Anda di halaman 1dari 34

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Aktifitas Keagamaan Suami Istri

1. Definisi Aktifitas Keagamaan Suami Istri.

Sebelum dibahas lebih lanjut, maka terlebih dahulu akan penulis

kemukakan apa yang dimaksud dengan aktifitas, apa yang dimaksud

dengan keagamaan dan apa yang dimaksud dengan suami istri, dengan

begitu baru dapat memahami apa yang dimaksud dengan aktifitas

keagamaan suami istri.

Kester D. Crow phd. Dan Alice Crow p hd. dalam bukunya

education psychology, terjemahan Drs.C. Kasjin memberikan pengertian

sebagai berikut. Aktifitas berarti menggiatkan diri dengan suatu harapan

dan aktifitasnya berlangsung terus menerus (Kasijan, 1982:35).

Pengertian tersebut juga telah dijelaskan oleh Drs. Amir Daina

Indra Kusuma dalam bukunya Pengantar Ilmu Pendidikan sebagai berikut:

“Aktifitas adalah kemampuan dan kemampuan untuk menggerakan


dan menentukan arah perkembangan dan beserta kegiatan-kegiatan
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perkembangan” (Indra
Kusuma, 1973:87).

Dari uraian diatas, maka yang penulis maksudkan dengan aktifitas

dalam penulisan skripsi ini ialah menggiatkan diri dari model kemampuan

dan kemauan melalui kegiatan-kegiatan dalam rangka untuk mencapai

tujuan yang diharapkan.

Adapun yang dimaksud keagamaan ialah berasal dari kata dasar

“Agama” yang mendapat awalan “ke” dan mendapat akhiran “an”. Dalam
12

masalah keagamaan ini Prof. Dr. Moh. Hamka dalam bukunya Tasawuf

Modern memberikan arti sebagai berikut ;

“Agama adalah budi atau hal kepercayaan dalam hati atau ibadah yang
tertib lantaran Allah dan I’tikad dahulu dan patuh karena iman”
(Hamka, 1992:58).

Disampaikan pendapat diatas, menurut Sidi Ghazalba, Religi atau

Agama ialah

“Kepercayaan pada hubungan manusia dengan kudus, dihayati sebagai


hakikat yang ghaib, hubungan manusia menyatakan diri dalam bentuk
serta sistim kultus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu”
(Razak, 1971:61).

Yang dimaksud agama disini yaitu hubungan manusia dengan

Allah SWT. Dan dijalankan sesuai dengan apa yang telah diajarkan-Nya.

Sedangkan suami istri adalah orang laki-laki dan perempuan yang

terah terikat perkawinan sebagaimana yang telah terungkap dalam UUP

Tahun 1974 bab I pasal 1

“Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seseorang pria dengan


seseorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan
Yang Maha Esa "(Depag RI, 1991/1992:87-88).

Dalam sebuah keluarga, suami istri ini apabila telah mempunyai

anak ia adalah sebagai orang tua bagi anak-anaknya.

Berpijak dari pengertian-pengertian diatas, maka dapatlah ditarik

suatu pengertian bahwa yang dimaksud dengan aktifitas keagamaan suami

istri dalam hal ini adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh suami istri

(orang yang telah terikat dalam perkawinan yang sah) secara terus menerus

yang berupa kegiatan-kegiatan keagamaan dalam rangka memenuhi


13

perintah Allah SWT. Guna mencapai tujuan tertentu yaitu terbentuknya

keluarga sakinah di dunia atas dasar Ridho-Nya.

Mengingat aktifitas keagamaan tersebut terlalu luas, karena

terbatasnya waktu dan biaya maka dalam pembahasan skripsi ini, aktifitas

keagamaan tersebut pada beberapa masalah saja yaitu :

a. Aktifitas suami istri dalam mengerjakan sholat.

b. Aktifitas suami istri dalam mengerjakan puasa atau

c. Aktifitas suami istri dalam menunaikan ibadah zakat dan shodaqoh

d. Aktifitas suami istri dalam membaca Al-Quran.

e. Aktifitas suami istri dalam mendengarkan pengajian.

Karena kalimat aktifitas keagamaan suami istri tersebut penulis

anggap sangat mempengaruhi terhadap pembentukan keluarga sakinah,

dikarenakan besarnya hikmah yang terdapat di dalamnya.

2. Bentuk-Bentuk Aktifitas Keagamaan Suami Istri.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya,

bahwa yang dimaksud dengan aktifitas keagamaan suami istri pada

pembahasan skripsi ini adalah segala kegiatan suami istri mengenai agama

yang didalam pelaksanaannya berbentuk ibadah keagamaan.

Di dalam agama Islam, ibadah terbagi dua yaitu ibadah dalam

pengertian yang khusus berupa rukun Islam dan ibadah yang umum yaitu

segala perbuatan yang dilakukan seseorang dengan niat mencari Ridho

Allah.
14

Mengingat hal tersebut terlalu luas maka bentuk-bentuk aktifitas

keagamaan suami istri yang termasuk dalam pembahasan kali ini adalah.

a. Aktifitas Keagamaan Suami Istri Dalam Mengerjakan Ibadah Sholat.

Sholat adalah suatu rangka pokok dalam iman, dengan iman yang

dalam inilah akan timbul penyerahan diri secara total kepada Allah

SWT. Sehingga dalam mengerjakan sholat akan khusyu’, ikhlas, takut

dan menghadirkan hati ini kepada Allah swt. Dan dengan hal seperti itu

yang akan membentuk ketenangan jiwa sehingga dapat menjauhkan diri

dari yang keji dan munkar, sebagaimana Allah berfirman dalam Surat

Ar Ra’du ayat 28.

)28 : ‫الذين امنوا وتطمئن القلوبهم ﺃﻻ بذكر اهلل تطمئن القلوب (الرعد‬

Artinya

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram

dengan mengingat Allah, ingatlah dengan mengingat Allah hati menjadi

tentram” (Depag RI, 1984:373).

Sholat yang mampu membentuk orang jiwanya tenang ialah

sholatnya orang yang beriman, dilakukan dengan penuh khusyu’.

Dilakukan sepenuhnya karena Allah semata dan segala amal ibadahnya

dalam sholat tersebut mengetahui mana yang rukun, sunnah dan

syaratnya.

Kedudukan khusyu’ dan ikhlas dalam sholat adalah merupakan roh

jiwa dalam tubuh sebagaimana menurut Prof. Dr. Hasby Assidiqiy.

“kedudukan khusyu’ dan ikhlas sholat adalah tamsil kedudukan roh


(jiwa) dalam sesuatu tubuh” (Ash syiddiqy, 1984:74).
15

Jadi yang dimaksud keadaan/bentuk sholat adalah sholat yang

benar-benar ikhlas karena Allah SWT. yang dapat merubah sikap dan

pola hidup sesuai dengan ajaran Islam, karena kita juga tahu sholat

orang bermacam-macam, ada sholat karena ikut-ikutan, sholat ingin

dipuji atau sholat tetapi tidak mengetahui mana rukun, sunnah dan

syaratnya serta ada orang yang sholat serta tahu tata caranya sholat yang

benar.

b. Aktifitas Keagamaan Suami Istri Dalam mengerjakan Ibadah Puasa.

Shoumu menurut Bahasa Arab adalah menahan diri dari segala

sesuatu seperti menahan tidur, menahan berbicara, menahan makan dan

sebagainya (Rasyid, 1976:1216).

Ini adalah merupakan salah satu dari ibadah kepada Allah SWT.

Ada yang wajib yaitu puasa Romadhon dan ada yang sunat.

Semua ibadah kepada Allah SWT. Pada hakikatnya mempunyai

tujuan untuk mensucikan rohani dan mempunyai tujuan sebagaimana

dikemukakan oleh, Prof. Dr. Harun Nasution, semua ibadah yang ada

dalam Islam, sholat, puasa, haji, dan zakat bertujuan:

1. Senantiasa tidak lupa kepada Tuhan

2. Senantiasa dekat kepada-Nya.

3. Mempertajam rasa kesucian seseorang.

4. Rem bagi hawa nafsu untuk melanggar nilai-nilai moral (Nasution,

1984:37).

Puasa juga merupakan penyucian roh apabila dalam puasa itu

tidak hanya ingin dipuji oleh orang lain, tetapi mereka menjalankan
16

ibadah itu karena sadar sepenuhnya atas perintah Allah SWT. Berpuasa

benar-benar menahan segalanya, seperti menahan amarah, nafsu seks

dan lainnya, apabila puasa dan tak mampu menahan nafsu amarah maka

perlu ditanyakan puasanya itu.

Seperti disebutkan dalam hadits Nabi:

‫ فالرسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬,‫وعن ابي هريرة رضى اهلل عنه فال‬

,‫قال اهلل عز وجل كل عمل ابن ادم له اال الصيام فانه لى وانا اجزى به‬

‫ان‬2
2‫ ف‬,‫حب‬2
2‫ فاذاكان يوم صوم احدكم فال يرقث وال يض‬,‫والصيام جنة‬

.‫سابه احد اوقتله فليقل انى صائم‬

Artinya:

“Abu Hurairoh berkata Rosulullah SAW. bersabda Allah telah semua

amal kelakuan anak adam dapat dicampuri kepentingan hawa nafsu

kecuali puasa, maka itu melulu untuk-Ku dan sebagai perisai, maka jika

seseorang sedang puasa janganlah berkata keji atau ribut-ribut dan

jika seorang mencaci maki padanya, atau mengajak berkelahi maka

hendakya dikatakan kepadanya aku berpuasa” (Bahresy, 1986:233).

Dalam lain riwayat disebutkan lagi:

‫ يترك طعامه وشرابه وشهوته من اجلى الصيام لى وانا‬:‫وفى رواية له‬

.‫ وحسنة بعشر امثالها‬,‫اجزى به‬

Artinya :

“Ia meninggalkan makan dan minum untuk aku, puasa itu benar-benar

melulu untuk aku, dan aku sendiri yang akan membalasnya dan tiap
17

hasanah kebaikan sepuluhnya kali lipat pahalanya” (Bahresy,

1986:224).

Jadi dan tahu ilmunya puasa, manusia yang harus dijalankan dan

mana yang harus ditinggalkan, inilah puasa yang dapat mensucikan roh.

Sehingga dengan puasa yang demikian itu akan memperoleh hikmah

dari puasa.

3. Dasar Aktifitas Keagamaan Suami Istri.

a. Dasar Keagamaan Suami Istri.

Dasar atau landasan adalah merupakan pangkal atau letak ukuran

dalam suatu usaha yang hendak dilaksanakan atau diperbuat, oleh

karena itu aktifitas keagamaan mempunyai dasar atau landasan

tertentu.

Kalau pada sub bab yang lalu telah dijelaskan mengenai pengertian

dan batasan-batasan aktifitas keagamaan, maka dalam pembahasan

ini akan penulis kemukakan dasar-dasar aktifitas keagamaan suami

istri yang dapat mempengaruhi terbentuknya keluarga sakinah,

tentunya telah disesuaikan dengan batasan-batasan dan bentuk-

bentuk aktifitas keagamaan tersebut, untuk lebih jelasnya dapat kita

ketahui penjelasan sebagai berikut :

1. Ibadah Sholat.

Sebagaimana telah diketahui, sholat merupakan salah

satu dari rukun Islam, oleh karena itu sholat merupakan

kewajiban bagi umat Islam yang harus dikerjakan, sebagai

firman Allah dalam An-Nisa’ ayat 103.


18

‫اذا‬2
2‫فااذا قضيتم الصلوة فاذ كرواهلل قياما وقعودا وعلى جنو بكم ح ف‬

‫ كانت على المؤمنين كتابا موقوتا‬2


‫اطماء ننتم فااقيمواالصلوة ﺇﻦالصلوة‬

)103: ‫(النساء‬

Artinya :

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholatmu, ingatlah Allah

diwaktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring, kemudian

apabila kamu telah merasa aman maka dirikanlah sholat itu

(sebagaimana biasa) sesungguhnya sholat itu fardlu yang ditentukan

waktunya atas orang-orang yang beriman” (Depag RI, 1984:138).

Didalam surat Al Ankabut ayat 45 juga disebutkan :

‫اتل مااوﺣﻱ ﺇليك من اكتب واقم الصلوة ان الصلوة تنهى عن الفخشاء‬

)45 : ‫والمنكرط ولذكراهلل اكبر واهلل يعلم ماتصنعون (العنكبوت‬

Artinya :

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-

Qur’an) dan dirikan sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah diri

(perbuatan-perbatan) yang keji dan munkar dan sesungguhnya

mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamannya dari

ibadah-ibadah yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan” (Depag RI, 1984:138).

Sedangkan dari Al Hadits sebagaimana sabda Nabi :


19

‫ ثم اسقبل القبلة فكبر ثم اقرء ماتيسر معك من‬,‫الصالة فاسبع الوضؤ‬

‫تى‬22‫جدوا ح‬22‫القران ثم ركع ثم ركعا ثم ارفع حتى تعقدل قائما ثم اس‬

.‫تطمئن ساجدا ثم ارفع تطمئن ساجد ثم افعل ذلك فى صالتك كلها‬

Artinya ;

“Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda “apabila

engkau bangkit hendak sembahyang, maka sempurnakan wudlu, lalu

menghadap kiblat, lalu takbir kemudian bacalah bagimu ayat-ayat Al-

Qur’an lalu ruku’lah kemudian bangkitlah sehingga tuma’ninah

dalam sujud maka bangkitlah sehingga tuma’ninah dalam sujud (II)

kemudian lakukan yang demikian itu dalam sembanyangmu

semuanya." (Sukandy, 1990:97-98).

Hadits di atas disamping memberikan perintah sholat juga

menjelaskan bagaimana cara-cara mengerjakan sholat. Jadi yang

dimaksud pedoman/dasar oleh suami istri dalam mengerjakan ibadah

sholat kepada Allah SWT. Adalah Al-Qur’an dan Hadits.

2. Ibadah Puasa.

Puasa adalah menahan diri dari yang segala dapat membatalkan

puasa (makan minum, dan bersetubuh dengan maksud menjalankan

perintah Allah) (Zuhdy, 1988:51).

Adapun yang dimaksud puasa dalam pembahasan kali ini adalah

puasa romadhon.

Dasar Al-Qur’an yang digunakan adalah surat Al Baqoroh ayat 183,

yang berbunyi :
20

‫ياايهاالذين امنوكتب علبكم الصيام كماكتب على الذين من قبلكم لعلكم‬

)183 : ‫تتقون (البقرة‬

Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu

bertaqwa” (Depag RI, 1992:44).

Ayat tersebut telah diberikan penjelasan kepada kita bahwa puasa

romadhon itu hukumnya wajib, dan pada ayat tersebut juga telah

dijelaskan pula bahwa yang diwajibkan kepada kita khususnya puasa

pada bulan Romadhon, akan tetapi disamping puasa wajib ada puasa

sunnah yang dianjurkan kepada kita. Selain ayat tersebut diatas,

dijelaskan pula dalam hadits Nabi yang yang berbunyi :

‫عن ابى هريرة رضى اهلل عنه ان رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم قال‬

.‫ من قام رمضان ايماناواحتسابا غفرله ما تقدم من ذنبه‬:

Artinya :

“Dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rosulullah SAW,bersabda

“barang siapa yang beribadah pada Bulan Romadhon karena iman

dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah

lalu”. Mutafaqqun’alaih” (Sukandy, 1990:250-251).

Hadits memberikan pengertian tentang ajaran berpuasa Romadhon

karena iman dan mengharap ridlo Allah SWT, sehingga akan diampuni

dosanya.
21

b. Tujuan Aktifitas Keagamaan Suami Istri.

Adapun tujuan aktifitas keagamaan yang dilakukan oleh suami istri

dalam pembahasan skripsi ini disampaikan dengan tujuan Islam

sebagaimana dalam surat Al Dzariat ayat 56 yaitu :

)59 : ‫وما خلقت الجن واالنس االليعبدون (الذاريت‬

Artinya :

“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembahku” (Bahresy, 1978:862).

Dari ayat tersebut memberikan bahwa manusia diciptakan oleh

Allah itu untuk beribadah kepada-Nya, yang pelaksanaan dan bentuk

dari ibadah tersebut sebagaimana aktifitas keagamaan yang telah

tersebut dalam pembahasan terdahulu. Ditegaskan pula dalam ayat

yang lain yakni surat Al Bayyinah ayat 15 berbunyi :

2
‫لوة‬22‫اء ويقموالص‬22‫ين له اﻟﺪين خنف‬22‫وماامروااالليعبدواهلل مخلص‬

)5 : ‫ ﻮ ذلك دين القيمه (البينة‬2


‫ويؤتوالزكوة‬

Artinya :

“Padahal mereka tidak disuruh kecualai supaya tidak menyembah

Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)

agama yang lurus, dan supaya mendirikan sholat dan menunaikan

zakat yang demikian itulah agama yang lurus” (Bahresy, 1978:184).

Berangkat dari ayat-ayat tersebut diatas, maka dapat kita ambil

pengertian bahwa tujuan aktifitas keagamaan betul-betul dijadikan

manusia yang beriman, bertaqwa yang dapat menimbulkan ketenangan


22

dan ketentraman jiwa, sehingga akan berbentuk suatu kehidupan yang

islami, khususnya dalam kehidupan keluarga yaitu terbentuknya

keluarga sakinah.

3. Hikmah Aktifitas Keagamaan Suami Istri bagi Keluarga Dan

Lingkungannya

a. Hikmah Sholat Suami Istri Bagi Keluarga dan Lingkungan Sekitar.

Hikmah ibadah sholat banyak sekali diantaranya ialah :

1. Memberikan ketenteraman dan ketabahan hati, sehingga seseorang

tidak mudah kecewa/gelisah mentalnya jika menghadapi musibah,

dan mudah lupa daratan, jika seorang mendapat

kenikmatan/kesenangan, sebagaimana firman Allah Surat Al-Mu’rij

ayat 20-22.

‫ (المؤرج‬2
‫واذا مسه الشرجزوعا واذا مسه الخير منوعا االالمصلين‬

)22-20 :

Artinya:

“Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apa bila ia

mendapat kebahagiaan ia kikir kecuali orang-orang yang sholat”

(Bahresy, 1978:874).

2. Mencegah perbuatan seseorang dari perbuatan keji dan munkar,

sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat Ankabut ayat 45.


23

‫لوة تنهى عن‬2


2‫ ان الص‬2
‫لوة‬2
2‫اب واقموالص‬2
2‫اتل ما احي اليك من الكت‬

‫الفخشاء والمنكرقى ولذكراهلل اكبرقى واهلل يعلم ما تصنعون (العنكبوت‬

)45 :

Artinya :

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-

Qur’an) dan dirikanlah sholat sesungguhnya perbuatan keji dan

munkar dan adalah lebih besar (keutamannya dari ibadah-ibadah

lain) dan Allah tahu apa yang kau kerjakan (Bahresy, 1978:63).

Dari hal tersebut diatas maka suami istri yang melakukan sholat

hatinya akan tenang, tentram dan tak suka marah-marah, sikap yang

seperti itu oleh seorang pimpinan rumah tangga akan mempengaruhi

anggota yang lain, misalnya akan dapat menumbuhkan hubungan

yang harmonis. Sikap-sikap tersebut diatas merupakan prasyarat

terbentuknya keluarga sakinah.

Demikian juga bagi lingkungan sekitarnya, mereka tak terganggu

karena orang yang melakukan sholat akan menjauhkan diri dari yang

munkar.

b. Hikmah Ibadah puasa Suami Istri Bagi Keluarga Dan Lingkungan

Sekitar.

Seseorang yang melakukan ibadah puasa akan banyak memperoleh

hikmah baik untuk diri sendiri keluarga atau lingkungan sekitar. Drs.

Masfuk Zuhdi dalam buku Study Islam II mengemukakan hikmah

puasa sebagai berikut ;


24

1. Puasa adalah sebagai suatu ibadah sebagai sarana penyataan syukur

seorang hamba kepada Tuhan-Nya (Allah) atas segala nikmat yang

diberikan kepadanya.

2. Puasa merupakan sarana mendidik manusia agar

menjaga/melaksanakan amanat Allah dengan disiplin, sehingga ia

tidak akan menghianati amanat Allah ini dimanapun ia berada,

sekalipun ia mendapat makan, minum seenaknya tanpa khawatir

diketahui orang.

‫تزوج فانه اغض للبصر‬22‫يامعشرالشباب من استطاع منكم الباءة فلي‬

.‫واحصن للفرج ومن لم يستطع فعليه بالصوم فانه له وجاء‬

Artinya :

“Hai golongan pemuda barang siapa diantara kamu mampu

memberi nafkah keluarga, maka hendaklah kawin, barang siapa

yang tidak mampu maka ia puasa karena sesungguhnya berpuasa itu

seperti obat penenang sahwat” (Zuhdi, 1988:53-54).

c. Hikmah Ibadah Zakat Suami Istri Terhadap Keluarga Dan

Lingkungan.

Islam sangat memperhatikan masalah zakat, hal ini disebabkan

hikmah dan faedah sangat besar bagi individu yang mengeluarkan

zakat maupun bagi anggota masyarakat dan lembaga yang

menerimanya diantara hikmah zakat adalah.

1. sebagai pernyataan syukur atas segala nikmat Allah yang telah

diberikannya.
25

2. Membersihkan/mensucikan bendanya dan jiwanya dari kotoran

dosa dan sifat kikir.

3. membantu kesejahteraan bersama manusia sehingga tidak terjadi

kesenjangan (keseimbangan antara golongan mampu dan

golongan tak mampu)

d. Hikmah Membaca Al-Qur’an Oleh Suami Istri Bagi Keluarga Dan

Lingkungannya.

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang berisi ketentuan untuk manusia,

ketentuan-ketentuan tersebut tidak lain adalah untuk kebahagiaan

manusia, oleh karena itu apabila manusia membacanya apalagi tahu

maksudnya akan membawa ketenangan dan kedamaian dihatinya,

seseorang yang jiwanya tenang akan mempengaruhi pola pikir dan

geraknya, biasanya jiwa yang tenang, tentram maka dalam fikirannya

akan baik, fikiran yang baik akan mampu menghasilkan keputusan-

keputusan yang baik pula, apalagi hal tersebut dilakukan suami istri

sebagai suri tauladan bagi anak-anaknya, yang akhirnya akan

berdampak pada lingkungan sekitarnya, karena suatu keluarga tak

lepas dari lingkungannya, dalam hal hubungan timbal balik.

e. Hikmah Suami Istri Mendengarkan Pengajian Bagi Keluarga Dan

Lingkungannya.

Mendengarkan pengajian adalah suatu perbuatan terpuji dan sangat

dianjurkan oleh Allah SWT. Karena hal yang demikian itu salah satu

cara menuntut ilmu.


26

Dalam pengajian itu apabila mau mendengarkan dengan sungguh-

sungguh akan mampu menyerap apa yang disampaikan, yang

akhirnya akan memperoleh sebagai pengetahuan, apabila

pengetahuan itu menancap pada diri manusia akan menjadi suatu

keyakinan yang akhirnya diamalkan dalam kehidupannya.

B. Keluarga Sakinah

1. Definisi Keluarga Sakinah

Keluarga sakinah disini terdiri dari dua saku kata yaitu keluarga

dan sakinah.

Dalam kehidupan sehari-hari kata keluarga dipakai dengan

pengertian lain :

a. Sanak saudara, kaum kerabat, orang seisi rumah, anak, istri, batih,

orang-orang yang dibawah naungan suatu organisasi (dan yang

sejenisnya) keluarga NU, keluarga Muhammadiyah (Aisiyah,

1988:1).

Ada juga yang mendifinisikan keluarga adalah : suatu


kelompok (group) manusia yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang dihubungkan pertalihan darah atau pernikahan baik
secara langsung atau persemendaan (Mushoharoh) (Usman,
1976:38).

Sedangakan yang dimaksud dalam keluarga pembahasan skripsi ini

adalah suami istri dengan anak-anaknya atau kerabat yang lain yang

tinggal dalam satu rumah. Adapun kata sakinah dalam istilah

keluarga sakinah dipakai kata sifat dengan arti tenang atau tentram

yaitu untuk mensifati kata keluarga, dan ada juga yang menamakan
27

dengan makna bahagia dan sejahtera lahir dan batin (Aisiyah,

1988:2).

Menurut Al-Qur’an kata sakinah berarti tentram, sebagaimana dalam

surat Ar Rum ayat 21 yang berbunyi :

‫ومن ايته ان خلف لكم من اﻧﻓسكم ازواجالتسكنوا اليها وجعل بينكم مودة‬

)21 : ‫ورحمة قى ان فى ذلك اليت لقوم يتفكرون (الروم‬

Artinya :

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan

untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan

merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantara kamu sarana

kasih saying, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berfikir” (Depag RI, 1992:644).

Sedangkan yang dimaksud sakinah disini adalah rukun, tenang dan

bahagia.

Dari definisi-definisi diatas maka dapat ditarik satu pengertian

bahwa keluarga sakinah yaitu suatu kehidupan yang terdiri dari

beberapa orang yang bernaung dalam satu tempat tinggal (masih ada

kekeluargaan) yang hidup dalam suasana rukun, tenang dan bahagia.

Rukun disini dimaksudkan, hubungan suami istri dalam anggota

keluarga terjalin baik dan tidak bermusuhan, melainkan yang ada adalah

kasih sayang diantara anggota keluarga tersebut.


28

Sedangkan tenang maksudnya dalam keluarga itu tidak diliputi

percekcokan atau perselisihan yang berkepanjangan. Adapun bahagia

adalah kemampuan menahan nafsu yang berlebihan, sehingga

menimbulkan jiwa atau rasa bahagia, dengan demikian keluarga sakinah

adalah keluarga yang hidup dalam suasana rukun dan bahagia.

2. Faktor-Faktor Terbentuknya Keluarga Sakinah.

Keluarga yang rukun, tenang dan bahagia adalah dambaan setiap

insan, hal ini tidak dapat dipungkiri lagi. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi terbentuknya keluarga sakinah adalah:

a. Suami istri seagama dan taat menjalankan ajaran-ajaran agamanya,

hal ini dalah faktor yang utama dan pertama, sebagaimana yang

tertera dalam sebuah buku menuju keluarga sakinah :

“Seagama dan taat menjalankan ajaran agama (beragama) menjadi


sarat utama sebagai pasangan calon pembina keluarga sakinah, karena
syarat inilah yang betul-betul akan menjadi sumber ketenangan
keluarga” (Aisiyah, 1988::2).

b. Faktor yang berhubungan dengan penampilan pribadi, hati nurani dan

hati timbal balik diantara keluarga.

c. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi ekonomi keluarga

yang termasuk penghasilan yang memadahi, ketrampilan, menangani

urusan rumah tangga (menjaga kesehatan).

d. Keteladanan suami istri, pandangan-pandangan sikap pendirian

mereka tentang akhlak dan agama.


29

e. Faktor-faktor kemasyarakatan yaitu internasi keluarga dengan

lingkungan luar, termasuk tata cara penggunaan waktu kosong system

liburan, model istirahat dan lain-lain (Usman Al Khasty, 1992:43-44).

3. Proses Terbentuknya Keluarga Sakinah

Proses terbentuknya keluarga sakinah ini mulai sejak masih gadis

atau jejaka atau mulai dari bagaimana masing-masing menilai calon

suami istri yang selanjutnya bagaimana cara mereka hidup berkeluarga,

terhadap suami dan anak-anak mereka serta bagimana pembinaan

keluarga dalam upaya terbentuknya keluarga sakinah

a) Berusaha mendapatkan ridlo dari kedua orang tua mempelai.

Dalam kitab Suci Al Qur’an maupun Hadits Nabi Muhammad SAW

bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah hal yang wajib.

Dalam hadits Nabi dijelaskan yang artinya Abu Hurairah

mengatakan bahwa Rasulallah bersabda, yang artinya “ Rugi besar

dia, Rugi besar dia, Rugi besar dia. “ Ditanyakan, “ Siapa dia Ya

Rasulallah !” Beliau menjawab “ Orang yang pada usia dewasa

mempunyai kedua orang tua yang masih hidup, baik salah satu atau

keduanya tapi kemudian orang tersebut tidak masuk surga”. ( M.

Nashiruddin Al Albani Shahih Muslim hal 900)

b) Pedoman memilih suami istri

Didalam Islam apabila seseorang memilih suami istri hendaknya

sholat istikhoroh (Sholat untuk minta petunjuk) serta mengamati agar

ditunjukkan calon yang baik, yang baik untuk kehidupan dunia dan
30

kehidupan akhirat. Dalam Al-Qur’an surat Al Baqoroh ayat 221

Allah memerintahkan untuk memilih suami istri yang beragama dan

bagus agamanya (pengalamannya) serta larangan menikahi wanita

musyrik.

‫ركة ولو‬22‫وال تنكح المشركت حتى يؤمن والمة مؤمنة خير من مش‬

‫يرمن‬2
2‫ؤمن خ‬2
2‫اعجبتكم وال تنكح المشركين حتى يؤمنوا قى ولعبد م‬

‫مشرك ولواعجبكم ق اولئك يدعون الى ﺍﻟﻧﺎﺮ ﻮاهلل يدعوﺍ ن الى الجنة‬

)221 : ‫والمغفرة باذنه ويبين ايته للناس لعلهم يتذ كرون (البقرة‬

Artinya :

"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka

beriman, sesungguhnya wanita budak yang muslim lebih baik dari pada

wanita musyrik walaupun mereka menarik hatimu. Dan janganlah kamu

menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin)

sebelum mereka beriman, sesungguhnya budak mukmin yang mu'min

lebih baik dari orang-orang musyrik walaupun mereka menarik hatimu,

mereka mengajak keneraka sedangkan Allah mengajak kesyurga dan

apapun dengan ijin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayatnya

(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil

pelajaran" (Depag RI, 1992:53-54)

Dalam beberapa hadits juga disebutkan hendaknya dalam memilih

calon suami istri dilihat dari segi agamanya :


31

‫لم‬22‫وعن ابى هريرة رضى اهلل تعالى عنه عن النبى صلى اهلل عليه وس‬

‫اظفر‬2
2‫دينها ف‬2
2‫ ول‬.‫ ولجملها‬,‫ ولنسبها‬,‫ لمالها‬, ‫ تنكح المراة الربع‬: ‫قال‬

.‫بذات الدين تربت يداك‬

Artinya :“Dari Abi Hurairoh ra. Dari Nabi Muhammad SAW. Bersada

beliau perempuan dikawin karena empat rupa karena hartanya, karena

kedudukannya, karena kecantikannya dan karena agamanya, hendaklah

engkau memilih agamanya, pasti engkau bahagia"(Sukandy, 1992:357).

1) Hak suami/kewajiban istri terhadap suami

a. Kemampuan

Telah digariskan oleh Allah bahwa orang laki-laki mempunyai

kelebihan dibanding orang perempuan, maka ditegaskan pula

bahwa orang laki-laki adalah pemimpin bagi orang perempuan,

dalam kehidupan keluarga suami mempunyai hak memimpin dan

istri berkewajiban di pimpin, bahkan apabila perempuan dijadikan

pemimpin baik dalam keluarga atau dalam kehidupan yang ada

orang laki-lakinya, tunggulah kehancurannya, sebagaimana sabda

rosulullah SAW. Yang artinya :

“Suatu kaum tidak akan memperoleh keberhasilan bila mereka


menyerahkan kepemimpinan masalah meraka kepada wanita
(Abdurrohman, 1989:266).

b. Ketaatan

Istri taat kepada suaminya, yang berarti ketaatan istri ini

merupakan hak suami yang wajib dituntut dari istrinya. Bahkan

ketaatan istri terhadap suami merupakan kewajiban yang harus


32

dijalankan, selama yang dikehendaki oleh suami harus dijalankan

selama hal tersebut tidak menyimpang dari ajaran agama,

sebagaimana dalam kisah-kisah yang sering kita dengar, masuk

surga / neraka seorang istri tergantung ketaatannya terhadap

suami.

c. Melarang orang lain berada di rumah dan puasa sunat tanpa izin

suami. Ini merupakan kuwajiban istri terhadap suaminya yang

harus diperhatikan, bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam rumah

tangga harus sepengatuhan suami. Istri tidak boleh melakukan

sesuatu (biarpun itu puasa sunnnah), apabila hal tersebut tidak

disukai oleh suami, tetapi andai suami menyukai boleh diteruskan

dan tamu-tamu datang seharusnya izin suami terlebih dahulu.

d. Berbakti terhadap suami

Seorang istri wajib berbakti kepada suaminya sebab ini merupakan

hak suami terhadap istrinya,dengan ketaatan ini yang akan

menimbulkan keharmonisan dalam suatu keluarga.

e. Menjaga keharmonisan diri, harta dan anak-anak.

Seorang istri dituntut agar menjadi seorang pemimpin terhadap

segala sesuatu yang ada dirumah suaminya, ia berkewajiban

menjaga kehormatan suami, harta da anak-anaknya ini merupakan

amanat yang harus dipegangi oleh istri, sebab nanti akan

dipertanyakan di akhirat.

2) Hak Istri / Kewajiban Suami Terhadap Istri

a. Maskawin.
33

Salah satu kewajiban suami terhadap wanita yang dinikahinya

adalah memberikan maskawin sebagaimana firman Allah SWT.

Yang berbunyi.

‫وه‬2
2‫يئ منه نفسا فكل‬2
2‫واتوالنساء صدقتهن نحلة فان طبن لكم عن ش‬

.‫هنيئا مريئا‬

Artinya :“berikan maskawin kepada wanita (yang kamu nikahi)

sebagai pemberian yang penuh kerelaan” (Depag RI, 1992:115).

b. Nafkah dan tempat tinggal

Kewajiban suami adalah memberikan nafkah untuk menunjang

kebutuhan istrinya (keluarganya) sebagai yang diriwayatkan oleh

Asy-Syaukani, bahwa Rosulullah berkata kepada Hindun Binti

Utbah, ketika ia datang menemui beliau untuk mengadukan

kepelitan Abu Shofyan (suaminya) dalam memberikan nafkah

kepada dirinya dan anaknya.

“Ambilah apa yang mencukupimu dan juga anakmu dengan cara

yang baik” (Depag RI, 1992:115).

Dari cerita ini berarti suami harus berusaha menafkahi istrinya

(keluarganya) agar dapat hidup bahagia.

c. Perlakuan dengan cara yang ma’ruf akhlaq yang baik.

Seorang suami wajib mempergauli dan memperlakukan istrinya

dengan cara yang ma’ruf dan layak, dan cara mempergauli harus

sesuai dengan aturan syura’ yaitu tidak berlebihan.

d. Hak memperoleh siraman kasih


34

Ini merupakan hak seorang istri yang wajib dipenuhi da diperhatikan

oleh suami, sehingga sang istri tidak terpaksa keluar dari

kehormatan dirinya. Mengingat hak istri yang satu ini, maka seorang

suami tidak diperkenankan terlalu banyak melakukan ibadah terlalu

banyak dapat meremehkan hak istri, dan sang suami juga tak boleh

terlalu banyak keluar malam sehingga mengabaikan kebutuhan

istrinya.

e. Mengajarkan agama

kewajiban yang lebih penting yang harus dijalankan seorang suami

adalah mengajarkan masalah-masalah agama, apalagi sang istri tidak

menerima ajaran syari’at yang mencakup tentang masalah

f. Mencemburui istri.

Diantara kewajiban yang harus selalu diperhatikan seoarng suami

ialah menjaga kehormatan seorang istri, menjaga dirinya dan

mencemburuinya. Sungguh sangat disayangkan bila hewan-hewan

dihutan lebih mencemburui pasangannya dari sebagian kaum laki-

laki terhadap istrinya sendiri, sehingga kita sering melihat para

suami membiarkan istrinya bergaul dengan bergerombol dengan

laki-laki lain, atau membiarka istrinya pergi ke pasar ditinggalkan

sendirian naik mobil bersama sopir, kalau seandainya keluarga ipar

bergaul dengan seorang istri saja dianggap bencana besar, lalu

bagaimana jika bergaul dengan orang lain yang bukan kerabatnya?

oleh karena itu setiap suami harus cemburu kepada istrinya.

3) Kewajiban Yang Harus Dilaksanakan Oleh Suami Istri.


35

a. Tidak mengumbar keburukan.

Masing-masing diantara pasangan suami istri dituntut untuk

menyembunyikan kekurangan atau keburukan yang dilihat atau

yang didengar dari pasangannya, ini merupakan adab yang berlaku

umum. Khususnya bagi suami istri. Jadi masing-masing harus

mengekang diri untuk tidak mengumbar keburukan pasangannya,

seperti apapun keadaannya, terutama bila muncul masalah yang

dapat membuat salah seorang diantara mereka berdua merasa erat

terhadap pasangannya.

b. Saling menasehati.

Saling memberi nasehat, terutama bagi suami istri mempunyai

peranan yang sangat besar dalam menciptakan keharmonisan rumah

tangga, menyelaraskan dan menyelesaikan kesalah pahaman.

Namun banyak diantara suami yang beranggapan bahwa istri tak

layak memberikan nasehat kepadanya, hanya suamilah yang layak

memberikan nasehat kepada istrinya. Istri yang berani memberikan

nasehat kepada suami dianggap suatu perbuatan kurang ajar,

kesombongan yang dapat menjatuhkan martabat suami. Jelas ini

merupakan anggapan yang salah bahkan dapat merusak

kebahagiaan rumah tangga. Kita wajib mencotoh sikap Rosul dalam

hal ini. Maka erat kaitannya dengan sikap saling memberi nasehat

ini, suami istri dapat melakuka Syuro yang artinya saling

bermusyawarah dan memberi nasehat (bertukar pendapat) terutama


36

mengenahi masalah berkaitan dengan kehidupan rumah tangga dan

keadaan anak-anaknya.

c. Mencintai dan mengasihi secara tulus.

Kebahagiaan rumah tangga tidak akan terwujud apabila tidak saling

mencintai dan mengasihi secara tulus, suami harus mengasihi

istrinya, menampakkan kata-kata yang manis dalam pembicaraan

dan menunjukkan kecintaannya secara tulus, begitu pula sebaliknya,

karena sikap yang demikian itu merupakan yang lebih baik melihara

keluarga dan cara paling mulia untuk menegakkan kehidupan suami

istrinya, mengingat kita tidak lebih baik dari Beliu maka sudah

selayaknya bila kita meniru erbuatan Beliau. Maka Allah

memberikan gambaran keharmonisan hubungan suami istri

kehidupan syurgawi. Lalu mensifati para bidadari dalam surga yang

penuh cinta kasih terhadap suaminya. Kemudian suami istri yang

tidak pernah ditaburi uraian kata-kata manis dan lembut maka

jangan harap disana ada warna kebahagiaan yang membesit.

4) Mengadakan Pembinaan Terbentuknya Keluarga Sakinah

a. Pembinaan aspek pendidikan

Dalam bidang pendidikan dikenal yaitu : Keluarga, masyarakat,

tempat ibadah dan sekolah dari tempat lingkungan pendidikan itu

sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan secara formal, sedangkan lingkungan pendidikan yang

lain dilakukan secara informal, non formal atau keduanya, pada

lembaga pendidikan formal, materi yang disampaikan telah


37

terprogram secara rapi. Tugas lembaga informal dan nonformal

adalah memberi materi yang belum ada pada lembaga pendidikan

formal atau melengkapi kekurangan-kekurangannya khususnya

dalam lingkungan keluarga, berusaha mencegah hal-hal yang dapat

mempengaruhi tergelincirnya anak dari maksiat dan dosa/perbuatan

tercela.

b. Pembinaan aspek kesehatan

Kesehatan anggota keluarga merupakan faktor yang menunjang

terbinanya keluarga sakinah. Hidup sehat bagi keluarga mutlak

perlu karena kesehatan termasuk salah satu unsur agar manusia

dapat hidup bahagia, sejahtera dunia dan akhirat. Factor-faktor

yang mempengaruhi kesehatan adalah factor lingkungan yang

bersih dan sehat, sebab sangat mempengaruhi kesehatan keluarga,

dan dalam kehidupan sehari-hari yang ada harus pembiasaan hidup

yang bersih dan sehat, terutama orang tua akan selalu

mencerminkan kesehatan keluarga.

c. Pembinaan aspek ekonomi.

Kesakinahan suatu keluarga sangat ditunjang kesetabilan ekonomi

keluarga. Keadaan ekonomi keluarga dikatakan stabil jika terdapat

keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Banyak kasus

keretakan rumah tangga terjadi karena keadaan ekonomi sering kali

juga mempengaruhi perkembangan keimanan seseorang.

.‫اللهم انى اعوذبك من الكفر والفقر‬


38

Artinya :“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari

fakir (miskin) dan kufur” (Depag RI, 1992:60).

Olek karena itu keluarga harus memperhatikan kesetabilan

ekonomi untuk mencapai predikat keluarga sakinah. Pada dasarnya

kebutuhan pada setiap keluarga relative dan tidak terbatas, banyak

orang berkeinginan meningkatkan kualitas dan kualitas keutuhan

mereka sedangkan mereka terbatas, keadaan ini sering

menimbulkan ketidak stabilan ekonomi keluarga. Untuk

menyeimbangkan kebutuhan dan pendapatan, ada beberapa hal

yang dapat dipilih misalnya : merencanakan anggaran rumah

tangga, meningkatkan pendapatan rumah tangga, dan menambah

semangat kerja.

d. Pembinaan aspek sosial

Salah satu diantara tujuan pokok agama Islam adalah

memperhatikan budi pekerti manusia, sebagaimana Rosulullah

SAW. Bersabda :

‫لى اهلل عليه‬2


2‫ول اهلل ص‬2
2‫ كان رس‬: ‫وعن انس رضى اهلل عنه قال‬

.‫وسلم احسن الناس خلقا‬

Artinya : “Anas ra. Berkata adanya Rosulullah SAW. Sebaik-

baiknya manusia adalah yanga baik budi pekertinya (Bukhari dan

Muslim) (Bahresy,1978:509).

Islam merupakan tuntunan kehidupan didalam pergaulan diantara

suami istri dan anak untuk dapat menciptakan kehidupan

berkeluarga islami dan serasi yang harus diingat adalah bahwa


39

umat Islam harus merasa bahwa dirinya adalah hamba Allah,

disamping itu umat Islam harus benar-benar menyadari bahwa

dirinya adalah makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari manusia

lain. Oleh karena itu kita harus ingat bahwa kita makhluk social,

maka hendaklah memperhatikan sebagaimana harus berperilaku

kepada manusia lain, yang tak boleh membeda-bedakan terhadap

orang lain walau ia lebih rendah kehidupannya dari kita. Dan kita

harus membentuk hubungan antar keluarga secara harmonis, saling

kasih mengkasihi mendorong dan memberi semangat kepada anak-

anaknya, disamping itu juga melatih dan membina hubungan

kekeluargaan dengan saudara-saudaranya, misalnya saling

silaturrohim, membantu apabila ada kesulitan dan hubungan-

hubunagan lainya yang positif setelah hubungan antara keluarga

dibina, harus dibina hubungan antar tetangga/masyarakat sekitar

misalnya memasak makanan yang lebih lalu diberikan kepada

mereka, ikut membantu menyelesaikan kesulitannya, dan menjahui

dan mengguncing mereka. Demikian proses yang harus dilakukan

apabila mengiginkan terbentuknya keluarga sakinah mawaddah

warahmah.

4. Ciri-ciri Keluarga Sakinah.

Adapun gambaran atau cirri-ciri bahwa dalam suatu keluarga itu

sakinah adalah sebagai berikut :

a. Masing-masing anggota keluarga menjalankan ajaran-ajaran agama

(mengikuti Al Qur’an dan Hadits) ini berarti masing-masing


40

anggota keluarga akan selalu mengingat Allah maka hati akan

tenang dan damai.

b. Suami istri sangat rukun sehingga tidak menimbulkan perpecahan

(perceraian) akan tetapi apabila ia permasalahan diselesaikan secara

musyawarah, sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa’ ayat

59 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rosul

(Nya), dan Ulil Amri diantara kamu kemudian jika kamu berlainan

pendapat tentang sesuatu maka kembalilah kepada Allah (Al-

Qur’an) dan Rosulul-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada

Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama bagimu

dan lebih baik akibatnya” (Depag RI, 1992:1228).

Jadi dalam keluarga, yang ada hanyalah cinta kasih serta terbebas

dari kebisingan, keributan, teriakan-teriakan dan hiruk pikuk.

c. Rumah tangga/keluarga yang seluruh anggotanya saling tolong

menolong, ada pembagian tugas diantara mereka sesuai dengan

kekuatan, kemampuan, kegemaran, dan kesukaan masing-masing

baik yang muda atau yang tua. Banyak cara untuk mewujudkan

kondisi tersebut (keluarga sakinah) dalam Al-Qur’an masalah

keluarga ini banyak diuraikan sebagaimana dalam surat Ar Ruum

ayat 21 yang berbunyi :

‫كنوا اليها وجعل بينكم‬22‫ومن ايته ان خلق لكم من انفسكم ازواجا لتس‬

.‫مودة ورحمة ان فى ذلك اليت لقوم يتفكرون‬


41

Artinya :“Dan diantara kekuasaan-kekuasaan Nya ia Dia

menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu

cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan jadikannya

diantaramu rasa kasih dan saying, sesungguhnya pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kamu yang

berfikir” (Depag RI, 1992:644).

C. Pengaruh Aktifitas Keagamaan Suami Istri Terhadap Pembentukan

Keluarga Sakinah.

Lewat media masa dapat diketahui bahwa pada zaman kemajuan

teknologi dan perindustrian ini, tidak sedikit keluarga yang matrial nampak

serba kecukupan, bahkan serba mewah, tetapi secara spiritual mereka tidak

menemukan kebahagiaan dan ketentraman atau ketenangan. Banyak terjadi

hubungan suami istri sangat rapuh, hubungan anak dengan orang tua

kurang erat juga hubungan anak dengan anak itu sendiri. Akibat rapuhnya

antara keluarga, banyak terjadi kegagalan pendidikan. Di kota-kota besar

banyak terjadi kegagalan pendidikan sehingga ada anak yang menjadi

nakal, berandalan, tenggelam dalam penyalahgunaan narkoba, malas

belajar, hidup tak tentu arah dan sebagainya. Depresi mental, tekanan

kejiwaan, stress, penderitaan batin, banyak terjadi dikalangan orang tua

terutama ibu-ibu.

Keadaan masyarakat atau keluarga seperti digambarkan diatas,

sangatlah rawan untuk memasuki era tinggal landas, dari masyarakat

agraris menuju masyarakat industri seperti yang dapat kita lihat dari dunia

barat, segalanya dinilai dari materi sehingga orang menjadi matrealistis, hal
42

inilah dikawatirkan akan melanda masyarakat Indonesia sehingga akan

menambah goyahan bangunan kekeluargaan.

Dalam sebuah keluarga, suami istri mempunyai kedudukan yang

sangat penting, sebagai pendidikan yang alami, apalagi seorang ibu yang

setiap harinya lebih dekat dengan anak-anak mereka, sehingga waktu dan

karakter ibu akan dinilai oleh anak-anaknya. Oleh karena itu dalam suatu

Hadits digambarkan bahwa seorang wanita itu hiasan, sudah tentu banyak

yang menyukai, namun sebaik-baik hiasan ialah wanita yang sholihah

sebagaimana yang telah sebutkan dalam Hadits Nabi :

‫وعن عبد اهلل بن عمربن العاص رضى اهلل عنهما ان رسول اهلل صلى اهلل‬

.‫ وخير متاع الدنيا المراة الصالحه‬,‫ الدنيا متاع‬: ‫عليه وسلم قال‬

Artinya :“Dari Abdullah bin Amir bin A’asli ra. Ahwasannya Rosulullah

SAW bersabda dunia adalah suatu kesenangan dan sebaik-baik

kesenangan dunia adalah wanita yang sholihah (Shabir, 1991:345).

a. Ibadah Sholat.

Dengan melakukan sholat akan memperoleh ketentraman hati

sehingga orang tidak mudah kecewa/gelisah melainkan ikut jika

menghadapi musibah, lupa daratan bila sedang mendapatkan

kenikmatan/kesenangan sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an

surat Al Ma’arif ayat 20-21.

.,‫اذا مسه الشر جزوعا واذا مسه الخير منوعا االالمصلين‬


43

Artinya : “Apabila ia diterpa kesusahan ia belaku keluh kesah, apabila

Islam mendapat kebaikan ia amat kikir kecuali orang-orang sholat”

(Shabir, 1991:974).

Orang yang melakukan sholat juga dapat mencegah perbuatan yang keji

dan mnkar, sebagai firman Allah dalam surat Al Ankabut ayat 45.

‫اء‬22‫ تنهى عن الفخش‬2


‫لوة‬22‫ ان الص‬2
‫اتل مااوحى اليك الكتب واقم الصلوة‬

.‫والمنكر‬

Artinya : “Bacalah kitab yang diwahyukan kepada engkau dan tetaplah

mengerjakan sembahyang sesungguhnya sembahyang menghalangi diri

berbuat keji dan mungkar dan sesungguhnya mengingat Tuhan itu amat

besar manfaatnya, dan Tuhan mengetahui apa yang kamu kerjakan”

(Shabir, 1991:635).

b. Ibadah Puasa.

Sebagaimana telah diuraikan pada bahasan terdahulu bahwa

hikmah puasa ialah puasa merupakan sarana pendidikan manusia agar

menjaga, melaksanaka amanat Allah dengan penuh disiplin sehingga ia

tidak akan menghianati amanat Allah ini dimanapun ia berada,

sekalipun ia dapat makan dan minum seenaknya tetapi kuatir diketahui

orang lain. Puasa sebagai sarana menyehatkan jasmani dan rohani

manusia, dan sekaligus mendidik kepekaan social solidaritas social dan

rasa perkemanusiaan terhadap sesama makhluk terutama kepada orang

yang berada dalam kemiskinan, yang tiap harinya belum tentu mereka

mendapat makan dan minum. Dalam hal ini Prof. Dr. Zakiah Darojat

berpendapat.
44

“Apabila kemajuan dan perkembangan masyarakat dengan


keteguhan dan ketekunan menjalankan ajaran-ajaran-Nya niscaya akan
terciptalah kebahagiaan lahir batin mengantar dan mengendalikan
tingkah laku, sikap dan peraturan-peraturan tiap individu kehidupan
kearah yang diridloi Allah dan merasa takut ajaran agama” (Daradjat,
1988:72).

Sikap yang demikian sebagai wujud hikmahnya melaksanakan

ibadah puasa akan membawa kepada ketenangan jiwa, dan ia pun

dihormati atau disegani oleh orang lain, maka dengan mudah ia dapat

mengajak berbuat baik kepada orang lain karena kharismatik yang

dimiliki berupa amalan agama dan pribadi yang bagus tersebut.

c. Ibadah Zakat

Islam sangat mementingkan zakat, sebab hikmahnya sangat besar,

baik bagi individu yang mengeluarkan zakat maupun bagi orang yang

menerimanya, sebagaimana bahasan di depan, seseorang yang mau

menunaikan zakat itu sebagai wujud pernyataan syukur akan segala

nikmat Allah yang diterimanya, dan zakat juga dapat membersihkan

jiwa dari kotoran jiwa dan sifat kikir. Demikianlah Allah mewajibkan

zakat, tidak lain hanyalah untuk kebahagiaan dan ketenangan manusia.

Anda mungkin juga menyukai