Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pengelolaan sampah suatu kota bertujuan untuk melayani sampah yang
dihasilkan penduduknya, yang secara tidak langsung turut memelihara
kesehatan masyarakat serta menciptakan suatu lingkungan yang bersih, baik
dan sehat. Pada awalnya, pemukiman seperti pedesaan memiliki kepadatan
penduduk yang masih sangat rendah. Secara alami tanah / alam masih dapat
mengatasi pembuangan sampah yang dilakukan secara sederhana (gali urug).
Makin padat penduduk suatu pemukiman atau kota dengan segala
aktivitasnya, sampah tidak dapat lagi diselesaikan di tempat; sampah harus
dibawa keluar dari lingkungan hunian atau lingkungan lainnya.

Permasalahan sampah semakin perlu untuk dikelola secara profesional. Saat


ini pengelolaan persampahan menghadapi banyak tekanan terutama akibat
semakin besarnya timbulan sampah yang dihasilkan masyarakat baik produsen
maupun konsumen.

Hal ini menjadi semakin berat dengan masih dimilikinya paradigma lama
pengelolaan yang mengandalkan kegiatan pengumpulan, pengangkutan, dan
pembuangan; yang kesemuanya membutuhkan anggaran yang semakin besar
dari waktu ke waktu; yang bila tidak tersedia akan menimbulkan banyak
masalah operasional seperti sampah yang tidak terangkut, fasilitas yang tidak
memenuhi syarat, cara pengoperasian fasilitas yang tidak mengikuti ketentuan
teknis.

Pada akhirnya berbagai masalah tersebut akan bermuara pada rendahnya


kuantitas dan kualitas pelayanan dan tidak diindahkannya perlindungan
lingkungan dalam pengelolaan; yang bila tidak segera dilakukan perbaikan
akan

1
2

berdampak buruk terhadap kepercayaan dan kerjasama masyarakat yang


sangat diperlukan untuk menunjang pelayanan publik yang mensejahterakan
masyarakat. Dalam hal ini, Laporan disusun di lingkungan perkuliahan
Universitas Lampung yang dilaksanakan penelitian terhadap Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Universitas Lampung.

Pengolahan sampah di Universitas Lampung dilaksanakan dengan adanya dua


tujuan dari kegiatan pengolahan sampah ini yaitu membangun kesadaran
terhadap kebersihan lingkungan kerja serta pengolahan sampah guna
mewujudkan upaya pencapaian greenmatric Universitas Lampung.

Berdasarkan Kondisi tersebut maka akan menyelesaikan laporan dengan Judul


“Laporan Kuliah Lapangan / Fieldtrip Laboratorium Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu (TPST) Universitas Lampung”.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penyusunan Laporan ini yang menjadi perumusan masalah berdasarkan
latar belakang diatas adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana proses pengelolaan sampah Organik dan Ulat Hongkong pada
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Universitas Lampung.
b. Apa hasil Keluaran/Produk dari proses pengelolaan Sampah Organik dan
Ulat Hongkong yang dilakukan oleh TPST Universitas Lampung?

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas, laporan selanjutnya dibatasi ruang
lingkupnya. Ruang lingkup pembahasan penulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Unit pengolahan sampah merupakan tempat dilaksanakannya kegiatan
pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang,
pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.
b. Pengumpulan sampah organik basah diperoleh dari lingkungan kampus
Universitas Lampung.
3

c. Sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak mengadung


air. Sampah organik basah contohnya adalah sisa sayur, kulit pisang, buah
yang busuk, kulit bawang, daun pohon serta tanaman yang jatuh dan
sejenisnya.

1.4 Tujuan Kuliah Lapangan


a. Mengetahui proses pengelolaan sampah pada Tempat Pengolahan Sampah
Organik dan Ulat Hongkong (TPST) Universitas Lampung.
b. Mengetahui produk/hasil dari proses pengelolaan sampah Organik dan
Ulat Hongkong yang dilakukan oleh TPST Universitas Lampung

1.5 Manfaat Kuliah Lapangan


a. Dapat mengetahui dan memahami proses pengelolaan sampah Organik
dan Ulat Hongkong pada Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Universitas Lampung.
b. Dapat mengetahui apa saja produk yang dihasilkan dari proses pengelolaan
Organik dan Ulat Hongkong yang dilakukan oleh TPST Universitas
Lampung.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


a. Waktu
Fieldtrip dilaksanakan mulai tanggal 17 Januari 2021 dan berakhir pada 21
Januari 2021
b. Tempat
Tempat pelaksanaan Fliedtrip ini dilakukan di Universitas Lampung yaitu
Kunjungan Ke Tempat Pembuangan Universitas Lampung.
BAB II
PROFIL DAN DESKRIPSI UNIVERSITAS

2.4 Universitas Lampung


2.1.1 Sejarah Universitas Lampung

Gambar 2.1 Universitas Lampung

Universitas Lampung (atau disingkat Unila) adalah salah satu


universitas negeri di Lampung, Indonesia. Beralamat di Jalan
Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedung meneng, Bandar Lampung,
Lampung, Indonesia.

Pada awalnya, Unila berada di 3 (tiga) lokasi, yaitu Jalan Hasanudin


Nomor 34; kompleks Jalan Jendral Suprapto Nomor 61
Tanjungkarang; dan kompleks Jalan Sorong Cimeng, Telukbetung.
Sejak Tahun 1973/1974 telah dibuka kampus Unila di
Gedongmeneng dan saat ini semua Fakultas sudah berada di dalam
kampus tersebut.

4
5

Antara tahun 1960 sampai 1965, Unila dipimpin oleh seorang


koordinator. Sejak tanggal 25 Desember 1965 sampai dengan 28 Mei
1973, Unila dipimpin oleh satu presidium yang diketuai oleh
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Lampung. Sejak Mei
1973 sampai sekarang, Unila dipimpin oleh seorang Rektor secara
berurut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Nama Rektor Universitas Lampung


No Nama Rektor Tahun Jabatan
1. Prof Dr.Ir. Hi. Sitanala Arsyad (1973 - 1981)
2. Prof. Dr. R. Margono Slamet (1981 - 1990)
3. Hi. Alhusniduki Hamim S.E., M.Sc. (1990 - 1998)
4. Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc. (1998 - 2006)
5. Prof. Dr. Ir. Sugeng P Harianto, M.S. (2006 - 2015)
6. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. (2015 - 2019)
7. Prof. Dr. Karomani, M.Si. (2019 - sekarang)

Memiliki 8 Fakultas dengan 49 Program Studi pada program studi


sarjana :
a. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
1. Ekonomi Pembangunan
2. Manajemen
3. Akutansi
b. Fakultas Hukum
1. Ilmu Hukum
c. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar
2. Pendidikan Guru PAUD
3. Pendidikan Bahasa Prancis
4. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
5. Bimbingan dan Konseling
6. Pendidikan Ekonomi

5
7. Pendidikan Sejarah
8. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
9. Pendidikan Geografi
10. Pendidikan Matematika
11. Pendidikan Kimia
12. Pendidikan Fisika
13. Pendidikan Biologi
14. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
15. Pendidikan Bahasa Inggris
16. Pendidikan Seni, Drama, Tari, dan Musik
17. Pendidikan Vokasional Teknologi Informasi
d. Fakultas Pertanian
1. Agribisnis0Sosial Ekonomi Pertanian
2. Teknologi Hasil Pertanian
3. Produksi Ternak
4. Teknik Pertanian
5. Budidaya Perairan
6. Kehutanan
7. Agroekoteknologi
e. Fakultas Teknik
1. Teknik Sipil
2. Teknik Mesin
3. Teknik Elektro
4. Teknik Kimia
5. Teknik Geofisika
6. Teknik Arsitektur
7. Teknik Informatika
8. Teknik Geodesi
f. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
1. Sosiologi
2. Ilmu Pemerintahan
3. Ilmu Administrasi Negara

32
7

4. Ilmu Administrasi Bisnis


5. Ilmu Komunikasi
6. Hubungan Internasional
g. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1. Kimia
2. Biologi
3. Fisika
4. Matematika
5. Ilmu Komputer
h. Fakultas Kedokteran
1. Fakultas Kedokteran
2. Farmasi
Selain, Program studi sarjana Universitas Lampung juga mempunyai
Program studi Pasca sarjana sejak tahun 1999 yang dimulai oleh
program studi Magister Teknologi Agroindustri dan Magister
Hukum, diikuti oleh Magister Manajemen dan Agronomi pada
tahun 2000 dan Magister Teknologi Pendidikan pada tahun 2001.
Pada tahun 2002 Unila memiliki program pasca sarjana yang
mengkoordinir dan menetapkan baku mutu Program Studi
Pascasarjana di Unila. Program pendidikan yang didirikan
sejak 1999 ini sudah memiliki 29 program studi yang tersebar di 8
fakultas, antara lain:
1. Magister Ilmu Lingkungan
2. Magister Manajemen
3. Magister Ilmu Ekonomi
4. Magister Ilmu Hukum
5. Magister Hukum
6. Magister Teknologi Pendidikan
7. Magister Manajemen Pendidikan
8. Magister Pendidikan IPS
9. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
10. Magister Agronomi
11. Magister Agribisnis
12. Magister Teknologi Agroindustri
13. Magister Ilmu Kehutanan
14. Magister Manajemen Sumber Daya Alam
15. Magister Teknik Sipil
16. Magister Ilmu Pemerintahan
17. Magister Ilmu Administrasi
18. Magister Kimia
19. Magister Biologi
20. Magister Matematika
21. Magister Ilmu Komunikasi

Lalu pada tahun 2014, dilakukan kembali penambahan


prodi pascasarjana berdasarkan SK Ditjen Dikti Nomor
441/E.E2/DT/2014 tanggal 18 Juni 2014 Tentang Penugasan
Penyelenggaraan Penambahan Program Studi, antara lain:
1. Magister Fisika
2. Magister Teknologi Pangan
3. Magister Ilmu Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan
Masyarakat
4. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah
5. Magister Keguruan IPA
6. Magister Keguruan Guru SD
7. Magister Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
8. Magister Teknik Mesin

32
9

Sarana dan Prasarana berupa kampus yang terdapat di tiga lokasi,


yaitu :
Tabel 2.2 Lokasi Kampus
Lokasi Kampus Luas Tanah Luas Bangunan Keterangan
Gedung Meneng 700.000 m2 121.885 m2 Kampus
Utama
Panglima Polim 25,000 m2 4,554 m2 Hanya
digunakan
oleh FKIP
Metro 41,698 m2 2,091 m2 Hanya
digunakan
oleh FKIP
Kota Baru 1,5 km2 Belum Hanya
dibangun digunakan
oleh FKIP

2.1.2 Perkembangan Fakultas


Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Fakultas Hukum (FH)
Setelah Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Lampung (YPPTL)
dibentuk, maka didirikanlah Fakultas Ekonomi, Hukum, dan Sosial
(FEHS). YPPTL ditugasi membina FEHS tersebut dan mengupayakan
status negeri. Jalan yang ditempuh adalah dengan bekerjasama
dengan Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang. Berdasarkan
keputusan Presiden Unsri Nomor D-40-7-1961, tanggal 14
Februari 1961, terhitung sejak 1 Februari 1961, FEHS Lampung
ditetapkan sebagai Fakultas Ekonomi Cabang Unsri dan Fakultas
Hukum Cabang Unsri berkedudukan di Telukbetung, Lampung. Pada
tanggal 23 September 1965, keluar Surat Keputusan Menteri
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 195 tahun
1965, yang meresmikan berdirinya Universitas Lampung sebagai
universitas negeri di Lampung. Keputusan PTIP tersebut dikukuhkan
dengan Keputusan Presiden RI No. 73 tahun 1966. Sehingga dapat
dikatakan bahwa FEB dan FH merupakan fakultas tertua yang lahir
bersamaan.
a. Fakultas Pertanian (FP)

Pada tahun 1967 berdiri Fakultas Pertanian berdasarkan surat


keputusan presidium Unila Nomor 756/KPTS/1967, yang
kemudian dikukuhkan dengan keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 0206/1973.

b. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Lalu pada tahun 1968 Institut Keguruan dan Ilmu


Pendidikan (IKIP) Cabang Jakarta diintegrasikan ke dalam Unila
berdasarkan Keputusan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi
Nomor 1 Tahun 1968 menjadi Fakultas Keguruan dan Fakultas
Ilmu Pendidikan.

c. Fakultas Teknik (FT)
Setelah pendirian Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik dibantuk
berdasarkan Surat Keputusan Presidium Unila Nomor
227/KPTS/Pres/1968 pada tanggal 5 Juli 1968. Namun karena
adanya kendala, fakultas ini tak dapat melanjutkan keberadaannya.
Berdasarkan Surat Keputusan Nomor 101/B-/11/72, fakultas ini tak
lagi menerima mahasiswa lagi dan sejumlah mahasiswanya
dialihkan ke fakultas lain. Lalu dengan dukungan Pemerintah
Provinsi Lampung, dibentuk lagi Panitia Persiapan Pembukaan
Fakultas Teknik Sipil. Pada tanggal 13 Januari 1978 berdasarkan
SK Rektor Unila Nomor 08/KPTS/R/1991 tanggal 6
Juli 1991 Fakultas Non Gelar Teknologi (FNGT) dinaikkan
statusnya menjadi Fakultas Teknik, Universitas LampungFakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Pada tahun akademik 1986/1987 dibuka program studi (PS)
Sosiologi dan PS Ilmu Pemerintahan dibawah naungan Fakultas
Hukum. Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan akademiknya

32
11

dibentuk Persiapan FISIP yang disahkan menjadi FISIP oleh SK


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0334/0/1995.

d. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Pada tahun akademik 1989/1990 dibuka program studi


(PS) Biologi dan PS Kimia dibawah naungan Fakultas Pertanian.
Untuk mengkoordinasikan pelaksanaan akademiknya
dibentuk Persiapan FMIPA yang disahkan menjadi FMIPA oleh
SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0334/0/1995.

i. Fakultas Kedokteran 

Pada tahun akademik 2002/2003 dibuka program


pendidikan dokter. Berdasarkan SK Dikti Nomor 3195/D/I/2003
Unila mendapat izin menyelenggarakan program
pendidikan kedokteran, serta mulai tahun akademik 2002/2003
mulai membuka pendaftaran mahasiswa baru. Adapun Fakultas
Kedokteran (FK) Unila sudah berakreditasi A dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) Kementerian
Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud). Pencapaian tersebut
dikukuhkan dalam Surat Keputusan Kemendikbud Nomor
051/SK/BAN-PT/AK-XV FK.

j. Usulan Fakultas

Universitas Lampung (Unila) melalui Fakultas Pertanian pernah


mengusulkan pembukaan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta)
yang akan didukung oleh dua jurusan yakni Teknologi Hasil
Pertanian dan Teknik Pertanian, lalu dalam waktu dekat ini Unila
akan mengajukan pendirian Fakultas Penjaskes, Bahasa, Seni.

2.2 Prodi Teknik Sipil Universitas Lampung


Fakultas Teknik Universitas Lampung pertama kali didirikan tahun 1968
dengan surat keputusan Ketua Presidum Universitas Lampung yang waktu itu
di jabat oleh Gubernur Daerah Provinsi Lampung yaitu Zainal Abidin Pagar
Alam dengan surat keputusan No. 227/KPTS/Pres/1968 tanggal 5 Juli 1968,
tetapi karena kekurangan tenaga pengajar/dosen pada waktu itu Fakultas
Teknik Universitas Lampung tidak dapat bertahan lebih dari 3 Tahun. Rapat
senat Universitas Lampung tanggal 16 Juli 1972 dengan menanggapi
pendapat Direktur PendidikanTinggi maka Fakultas Teknik pada pendirian
pertama ini dibubarkan dan para mahasiswa ditampung di fakultas-fakultas
dalam lingkungan Universitas Lampung dan lain-lain Universitas. Atas
inisiatif para pejabat (sarjana-sarjana teknik) yang kebetulan memegang
peranan penting di Provinsi Lampung dan bekerja sama dengan Universitas
Lampung usaha pembentukan kembali Fakultas Teknik dimasukkan kembali
dalam Konsep Program Operasional Universitas Lampung tahun 1977.
Untuk maksud itu maka pada tanggal 13 Januari 1978 dibentuk panitia
pendiri Fakultas Teknik Universitas Lampung yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir.
Sitanala Arsyad, Rektor Universitas Lampung waktu itu dan wakil ketua Ir.
Sigit Raharjo (Kepala dinas Pekerjaan Umum TK. I Propinsi Lampung).
Realisasi Pembentukan Fakultas Teknik ini berupa surat keputusan Rektor
Unila Nomer 03/KPTS/R/1979 tanggal 8 Januari 1979, dengan nama Fakultas
Teknik Sipil (persiapan) Universitas Lampung. Dengan perjuangan yang
gigih dari staf Pimpinan Universitas Lampung dan Fakultas Teknik maka
pada bulan September 1982 Fakultas Teknik Universitas Lampung mendapat
pengakuan yang dituangkan dalam surat Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 43 Tahun 1982 tanggal 7 September 1982 tentang susunan
organisasi Universitas Lampung dengan nama Fakultas Non Gelar Teknologi.
Atas dasar surat keputusan Republik Indonesia tersebut diatas, maka
diterbitkan surat keputusan Rektor No. 93/KPTS/R/1982 tanggal 23
Novemner 1982 tentang penyelenggaraan Program D3 pada Fakultas Non
Gelar Teknologi Universitas Lampung. Dengan lahirnya undang-undang
Republik Indonesia No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
maka Universitas Lampung mengusulkan perubahan Fakultas Non Gelar
Teknologi menjadi Fakultas Teknik. Pendirian Fakultas Teknik dituangkan
dengan SK Mendikbud No. 0132/O/1991, tanggal 6 Juni 1991, tentang
pembentukan program Sarjana Teknik Sipil Universitas Lampung, mulai

32
13

tahun ajaran 1991/1992 Fakultas Teknik Universitas Lampung membuka


Program Sarjana Jurusan Teknik Sipil.
Dengan demikian Fakultas Teknik UNILA mengelola :
a) Program D3 Teknik Jurusan Sipil yang berbentuk pendidikan profesional
dengan memakai sitem paket.
b) Program Sarjana Teknik Jurusan Teknik Sipil yang berbentuk Pendidikan
Akademik dengan memakai sistem kredit semester (SKS).
2.2.1 Akreditasi Prodi Teknik Sipil Universitas Lampung
a. Program Sarjana S1
Badan Akresitas Nasional Perguruan Tinggi Berdasarkan Keputusan
BAN-PT No.2841/BAN-PT/Akred/S/XII/2016, menyatakan bahwa
Program Studi Sipil, Pada Program Serjana Universitas Lampung
terakreditasi dengan peringkat “Teraskreditasi A” akreditasi ini 5
(Lima) tahun sejak tanggal 1-Desembar-2016 sampai dengan 1-
Desember-2021
b. Program Serjana S2
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi berdasarkan Keputusan
BAN-PT No. 3169/SK/BAN-PT/Akred/M/VIII/2019, menyatakan
bahwa Program Studi Teknik Sipil, Pada Program Magister
Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung Terakreditasi dengan
peringkat “Terakreditasi B” Sertifikat akreditasi perguruan tinggi ini
berlaku sejak tanggal 21 - Agustus - 2019 sampai dengan 21 -
Agustus - 2024

2.2.2 Fasilitas Sarana dan Prasarana Prodi Teknik Sipil Universitas


Lampung
1. Lab Hidrolika
Laboratorium Hidrolika Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Sipil universitas lampung. laboratorium ini sudah digunakan untuk
kegiatan praktikum dan penelitian dosen walaupun peralatannya
masih sederhana. Pengembangan laboratorium terus dilakukan
sampai saat ini dengan penambahan peralatan baru baik dari dana
sendiri maupun dana hibah yang diperoleh.

Dengan peralatan yang ada saat ini, laboratorium Hidrolika telah


digunakan oleh beberapa dosen untuk melakukan penelitian dan
mahasiswa untuk penelitian Tugas Akhir. Penelitian tersebut berupa
pengujian perilaku air dalam keadaan diam (hidrostatik) dan
bergerak (hidrodinamik) dalam berbagai karakteristik, saluran
dengan berbagai macam model pintu air, bending, maupun alat
pengukur debit.
2. Lab Teknologi Bahan
Laboratorium Teknologi Bahan Beton ini dipergunakan diantaranya
untuk pemeriksaan dan mengenal sifat-sifat bahan penyusun beton,
perencanaan campuran beton segar di lapangan serta melaksanakan
pengujian beton di laboratorium menurut SK. SNI 1991.
laboratorium ini selain dipergunakan praktikum dalam mata kuliah
juga dipergunakan untuk sarana penelitian mahasiswa, dosen serta
pelayanan konsultasi Teknik (jasa) bidang teknologi bahan dan
Beton. Peralatan yang dimiliki untuk pelaksanaan kegiatan
praktikum tersebut sudah memenuhi standart peralatan praktikum
Teknologi beton antara lain : Laboratory Concrete Mixer, Concrete
Testing Machine, Slump Test, Electric Vibrator Laboratory,
Moduluis Of Elasticity in Concrete Test, Capping Compound
Warmer, Concrete Flow Table Hand, Sieve Brass Analysis, Sieve
Shaker Electric, Density Baskett, Heavy Duty Solution Balance,
Mortar Mixer, Vicat apparatur Test, Oven dan lain-lain. Peralatan
tersebut dipergunakan untuk :
a) Pemeriksaan bahan susun beton.
b) Perencanaan Campuran Beton.
c) Pemeriksaan dan pengujian beton; menentukan kuat hancur beton
pada umur 28 hari.

32
15

c. Laboratorium Mekanika Tanah


Laboratorium ini dipergunakan untuk penyeledikan tanah sehingga
dapat mengetahui dan mengenal sifat-sifat fisik dan jenis tanah di
laboratorium, baik dalam keadaan asli (undisturbed) maupun
keadaan terganggu (disturbed) serta melakukan pengujian dan
pemeriksaan tanah di lapangan. Laboratorium ini selain
dipergunakan praktikum dalam mata kuliah juga dipergunakan untuk
sarana penelitian mahasiswa, dosen serta pelayanan konsultasi
Teknik (jasa) bidang mekanika tanah.Untuk menunjang kegiatan
praktikum tersebut peralatan yang dimiliki sudah memenuhi standart
peralatan praktikum Laboratorium Mekanika Tanah antara lain :
Hand Bor, Standart Penetration Test, Sample extruder, Dutch Cone
Penetrometer/Sondir, Sand Cone Test, Rubber Ballon Test, Sieve
Shaker, Hydrometer Analysis Test, Compaction test, Atterberg Limit
Test, Laboratory CBR Test, Unconfined, Compression Machine,
Consolidation Test, Permeability Test, Direct Shear Test dan lain-
lain. Yang dapat digunakan untuk :
a) Pengambilan sample dengan Bor
b) Pengujian tanah dengan alat sondir
c) Pemeriksaan tanah dengan Sand Cone
d) Pemeriksaan kadar air tanah
e) Pemeriksaan Berat Jenis Tanah
f) Analisa butiran tanah (analisa saringan dan hydrometer test)
g) Pemeriksaan konsistensi tanah (batas-batas Atterberg)
h) Pengujian kepadatan tanah (standart dan modified)
i) Pengujian Tekan Bebas Tanah
j) Pengujian CBR (California Bearing Ratio) lapangan
k) Pengujian geser tanah
l) Pengujian Konsolidasi Tanah
m) Pengujian Permeabilitas Tanah
d. Laboratorium Jalan Raya
Laboratorium Jalan raya ini dilengkapi dengan fasilitas/peralatan
antara lain:
Los Angeles Abrassion Machine, Saringan (Sieve), Oven Sand
Equiovalent Test Set, Penetrasion Test Set, Ductility Test Set, Flash
and Fire Point Test Set, Softening Point Screw Test Set, Automatic
Bitumenous Compactor, Solubility of Bitumenous Material,
Viscosity Test Set, Benkelmen Beam Apparatus, Thermometer,
Neraca, Container, Softening Point Test, Absorsion of fir Aggregate,
Dunagan Test set, dan Glooch Crucible. Laboratorium ini
dipergunakan untuk sarana penelitian mahasiswa, dosen serta
pelayanan konsultasi Teknik (jasa) bidang jalan raya.

2.3 Universitas Sriwijaya


2.3.1 Sejarah Universitas Sriwijaya

Ide untuk memiliki sebuah perguruan tinggi di Sumatera Selatan telah


ada sejak awal tahun 1950-an, yang dicetuskan dalam suatu
kesempatan resepsi perayaan hari Kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1952. Diprakarsai oleh beberapa orang pemuka masyarakat, menjelma
menjadi kesepakatan untuk membentuk "Panitia Fakultet Sumatera
Selatan". Menjelang akhir Agustus 1952, dengan berbagai
pertimbangan, ditetapkan bahwa yang pertama akan didirikan adalah
fakultas ekonomi. Untuk itu dibentuklah "Panitia Fakultet Ekonomi
Sumatera Selatan" yang dikelola oleh suatu yayasan yang didirikan
pada tanggal 1 April 1953 dengan nama "Yayasan Perguruan Tinggi
Syakhyakirti".
Pembukaan Fakultet Ekonomi secara resmi di bawah Yayasan
Perguruan Tinggi Syakhyakirti ini dilakukan pada tanggal 31 Oktober
1953 dalam suatu acara yang dihadiri oleh Mr. Hadi, Sekretaris
Jenderal Kementrian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (PPK),
Drg. M. Isa (Gubernur Sumatera Selatan), Bambang Utoyo (Panglima
TT II Sriwijaya) dan Ali Gathmyr (Ketua DPRD Sumatera Selatan).

32
17

Upaya melengkapi perguruan tinggi di Sumsel dilanjutkan oleh


Yayasan Perguruan Tinggi Syakhyakirti dengan membentuk Panitia
Penyelenggaraan Fakultas Hukum. Pada tanggal 1 November 1957,
bertepatan dengan perayaan Dies Natalis IV Fakultas Ekonomi,
diresmikanlah fakultas tersebut dengan nama 'Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat".
Pengembangan kemudian dilanjutkan dengan bantuan Penguasa
Militer Teritorial II Sriwijaya yang memberikan bantuan keuangan
unuk mendirikan gedung permanen Yayasan Perguruan Tinggi
Syakhyakirti di Bukit Besar (kini Kampus Unsri Bukit). Upacara
peletakan batu pertamanya dilakukan pada tanggal 31 Oktober 1957.
Upaya selanjutnya adalah penegerian perguruan tinggi yang sudah ada
tersebut. Dengan perjuangan gigih tokoh masyarakat Sumsel ketika
itu, antara lain Kolonel Harun Sohar (Panglima selaku Ketua Paperda
TT II/ Sriwijaya) dan A. Bastari (Gubernur), hambatan yang amsih
ada untuk berdirinya universitas negeri di Palembang dapat diatasi.
Delegasi yang dikirim ke Jakarta bulan Desember 1959 menemui
Menteri PPK (Mr. Moh yamin) berhasil memperoleh jaminan
kesediaan pemerintah untuk mengambil alih Perguruan tinggi
Syakhyakirti menjadi suatu universitas negeri. Dengan Peraturan
Pemerintah No. 42 Tahun 1960 tanggal 29 Oktober 1960 (Lambaran
Negara Tahun 1960 No. 135) akhirnya berdirilah Universitas
Sriwijaya yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 3 November
1960 dalam upacara penandatanganan piagam pendirian oleh Presiden
Sukarno dengan disaksikan oleh Menteri PPK (Mr. Priyono) dan
beberapa Duta Besar negara sahabat. Sebagai Presiden Universitas
yang pertama diangkat Drg. M. Isa yang diangkat dengan Keputusan
Presiden No. 696/M tahun 1960 tanggal 29 Okober 1960.

Untuk memenuhi tuntutan perkembangan, Unsri kemudian


merencanakan penambahan kampus, di luar Bukit Besar yang sudah
ada, dengan membebaskan tanah seluas 712 hektar, di Indealaya,
Kabupaten Ogan Komering Ilir (Sekarang Ogan Ilir-OI), pada tahun
1982. Pembangunan kampus baru ini dimulai pada tahun 1983 dengan
bantuan dana Asian Development Bank (ADB), yang secara fisik baru
dimulai pada tahun 1989 dan berakhir pada tanggal 31 Desember
1993. Gubernur Sumatera Selatan H Ramli Hasan Basri memberikan
kuliah perdana menandai awal kegiatan akademik di kampus baru
Inderalaya ini pada tanggal 1 September 1993. Pemanfaatan
sepenuhnya fasilitas di Kampus Inderalaya dilaksanakan dengan
Keputusan Rektor pada bulan Januari 1995 dimana ditetapkan bahwa
terhitung sejak tanggal 1 Februari 1995 semua kegiatan administrasi
dan sebagian besar kegiatan akademik diselenggarakan di Kampus
Inderalaya. Peresmian Kampus Unsri Indralaya yang sesungguhnya
baru dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 1997 oleh Presiden Soeharto.

2.3.2 Perkembangan Universitas Sriwijaya di luar Sumatra Selatan

Setelah Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Lampung (YPPTL)


dibentuk, maka didirikanlah Fakultas Ekonomi, Hukum, dan Sosial
(FEHS). YPPTL ditugasi membina FEHS tersebut dan mengupayakan
status negeri. Jalan yang ditempuh adalah dengan bekerjasama
dengan Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang. Berdasarkan
keputusan Presiden Unsri Nomor D-40-7-1961, tanggal 14
Februari 1961, terhitung sejak 1 Februari 1961, FEHS Lampung
ditetapkan sebagai Fakultas Ekonomi Cabang Unsri dan Fakultas
Hukum Cabang Unsri berkedudukan di Telukbetung, Lampung. Pada
tanggal 23 September 1965, keluar Surat Keputusan Menteri
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) Nomor 195 tahun
1965, yang meresmikan berdirinya Universitas Lampung sebagai
universitas negeri di Lampung. Keputusan PTIP tersebut dikukuhkan
dengan Keputusan Presiden RI No. 73 tahun 1966. Sehingga dapat
dikatakan bahwa FEB dan FH merupakan fakultas tertua yang lahir
bersamaan.

32
19

2.4 Balai Pengolaan Kereta Api Ringan Sumatera Selatan


2.4.1 Sejarah Kereta Api Ringan Sumatera Selatan
Kota Palembang adalah salah satu kota besar di Indonesia yang tengah
bertumbuh pesat baik dari pembangunan dan kegiatan ekonominya.
keberadaan transportasi umum massal diperlukan sebagai upaya
preventif prediksi peningkatan kepadatan lalu lintas di Kota 1 2
Palembang, Dan sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonsia
(Perpres) No 116 Tahun 2015 tentang percepatan penyelenggaraan
Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Palembang
telah membangun Light Rail Transit (LRT), pembangunan Light Rail
Transit (LRT) ini difungsikan sebagai sarana transportasi penunjang
warga Palembang dan sekitarnya, termasuk untuk menunjang mobilitas
penonton dan atlet pada Pesta Olahraga Asia 2018 lalu.

Pada awalnya Palembang merencanakan membangun monorel dari


Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Kompleks Olahraga
Jakabaring sebagai alternatif transportasi, dan. dalam rangka
menyambut pesta olahraga Asia 2018 di Palembang, rencana
pembangunan monorel tersebut kemudian dibatalkan karena kesulitan
mencari investor yang dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu serta
proyek dianggap kurang menguntungkan. monorel kemudian diganti
dengan LRT yang dianggap lebih efektif. Proyek senilai Rp 9,4 triliun
ini diminta dibiayai oleh Pemerintah Pusat melalui APBN dan
penugasan konstruksi pada BUMN Pemerintah melalui Kementerian
Perhubungan akan mengalokasikan anggaran pembiayaan proyek
tersebut pada APBN 2017 dan 2018

Pembangunan prasarana LRT Palembang selesai pada Februari 2018


dengan panjang 23,4 Kilometer, yang menyambukan dari bandara
Sultan Mahmud Badaruddin II sampai ke depot OPI. Serangkaian uji
coba dilaksanakan sejak Mei hingga Juli 2018, termasuk uji coba
terbatas dengan penumpang pada 23-31 Juli 2018. operasi penuh LRT
Palembang dimulai pada 1 Agustus 2018, dengan 6 stasiun prioritas
dibuka untuk melayani penumpang dari dan menuju tempat
pertandingan Pesta Olahraga Asia 2018.masing-masing rangkaian
kereta terdiri dari tiga gerbong. setiap rangkaian kereta mampu
mengangkut hingga 722 penumpang, 231 penumpang di gerbong
pertama dan ketiga, dan 260 orang di gerbong kedua. Sementara,
kapasitas tempat duduk 3 sebanyak 78 penumpang bahan 3 pembuat
rangkaian kereta yang diproduksi PT Industri Kereta Api sebagian besar
sudah berasal dari material dalam negeri rangkaian kereta dapat
mengangkut penumpang dari Bandara SMB II menuju Jakabaring
dengan waktu tempuh sekitar 30-45 menit.

Trasnportasi juga memerlukan layanan angkutan penumpang bersama


yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat umum, berbeda dengan
moda transportasi seperti taksi, bus sewa, dan perusahaan jaringan
transportasi lainnya yang dapat diakses oleh masyarakat umum tanpa
adanya pemesanan secara mandiri. Moda transportasi publik Light Rai
lTransit (LRT), Jaringan kereta berkecepatan sedang. sebagian besar
sistem transportasi umum berjalan di sepanjang rute tetap dengan titik
pemberhentian dengan jadwal yang telah diatur sebelumnya. harus
diakui layanan yang diberikan pemerintah ke masyarakat harus
diperbarui dimana transportasi Light Rail Transit (LRT) ini adalah
transportasi internasionl, baik dari sisi paradigm maupun format.
pelayanan seiring dengan meningkatnya tuntunan masyarakat dan
perubahan dalam pemerintah itu sendiri meskipun demikian,
pembaruan dilihat dari kedua sisi tersebut belumlah memuaskan, dilihat
dari layanan yang diberikan.
Transportasi publik Light Rail Transit (LRT) dengan jalur atau rute
Bandara Sultan Mamhmud Badarrudin II, Asrama haji, Punti kayu,
RSUD, Garuda Dempo, Demang, Bumi sriwijaya, Dishub, Cinde,
Ampera, Polresta, Jakabaring, dan terakhir DJKA yang bekerjasama
dengan Pemerintah kota Palembang perlu adanya penelitian untuk
membahas pengelolaan transportasi, sehingga nantinya
LightRailTransit (LRT) dan pemerintah kota Palembang diharapkan

32
21

dapat memberikan pelayanan publik lebih baik lagi dan mennunjang


jumlah penumpang sesuai dengan target yang diharapkan,dibutuhan
dari keinginan masyarakat.

BAB III
HASIL PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN

3.1 Proses Pengolahan Sampah Organik


3.1.1 Pengumpulan Sampah
Timbulan sampah di lingkungan Universitas Lampung dibedakan
menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik.
Timbulan sampah ini berasal dari aktivitas kegiatan belajar mengajar
setiap harinya di lingkungan Universitas Lampung. sumber sampah
berasal dari masyarakat kampus, yaitu dosen, staf, dan mahasiswa .
Selain itu, ada sampah yang mendominasi yaitu dedaunan dan sisa
bangunan mengingat di Kampus Universitas Lampung terdapat
banyak pepohonan hijau dan kegiatan konstruksi.

Sampah tersebut dimasukkan dalam trashbag (Kantong Sampah)


hitam berukuran 90 x 120 pewadahan individual merupakan aktivitas
penanganan penampungan sampah sementara dalam suatu wadah
khusus untuk dan dari sampah individu. Pewadahan individual di
lingkungan Universitas Lampung menggunakan kotak sampah kecil,
dan tong sampah besar yang sudah sesuai dengan SNI 3242:2008.
Pewadahan komunal merupakan aktivitas penanganan penampungan
sampah sementara dalam suatu wadah bersama baik dari berbagai
sumber maupun sumber umum. Pewadahan komunal di lingkungan
Universitas Lampung menggunakan tossa.

Sampah dapat dikomposkan memiliki jumlah komposisi paling besar


karena aktivitas dan kegiatan belajar yang dilakukan di Kampus
Universitas Lampung setiap harinya akan menghasilkan sampah
yang dapat dikomposkan. Sampah berupa makanan sisa mampu
menyebabkan sampah menjadi berat dikarenakan sampah ini
memiliki kandungan air yang cukup besar. Sampah – sampah yang
berupa sampah kebun dan sampah sisa makanan masih banyak
jumlahnya karena tidak ada tahap pengolahan sampah lebih lanjut

32
23

menjadi bentuk lain, misalnya menjadi kompos. Pewadahan sampah


di Universitas Lampung telah sesuai dengan SNI 3242:2008 dengan
menerapkan sistem pewadahan individual meliputi kotak sampah
kecil dan tong sampah besar serta pewadahan komunal yang
menerapkan penggunaan tossa. Pengumpulan, pemindahan dan
pengangkutan sampah yang diterapkan oleh Universitas Lampung
adalah dengan menggunakan tong-tong sampah besar serta diangkut
secara rutin dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari untuk
dibawa ke tempat pembuangan sementara (TPS) yang terletak di
belakang perpustakaan kampus menggunakan tossa serta
pengangkutan menuju tempat pembuangan akhir (TPA) yaitu TPA
Bakung, Teluk Betung menggunakan truk. TPS yang digunakan di
Universitas Lampung tidak dilengkapi dengan syarat mendasar dari
klasifikasi TPS berdasarkan SNI 3242:2008 yaitu adanya ruang
pemilahan dan gudang.

3.1.2 Pemilahan Sampah


Pemilahan sampah adalah proses pemilahan sampah berdasarkan
jenis sampah yang dilakukan sejak dari sumber sampai dengan
pembuangan akhir. Aktivitas pemilahan sampah di Universitas
Lampung hingga saat ini sudah diterapkan. Seluruh jenis sampah
baik sampah jenis organik maupun anorganik dijadikan dalam suatu
wadah tanpa ada label atau tempat pembeda. Tidak hanya pemilahan,
pengolahan sampah juga sudah diterapkan untuk sampah organik.
Sesuai dengan SNI 3242:2008 dilakukan pengolahan sampah yang
meliputi teknik Reuse, Reduce, dan Recycle di sumber dan TPS.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 81 Tahun 2012 bahwa
setiap orang dan pengelola kawasan fasilitas umum melakukan
penanganan sampah salah satunya yaitu pengolahan sampah yang
meliputi pemadatan, pengomposan dan pendauran ulang. Dilihat dari
ulasan diatas bahwa, kampus Universitas Lampung sudah memiliki
standar penanganan sampah yang baik, karena adanya proses
pengolahan sampah lebih lanjut baik melalui tahap pemadatan,
pengomposan dan pendauran ulang. Pembuangan akhir sampah dari
TPS yang terletak di belakang perpustakaan kampus menuju TPA
Bakung, Teluk Betung dilakukan rutin selama sekali dalam
seminggu menggunakan truk. Warga Universitas Lampung
melaksanakan kewajiban pengelolaan sampah seperti yang diatur
dalam Pasal 12 Ayat 1 Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah, yang berbunyi “Setiap orang dalam
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara
yang berwawasan lingkungan.

3.1.3 Pengolahan Sampah Pada TPST Universitas Lampung


Pada Laporan kali ini berfokus pada Pengolahan Sampah Organik
yang dilakukan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Universitas Lampung. Sampah organik diolah menjadi kompos.
Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada
sejak lama. Pengertian kompos adalah bahan-bahan organik yang
sudah mengalami proses pelapukan karena terjadi interaksi antara
mikroorganisme atau bakteri pembusuk yang bekerja di dalam bahan
organik tersebut. Bahan organik yang dimaksud pada pengertian
kompos adalah rumput, jerami, sisa ranting dan dahan, kotoran
hewan, bunga yang rontok, air kencing hewan ternak, serta bahan
organik lainnya. Semua bahan organik tersebut akan mengalami
pelapukan yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang tumbuh
subur pada lingkungan lembap dan basah. Pada dasarnya, proses
pelapukan ini merupakan proses alamiah yang biasa terjadi di alam. 
Namun, proses pelapukan secara alami ini berlangsung dalam jangka
waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai puluhan tahun.
Untuk mempersingkat proses pelapukan, diperlukan adanya bantuan
dari manusia.

32
25

Dalam pengolahan sampah organik menjadi kompos menggunakan


bahan yang didapatkan dari lingkungan Universitas Lampung.
Beberapa sampah organik yang dapat diubah menjadi pupuk kompos
ini di antaranya ialah Dedaunan serta rumput yang terdapat di
lingkungan Universitas Lampung. Selain sampah organik, digunakan
juga sejumlah alat dan bahan antara lain yaitu Alat Komposter,
sarung tangan, sekop dan cairan starter kompos.

3.1.4 Sampah Organik


Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak
berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil
pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-
alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat
dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, dari pada dibuang ke
sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara
secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-
benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad
renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang
lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya
adalah kompos (compost).
Gambar 3.1 sampah organik
(Sumber : Foto Lapangan)

a. Jenis-Jenis Sampah Organik


1. Sampah Basah
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai
kandungan air  yang cukup tinggi yaitu dengan kadar air sebesar
87,37 %. Tingginya kadar air pada sampah basah ini disebabkan
karena sumber sampah tersebut berasal dari sisa-sisa makanan
yang terbuang atau tidak habis yang memiliki kadar air yang
tingggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
Berikut adalah contoh Gambar Sampah Basah :

Gambar 3.2 Sampah Basah

32
27

2. Sampah Kering
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah
bahan organik lain yang kandungan airnya kecil dengan
kandungan air yang sangat minimum yaitu Berkisar diantara
4,68%-4,71%. Hal ini disebabkan karena sumber sampah tersebut
merupakan bahan yang kering, sehingga sumber air pada sampah
tersebut sanggat kecil.Contoh sampah organik kering di antaranya
kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering. Berikut
Adalah Contoh Gambar Sampah Kering:

Gambar 3.3 Sampah Kering

3.1.5 Tahap Pembuatan Pupuk Organik


Adapun sampah-sampah yang telah dikumpulkan akan melewati
proses pencacah, proses fermentasi, proses pengayakan hingga
akhirnya jadilah kompos :
1. Proses Pencacah
Sampah organik yang telah dikumpulkan kemudian dimasukan
kedalam mesin pencacah akan mencacah/menghancurkan sampah
organik menjadi ukuran yang lebih kecil. Berfungsi untuk
memudahkan proses fermentasi.
Adapun Tahap Pencacah yaitu sebagai berikut :
a) Motor penggerak mesin cacah dihidupkan hingga stationer.
b) Sampah organik dituangkan ke dalam hopper hingga tercacah
dan keluar dalam bentuk serpihan dan ditampung untuk proses
berikutnya yaitu proses Fermentasi.
Berikut Gambar alat yang digunakan pencacah yang digunakan
dalam pengelolahan sampah organik, untuk lebih jelas dapat
dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini :

Gambar 3.4 Alat Pencacah Sampah Organik

2. Proses Fermentasi
Pengertian Fermentasi secara umum adalah proses produksi
energi dalam sel, dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen).
Dalam proses fermentasi, terjadi perkembangbiakan
mikroorganisme yang ada yang menghasilkan mikroorganisme
yang lebih banyak serta hasil metabolisme yang menghasilkan
enzim-enzim pertumbuhan yang bermanfaat bagi tanaman dan
untuk daya yang bisa ditampung oleh alat komposter sekitas 60-
100 liter.
Adapun Tahap Fermentasi yaitu Sebagai berikut :
a) Sampah yang telah dicacah dimasukkan kedalam mesin
komposter yang akan memfermentasi sampah organik.

32
29

b) Masukkan sampah kedalam mesin komposter, Didalam mesin


komposter sampah organik akan dicampur cairan starter
kompos sehingga memudahkan proses fermentasi.
c) Selama didalam mesin sampah akan terus diaduk selama 7 hari
non stop hingga proses fermentasi selesai.
Berikut gambar alat komposter digunakan dalam pengelolahan
sampah organik, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar
3.4 dibawah ini :

Gambar 3.5 Alat Komposter

3. Proses Pengayakan
Setelah proses fermentasi dilaksanakan sampah telah menjadi
kompos, kemudian dilakukan proses pengayakan dengan tujuan
memisahkan bagian yang kasar dengan bagian yang telah halus.
Adapun Tahap Pengayakan yaitu sebagai berikut :
a) Masukkan sampah yang telah di fermentasi selama 7 hari ke
dalam alat ayakan.
b) Setelah sampah dimasukkan ke dalam alat ayakan sebanyak 1
kali putaran hingga selesai.
c) Kemudian sampah yang sudah terayak langsung dimasukan
kedalam karung yang berat nya 10kg.
Berikut gambar alat pengayakan digunakan dalam pengelolahan
sampah organik, untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.5
dibawah ini :

Gambar 3.6 Alat Pengayakan

4. Proses Pengemasan
Setelah sampah Organik menjadi kompos maka proses terakhir
yang dilakukan adalah proses pengemasan, dengan kemasan 3 kg
dan Dijual kepada masyarakat dengan harga Rp.10.000,-.
Berikut gambar pupuk organic yang sudah dikemas :

Gambar 3.7 Pupuk Organik Dalam Kemasan

32
31

5. Keluaran Produk dari Sampah Organik


Sampah organik baik basah maupun kering dapat diolah kembali
dan dimanfaatkan agar dapat digunakan kembali. Berikut
manfaat sampah organik yang sering dihasilkan dan dapat
dikurangi pembuangannya :
1. Diolah Menjadi Kompos
Sebenarnya sudah lama diketahui bahwa sampah organik
seperti sisa sayuran dan dedaunan dapat dijadikan kompos.
Namun belum banyak orang yang mengolahnya menjadi
kompos dan dimanfaatkan untuk pertanian. Untuk mengolah
sampah organik menjadi kompos sebenarnya tidak terlalu
rumit. Namun diperlukan ketelatenan karena memang
membuat kompos harus melalui tahapan yang benar. Mulai
dari pemilahan bahan sampah, mengecilkan ukuran sampah,
penyusunan tumbukan, pembalikan, penyiraman hingga
penyimpanan. Apabila kurang telaten membuat kompos,
mungkin bisa mengolah sampah organik menjadi pupuk
sederhana. Hanya perlu menyediakan semacam lubang
pembuangan dampah organik di tanah. Menunggunya
beberapa saat sampai membusuk dan hampir seperti tanah.
Unsur hara yang dihasilkan dari pembuatan lubang yang diisi
oleh sampah organik ini dapat berfungsi menyuburkan
tanaman. Berikut adalah contoh gambar pupuk kompos :

Gambar 3.8 Pupuk Kompos


2. Tambahan Pakan Ternak
Sampah organik yang berupa dedaunan biasanya dapt
dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti kambing, sapi,
kerbau dan binatang herbivora lainnya. Namun baru baru ini,
sampah organik tidak hanya dapat menjadi bahan pakan untuk
binatang herbivora saja. Berikut adalah contoh gambar pakan
ternak:

Gambar 3.9 Pakan Ternak

3. Dijadikan Kerajinan Tangan


Sampah organik kering sebenarnya dapat diolah menjadi
produk yang memiliki nilai jual dan bervariasi. Banyak
beberapa orang memanfaatkankannya menjadi bahan
kerajinan. Seperti enceng gondong yang sudah kering dan
biasanya hanya dibakar, ada masyarakat yang mengolahnya
kembali dan membuat tas dari bahan ini. Batok kelapa yang
biasanya hanya menjadi bahan bakar, dapat dijadikan alat
masak seperti centong, cangkir dan sejenisnya.

32
33

Gambar 3.10 Kerajinan Tangan

3.2 Ulat Hongkong


Ulat Hongkong adalah larva dari proses metamorfosis kumbang kecil yaitu
telur, larva, kepompong dan kumbang. Sedangkan larvanya disebut ulat
hongkong. Ulat hongkong ini memiliki kandungan protein yang sangat
tinggi dan sangat berguna untuk memberi makan berbagai hewan lainnya.
Namun, ada juga kekurangan dari ulat hongkong yaitu tidak baik untuk
burung peliharaan. Lapisan kulit tebal yang terdapat pada ulat hongkong
membuat burung sulit mencerna. Yang bisa membuat lapisan kulitnya
nanti ikut terkelupas bersamaan dengan kotoran burung.
Berikut gambar ulat hongkong :

Gambar 3.11 Ulat Hongkong


3.2.1 Manfaat Ulat Hongkong Untuk Bubidaya
Dengan mudahnya memperoleh maggot, budidaya ulat hongkong
dapat dilakukan oleh siapapun. Potensi yang dapat dikembangkan
cukup menggiurkan karena biayanya yang murah dan ramah
lingkungan. Berikut ini beberapa potensi yang dapat diraup dari
budidaya maggot yang mungkin belum diketahui :

1. Hasil panen ulat hongkong bisa dimanfaatkan sebagai pakan


burung, pakan ikan,  dan beberapa hewan lainnya.
2. Bisa sebagai pakan selingan untuk burung, bisa meningkatkan
stamina untuk burung berkicau, bisa meningkatkan hasrat kawin
untuk burung, bisa meningkatkan kualitas kicauan burung untuk
diperlombakan, serta bisa membuat kulit pada ikan hias jadi
cemerlang.

3.2.2 Budidaya Ulat Hongkong


Pemanfaatan sejumlah sampah organik basah untuk pakan ulat
hongkong.
Adapun Budidaya Ulat Hongkong sebagai berikut :
a. Persiapan alat dan bahan
1. Wadah/tempat budidaya berupa kotak plastik/kayu.
2. Dedak/Bekatul
3. Bibit Ulat Hongkong

b. Tempat Perternakan
Usahakan untuk tempat/bangunan peternakan ini, terbuat secara
permanen atau terbuat dari tembok sekelilingnya. Tujuannya, agar
terhindar dari tikus atau hama semut. Atap terbuat dari enternit
serta 95% bangunan tertutup. Lantai terbuat dari tembok atau
ubin. Suhu sangat mempengaruhi pertumbuhan ulat. Usahakan
suhu dalam ruangan, tetap antara 29 – 30 0C dan selalu lembab,
artinya tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Suhu tersebut,
merupakan suhu terbaik untuk ternak ini.

32
35

c. Pemilihan Induk
Adapun langkah dalam pemilihan induk  adalah sebagai berikut :
1. Serangga Tenebrio Molitor,Induk Ulat Hongkong
2. Ulat hongkong sebenarnya adalah fase larva dari serangga
bernama latin Tenebrio Molitor. Serangga berwarna hitam ini
merupakan serangga pemakan biji-bijian.
3. Satu kotak/peti, kita tebari kumbang sekitar 250 gr, dan
berikan kapas sebagai alas untuk bertelur yang sudah
dibeberkan.
4. Pembibitan ini dibiarkan sampai 7 hari, dan diturunkan bila
waktu tersebut tiba. Kumbang yang sudah terpisah dari kapas,
diberi kapas baru lagi dan begitu seterusnya. Tingkat kematian
pada kumbang ini, bisa mencapai 2 s/d 4 persen sekali turun.
5. Kapas yang ada telurnya, kita simpan dalam peti terpisah, telur
akan mulai menetas setelah 10 hari. Setelah usia ulat mencapai
30 hari baru kita pisahkan dari kapasnya.

d. Tahap Budidaya Ulat Hongkong


1. Siapkan wadah atau tempat budidaya ulat hongkong yaitu
berupa kontainer plastik atau kotak kayu yang dapat disusun
beberapa tingkat untuk budidaya dalam partai besar.
2. Kemudian masukkan dedak atau bekatul dan ratakan pada
bagian dasarnya dengan tinggi / tebal lapisan sekitar 1/4 dari
ketinggian wadah yang digunakan.
3. Dedak atau bekatul selain sebagai pakan sekaligus berfungsi
untuk mempertahankan kondisi kelembaban dan suhu udara
sehingga ulat hongkong tidak mudah mati.
4. Selanjutnya, wadah / kontainer plastik disimpan pada tempat
yang gelap dan hangat Setelah tempat budidaya disiapkan
kemudian masukkan bibit ulat hongkong.
e. Pemeliharaan Ulat Hongkong
1. Ulat hongkong adalah larva yang memakan apa saja.
2. Namun demikian pakan yang diberikan harus dipilih pakan
yang tidak menyebabkan timbulnya jamur. Contohnya yaitu
sepotong roti, potongan kentang, sayur sayuran dan potongan
buah-buahan yang tidak banyak mengandung air (terutama
apel).
3. Untuk kandang/wadah pemeliharaan kerap kali harus
diperhatikan kadar kelembaban yang terjadi.
Berikut adalah gambar Kumbang/Kepik induk :

Gambar 3.12 Gambar Kumbang/Kepik induk


f. Penyakit
Ciri-ciri ulat yang terkena penyakit dan penanggulangannya:
1. Kulit ulat kuning kehitam-hitaman.Jangan terlalu banyak
diberi makan dari daun-daunan, dan jangan terlalu banyak
diberi dedak.
2. Ulat mati berwarna merah. Apabila hal ini terjadi, maka
pencegahannya adalah pemberian pakan tidak terlalu basah.
Hal ini harus segera diatasi karena penyakit ini selain menular
menyerang dengan cepat.
3. Ulat mati berwarna hitam Hal ini terjadi apabila pemberian
makanan disebar, biasanya terjadi pada ulat dewasa usia 1

32
37

sampai 3 bulan, maka alangkah baik pemberian makanannya


dilakukan secara dikepal-kepal.

g. Pemanenan Ulat Hongkong


1. Untuk pemanenan biasanya ulat honhkong sudah bisa dipanen
dan dijual setelah umur 50 hari.
2. Cara pemanenanya cukup dengan diayak dengan saringan
halus untuk memisahkan ulat dan bekatulnya.
3. Pada budidaya ulat hongkong ini sebenarnya tenaga yang
dicurahkan relatif sedikit.
4. Hanya sekadar memberi pakan dan rajin memonitor
perkembangannya. Hanya saja waktunya cukup lama sehingga
diperlukan kesabaran tersendiri.

h. Pemasaran Ulat Hongkong


Untuk pemasaran ulat hongkong target utama ialah toko penjual
pakan burung dan komunitas maupun perorangan pencinta burung
kicauan, produk biasanya dijual dalam bentuk segar. Sebagai
Langkah awal pemasaran untuk wilayah kota Lampung,
pemasaran produk dilakukan secara langsung maupun menitipkan
produk pada penjual pakan burung disekitar Kawasan Universitas
Lampung, dan untuk harga dalam hitungan per kg biasanya
berkisar diantara Rp.60.000-70.000. ini tergantung dari harga Ulat
Hongkong yang ada dipasaran
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a) Sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan
dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai
kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah organik adalah
sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai
menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut
dengan kompos).
Ada pun proses – proses dalam melakukan pengelolaan sampah di
Universitas Lampung :
1. Proses pengumpulan sampah
2. Proses pemilahan sampah
3. Proses pecacahan
4. Proses pengayakan
5. Proses pengemasan
b) Produk yang di hasil pada TPST Universitas Lampung adalah pupuk
kompos. Pupuk kompos ini sangat bermanfaat bagi petani – petani dan
masyarakat untuk memberi Vitamin terhadap tanaman nya, pupuk
kompos ini juga di perjual belikan dengan harga 10.000 ribu dalam
perkilonya.

c) Ulat hongkong memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dan


sangat berguna untuk memberi makan hewan hias seperti burung kicau
dan juga beberapa ikan predator seperti ikan lohan,chana, dan
sebagainya. Untuk pemanenan biasanya ulat honhkong sudah bisa
dipanen dan dijual setelah umur 50 hari,
d) Pemasaran produk dilakukan secara langsung maupun menitipkan
produk pada penjual pakan burung disekitar Kawasan Universitas
Lampung, dan untuk harga dalam hitungan per kg biasanya berkisar
diantara Rp.60.000-70.000.

4.2 Saran
Sebelum melakukan kunjungan lapangan sebaiknya melakukan berbagai
persiapan seperti mempersiapkan pertanyaan yang kompeten, untuk dapat
menggali informasi saat melakukan kunjungan.

38
DAFTAR PUSTAKA

Standar Nasional Indonesia (2008).Pengelolaan Sampah Di Permukiman.SNI


3242:2008. Magelang
Peraturan Pemerintah (2012). Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga.PP No 81 Tahun 2012.Jakarta
Undang-Undang (2008).Pengelolaan Sampah. UU No 18 Tahun 2008. Jakarta
Profil Universitas Lampung. 2018.
BSN.2008: Pengelolaan Sampah di Permukiman. SNI 3242:2008.Badan
Standardisasi Nasional, Jakarta.
https://hardianimalscience.wordpress.com/satwa-harapan/bududaya-ulat-
hongkong-meal-worm/
https:// carabudidaya.co.id/cara-budidaya-ulat-hongkong/

Anda mungkin juga menyukai