Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS POTENSI WILAYAH KOTA MAKASSAR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Wilayah (ABKA522)

Dosen Pengampu:

Dr. Nasruddin, S.Pd., M.Sc.


Dr. Rosalina Kumalawati, M.Si

Disusun Oleh:
Muhammad Donny Chandra (1710115110013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
1.1 LATAR BELAKANG

Potensi wilayah berkaitan dengan kebermanfaatan sumber daya bagi


wilayah bersangkutan atau dalam kaitan dengan hubungan antarwilayah.
Potensi wilayah adalah kemampuan suatu daerah yang berupa sumber daya
yang bisa digunakan, dieksploitasi dan diambil manfaatnya untuk
dikembangkan secara lebih lanjut sehingga bisa meningkatkan dan
menciptakan kemampuan wilayah yang memadai (Sujali: 1989).
Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di Indonesia dan
terbesar di Kawasan Timur Indoensia memiliki luas areal 175,79 km 2 dengan
penduduk 1.112.688, sehingga kota ini sudah menjadi kota Metropolitan.
Kotamadya ini terletak pada Koordinat: 5°8′LU 119°25′BT / 5,133°LS
119,417°BT, di pesisir barat daya pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat
Makassar. Sebagai pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia, Kota
Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan
industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan
penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan
dan kesehatan.
Kota Makassar mempunyai kedudukan strategis sebagai pusat
pelayanan dan pengembangan di Provinsi Sulawesi Selatan bahkan sebagai
pusat pelayanan bagi Kawasan Indonesia Timur. Hal tersebut mempunyai
konsekuensi bagi Pemerintah Kota Makassar dalam mengelola berbagai
potensi yang ada serta mengatasi kendala dan tantangan yang dihadapi.
2.1 PEMBAHASAN

Kota Makassar mempunyai 6 kegiatan potensi wilayah yang dapat


dikembangkan, antara lain:
1) Industri pengolahan
2) Listrik, gas, air bersih
3) Konstruksi
4) Perdagangan, hotel, restoran
5) Pengangkutan, komunikasi
6) Keuangan, persewaan, jasa perusahaan

A. Topografi
Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2
(datar) dan kemiringan lahan 3-15 (bergelombang) dengan hamparan
daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 m dari permukaan
laut. Dari kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami
genangan air pada musim hujan, terutama pada saat turun hujan
bersamaan dengan naiknya air pasang. Secara umum topografi Kota
Makassar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
1) Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai
2) Bagian Timur dengan topografi berbukit seperti di Kelurahan Antang,
Kecamatan Panakukang.
Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur
Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan di
Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala, Panakkukang, dan
Rappocini.

B. Geologi
Jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Kota Makassar terdiri dari:
1) Tanah Inceptisol (terdapat hampir seluruh wilayah Kota Makassar)
2) Tanah Ultisol (cocok untuk penanaman hutan)

C. Hidrologi
Kota Makassar adalah kota yang letaknya berada dekat dengan pantai,
membentang sepanjang koridor Barat dan Utara, lazim dikenal sebagai
kota dengan ciri “Waterfront City”, di dalamnya mengalir beberapa sungai
yamg kesemuanya bermuara ke dalam kota (Sungai Tallo dan
Jeneberang,). Dari dua sungai besar yang mengalir di dalam kota secara
umum kondisinya belum banyak dimanfaatkan, sudah banyak hasil
penelitian yang dilakukan terhadap sungai-sungai ini dimulai dari rencana
bagaimana menjadikan sungai-sungai ini sebagai daerah objek wisata
hingga pada rencana bagaimana menjadikannya sebagai jalur alternatif
baru bagi transportasi kota.

D. Klimatologi
Berdasarkan keadaan cuaca serta curah hujan, Kota Makassar
termasuk daerah yang beriklim sedang hingga tropis.

E. Energi
Kebutuhan energi di Kota Makassar mengalami peningkatan yang
cukup tinggi sementara pertumbuhan energi tidak sebanding dengan
kebutuhan penduduk. Tingginya permintaan penggunaan listrik dan air
bersih di Kota Makasar menyebabkan banyak calon pelanggan harus
menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan pelayanan sambungan
baru. Listrik dan air memegang peranan yang sangat vital dalam kemajuan
pembangunan baik untuk rumah tangga, perkantoran maupun industri.
F. Perdagangan
Sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan dan juga sebagai pintu
gerbang keluar masuknya barang perdagangan di Sulawesi Selatan, maka
sektor perdagangan menjadi sumber perekonomian utama Kota Makassar.
Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi yang
memberikan kontribusi terbesar pada perekonomian Kota Makassar.

G. Industri dan Pengolahan


Industri dan pengolahan makanan dan minuman memberikan
kontribusi terbesar pada sektor industri. Ada 6 subsektor industri
pengolahan, yaitu:
1) Industri pengolahan makanan dan minuman memberikan nilai tambah
terbesar yaitu Rp.175.565,877 juta atau sekitar 45,17%
2) Industri barang kayu dan barang dari kayu, menyumbang
Rp.29.272,887 juta atau sekitar 7,53%
3) Industri tekstil pakaian jadi, menyumbang Rp.22.991,870 juta atau
sekitar 5,92%
4) Industri kertas dan barang dari kertas, menyumbang Rp.226.800 juta
atau sekitar 0,06%
5) Indusri barang-barang dari logam mesin, menyumbang Rp.11.420.309
juta atau sekitar 2,94%
6) Industri pengolahan lainnya, menyumbang 38,38%

H. Hotel dan Pariwisata


Jumlah hotel di Kota Makassar pada tahun 2013 sudah mencapai 314
hotel. Di Kota Makassar, ada beberapa tempat wisata yang cukup menarik
untuk dikunjungi antara lain Trans Studio, Pantai Akkarena, Pulau
Kayangan, Pulau Samalona, Tanjung Bayang, Tanjung Merdeka, Bugis
Water Park, Museum Lagaligo, dan Pantai Losari. Trans Studio (Indoor
Theme Park terbesar di dunia) memberikan daya tarik bagi pariwisata
Kota Makassar dan sebagai tempat hiburan yang memberikan kontribusi
yang cukup besar. Jumlah pengunjung

I. Konstruksi
Jumlah perusahaan kontruksi terus bertambah seiring dengan pesatnya
pembangunan fisik di Kota Makassar. Sektor konstruksi menciptakan nilai
tambah pada perekonomian Kota Makassar.
J. Pertanian dan Perikanan
Produksi tanaman pertanian khususnya sayur-sayuran, pada tahun
2013 yaitu kacang panjang sebanyak 152,66 ton, lombok 63,17 ton, sawi
sebanyak 51,18 ton, terong sebanyak 24,57 ton, tomat sebanyak 42,69 ton,
ketimun sebanyak 122,07 ton, kangkung sebanyak 300 ton, dan bayam
sebanyak 60,67 ton.
Kota Makassar mempunyai garis pantai 52,8 km dan lima pulau
mempunyai potensi perikanan yang cukup besar bila dikelola dengan baik.
Potensi perikanan Kota Makassar mengalami fluktuasi beberapa tahun
terakhir, yaitu perikanan laut tahun 2011 produksinya sebanyak 9.373,4
ton, tahun 2012 sebanyak 11.923,90 ton. Sementara untuk peternakan
jumlah sapi sebanyak 2.843 ekor, kerbau sebanyak 421 ekor, kuda
sebanyak 65 ekor, dan kambing sebanyak 7.892 ekor pada tahun 2013.

K. Kependudukan
Penduduk Kota Makassar didominasi oleh penduduk muda/dewasa.
Hal ini tidak terlepas dari keberadaan Kota Makassar sebagai Ibu Kota
Provinsi Sulawesi Selatan yang menyediakan sarana pendidikan
khususnya perguruan tinggi yang cukup banyak disertai dengan berbagai
jenis jurusan pendidikan yang tersedia sehingga menjadi salah satu kota
tujuan alumni SLTA di bagian timur Indonesia untuk melanjutan
pendidikan pada jenjang perguruan yang lebih tinggi. Demikian juga
karena Kota Makassar berkembang cukup pesat sehingga menjadi
alternatif penduduk usia muda/dewasa untuk tempat mencari pekerjaan.

L. Ketenagakerjaan
Penduduk Kota Makassar sebagian bekerja di sektor perdagangan,
rumah makan, dan hotel. Pada tahun 2012 penduduk yang bekerja di
sektor perdagangan, rumah makan dan hotel sebesar 31,96%. Pertanian,
perikanan dan kehutanan sebesar 0,47%. Jasa kemasyarakatan, sosial, dan
perorangan sebesar 33,96% dan lainnya sebesar 25,05%.
M. Analisis SWOT Kota Makassar
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunities (peluang), Threats (tantangan). Analisa
SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran).
1. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal berpengaruh terhadap kinerja
pembangunan yang secara umum dapat dikendalikan secara langsung.
Untuk mengoptimalkan kekuatan dan menganalisa kelemahan dalam
menunjang perumusan kebijakan, program dan pelaksanaan kegiatan.
a) Kekuatan
 Potensi SDM yang memadai
 Potensi SDA, khususnya kelautan dan perikanan yang
memadai
 Letak geografis wilayah yang strategis dan sebagai ibukota
provinsi
 Investor asing tertarik dengan wilayah Makassar
 Tersedianya infrastruktur sosial ekonomi yang memadai
 Potensi usaha perdagangan dan jasa yang memadai
 Potensi modal transportasi yang memadai
b) Kelemahan
 Pemerataan pelayanan pendidikan, kesehatan dan lapangan
kerja belum memadai
 Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan belum dikelola
secara optimal
 Kebersihan dan keindahan kota belum memadai
 Kualitas SDM di bidang industri dan jasa masih rendah
 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk
mendukung Pendapatan Asli Daerah (PAD) belum memadai
 Struktur ekonomi terutama keterkaitan antar bidang lapangan
usaha masih lemah dan rentan terhadap persaingan global
 Pelayanan publik belum maksimal
 Daya saing produk unggulan kota seperti pariwisata yang
masih lemah
 Adanya ketergantungan pada investor asing
 Partisipasi masyarakat dalam pembangunan belum optimal
2. Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal dalam hal ini yang dimaksud adalah
faktor lingkungan yang dapat berpengaruh pada kinerja pembangunan
daerah dan secara umum tidak dapat dikendalikan, disatu sisi
merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan dan pada sisi lain
merupakan tantangan yang harus dihadapi.
a) Peluang
 Posisi Kota Makassar sebagai salah satu pusat perdagangan
dan jasa di Kawasan Timur Indonesia (KTI)
 Terbukanya perdagangan bebas yang memungkinkan produk
unggulan Kota Makassar mendapatkan pasar yang lebih luas
 Otonomi yang luas memungkinkan pemerintah daerah
mengembangkan, mengelola dan meningkatkan daya saing
daerah
 Aksessibilitas Kota Makassar yang terbuka untuk
interkoneksitas regional, nasional dan internasional.
 Adanya kerjasama antar daerah khususnya dalam kawasan
Maros, Makassar, Sungguminasa dan Takalar
(MAMMINASATA) yang mendukung pengembangan daerah
dan kegiatan ekonomi antar daerah
b) Tantangan
 Persaingan yang tinggi di pasar global menuntut peningkatan
daya saing produk
 Kuatnya daya saing tenaga professional yang memasuki pasar
kerja Nasional dan Daerah
 Kecenderungan global yang makin memerlukan pentingnya
penerapan asas keberlanjutan dalam pembangunan
 Sumber daya finansial dan tenaga kerja professional mudah
mengalir ke luar daerah
 Arus informasi global mudah mempengaruhi perilaku dan
tatanan kehidupan masyarakat
 Campur tangan investor asing dalam mengelola bisnis di
bidang properti terlalu besar sehingga menghambat
kemandirian perekonomian Kota Makassar
3.1 KESIMPULAN

Kota Makassar memiliki banyak sekali potensi wilayah mulai dari


bisnis properti, perdagangan dan jasa serta pariwisata yang memiliki potensi
yang sangat besar apabila dikelola dengan baik. Sesuai fengan visi Kota
Makassar yakni “Mewujudkan Kota Dunia untuk Semua, Tata Lorong
Bangun Kota Dunia” diperlukan strategi yang tepat untuk mewujudkan visi
tersebut secara tepat sasaran.

Kota Makassar mempunyai 6 kegiatan potensi wilayah yang dapat


dikembangkan, antara lain:
1) Industri pengolahan
2) Listrik, gas, air bersih
3) Konstruksi
4) Perdagangan, hotel, restoran
5) Pengangkutan, komunikasi
6) Keuangan, persewaan, jasa perusahaan

Dan melalui analisis SWOT, terdapat strategi-strategi pengembangan


potensi wilayah dilihat dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunity (peluang), dan Threath (ancaman/tantangan). Adapun strategi-
strategi tersebut secara garis besar ada 3 faktor utama, yaitu:
1) Membangun infrastruktur
2) Meningkatkan kualitas SDM sebagai objek pembangunan
3) Perlunya peran utama pemerintah dalam menciptakan iklim bisnis yang
kondusif
DAFTAR PUSTAKA

http://wikipedia.com/Kota_Makassar.html.

Ghozali, Ahmad. 2012. Faktor Utama Peningkatan Daya Saing Perkotaan. Diambil
dari:
http://www.academia.edu/9735654/FAKTOR_UTAMA_DALAM_PENINGKATAN
_DAYA_SAING_PERKOTAAN (27 Mei 2018)

Kharuddin, Ashari. 2013. Analisis Potensi Wilayah Kota Makassar. Diambil dari:
http://ashariacca.blogspot.co.id/2013/07/analisis-potensi-wilayah-kota-makassar.html
(27 Mei 2018)

Juniarti, Rini. 2015. Analisis Potensi Wilayah Kota Makassae. Diambil dari:
http://rhiinyyjune.blogspot.co.id/ (27 Mei 2018)

Anda mungkin juga menyukai