tempat yang terbagi dua dan tiap bagian mempunyai daun pintu dan kunci-kunci tersendiri. Bagian pertama untuk menyimpan persediaan narkotika/psikotropika, bagian lainnya untuk menyimpan narkotika/psikotropika untuk keperluan sehari-hari (Permenkes No. 28 th 1978). Lemari es digunakan untuk menyimpan obat-obat yang tidak stabil dalam suhu ruang
3. Bahan pengemas dan pembungkus :
Bahan pengemas terdiri dari plastik pembungkus, plastik klip, tempat bedak, botol plastik, kantong plastik, kertas perkamen, pot plastik, dan botol. Etiket obat dibedakan menjadi dua macam yaitu etiket warna putih dan etiket warna biru. Etiket warna putih untuk sediaan obat dalam. Sedangkan etiket warna biru untuk sediaan obat luar. Selain itu, untuk sediaan sirup juga disediakan label “kocok dahulu” dan untuk sediaan antibiotik dibuat label khusus yaitu “harus dihabiskan”.
4. Alat-alat Administrasi meliputi :
Blanko surat pesanan obat non narkotika (lampiran) Blanko surat pesanan narkotika (lampiran) Blanko surat pesanan psikotropika (lampiran) Blanko tanda terima faktur Blanko kartu stok obat dan gudang (lampiran) Blanko salinan resep (lampiran) Kwitansi Nota Penjualan Buku katalog obat dan daftar harga Buku defecta dan buku daftar kadaluarsa (ED). Buku pencatatan narkotika, psikotropika dan prekursor. Buku keuangan apotek : buku penjualan obat non resep, buku penjualan obat dengan resep. Buku penerimaan kas Buku pengeluaran kas Form laporan penggunaan obat narkotika, psikotropika dan prekursor Kalkulator Stempel apotek Alat-alat tulis, steples, dan alat administrasi lainnya Buku-buku, meliputi: Farmakope Indonesia edisi III dan IV, kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek, ISO Indonesia, MIMS, IONI, dan buku acuan lain.
2.2 Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan metode untuk menganalisis studi kelayakan suatu produk atau usaha dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari Strenght (Kekuatan) dan Weakness (kelemahan) sedangkan faktor eksternal terdiri dari Oppurtunity (peluang) dan Threat (ancaman). STRENGTH WEAKNESS FAKTOR INTERNAL 1. Konsep layanan patient 1. Apotek baru, belum dikenal oriented berbasis pharmaceutical oleh masyarakat , dan belum care. mempunyai langganan yang 2. Apoteker yang berada di loyal Apotek dan siap memberikan konseling/layanan kefarmasian pada pasien. 3. Menerima pemeriksaan gula FAKTOR darah, dan check tekanan darah. EKSTERNAL 4. Menjual produk non obat 5. Melayani pelayanan swamedikasi 6.Petugas apotik yang handal dan loyal, terdiri dari tenaga yang sudah berpengalaman dan tenagatenaga muda yang penuh semangat dan kreatif Opportunity : Strategi SO : Strategi Wo : 1. Dilihat dari data 1. Pelayanan swamedikasi 1. Promosi Kesehatan kunjungan masyarakat harus dilakukan oleh melalui leaflet dengan ke puskesmas apoteker disertai promosi apotek menunjukkan kesadaran 2. Promosi, edukasi, dan dalam kegiatan sosial masyarakat akan konseling kesehatan 2. Bekerja sama dengan kesehatan semakin dengan memanfaatkan sarana public untuk tinggi. peningkatan kesadaran mempromosikan apotek 2. keberadaan sarana masyarakat 3. Bekerja sama dengan publik dan pemukiman 3. Penjualan produk non sekolah, kecamatan yang dekat dengan obat disertai dengan dalam event seminar Apotek edukasi terkait Kesehatan pentingnya upaya pencegahan penyakit. Threats : Strategi ST : Strategi WT : 1. Daya tawar 1. Menyediakan pelayanan 1. Sosialisasi Apotek. 2. Regulasi home care 2. Pemberian harga yang 3. supplier 2. Edukasi serta konseling kompetitif. kesehatan dilakukan oleh tenaga 3. Mencari sumber dana untuk kompeten (Apoteker). meningkatkan pelayanan apotek. 3. Pengadaan barang dilakukan 4. Melobi dan melakukan oleh orang yang kompeten. seleksi terhadap supplier. 4. Meningkatkan kompetensi 5. Menyikapi regulasi dalam tim untuk mengakomodasi daya forum organisasi internal tawar masyarakat