Anda di halaman 1dari 5

Anamnesis

1. Identitas
 Nama :
 Jenis Kelamin : Pria
 Umur : 45 tahun
 Pekerjaan : Pedagang Asongan
 Alamat :
2. Keluhan utama
 Apa yang menjadi keluhan utama bapak? Mata kanan merah, berair, terasa berpasir.
 Apakah benar keluhan hanya terdapat pada mata sebelah kanan saja atau terdapat
pada kedua mata? Mata kanan.
3. Waktu kejadian
 Sejak kapan Bapak mengalami keluhan?
4. Gejala sebelumnya
 Apakah Bapak sebelum keluhan sekarang mengalami keluhan lain sebelumnya?
5. Gejala yang menyertai
 Apakah Bapak juga merasakan adanya nyeri?
 Apakah Bapak masih bisa melihat dengan jelas dan tajam?
 Apakah Bapak melihat ada bayang-bayang tidak jelas atau cahaya secara tiba-tiba?
 Apakah Bapak memiliki penglihatan dobel?
6. Faktor memperingan dan memperberat
 Apakah Bapak sudah pernah meminum obat ataupun menggunakan obat tetes mata?
 Apakah keluhan tetap timbul saat sedang beristirahat?
 Apakah keluhan Bapak lebih berat pada siang hari atau malam hari? Lebih berat di
siang hari.
 Apakah tempat Bapak berjualan panas dan berdebu?
7. Riwayat penyakit sistemik
 Apakah Bapak mengalami diabetes mellitus?
 Apakah Bapak mengalami hipertensi?
 Apakah Bapak mengalami penyakit jantung?
 Apakah Bapak sedang dalam terapi atau penggunaan obat-obatan?
 Apakah Bapak memiliki alergi maupun alergi terhadap obat-obatan?
8. Riwayat penyakit keluarga
 Apakah keluarga dari Bapak ada yang mengalami penyakit mata?
 Apakah ada keluarga Bapak yang mengalami keluhan yang sama dengan Bapak?

Fisiologi Penglihatan
 Mata mengandung fotoreseptor peka-sinar yang esensial bagi penglihatan-yaitu, sel
batang dan sel kerucut yang ditemukan di lapisan retinanya.
 Iris mengontrol ukuran pupil untuk menyesuaikan jumlah cahaya yang diizinkan masuk
ke mata.
 Kornea dan lensa adalah struktur refraktif primer yang membelokkan berkas sinar
datang untuk memfokuskan bayangan di retina. Kornea berperan paling besar dalam
keseluruhan kemampuan refraktif mata. Kekuatan lensa dapat disesuaikan melalui kerja
otot siliaris untuk mengakomodasi perbedaan dalam penglihatan dekat dan jauh.
 Batang dan kerucut memiliki tiga bagian: satu segmen luar yang mengandung foto
pigmen, satu segmen dalam yang dikhususkan secara metabolik, dan satu terminal sinaps
penyekresi neuro transmiter.
 Batang dan kerucut menyekresikan neuro transmitter dalam gelap. Kedua sel ini
diaktifkan ketika foto pigmennya menyerap secara diferensial berbagai panjang
gelombang cahaya.
 Foto pigmen terdiri dari opsin, suatu protein membran, dan retinal, suatu turunan vitamin
A. Selama foto transduksi, absorpsi cahaya oleh retinal menyebabkan perubahan
biokimia di foto pigmen yang, melalui serangkaian tahap, menghiperpolarisasi foto
reseptor sehingga menyebabkan penurunan pelepasan neuro transmiter. Pemrosesan lebih
lanjut di retina oleh sel bipolar dan ganglion on-center dan off-center akhirnya mengubah
sinyal yang diinduksi oleh cahaya ini menjadi perubahan laju perambatan potensial aksi
di jalur visual yang keluar dari mata.
 Sel kerucut memperlihatkan ketajaman yang tinggi tetapi hanya dapat digunakan untuk
melihat pada siang hari karena sensitivitasnya yang rendah terhadap cahaya. Perbedaan
rasio stimulasi ketiga jenis sel kerucut oleh panjang gelombang yang berbeda
menghasilkan penglihatan warna.
 Sel batang hanya memberi gambaran kabur dalam bayangan abu-abu, tetapi karena
sangat peka terhadap cahaya, sel ini dapat digunakan untuk penglihatan malam hari.
 Pesan visual ditransmisikan melalui jalur kompleks yang menyilang dan tak-menyilang
ke korteks visual di lobus oksipital otak untuk pemrosesan perseptual.

Referensi:

- Vaughan and Asbury’s General Ophthalmology, 19th Edition


- Pterygium by Jerome P Fisher, MD, FACS Volunteer Associate Professor, Department of
Ophthalmology, Bascom Palmer Eye Institute, University of Miami, Leonard M Miller
School of Medicine in https://emedicine.medscape.com/article/119252
- Pterygium by American Academy of Ophthalmology
- Introduction to Human Physiology, Lauralee Sherwood

Anda mungkin juga menyukai