Anda di halaman 1dari 12

Bab 9.

PERTIDAKSAMAAN LINIER
Dr. Ir. SUGIYONO A.B., M.Kes.

Daftar Isi:
9.1 Konsep Pertidaksanaan Linier
9.2 Notasi Pertidaksamaan
9.3 Sifat-sifat Pertidaksamaan
9.4 Bentuk Pertidaksamaan
9.1 Konsep Pertidaksamaan Linier
Sebagai ilustrasi, misalkan kita memiliki uang Rp. 50.000,- akan digunakan
untuk membeli tepung gandum dan telur untuk persiapan membuat kue.
Setelah belanja tepung gandum 2 kg dan telur 3 kg, masih menerima uang
kembalian. Berapakah harga tepung terigu per-kilogram, dan harga telur
per-kilogram, serta sisa uang yang diterima?
Misalkan harga tepung terigu per-kilogram adalah 𝑥 rupiah, dan harga
telur adalah 𝑦 rupiah, serta uang kembaliannya adalah 𝑧 rupiah. Maka dapat
disusun pertidaksamaan liniernya sebagai berikut.

2𝑥 + 3𝑦 + 𝑧 = 50000

Karena tepung terigu (= 𝑥) dan telur (= 𝑦) sudah dibeli maka keduanya


harus memenuhi syarat sebagai berikut.
𝑥>0
𝑦>0
Setelah dibangun model matematikanya, maka persoalan tersebut dapat
dicari penyelesaiannya sesuai dengan sifat-sifat pertidaksamaan.

9.2 Notasi Pertidaksamaan


Pertidaksamaan dinotasikan sebagai berikut
1. Lebih kecil (<)
2. Lebih kecil atau sama dengan (≤)
3. Lebih besar (>)
4. Lebih besar atau sama dengan (≥)
Salah satu tanda di atas digunakan untuk membuat suatu batasan terhadap
nilai suatu variabel.

Contoh 9.1
𝑥<5

2 Bab 9. Pertidaksamaan Linier


Ini berarti bahwa nilai x selalu lebih kecil dari 5, dan tidak sama atau lebih
besar dari 5. Dalam garis bilangan di bawah ini daerah yang diarsir
merupakan nilai x yang memenuhi.

Contoh 9.2
𝑥≥3
Ini berarti bahwa nilai x selalu lebih besar atau sama dengan 3 dan tidak
lebih kecil dari 3.

9.3 Sifat-sifat Pertidaksamaan

Sifat 1.
Makna pertidaksamaan tidak akan berubah apabila tiap-tiap ruas atau sisi
ditambah atau dikurangi dengan bilangan riil yang sama. Hal ini
mengakibatkan bahwa sembarang suku bisa dipindahkan dari satu sisi ke
sisi lain dalam suatu pertidaksamaan, dengan syarat tanda suku diubah. Jadi
tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas ditambah atau
dikurangi dengan bilangan yang sama.
Rumus:
Jika 𝑎 < 𝑏
maka:
𝑎+𝑐 < 𝑏+𝑐
𝑎−𝑐 < 𝑏−𝑐

Bab 9. Pertidaksamaan Linier 3


Sifat 2.
Makna sebuah pertidaksamaan tidak berubah apabila tiap sisi dikalikan atau
dibagi dengan bilangan positip yang sama. Jadi tanda pertidaksamaan tidak
berubah jika kedua ruas dikali atau dibagi dengan bilangan positif yang
sama
Rumus:
Jika 𝑎 < 𝑏 dan 𝑐 > 0,
maka:
𝑎. 𝑐 < 𝑏. 𝑐
𝑎 𝑏
<
𝑐 𝑐

Sifat 3.
Makna sebuah pertidaksamaan berubah apabila tiap-tiap sisi dikalikan atau
dibagi dengan bilangan negatip yang sama. Jadi tanda pertidaksamaan akan
berubah jika kedua ruas pertidaksamaan dikali atau dibagi dengan bilangan
negatif yang sama.
Rumus:
Jika 𝑎 < 𝑏, dan 𝑐 < 0,
maka:
𝑎. −𝑐 > 𝑏. −𝑐
𝑎 𝑏
−𝑐
> −𝑐

Sifat 4.
Tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas positif dipangkatkan
bilangan positip.
Rumus:
Jika 𝑎 > 𝑏 > 0, dan 𝑛 > 0
maka:
𝑎𝑛 > 𝑏𝑛
Contoh:
5 > 3, dan 𝑛 = 3,

4 Bab 9. Pertidaksamaan Linier


maka:
53 > 33
125 > 27
Sifat 5.
Tanda pertidaksamaan berubah jika kedua ruas positif dipangkatkan
bilangan negatip.
Rumus:
Jika 𝑎 > 𝑏 > 0, dan 𝑛 < 0,
maka:
𝑎−𝑛 < 𝑏−𝑛
Contoh:
5 > 3, dan −𝑛 = −3,
maka:
5−3 < 3−3
1 1
<
53 33
1 1
<
125 27

0,08 < 0,037

Sifat 6.
Tanda pertidaksamaan berubah jika kedua ruas negatif dipangkatkan
bilangan genap positip.
Rumus:
Jika 𝑎 < 𝑏 < 0, dan 𝑛 genap dan positif,
maka:
(−𝑎)𝑛 > (−𝑏)𝑛
Contoh:
−5 < −4, dan 𝑛 = 2,
maka:
(−5)2 > (−4)2
25 > 16

Bab 9. Pertidaksamaan Linier 5


Sifat 7.
Tanda pertidaksamaan tidak berubah jika kedua ruas negatif dipangkatkan
dengan bilangan ganjil positip.
Rumus:
Jika 𝑎 < 𝑏 < 0, dan 𝑛 positif dan ganjil,
maka:
(−𝑎)𝑛 < (−𝑏)𝑛
Contoh:
−5 < −4, dan 𝑛 = 3,
maka:
(−5)3 < (−4)3
−125 < −64

Sifat 8.
Jika dua pertidaksamaan dengan tanda pertidaksamaan sama, apabila setiap
ruas seletak dijumlahkan maka tanda pertidaksamaan tidak berubah.
Rumus:
Jika 𝑎 > 𝑏 dan 𝑐 > 𝑑,
maka:
𝑎+𝑐 > 𝑏+𝑑
Contoh:
Jika −4 > −10 dan 5 > 3,
maka:
(−4 + 5) > (−10 + 3)
1 > −7

Sifat 9.
Jika dua pertidaksamaan memiliki tanda pertidaksamaan sama dan positif,
apabila setiap ruas seletak dikalikan maka tanda pertidaksaan tidak berubah.
Rumus:
Jika 𝑎 > 𝑏 > 0 dan 𝑐 > 𝑑 > 0,

6 Bab 9. Pertidaksamaan Linier


maka:
𝑎. 𝑐 > 𝑏. 𝑑

Contoh:
Jika 5 > 4 dan 3 > 2,
maka:
(5 × 3) > (4 × 2)
15 > 8

Sifat 10.
Penggabungan dua pertidaksamaan.
Dua pertidaksamaan dapat digabung dengan kata dan atau atau.
dan
artinya irisan pertidaksamaan I dan persamaan II harus memenuhi
keduanya.
Contoh:
𝑥 < 5 dan 𝑥 ≥ 3
Irisannya:

atau
artinya salah satu dipenuhi (gabungan).
Contoh:
𝑥<5 atau 𝑥 > 7
Artinya berlaku untuk 𝑥 < 5 atau berlaku untuk 𝑥 > 7.

Bab 9. Pertidaksamaan Linier 7


9.4 Bentuk Pertidaksamaan
1. Pertidaksamaan Linier
a. Pertidaksamaan linier satu variabel
Petunjuk:
Suku-suku yang mengandung variabel dikumpulkan di ruas kiri,
dan konstanta diletakkan di ruas kanan.
Contoh:
1) 2𝑥 − 3 > 5
2𝑥 > 5 + 3
2𝑥 > 8
𝑥>4
2) 3𝑥 + 6 > 7(𝑥 − 2)
3𝑥 + 6 > 7𝑥 − 14
14 + 6 > 7𝑥 − 3𝑥
20 > 4𝑥
4𝑥 < 20
𝑥<5
Gambar grafik:

b. Pertidaksamaan linier dua variabel


Contoh:
1) 2𝑥 + 3𝑦 ≤ 6
2) 3𝑥 + 2𝑦 ≤ 6
3) 𝑥 ≥ 0
4) 𝑦 ≥ 0
Tentukan daerah himpunan penyelesaian!

8 Bab 9. Pertidaksamaan Linier


Penyelesaian:
1) 2𝑥 + 3𝑦 ≤ 6
• pada 𝑥 = 0  3𝑦 ≤ 6, maka 𝑦 ≤ 2
• pada 𝑦 = 0  2𝑥 ≤ 6, maka 𝑥 ≤ 3
2) 3𝑥 + 2𝑦 ≤ 6
• pada 𝑥 = 0  2𝑦 ≤ 6, maka 𝑦 ≤ 3
• pada 𝑦 = 0  3𝑥 ≤ 6, maka 𝑥 ≤ 2
Kemudian di gambar seperti berikut ini.

Jadi himpunan penyelesaiannya (HP) adalah daerah yang diarsir.

2. Pertidaksamaan Kuadrat
Cara penyelesaian pertidaksamaan kuadrat adalah:
• Ruas kanan dibuat menjadi nol.
• Ruas kiri difaktorkan (kalau mungkin !)
• Tentukan harga nol, yaitu nilai variabel yang menyebabkan nilai
faktor = 0.
• Gambar garis bilangannya
Jika tanda pertidaksamaan ≥ atau ≤, maka harga nol ditandai dengan
titik hitam ( • ).
Jika tanda pertidaksamaan > atau <, maka harga nol ditandai dengan
titik putih ( ∘ )

Bab 9. Pertidaksamaan Linier 9


Contoh:
Tentukan daerah himpunan penyelesaian untuk 𝑥 2 − 5𝑥 − 6 ≤ 0.
Penyelesaian:
𝑥 2 − 5𝑥 − 6 ≤ 0
----- difaktorkan: apabila dijumlah = −5, dan apabila dikalikan = − 6
𝑥 2 − 6𝑥 + 𝑥 − 6 ≤ 0
(𝑥 2 − 6𝑥) + (𝑥 − 6) ≤ 0
𝑥 (𝑥 − 6) + 1(𝑥 − 6) ≤ 0
(𝑥 − 6)(𝑥 + 1) ≤ 0
𝑥−6 =0 𝑥+1 =0
𝑥1 = 6 𝑥2 = −1

Jadi himpunan penyelesaiannya (HP) : −1 ≤ 𝑥 ≤ 6

Catatan:
Untuk menentukan daerah + atau − caranya pilih salah satu nilai dalam
wilayah yang bersangkutan, kemudian masukkan nilai ke dalam
persamaan dan lihat/hitung hasilnya. Misalnya dipilih angka 0 (nol),
kemudian masukkan ke dalam persamaan:
𝑥 2 − 5𝑥 − 6 = 0 − 0 − 6 = −6
Jadi wilayah pada nilai 0 (nol) adalah − (negatip), untuk wilayah lainnya
adalah kebalikan dari wilayah yang berdekatan.

3. Pertidaksamaan Tingkat Tinggi (pangkat > 2)


Contoh:
penyelesaian persamaan tingkat tinggi.
Diketahui: (2𝑥 + 1)2 ∗ (𝑥 2 − 5𝑥 + 6) < 0. Hitung nilai x !
Penyelesaian:
(2𝑥 + 1)2 ∗ (𝑥 2 − 2𝑥 − 3𝑥 + 6) < 0

10 Bab 9. Pertidaksamaan Linier


(2𝑥 + 1)2 ∗ (𝑥 2 − 2𝑥) − (3𝑥 − 6) < 0
(2𝑥 + 1)2 ∗ 𝑥 (𝑥 − 2) − 3(𝑥 − 2) < 0
(2𝑥 + 1)2 ∗ (𝑥 − 2) ∗ (𝑥 − 3) < 0
Harga nol:
• (2𝑥 + 1)2 = 0  2𝑥 + 1 = 0
 2𝑥 = −1
1
 𝑥1 = −
2

karena berasal dari persamaan kuadrat,


1
𝑥2 = − 2

maka terdapat nilai x = -½ kembar.


• 𝑥 2 − 5𝑥 + 6 = 0  𝑥 2 − 2𝑥 − 3𝑥 + 6 = 0
 (𝑥 2 − 2𝑥) − (3𝑥 − 6) = 0
 𝑥 (𝑥 − 2) − 3(𝑥 − 2) = 0
 (𝑥 − 2)(𝑥 − 3) = 0
 𝑥−2= 0 𝑥−3 =0
 𝑥3 = 2 𝑥4 = 3

Garis bilangan:
• Menggunakan titik putih karena tanda pertidaksamaan adalah <
• Jika nilai x dalam persamaan disubstitusi dengan angka 0, diperoleh
(2𝑥 + 1)2 ∗ (𝑥 2 − 5𝑥 + 6) = +1 ∗ +6 = +6
• Nilai 0 berada diantara − ½ dan 2, maka wilayah tersebut bertanda
+, di kiri dan kanannya bertanda negatif.
• Karena tanda pertidaksamaan < 0, maka yang diarsir adalah
wilayah yang negatip.

Bab 9. Pertidaksamaan Linier 11


Jadi penyelesaiannya:
1 1
𝐻𝑃: { 𝑥 | − < 𝑥 < − ⋁ 2< 𝑥 < 3}
2 2
atau
1
𝐻𝑃: { 𝑥 | 𝑥 = − ⋁ 2<𝑥<3}
2

12 Bab 9. Pertidaksamaan Linier

Anda mungkin juga menyukai