Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)


“PEMBIAYAAN MURABAHAH”
DI KSPPS MA’ARIF BINTANG SEMBILAN
Jl. DI Pandjaitan No. 61A Purbalingga

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Ujian Sekolah dan Ujian Nasional
Tahun pelajaran 2022/2023
Disusun Oleh :

Nama : Afita Dewi Wulandari


NIS : 20210610
Kompetensi Keahlian : Perbankan Syariah

LEMBAGA PENDIDIKAN MA’ARIF


SMK MA’ARIF NU BOBOTSARI
KABUPATEN PURBALINGGA
Bidang Studi Keahlian : Teknologi Dan Rekayasa, Teknologi Informasi Dan Komunikasi,
Bisnis Dan Manajemen
TERAKREDITASI “ A “
Jl. Kampung Baru Bobotsari Tlp/ Fax (0281) 759123 Purbalingga Kode Pos 53353
Website : www.smkmabos.sch.id Email : smkmabos@gmail.com

i
PENGESAHAN SEKOLAH

Laporan pelaksanaan praktik kerja industri (Prakerin) telah diteliti dan disahkan oleh pihak
sekolah pada :

Hari :
Tanggal :
Tempat : SMK Ma’arif NU Bobotsari

Ketua Kompetensi Keahlian Pembimbing

Desiana Nur Hidayati, M.Pd Ubaid Elzaki, S.E

Mengetahui
Kepala Sekolah

H. Mas’ut, S.Pd
NIP,196407151988031015

LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI


ii
Laporan praktik kerja industri ini telah diperiksa dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Di : KSPPS Ma’arif Bintang Sembilan

Mengetahui,

Pimpinan Perusahaan Pembimbing Perusahaan

H. Muhtamil, S.Ag Ratna Sentika Lelasari, S.E

iii
MOTTO

 Semua hal yang hadir dalam hidup kita adalah pelajaran.


 Semua yang terjadi adalah takdir, namun takdir bisa di rubah dengan cara berusaha
dan berikhtiar semaksimal mungkin.
 Yang paling mudah dari yang termudah adalah Kegagalan, Oleh karena itu kegagalan
bukanlah kesulitan namun kunci yang akan membawa kesuksesan.
 Perhitungkan segala sesuatu dengan cermat dan lakukan segala sesuatu dengan
cerdas.

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillah hirobbil ‘alamin, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat
Allah SWT. berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga Laporan Praktik Kerja Industri
(Prakerin) ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan Laporan
Praktik Kerja Industri ini,
diantaranya :
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran pada setiap aktivitas.
2. Keluarga besar yang mendukung dan selalu memberikan doa restu selama proses
pelaksanaan praktik kerja industri.
3. Kepala Sekolah SMK Ma’arif NU Bobotsari, Bapak H. Mas’ut, S.Pd
4. Kakomli Perbankan Syariah, Ibu Desiana Nur Hidayati, M.Pd
5. Pembimbing dari pihak sekolah, Bapak Ubaid Elzaki, S.E
6. Pimpinan KSPPS Ma’arif Bintang Sembilan, Bapak Muhtamil, S.Ag
7. Pembimbing dari KSPPS Ma’arif Bintang Sembilan, Ibu Ratna Sentika Lelasari, S.E
8. Karyawan KSPPS Ma’arif Bintang Sembilan, Mba Esti Rahayu, Mba Muhimatul
Muzayyanah, Mas Mohamad Prio, Mas Moh.Mulki Fathulloh, dan Mas Aries
Iskandar.
9. Serta semua pihak yang telah membantu menyusun laporan yang tidak penulis
sebutkan satu-persatu.
Penulis telah berusaha menyusun laporan ini secara maksimal, namun penulis
menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat diperlukan. Penulis berharap kegiatan prakerin ini bisa bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Penulis

v
Afita Dewi Wulandari

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
PENGESAHAN SEKOLAH ................................................................................ii
PENGESAHAN INDUSTRI................................................................................iii
MOTTO................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................2
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................2
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................3
F. Ruang Lingkup..........................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM ............................................................................4
A. Sejarah Berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah
Ma’arif Bintang Sembilan.........................................................................4
B. Produk-produk yang ada di Koperasi Simpan Pinjam Syariah Ma’arif
Bintang Sembilan.....................................................................................4
C. Struktur KSPPS Ma’arif Bintang Sembilan .............................................5
D. Tujuan dan Fungsi KSPPS Ma’arif Bintang Sembilan ............................7
E. Visi dan Misi KSPPS MBS.......................................................................7
BAB III KAJIAN TEORI .....................................................................................9
A. Pembiayaan................................................................................................9
B. Pembiayaan Murabahah..........................................................................17
BAB IV PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI .............................28
A. Pembahasan.............................................................................................28
B. Hasil Penelitian .......................................................................................28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................30
A. Kesimpulan..............................................................................................30

vi
B. Saran .......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................31
LAMPIRAN........................................................................................................32

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik Kerja Industri adalah suatu bentuk Penyelenggaraan Pendidikan dan


Pelatihan Keahlian Kejuruan yang memadukan secara sistematik sinkronisasi program
pendidikan di sekolah dan program pengusaha keahlian yang diperoleh melalui
bekerja langsung di Dunia Kerja, terarah untuk suatu tingkat profesional tertentu.

Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) adalah lembaga


keuangan mikro yang menghimpun dana dari masyarakat serta menyalurkannya
kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut. Salah satu kegiatan usaha yang
dilakukan pada KSPPS adalah menyalurkan pinjaman dan pembiayaan syariah kepada
anggota, calon anggota, dan koperasi lain dalam bentuk pinjaman berdasarkan akad
qardh dan pembiayaan dengan akad murabahah, mudharabah, musyarakah, ijarah, dll.
KSPPS juga melakukan pengelolaan keseimbangan sumber dana dan penyaluran
pinjaman dan pembiayaan syariah. Kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan
syariah dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah dengan tata kelola yang baik.

Salah satu Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) adalah


KSPPS Ma’arif Bintang Sembilan Purbalingga. Selain menangani simpan pinjam dan
pembiayaan, Koperasi ini juga menyediakan toko yang menjual berbagai jenis
seragam sekolah. KSPPS MBS menerapkan beberapa sistem pembiayaan, diantaranya
Murabahah, Ijarah Multi Jasa, Mudharabah, dan Musyarakah. Salah satu akad
pembiayaan yang sering digunakan di KSPPS MBS adalah Murabahah.

Dengan adanya latar belakang tersebut, Maka penulis mengambil judul


Pembiayaan Murabahah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Ma’arif
Bintang Sembilan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah mekanisme pembiayaan menggunakan akad Murabahah di KSPPS
MBS?
2. Apa saja persyaratan pembiayaan menggunakan akad Murabahah di KSPPS MBS?

C. Tujuan Penelitian
1. Melatih siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas.
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih dalam tentang dunia
kerja.
3. Sebagai studi banding antara ilmu yang diperoleh dari sekolah dengan
kenyataan di dunia kerja.
4. Agar siswa lulusan sekolah menengah kejuruan dapat langsung bekerja sesuai
dengan bidangnya.

D. Manfaat Penelitian
 Bagi Penulis
1. Dapat memahami lebih dalam tentang dunia kerja dengan segala
permasalahan yang dihadapi.
2. Dapat menganalisa sistematika kerja perusahaan dalam menangani setiap
proyeknya.
3. Menjadi bekal yang baik ketika penulis akan terjun ke dunia kerja.
 Bagi Sekolah
1. Meningkatkan citra sekolah.
2. Meningkatkan hubungan sekolah dengan masyarakat.
3. Memberikan kontribusi dan tenaga kerja bagi instansi.
 Bagi Instansi
1. Mendapatkan tenaga kerja sementara.
2. Mendukung program pendidikan pemerintah.

2
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
i. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Prakerin berlangsung selama 2 bulan, terhitung mulai tanggal 17
Januari 2022 dan berakhir pada tanggal 20 Maret 2022. Waktu kerja di KSPPS
MBS sebanyak enam hari (Senin-Sabtu) dalam seminggu. KSPPS MBS memiliki
ketentuan jam kerja operasional, yaitu :
Senin – Jum’at : 08.00 – 15.30 WIB
Sabtu : 08.00 – 12.30 WIB
ii. Tempat Pelaksanaan
Nama : KSPPS Ma’arif Bintang Sembilan
Alamat : Jl. DI Pandjaitan No. 61A Purbalingga
F. Ruang Lingkup
Laporan prakerin ini menjelaskan tentang proses kegiatan pada devisi penulis
yaitu Mekanisme dan Syarat-syarat pembiayaan menggunakan akad murabahah
berdasarkan standar operasional KSPPS MBS.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Ma’arif Bintang


Sembilan
Pada rapat pengurus Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Purbalingga,
masa khidmat 2014 – 2018 yang diketuai oleh Bapak H. Ahmad Muhdzir, S.Ag, MM
yang dilakukan pada hari Sabtu tanggal 30 Desember 2017 bertempat di Ruang Kantor
LP Ma’arif NU Purbalingga disepakati untuk mendirikan sebuah Koperasi Ma’arif. Saat
itu juga Bapak H. Sugeng Riadi,S.Pd.I dan Bapak Waryadi,S.Pt, M.Si sekaligus pengurus
ditugasi untuk menginap guna perancangan pendirian Koperasi Ma’arif NU yang
dimaksud. Hari Rabu, 07 Maret 2018 di Aula PC NU Purbalingga terselenggara rapat
bersama antara pengurus LP Ma’arif NU Purbalingga dengan kepala madrasah NU se-
Kabupaten Purbalingga menghasilkan kesepakatan Didirikan Koperasi Ma’arif Bintang
Sembilan.
a. Didirikannya Koperasi Ma’arif dengan nama Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan Syariah Ma’arif Bintang Sembilan (KSPPS MBS)
b. Susunan pengurus/pengawas masa khidmat 2021 – 2023

B. Produk-Produk yang ada di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Ma’arif


Bintang Sembilan
a. Pembiayaan Musyarakah
Adalah suatu akad kerja sama permodalan usaha antara koperasi dengan suatu
pihak atau beberapa pihak pemilik modal pada usaha tertentu untuk
menggabungkan modal dalam melakukan usaha bersama dalam suatu kemitraan
dengan nisbah pembagian hasil sesuai kesepakatan semua pihak, sedangkan
kerugian ditanggung secara proposional dengan kontribusi modal.
b. Pembiayaan Ijarah
Adalah akad yang dilakukan dua pihak, yaitu Muajjir (pihak yang menyewakan
atau pemilik barang) dan Mustajir (penyewa barang) dimana Muajjir mendapatkan
imbalan jasa (Ujrah) atas barang yang disewa mustajir. Dalam hal ini KSPPS
Ma’arif Bintang Sembilan bertindak sebagai Muajjir dan anggota sebagai
Mustajir.

4
c. Pembiayaan Murabahah
adalah akad dalam syariah Islam yang menetapkan harga produksi dan
keuntungan ditetapkan bersama oleh penjual dan pembeli. Suatu tagihan atas
transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
yang disepakati oleh penjual dan pembeli atas transaksi jual beli tersebut.
d. Pembiayaan Mudharabah (Bagi Hasil)
Adalah penyediaan dana atau tagihan untuk kerja sama usaha antara dua pihak
dimana pemilik dana (shahibul maal) menyediakan seluruh dana, sedangkan
pengelola dana (mudharib) bertindak sebagai pengelola dan keuntungan dibagi
antara semua pihak sesuai kesepakatan.

C. Struktur KSPPS Ma’arif Bintang Sembilan


Berikut adalah susunan dan kepengurusan KSPPS Ma’arif Bintang Sembilan Purbalingga

MANAGER
Ratna Sentika Lelasari, S.E

ADMIN ADMIN TOKO MARKETING MARKETING


KOPERASI Muhimatul Mohamad Mohamad Mulki
STAFF TOKO S.E
Muzayyanah, Priono Fatulloh A.Md
Esti Rahayu A.Md
Aries Iskandar

Gambar 1 Struktur Pengelola KSPPS MBS

5
 Pengurus
1. Ketua Pengurus : H. Muhtamil, S.Ag
2. Wakil Ketua : Torik Jahidin, S.Pd.I, M.Pd.I
3. Sekretaris : H. Achmadi, S.Ag, M.Pd
4. Wakil Sekretaris : Sakhirin, S.Ag
5. Bendahara : Waryadi, S.Pt, M.Si
6. Ketua Pengawas : H. Sugeng Riadi, S.Pd.I
7. Anggota : Sutardi, S.Pd.I, M.Pd.I
8. Ketua Pengawas Syariah : H. Ahmad Muhdzir, S.ag, MM
9. Anggota :Imamuddin, S.Ag M.H.I
10. Penasihat : Sudiono, S.Pd.I, M.Pd.I (Pengurus Ma’arif)

 Pengelola
1. Manager : Ratna Sentika Lelasari, S.E
2. Admin :
a. Muhimatul Muzayyanah, S.E
b. Esti Rahayu, A.Md
3. Marketing :
a. Mohamad Priono
b. Mohamad Mulki Fatulloh, A.Md
4. Staff Toko :
a. Aries Iskandar

 Tugas dan Wewenang


1. Ketua Pengurus (Koperasi) :
– Memimpin Koperasi dan mengkoordinasikan kegiatan seluruh anggota
Pengurus.
– Mewakili Koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
– Melaksanakan segala perbuatan sesuai dengan keputusan rapat anggota
dan rapat pengurus.
2. Wakil Ketua Pengurus ( Koperasi ) :
– Melaksanakan tugas ketua asosiasi berhalangan.

6
– Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan.
– Menyelenggarakan kontrak usaha dengan pihak lain.
3. Sekretaris :
– Bertanggung jawab kegiatan administrasi dan perkantoran
– Memimpin dan mengarahkan tugas karyawan
– Menghimpun dan menyusun laporan kegiatan bersama bendera dan
pengawas.
4. Bendahara :
– Bertanggung jawab masalah keuangan koperasi.
– Mengawasi penerimaan dan pengeluaran uang.
– Menyusun anggaran setiap bulan.
5. Manajer :
– Membantu memberikan usulan kepada pengurus dalam menyusun
perencanaan.
– Merumuskan pola pelaksanaan kebijaksanaan pengurus secara efektif
dan efisien.
– Membantu pengurus dalam menyusun uraian tugas bawahannya.
– Menentukan standar kualifikasi dalam pemilihan dan promosi pegawai.
6. Admin :
– Mengatur surat menyurat yang ada di Koperasi.
– Mengarsipkan dokumen-dokumen penting koperasi.
– Memonitor kebutuhan rumah tangga dan ATK Koperasi.
– Mempersiapkan rapat-rapat di Koperasi.
– Menjadwalkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Koperasi.
7. Marketing :
– Memperkenalkan, mempromosikan, memasarkan produk Koperasi.
– Memperluas jaringan atau relasi antar Koperasi atau dengan dunia
diluar Koperasi itu sendiri.

D. Tujuan dan Fungsi KSPPS Ma’arif Bintang Sembilan


Koperasi syariah memiliki tujuan pada umumnya, yaitu :
Untuk memajukan kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat luas serta
membantu membentuk perekonomian indonesia berdasarkan penerapan dari nilai-
nilai yang diajarkan islam.

7
E. Visi dan Misi KSPPS MBS
Visi :
Maslahat, Barakah, dan Sejahtera.
Misi :
a. Mengembangkan ekonomi berbasis syariah.
b. Menjadi mitra usaha bagi anggota.
c. Membantu memudahkan anggota dalam memenuhi kebutuhan hidup.
d. Menjalankan fungsi sosial khususnya kepada anggota dan masyarakat.
e. Menjadi wahana bagi anggota untuk berinvestasi secara aman dan nyaman serta
sesuai syariah.
f. Mengutamakan kesejahteraan bersama.
g. Kreatif, inovatif, dan profesional.
h. Membudayakan bermuamalah secara syariah (Berakhlak, Jujur, Amanah, dan
Adil)

8
BAB III
KAJIAN TEORI

A. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan adalah penyediaan dana berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan dana atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.
Hal tersebut selaras dengan Undang-Undang No. 7 tahun 1992, yang
mendefinisikan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan tujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu ditambah dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil.
Secara umum, pembiayaan atau financing biasanya dilakukan untuk
mendukung investasi. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung aktivitas atau program investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.
Dari dua pengertian diatas, secara sederhana pembiayaan dapat diartikan
sebagai penyediaan dana dari lembaga kepada pihak lain yang membutuhkan dana
untuk investasi yang dalam pengembaliannya disertai pembayaran sejumlah imbalan
atau bagi hasil.
Dalam pembiayaan, berlaku prinsip “Believe” atau “Trust” yang artinya
menaruh kepercayaan. Karena itu, pembiayaan juga dapat dipahami dengan
penyerahan suatu nilai ekonomi berdasarkan asas kepercayaan dengan harapan
mendapatkan kembali nilai ekonomi yang sama di kemudian hari. Selain itu, dalam
pembiayaan berlaku perjanjian jasa dan balas jasa atau biasa disebut prestasi dan
kontra prestasi.
Karena pembiayaan pada dasarnya diberikan atas dasar kepercayaan, maka
pemberian pembiayaan dapat diartikan sebagai pemberian kepercayaan. Hal ini berarti
prestasi yang diberikan benar-benar harus diyakini dapat diberikan oleh penerima
pembiayaan sesuai dengan waktu dan syarat-syarat yang telah disepakati bersama
sebelumnya.
2. Fungsi dan Tujuan Pembiayaan

9
Pembiayaan berperan sangat penting dalam perekonomian. Secara umum,
berikut beberapa fungsi pembiayaan di dalam perekonomian, perdagangan, dan
keuangan:
1) Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat
Dengan adanya pembiayaan, maka dapat membantu masyarakat yang tidak
mendapat akses ekonomi.
2) Untuk menyediakan dana bagi peningkatan usaha
Untuk pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini
dapat diperoleh dari pembiayaan. Pihak yang memiliki surplus dana dapat
menyalurkan kepada pihak yang minus dana.
3) Untuk meningkatkan produktivitas
Pembiayaan akan memberikan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan daya
produksinya.
4) Untuk membuka lapangan kerja baru
Dengan dibukanya sektor-sektor usaha melalui penambahan dana pembiayaan,
maka sektor usaha tersebut akan menyerap tenaga kerja.
5) Untuk mendistribusikan pendapatan
Jika penerima pembiayaan membangun usaha dan mempekerjakan masyarakat,
artinya mereka akan memperoleh pendapatan berupa gaji dari hasil usahanya.
6) Untuk memaksimalkan laba
Para pelaku usaha membangun bisnis pasti bertujuan untuk menghasilkan laba
usaha. Karena itu, untuk memperoleh laba maksimal, harus didukung dengan
modal yang maksimal pula.
7) Untuk meminimalkan risiko
Usaha atau bisnis yang dijalankan perlu mendapat perlindungan dari risiko yang
akan terjadi agar bisa menghasilkan laba maksimal.
8) Untuk mendayagunakan sumber daya ekonomi
Sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan sumber daya alam, sumber
daya manusia, dan sumber daya modal. Pembiayaan akan memastikan tersedianya
sumber daya manusia sebagai pekerja dan sumber daya alam sebagai bahan
produksi.
9) Untuk menyalurkan kelebihan dana
Mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan
penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan (surplus) kepada pihak yang
kekurangan (minus) dana.
3. Jenis Pembiayaan
Berdasarkan sifat penggunaannya, pembiayaan dibagi menjadi dua hal, yaitu
pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif. Berikut penjelasannya:

10
1) Pembiayaan Produktif
Pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang diperuntukkan bagi kebutuhan
produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha produksi,
perdagangan maupun investasi. Pembiayaan produktif dibagi menjadi dua hal:
2) Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi,
baik secara kuantitatif (jumlah hasil produksi), maupun secara kualitatif
(peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi).
Komponen-komponen yang terdapat dalam pembiayaan modal kerja antara
lain piutang dagang dan persediaan atau stok barang (inventory), yang
umumnya terdiri atas persediaan bahan baku (raw material), persediaan barang
dalam proses (work in process), dan persediaan barang jadi (finished goods).
Oleh karena itu, pembiayaan modal kerja merupakan salah satu atau
kombinasi dari pembiayaan likuiditas (cash financing), pembiayaan piutang
(receivable financing), dan pembiayaan persediaan (inventory financing).
3) Pembiayaan Investasi
Pembiayaan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal
(capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
4) Pembiayaan Konsumtif
Pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
5) Pembiayaan Konvensional
Pembiayaan konvensional adalah kegiatan penyaluran dana kepada
masyarakat yang dilakukan oleh lembaga keuangan konvensional atau bank.
Pembiayaan konvensional dikenal dengan istilah kredit atau pinjaman.
Secara umum, pinjaman atau kredit adalah suatu jenis utang berupa sejumlah
uang yang disediakan oleh individu atau lembaga keuangan untuk dipinjamkan
kepada debitur, biasanya disertai dengan bunga. Berdasarkan kesepakatan pinjaman,
debitur wajib untuk melunasi utang beserta bunga yang dibebankan.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan, pinjaman adalah jenis utang yang
melibatkan semua jenis benda berwujud, meskipun lebih sering diidentikkan dengan
pinjaman moneter. Suatu pinjaman memerlukan distribusi ulang aset keuangan seiring
waktu antara peminjam (terutang) dan pengutang (pemberi utang).
Bunga merupakan salah satu upaya bank dalam menghasilkan laba yang
sebesar-besarnya. Karena itu bunga dalam kegiatan pinjaman atau kredit adalah suatu
jumlah ganti rugi atau balas jasa atas penggunaan uang oleh nasabah.
Bunga kredit merupakan balas jasa yang sangat diharapkan oleh bank dari
semua produk pembiayaan yang ditawarkannya. Bunga memegang peran penting
dalam upaya bank menghasilkan laba.
Apabila pemberian pinjaman atau kredit berjalan dengan baik dan lancar,
maka bunga kredit dapat mencapai 70% sampai 90% dari keseluruhan pendapatan

11
bank. Sehingga, bunga kredit merupakan tulang punggung aktivitas bank
konvensional.
Selain itu, pembiayaan juga dapat dibedakan berdasarkan jangka waktunya
atau jenis kontrak, di antaranya:
1) Pembiayaan Jangka Pendek (Short Term)
Pembiayaan dengan jangka waktu pembiayaan maksimal selama 1 tahun.
2) Pembiayaan Jangka Waktu Menengah (Intermediate Term)
Pembiayaan dengan minimum jangka pembiayaan adalah selama satu tahun dan
maksimum jangka pembiayaan adalah tiga tahun.
3) Pembiayaan jangka panjang (Long Term)
Pembiayaan jangka waktu ini bisa belasan bahkan puluhan tahun, tergantung
kebijakan pemberi pembiayaan dan persetujuan penerima pembiayaan.
4) Demand Loan atau Call Loan
Ini merupakan jenis pembiayaan yang memungkinkan pemberi dana dapat
meminta kembali dana yang diberikannya sewaktu-waktu atau kapan saja.
Pembiayaan juga dapat terlaksana dengan atau tanpa adanya jaminan. Tujuan
jaminan adalah untuk menambahkan keyakinan bagi pemberi pembiayaan bahwa
dana yang dikeluarkannya dapat kembali atau mendapatkan ganti setimpal sesuai
kesepakatan.
Biasanya, jenis pembiayaan menggunakan jaminan merupakan pembiayaan
berjangka waktu panjang. Jika di tengah jalan penerima pembiayaan mengalami
kredit macet, maka pemberi pinjaman berhak atas apa yang dijaminkan.
Selain dengan jaminan, pembiayaan juga dapat terjadi tanpa jaminan. Hal ini
dilihat berdasarkan risiko kredit, prospek usaha yang dijalankan, loyalitas, serta nama
baik dari calon peminjam.
4. Manajemen Pembiayaan
Pembiayaan adalah pendanaan untuk berbagai kebutuhan seperti pengadaan
barang, aset, atau jasa tertentu yang mekanisme umumnya melibatkan tiga pihak,
yaitu pihak pemberi pendanaan, pihak penyedia, dan pihak yang memanfaatkan.
Agar pembiayaan dapat terwujud, pihak-pihak yang terlibat harus saling
menaruh kepercayaan, serta sama-sama mengetahui tujuan penggunaan dana tersebut.
Untuk itu, diperlukan manajemen pembiayaan. Manajemen pembiayaan merupakan
keseluruhan proses dalam upaya memperoleh serta mendayagunakan seluruh dana.
Dalam manajemen pembiayaan, berikut hal-hal yang harus diperhatikan:
 Planning, yaitu merencanakan tujuan yang hendak dicapai selama periode
tertentu, serta menyusun kegiatan yang harus diperbuat agar dapat mencapai
tujuan-tujuan itu.
 Organizing, mengelompokkan berbagai kegiatan penting dan menunjuk
sumber daya manusia untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.

12
 Staffing, menentukan jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk
dipekerjakan, kemudian menentukan proses pengarahan, penyaringan,
pelatihan, dan pengembangan tenaga kerja.
 Motivating, mengarahkan sumber daya manusia kepada tujuan-tujuan.
 Controlling, mengukur dan mengawasi pelaksanaan mencapai tujuan.
5. Lembaga Pembiayaan
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009,
lembaga pembiayaan terbagi dalam tiga macam, yaitu:
1) Perusahaan Pembiayaan
Perusahaan pembiayaan adalah salah satu macam lembaga pembiayaan yang
didirikan untuk melakukan sewa guna usaha (leasing), pembiayaan konsumen,
serta usaha kartu kredit.
2) Perusahaan Modal Ventura
Perusahaan modal ventura merupakan lembaga pembiayaan yang
melakukan usaha pembiayaan atau penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan dalam jangka waktu tertentu.
Kegiatan usaha perusahaan modal ventura meliputi:
a) Penyertaan saham;
b) Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi;
c) Pembiayaan berdasarkan pembagian atas hasil usaha.
3) Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur
Perusahaan pembiayaan infrastruktur adalah badan usaha yang
didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan di proyek infrastruktur.
Kegiatan usaha perusahaan pembiayaan infrastruktur meliputi:
 Pemberian pinjaman langsung (direct lending) untuk Pembiayaan
Infrastruktur;
 Refinancing atas infrastruktur yang telah dibiayai pihak lain;
 Pemberian pinjaman subordinasi (subordinated loans) yang berkaitan
dengan Pembiayaan Infrastruktur;
 Pemberian dukungan kredit, termasuk penjaminan untuk pembiayaan
infrastruktur;
 Pemberian jasa konsultasi;
 Penyertaan modal.
6. Kualitas Pembiayaan dan Analisis pembiayaan
Menurut Rivai dan Veithzal dalam buku Islamic financial management
(2008 :33) membagi kualitas pembiayaan menjadi lima kategori yaitu:
 Pembiayaan Lancar (Pass)
Pembiayaan yang digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria antara lain :
a) Character
Character adalah keadaan waktu atau sifat nasabah, baik dalam kehidupan pribadi
maupun lingkungan usaha. Kegunaan dari penelitian terhadap karakter ini adalah

13
pengetahuan sampai sejauh mana iktikad/kemampuan nasabah untuk memenuhi
kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
b) Capital
Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah.
Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, semakin tinggi kesungguhan
calon nasabah menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin
memberikan pembiayaan.
c) Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam menjalankan
usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penelitian ini
adalah mengetahui atau mengukur sejauh mana calon nasabah mampu
mengembalikan atau melunasi utang-utangnya (ability to pay) secara tepat waktu,
dari hasil usaha yang diperolehnya.
d) Collateral
Collateral adalah barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap
pembiayaan yang diterimanya. Collateral harus dinilai untuk mengetahui sejauh
mana resiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Penelitian terhadap agunan
ini meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan dan status hukumnya.
e) Condition of Economy
Condition of Economy adalah situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, dan
budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan suatu saat
mempengaruhi kelancaran perusahaan calon nasabah.
f) Constraints
Constraints adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis
untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya pendirian suatu usaha pompa
bensin yang disekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bata.
(Wardiah,2013 :228-233)
Setelah dilakukan analisis selanjutnya akan dilakukan penilaian kredit dengan
metode 7P adalah sebagai berikut:
1) Personality
Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah laku
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi,
tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2) Party
Party yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga
nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas
yang berbeda dari bank.
3) Purpose

14
Purpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan
pembiayaan dapat bermacam-macam. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja
atau investasi, konsumtif atau produktif, dan lain sebagainya.
4) Prospect
Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan yang
dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi melainkan juga
nasabah.
5) Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah dalam mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
Semakin banyak sumber penghasilan debitor maka akan semakin baik. Dengan
demikian jika salah satu usahanya merugi maka masih dapat ditutupi oleh sektor
lain.
6) Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan
semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.
7) Protection
Tujuanya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan
perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan
asuransi.
7. Sistem Pembiayaan
Menurut Antonio (2001:160) menurut sifat penggunaannya, pembiayaan
dibagi menjadi dua hal yakni pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif.
 Pembiayaan Produktif
Pembiayaan produktif Yaitu pembiayaan yang ditunjukkan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha
produksi, perdagangan ataupun investasi.
 Pembiayaan Konsumtif
Pembiayaan konsumtif Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Selanjutnya menurut keperluannya, pembiayaan produktif dibagi menjadi
dua hal berikut :
 Pembiayaan modal kerja
Yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: peningkatan produksi, baik secara
kuantitatif yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif yaitu peningkatan

15
kualitas atau mutu hasil produksi dan untuk keperluan perdagangan atau
peningkatan utility of place dari suatu barang.
 Pembiayaan investasi
Yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta
fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
Dalam buku Bank syariah dari teori kepraktis Menurut Antonio pembiayaan
modal kerja terdiri atas komponen-komponen alat likuid (cash), piutang dagang
(receivable), dan persediaan (investory) yang umumnya terdiri atas persediaan
bahan baku (raw material), persediaan barang dalam proses (work in process), dan
persediaan barang jadi (finished goods). Oleh karena itu, pembiayaan modal kerja
merupakan salah satu atau kombinasi dari pembiayaan likuditas (cash financing),
pembiayaan piutang (receivable financing), dan pembiayaan persediaan (investory
financing).
 Pembiayaan Konvensional
Pembiayaan Konvensional merupakan kegiatan penyaluran dana kepada
Masyarakat yang dilakukan oleh Bank Konvensional, dalam Perbankan
Konvensional, pembiayaan lebih dikenal dengan istilah Kredit atau Pinjaman.
Kasmir (2008:96) mengemukakan ”Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara
Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil.
Dalam upaya untuk menghasilkan laba yang sebesar -besarnya maka Bank
berupaya untuk dapat menyalurkan kredit kepada Masyarakat yang membutuhkan
dana (deficit spending unit). Dalam penyaluran kredit tersebut pihak Bank akan
membebankan bunga kepada Masyarakat yang menggunakan kredit dari Bank
tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Martono (2007:55) “Bunga kredit adalah suatu
jumlah ganti rugi atau balas jasa atas penggunaan uang oleh nasabah”.
Bunga kredit merupakan balas jasa yang sangat diharapkan oleh Bank dari semua
produk pembiayaan yang ditawarkannya. Bunga memegang peran penting dalam
upaya Bank dalam menghasilkan laba. Menurut Rachmat Firdaus dan Maya
Ariayanti (2009:4) “Apabila pemberian kredit berjalan baik (lancar) maka bunga
kredit dapat mencapai 70% sampai 90% dari keseluruhan pendapatan Bank”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bunga kredit merupakan
tulang punggung aktivitas Bank Konvensional, semakin lancar penerimaan bunga
kredit atau pembiayaan yang didapat oleh Bank akan dapat menjamin pergerakan
Bank selanjutnya.

8. Produk-produk pembiayaan syariah


 Prinsip jual beli (Ba’i)
1) Pembiayaan Murabahah
Adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank
bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah

16
harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan. Kedua pihak harus
menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran.
2) Pembiayaan salam
Adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh
karena itu, barang diserahkan secara tangguh, sementara pembayarannya
dilakukan tunai.
3) Pembiayaan Istishna
Menyerupai salam namun dalam pembayarannya dapat dilakukan oleh bank
dalam beberapa kali (tercermin) pembayaran.
 Prinsip Sewa (Ijarah)
Bentuk penyaluran dana oleh perbankan syariah melalui prinsip persewaan dapat
dilakukan dengan akad ijarah atau ijarah muntahiyah bittamlik (IMBT)
 Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)
1) Musyarakah
Adalah suatu perkongsian antara dua pihak atau lebih dalam suatu proyek di mana
masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan bertanggung jawab akan
segala kerugian yang terjadi sesuai dengan penyertaan masing-masing.
2) Mudharabah
Adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal
(shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.
 Akad Pelengkap (Perjanjian)
1) Hiwalah
Transaksi hiwalah adalah akad pengalihan atau pemindahan utang dari orang yang
berhutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.
2) Rahn (gadai)
Dari segi bahasa, rahn berarti menahan. Istilah rahn terdapat dalam al-quran surat
Al-mudatsir ayat 38, “tiap-tiap tanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya,”
ini mengandung pengertian bahwa manusia itu terikat (tergadai) oleh
perbuatannya sendiri.
3) Qard (pinjaman)
Ialah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih kembali atau dengan
kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam fiqh, al-qard
termasuk dalam kategori akad tabarru.
4) Wakalah
Wakalah dalam aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah memberikan kuasa
kepada bank untuk melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukaan L/C,
inkasso, dan transfer uang. (Naja. 2011:41)

17
B. Pembiayaan Murabahah
1) Pengertian Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah terdiri dari dua kata, yaitu Pembiayaan dan
Murabahah. Pembiayaan merupakan pemberian fasilitas penyediaan dana untuk
memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang membutuhkan. Menurut undang-undang
perbankan No. 10 Tahun 1998 ayat 12 pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 04/DSN-MUI/IV/2000.
Pengertian Murabahah yaitu, menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya
kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
Secara umum, nasabah pada Perbankan Syariah mengajukan permohonan
pembelian suatu barang. Dimana barang tersebut akan dilunasi oleh pihak bank
syariah kepada penjual, sementara nasabah bank syariah melunasi pembiayaan
tersebut kepada bank syariah dengan menambah sejumlah margin kepada pihak bank
sesuai dengan kesepakatan yang terdapat pada perjanjian murabahah yang telah
disepakati sebelumnya antara nasabah dengan bank syariah. Setelah itu pihak nasabah
dapat melunasi pembiayaan tersebut baik dengan cara tunai maupun dengan cara
cicilan.
Pada pembiayaan murabahah, nasabah dapat dimintakan untuk memberikan
jaminan dalam bentuk surat hak tanah atau bentuk aset lainnya. Namun, bank selaku
pemegang hak dari jaminan yang diagunkan tidak boleh mengambil manfaat dari
barang yang diagunkan seperti hak atas tanah ataupun hak atas surat tagihan.
Benda tetap (tidak bergerak), contohnya : tanah dan benda-benda lain yang
merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut. Misalnya : bangunan, mesin-mesin,
atau tanaman yang ditanam diatas tanah tersebut dan tidak mudah dipindah-
pindahkan. Untuk jenis benda tersebut akan dibebani dengan Hak Tanggungan sesuai
dengan UU No. 4 Tahun 1996 tentang hak tanggungan beserta benda-benda lain yang
terdapat diatasnya.
2) Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah

18
 Landasan hukum murabahah dalam Fatwa DSN:
a. No.04/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000, tentang Murabahah;
b. No. 13/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Uang Muka
Dalam Murabahah;
c. No. 16/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Diskon dalam
Murabahah;
d. No. 17/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Sanksi atas
Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran;
e. No. 43/DSN-MUI/VIII/2004, Tanggal 11 Agustus 2004, tentang GantiRugi
(Ta’widh).
 Landasan hukum murabahah dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat
Edaran Bank Indonesia:
1) PBI 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan
Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa Bank
Syariah;
2) PBI 10/16/PBI/2008 tentang Perubahan atas PBI 9/19/PBI/2007;
3) SEBI 14/10/DPbS tanggal 17 Maret 2008 tentang Pelaksanaan Prinsip
Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana
serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.
 Landasan hukum murabahah menurut Al-Qur’an
a) QS. Al-Baqarah Ayat 280

َ َ‫َواِ ْن َكانَ ُذوْ ُعس َْر ٍة فَنَ ِظ َرةٌ اِ ٰلى َم ْي َس َر ٍة ۗ َواَ ْن ت‬


َ‫ص َّدقُوْ ا َخ ْي ٌر لَّ ُك ْم اِ ْن ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُموْ ن‬

280. Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu
sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.

19
b) QS. Al-Ma'idah Ayat 1

َّ ‫ت لَ ُك ْم بَ ِه ْي َمةُ ااْل َ ْن َع ِام اِاَّل َما يُ ْت ٰلى َعلَ ْي ُك ْم َغ ْي َر ُم ِحلِّى ال‬


‫ص ْي ِد َواَ ْنتُ ْم ُح ُر ۗ ٌم‬ ْ َّ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَوْ فُوْ ا بِ ْال ُعقُوْ ۗ ِد اُ ِحل‬
‫اِ َّن هّٰللا َ يَحْ ُك ُم َما ي ُِر ْي ُد‬

Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah janji-janji. Hewan ternak


dihalalkan bagimu, kecuali yang akan disebutkan kepadamu, dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang berihram (haji atau umrah).
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum sesuai dengan yang Dia kehendaki.

c) QS. Al-Baqarah Ayat 275

ۘ ‫ك بِاَنَّهُ ْم قَالُ ْٓوا اِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِم ْث ُل الرِّ ٰب‬


‫وا‬ ۗ ‫اَلَّ ِذ ْينَ يَْأ ُكلُوْ نَ الر ِّٰبوا اَل يَقُوْ ُموْ نَ اِاَّل َكما يَقُوْ ُم الَّ ِذيْ يَتَ َخبَّطُهُ ال َّشي ْٰطنُ ِمنَ ْالم‬
َ ِ‫سِّ ٰذل‬ َ َ
ٰۤ ُ ‫هّٰللا‬ ۤ ۗ ‫َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّر ٰب‬
ۗ َ‫وا فَ َم ْن َجا َء ٗه َموْ ِعظَةٌ ِّم ْن َّرب ِّٖه فَا ْنتَ ٰهى فَلَهٗ َما َسل‬
َ‫فَ َواَ ْمر ٗ ُٓه اِلَى ِ ۗ َو َم ْن عَا َد فَاول ِٕىك‬
َ‫ار ۚ هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُدوْ ن‬ ِ َّ‫اَصْ ٰحبُ الن‬

275. Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya
orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata
bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia
berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka,
mereka kekal di dalamnya.

d) QS. An-Nisa' Ayat 29

َ‫اض ِّم ْن ُك ْم ۗ َواَل تَ ْقتُلُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكان‬ ‫ْأ‬ ٰ ٓ
ٍ ‫ٰياَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ا َمنُوْ ا اَل تَ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِ ْالبَا ِط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُكوْ نَ تِ َجا َرةً ع َْن تَ َر‬
‫بِ ُك ْم َر ِح ْي ًما‬

29. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.

3) Syarat dan Rukun Murabahah


Syarat-syarat Murabahah
1. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.

20
3. Kontrak harus bebas dari murabahah.
4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesuai
pembelian.
5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

Secara prinsip, jika syarat dalam (1), (4), atau (5) tidak terpenuhi, pembeli memiliki
pilihan :
1. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya.
2. Kembali pada penjual yang menyatakan ketidak setujuan atas barang yang dijual.
3. Membatalkan barang. Jual beli secara murabahah diatas hanya untuk barang yang
telah dikuasai atau dimiliki oleh penjual pada waktu negoisasi dan berkontrak.
Bila barang tersebut tidak dimiliki oleh penjual, sistem yang digunakan adalah
Murabahah Kepada Pemesan Pembelian. Hal ini dinamakan demikian karena si
penjual semata-mata mengadakan barang untuk memenuhi kebutuhan si pembeli
yang memesannya.
 Rukun Murabahah
Berikut merupakan rukun-rukun dari pembiayaan murabahah :
1. Penjual (Ba’i), penjual merupakan seseorang yang menyediakan alat komoditas
atau barang yang diperjual belikan kepada konsumen atau nasabah.
2. Pembeli (al-musytari’), pembeli merupakan seseorang yang membutuhkan barang
untuk digunakan dan bisa didapat ketika melakukan transaksi dengan penjual.
3. Barang yang dibeli (al-mabi’), barang yang diperjual belikan merupakan salah
satu unsur terpenting demi suksesnya transaksi. Contohnya, alat komoditas
transportasi, alat kebutuhan rumah tangga, dan lain-lain.
4. Harga (tsaman), harga merupakan unsur terpenting dalam jual beli karena
merupakan suatu nilai tukar dari barang yang akan atau sudah dijual.

5. Ijab qabul. Para ulama fikih sepakat menyatakan bahwa unsur utama dari jual beli
adalah kerelaan kedua belah pihak, kedua belah pihak dapat dilihat dari ijab qabul
yang dilangsungkan. Menurut para ulama, ijab qabul peelu diungkapkan secara
jelas.
4) Ketentuan Umum Pembiayaan Murabahah

21
a) Secara prinsip, penyelesaian utang si pemesan dalam transaksi murabahah tidak
ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan si pemesan kepada pihaj
ketiga atas barang pesanan tersebut.
b) Jaminan bukanlah suatu rukun atau syarat yang mutlak dipenuhi dalam bai’ al-
murabahah. Jaminan dimaksudkan untuk menjaga agar si pemesan tidak bermain-
main dengan pesanan.
c) Bank dapat meminta kepada pengadilan yang sesuai untuk mengambil alih aset
agunan yang ditetapkan oleh pengadilan sesuai dengan kewenangannya, dan yang
boleh diambil bank hanyalah biaya langsung dan biaya tidak langsung yang benar-
benar telah dikeluarkan, agunan juga dapat dijual oleh bank tanpa intervensi dari
pengadilan.
d) Murabahah seperti layaknya jual beli lainnya, memerlukan adanya suatu
penawaran dan pernyataan menerima (ijab dan qabul) yang mencakup
kesepakatan kepastian harga, tempat penyerahan, dan tanggal harga yang
disepakati dibayar (dalam hal pembayaran secara tangguh).
e) Barang adalah objek jual beli yang diketahui secara jelas kuantitas, kualitas, harga
perolehan, dan spesifikasinya. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai
karakteristik produk pembiayaan atas dasar akad murabahah.
 Skema pembiayaan murabahah secara umum
1. Bank syariah dan nasabah melakukan negosiasi tentang rencana transaksi jual beli
yang akan dilaksanakan. Poin negosiasi meliputi jenis barang yang akan dibeli,
kualitas barang, dan harga jual.
2. Bank syariah melakukan akad jual beli dengan nasabah, dimana bank syariah
sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Dalam akad jual beli ini, ditetapkan
barang uang menjadi objek jual beli yang telah dipilih oleh nasabah, dan harga
jual barang.
3. Atas dasar akad yang telah dilaksanakan antara bank syariah dan nasabah, maka
bank syariah membeli barang dari supplier/penjual. Pembelian yang dilakukan
oleh bank syariah ini sesuai dengan keinginan nasabah yang tekah tertuang dalam
akad.
4. Supplier mengirimkan barang kepada nasabah atas perintah bank syariah.
5. Nasabah menerima barang dari supplier dan menerima dokumen kepemilikan
barang tersebut.

22
6. Setelah menerima barang dan dokumen, maka nasabah melakukan pembayaran.
Pembayaran yang lazim dilakukan oleh nasabah ialah dengan cara angsuran.
 Keunggulan Akad Murabahah
Transaksi murabahah memiliki berbagai keunggulan. Adapun keunggulan
murabahah adalah di bawah ini :
1. Transaksi Murabahah Lebih Transparan
Pertama, keunggulan akad murabahah adalah transaksi lebih transparan. Karena
skema akad murabahah yakni penjual wajib memberitahu pembeli terkait harga produksi
atau beli suatu produk dan menyepakati keuntungan yang diterima penjual. Sehingga
transaksi harus dilakukan secara amanah dan jujur.
2. Mengutamakan Kepentingan Dua Pihak
Kedua, keunggulan akad murabahah adalah mengutamakan kepentingan dua
pihak. Dalam kesepakatan ini, kedua belah pihak sama sama diuntungkan. Karena
penetapan laba penjual disepakati antara penjual dan pembeli. Sehingga kedua belah
pihak bisa mengukur keuntungan pantas diperoleh penjual dan harga yang tepat bagi
pembeli.
3. Menggunakan Sistem Balas Jasa, Bukan Bunga
Ketiga, keunggulan akad murabahah adalah menggunakan sistem balas jasa,
bukan bunga. Pembiayaan murabahah sering kali digunakan dalam kredit syariah dimana
bank membeli barang keinginan pembeli, kemudian dijual dengan harga lebih tinggi
sebagai laba sesuai kesepakatan dengan pembeli.
4. Keuntungan Bisa Dinegosiasikan
Selanjutnya, keunggulan murabahah adalah profit dari transaksi dapat
dinegosiasikan. Apabila pembeli merasa keberatan dengan harga jual suatu produk, maka
hal ini dapat dinegosiasikan dengan penjual. Begitu pula sebaliknya, saat penjual tidak
puas dengan besaran laba yang diusulkan pembeli, maka keduanya bisa berdiskusi untuk
mencapai kesepakatan harga.
5. Angsuran Dibayar Sesuai Kesepakatan
Berikutnya, keunggulan akad murabahah adalah angsuran dibayar sesuai
kesepakatan. Transaksi murabahah tidak hanya mengatur transparansi saja, namun
pembayaran cicilan juga dibahas sesuai kesepakatan. Pembeli dapat melakukan negosiasi
besaran nominal dan jangka waktu mengangsur bersama penjual.
6. Bisa Digunakan untuk Kegiatan Konsumtif dan Produktif

23
Terakhir, keunggulan murabahah adalah bisa digunakan untuk kegiatan konsumtif
dan produktif. Pembiayaan murabahah banyak dilakukan pada lembaga keuangan syariah
untuk membantu nasabah dalam membiayai kegiatan konsumtif seperti pembelian rumah
dan aktivitas produktif seperti pengembangan usaha.
5) Jenis-jenis Murabahah
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), murabahah adalah akad yang di
dalamnya terbagi ke dalam dua jenis mekanisme, di antaranya:
1. Murabahah dengan tunai 
Murabahah adalah akad yang bisa dilakukan dengan tunai. Artinya, ada jual beli
barang di mana bank bertindak sebagai penjual, sedangkan nasabah sebagai pembeli.
2. Murabahah dengan cicilan (bitsaman ajil)
Murabahah adalah akad yang bisa dilakukan dengan cicilan. Artinya, jual beli barang
di mana harga jual dicantumkan dalam akad jual beli. 

BAB IV

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

A. Pembahasan

24
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Koperasi Simpan Pinjam dan
Pembiayaan Syariah Ma’arif Bintang Sembilan (KSPPS MBS) mengenai Mekanisme
Pembiayaan menggunakan akad Murabahah adalah sebagai berikut :
Akad Murabahah (Jual Beli) digunakan ketika anggota KSPPS membeli barang
untuk keperluan pribadi/ madrasah. Dengan menggunakan prinsip wakalah, dimana
anggota yang membeli barang, sedangkan pihak KSPPS hanya menyediakan dana (tidak
ikut andil dalam pembelian barang).

B. Hasil Penelitian
 Syarat Pembiayaan
1. SYARAT UMUM
a) Atas Nama Pribadi (Perorangan)
1) Lunas Simpanan Pokok
2) Simpanan Wajib
3) Photo copy KTP & KK yang masih berlaku
4) Photo Copy KTP Kepala sebagai saksi
5) Photo Copy KTP Bendahara sebagai saksi (apabila kepala madrasah/sekolah
yang mengajukan pembiayaan atas nama pribadi)

Keterangan :

Untuk saksi apabila Kepala/Bendahara perempuan maka harus ditambah 1

orang lagi guru/karyawan perempuan untuk ikut menjadi saksi.

6) Copy jaminan

7) Slip gaji

b) Atas Nama Madrasah/Sekolah


1) Photo copy KTP Kepala
2) Photo copy KTP Bendahara
2. SYARAT KHUSUS

Bagi anggota yang berada di lingkungan LP. Ma’arif NU Cabang Purbalingga

a) Kepala Madrasah/Sekolah
b) Pernyataan Kepala Madrasah/Sekolah bermeterai 6.000

25
3. JAMINAN
a) SK Sertifikasi beserta buku tabungan dan kartu rekening
b) Sertifikat bumi dan bangunan
c) BPKB atas nama sendiri dilampiri foto copy STNK (masih menjadi milik sendiri)
d) BPKB bukan atas nama sendiri

1) Dilampiri foto copy STNK

2) Dilampiri foto copy kwitansi pembelian bermeterai Rp. 6.000,-

3) Dilampiri foto copy KTP pemilik (nama yang tercantum di STNK/BPKB)

e) copy Sertifikat Hak Milik atas nama sendiri dilampiri SPPT

4. JANGKA WAKTU

a) Pembiayaan < 10.000.000 lama angsuran maksimal 10 kali ( 10 bulan)

b) Pembiyanaan > 10.000.00 lama angsuran maksimal 20 kali (20 bulan)

c) Pembiayaan tempo / sekaligus maksimal 1 bulan dan bisa berlanjut maksimal 3


bulan.

5. LAIN-LAIN

Koperasi tidak akan memproses pembiayaan apabila persyaratan belum lengkap.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

26
Setelah saya melakukan PRAKERIN (Praktik Kerja Industri) di
KSPPS MBS Purbalingga. Saya mendapatkan banyak manfaat, baik itu
pengalaman, pengetahuan, dan semua yang terkait dalam dunia kerja.
Sehingga saya dapat menambah wawasan yang saya dapatkan selama ini,
karena hanya dengan praktik saya bisa mengetahui seberapa jauh kemampuan
yang sudah saya dapat di sekolah. Sehingga suatu saat nanti jika saya
memasuki dunia kerja tidak akan ragu melakukannya, karena sebelumnya
sudah mempunyai pengalaman yang baik.

B. Saran
Bagi KSPPS MBS Purbalingga yaitu agar lebih meningkatkan kinerja
dan pelayanan kepada nasabah supaya bisa memberikan hasil yang lebih
maksimal.
Bagi siswa atau siswi yang melakukan kegiatan Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN) saran yang paling penting adalah menjaga nama baik sekolah di
mana perusahaan tempat di laksanakan kegiatan Praktik Kerja Industri
(PRAKERIN) dan mematuhi peraturan yang ada di perusahaan.
Bagi sekolah sebaiknya siswa atau siswi yang akan diterjunkan ke
perusahaan untuk mengikuti PRAKERIN dibekali terlebih dahulu mengenai
pekerjaan yang akan dilakukan dalam perusahaan, sehingga siswa atau siswi
merasa siap baik secara mental maupun fisiknya.

DAFTAR PUSTAKA

 http://repository.uin-suska.ac.id/7007/4/BAB%20III.pdf
Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998. Repository.uin-suska.ach.id

 https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/12/murabahah-adalah

27
Redaksi OCBC NISP, 2021. Akad Murabahah: Pengertian, Jenis, Rukun, Syarat, &
Contoh. Ocbcnisp.com

 https://ecampus.bungabangsacirebon.ac.id/iaibbc/AmbilLampiran?
d=GtiiN14zpdLUwojdU7%2FaZWGGPr2fZNcFQR15J3aneFvvDVd9%2FY9d1
BxoGL7VyzM7IyLdtGHJrujrmDxl0X7mTEZjU6UbEq29mSIPbEfG2YigP6iPl6
wwYijWgvp52eiu
%2B50bq16zJSyzEbAXIIyA0txSzBxKrueQs7OTqTD0W98%3D
Muhamad Syafi'i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, Cet 1 (Jakarta : Gema
Insani, 2001), hlm.102

 https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/murabahah-adalah-akad-
yang-penting-dalam-perbankan-syariah
Murabahah adalah Akad yang Penting dalam Perbankan Syariah. cimbniaga.co.id

 https://majoo.id/solusi/detail/pembiayaan
Pembiayaan adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Memperolehnya
 https://www.hestanto.web.id/pengertian-pembiayaan/

LAMPIRAN
28
Gambar 2 Bukti Setoran KSPPS MBS

Gambar 3 Blangko Pemesanan Toko MBS

29
Gambar 4 Kwitansi Toko MBS

Gambar 5 Nota Barang Toko MBS

30
Gambar 6 Melayani Pembeli

Gambar 7 Mencatat Simpanan Rutin Anggota KSPPS MBS

31

Anda mungkin juga menyukai