yang dilakukan melalui penyemprotan insektisida daerah sekitar kasus DBD yang bertujuan
memutus rantai penularan penyakit. Sasaran fogging adalah rumah serta bangunan dipinggir
jalan yang dapat dilalui mobil di desa endemis tinggi.
Tujuan dari fogging adalah untuk membunuh sebagian besar vektor infektif dengan cepat,
sehingga rantai penularan segera dapat diputuskan. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan
untuk menekan kepadatan vektor selama waktu yang cukup sampai dimana pembawa virus
tumbuh sendiri (Iskandar, dkk, 1985). Alat yang digunakan untuk fogging terdiri dari
portable thermal fog machine dan ultra low volume ground sprayer mounted.
Dalam program pemberantasan DBD racun serangga untuk fogging yang digunakan adalah
golongan organophosporester insectisida seperti malathion, sumithion, fenithrothion, perslin
dan lain-lain. Dosis yang dipakai untuk malathion murni adalah 438 gr/hektar. Namun untuk
pelaksanaan fogging dengan fog machine malathion harus diencerkan dengan penambahan
solar atau minyak tanah sehingga menjadi larutan dengan konsentrasi 4-5%. Cara pembuatan
larutan tersebut dapat dilakukan dengan cara: 1) 1 liter malathion 96% EC + 19 liter solar =
20 liter malathion 4,8%; atau 2) 1 liter malathion 50% EC + 10 liter solar = 11 liter malathion
4,5 %.
Dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia sintesis dalam rumah tangga salah satunya
dalam jangka pendek akan dapat menyebabkan asma jika terhirup, apabila kontak dengan
kulit maka akan dirasakan gatal pada kulit dan jika tertelan akan mengakibatkan gangguan
pencernaan, paralysis, koma, gangguan penglihatan, warna kulit kebiruan, konvulsi.
Uji potensi ekstrak dilakukan dengan menggunakan gelas plastik berukuran 250 ml sebanyak
36 buah untuk 9 perlakuan dengan pengulangan sebanyak 4 kali. Proses pembuatan larutan
induk ekstrak daun putri malu konsentrasi 20 mg/ml dengan memasukan ekstrak kental daun
putri malu sebanyak 44 gram ke dalam 2.200 ml akuades, kemudian larutan tersebut
diencerkan sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 1, 2, 3, 4, 5, 10, 12,5 dan 15
mg/ml serta akuades sebagai kontrol. Masukan larva ke dalam gelas tersebut masingmasing
20 ekor untuk tiap gelas. Amati efek yang diberikan ekstrak daun putri malu setelah 24 jam
pemaparan
Thermal Fogger, sesuai dengan namanya, bekerja dengan menggunakan energi panas berupa
panas untuk menguapkan larutan fogging. Solusi fogging yang digunakan dalam banyak
kasus adalah insektisida. Fogger termal menyemprotkan larutan melalui nozzle fogger dalam
bentuk kabut atau asap.