Anda di halaman 1dari 2

Titrasi redoks merupakan tittasi terhadap larutan analit berupareduktor atau oksidator dengan

titran berupa larutan dari zat standar oksidator atau reduktor. 3rinsip yang digunakan dalam
titrasi redoksadalah reaksi reduksi oksidasi atau dikenal denga reaksi redoks
Titrasiiodometri digunakan untuk mengetahui zat oksidator! sedangkanp a d a   t i t r a s i   i
odimetri digunakan untuk mengetahui zat reduktor. Titrasi iodimetri
merupakan cara analisa volumetric untuk zat-zat reduktor, seperti natrium
tiosulfat, arsenat dengan menggunakan larutan baku iodin secara langsung.
Iodometri adalah analisa nitrimetri secara tidak langsung untuk zat-zat
oksidator seperti garam besi (III), tembaga (II), dan zat-zat indicator yang
direduksi dulu dengan kalium iodide dan iodi yang dihasilkan dalam
jumlah setara dengan larutan natrium tiosulfat. Titrasi ini harus dilakukan
dengan cepat dikarenakan iod cepet menguap.
Pada percobaan pembakuan natrium tiosulfat dengan larutan baku Kalium
iodida. Natrium tiosulfat merupakan suatu zat pereduksi. Larutan natrium
tiosulfat ini harus distandarisasikan terlebih dahulu oleh kalium iodat
(standar primer). Larutan kalium iodat tadi ditambahkan dengn asam sulfat
dan KI yang berubah menjadi warna kuning jerami. Penambahan asam
sulfat adalah untuk memberikan suasana asam, karena kalium iodat dan
kalium iodide berada dalam keadaan netral.
Setalah terjadi kuning jerami, ditambahkan amilum sebagai indicatornya.
Penambahan indicator dilakukan ketika mendekati titik akhi titrasi agar
amilum tidak membungkus iod karena nantinya akan menyebabakna
amilum sukar untuk dititrasi kembali dan fungsi lain indicator ini adalah
untuk memperjelas perubahan warna yang terjadi pada saat titik akhir
titrasi. Perubahan bisa dilihat ketika warna biru yang terdapat dalam
latutan hilang .
Standarisasi ini dilakukan sebanyak 3 kali. Yang dimana pertama
standarisasi mendapatkan volume 10,7 ml kemudian yang kedua
mendapatkan 10, 8 ml dan yang terakhir mendapatkan 10, 3 ml. setelah
dirata-ratakan mendapatkan volume nya adalah 10,6 ml. setelah
mendapatkan volume tersebut, dihitung dan dicari normalitas atau
konsentrasi natrium tiosulfat yang diguanakan sebagai baku standar
sebesar 0,0944 N.
Selanjutnya, pada percobaan penentuan kadar CuSO4 dengan larutan
baku Na2S2O3. Tembaga murni dapat digunakan sebagai standar rimer
untuk natrium tiosulfat yang digunakan untuk menetapkan tembaga.
Larutan yang diguanakan adalah CuSO4 dan ditamabh KI untuk
menghasilkan iod bebas.
Percobaan dilakukan dengan larutan cuso4 ini ditambahkan KI dan asam
sulfat yang menghasilkan warna kuning. Setelah dititrasi menjadi warna
kuning jerami. Setelah itu ditambhakna indicator yaitu amilum. Kemudian
dititrasi kembali sampai birunya hilang pemberian amilum saat mendekati
titik akhir titrasi untuk mengetahui apakah ada iod bebas yang terbentuk.
Kemudian, adanya warna biru yang terjadi karena warna itu terbentuk dari
komplek iod-kanji yaitu ikatan antara iod dan beta amilosa. Dan pada
saat titik akhir tercapat warna biru hilang dan berubah menjadi jernih
yang berarti semua iod bebas terbentuk bereaksi dengan ion S2O3 2-.
Penentuan kadar ini juga dilakukan sebanyak 3 kali dimana hasil volume
titrasi pertama mendapatkan 4,1 ml kemudian dilakukan titrasi yang
kedua mendapatkan volume 4,2 ml dan yang terakhir mendapatkan
volume 4,0 ml. setelah dirata ratakan mendapatkan hasil 4,1 ml. setelah
mendapatkan rata-rata volume yang digunakna, dilakukan perhitungan
kadarnya yang mendapatkan hasil 61,93 %.

Anda mungkin juga menyukai