Anda di halaman 1dari 2

Farhan Affan Muhammad

1906374862
Urbanisasi di Kota Makassar
Makassar adalah sebuah kota pelabuhan yang sudah berkembang sejak ratusan tahun
lalu. Kota ini merupakan kota yang berperan sebagai kota pusat pertumbuhan dan pelayanan
ekonomi di Kawasan Timur Indonesia. Makassar terbentuk dari pusat Kerajaan Gowa di awal
abad ke-16, yang berkembang menjadi kota pelabuhan berkat keberadaan para pedagang
Melayu, Cina, Arab, Portugis, dan Belanda untuk memperdagangkan beras, rempah-rempah
dan kayu dari dan ke Sulawesi, Maluku serta kawasan-kawasan lain di sekitarnya. Pada masa
Indonesia merdeka, kota yang juga dikenal dengan nama Ujung Pandang di tahun 1971
hingga 1999 ini diarahkan menjadi salah satu dari empat kota pusat pertumbuhan utama di
Indonesia bersama Jakarta, Surabaya dan Medan. Selain itu, Makassar juga berperan sebagai
ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan
dan perkembangan kota ini tidak dapat dilepaskan dari peran dan fungsi administrasi politik
yang dimiliki.
Kota makassar merupakan salah satu proses berkembangnya ekonomi yang terus
berlanjut dan ditingkatkan dari tahun ke tahun, dan kita ketahui bahwa Kota Makassar
merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan yang memiliki jumlah kepadatan penduduk
yang terus bertambah dari tahun ke tahun, hal ini menyebabkan susahnya menahan arus
ekonomi yang semakin berkembang dan mengalami pertumbuhan yang dikatakan baik.
Kota Makassar juga memiliki daya tarik tersendiri baik dari dalam kota maupun luar
kota makassar. Berkembangnya industry industry sehingga membuka lapangan pekerjaan
baru merupakan salah satunya terjadi urbanisasi dengan mharapan dapat memperoleh
pekerjaan dan pendapatan yang maksimal atau lebih tinggi sehingga dapat disimpulkan
bahwa ekonomi berpengaruh positif dan siginifikan terhadap tingkat urbanisasi di Kota
Makassar. pertumbuhan ekonomi yang dicapai di Kota Makassar selama periode tahun 2011-
2017. Yaitupada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Kota Makassar sebesar 10,36%. Pada
tahun 2012, menurun menjadi 9,64%. pada tahun 2013, kembali mengalami penurunan
sebesar 8,55%. Pada tahun 2014, mengalami penurunan kembali sebesar 7,39%. tahun 2015,
pertumbuhan ekonomi kota makassar sekitar 7,55%. kemudian tahun 2016, pertumbuhannya
mengalami percepatan menjadi sebesar 8,03% dan tahun 2017 lebih cepat lagi sehingga
menjadi 8,23%. Dapat dilihat pertumbuhan ekonomi terus mengalami kenaikan dengan
selisih tidak jauh dari tahun sebelumnya. Maka ini akan semakin menarik masyarakat yang
ingin melakukan urbanisasi ke kota Makassar.

Urbanisasi di Kota Palembang.


Palembang, yang terletak di kawasan selatan Pulau Sumatera, dipercaya merupakan
salah satu pusat aktivitas dari Kerajaan Sriwijaya, salah satu kerajaan kuno yang berkembang
sejak abad ke-7 di Kawasan Sumatera. Hugo dkk (1987) mengatakan bahwa tidak banyak
catatan yang ditemukan tentang jumlah penduduk kota-kota ini hingga akhir abad ke-18.
Namun Hugo dkk (1987) memperkirakan bahwa Palembang berpenduduk sekitar 61.000 di
tahun 1905 sedangkan Medan baru memiliki beberapa ribu penduduk saja.
Kota Palembang merupakan salah satu proses perkembangan lanjut, yang seperti kita
ketahui bahwa Palembang merupakan ibu kota dari Sumatera Selatan. Seperti yang kita
ketahui pemerintah sedang gencar gencar nya membangun infrastruktur olahraga di
Palembang atau Jakabaring yang menyebabkan banyaknya masyarakat produktif dibidang
konstuksi melakukan urbanisasi ke Palembang, peningkatannya ini terus bertambah dengan
adanya pembanguna infrastrukur yang sedang digencarkan oleh pemerintah seperti, Light
Rail Transit (LRT), Jembatan Musi IV, Jembatan Musi VI, flyover dan jalan tol, merupakan
pekerjaan yang banyak dipilih pendatang.
Kota Palembang sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Selatan menduduki peringkat
pertama dalam memberikan kontribusi terhadap PDRB Sumatera Selatan. Dalam kurun waktu
tiga tahun terakhir, PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Palembang naik cukup tinggi hingga
mencapai 108,48 triliun rupiah pada tahun 2015. Untuk PDRB Atas Dasar Harga Konstan juga
mengalami peningkatan hingga mencapai angka 82,3 triliun rupiah.

Berdasarkan harga berlaku dengan migas, terdapat tiga sektor yang memberikan sumbangan
terbesar adalah sektor industri pengolahan, diikuti oleh sektor konstruksi perdagangan besar
dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor meningkat sebesar 1,26%. Sedengakan sektor
industri pengolahan dan konstruksi menurun masing-masing 0,31% dan 1,13%.

Anda mungkin juga menyukai