Perkembangan penyakit secara klinis sejak terinfeksi HIV hingga tahap AIDS, sejalan dengan
penurunan derajat imunitas pasien yang dilihat dari jumlah CD4 dan peningkatan jumlah virus yang
dilihat dari viral load. Penurunan imunitas biasanya akan diikuti dengan meningkatnya risiko infeksi
oportunistik maupun penyakit keganasan yang nantinya dapat memperparah keadaan pasien. Sel ini
juga dikenal sebagai master of cell dikarenakan vitalnya peran limfosit T dalam sistem kekebalan
tubuh. Limfosit T-CD4 mengatur awal mula pengenalan antigen pada respon imun dapatan melalui
pengenalan antigen oleh Antigen Precenting Cells (APC) hingga pemusnahan antigen (Badley et al.,
2000; Baratawidjaja & Rengganis, 2014; Nasronudin, 2014). Infeksi HIV menyebabkan terjadinya
penurunan jumlah limfosit T. Sejalan dengan turunnya jumlah limfosit T, respon terhadap antigen
juga menurun. Umumnya, infeksi HIV dimulai dengan respon imun spesifik dengan aktivasi CD8, CD4
dan sel B.
Teori ini juga dipengaruhi oleh grand theory Dorthea Orem`s, dimana Orem mendefinisikan
perawatan diri sebagai "praktik kegiatan yang dimulai dan dilakukan individu atas nama mereka
sendiri dalam mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan”. Teori ini berfokus
pada individu sedangkan Orem mencakup aspek perawatan dependen ketika orang lain (agen
perawatan diri) memulai dan melakukan aktivitas untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan,
dan kesejahteraan. Perbedaan utama antara teori perawatan diri Orem dan A Middle-Range
Theory of Self-Care of Chronic Illness adalah bahwa teori Orem tidak berfokus pada penyakit
kronis seperti teori ini. Asumsi dari teori Orem adalah bahwa setiap pasien ingin merawat dirinya
sendiri, tetapi ketika terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan perawatan diri dan kemampuan
perawatan diri, ada kebutuhan untuk intervensi keperawatan. Sebaliknya, tujuan dari A Middle-
Range Theory of Self-Care of Chronic Illness adalah untuk mengkondisikan perilaku dan proses
yang digunakan oleh individu yang memiliki diagnosis penyakit kronis dan perhatian yang
diberikan kepada perawat terbatas. Self-care maintenance didefinisikan sebagai perilaku yang
digunakan oleh pasien dengan penyakit kronis untuk mempertahankan stabilitas fisik dan
emosional. Self-care monitoring mengacu pada proses mengamati diri sendiri untuk perubahan
tanda dan gejala. Individu yang terampil dalam self-care monitoring dapat mengkomunikasikan
informasi kepada profesional perawatan kesehatan yang akan memfasilitasi kemampuan
penyedia untuk memberikan perawatan terbaik. Self-care management didefinisikan sebagai
respons terhadap tanda dan gejala ketika terjadi dan memerlukan proses pengenalan perubahan
tanda dan gejala, pengambilan keputusan tentang tindakan perawatan diri, dan evaluasi hasil dari
tindakan tersebut (Riegel et al., 2012). A Middle-Range Theory of Self-Care of Chronic Illness
memiliki proses yang mendasari perawatan diri yaitu pengambilan keputusan (Decision Making)
dan refelction. Untuk individu dengan penyakit kronis, pengenalan tanda atau gejala memulai
proses pengambilan keputusan tentang tindakan apa yang diperlukan.