ُ ُ ُ َ َ َ ْ ْي
Saya mempunyai tiga kitab / ٍ ِ ِ
ُ َ ََ
Maka dari contoh tersebut yang merupakan ‘adadnya adalah lafadz tiga/
==============================================
1
Contoh dalam kalimat Ma’dud Muannats Ma’dud Mudzakkar
ُ ُ ُ َ َ َ ِ َ ْ َْ ا ُ ُ ََ
ث ﱠ ا َ ٍت ُُ ُ َ ََ
ٍ ِ ِ ٍ
ُ ُ ََ
َو ث ﱠ ا َ ٍت
ُ ُ ُ َ َ ا ْ َ ْ َ ِ َأ ْر َ ﱠ
أر ا ٍت
ُ ُ َ َْ ُ ُ ُ َ َ َأ ْر
ٍ ِ ِ ٍ
ُ َ
َوأ ْر َ ُ ﱠ ا َ ٍت
ُ ُ ُ َ ْ َ ِ َ ْ َْ ا ُ
ْ ُ ﱠ ا َ ٍت
َ ُُ ُ ََْ
ٍ ِ ِ ٍ
ُ َ
َو ْ ُ ﱠ ا َ ٍت
ُ ُ ُ ا َْ ْ َ ِ ﱠ ُ
ِ ﱡ ﱠ ا َ ٍت ُُ ُﱠ
ٍ ِ ِ ِ ٍ ِ
ُ
َو ِ ﱡ ﱠ ا َ ٍت
ُ ُ ُ َ ْ َ ِ َ ْ َْ ا ُ
َ ْ ُ ﱠ ا َ ٍت ُُ ُ َْ ً
ٍ ِ ِ ٍ
ُ
َو َ ْ ُ ﱠ ا َ ٍت
ُ ُ ُ َ َ َ ِ َ ْ َْ ا ُ َ ُُ ُ َ ََ
ٍ ِ ِ ِ َ ِ ﱠ ا َ ٍت ٍ ِ
ُ َ
َو َ ِ ﱠ ا َ ٍت
ُ ُ ُ َ ْ ِ َ ْ َْ ا ُ
ِ ْ ُ ﱠ ا َ ٍت ُُ ُ َ ْ
ٍ ِ ِ ِ ٍ ِ
ُ
َو ِ ْ ُ ﱠ ا َ ٍت
ُ ُ ا ْ َ ْ َ ِ َ َ َ ُة ُ ْ
َ ُ ﱠ ا َ ٍت ُ ُ َ َ َ ُة
ٍ ِ ِ ٍ
ُ ْ
َو َ ُ ﱠ ا َ ٍت
.ةر ت ا.٢
2
C. Untuk bilangan 11 dan 12 , maka kedua bagian ‘adadnya sesuai dengan
jenis ma’dudnya, dan ma’dudnya dengan bentuk mufrod dan nashob,
perhatikan contoh berikut ini :
ْ َ َْ َ ِ ً إ َ ا َ َ َْ َ َ َ
ِ ِ د ا.١
ْ َ ْ َ ْ َ َة َ ِ َ ً إ َ ا َ َ ْا ََ َ
د.٢
ِ ِ ِ
ًِ َ َ َ َ َْ ْ َر َأ ْ ُ ا.٣
ً َ َ َ َ ْ َ ْ ََْ ُ َْ َ
ِ ة رأ ا. ٤
ًِ َ َ َ َ َْْ َ َ َ ْر.٥
ِ
ً َ َ َ َ ْ َ ََْْ َ َ َ ْر.٦
ِ ة ِ
Pada lafadz ﻋﺷرketika sendirian maka huruf syin nya disukun, misal :
َ ْ ُ ُﱠ
ٍب .
َ
Dan apabila tersusun maka huruf syin nya difathah, misal : ًِ َ َ َ َ َ َ أ
=========================================
E. Untuk bilangan 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, maka ma’dudnya nashob
dan mufrod, dan bilangannya hanya satu bentuk , baik ketika ma’dudnya
mudzakkar ataupun muannats, dan bilangan ini namanya alfaadzul
‘uquud / ظ ْاﻟﻌُﻘُ ْو ِد
ُ أَ ْﻟﻔَﺎ, yaitu:
4
Maksud dari satu bentuk adalah alfadz ‘uqud ini ketika ma’dud nya mudzakkar
maupun muannats maka bentuknya sama, misal kita mengatakan 20 siswa
َ َ ِﻋ ْﺷ ُر ْونdan ketika kita mengatakan 20 siswi adalah ًطﺎ ِﻟﺑَﺔ
maka menjadi طﺎ ِﻟﺑًﺎ َ َ ِﻋ ْﺷ ُر ْون,
sehingga untuk mudzakkar dan muannats sama-sama menggunakan ﻋﺷرون.Dan
yang seperti ini berlaku untuk alfadz ‘uqud yang lainnya. Mungkin ada yang
bertanya, apa perbedaan antara ﻋﺷرونdan ﻋﺷرﯾنdan penerapan dari keduanya.
Maka jawabannya adalah :
Adapun yang berakhiran dengan ya’ dan nun maka itu digunakan ketika dalam
keadaan nashob dan khofadh.
Dan yang seperti ini berlaku juga untuk ﺛﻼﺛﯾن, أرﺑﻌﯾن, َ َﺧ ْﻣ ِﺳﯾْن, ﺳﺗــﯾن, ﺳﺑﻌﯾن, ﺛﻣﺎﻧﯾن,ﺗﺳﻌﯾن.
LATIHAN, bacalah kalimat berikut ini dan tentukan benar atau salah :
ا.٢
ن ا .٣
===========================================
F. Sekarang akan kita pelajari tentang أﻟﻔﺎظ اﻟﻌﻘودketika di ‘athofkan
dengan satuan. Maka caranya adalah : Satuannya tersebut kebalikan
dari ma’dudnya , kecuali bilangan 1 dan 2, dan satuannya di depan
kemudian alfadz ‘uqudnya di ‘athofkan kepadanya. (ma’dudnya mufrod
dan nashob) untuk lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut ini :
5
Contoh dalam kalimat:
ًَ َْ َ ْ ْ َ ً َ ََْ ً َْ َ ْ ْ َ ً َ ََ َ ْ ْ ُ ْ َ َ
ِ ِ وأر و ِ ِو ِ ِ
Saya tinggal di mesir 23 hari dan 24 malam.
LATIHAN
Bacalah kalimat berikut ini dan sebutkan benar atau salah :
. نو ا ا و .١
. ثو اا .٣
===========================================
ٌَ
G. Penggunaan bilangan seratus ( ِ)
Ma’dud setelah selalu mufrod dan khofad karena sebagai mudhof ilaihnya.
Dan untuk bilangan 300 sampai 900, maka lafadz 3 sampai 9 nya selalu bentuk
mudzakkar,karena diidhofahkan pada lafadz yang bentuknya muannats.
Untuk lebih jelasnya maka perhatikan dan hafalkan contoh di bawah ini :
ٌ َْ
H. Penggunaan bilangan seribu ( )أ
Ma’dud setelah أ selalu mufrod dan khofad karena sebagai mudhof ilaihnya.
Dan lafadz أ memiliki 1 bentuk baik ketika ma’dudnya mudzakkar maupun
َ َ
muannats. Misal : ( 1000 siswa / ِ ٍ أ ) ( 1000 siswi / ٍ َِ أ )
Dan untuk bilangan 3000 sampai 9000, maka lafadz 3 sampai 9 nya selalu
bentuk muannats ,karena diidhofahkan pada lafadz أ yang bentuknya
mudzakkar. Untuk lebih jelasnya maka perhatikan dan hafalkan contoh di bawah
ini :
7
YANG BERIKUTNYA TENTANG PULUHAN RIBU
8
CARA MEMBACA ‘ADAD
Ketika membaca ‘adad adalah lebih baik memulai dari angka satuan, kemudian
puluhan, kemudian ratusan, dan kemudian ribuan , Apabila satuannya 1 atau 2
maka sesuai dengan jenis ma’dudnya, dan 3 sampai 10 maka ‘satunnya
kebalikan dari ma’dudnya.
MARAJI’ :
1. Duruusullughotil ‘arobiyyah. Dr.V.Abdur Rokhim
2. Syarah Durusullughotil ‘arobiyyah . Husain bin Ahmad bin Abdullah
3. Mulakhhosh Qowaa’id al lughoh al ‘arobiyyah. Fuad Ni’mah
9
Tidakdi
komers
ial
kan,
bolehdi
per
banyakunt
ukt
ujuanpe
mbe
laj
aran