Anda di halaman 1dari 8

Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 1, No.

2, April 2020 E-ISSN: 2716-2583

PENGARUH SERVICE QUALITY, FOOD QUALITY, PRICE DAN LOKASI


TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN
(Studi Kasus Pada Cafe Eatbox Kitchen Wonosobo)

Sulis Setiawati, Ahmad Guspul, Meftahudin


Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sains Al-Qur’an
Jawa Tengah di Wonosobo
Email : sulistiaa204@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh service quality, food quality, price dan lokasi
terhadap kepuasan pelanggan cafe Eatbox Kitchen Wonosobo. Teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik non probability sampling yaitu purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan jumlah populasi sebanyak 115 responden di cafe Eatbox Kitchen Wonosobo.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara, sedangkan analisis data dilakukan dengan
menggunakan regresi linear berganda. Adapun hasil penelitian ini adalah adanya pengaruh positif antara
variabel service quality, food quality, price dan lokasi terhadap kepuasan pelanggan. Dengan hasil dari
regresi diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,237, artinya variabel Kepuasan Pelanggan (Y) dijelaskan
oleh variabel dependen (X) yaitu Service Quality (X1), Food Quality (X2), Price (X3) dan Lokasi (X4)
sebesar 23,7 persen, sedangkan sisanya sebesar 76,3 persen dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan di dalam model. Hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung = 9,846 > Ftabel = 2,45, maka Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya model penelitian ini sudah memenuhi kriteria goodnes of fit dan dapat
dikatakan model dalam penelitian ini sudah tepat.

Kata Kunci : Service Quality, Food Quality, Price, Lokasi dan Kepuasan Pelanggan

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of service quality, food quality, price and location on customer
satisfaction of the Wonosobo Eatbox Kitchen cafe. The sampling technique uses a non probability
sampling technique that is purposive sampling. This research uses a quantitative approach with a
population of 115 respondents in the Wonosobo Eatbox Kitchen cafe. Data collection uses questionnaires
and interviews, while data analysis is performed using multiple linear regression. The results of this study
are the positive influence between service quality, food quality, price and location variables on customer
satisfaction. With the results of the regression obtained adjusted R2 value of 0.237, meaning that the
customer satisfaction variable (Y) is explained by the dependent variable (X) namely service quality (X1),
food quality (X2), price (X3), and location (X4) of 23,7 percent, while the remaining 76.3 percent is
explained by other factors not included in the model. The test results obtained the calculated value Fcount
= 9.846 > Ftable = 2.45, then Ho is rejected and Ha is accepted, meaning that this research model has
met the criteria of goodnes of fit and can be said the model in this study was appropriate.

Keywords : Service Quality, Food Quality, Price, Location and Customer Satisfaction

335
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 1, No. 2, April 2020 E-ISSN: 2716-2583
1. PENDAHULUAN seseorang setelah membandingkan kinerja
Pada era bisnis saat ini, persaingan dalam (hasil) yang dirasakan dengan harapannya.
dunia bisnis makanan semakin bertambah Menurut Kotler dan Keller (2009:138)
ketat. Persaingan yang semakin ketat ini kepuasan pelanggan adalah perasaan senang
menuntut para pelaku bisnis makanan untuk atau kecewa seseorang yang muncul karena
mampu memaksimalkan kinerja perusahaannya membandingkan kinerja yang dihasilkan
agar dapat bersaing di pasar. Perusahaan harus produk dengan ekspektasi mereka. Lovelock
berusaha keras untuk mempelajari dan dan Wright (2007:102) menyatakan bahwa,
memahami kebutuhan dan keinginan kepuasan adalah keadaan emosional, reaksi
pelanggannya. Dengan memahami kebutuhan, pasca pembelian mereka, dapat berupa
keinginan dan permintaan pelanggan, maka kemarahan, ketidak puasan, kejengkelan,
akan memberikan masukan penting bagi netralitas, kegembiraan dan kesenangan.
perusahaan untuk merancang strategi Seorang pelanggan yang puas adalah
pemasaran agar dapat menciptakan kepuasan pelanggan yang merasa mendapatkan value
bagi pelanggannya (Kotler dan Armstrong, dari produsen atau penyedia jasa. Value ini bisa
2001). Bisnis makanan atau dalam bidang food berasal dari produk, pelayanan, sistem atau
and beverages menjadi salah satu bisnis yang sesuatu yang bersifat emosional. Value bagi
banyak diminati oleh masyarakat, karena selain pelanggan ini dapat diciptakan melalui atribut-
menghasilkan keuntungan yang tinggi, atribut pemasaran perusahaan yang dapat
makanan juga menjadi kebutuhan pokok bagi menjadi unsur-unsur stimulasi bagi perusahaan
setiap orang. Jadi, dimanapun dan kapanpun untuk mempengaruhi konsumen dalam
masyarakat akan membutuhkan makanan pembelian. Jika pembelian yang dilakukan
sebagai sumber pokok kehidupan (Ayodya, mampu memenuhi kebutuhan dan
2007). keinginannya atau mampu memberikan
Salah satu bisnis makanan atau usaha yang kepuasan, terjadi pembelian ulang pada masa
juga merasakan ketatnya persaingan saat ini depan (Paliliati, 2007).
adalah usaha cafe Eatbox Kitchen. Persaingan Terciptanya kepuasan pelanggan dapat
yang semakin ketat tersebut ditandai dengan memberikan beberapa manfaat, diantaranya
makin banyaknya cafe-cafe yang bermunculan hubungan antara perusahaan dan pelanggannya
di kota Wonosobo. Pelayanan dan harga yang menjadi harmonis, memberikan dasar yang
ditawarkan pun beraneka macam, dengan baik bagi pembelian ulang dan terciptanya
begitu akan menjadi ciri dan keunggulan loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu
tersendiri bagi setiap cafe. Hal tersebut rekomendasi dari mulut ke mulut (word of-
menuntut pihak pemilik atau pengelola cafe mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan
Eatbox Kitchen untuk menciptakan strategi (Tjiptono, 1994) Engel (1990) menyatakan
agar mampu bersaing dan unggul dibanding bahwa kepuasan pelanggan merupakan
cafe-cafe lainya. Sebagai salah satu bentuk evaluasi purnabeli di mana alternatif yang
usaha makanan cafe Eatbox Kitchen harus dipilih sekurang kurangnya sama atau
memiliki keunggulan bersaing agar dapat tetap melampui harapan pelanggan sedangkan
bertahan atau bahkan memenangkan ketidak puasan timbul apabila hasil (outcome)
persaingan dalam bisnis. Salah satu cara untuk tidak memenuhi harapan pelanggan (Wijaya,
menciptakan keunggulan bersaing adalah 2009).
dengan menerapkan service quality, food Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi,
quality, price dan lokasi dengan baik sehingga pelanggan tidak akan puas. Jika kinerja sesuai
dapat memuaskan pelanggan. dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Jika
Kata kepuasan atau satisfaction berasal kinerja melebihi ekspektasi, pelanggan akan
dari bahasa latin “satin” (artinya cukup baik, sangat puas atau senang. Tingkat kepuasan
memadai) dan “facio” (melakukan atau pelanggan selalu didasarkan pada upaya upaya
membuat). Secara sederhana kepuasan dapat penyempitan gap antar keadaan yang
diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu diinginkan. Dalam hal ini berarti antara
atau membuat sesuatu. Menurut J. Supranto harapan dengan keadaan yang dihadapi.
(2006, p.233) kepuasan adalah tingkat perasaan

336
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 1, No. 2, April 2020 E-ISSN: 2716-2583
Nilai kualitas pelayanan tergantung pada 2. METODE
kemampuan perusahaan dan stafnya dalam 2.1. Model Penelitian
memenuhi harapan pelanggan secara konsisten.
Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara
membandingkan persepsi para konsumen atas
H1
pelayanan yang diterima dengan pelayanan
yang sesungguhnya konsumen harapkan
terhadap atribut-atribut pelayanan suatu H2
perusahaan (Parasuraman et. al, 1988).
Kualitas produk, menjadi faktor penting H3
yang berpengaruh dalam penciptaan kepuasan
pelanggan. Kualitas produk adalah faktor
H4
penentu kepuasan konsumen setelah
melakukan pembelian dan pemakaian terhadap
suatu produk.
Harga juga merupakan elemen bauran
pemasaran yang paling fleksibel, tidak seperti
fitur produk dan komitmen penyalur, harga Gambar 1. Model Penelitian
dapat berubah dengan cepat (Kotler dan Jenis Penelitian
Amstrong, 2008:344). Penelitian ini merupakan penelitian
Pemilihan lokasi yang tepat dan strategis deskriptif yang menggunakan metode survei.
pada sebuah gerai atau toko akan lebih sukses Penelitian survei adalah penelitian yang
dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi dilakukan untuk mendapatkan manfaat untuk
kurang strategis (Berman & Evans dalam tujuan deskriptif, membantu dan
Ma’ruf 2006 : 113). membandingkan kondisi-kondisi yang ada
Adanya kesesuaian antara service quality , dengan kriteria yang telah ditentukan
food quality, price dan lokasi dapat membuat sebelumnya dan juga dalam pelaksanaan
kepuasan bagi pelanggan. Dengan evaluasi (umar, 2005), dengan menggunakan
meningkatkan mutu yang lebih baik diharapkan penelitian survei penelitian yang diadakan
pelanggan akan merasa puas dan dengan begitu untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-
pelanggan tidak meninggalkan produk/jasa gejala yang ada dan mencari keterangan-
tersebut dikemudian hari, sehingga akan keterangan secara factual. Penelitian ini
menguntungkan perusahaan. menggunakan penelitian survei karena dapat
Hal inilah yang mendorong peneliti untuk dilakukan untuk sesuatu hal yang sifatnya
meneliti kepuasan pelanggan cafe Eatbox nyata (tangible) (Suharsimi,A, 2003).
Kitchen dan untuk mengevaluasi betapa Jenis dan Sumber Data
pentingnya service quality, food quality, price Data primer adalah data yang diperoleh
dan lokasi dalam upaya untuk meningkatkan atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh
kepuasan pelanggan yang nantinya akan orang yang melakukan penelitian atau yang
berpengaruh pada kelangsungan hidup cafe bersangkutan yang memerlukannya (Iqbal
maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Hasan, 2002). Data responden sangat
“ANALISIS PENGARUH SERVICE diperlukan untuk mengetahui tanggapan
QUALITY, FOOD QUALITY, PRICE DAN responden mengenai kepuasan pengunjung
LOKASI TERHADAP KEPUASAN yang dilihat dari service quality, food quality,
PELANGGAN CAFE EATBOX KITCHEN price, lokasi dan kepuasan pelanggan. Dalam
WONOSOBO” hal ini data diperoleh secara langsung dengan
membagi kuisioner atau daftar pertanyaan
kepada responden.
Metode Pengumpulan Data
Kuesioner
Kuesioner yaitu suatu teknik pengumpulan
data dengan cara membuat daftar

337
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 1, No. 2, April 2020 E-ISSN: 2716-2583
pertanyaan/pernyataan tertulis untuk kemudian Potter dan Hotchkiss (1995, p.90-112)
diberikan kepada responden dengan beberapa food quality adalah karakteristik kualitas dari
alternatif jawaban yang telah disediakan makanan yang dapat diterima oleh konsumen.
(Sugiyono 2008). Jawaban dari setiap Indicator empiris yang digunakan untuk
pertanyaan mempunyai skor dari sangat positif menjelaskan variable kualitas pelayanan
sampai sangat negative dan masing-masing sebagai berikut:
pertanyaan diberikan skor untuk kemudahan a. Keterandalan produk
dalam penelitian. b. Fitur produk
Observasi c. Daya tahan
Observasi yaitu teknik pengumpulan data d. Kemampuan diperbaiki
dalam metode survei yang menggunakan e. Keindahan tampilan produk.
pertanyaan secara lisan kepada subyek Price (Harga)
penelitian (indriantoro, 2002:152) Buchari Alma (2007: 169) menyatakan
Populasi dan Sampel bahwa harga adalah nilai suatu barang yang
Populasi dinyatakan dengan uang. Indicator empiris
Populasi adalah wilayah generalisasi yang yang digunakan untuk menjelaskan variable
terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas pelayanan sebagai berikut:
kualitas dan karakteristik tertentu yang a. Terjangkau
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan b. Bersaing
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, c. Fasilitas
1999). Populasi dalam penelitian ini adalah d. Biaya rendah
orang yang sedang berkunjung di cafe Eatbox Lokasi
Kitchen Wonosobo yang jumlahnya sangat Buchari Alma (2003) mengemukakan
banyak, maka dilakukan pengambilan sampel bahwa lokasi adalah tempat perusahaan
untuk penelitian ini. beroperasi atau tempat perusahaan melakukan
Sampel kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa
Sampel adalah sebagian dari populasi, yang mementingkan segi ekonominya.
terdiri dari beberapa anggota populasi. Indicator empiris yang digunakan untuk
Sebagian ini diambil karena dalam banyak menjelaskan variable kualitas pelayanan
kasus tidak mungkin meneliti seluruh anggota sebagai berikut:
populasi, oleh karena itu harus membentuk a. Ketersediaan lahan parkir
sebuah perwakilan populasi yang disebut b. Lokasi luas
sampel (Ferdinand, 2006). Sampel dalam c. Alat transportasi
penelitian ini adalah sebagian dari populasi, d. Lokasi yang strategis.
yaitu sebagian pengunjung yang membeli
produk di cafe Eatbox Kitchen Wonosobo. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.2. Definisi Operasional Dan Pengukuran Objek Penelitian
Variabel Pengumpulan data dalam penelitian ini
Service Quality ( Kualitas Pelayanan) dilakukan dengan cara membagikan kuesioner
Parasuraman & Zeithaml (2004) kualitas secara langsung kepada para pelanggan di cafe
pelayanan merupakan perbandingan antara Eatbox Kitchen Wonosobo. Adapun batas
pelayanan yang dirasakan (persepsi) konsumen waktu penyebaran kuesioner adalah tiga
dengan kualitas pelayanan yang diharapkan minggu dan kuesioner yang dibagikan
konsumen. Indicator empiris yang digunakan berjumlah 115 butir kuesioner.
untuk menjelaskan variable kualitas pelayanan Statistik Deskriptif
sebagai berikut: Gambaran Umum Responden
a. Bukti langsung (tangibel) a. Responden menurut jenis kelamin
b. Reliabilitas (reliability) b. Responden berdasarkan umur
c. Daya tanggap (responsiveness) c. Responden berdasarkan pekerjaan
d. Jaminan/keyakinan (assurance) Deskriptif Variabel
e. Empati (empathy) a. Service Quality
Food Quality (Kualitas Makanan) b. Food Quality

338
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 1, No. 2, April 2020 E-ISSN: 2716-2583
c. Price menguji apakah distribusi normal dilakukan
d. Lokasi dengan cara menggunakan uji kolomogrov-
Uji Validitas smirnov. Dasar pengambilan keputusan adalah
Uji Validitas Instrumen yang valid berarti jika probabilitas signifikannya diatas
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan kepercayaan 5% maka model regresi
data (mengukur) itu valid. Uji validitas memenuhi asumsi normalitas (Imam Ghozali,
digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya 2011).
satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid Analisis Regresi Linier Berganda
jika pada pertanyaan kuesioner mampu Medote analisis data yang digunakan
mengungkapkan sesuatau yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu medote analisis
oleh kuesioner tersebut (Priyatno, 2011:42). kuantitatif. Dimana hasil penelitian diperoleh
Uji Reliabilitas dari angka-angka statistic yang kemudian di
Uji reliabilitas merupakan alat untuk deskripsikan kedalam kalimat.
mengukur suatu kuesioner yang merupakan Analisis regresi linear berganda dengan
indicator dari variabel. Pengujian reliabilitas menggunakan program SPSS (Statistical
dilakukan dengan menggunakan cronbach Package For Social Science). Dasar
alpha. Koefisien cronbach alpha yang lebih dari pengambilan keputusan dalam uji regresi linear
0,7 menunjukkan keandalan (reliabilitas) berganda pada tingkat signifikan 0,05 (tingkat
instrument (Priyatno, 2011:69). keyakinan 95%).
Uji Multikolinearitas Tabel 1. Uji Regresi Linier Berganda
Uji multikolinearitas digunakan untuk Coefficientsa
menguji apakah model regresi ditemukan Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
adanya korelasi antar variabel indepeden
Std.
(Priyatno, 2011:288). Metode pengujian yang Model B Error Beta t Sig.
biasa digunakan yaitu dengan melihat nilai 1 (Constant) 3,504 2,878 1,218 ,226
Inflation Factor (VIF) dan Tolerance pada Service Quality
,176 ,081 ,179 2,169 ,032
model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10
Food Quality ,186 ,086 ,180 2,160 ,033
dan Tolerance lebih dari 0.1 maka model Price ,347 ,098 ,298 3,555 ,001
regresi bebas dari multikolinearitas, sehingga Lokasi ,230 ,076 ,247 3,008 ,003
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi a. Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan
multikolinearitas dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil regresi linier berganda
Uji Heteroskedastisitas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Uji heterokedastisitas ini digunakan untuk Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4 X4+ e
menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual pada satu Dari hasil analisis diatas dapat
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model diinterprestsi sebagai berikut :
regresi yang baik adalah tidak terjadi a. Konstanta (a) = 3,504
heterokedastisitas (Priyatno, 2011:296). Salah Artinya apabila Service Quality (X1),
satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas Food Quality (X2), Price (X3) dan Lokasi (X4)
yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai diasumsikan tetap, maka Kepuasan Pelanggan
prediksi variable terikat (dependen) yaitu (Y) akan bernilai sebesar 3,504 dengan asumsi
ZPRED dan nilai residualnya SRESID. variabel lain adalah konstan.
Uji Normalitas b. b1 = 0,176
Uji normalitas pada model regresi Koefisien regresi variabel Service Quality
bertujuan untuk menguji nilai residual (X1) sebesar 0,176 artinya jika Service Quality
terdistribusi secara normal atau tidak. Jadi (X1) meningkat satu satuan, maka Kepuasan
dalam hal ini yang di uji normalitas bukan Pelanggan (Y) akan meningkat 0,176 dengan
masing-masing variabel independen dan ketentuan variabel Food Quality (X2), Price
dependen tetapi nilai residual yang dihasilkan (X3) dan Lokasi (X4) konstan.
dari model regresi. Model regresi yang baik c. b2 = 0,186
adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi Koefisien regresi variabel Food Quality
secara normal (Priyatno, 2011:277). Untuk (X2) sebesar 0,186 artinya jika Food Quality

339
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 1, No. 2, April 2020 E-ISSN: 2716-2583
(X2) meningkat satu satuan, maka Kepuasan dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati
Pelanggan (Y) akan meningkat sebesar 0,186 1 berarti variable independen memberikan
dengan ketentuan variabel Service Quality hampir semua informasi yang digunakan untuk
(X1), Price (X3) dan Lokasi (X4) konstan. memprediksi variasi variable dependen.
d. b3 = 0,347 Tabel 2. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien regresi variabel Price (X3) Model Summary
sebesar 0,347 artinya jika Price (X3)
meningkat satu satuan, maka Kepuasan Adjusted R Std. Error of the
Pelanggan (Y) akan meningkat sebesar 0,347 Model R R Square Square Estimate
dengan ketentuan variabel Service Quality 1
,513a ,264 ,237 2,146
(X1), Food Qualty (X2) dan Lokasi (X4)
konstan. a. Predictors: (Constant), Lokasi, Service Quality,
e. b4 = 0,230 Food Quality, Price
Koefisien regresi variabel Lokasi (X4) Sumber: Data primer diolah, 2019
sebesar 0,230 artinya jika Lokasi (X4) Pada tabel 1 menunjukan bahwa koefisien
meningkat satu satuan, maka Kepuasan determinasi yang menunjukan Adjusted R
Pelanggan (Y) akan meningkat sebesar 0,230 Square sebesar 0,237 atau 23,7% yaitu
dengan ketentuan variabel Service Quality presentase pengaruh service quality (X1), food
(X1), Food Quality (X2) dan Price (X3) quality (X2), price (X3) dan lokasi (X4)
konstan. terhadap kepuasan pelanggan (Y) pada cafe
Uji Hipotesis : Uji Parametrik Individual Eatbox Kitchen Wonosobo adalah sebesar
(Uji t) 23,7%. Sedangkan sisanya sebesar 76,3%
Uji t adalah uji untuk mengetahui dipengaruhi oleh variabel lain diluar dari
signifikansi pengaruh variable bebas secara penelitian ini.
parsial atau individual terhadap variable terikat. Pembahasan Penelitian
Digunakan untuk menguji hipotesis dengan Pengaruh Service Quality terhadap
tingkat alpha sebesar 0,05 (Imam Gozali, Kepuasan Pelanggan
2006). Pengujian hipotesis 1 menunjukan bahwa
Uji Ketepatan Model (Uji F) Ho ditolak dan H1 diterima, itu artinya bahwa
Nilai F hitung digunakan untuk menguji service quality mempunyai pengaruh positif
ketepatan model (goodness of fit) uji ini juga terhadap kepuasan pelanggan pada pelanggan
sering disebut sebagai uji simultan, untuk cafe Eatbox Kitchen Wonosobo. Hasil
menguji apakah variabel bebas yang digunakan penelitian ini menunjukan bahwa semakin baik
dalam model mampu menjelaskan perubahan kualitas pelayanan yang dirasakan oleh
nilai variabel tergantung atau tidak. Untuk pelanggan, maka kepuasan pelanggan akan
menyimpulkan apakah model masuk dalam meningkat.
kategori cocok (fit) atau tidak, kita harus Pengaruh Food Quality terhadap Kepuasan
membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftable. Pelanggan
Uji F ini dilakukan dengan menggunakan level Pengujian hipotesis 2 menunjukan bahwa
of significant (α) = 0,05 atau 5%, df = n-k-1, Ho ditolak dan H2 diterima, itu artinya bahwa
diperoleh nilai Ftable. Kemudian nilai Ftable food quality mempunyai pengaruh positif
dibandingkan dengan nilai Fhitung yang terhadap kepuasan pelanggan pada pelanggan
diperoleh. Dengan membandingkan kedua nilai cafe Eatbox Kitchen Wonosobo. Hasil
F tersebut, maka akan diketahui pengaruhnya, penelitian ini menunjukan bahwa semakin baik
yaitu diterima atau ditolaknya hipotesis. kualitas makanan yang dirasakan oleh
Koefisien Determinasi (R2) pelanggan, maka kepuasan pelanggan akan
Kd (R2) digunakan untuk mengukur meningkat.
seberapa jauh kemampuan model dalam Pengaruh Price terhadap Kepuasan
menerangkan variable dependen. Nilai Kd Pelanggan
adalah antara 0 sampai 1. Nilai R2 yang kecil Pengujian hipotesis 3 menunjukan bahwa
berarti kemampuan variable-variabel Ho ditolak dan H3 diterima, itu artinya bahwa
independen dalam menerangkan variable price mempunyai pengaruh positif terhadap

340
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 1, No. 2, April 2020 E-ISSN: 2716-2583
kepuasan pelanggan pada pelanggan cafe penelitian yang lebih beragam agar objek
Eatbox Kitchen Wonosobo. Hasil penelitian ini penelitian yang digunakan akan lebih banyak
menunjukan bahwa semakin terjangkau suatu dalam penelitian guna mendapatkan hasil yang
harga, maka akan meningkatkan kepuasan lebih baik mengenai kepuasan pelanggan.
pelanggan. Adapun saran kepada cafe Eatbox Kitchen
Pengaruh Lokasi terhadap Kepuasan Wonosobo untuk kedepanya lebih
Pelanggan meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas
Pengujian hipotesis 4 menunjukan bahwa makananya agar pelanggan lebih merasa
Ho ditolak dan H4 diterima, itu artinya bahwa nyaman dan puas berkunjung ke cafe Eatbox
lokasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kitchen Wonosobo dibanding cafe lainya.
kepuasan pelanggan pada pelanggan cafe Keterbatasan
Eatbox Kitchen Wonosobo. Hasil penelitian ini Penelitian ini telah diusahakan dan
menunjukan bahwa semakin strategis lokasi dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah
cafe Eatbox Kitchen, maka kepuasan namun masih memiliki keterbatasan, yaitu :
pelanggan akan meningkat. a. Penelitian ini hanya menerapkan metode
survei melalui kuisioner terbuka sehingga
4. PENUTUP kurang tajam dalam menggali harapan dan
Simpulan apa yang diinginkan responden
Berdasarkan hasil penelitian dan sebenernya. Oleh karena itu kesimpulan
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai yang diambil hanya berdasarkan pada data
berikut : yang dikumpulkan melalui penggunaan
a. Service Quality (X1) berpengaruh terhadap instrumen secara tertulis tersebut. Hasil
Kepuasan Pelanggan di cafe Eatbox Kitchen penelitian ini juga tidak dapat
Wonosobo (H1 diterima). Hasil penelitian digeneralisasikan untuk kasus lain dari luar
ini menunjukan bahwa semakin baik objek penelitian.
kualitas pelayanan yang dirasakan oleh Agenda Penelitian Mendatang
pelanggan, maka kepuasan pelanggan akan a. Untuk penelitian yang akan datang
meningkat. hendaknya menggunakan instrumen-
b. Food Quality (X2) berpengaruh terhadap instrumen pertanyaan yang bersifat tertutup,
Kepuasan Pelanggan di cafe Eatbox Kitchen sehingga responden dapat menyampaikan
Wonosobo (H2 diterima). Hasil penelitian apa yang mereka harapkan dapat menjadi
ini menunjukan bahwa semakin baik masukan dan agar hasilnya sesuai dengan
kualitas makanan yang dirasakan oleh kenyataan yang ada.
pelanggan, maka kepuasan pelanggan akan
meningkat. 5. DAFTAR PUSTAKA
c. Price (X3) berpengaruh terhadap Kepuasan Alma, Buchari. 2003. Manajemen Pemasaran
Pelanggan di cafe Eatbox Kitchen dan Pemasaran Jasa. Edisi 2. Bandung:
Wonosobo (H3 diterima). Hasil penelitian Alfabeta.
ini menunjukan bahwa semakin terjangkau Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur
suatu harga, maka akan meningkatkan Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta: Bina
kepuasan pelanggan. Aksara.
d. Lokasi (X4) berpengaruh terhadap Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian
Kepuasan Pelanggan di cafe Eatbox Kitchen Manajemen: Pedoman Penelitian untuk
Wonosobo (H4 diterima). Hasil penelitian skripsi, Tesis dan Disertai Ilmu
ini menunjukan bahwa semakin strategis Manaemen. Semarang: Universitas
lokasi cafe Eatbox Kitchen, maka kepuasan Diponegoro.
pelanggan akan meningkat. Ayodya, Wulan. (2007). Kursus singkat usaha
Saran rumah makan laris manis. Jakarta: PT Elex
Berdasarkan hasil penelitian bisa diajukan Media Komputindo.
saran kepada peneliti selanjutnya agar Berman and Ervans. 2006. Retail Manajement.
menambahkan objek peneliti yang lebih luas New Jersey: Prentice Hall.
sehingga sempel atau menambah objek

341
Journal of Economic, Business and Engineering (JEBE) Vol. 1, No. 2, April 2020 E-ISSN: 2716-2583
Buchari Alma. 2007. Manajemen Pemasaran Priyatno, Duwi. 2011. Buku Saku Analisis
dan Pemaaran Jasa. Edisi Revisi. Statistik Data SPSS. Mediakom,
Bandung CV. Alfabeta. Yogyakarta.
Engel, James F, et al. 1990. Customer Sugiyono. 1999. Metode Penelitian
Behavior. Diterjemahkan oleh: F X Administrasi. Edisi Kedua. Bandung: CV
Budiyanto. Perilaku Konsumen, Jillid II. Alfabeta
Binarupa Aksara, Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Multivariate Dengan Program SPSS. Tjiptono, Fandy. 1994. Strategi Kepuasan
Cetakan Keempat. Semarang: Badan Pelanggan. Andi Offset. Yogyakarta.
Penerbit Universitas Diponegoro. Wijaya. 2009. Analisis Rasio Keuangan dalam
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Merencanakan Pertumbuhan Laba :
Multivarate Dengan Program SPSS. Persektif Teori Signal. Jurnal
Semarang: Badan Penerbit Universitas andriantopw@gmail.com
Diponegoro. Zeithml, Valarie and A. Parauraman. 2004.
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Service Quality, MSI Relevant Knowledge
Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Series, Cambridge, Massachusetts:
Ghalia Indonesia, Bogor. Marketing Scince Institute.
Husein Umar. 2005. Metode Penelitian Untuk
Tesis Dan Bisnis. Jakarta: Grafindo
Persada.
Indriantoro, Nur. 2002. Metode Penelitian
Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen.
Edisi Pertama, Yogyakarta : BPFE.
J. Supranto. 2006, Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pelanggan : Untuk Menaikan
Pangsa Pasar, Jakarta, Rineka Cipta.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen
Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13 Jakarta:
Erlangga.
Kotler, Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip
Pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Kotler, Armstrong. 2008. Prinip-prinsip
Pemasaran. Edisi 12. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Lovelock dan Wright. 2007. Manajemen
Pemasaran Jasa. Alih bahasa Agus
Widyantoro. Cetakan Kedua, Jakarta: PT
INDEKS.
Paliliati. 2007. Pengaruh Nilai pelanggan,
Kepuasan terhadap Loyalitas Nasabah
Tabungan Perbangkan di Sulawesi
Selatan, Universitas Kristen Petra.
Parasuraman et. al. 1988. Servqual a Multiple
Item Scale for Measuring Consumer
Perceptions of Service Quality. Journal of
Retailing. Vol 64 (1) pp 12-37
Potter, N.N. dan J.H. Hotchkiss. (1995). Food
Scince. 3Th edition. CBS Publishers and
Distributors. New Delhi.

342

Anda mungkin juga menyukai