Anda di halaman 1dari 11

PERISTIWA MERAH PUTIH MANADO

(memenuhi tugas sejarah)


Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala. kepada-nya kita memuji dan bersyukur,
memohon pertolongan dan ampunan. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu'alaihiwasallam, keluarga, sahabat, juga pada orang- orang yang senantiasa
mengikuti sunnah-sunnahnya. Dengan rahmat dan pertolongan-nya Alhamdulillah makalah yang
berjudul PERISTWA MERAH PUTIH DI MANADO ini dapat diselesaikan dengan baik. Banyak sekali
kekurangan kami sebagai penyusun makalah ini, baik menyangkut isi atau yang lainnya. Mudah-
mudahan semua itu dapat dijadikan pelajaran bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah
ini di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..

Daftar Isi..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

1.2 Rumusan Masalah..

1.3 Tujuan....

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Di Manado.....

2.2 Kronologi Singkat Peristiwa Merah Putih Di Sulawesi Utara.

2.3 Peristiwa Merah Putih Di Manado.


2.4 Jalannya Peristiwa Merah Putih Di Manado...

2.5 Akhir dari Perisiwa Di Manado...

2.6 Dampak dari Peristiwa Merah Putih Di Manado.

11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

12

12

13

3.2 Saran...

Daftar Pustaka...

Lampiran
BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah peristiwa merah putih di Manado berawal dari kekalahan Jepang yang secara resmi sudah
diakui kepada Pasukan Sekutu sejak pertempuran di Pasifik pada Juli 1944. Sam Ratulangi mengirim
para pemuda untuk pergi ke Manado pada saat yang berdekatan untuk mengawasi situasi. Dua
diantara para utusan itu adalah Mantik Pakasi dan Freddy Lumanauw dari utusan tentara, serta
perwakilan pemuda yaitu Wim Pangalila, Buce Ompi, dan Olang Sondakh. Dua bulan setelah
pengutusan tersebut, mendadak muncul pesawat pembom B-29 milik Angkatan Udara Sekutu yang
berjumlah puluhan dan menghujani Manado dengan bom, menghancurkan dan merenggut nyawa
penduduk. Jepang kemudian mencurigai adanya mata-mata Sekutu yang juga berperan sebagai
tokoh Nasionalis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Latar Belakang terjadinya peristiwa tersebut?

2. Bagaimana Kronologi Jalannya Peristiwa Merah Putih di Manado ?

3. Bagaimana Peran pemuda dalam Peristiwa Merah Putih di Manado ?

4. Bagaimana Akhir dari Peristiwa Merah Putih di Manado ?

5. Apa saja Dampak dari Peristiwa tersebut dalam Sejarah ?


Bab II

Pembahasan

2.1 Latar Belakang Terjadinya Peristiwa Merah Putih Di Manado Pada September 1944 pertahanan
Jepang di Sulawesi Utara dan Morotai takluk

kepada Jenderal Mac Arthur. Kemudian pada pertengahan April 1945 sampai awal Februari 1945
masih terjadi banyak konflik di area tersebut. Sebagaimana wilayah lain di Indonesia, Sulawesi akan
diambil alih oleh pasukan Sekutu, namun pada tanggal 21 Agustus 1945 wilayah tersebut sudah
diserahkan oleh tentara Jepang kepada E.H.W. Palengkahu yang merupakan petinggi Barisan
Pemuda Nasional Indonesia (BPNI). Belanda bersama NICA yang berada di bawah perlindungan
sekutu berencana kembali menduduki Indonesia Timur khususnya Sulawesi Utara.

Latar belakang Peristiwa Merah Putih Di Manado adalah: 1. Takluknya pertahanan Jepang di
Sulawesi Utara kepada Jenderal Mac Arthur

2. Diambil alihnya Sulawesi oleh pasukan sekutu

3. Belanda bersama NICA berencana menduduki kembali Indonesia Timur khususnya Sulawesi Utara.

2.2 Kronologi Singkat Peristiwa Di Sulawesi Utara Puluhan pembom B-29 Angkatan Udara Sekutu
memusnahkan Kota Manado sampai menjadi puing. Banyak penduduk tewas. Tentara Jepang
menderita kekalahan dalam pertempuran di lautan Pasifik terhadap serangan pasukan Sekutu lalu
mundur dan memperkuat kubu pertahanannya di Sulawesi dan Maluku Utara. Akhir Desember
1945, seluruh pasukan Sekutu (Australia) meninggalkan Manado dan tugas Sekutu diserahkan
kepada NICA-KNIL di bawah pimpinan Tentara Inggris yang berpusat di Makassar.

Tuntutan Sekutu untuk mengembalikan kekuasaan NICA atau meneruskan perundingan di Makassar
setelah ditolak oleh pihak Indonesia, masih diberi kesempatan untuk mendengar keputusan akhir
dari rakyat pada esok harinya yang diselenggarakan
di Tomohon. Maka keputusan Sekutu yang disampaikan oleh wakilnya Purcell menyatakan mulai
saat itu "Kekuasaan daerah setempat berada dalam status perang dengan Sekutu, namun meminta
supaya seluruh warga Belanda dievakuasi ke Morotai dan kamp tawanan Jepang tetap dijaga atas
nama Sekutu

Setelah 24 hari mengalami blokade Sekutu, rakyat di daerah Minahasa mulai gelisah dan kaum
militer yang ikut memberontak untuk tujuan perbaikan nasib beralih sikap dan mulai menentang
pimpinan TRISU. Akhirnya pasukan-pasukan pengikut Taulu-Wuisan berbalik memihak kepada
Kaseger yang sedang memulihkan kekuasaan KNIL kembali ke tangan Belanda. Tentara Belanda KL
diturunkan ke darat membantu pasukan kapten KNIL Kaseger untuk memulihkan kekuasaan Belanda
di Sulawesi Utara. Sebaliknya para anggota pucuk pimpinan Merah-Putih ditahan dan dikurung di
kapal Piet Hein. Juga pasua Belanda yang dievakuasi ke Morotai dipulangkan kembali ke Manado
yang telah dikuasai dan dipulihkan kembali oleh NICA. Semua pemimpin pemberontakan militer dan
pemuda ditangkap dan dipenjarakan.

2.3 Peristiwa Merah Putih Di Manado

Bendera Merah Putih dikibarkan diseluruh pelosok Minahasa hampir selama satu bulan, yaitu sejak
tanggal 14 Februari 1946. Dr. Sam Ratulangi sebagai Gubernur Sulawesi bertugas untuk
memperjuangkan keamanan dan kedaulatan rakyat Sulawesi. Ia memerintahkan pembentukan
badan perjuangan pusat keselamatan rakyat. Dr. Sam Ratulangi membuat petisi yang ditandatangani
oleh 540 pemuka masyarakat Sulawesi. Dalam petisi itu dinyatakan bahwa seluruh rakyat Sulawesi
tidak dapat dipisahkan dari Republik Indonesia.

Oleh karena petisi itu, pada tahun 1946, Sam Ratulangi ditangkap dan dibuang ke Serui (Irian Barat
dan sekarang Papua) pada 7 Februari 1946 seluruh rencana telah rampung sampai pada tindakan-
tindakan darutat serta pengamanan bilamana terjadi sesuatu kemacetan. Rencana ini telah pula
diberitahukan kepada BW Lapian dalam suatu rapat rahasia yang diadakan pada hari itu di
rumahnya di Singkil, Manado Utara. Juga turut dalam perundingan PM Tangkilisan juga telah
dihubungi No Ticoalu dan dr Tumbelaka.

Situasi Markas Besar KNIL di Tomohon senantiasa diberitahukan oleh AS Rombot melalui FW
Sumanti yang bertindak sebagai ordonans umum.
Pada saat John Rahasia dan Wim Pangalila melihat adanya kesempatan untuk melakukan revolusi
yang dilakukan oleh pemuda-pemuda Manado. BPNI kemudian bekerja sama secara diam-diam
dengan Kononklijk Nederlands Indisch Leger atau KNIL dalam rangka merebut kekuasaan dari
penjajah. KNIL adalah Tentara Kerajaan Hindia- Belanda. Meskipun KNIL melayani pemerintahan
Hindia-Belanda, banyak di antara anggota-anggotanya adalah penduduk bumiputra di Hindia-
Belanda dan orang-orang Indo- Belanda, bukan orang-orang Belanda. Pada masa itu KNIL telah lepas
dari kepentingan Belanda dan berpihak pada tanah air mereka sendiri.

Pasukan NICA mengetahui kegiatan tersebut dan menangkap para anggota BPNI di tanggal 10
Januari 1946, kemudian menangkap para tokoh KNIL pada 10 Februari 1946. Akan tetapi para
anggota KNIL lainnya masih berusaha mencari jalan untuk melakukan pemberontakan dalam sejarah
peristiwa merah putih di Manado. Mereka berhasil mempengaruhi pihak KNIL Belanda sehingga
Kopral Mambi Runtukahu bersedia memimpin aksi penyergapan pada pos di markas garisun
Manado yaitu tangsi militer Teling Manado.

2.4 Jalannya Peristiwa Merah Putih Di Manado

Pukul 21.30 saat waktu apel malam, kelompok pejuang mulai menyiapkan diri untuk menyerang ke
Tangsi Militer Belanda. Mereka terdiri dari Wakil Komandan Regu I Mambi Runtukahu, Wadanru II
Gerson Andris, Wadanru III Mas Sitam, Komandan Verkenner Jus Kotambunan, Anggota Regu IV
Lengkong Item dan Verkenner Wehantouw. Pada pukul 24.00 sersan piket Sutarkun memerintahkan
seluruh anggota yang masih berada di luar asrama untuk tidur karena akan diadakan pemeriksaan
malam oleh Komandan Kompi VII Letnan Carlier dan Komandan Peleton Serma Wijszer. Persiapan
akhir diperiksa pada pukul 00.30, dan pukul 00.45 seluruh pasukan berkumpul dan menyatakan
tekad siap mempertaruhkan nyawa bagi RL. Tepat pukul 01.00, serangan dimulai. Serangan
dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih dalam sejarah bendera merah putih dengan
merobek warna biru dari bendera Kerajaan Belanda.

Pemimpin Garnisun Manado, Kapten Blom ditangkap sekitar pukul 03.00 setelah penahanan Letnan
Verwaayen, pemimpin tangsi Teling Siang harinya Letkol de Vries dan Residen Coomans de Ruyter
serta seluruh anggota NICA ditangkap. Dalam serangan itu esok harinya para pejuang berhasil
melucuti senjata semua pimpinan militer Belanda dan menahan mereka di dalam sel, juga
menaklukkan kamp tahanan Jepang berisi 8000 prajurit.

Pukul 01.00 tanggal 14 Februari 1946, para pejuang KNIL dibantu para pemuda telah merebut
kekuasaan dari pemerintahan Belanda atau NICA Sulawesi Utara untuk mempertahankan
kemerdekaan RI yang telah diproklamirkan oleh Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta.
2.5 Akhir dari Peritiwa Merah Putih Di Manado

Setelah kemenangan dalam sejarah peristiwa merah putih di Manado tersebut, Ch. Taulu sebagai
pemimpin perjuangan mengeluarkan Maklumat Nomor 1 pada tanggal 15

Februari 1946. Isi maklumat tersebut adalah sebagai berikut: Rakyat diminta agar membantu
perjuangan itu sepenuhnya

⚫ Para pejuang agar mengambil alih pemerintahan Belanda

⚫ Keamanan dijamin oleh Tentara RI Sulawesi Utara untuk seluruh wilayah Sulut Kantor - kantor
pemerintahan, kegiatan ekonomi seperti pasar, sekolah, dan toko harus berjalan seperti biasa. Jika
ada pasar atau toko yang tidak buka maka akan

disita. ⚫ Siapapun yang berani mengacau dengan penganiayaan, penculikan, perampokan.


pembunuhan, dan lainnya akan dihukum mati di muka umum.

Setelah itu pemimpin perjuangan kemudian mengeluarkan Maklumat Nomor 2 yang isinya
memberitahukan bahwa sudah diadakan Rapat Umum pada tanggal 16 Februari di Gedung
Minahasa Raad (DPR), dengan dipimpin oleh pimpinan ketenteraan Indonesia di Sulawesi Utara
dengan dihadiri oleh para Kepala Distrik dan onderdistrik di Minahasa

Hasil rapat ini menetapkan BW Lapian sebagai Kepala Pemerintahan Sipil Sulawesi Utara. Penanda
tangan maklumat itu adalah Letkol Ch. Taulu, SD Wuisan, J. Kaseger, AF

Nelwan dan F. Bisman. BW Lapian dibantu oleh DA Th. Gerungan di bidang kepemerintahan, AIA
Ratulangi di bidang keuangan, Drh. Ratulangi di perekonomian. Dr. Ch. Singal di kesehatan, E.
Katoppo bidang PPK, Hidayat di kehakiman, SD Wuisan di di kepolisian, Wolter Sacrang di
penerangan dan Max Tumbel di Pelabuhan/pelayaran untuk melaksanakan pemerintahan sipil
Kejadian dalam sejarah peristiwa merah putih ini diberitakan berulang lewat siaran radio dan
telegraf oleh Dinas Penghubung Militer di Manado, yang diteruskan oleh kapal perang Australia SS
'Luna' ke markas besar Sekutu di Brisbane. Radio Australia kemudian menjadikannya sebagai berita
utama yang disebarluaskan oleh BBC London serta Radio San Fransisco Amerika Serikat. Perebutan
tangsi militer Teling dan pengibaran bendera merah putih menjadi pukulan telak untuk Belanda
karena berhasil melumpuhkan provokasi Belanda di luar negeri bahwa hanya pulau Jawa yang
berjuang untuk merebut kemerdekaan di Indonesia.

Belanda menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan bukan merupakan perjuangan semua rakyat
Indonesia dan kekuasaan di daerah lain selain Jawa masih berada di genggaman Belanda.
Kebangkitan rakyat Manado, Minahasa dan seluruh rakyat Sulut untuk merebut kekuasaan memberi
dampak yang positif bagi diplomasi Indonesia di luar negeri dan sejarah kemerdekaan Indonesia
dengan mempercepat pengakuan internasional terhadap kemerdekaan RI. Peristiwa ini memperkuat
makna proklamasi kemerdekaan Indonesia dan perjuangan para tokoh proklamator kemerdekaan
Indonesia. Lewat sejarah peristiwa merah putih di Manado pada 14 Februari 1946 dapat
meyakinkan dunia bahwa perjuangan kemerdekaan dilakukan oleh seluruh rakyat Indonesia.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bendera Merah Putih dikibarkan diseluruh pelosok Minahasa hampir selama satu bulan, yaitu sejak
tanggal 14 Februari 1946. Dr. Sam Ratulangi diangkat sebagai Gubernur Sulawesi bertugas untuk
memperjuangkan keamanan dan kedaulatan rakyat Sulawesi. Tetapi dengan peristiwa 14 Februari
1946 segala kecurigaan ini terhapus sudah dan KRIS diakui benar sebagai ""comrade-in-arms" dalam
menegakkan NKRI, bahkan di Minahasa rakyat seluruhnya sudah mendahului. Pada peristiwa 14
Februari 1946, Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) menghitung 5000 anggota yang bergabung dengan
TRISU dari Letkol Taulu.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami dan mengapresiasi
perjuangan para pejuang yang tak kenal lelah berjuang mempertahankan kemerdekaan dari Negara-
negara Sekutu yang mencoba untuk menjajah kembali Negara Indonesia.
Mungkin hanya inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh
dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari
penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa, dan kami juga
butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa
sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu guru yang telah memberi kami tugas
kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa

DAFTAR PUSTAKA

http://search.tb.ask.com/search/GGmain.jhtml?st-bar&ptb-4CEB9643-4F4E-438B-B620-
47933EBD5C56&n=780c93e2&ind=2014090210&p2="BDG xdm174 YYA'id&si-uwid zipunzip
164026&searchfor-PERISTIWA MERAH PUTIH D1 MANADO
http://www.dimensionnews.com/2013/10/peristiwa-merah-putih-di-manado.html
http://infominahasa.blogspot.com/2009/02/peristiwa-merah-putih-14-februari-1946.html
https://www.google.com/amp/s/sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/sejarah- peristiwa-
merah-putih/amp http://kumpulanstudi-aspirasi.com/history/peristiwa-merah-putih-pada-14-
februari-1946/

https://ensikilopidia.blogspot.com/2018/03/sejarah-peristiwa-merah-putih-di- manado.html?m-1
https://www.google.com/amp/s/daerah.sindonews.com/newsread/1224632/29/mengenang-

peristiwa-merah-putih-di-manado-1501155691

Anda mungkin juga menyukai