Perpres 54/2010 sebagaimana diubah melalui Perpres 70/2012 membahas PPHP pada pasal 1 ayat 10. Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan adalah panitia/ pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil pekerjaan.
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan mempunyai tugas pokok dan kewenangan untuk:
1. melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;
Ditambah sedikit pada pasal 95 terkait Serah Terima Pekerjaan pada ayat :
(2) PA/KPA menunjuk Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan.
(3) Apabila terdapat kekurangan dalam hasil pekerjaaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
melalui PPK memerintahkan Penyedia Barang/Jasa untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang
disyaratkan dalam Kontrak
(4) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Kontrak.
Mengenai Berita Acara Serah Terima (BAST) dalam Perpres 54/2010 sebagaimana diubah melalui Perpres 70/2012 serta Perka 14 tahun 2012
tentang petunjuk teknis Perpres 70/2012 apabila kita cermati terdiri dari:
4. Berita Acara Penyerahan yang merupakan tanggungjawab PPK untuk disampaikan ke PA/KPA.
Ada perbedaan antara BAST Hasil Pekerjaan dan BAST Pekerjaan. BAST Hasil Pekerjaan adalah tanggungjawab PPHP. Sedangkan BAST Pekerjaan
adalah tanggungjawab PPK. Disini dapat diambil satu benang merah bahwa ada perbedaan antara hasil pekerjaan dan pekerjaan. Hasil
Pekerjaan merujuk pada laporan pelaksanaan pekerjaan. Sedangkan Pekerjaan merujuk pada barang/jasa yang dihasilkan sesuai dengan yang
diperjanjikan dalam kontrak.
Hal ini logis karena yang bertanda tangan dalam dokumen kontrak adalah PPK dan Penyedia. Sehingga yang berhak menerima barang/jasa
adalah PPK. Sedangkan PPHP yang merupakan unsur staf dari PA/KPA hanya berhak menyatakan hasil pekerjaan dapat diterima atau tidak
setelah melalui proses pemeriksaan atau uji coba. Orientasi BAST Hasil Pekerjaan adalah pekerjaan dapat dibayar atau tidak yang merupakan
wewenang PA/KPA.
Dari sedikit petunjuk ini maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tugas PPHP berada dalam dua wilayah seperti ditegaskan Pasal 1 ayat 10
yaitu :
1. Memeriksa Hasil Pekerjaan yang outputnya adalah BA Hasil Pemeriksaan Hasil Pekerjaan.
Jika dibuat skema alur kerja maka dapat disimpulkan kerjaan PPHP sebagai berikut:
Prosedur dan tata kerja diagram diatas dibreakdown sebagai berikut :
Pelaku
No Penanggung Kegiatan
Jawab
Penyedia Memberitahukan bahwa pelaksanaan pekerjaan sudah lebih dari 97%, dan perkiraan tanggal selesai 100
1
%.
Direksi Lapangan/Tim
4 Teknis Lapangan Melaporkan justifikasi paket-paket PHO kepada Satker/PPK.
/Konsultan
3. Bila belum terpenuhi atau terdapat cacat mutu (fisik), hasil pekerjaan belum bisa diterima,
5 Panitia PHP melalui PPK Penyedia diperintahkan melakukan perbaikan dan perlu pemeriksanan lapangan
kembali.
4. Bila semua persyaratan dalam dokumen dan ketentuan telah terpenuhi , disusun Berita Acara
Pemeriksaan dan Penerimaan Hasil Pekerjaan dan diserahkan kepada PPK serta
menentukan grace period jika masih ada kekurangan.
Berdasarkan penerimaan hasil oleh PPHP melalui PPK penyedia dapat mengajukan Pembayaran akhir
6 Penyedia
pekerjaan.
7 PPK Menyampaikan berita acara PHO kepada Satker atasan langsung dan menandatangani Berita Acara PHO
Kemudian dari sisi administratif dapat diruntut sebagai berikut :
Anggota
1. Undangan Ketua PPHP
PPHP
Prosedur ini diubahsuaikan dari beberapa literatur diantaranya Panduan Pelaksanaan Serah Terima Pertama Pekerjaan BRR NAD.
Demikian sedikit ulasan tentang kerja PPHP pada Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO). Untuk FHO yang juga merupakan tugas dari PPHP akan
ditambahkan kemudian atau dapat diubahsuaikan dari prosedur dan dokumen yang ada. Semoga tulisan ini bermanfaat dan mendapat
penyempurnaan seterusnya.