Anda di halaman 1dari 156

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Modul
Modul Pembelajaran ini merupakan Modul Pembelajaran mapel Sejarah
Indonesiauntuk kelas X semester gasal tahun pelajaran 2020/2021. Modul ini
disusun berdasarkan Kurikulum 2013 Revisi tahun 2016. Modul ini membahas
menganai tujuh Kompetensi Dasar dalam semester gasal. Balajar adalah suatu
aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam
konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut
pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan
dengan pengalaman (eksperince). Pengalaman yang terjadi berulang kali
melahirkan pengetahuan (kenowlede) atau a body of knowlede. Definisi ini
merupakan definisi umum dalam pembelajaran sains secara konvensional dan
beranggapan bahwa pengetahuan sudah tersentak dialam, tinggal bagaimana
siswa atau pembelajar bereksplorasi, menggali dan menentukan kemudian
memungutnya untuk memperoleh pengetahuan (Sumani, 2011:9).
Hakikatnya manusia itu belajar sepanjang hayat, artinya manusia akan terus
belajar sepanjang hidupnya dengan melalui tiga proses, pertama manusia
memperoleh informasi baru baik didapat dari sebuah instansi (sekolah), keluarga
atau lingkungan. Kedua, transformasi informasi. Ketiga, menguji relevansi dan
ketepatan pengetahuan.
Manfaatkanlah waktu yang ada sebaik-baiknya. Jika peserta didik menemui
kesulitan dalam mempelajari modul ini diskusikanlah dengan teman-temanmu
atau minta bantuan pada Gurumu. Untuk lebih memudahkan peserta didik dalam
mempelajari modul ini, peserta didik dapat melakukan pengamatan mengenai
peninggalan-peninggalan agama islam dan peserta didik dapat juga baca buku-
buku Sejarah Indonesia SMA/MA/SMK/MAK pada kompetensi dasar yang sama
dengan modul yang sedang peserta didik pelajari ini (jika ada).

1
Selamat belajar, semoga sukses.
B. Kompetensi Inti
1. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitifsesuai
dengan bidang dan lingkup kajian Sejarah Indonesia pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
2. KI.4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kajian Sejarah Indonesia Menampilkan kinerja di bawah
bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
kompetensi kerja.Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan
menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah dan mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah peengawasan langsung. Menunjukan ketrampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerakan mahir, menjadikan gerak alami
dalam ranah konkret yang terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta apu elaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
C. Kompetensi Dasar

NO KOMPETENSI DASAR
1 3. 1 Memahami konsep dasar sejarah (berpikir kronologis, diakronik,
sinkronik, ruang dan waktu, serta perubahan dan keberlanjutan)
4. 1 Menyajikan hasil pemahaman tentang konsep dasar sejarah (berpikir
kronologis, diakronik, sinkronik, ruang dan waktu, serta perubahan dan
berkelanjutan)
2 3. 2 Menganalisis kehidupan manusia dan hasil-hasil budaya masyarakat Pra
Aksara Indonesia
4. 2 Menyajikan informasi mengenai manusia dan hasil-hasil budaya
khususnya masyarakat Pra Aksara Indonesia

2
3 3. 3 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan
kebudayaan Hindu dan Buddha serta pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia (pemerintahan, budaya)
4.3. Mengolah informasi tentang berbagai teori masuknya agama dan
kebudayaan Hindu dan Buddha serta pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia (pemerintahan, budaya)
4 3. 4 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan
kebudayaan Islam serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat
Indonesia (ekonomi, pemerintahan, budaya)
4. 4 Menyajikan hasil analisis berbagai teori tentang proses masuknya agama
dan kebudayaan Islam serta pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia (ekonomi, pemerintahan, budaya
5 3. 5 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa
Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia
4. 5 Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan
penjajahan Bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke
Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah)
6 3. 6 Menganalisis dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan
pada masa penjajahan bangsa Eropa, lahirnya pergerakan nasional dan
peristiwa sumpah pemuda
4. 6 Menalar dampak politik,budaya, sosial, ekonomi,dan
pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa, lahirnya pergerakan
nasional dan peristiwa sumpah pemuda, dan menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah

D. Petunjuk Penggunaan Modul


Sebelum menggunakan Modul ini terlebih dahulu peserta didik baca petunjuk
mempelajari modul berikut ini:
1. Pelajarilah modul ini dengan baik. Mulailah mempelajari materi pelajaran
yang ada dalam Modul di setiap kegiatan pembelajaran hingga Peserta didik
dapat menguasainya dengan baik;
2. Lengkapilah setiap bagian aktivitas dan tugas yang terdapat dalam modul ini
dengan semangat dan gembira. Jika mengalami kesulitan dalam
melakukannya, catatlah kesulitan tersebut pada buku catatan untuk dapat
mendiskusikannya bersama teman, menceritakannya kepada orang tua, atau
dapat menanyakannya langsung kepada Bapak/Ibu Guru pada saat jadwal
kegiatan pembelajaran berlangsung;

3
3. Lengkapi dan pahamilah setiap bagian dalam rangkuman sebagai bagian dari
tahapan penguasaan materi modul ini;
4. Kerjakan bagian Tes Formatif pada setiap bagian Kegiatan Belajar sebagai
indikator penguasaan materi dan refleksi proses belajar pada setiap kegiatan
belajar. Ikuti petunjuk pengerjaan dan evaluasi hasil pengerjaannya dengan
seksama;
5. Jika Peserta didik telah menguasai seluruh bagian kompetensi pada setiap
kegiatan belajar, lanjutkan dengan mengerjakan Tes Akhir Modul secara
sendiri untuk kemudian dilaporkan kepada Bapak/Ibu Guru;
6. Gunakan Daftar Pustaka dan Glosarium yang disiapkan dalam modul ini
untuk membantu mempermudah proses belajar.

4
BAB II

PEMBELAJARAN

Kegiatan Belajar 1 : Konsep Dasar Sejarah


A. Identitas Modul
1. Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Bawang
2. Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
3. Kelas / Semester : X / Gasal
4. Tahun Pelajaran : 2020/2021
5. Materi Pokok : Konsep Dasar Sejarah
6. Alokasi Waktu : 9 JP (3 pertemuan x 3JPx45 menit)
B. Kompetensi Dasar

3. 1 Memahami konsep dasar sejarah (berpikir kronologis, diakronik, sinkronik,


ruang dan waktu, serta perubahan dan keberlanjutan)
4.1. Menyajikan hasil pemahaman tentang konsep dasar sejarah (berpikir
kronologis, diakronik, sinkronik, ruang dan waktu, serta perubahan dan
berkelanjutan)
C. Capaian Pembelajaran
1. Melalui pembelajaran peserta didik mampu memahami konsep dasar sejarah
(berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang dan waktu, serta perubahan
dan keberlanjutan) dengan berpikir kritis
2. Melalui pembelajaran peserta didik mampu menyajikan hasil pemahaman
tentang konsep dasar sejarah (berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang
dan waktu, serta perubahan dan berkelanjutan) dengan benar
D. Materi
1. Konsep dasar sejarah

Dalam kehidupan sehari – hari kita sering mengenal kata sejarah. Kata sejarah
sering dipahami oleh masyarakat secara umum sebagai sesuatu hal yang berkaitan
dengan masa lampau. Apabila orang ingin mengetahui bagaimana kehiduan masa
lalinyamaka orang akan membicarakan sekajarh kehidupanya. Misalnya, dalam

5
ruang lingkup yang lebih kecil, terdapat kelompok masyarakat falam perayaan-
perayaan tertuntu selalu mengungkap sejarah keluarganya. Berikut ini penjelasan
mengenai konsep dasar sejarah.

a. Pengertian sejarah

Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun
berdasarkan peninggalan – peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan –
peninggalan tersebaut disebut sumber sejarah. Dalam bahasa inggris, kata
sejarah disebut history, artinya masa lampau, masa lampau umat manusia.
Dalam bahasa arab disebut sajaratun (syajaroh), artinya pohon danketurunan.
Jika kita membaca silsilah raja – raja akan tampak seperti gambar pohon fari
sederhana dan berkembang menjadi besar, maka sejarah dapat diartikan silsilah
keturunan raja – raja berarti peristiwa pemerintaan keluarga raja pada masa
lampau. Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut istoria, yang berarti belajar.
Jadi, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa,
kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam kehidupan uamt manusia. Dalam
bahasa jerman, kata sejarah disebut geschichte yang artinya sesuatu yang telah
terjadi, sesuatu yang terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia.

Para ahli sejarah (disebut juga sejarawan) pun masih berbeda pendapat
mengenai definisi sejarah. Namun, perbedaan diantra mereke tak mencolok,
tidak kontras satu sama lain. Ada benang merah yang menghubungakan
pendapat – pendapat mereka satu sama lain, berikut ini beberapa definisi sejarah
menurut para ahli, antara lain:

1) Edward haller Carr


Sejarah adalah suatu proses interaksi serba terus antara sejarawan dengan
fakta – fakta yang ada padanya atau suatu dialog tiada henti – hentinya
antara masa sekarang dengan masa silam.
2) W. J. S. Purwadarminta

6
Dalam bukunya yang berjudul kamus besar umum bahasa Indonesia, ia
mengutarakan tiga pengertian sejarah sebagai berikut:
1) Kesustraan lama, silsilah, dan asal – usul.
2) Kejadian dan peristiwa yang benar – benar terjadi pada masa lampau.
3) Ilmu pengetauan, cerita pelajaran tentang kejadian, dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau.
3) R. Muh. Ali
Dalam bukunya, pengantar ilmu sejarah Indonesia, menegaskan kata sejarah
mengandung ati sebagai berikut:
1) Sejumlah perubahan – perubahan, kejadian – kejadian, dan periatiwa-
peristiwa dalam kenyataan sekitar kita.
2) Cerita tentang perubahan – perubahan ,kejadian – kejadian, dan
peristiwa yang merupakan realitas tersebut.
3) Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan – perubahan, kejadian –
kejadian, dan peristiwa – peristiwa yang merupakan realitas tersebut.
4) Muhammad Yamin
Muhammad Yamin menyatakan bahwa sejarah adalah suatu ilmu
pengetahuan yang disusun atas hasil penyeladikan beberapa peristiwa yang
dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan. Kesimpulan yang dapat kita
nyatakan dari pengertian di atas yaitu sejarah adalah studi tentang kehidupan
masyarakat yang senantiasa mengalami perubaha. Perubahan-perubahan
yang terjadi dalam hidup manusia akan memberikan pelajaran bagi
kehidupan manusia kelak. Ada tiga aspek dalam sejarah, yaitu masa lampau,
masa kini, dan masa yang akan datang. Masa lampau dijadikan titik tolak
untuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran
tentang nilai moral. Pada masa kini, sejarah akan dapat dipahami oleh
generasi penerus dari masyarakat yang terdahulu sebagai suatu cermin untuk
menuju kemajuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Peristiwa yang terjadi pada masa lampau akan memberi kita
gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaanya di masa lampau,

7
sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa peristiwa atau
kejadian akan tercatat dalam sejarah. Sebagai peristiwa yang sudah terjad,
tentu sejarah memiliki unsur – unsur pendukung. Ada tiga unsur penting
dalam sejarah, yaitu:
a) Manusia, peristiwa yang dikaji dalam sejarah adalah peristiwa yang
menyangkut tentang perilaku manusia sehingga manusia menjadi unsur
pokoknya.
b) Waktu, sejarah menyangkut tentang kapan peristiwa itu terjadi karena
peristiwa sejarah hanya sekali terjadi.
c) Ruang, sejarah terkait dengan tempat terjadinya peristiwa yang akan
menjadi bukti nyata dari suatu peristiwa, misalnya Monumen Lubang
Buaya.
b. Pengertian Ilmu Sejarah
Sejarah dan ilmu sejarah harus dibedakan. Sejarah adalah peristiwa
di masa lampau dengan wilayah dan waktu tertentu, sedangkan ilmu sejarah
merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau tersebut. Menurut
Dr. Roeslan Abdulgani, ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan
perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lalu beserta kejadian-
kejadiannya dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil
penelitiannya dan penentuan keadaan sekarang serta arah progres masa
depan.
Ilmu sejarah hanya sekedar membatasi sasaran dan penyelidikan
dalam meneropong masa lampau. Ilmu sejarah tidak bisa berdiri sendiri
karena harus dibantu oleh beberapa ilmu sosial. Ilmu sosial dapat
menghidupkan suatu peristiwa masa lampau sehingga hampir sesuai dengan
peristiwa yang sebenarnya.
c. Konsep Manusia dalam Sejarah
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam bahasa
Latin, individu berasal dari kata individuum, artinya yang tidak terbagi.

8
Dalam bahasa Inggris, individu berasal dari kata in dan divied. Kata in salah
satunya mengandung pengertian tidak dan divied artinya terbagi. Jadi,
individu artinya tidak terbagi atau suatu kesatuan.
Manusia di dalam peristiwa sejarah menjadi sentral, ibarat peran.
Oleh karena itu, manusia sangat menentukan di dan Sejarah di sini adalah
sejarah manusia, bukan alam atau bikaji pun adalah peristiwa yang terkait
dengan manusia. Peristiwa yang dikaji pun adalah peristiwa yang terkait
dengan manusia.peristiwa itu bisa sederhana, tergantung akal manusia
dengan lingkungan yang ada.
d. Konsep Waktu dalam Sejarah
Waktu merupajan salah stu konsep dasar sejarah. Waktu merupakan
unsur penting dari sejarah, yaitu kejadian masa lalu. Konsep waktu dalam
sejrah mempunyai arti kelangsungan dan stuan atau jangka berlangsungnya
perjalan waktu. Kelangsungan waktu atas kesadaran manusia terhadap waktu
terbagi menjadi tiga yaitu waktu yang lalu, waktu sekarang, waktu yang akan
datang dalam satu kontinuitas.
e. Konsep Ruang dalam Sejarah
Ruang (dimensi special) merupakan tempat terjadinya berbagai
peristiwa, baik peristiw alam maupun peristiwa social dan peristiwa sejarah
dalam proses perjalan waktu. Ruang merupakan unsur penting yang harus
ada dalam sejarah. Apabila diibaratkan dengan sebuah pertunjukan, ruang
mrupakan panggung ketika peristiwa sejarah berlangsung. Ruang atau
tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah terkait dengan unsur geografis.
Namun ruang atau tempat tersebut bukanlah ruangan yang steril. Setiap
komuntias yang mendiami suau kawasan memliki pola piker, dan sistem
budaya yang mereka miliki dari pendahuluanya. Dengan demikian, kisah
sejarah manusia merupakan proses interaksi dengan jehidupan social,
budaya, politik, dan ekonomi pada suatu ruang atau tempat tertentu. Hal
tersebutlah diantarnya yang menyebabkan setiap sejarah bersifak unik.
2. Manusia Hidup dalam Perubahan dan keberlanjutan

9
Selain membahas manusia atau masyarakat. Sejarah juga melihat hal lain
yaitu waktu. Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.
Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut
Kuntowijoyo, terdapat empat konsep manusia hidup dalam perjalanan, yaitu
perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan.
a. Konsep Perkembangan dalam Ilmu Sejarah
Secara teoritis perkembangan dapat diartikan sebagai suatu kejadian
yang berturut turut dalam masyarakat yang bergerak dari satu bentuk yang
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Dalam perkembangan ini, tidak
ada pengaruh luar yang menyebabkan pergeseran. Misalnya perkembangan
suatu kota yang berasal dari suatu desa. Desa yang semula dihuni oleh
penduduk yang sangat terbatas jumlahnya. Perkembangan desa tersebut
disebabkan oleh adanya pembentukan lembaga-lembaga baru yang
berpengaruh terhadap dinamika desa itu.
b. Konsep keberlanjutan/kesinambungan dalam Ilmu Sejarah
Kesinambungan terjadi apabila suatu masyarakat baru hanya
melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Misalnya kolonialisme
merupakan salah satu periode dalam sejarah Indonesia. Keberlangsungan
kolonialisme salah satu sebabnya yaitu praktik-praktik yang pernah
dilakukan pada masa prakolonial. Sebelum ne kehidupan patrimonial sudah
berlangsung. Raja selalu mendapatkan upeti daerah-daerah taklukan. Selain
itu, rakyat memiliki kewajiban untuk melaksanakan perintah raja. Rakyat
wajib bekerja kepada raja dan para bangsawan tanpa upah. Fenomena
patrimonial ini ternyata dilanjutkan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Pemerintah kolonial meminta upeti kepada raja-raja.
c. Konsep Pengulangan dalam Ilmu Sejarah
Pengulangan dalam ilmu sejarah merupakan peristiwa yang pernah
terjadi pada masa lampau dan terjadi kembali pada masa berikutnya,
misalnya berakhir pada masa Orde Lama dan Orde Baru. Orde Lama
berakhir ke adanya krisis politik, krisis ekonomi, dan demonstrasi dari

10
berbagai berbagai lapisan masyarakat khususnya mahasiswa. Fenomena ini
pun terjadi pula pada masa berakhirnya kekuasaan Orde Baru.
d. Konsep Perubahan dalam Ilmu Sejarah
Sedangkan dikatakan perubahan apaibla dalam masyarakat terjadi
perkembangan secara besar – besaran dalam waktu yang relative singkat.
Perubahan terjadi karena adanya pengaruh dari luar. Dinamika yang terjadi
dalam perubahan adalah adanya perkembangan besar – besaran dan wakru
yang relative singkat. Perubahan biasanya terjadi karwna pengaruh dari luar.
Misalnya, dalam sejarah Indonesia lahirnya kaum pelajar menjadi penggerak
gagasan nasionalisme di Indonesia pada awal abad ke 20. Kelahiran
kelompok terpelajar tersebut merupakan dampak dari penyelenggaraan
pendidikan ang dilakukan oleh pemerintah colonial Belanda terhadap kaum
pribumi.
3. Unsur – Unsur Sejarah

Di salam ilmu sejarah, sejarah harus memiliki beberapa unsur, seperti


generalisasi, diakronik, sinkronik, periodisasi, dan kronologi. Kelima unsur tersebut
harus ada dalam sejarah karena hal tersebut manjadi ilmu sejarah berbeda dengan
ilmu social lainya.

1. Generalisasi
Generalisasi adalah pekerjaan menyimpulkan dari khusus ke umum.
Generalisasi sangat diperlukan dalam sejarah karena memiliki tujuan
melakukan saintifikasi dan simplifikasi. Saintifikasi mengandung arti bahwa
sejarah juga memerlukan penyimpulan umum. Generalisasi sejarah sering
dipakai untuk mengecek teori yang lebih luas. Alasannya, teori di tingkat
yang lebih sempit. Misalnya, Marxisme berpendapat bahwa semua revolusi
adalah perjuangan kelas. Ini merupakan teori di tingkat lebih luas yang
mula-mula dipakai untuk menganalisis Revolusi Prancis, kemudian dipakai
untuk hampir semua revolusi.
2. Diakronis

11
Diakronis berasal dari kata diachronich, terdiri atas dua kata, yaitu
dia dalam bahasa Latin, artinya melalui atau melampaui, dan kata chronicus
artinya waktu. Diakronis, artinya memanjang dalam waktu, tetapi terbatas
dalam ruang. Berpikir diakronis adalah berpikir kronologis (urutan) dalam
menganalisis sesuatu. Melalui pendekatan diakronis sejarah mementingkan
proses, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat
tertentu, dari waktu A sampai waktu B.
Ciri-ciri berpikir diakronis dalam sejarah adalah sebagai berikut.
a. Konsep berpikir kronologis atau diakronis dalam mempelajari
kehidupan sosial secara memanjang berdimensi waktu.
b. Dalam konsep berpikir diakronis memandang masyarakat sebagai
sesuatu yang terus bergerak dan memiliki hubungan kausalitas atau
sebab akibat
c. Menguraikan proses transformasi yang terus berlangsung dari waktu ke
waktu kehidupan masyarakat secara berkesinambungan.
d. Menguraikan kehidupan masyarakat secara dinamis.
e. Digunakan dalam ilmu sejarah.
3. Sinkronis
Pengertian berpikir sinkronis dalam sejarah adalah mempelajari
(mengkaji) struktur (karakter) suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu
tertentu atau dibatasi oleh waktu. Biasanya metode penelitian yang
digunakan dalam ilmu sinkronis hanya bersifat kontemporer, hanya bisa
dipakai pada tahun itu saja.
Ciri-ciri berpikir sejarah secara sinkronis, antara lain sebagai berikut
a. Mengamati kehidupan sosialnya secara meluas berdimensi ruang.
b. Memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang
terstruktur dan saling berkaitan antara satu unit dan unit yang lainnya.
c. Dalam menguraikan kehidupan masyarakat secara deskriptif dengan
menjelaskan bagian demi bagian.

12
d. Menjelaskan struktur dan fungsi dari masing-masing unit dalam kondisi
statis.
4. Periodisasi
Periodisasi atau pembabakan waktu adalah salah satu proses
strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak
zaman atau periode. Peristiwa peristiwa masa lampau yang begitu banyak
dibagi-bagi dan dikelompokkan menurut unit, atau bentuk sehingga
membentuk satu kesatuan waktu tertentu. Periodisasi atau pembagian
babakan waktu merupakan inti cerita sejarah
Adapun tujuan dari pembabakan, antara lain memudahkan
pengertian, melakukan penyederhanaan, mengetahui peristiwa sejarah secara
kronologis, memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan, dan
memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah
5. Kronologi
Kronologi sejarah adalah penyusunan peristiwa menurut atau sesuai
urutan kejadian yang didasarkan pada urutan waktu. Tujuan kronologi
adalah untuk menghindari anakronisme atau kerancuan waktu dalam sejarah.
Dengan memahami konsep kronologi. peristiwa-peristiwa sejarah yang
terjadi di masa lalu dapat direkonstruksi kembali secara tepat berdasarkan
urutan waktu terjadinya. Dengan bantuan konsep kronologi, kita juga dapat
melihat kaitan sebuah peristiwa sejarah yang terjadi di belahan bumi yang
satu dengan peristiwa yang terjadi di belahan bumi yang lain. Kronologi
merupakan ilmu dasar yang sangat penting bagi ilmu sejarah karena konsep
ini menggambarkan proses sejarah, Sebuah kronologi dapat disusun
berdasarkan waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah Misalnya, hari
terjadinya atau tahun terjadinya.
4. Sejarah sebagai Ilmu, Peristiwa, Kisah, dan Seni
1. Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan (a body of
Knowledge) tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di masyarakat manusia

13
pada masa lampau yang disusun secara sistematis dan metodis berdasarkan
asas-asas, prosedur dan metode serta teknik ilmiah yang diakui oleh para
pakar sejarah. Sejarah sebagai ilmu mempelajari sejarah sebagai aktualitas
dan mengadakan penelitian serta pengkajian tentang peristiwa dan cerita
sejarah. Sejarah sebagai ilmu juga menjelaskan pengetahuan tentang masa
lalu yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan mengenai
masa lalu suatu masyarakat tertentu.
Sejarah dikatakan sebagai ilmu karena beberapa hal berikut :
a. Objek kajian sejarah ialah kejadian-kejadian di masa lalu yang
merupakan sebab akibat
b. Adanya metode sejarah yang menghubungkan bukti-bukti sejarah.
c. kisah sejarah tersusun secara sistematis dan kronologis.
d. Kebenaran fakta diperoleh dari penelitian sumber yang disusun secara
rasional dan kritik (penilaian) yang sistematis.
e. Fakta bersifat subjektif karena setiap orang melihat masa lampau dengan
cara yang berbeda.

Ada beberapa ciri ketika sejarah dikategorikan sebagai ilmu, antara lain
empiris. memiliki objek, memiliki teori, memiliki metode, dan mempunyai
generalisasi.

2. Sejarah sebagai Peristiwa


Sejarah sebagai peristiwa adalah suatu hal yang terjadi pada
masyarakat atau kehidupan umat manusia pada masa lampau. Masyarakat
manusia, peristiwa, dan masa lampau merupakan hal yang penting dalam
sejarah. Sejarah sebagai peristiwa memiliki makna yang luas serta beraneka
ragam. Keluasan dan keanekaragaman tersebut dikarenakan kehidupan
manusia yang kompleks. Kehidupan manusia memiliki berbagai aspek
kehidupan, seperti politik, ekonomi, budaya, pendidikan, hukum, dan agama.
Sebuah peristiwa yang dikatakan sebagai sejarah harus memenuhi syarat-
syarat berikut.

14
a. Peristiwa tersebut berhubungan dengan kehidupan manusia, baik
sebagai individu maupun kelompok.
b. Memperhatikan dimensi ruang dan waktu (kapan dan di mana).
c. Peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan peristiwa yang lain.
d. Adanya hubungan sebab-akibat karena adanya factor dari dalam
maupun dari luar peristiwa tersebut.
e. Peristiwa sejarah yang terjadi merupakan sebuah perubahan dalam
kehidupan

Ciri-ciri utama peristiwa sejarah, antara lain sebagai berikut.

a. Peristiwanya abadi, artinya tidak berubah-ubah atau kekal. Sebuah


peristiwa yang telah terjadi tidak akan bisa berubah atau siapa pun.
Oleh karena itu, peristiwa sejarah akan dikenang sepanjang masa.
b. Peristiwanya unik, Keunikan bisa juga mengenai individu ide atau
pemikiran, institusi dan situasi. Itulah sebabnya peristiwa sejarah
memiliki keunikan tersendiri yang akan membedakan peristiwa sejarah
satu dengan peristiwa sejarah yang lain.
c. Peristiwanya penting. Peristiwa sejarah memiliki arti dan makna
terhadap kehidupan khalayak ramai serta memiliki pengaruh besar
dalam perjalanan manusia yang menjalaninya.
3. Sejarah sebagai Seni
Sejarah sebagai seni merupakan suatu kemampuan menulis agar seni
merupakan suatu kemampuan menulis yang baik dan menarik mengenai
suatu kisah/peristiwa pada masa lalu. Sejarah sebagai seni lebih
mengedepankan nilai estetika daripada segi etika atau logika. Sentuhan-
sentuhan estetika atau keindahan diperlukan dalam penulisan sejarah dan
eksplanasinya. Menurut Kuntowijoyo, sejarah sebagai seni memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
a. Sejarah memerlukan intuisi

15
Kerja seorang sejarawan tidak cukup hanya mengandalkan
metode dan rasionalitas yang dimilikinya, melainkan juga memerlukan
intuisi yang berlangsung secara naluriah atau instingtif. Ini terjadi bukan
saja dalam tahap interpretasi ataupun historiografi, melainkan
berlangsung pada seluruh proses kerja sejarawan
b. Sejarah memerlukan imajinasi
Penggunaan imajinasi di dalam penulisan sejarah sangat penting
dalam menyusun deskripsi sejarah. Imajinasi membantu untuk mampu
membayangkan proses sejarah itu terjadi. Sekalipun tidak dapat
dilepaskan dari imajinasi, namun sejarah tetap sejarah dan bukanlah
fiksi.
c. Sejarah memerlukan emosi
Sejarah yang dibahas adalah sejarah manusia. Manusia utuh
adalah seorang pribadi yang bukan saja memiliki pikiran, namun juga
memiliki perasaan. Bercerita tentang sejarah harus mampu
menghadirkan objek ceritanya kepada pembaca atau pendengarnya
seolah-olah mereka berhadapan sendiri dengan tokoh yang diceritakan.
Sejarawan memerlukan empati (perasaan) dengan segala afeksinya,
d. Sejarah memerlukan gaya bahasa
Penulisan gaya bahasa memiliki peranan yang penting dalam
mengomunikasikan kisah atau cerita sejarah. Hasil penulisan sejarah
tersebut menarik atau tidak, tergantung pada gaya penyampaiannya.
Gaya bahasa yang baik tidak berarti menggunakan bahasa yang
berlebihan. Di dalam penulisan sejarah harus menggunakan bahasa yang
efektif. Kadang-kadang bahasa sederhana justru lebih menarik dan
komunikatif Seorang sejarawan harus mampu memberikan deskripsi
secara detail. Sejarawan harus mampu mendeskripsikan peristiwa
sejarah layaknya seorang pelukis melukis naturalis.
5. Manfaat Sejarah bagi kehidupan sehari-hari

16
Mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lalu. Namun, bukan berarti
mempelajari masa lalu tidak ada gunanya. Sering kali kita mendengar ungkapan
"Belajar dari Sejarah".
Adapun manfaat sejarah dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
1. Membina Identitas Kolektif
sebagai cermin. Sejarah memberikan gambaran kepada manusia akan
identitas diri dan jati dirinya. Mengetahui identitas diri atau jati diri sendiri
diharapkan agar setiap individu atau golongan akan melangkah sesuai
dengan identitas diri sendiri.
2. Suber Insprirasi
Inspirasi merupakan panutan ntuk dapat ditiru dan dicontoh. Dengan
membaca atau melihat tokoh – tokoh besar yang hidup di masa lampau
diharapkan generasi berikutnya dapat mencontoh perilaku positif dari
idolanya. Tindakan positif dari tokoh – tokoh besar masa lampau akan
mendororng generasi muda masa sekarang dan masa depan unuk dapat
mencontoh tokoh – tokoh besar masa lampau.
3. Memberikan pelajaran.
Dengan mempelajari sejarah, manusia dapat melihat dan menilai
peristiwa – peristiwa di masa lampau yang dianggao manjadi keberhasilan
atau kegelapan. Pelajaran masa lampau dapat dijadikan suatu hikmah.
4. Memberikan Kesadaran Waktu
Melalui sejarah, manusia akan dapat belajar cara memaknai waktu
dengan bijak, bahwa peristiwa-peristiwa masa lampau akan bermuara ke
masa kini dan masa yang akan datang.

6. Evaluasi

Pada BAB I Konsep Dasar Sejarah evaluasi pembelajaran di lakukan dengan


menggunakan Teka Teki Silang (TTS). Isilah Teka Teki Silang (TTS) di bawah ini
dengan benar!!!

17
18
Kunci Jawaban Teka Teki Silang (TTS)

19
Kegiatan Belajar 2 : Corak Kehidupan Dan Hasil-Hasil Budaya Masa
Praaksara Indonesia
A. Identitas Modul
1. Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Bawang
2. Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
3. Kelas / Semester : X / Gasal
4. Tahun Pelajaran : 2020/2021
5. Materi Pokok : Corak Kehidupan Dan Hasil-Hasil Budaya Masa
Praaksara Indonesia
6. Alokasi Waktu : 9 JP (3 pertemuan x 3JPx45 menit)
B. Kompetensi Dasar

3. 2 Menganalisis kehidupan manusia dan hasil-hasil budaya masyarakat Pra


Aksara Indonesia
4.2. Menyajikan informasi mengenai manusia dan hasil-hasil budaya khususnya
masyarakat Pra Aksara Indonesia
C. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran dalam materi ini adalah :
1. Melalui pembelajaran peserta didik mampu Menganalisis kehidupan manusia
dan hasil-hasil budaya masyarakat Pra Aksara Indonesia dengan berpikir
kritis
2. Melalui pembelajaran peserta didik mampu Menyajikan informasi mengenai
manusia dan hasil-hasil budaya khususnya masyarakat Pra Aksara Indonesia
dengan benar
D. Materi

20
APERSEPSI

Gambar 1.1 Manusia Purba


Sumber :
Gambar diatas adalah ilustrasi dari sebuah kelompok manusia purba yang
diperkirakan pernah hidup sekitar 1,5 juta tahun yang lalu di wilayah Indonesia
sekarang. Rumuskanlah beberapa pertanyaan tentang kehidupan awal manusia
purba pada saat itu.
1. ………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………………
5. ………………………………………………………………………………
Dan seterusnya
Lalu pilihlah pertanyaan tersebut dan jawablah pertanyaan tersebut berdasarkan
pengetahuan anda.
1. Sebelum Mengenal Aksara

Masyarakat Indonesia sebelum mengenal aksara sudah memiliki tradisi sejarah.


Maksud tradisi sejarah adalah bagaimana suatu masyarakat memiliki kesadaran
terhadap masa lalunya. Kesadaraan tersebut kemudian dia rekam dan diwariskan
kepada generasi berikutnya. Perekaman dan pewarisan tersebut kemudian menjadi
suatu tradisi yang hidup tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

21
Manusia purba tidak mengenal tulisan dalam kebudayaanya. Periode kehidupan
ini dikenal dengan zaman praaksara. Praaksara berasal dari dua kata yaitu pra yang
berarti sebelum dan aksara yang berate tulisan. Dengan demikian, zaman praaksara
adalah masa kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Karena belum ada
tulisan maka untuk mengetahui sejarah dan hasil – hasil kebudayaan manusia adalah
dengan melihat beberapa sisa peninggalan yang dapat kita temukan. Masa praaksara
berlagsung sangat lama hauh dari periode kehidupan manusia yang sudah mengenal
tulisan. Oleh karena itu, untuk dapat memahami perkembangan kehidupan manusia
pada zaman praaksara kita perlu mengenali tahapan – tahapanya.

Untuk menyelidiki zaman praaksara maka para sejarawan menggunakan ilmu


bantu dari disilin ilmu lain, seperti ilmu geologi, paleontropologi, paleontology,
arkeologi, biologi. Selain itu dari ilmu bantu dari disiplin ilmu lainya, zaman
praaksara kita juga dapat diselidiki dari benda – benda yang sezaman seperti fosil,
artefak, ecofak, dan ifsefak.

Dalamilmu praaksara, lapisan kulit bumi sangat bergunasebagai materi analisis


kehidupan dan umur manusia yang pernah hidup di bumi. Biasanya, pada setiap
materi lapisan terdapat peninggalan yang berupa tulang – tulang, peralatan berburu,
atau peralatan rumah tangga. Tulang belulang manusia atau hewan dan sisa
tumbuhan yang telah membatu disebut fosil. Sejarah perkembangan bumi sampai
sekarang dapay dibagi menjadi empat zaman, yaitu arkaekum, palaeozoikum,
mesozoikum, dan neozoikum.

1. Arkaekum (azoikum)
Masa arkaekum merupakan masa awal, artinya masa awal pembentukan bumi
dari inti sampai kulit bumi. Sementara itu, Azoikum (yunani: a, artinyatidak,
sedangkan zoon artinya hewan) yaitu zaman sebelum adanya kehidupan. Pada
zaman ini, kondisi bumi belum stabil, udara masih panas, kulit bumi masih dalam
pembentukan. Kondisi yang demikian tidak memungkinkan terdapat kehidupan
dibumi. Zaman ini berlangsung sekitar 2.500 juta tahun tahun yang lalu.

22
2. Palaezoikum (zaman primeer)
Palaeozoikum, artinya zaman bumi purba, maksudnya masa ketika di permukaan
bumi mulai terbentuk hidrosfer dan atmosfer. Palaeozoikum berlngasung kira –
kira 340 juta tahun yang lalu. Saat itu mulai ada tanda – tanda kehidupan dengan
munculnya organisme bersel tunggal yang kemudian berkembang menjadi
organisme bersel banyak (multiseluler). Kemudian muncullah organisme –
organisme yang memiliki organ tubuh lebih kompleks, dari jenis invertebrate
bertubuh lunak (ubur – ubur, cacing, koral), ikan tanpa rahang (landak laut,
bintang lili laut), dan beberapa hewan laut lainya. Zaman ini ditandai dengan
munculnya tumbuhan dan hewan dan berkembang pertama kali.
3. Mesozoikum
Zaman Mesozoikum disebut juga zaman sekunder (zaman kedua). Zaman
Mesozoikum berlangsung kurang lebih 140 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini,
kehidupan berkembang dengan sangat cepat. Jumlah ikan, amfibi, dan reptil
makin banyak. Reptile mencapai bentuk luar biasa besarnya, seperti dinosaurus
(panjangnya 12m)dan atlantosaurus (panjangnya 30m). fosil reptile raksasa ini
banyak ditemukan hampir diseluruh dunia. Pada masa ini, burung dan binatang
menyusui sebenarnya juga sudah ada, namun masih rendah tingkatnya.
4. Neozoikum (kainozoikum)
Neozoikum atau kainozoikum, artinya zaman baru. Zaman Neozoikum berumur
kira – kira 60 juta tahun yang lalu. Pada zaman iini keadaan bumi sudah
membaik, perubahan cuaca tidak begitu ekstrem, dan kehidupan berkembang
dengan pesat. Zaman ini menjadi dibagi menjadi zaman Tersier dan zaman
Kuarter.
a. Zaman Tersier
Setelah zaman reptile punah, terjadi perkembangan jenis kehidupan lain,
seperti munculna primate dan burung tidak bergigi berukuran besar yang
menyerupai burung unta. Sementar itu, muncul pula fauna laut, seperti ikan
dan moluska, sanagt mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Adapun

23
untuk tumbuhan berbunga terus berevolusi menghasilkan banyak varisasi,
seperti semak belukar, tumbuhan merambat, dan rumput.
b. Zaman Kuarter
Zaman kuarter berlangsung 600.000 tahun yang lalu. Pemunculan dan
kepunahan hewan dan tumbuhan terjadi silih berganti, seiring dengan
perubahan cuaca secara glibal. Zaman Kuarter dibagi menjadi kala
pleistosen dan kala Holosen. Kala Pleistosen berlangsung 600.000 tahun
yang lalu. Pada kala Pleistosen paing sedikit telah terjadi lima kali zaman es
(zaman glasial). Keadaan flora dan fauna yang hidup pada kala Pleistosen
sangat mirip dengan flora dan fauna yang mirip pada masa sekarang. Dalam
kehidupan manusia purba, pada era inilah muncul manusia purba jenis
Pitecathropus erectus.
Sedangkan kala Holosen (Alluvium) dimulai 20.000 tahun yang lalu hingga
saat ini. Pada masa ini, muncul manusia cerdas (Homo sapiens) yang oleh
sebagiaan ahli dianggap sebagai nenek moyang dari manusisa modern.
2. Mengenal Manusia Purba di Indonesia

Manusia purba atau dikategorikan sebagai manusia yang hidup pada masa
tulisan atau aksara belum dikenal, disebut juga manusia prasejarag atau Prehitoric
people. Manusia purba diperkirakan telah ad di bumi sejak 4 juta tahun yang lalu.
Untuk memenuhi kebutuhan biologisny, mereka biasa memakan buah – buahan dan
tumbuhan disediakan oleh alam. Di Indonesia banyaj ditemukan fosil tengkorak dan
tulang – belulang manusia purba. Manusia yang pernah hidup di Kepulauan
Indonesia ini banyak jenisnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para ahli,
dapatlah direkontruksi bebrapa jenis manusia purba yang pernah hidup di zaman
praaksara.

1. Meganthropus
Manusia purba jenis ini hidup pada masa Paleolikum. Meganthropus
paleojavanicus artinya manusia – jawa purba yang bertubuh besar (mega).
Manusia jenis ini diyakini merupkan makhluk tertua yang pernah hidup di tanah

24
jawa. Mereka diperkirakan hidup sekitar 1-2 jutatahun yang lalu. Fosil rahang
bawah dan rahang atas manusia purba ini ditemukan oleh Von Koenigwalg
menemukan bahwa Meganthropus ini memiliki rahang bawah tegap dan graham
yang besar, tulang pipi tebal, tonjolan kening yang mencolol dan tonjolan
belakang kepala yang tajam serta sendi – sendi yang besar. Melihat kondisi
fisiknya disimpulkan bahwa Meganthropus ini pemakan tumbuhan.
2. Pithecanthropus
Pitecanthropus artinya manusia kera, yang hidup pada zaman Paleolitikum. Fosil
pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891, yakni bagian
rahang, gigi dan sebagian tulang tengkorak. Manusia kera ini berjalan tegak
dengan dua kaki dan diperkirakan hidup pada 700.000 tahun yang lalu. Dubois
menemukan fosil Pitecanthropus di trini daerah Ngawi pada saat sungai
bengawan solo kering, kemudian fosil tersebut dinamai Pitecanthropus erectus,
artinya manusia kera yang berjalan tegak. Sekarang, nama ilmiah manusia purba
pithecanthropus erectus dikenal dengan homo erectus. Pithecanthropus memiliki
ciri – ciri tinggi badan antara 165 – 180 cm, volume otak 750 – 1300cc dan berat
badan 80 – 100kg, tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis, hidung
lebar dan tidak berdagu, berahang kuat dan gerahamnya besar, memakan berupa
tumbuhan dan hewan buruan. Pithecanthropus adalah manusia purbapertama kali
yang mengenal api sehingga terjadi perubahan pola memperoleh makanan yang
semula mengandalkan dari alam menjadi berburu ikan. Di Indonesia paling tidak
terdapat tiga jenis pithecanthropus yang ditemukan, yaitu Pithecanthropus
erectus, Pithecanthropus mojokertensis, dan Pithecanthropus soloensis.
3. Homo sapiens
Fosil jenis Homo sapiens ini pertama diteliti oleh Von Reitschoten di wajak.
Penilitian dilanjutkan oleh Eugene Dubois bersama kawan – kawan dan
menyimpulkan sebagai jenis Homo. Homo sapiens artinya “manusia sempurna” ,
baik dari segi fisik, volume otak, maupun postur badanya yang secara umum
tidak jauh berbeda dengan manusia modern. Kadang – kadang Homo sapiens
juga diartikan dengan “ manusia bijak” karena telah lebih maju dalam berpikir

25
dan menyiasati tantangan alam. Tempat – tempat penyebaran hanya di
Kepulauan Indonesia, tetapi juga di Filipina dan cina selatan.
Ciri – ciri manusia jenis Homo sapiens, antara lain :
a. Fisiknya sudah mirip dengan manusia sekarang.
b. Volume otak lebih berkembang dibandingankan Meganthropus dan
Pithecanthropus
c. Alat pengunyah, rahang, gigi, dan otot tengkuk sudah menyusut, tinggi
badan 130cm – 210cm.
d. Tonjolan kening sudah berkurang dan berdagu, mempunyai ciri ras
mongoliod dan Austromelanosoid.
e. Homo sapiens memiliki beberapa subras Mongoloid, Kaokasoid, dan
negroid.

Beberapa spesimen (penggolongan) manusia Homo sapiens dapat


dikelompokkan sebagai berikut :

a. Homo Wajakensis
Fosil Homo sapiens di Indonesia detemukan di Wajak, dekat Tulungagung, Jawa
Timur, oleh Von Reitschoten pada tahun 1889. Fosil ini merupakan fosil pertama
yang ditemukan di Indonesia, yang diberi nama Homo Wajakensis atau manusia
dari wajak. Ciri tinggi badan 130 – 210cm, berat badan 30 – 150kg, dan volume
otak 1350 – 1450cc, muka datar agak lebar, bagian mulut sedikit menonjol.
Homo Wajakensis diperkirakan hidup anta 25.000 – 40.000 tahun yang lalu. Di
Asia Tenggaraditemukan pula manusia purba jenis ini diantanya di serawak,
Filipina, dan Cina Selatan.
b. Homo soloesis
Fosil jenis Homo soloensis ditemukan oleh Ter Haar, Opper Nooth, dan G.H.R
Von Koenigswald pada tahun 1931 – 1933. Fosil tersebut di Ngandong, Blora, di
Sangiran, dan di Ssmbung Macan, Sragen. Adapun ciri – ciri Homo soloensis,
yaitu otak kecilnya lebih besar dari pada otak kecil Pithecanthropus erectus,
tengkoraknya lebih besar dengan volume berkisar 1.000 – 1.300cc, tonjolan

26
dikening agak terputus ditengah (diatas hidung), dan berbadan tegap dan
tingginya lebih 180cm.
c. Homo floreniensis
Penemuan fosil Homo florensiensis atau manuisa Liang Bua ditemukan pada
tahun 2004 oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood bersama – sama dengan Tim
dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional pada September 2003 lalu. Sisa – sisa
manusia ditemukan di sebuah gua Liang Bua oleh tim peneliti gabungan
Indonesia dan Australia. Liang Bua ila diartikan secara harfiah merupakan
sebuah gua yang dingin. Liang Bua merupakan sebuah temuan manusia modern
awal dari akhir masa pleistosen di Indonesia yang menakjubkan yang diharapkan
dapat menibak asal – usul manusia di Kepulauan Indonesia. Diperkirakan Liang
Bua merupakan situs neolitik dan paleometalik. Manusia Liang Bua mempunyai
ciri tengkorakyang panjang dan rendah, berukuran kecil, dengan volume otak
380cc. kapasitas kranial tersebut berada jauh di bawah Homo erectus (1.000cc),
manusia modern Homo sapiens (1.400cc), dan bahkan dibawah otak simpanse
(450cc).
3. Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Bebarapa penduduk aslli Kepulauan Indonesia adalah ras asli berkulit gelap dan
bertubuh kecil. Mereka mulanya tinggal di Asia bagian Tenggara. Penduduk asli
Kepulauan Indonesia tersisa dan menetap didaerah – daerah pedalaman, sedangkan
daerah pantai dihuni oleh penduduk pendatang. Berikut ini beberapa teori yang
mendasari tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia, antara lain sebagai
berikut.

1. Teori tentang Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Berikut ini beberapa teori yang membahas tentang asal usul nenek moyang
Indonesia
a. Teori Yunan
Teori yunan menyatakan bahwa asal usul nenkmoyang Indonesia berasal
dari Yunan, Tiongkok bagian selatan. Teori ini didukung oleh R. Moh. Ali

27
yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasaldari Mongol yang
terdesak oleh bangsa – bangsa yang lebih kuay sehingga bermigrasi menuju
ke selatan.
b. Teori Nusantara
Teori nusantara menyatakan bahwa asal usul bangsa indoneisa berasal dari
bangsa Indonesia sendiri, bukan dari luar. Teori ini didukung oleh
Muhammad Yamin, Gorys Keraf, dan J. Crawford.
c. Teori Out Of Taiwan
Teori out of Taiwan mengemukakan bahwa awal manusia di Asia Tenggara
(termasuk Indonesia) berasal dari Formosa (sekarang taiwana). Menurut teor
out of Taiwan, manusia yang berdiam di Taiwan melakukan migrasi menuju
Filipina bagian utara. Mereka kemudian terus bergerak ke selatan sampai
Maluku. Dari Maluku sebagian bergerak ke barat hinggga masuk ke jawa,
Sumatra, dan semenanjung Malaya. Sebagian lagi bergerak ke barat hinnga
ke timur hingga Hawaii, samoa, dan Kepulauan – kepulauan kecil di pasik.
Bahkan, ada yang menvapai amerika latin (Indian).
Seain teori – teori di atas, terdapat pendapat dari para ahli mengenai asal usul
nenek moyang bangsa Indonesia, antara lain sebagai berikut :
a. Prof. Dr. H. Kern, menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia.
Kern berpendapat bahwa bahasa – bahasa yang digunakan indonesiam,
polinesia, Melanesia, mikronesia memiliki akar akar bahasa yang sama,
yakni bahasa Austronesia. Kern menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia
berawal dari satu bahasa dan menggunakan bhasa Campa.
b. Moh. Ali, pendapatnya tidak jauh berbeda dengan dari pendapat hogen. Ia
meyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan. Pendapat ini
dipengaruhi oleh pendapat yang mengatakan bahwa bangsa Indonesia
berasal dari Mongol dan terdesak oleh bangsa – bangsa yang lebih kuat.
c. Muh. Yamin, berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari wilayah
Indonesia sendiri. Yamin bahkan menyakini bahwa ada sebagian bangsa atau
suku yang di luar negeri yang bersal dari Indonesia. Yamin mengatakan

28
bahwa temuan fosil danartefak lebih banyak dan lengkap di indinesia dari
pada daerah lainnya di asia.
d. Hogen, berpendapat bahwa bangsa yang mediami daerah pesisir melayu
bersal dari Sumatra. Bangsa melayu ini kemudian bercampur dengan bangsa
mongol yang disebut bangsa Proto melayu (melayu tua) dan Deutro Melayu
(Melayu Muda).
2. Persebaran Awal Ras Manusia di Kepulauan Indonesia
Persebaran ras di Indonesia sudah dimulai sejak zaman Es (glasial). Pada zaman
Es wilayah Indonesia bagian barat masih menyatu dengan benua Asia, sedangkan
daerah bagian timur bersatu dengan Benua Autralis. Pada masa itu trlah terjadi
penyebaran dua ras di Indonesia, yaitu ras Mongoloid dan ras Autroloid.
a. Ras Mongoloid
Ras mongoloid berasal dari daerah Asia tengah (Mongoloid). Pada zaman
Es, ras Mongoloid tersebar didaerah Indonesia bagian barat yang meliputi
pulau Sumatra, jawa, dan Kalimantan. Dengan arus persebaran dari
Mongolia menuju ke daerah – daerah Asia tenggara, seperti Vietnam, laos,
Thailand, Malaysia, Singapura selanjutnya menuju ke Indonesia bagian
barat.
b. Ras Autroloid
Ras Austroloid berpusat di Australia dan menyebar ke bagian timur
khususnya wilayah Papua/Irian Jaya. Persebaran ke wilayah ini pun
dilakukan melalui darat sebab saat itu Papua masih bersatu dengan Benua
Australia. Selanjutnya sama dengan terbentuknya Paparan Sunda maka
sebagian daratan yang menghubungkan Papua dengan Australia itu pun
terendam oleh air laut dan disebut Paparan Sahul.
Perkembangan selanjutnya, pada tahun 2000 SM mulai terjadi
migrasi/perpindahan ras dari berbagai wilayah dunia ke Kepulauan Indonesia
seperti berikut :
a. Migrasi Pertama, Ras Negroid

29
Ciri dari ras berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan berambut keriting. Ras ini
datang dari Afrika. Di Indonesia ras ini sebagian besar mendiami daerah
papua keturunan ras ini terdapat di Riau (suku Siak) dan suku Papua
Melanesold.
b. Migrasi Kedua, Ras Weddoid
Ciri ras Weddoid adalah berkulit hitam, bertubuh sedang, dan berambut
keriting. Ras ini datang dari India bagian selatan. Keturunan ras ini
mendiami Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).
c. Migrasi Ketiga, Ras Melayu Tua (Proto Melayu)
Ciri ras ini adalah berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan
berambut lurus. Ras ini termasuk dalam ras Mongoloid (subras Malayan
Mongoloid) berasal dari daerah Yunan (Asia Tengah) masuk ke Indonesia
melalui Hindia Belakang (Viet nam)/Indocina baru selanjutnya ke Indonesia
pada sekitar 1.500-500 SM. Mereka mempunyai peradaban yang lebih maju
daripada ras sebelumnya. Hal ini ditandai dengan kemahirannya dalam
bercocok tanam.
Di Indonesia ras ini menyebar melalui dua jalur sesuai jenis kebudayaan
Neolitikum yang dibawanya.
1) Jalur pertama atau jalur barat
Melalui jalur barat dan membawa kebudayaan berupa kapak persegi.
Mereka menempuh jalur darat dari Yunan menuju ke Semenanjung
Melayu melalui Thailand selanjutnya menuju ke Sumatra, Jawa, Bali.
Ada pula yang menuju Kalimantan dan berakhir di Nusa Tenggara. Itu
sebabnya di daerah tersebut banyak ditemukan peninggalan berupa
kapak persegi/beliung persegi. Keturunan Proto Melayu yang melalui
jalur ini adalah masyarakat suku Batak, Nias (Sumatera Utara).
Mentawai (Sumatera Barat), suku Dayak (Kalimantan), dan suku Sasak
(Lombok).
2) Jalur kedua atau jalur timur

30
Melalui jalur timur dan membawa kebudayaan berupa kapak lonjong
Dengan menempuh jalur laut dari Yunan (Teluk Tonkin) menyusuri
Pantai Asia timur menuju Taiwan, Filipina, kemudian ke daerah
Sulawesi, Maluku selanjutnya sampai ke Australia. Peninggalan kapak
lonjong banyak ditemukan di Papua. Keturunan Proto Melayu yang
melalui jalur ini adalah suku Toraja (Sulawesi Selatan), suku Papua
(Irian), suku Ambon, suku Ternate, dan suku tidore (maluku)
d. Migrasi Keempat, Ras Melayu Muda (Deutro Melayu)
Bangsa Melayu Muda memasuki kawasan Indonesia sekitar 500 SM secara
bergelombang. Mereka masuk melalui jalur barat, yaitu melalui daerah
semenanjung Melayu terus ke Sumatra dan tersebar ke wilayah Indonesia
yang mereka lebih maju daripada bangsa Proto Melayu. Mereka pandai
membuat benda-benda logam (perunggu). Kepandaian ini lalu berkembang
menjadi membuat besi. kebudayaan melayu Muda ini sering disebut
kebudayaan Dongson. Nama Dongson ini disesuaikan dengan nama daerah
di sekitar Teluk Tonkin (Vietnam) yang banyak ditemukan benda-benda
peninggalan dari logam. Daerah Dongson ini ditafsir sebagai tempat asal
bangsa Melayu Muda sebelum pergi menuju Indonesia. Hasil - hasil dari dari
kebudayaan perunggu yang ditemukan di indonesia, diantaranya kapak
corong (kapak sepatu), nekara, dan bejana perunggu. Benda-benda logam ini
umumnya terbuat dari tuangan (cetakan).
Keturunan bangsa Deutro melayu selanjutnya berkembang menjadi suku-
suku tersendiri, misalnya Melayu, Jawa, Sunda, Bugis, Minang. Kern
menyimpulkan hasil penelitian bahasa yang tersebar di Nusantara adalah
serumpun karena berasal dari bahasa Austronesia. Perbedaan bahasa yang
terjadi di daerah-daerah Nusantara, seperti bahasa Jawa, Sunda, Madura
Aceh, Batak, Minangkabau merupakan akibat dari keadaan alam Indonesia
sendiri yang dipisahkan oleh laut dan selat.
4. Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara

31
Kehidupan pada zaman praaksara menitik beratkan dalam aktivitas kehidupan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di alam terbuka. Melihat kondisi alam
pada saat itu memberikan tantangan nyata yang terus menstimulus daya pikir manusia
praaksara untuk berinovasi mengembangkan teknologi yang berasal dari alam.
Teknologi pada masa praaksara meliputi penggunaan batu dan logam. Catatan sejarah
tentang kehidupan manusia pada masa praaksara seperti yang tertuang dalam teori
challenge and response oleh Arnold Toynbee. Beliau menilai bahwa peradaban besar
berada dalam situs kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian.

Suatu peradaban bisa muncul karena tantangan dan tanggapan antara manusia
dan alam sekitarnya. Peradaban hanya tercipta karena suatu peradaban dapat
mengatasi tantangan dan rintangan, bukan karena menempuh jalan yang terbuka
(Miftakhul, 2016). Peradaban dalam kaitannya zaman praaksara merujuk kedalam
perkembangan corak kehidupan manusia. Perkembangan corak kehidupan ini
meliputi masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam dan masa
perundagian.

Berdasarkan analisis hasil kebudayaan yang ditinggalkan kehidupan zaman


Praaksara dibedakan menjadi dua, yaitu zaman Batu dan zaman Logam. Pembagian
zaman tersebut tidak menggunakan batas-batas waktu yang jelas untuk tiap-tiap
zaman. Mungkin sekali zaman itu berlangsung bersamaan karena pengelompokan
zaman tersebut berdasarkan benda-benda yang ditemukan, misalnya zaman Batu.

1. Zaman Batu
Pada zaman Batu semua peralatan manusia dibuat dari batu. Zaman Batu ini
menurut perkembangannya dibedakan menjadi empat, yaitu zaman Batu Tua
(Palaeolithikum), zaman Batu Madya (Mesolitikum), zaman Batu Muda
(Neolitikum), dan zaman Batu Besar (Megalitikum).
a. Zaman Batu Tua (Palaeolitikum)
Zaman ini ditandai dengan penggunaan perkakas yang bentuknya sangat
sederhana dan primitif. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman ini yaitu

32
hidup berkelompok, tinggal di sekitar aliran sungai,gua, atau atas pohon,
mengandalkan makanan dari alam dengan cara mengumpulkan (food
gathering) serta berburu. Itu sebabnya, manusia purba selalu berpindah-pindah
dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden). Hasil kebudayaan
Paleolitikum, seperti kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan,
Jawa Timur. Di Indonesia, manusia purba yang hidup pada masa ini adalah
manusia setengah kera yang disebut Pithecanthropus erectus, Pithecanthropus
robustus, Meganthropus palaeojavanicus. Selanjutnya, hidup beberapa jenis
Homo (manusia), diantaranya Homo soloensis dan Homo wajakensis.
Peralatan pertama yang digunakan oleh manusia purba adalah alat-alat
dari batu yang seadanya dan juga dari tulang. Peralatan ini berkembang pada
zaman paleolitikum atau zaman Batu Tua. Zaman ini merupakan zaman yang
sangat penting penting karena terkait dengan munculnya kehidupan baru,
yakni munculnya jenis manusia purba. Zaman ini dikatakan zaman Batu Tua
karena hasil kebudayaan terbuat dari batu yang relatif masih sederhana dan
kasar Kebudayaan zaman Paleolitikum ini secara umum ini terbagi menjadi
Kebudayaan Pacitan dan Kebudayaan Ngandong
1) Kebudayaan Pacitan
Pacitan adalah nama sebuah wilayah di ujung selatan dari Provinsi Jawa
Timur. Di wilayah ini para arkeolog yang melakukan penelitian salah
satunya G.H.R. von Koenigswald. Peneliti ini pada tahun 1935 di wilayah
Punung, Pacitan, telah menemukan beberapa benda hasil teknologi zaman
Batu. Di daerah Pacitan banyak ditemukan alat alat dari batu yang masih
sangat kasar. Alat-alat tersebut berbentuk kapak,yakni kapak perimbas
(chopper), karena tidak memakai tangkai maka disebut Kapak Genggam.
Alat budaya Pacitan diperkirakan dari lapisan pleistosen tengah (lapisan
Trinil); sedangkan pendukung kebudayaan tersebut ialah Pithecantropus
erectus.

33
Gambar 1.2 Kampak Genggam Gambar 1.3 Kampak Perimbas
Sumber : Idsejarah (2020) Sumber : lezgetreal. (2020)

Kapak genggam selain ditemukan di Pacitan, juga ditemukan di


Sukabumi dan Ciamis (Jawa Barat), Parigi dan Gombong (Jawa Tengah),
Bengkulu dan Lahat (Sumatra Selatan), Awangbangkal (Kalimantan
Selatan), dan Cabenge (Sulawesi Selatan), Flores, dan Timor. Selain
kapak genggam, juga dikenal jenis lain, yakni alat serpih (flake). Alat
serpih ini digunakan untuk menguliti binatang buruan, mengiris daging
dan memotong ubi-ubian (seperti pisau pada masa sekarang). Alat ini
banyak ditemukan di Jawa, Sulawesi Selatan, Sumatra Selatan, dan Timor

Gambar 1.4 Alat Serpih atau Flake


Sumber : Researchgate (2008)
2) Kebudayaan Ngandong

34
Kebudayaan Ngandong berkembang di daerah Ngandong dan juga
Sidorejo. dekat Ngawi. Di daerah ini banyak ditemukan alat-alat dari batu
dan juga alat-alat dari tulang. Di samping kapak-kapak genggam dari
batu. Alat-alat Kebudayaan Ngandong ditemukan oleh Von Koenigswald
pada tahun 1941 dan yang banyak ditemukan alat alat dari tulang
semacam alat penusuk atau belati, dan tanduk rusa terutama di gua
Sampung. Rupa-rupanya alat-alat ini untuk menorek ubi dan keladi dari
dalam tanah, Ada juga alat-alat seperti ujung tombak dengan gigi-gigi
pada sisinya yang mungkin dipergunakan untukl menangkap ikan. Jenis
alat ini ditemukan di lapisan pleistosen atas, sedangkan pendukung
Kebudayaan Ngandong adalah jenis manusia purba Homo Solosoensis
dan Homo Wajakensis.
Di Ngandong juga ditemukan alat-alat kecil yang dinamakan “flakes”,
yang terbuat dari batu indah, sepertu chisedon. Demikian pula di
Cabange, Sulawesi selatan banyak ditemukan flakes. Sebaran artefak dan
peralatan paleolitik cukup luas sejak dari daerah-daerah Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Bali,, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara
tmur (NTT), dan Halmahera.

Gambar 1.5 Alat Serpih Dari Tulang


Sumber : Rumah belajar (-)

b. Zaman Batu Madya (Mesolitikum)

35
Zaman ini disebut pula zaman "mengumpulkan makanan (food gathering)
tingkat lanjut" yang dimulai pada akhir zaman Es, sekitar 10.000 tahun yang
lampau. Para ahli memperkirakan manusia yang hidup pada zaman ini adalah
bangsa Melanesoid yang merupakan nenek moyang orang Papua, Semang,
Aeta, Sakal dan Aborigin. Sama dengan zaman Paleolitikum, manusia zaman
Mesolitikum mendapatkan makanan dengan cara berburu dan menangkap
ikan. Mereka tinggal di gua-gua di bawah bukit karang (abris souche roche).
Hasil peninggalan budaya manusia pada masa itu berupa alat-alat kesenian
yang ditemukan di gua-gua dan coretan (lukisan) di dinding Gua Leang-
Leang, Sulawesi Selatan. Ditemukan pula artefak berupa mata panah, flakes,
batu penggiling di Gua Lawa dekat Sampung, Ponorogo, kapak genggam
sumatera, pebble culture, dan alat berburu dari tulang hewan.
Pola kehidupan manusia terus berkembang seiring dengan perkembangan otak
manusia dan lingkungan peradabanya. Dari kehidupan zaman batu tua,
kemudian manusia pueba memasuki kehidupan zaman batu tengah/madya
(mesolitikum). Secara garis besar kebudayaan mesolitikum didantai dengan
adanya pola permukiman di pantai (kjokken moddinger) dan gua (abris sous
roche).
 Kebudayaan Kjokkenmoddinger : Suatu corak istimewa dari zaman
Mesolitikum Indonesia ialah adanya peninggalan yang disebut dalam
bahasa Denmark Kjokkenmoddinger artinya dapur moting artinya sampah
jadi Kjokkenmoddinger artinya sampah dapur) Sampah dapur tersebut
dapat ditemukan di sepanjang pantai Sumatra Timur Laut Santara Langsa
(Aceh) Medan yaitu berupa bukit atau tumpukan kerang dan siput yang
tinggi dan panjang yang telah menjadi fosil.

36
Gambar 1.6 Kjokkenmoddinger
Sumber : Idsejarah. (2020).
 Kebudayaan Abris Sous Roche
Abris sousrosche, yaitu tempat berupa gua-gua yang menyerupai ceruk-
ceruk di dalam batu karang. Kebudayaan ini pertama kali dilakukan
penelitian oleh Von Stein Callenfels & Gua Lawa dekat Sampung,
Ponorogo. Peralatan yang ditemukan berupa ujung panah, flakes batu-
batu penggiling, dan kapak-kapak yang sudah diasah. Alat – alat itu
terbuat dari batu. Ditemukan juga alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.

Gambar 1.7 Abris Sous Roche


Sumber : Idsejarah. (2020)
c. Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Di Indonesia, zaman Neolitikum dimulai sekitar 1.500 SM. Cara hidup untuk
memenuhi kebutuhannya telah mengalami perubahan pesat, dari cara food
gathering menjadi food producing, yaitu dengan cara bercocok tanam dan

37
memelihara ternak. Pada masa itu manusia sudah mulai menetap di rumah
panggung untuk menghindari bahaya binatang buas. Manusia pada masa
Neolitikum ini pun telah mulai membuat lumbung-lumbung guna menyimpan
persediaan padi dan gabah. Tradisi menyimpan padi di lumbung ini masih
bisa dilihat di Lebak, Banten. Contoh peralatan hasil kebudayaan zaman
Neolitikum adalah kapak persegi dan kapak lonjong. Pada zaman Batu Baru
(Neolitikum) telah terjadi "revolusi kebudayaan" yaitu terjadinya perubahan
pola hidup manusia. Hasil kebudayaan yang terkenal di zaman Neolitikum ini
secara garis besar dibagi menjadi dua tahap perkembangan, yaitu kebudayaan
kapak persegi dan kebudayaan kapak lonjong.
 Kebudayaan Kapak Persegi
Pada umumnya kapak persegi berbentuk memanjang dengan penampang
lintang persegi. Seluruh bagiannya diupam halus-halus, kecuali pada
bagian pangkalnya sebagai tempat ikatan tangkai. Tajamnya dibuat
dengan mengasah bagian ujung permukaan, bagian bawah landai ke arah
pinggir ujung permukaan atas. Daerah penemuan kapak persegi pada
umumnya di Indonesia bagian barat, seperti di Lahat, Palembang, Bogor,
Sukabumi, Kerawang, Tasikmalaya, dan Pacitan. Sebab, penyebaran
kapak persegi dari daratan Asia ke Indonesia melalui jalur barat
(Sumatera- Jawa-Bali Nusa Tenggara Sulawesi). Adapun pusat
pembuatannya antara lain di Lahat, Palembang, Bogor, Sukabumi,
Tasikmalaya, dan Pacitan.

Gambar 1.8 Kampak Persegi


Sumber : Idsejarah. (2021).
 Kebudayaan Kapak Lonjong

38
Kapak lonjong masuk ke dalam kebudayaan Neolithikum Papua, karena
jenis kapak ini banyak ditemukan di Papua (Irian). Kapak ini ditemukan
pula di daerahdaerah lainnya, yaitu di Seram, Gorong. Tanimbar, Leti,
Minahasa, dan Serawak. Bentuk alat ini yaitu garis penampang
memperlihatkan sebuah bidang yang berbentuk lonjong. Sedangkan
bentuk kapaknya sendiri bundar telor. Ujungnya yang agak lancip
ditempatkan di tangkai dan diujung lainnya yang bulat diasah hingga
tajam. Ada dua ukuran kapak lonjong yaitu ukuran yang besar disebut
dengan walzeinbeil dan kleinbel untuk ukuran kecil.

Gambar 1.9 Kampak Lonjong


Sumber : Idsejarah. (2020)

d. Zaman Batu Besar (Megalitikum)

Disebut kebudayaan Megalitikum sebab semua alat yang dihasilkan berupa


batu besar Kebudayaan ini kelanjutan dari Neolitikum karena dibawa oleh
bangsa Deutro Melayu yang datang di Kepulauan Indonesia.. Kebudayaan ini
berkembang bersama kebudayaan logam di Indonesia, yakni kebudayaan
Dongson.

Bukti adanya sistem kepercayaan pada zaman Batu terlihat melalui


peninggalan berupa tugu-tugu batu besar/bangunan Megalitikum yang
letaknya berada di puncak bukit, di lereng gunung/tempat yang lebih tinggi
dari daratan sekitarnya. Hal ini muncul dari anggapan masyarakat bahwa roh-
roh tersebut berada di suatu tempat yang lebih tinggi. Oleh karena itu, selain
ada upacara-upacara penguburan pada zaman tersebut juga telah muncul

39
upacara-upacara untuk mendirikan bangunan suci atau kebudayaan
Megalitikum (Batu Besar) yang meliputi bangunan-bangunan berikut ini.

a. Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk
upacara menghormati roh nenek moyang sehingga bentuk menhir ada
yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang
dibuat bersama bangunan lain seperti punden berundak-undak. Lokasi
tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatra
Selatan), Sulawesi Tengah, dan Kalimantan

Gambar 1.10 Menhir


Sumber : Idsejarah. (2020)
b. Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-
tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek
moyang yang telah meninggal. Bangunan tersebut dianggap sebagai
bangunan yang suci dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak
Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur.

Gambar 1.11 Punden Berundak


Sumber : Kompasiana. (2012)

40
c. Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat
meletakkan sajen untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai
untuk meletakkan mayat agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh
binatang buas maka kaki mejanya diperbanvak sampai mayat tertutup
rapat oleh batu. Dengan demikian, dolmen yang berfungsi sebagai tempat
menyimpan mayat disebut peti kubur batu. Lokasi penemuan dolmen,
antara lain Cupani Kuningan, Jawa Barat: Bondowoso Jawa Timur;
Merawan, Jember Jatim: Pasemah, Sumatera; dan NTT.

Gambar 1.12 Dolmen


Sumber : Idsejarah. (2020).
d. Sarkofagus atau kubur batu adalah keranda batu atau peti mayat yang
terbuat dari batu.Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi
tutup. Dan sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat
mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan
benda-benda dari perunggu serta besi. Daerah tempat ditemukannya
sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali, sarkofagus memiliki
kekuatan magis gaib.

41
Gambar 1.13 Sarkofagus
Sumber : maspur. (2020).
e. Arca/patung-patung dari batu berbentuk binatang atau manusia. Bentuk
binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau, dan monyet,
sedangkan bentuk yang Arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis.
Maksudnya, wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis, seperti
arca batu gajah, yaitu patung besar dengan gambaran seseorang yang
sedang menunggang binatang yang diburu, Arca tersebut ditemukan di
daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat
penemuan arca batu adalah Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Gambar 1. 14 Arca Wajrapani


Sumber : Kemendikbud. (2020).

e. Zaman Logam
Dengan dimulainya zaman Logam, bukan berarti berakhirnya zaman Batu karena
pada zaman Logam pun alat-alat dari batu terus berkembang , bahkan sampai
sekarang. Sesungguhnya,nama zaman Logam hanyalah untuk menyatakan bahwa

42
pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan digunakan secara
dominan. Perkembangan zaman Logam di Indonesia terdiri atas zaman Perunggu dan
zaman besi yang berbeda dengan zaman Logam di Eropa. Zaman Logam di eropa
terdiri atas zaman Perunggu dan zaman atas zaman tembaga, zaman Perunggu, dan
zaman Besi.

2. Corak Kehidupan Masyarakat Praaksara


Manusia purba, pada awalnya hidup Sangat sederhana. Mereka hidup bergantung
pada pemberian alam sekitar. Ketika itu mereka belum menghasilkan budaya,
dalam bentuk apapun Mereka hidup secara berkelompok dan sering berperang
melawan kelompok (suku) lain. Lalu, seiring perkembangan zaman manusia
purba mulai berkreasi menciptakan benda-benda yang dapat membantu dalam
mempertahankan hidup mereka. Mereka mulai mengumpulkan makanan dan
memperhalus perkakas-perkakas dari batu. Untuk selanjutnya, mereka mulai
memproduksi makanan sendiri dan mengembangkan budaya dalam level
sederhana.
1. Pola Hunian
Pada awalnya manusia purba hidup di padang terbuka. Alam sekitarnya
merupakan tempat mereka mencari makanan. Mereka menyesuaikan diri
terhadap alam sekitar untuk dapat mempertahankan hidup. Manusia purba
yang hidup di daerah hutan dapat menghindarkan diri dari bahaya serangan
binatang buas, terik matahari dan hujan. Mereka hidup berkelompok tinggal di
gua-gua atau membuat tempat tinggal di atas pohon besar. Manusia yang
tinggal di gua-gua dikenal sebagai cavemen (orang gua). Dengan demikian,
mereka sangat bergantung pada kebaikan alam dan mereka cenderung pasif
terhadap keadaan.
2. Dari Berburu sampai Pandai Membuat Barang dari Logam
Mencermati hasil penelitian, baik yang berupa fosil maupun artefak maka
diduga manusia purba mengalami kehidupan yang berbeda dan meningkat
setiap saat. Pada umumnya perkembangan kebudayaan manusia purba dapat
dibedakan atas masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat

43
Sederhana (Sederhana dan Lanjut), masa Bercocok Tanam, serta masa
Perundagian.
a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan (Tingkat Sederhana dan
Lanjut)
Kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan sangat
sederhana. Kehidupan mereka bergantung pada alam. Kebutuhan
bahan makanan diperoleh dengan cara berburu dan mengumpulkan
makanan dari alam (food gathering). Pada masa ini, kehidupan
manusia hanya terpusat pada upaya mempertahankan diri di tengah-
tengah alam yang penuh tantangan dengan kemampuannya yang masih
sangat terbatas. Kegiatan pokoknya adalah berburu dan
mengumpulkan makanan dengan peralatan dari batu, kayu, dan tulang.
Kehidupan manusia masih sangat tergantung pada alam lingkungan
sekitarnya.
Untuk tempat tinggal, masyarakat Praaksara memenuhinya dengan
cara membuat tempat berlindung dari daun-daunan. Selanjutnya,
mereka memanfaatkan qua-qua yang terbentuk oleh alam untuk tempat
tinggal. Gua-gua itu letaknya dekat dengan sumber air atau sumber
makanan. Mereka akan meninggalkan tempat itu apabila dirasa alam
sudah tidak menyediakan makanan lagi bagi kehidupannya. Mereka
yang tinggal di qua-qua (abris sous rusche) di pinggir pantai akan
memakan ikan, kerang, dan siput. Itu sebabnya di dekat tempat tinggal
mereka dapat dijumpai dapur sampah yang berupa kulit kerang dan
siput (kjokkenmaddinger).
Masyarakat tersusun atas kelompok berburu dan terdapat pembagian
kena Isanya, kaum laki-laki bertugas melakukan perburuan. Adapun
kaum perempuan bertugas mengumpulkan makanan, mengurus anak-
anak, dan memilih bibit Tanaman yang berkualitas untuk ditanam.
Mereka mulai mengenal bahasa untuk berkomunikasi walaupun masih
sangat sederhana

44
Pada masa ini, kepercayaan pada dewa-dewa tergambar pada lukisan
di dinding dinding gua. Lukisan-lukisan itu juga mengandung arti
kekuatan atau simbol kekuatan pelindung untuk mencegah roh jahat.
Selain itu, lukisan tersebut juga berkaitan dengan keperluan ilmu
perdukunan, misalnya untuk meminta hujan dan kesuburan atau
memperingati suatu kejadian penting.

b. Masa Bercocok Tanam dan Beternak


Corak kehidupan pada masa bercocok tanam dan beternak dimulai
dengan menggarap tanah di sekitarnya. Kebutuhan bahan makan
dipenuhi dengan cara bercocok tanam dan beternak (food producing)
berusaha menghasilkan sendiri sumber bahan makanan. Bentuk
pertama dalam bercocok tanam adalah berhuma atau berladang.
Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal manusia adalah
berhuma. Teknik pertanian berhuma adalah cara bercocok tanam
dengan cara membersihkan hutan terlebih dahulu, selanjutnya baru
ditanami. Setelah beberapa kali melakukan penanaman dan
pemanenan jika tanah dirasakan sudah tidak subur lagi maka mereka
membuka lahan baru. Cara yang dilakukan sama dengan cara di awal
mereka membuka lahan. Mereka akan menebang hutan dan semak
belukar untuk ditanami keladi. ubi. sukun, durian, duku, salak, dan
tanaman lainnya. Mereka juga berupaya memenuhi kebutuhannya
dengan cara beternak. Adapun binatang yang telah diternakkan adalah
ayam, kerbau, babi, dan anjing. Walaupun kehidupan beternak telah
dimulai, kebiasaan berburu masih saja tetap mereka lakukan.
Kebutuhan tempat tinggal dipenuhi dengan membuat tempat tinggal
sederhana dan kecil dengan beratapkan daun-daunan. Rumah dibangun
dengan bertiang di beberapa sisi. Tujuannya untuk menghindarkan
bahaya banjir dan serangan binatang buas. Pada perkembangannya,
besar rumah disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga. Rumah-

45
rumah yang dibangun umumnya juga berdekatan dengan tempat
mereka bercocok tanam.
Pada masa ini, mereka mulai memperhalus peralatannya. Dari sinilah
timbul perkakas-perkakas yang lebih beragam dan maju secara
teknologi daripada masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan, baik
yang terbuat dari batu, tulang, ataupun tanah liat. Hasil-hasil temuan
yang menunjukkan budaya pada saat itu adalah beliung persegi, kapak
lonjong, mata panah, gerabah, dan perhiasan. Mulai muncul
perdagangan dengan cara barter (saling bertukar barang sesuai
kebutuhan). Perahu dan rakit memegang peranan penting dalam
transportasi untuk perdagangan.
Pada masa Bercocok Tanam ini manusia telah Pada masa bercocok
tanam dan mengenal anggapan bahwa roh manusia setelah mati
dianggap tidak hilang, melainkan berada berada jauh dari
tempattinggalnya dahulu. Dengan demikian, karena sewaktu-waktu
roh yang bersangkutan dapat perempuan bertugas menuai hasil ladang.
dipanggil kembali bila dimintakan bantuannya.

Tabel 1.1 Perkembangan Dan Hasil Kebudayaan Zaman Pra Aksara

Zaman Ciri-Ciri C Hasil Kebudayaan Jenis Manusia


Purba
Paleolitikum 1. Peralatan terbuat dari batu Kebudayaan Pacitan (ciri-ciri Kebudayaan
atau zaman yang dikerjakan secara kebudayaan pacitan alat-alat dari Pacitan
batu tua kasar dan tidak mengubah batu yang berfungsi sebagai  Pithecantr
bentuk aslinya kampak dan berbentuk tidak opus
2. Peralatan yang dihasilkan bertangkai atau kampak genggam) erectus
tidak diasah atau  Kampak genggam Kebudayaan
dihaluskan  Kampak perimbas Ngandong
3. kampak digunakan untuk  Kampak penetak  Homo
membelah, menggali,  Pahat genggam soloensis
menusuk dan lain-lain  Flake (alat serpih)  Homo
4. Kehidupsn food gathering Kebudayaan Ngandong wajakensis
yaitu berburu, menangkap  Flakes (alat yang terbuat dari
ikan, mengumpulkan batu kecil)
keladi, ubi-ubian dan buah-
 Alat-alat dari tulang

46
buahan
5. Nomaden
Mesolitikum 1. Adanya usaha untuk  Kebudayaan pebble di Papua
(zaman batu menghaluskan perkakas sumatra timur : ditandai Melanesoid
madya) yang dibuat dengan penumpukan sampah  suku irian
2. Manusia pada zaman ini dapur berupa kulit siput dan (indonesia)
mampu mebuat gerabah, kerang didaerah sepanjang  suku sakai
yaitu benda pecah yang pantai atau (siak)
terbuat dari tanah liat kejokkenmoddinger.  suku atca
3. Kehidupan zaman itu peralatan lain, kampak (filipina)
masih berburu namun pendek (hache courte), batu  suku
mereka sudah mempunyai pipih (batu landasan), panah aborigin
tempat tinggal agak bergerigi, dan tulang hewan. (australia)
menetap dan bercocok  Kebudayaan tulang sampung  suku
tanam secara sederhana (sampung bone semang
4. Masa food gathering tahap culture)Peralatan ditemukan (malaysia)
lanjut didalam abris sous roche
5. Hidup semi nomaden, yaitu gua-gua yang dijadikan
sebagian sudah menetap di tempat tinggal manusia
gua-gua dan yang lain purba. Peralatan, ujung panah
masih berpindah-pindah dan flake, kampak yang
sudah diasah, alat dari tulang,
tanduk rusa.
 Kebudayaan flakes ditoala,
fungsi digunakan untuk
menguliti hewan, mengiris
daging, dan menguliti hewan.
 Lukisan dinding gua
Neolitikum Zaman Neolitikum ini  Kampak persegi (sumatra, Proto Melayu
atau zaman menghasilkan kebudayaan bali, jawa, kalimantan barat)
batu muda yang sudah ada indikasi  Kampak lonjong (Indonesia
kepandaian mengasah dari bagian timur yaitu papua)
manusia pendukungnya.  Daerah yang memiliki
Pengerjaan juga sudah mulai kampak lonjong dan persegi
memperhatikan segi-segi adalah sulawesi dan daerah
keindahan. Pada zaman ini sumatra timur
mulai dikenal bahan untuk  Alat serpih
membuat alat dari bahan tanah  Gurdi atau pisau
liat. Ditandai dengan  Perhiasan
kehidupan dari food gathering
 Gerabah
ke food producing. Pola hidup
nomaden (mengembara) sudah
berubah menjadi menetap.
Kehidupan food producing,

47
bercocok tanam, nelayan dan
berternak
Megalitikum Kebudayaan megalitikum  Punden berundak Proto melayu
bukan suatu zaman yang  Menhir adalah tugu batu yang dan Deutro
berkembang sendiri, melainkan digunakan untuk Melayu
suatu hasil budaya yang timbul penyembahan arwah nenek
pada zaman neolitikum dan moyang
berkembang pesat pada zaman  Kubur peti batu terbuat dari
logam. Sebutan zaman batu lempengan-lempengan batu
besar karena batu yang yang sisi-sisinya
digunakan berukuran besar . digabungkan sehingga
Berbagai peninggalan berupa membentuk sebuah peti.
susunan batu besar yang  Waruga
dibentuk untuk upacara  Sarkofagus adalah kuburan
kerohaniaan. Kehidupan food batu yang terbuat dari sebuah
production, tempat tinggal batu utuh dan dilubangi
menetap, bercocok tanam, tengahnya kemudian diberi
berternak, nelayan, membuat tutup dengan batu
alat dari gerabah dan sudah  Dolmen adalah meja batu
membuat rumah panggung dipergunakan untuk
meletakan sesaji
 Arca atau patung merupakan
perlambangan wujud nenek
moyang yang akan dipuja
oleh orang-orang
 pendusa adalah gabungan
antara dolmen dan kuburan
batu dengan bentuk atas
terdapat meja batu dan bagian
bawah kuburan batu
Logam Di sebut juga zaman  Nekara Deutro Melayu
perundagian karena undagi  Kampak corong
berarti logam, serta  Bejana perunggu
kebudayaannya bercorak  Perhiasan
dongson. zaman logam terbagi  Arca perunggu
menjadi 3, tembaga, perunggu  Benda-benda besi
dan besi. Namun di Indonesia
 Cara pembuatan
hanya mengalami 2 zaman,
menggunakan teknik:
yaitu:
pertama a cire perdue adalah
 zaman perunggu : cetakan dari lilin yang telah
campuran dari timah putih dibentuk sesuai keinginan
dan tembaga. Masyarakat kemudian dilapisi tanah liat
masa itu menghasilkan 2 dan dibakar, kemudian cairan
jenis benda, yaitu barang

48
yang digunakan sehari-hari logam dimasukan lewat
dan yang digunakan untuk lubang yang disediakan.
upacara. Kedua, bivalve atau teknik
 zaman besi dua setangkup, yaitu cetakan
dibuat dari batu yang bisa
dibuka dan ditutup (atau
ditangkupkan), kemudian
cairan logam dimasukan
lewat lubang, jika sudah
dingin cetakan baru dibuka

Kepercayaan :

1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan (budaya paleolitikum dan


mesolitikum) : Kehidupsn food gathering yaitu berburu, menangkap ikan,
mengumpulkan keladi, ubi-ubian dan buah-buahan serta nomaden. Sudah mulai
mengenal api. Serta menganut kepercayaan, dengan ditemukan penguburan di
gua lawa, sampung, ponorogo, gua sodong besuki jatim, dan bukit kerang aceh
tamiang. Diaantara mayat yang dikubur ada yang ditaburi cat warna merah.
Lukisan cap tangan di gua leang pattae sulawesi selatan. Lukisan kadal di papua
pulau seram.
2. Masa bercocok tanam (Budaya neolitikum) : Food producing yaitu
memikirkan bagaimana menghasilkan makanan. Masa bercocok tanam dibagi
jadi 2 : pertama peladangan berpindah (shiffing cultivation) pertanian lahan
kering, dilakukan dengan cara membuka hutan untuk ditanami dan mereka akan
pindah apabila dirasa lahan mereka sudah tidak produktif lagi. Kedua, pertanian
menetap : dilakukan pada lahan basah dan kering. Jenis tanaman, meliputi
sayuran dan jenis tanaman perladangan yaitu padi, keladi, ubi jalar, kacang-
kacangan, buah-buahan dan bijji-bijjian.
Kepercayaan, animmisme adalah kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang
masih berada disekitar mereka, kepercayaan dinamisme adalah kepercayaan
terhadap benda-benda disekitar manusia memiliki kekuatan gaib, dan

49
kepercayaan totemisme adalah kepercayaan kekuatan gaib atau nilai sakral pada
binatang, seperti sapi, ular, buaya, dan kucing.
E. Evaluasi
BAB II Corak kehidupan dan hasil-hasil kebudayaan masa praaksara di
Indonesia yaitu mengerjakan soal esai dan mencocokan gambar dengan uraian.
Jawablah soal di bawah ini dengan benar!!!

1. Mengapa istilah praaksara lebih tepat dibandingkan dengan istilah prasejarah


untuk menggambarkan kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan ?
2. Manusia Pra Aksara diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu Pithecantropus,
Megantropus dan Homo. Bagaimana ciri-ciri manusia praaksara jenis Homo?
3. Pola kehidupan masyarakat pada masa praaksara ditandai perkembangan pola
berburu meramu ke pola bercocok tanam. Jelaskan tentang ciri-ciri kehidupan
bercocok tanam dan bertempat tinggal tetap
4. Bangsa Melayu Indonesia ini dapat dibedakan menjadi 3 sub bangsa yang
antara lain bangsa proto melayu, bangsa deutro melayu, dan bangsa primitif.
Apakah yang dimaksud dengan bangsa Proto Melayu?
5. Isilah pertanyaan dibawah ini :

NO Pertanyaan Jawaban Pilihan


1 Gambar apakah di bawah ini a. Waruga

2 Gambar apakah di bawah ini b. Punden berundak

3 Gambar apakah di bawah ini : c. Kapak persegi


waruga

50
4 Gambar apakah di bawah ini : kapak d. Kubur batu
lonjong

5 Gambar apakah di bawah ini : moko e. Dolmen

6 Apa yang dimaksud dengan f. Nekara


Kjokkenmodinger g. Moko
h. Menhir
i. sampah dapur
yang berupa
tumpukan kulit
kerang
j. gua tempat
tinggal

51
Kegiatan Belajar 3 : Pengaruh Agama Dan Kebudayaan Hindu Budha Di
Indonesia
A. Identitas Modul
1. Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Bawang
2. Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
3. Kelas / Semester : X / Gasal
4. Tahun Pelajaran : 2021/2021
5. Materi Pokok : Pengaruh Agama Dan Kebudayaan Hindu Budha Di
Indonesia
6. Alokasi Waktu : 6 JP (2 pertemuan x 3JPx45 menit)
B. Kompetensi Dasar
3. 3 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan
kebudayaan Hindu dan Buddha serta pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia (pemerintahan, budaya)
4.3. Mengolah informasi tentang berbagai teori masuknya agama dan
kebudayaan Hindu dan Buddha serta pengaruhnya terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia (pemerintahan, budaya)
C. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran dalam materi ini adalah :
1. Melalui pembelajaran peserta didik mampu menganalisis berbagai teori tentang
proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha serta pengaruhnya
terhadap kehidupan masyarakat Indonesia (pemerintahan, budaya) dengan
berpikir kritis
2. Melalui pembelajaran peserta didik mampu Mengolah informasi tentang
berbagai teori masuknya agama dan kebudayaan Hindu dan Buddha serta
pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia (pemerintahan,
budaya) dengan benar
D. Materi

52
APERSEPSI

Amati gambar dibawah ini, kemudian kerjakan perintah yang menyertainya.


Pernahkah Kalian berkunjung ketempat ini? Pastinya sering melewatinya ya.

Gambar 1.5 Candi Dieng


Sumber :
Gambar diatas merupakan gambar candi yang ada di Dieng, Perbatasan Wonosobo-
Banjarnegara. Banyak peserta didik yang rumahnya berdekatan dengan candi ini.
Candi Arjuna ini dimungkinkan dibangun pada abad ke VIII M. Dari gambar
tersebut, rumuskanlah beberapa pertanyaan tentang kehidupan masyarakat di
Wonosobo-Banjarnegara pada masa kerajaan Hindu-Buddha.
1. ………………………………………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………………
5. ………………………………………………………………………………
dan seterusnya
Carilah beberapa sumber/referensi yang terkait dengan pertanyaan tersebut.
Kemudian jawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan pengetahuan anda!

53
1. Proses Masuuknya Agama dan Kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia

Pelayaran dan perdagangan internasional yang melewati wilayah Indonesia


menjadi salah satu sarana untuk menyebarkan kebudayaan Hindu – Buddha. Dua ousat
perdagangan dunia saat itu, yaotu india dan tiongkok sering memakai wilayah
Indonesia sebagai jalur perdagangan. Melalui kegiatan perdagangan inilah diduga
terjadi interaksi budaya. Bangsa Indonesia yang juga telah memiliki peradapan tinggi
mampu melakukan filteralisasi (penyaringan) kebudayaan sehingga terjadi akulturasi.
Di Indonesia memang akhirnya muncul hindu dan budha, tetapi semua menyesuailan
dengan kebudayaan yang ada.

1. Masuknya Pengaruh Agama dan Budaya India.

Kebudayaan Hindu perpaduan antara kebudayaan Arya dari Asia Tengah yang
telah memasuki India (bangsa Dravida). Untuk menunjukkan dominasinya di segala
aspek kehidupan, bangsa arya menciptakan sistem kepercayaan dan kemsyarakatan
sesuai dengan tradisinya. Sistem kepercayaan dan kemasyarakatan baru tersebut
kemudian dikenal dengan sebagai kebudayaan Hindu, di India lahir pula agama
Hindu. Agama Hindu bersumber pada kitab Weda yang terdiri dari empat samhita
atau himpunan, yaitu Regweda, Samaweda,Yajurweda. Agama Hindu mengenal
banyak dewa, diantaranya ada yang disebut Trimurti, kesatuan tiga dewa tertinggi,
yaitu Brahmana, Wisnu, Siwa. Dewa Siwa merupakan dewa tertimggi. Dari antaranya
ketiga dewa tersebut yang paling banyak di puja adalah dewa Wisnu dan Dewa Siwa.
Para pemuja Wisnu disebut golongan Waisnawa, sedangkan para pemuja Siwa disebut
golongan Sinawa.

Selain memuja dewa trimurti, masyarakat Hindu juga memuja dewa yang lain.
Para Dewa mempunyai nama menurut kekuatan alan, seperti Dewa Surya atau Dewa
Matahari, Dewa Candra atau Dewa Bulan, Dewa Agni atau Dewa Api, Dewa
Wayu(Bayu) atau Dewa Angin, Dewa Indra atau Dewa petir dan hujan. Berdasarkan
pembagian tugas atau peekerjannya, masyarakat Hindu India dibagi menjadi beberapa

54
kasta yang disebut caturwarna. Keempat kasta itu adlah Kasta Brahmana, Kasta
Kestria, Kasta Weisya, dan Kasta Sudra.

2. Masuknya Pengaruh Agama dan Budaya Budha di India

Agama Budha lahir di Lembah Sungai Gangga (Kapilawastu). Agama Budha


tumbuhu dan berkembang sebagao realso terhadap kasta Brahmana didalan kegiatan
keagamaan agama Hindu. Menurut ajaran Budha, kesempurnaan hidup untuk
mencapai nirwana dapat dilakukan oleh setiap orang tanpa melaluiu bantuan pendeta
atau kasta Brahmana. Setiap orang berhak mencapai kesempurnaan hidup asalkan
dirinya dapat melepaskan dari sengsara. Agama Budha dipelopori oleh Sidharta
Gautama. Pokok – pokok ajaran dalam agama Budha tertuang dalam kitab Tripitaka.

Budha adalah tokoh sejarah pendiri agama Budha, dharma adalah ajaran Budha,
dan sanggha adalah masyarakat pemeluk agama Budha. Masyarakat pemeluk agama
Budha dibedakan menjadi dua macam, yaitu sanggha yang tetap tinggal sebagai
masyarakat biasa dan sanggha yang hidup dalam biara. Sanggha yang tetap tinggal
sebagai anggota masyarakat biasa disebut upasaka (laki – laki) dan upasika (wanita).

3. Masuknya Pengaruh Hindu dan Budha di Indonesia

Beberapa penyebab budaya Hindu-Budha dapat diterima masyarakat Indonesia


karena masyarakat Indonesia memiliki dasar-dasar kebudayaan yang cukup tinggi
sehingga masuknya budaya asing di Indonesia menambah perbendaharaan dan saking
mengisi dengan budaya Indonesia. Dan kecapakan khusus bangsa Indonesia disebut
dengan local genius, yaitu kecakapan suatu bangsa dalam menerima unsur – unsur
kebudayaan asing dan mengolah unsur – unsur tersebut sesuai kepribadian bangsa
Indonesia.

Masuknya agama dan kebudayaan Budha ke Indonesia diduga terjadi dahulu


dibandingkan agama Hindu, berdasarkan penemuan arkeologi, diperkirakan agama
dan kebudayaan Budha masuk pada sekitar abad ke – 2 m. pendapat ini berdasarkan
pada penemuan Arca Budha dari perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan, yang

55
diduga dibuat pada abad ke – 2 M. walaupun diduga lebih dahulu masuk ke Indonesia,
pada akhirnya pengaruhnya terdesak oleh Hindu yang masuk abad ke-4 M. agama
Budha mulai berkembang lagi pada abad ke-7 M ditandai dengan berdirinya kerajaan
sriwijaya.

a. Pembawa dan Proses Masuk Agama Budha


Proses masuknya agama dan kebudayaan Budha lebih fleksibel karena semua
pemeluknya berhak melakukan siar agama. Diduga penyebar atau pembaw agama
Budha ke Indonesia adalah pedagang. Orang – orang yang paling besar peranya alam
proses masuknya agama dan kebudayaan Budha ke Indonesia adlah para pedagang.
Mereka inilah kelompok masyarakat yang paling luwes bergaul dengan masyarakat di
Indonesia sehingga lewat mereka pula agama Budha diduga dibawa masuk dan
berkembang di Indonesia.
Selain pedagang agama Budha dibawa masuk ke Indonesia oleh Dharmaduta.
Dharmaduta berarti pesururh atau pengemban dan petugas Dharma. Dalam
terminology Budhis, Dharmaduta dikenal dengan pengkhotbah atau penyebar Dharma
kepada umat manusia agar mereka berbahagia.
b. Pembawa dan Proses Masuknya Agama Hindu
Untuk mengetahui proses masuknya agama Hindu ke Indonesia ada beberapa
teori yang dapat dipakau sebagai penjelasanya. Teori tersebut sebagai berikut :
1) Teori Waisya, dikemukakan oleh N. J. krom. Teori ini yang menyatakan bahwa
golongan Waisya merupakan golongan terbesar yang berperan dalam
menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu
2) Teori Kesatria, berpendapat bahwa penyebaran agama Hindu di Indonesia
dilakukan oleh golongna atau kasta kesatria.
3) Teori Brahmana, dikemukakan oleh J. C. Van Leur. Teori ini tersebut menyatakan
bahwa masuknya Hindu ke Indonesia karena peran Kasta Beahmana. Pendaoatnya
didasarkan atas twmuan – temuan prasasti yang menggunakan bahasa sansekerta
dan huruf pallaw. Bahasa dan huruf tersebut hanya dikuasai oleh kasta Brahmana.

56
4) Teori sudra, dalam teori ini menyatakan bahwa penyebaran Hindu ke Indonesia
dibawa oleh orang – orang India yang berkasta sudra. Alasanya mereka
menganggap sebagai orang – orang buangan dan hanya hidup sebagai budak
sehingga mereka datang ke Indonesia dengan tujuan untuk mengubah
kehidupannya.
5) Teori Arus Balik, dikemukakan oleh F. D. K Bosch. Teori arus balik menyatakan
bahwa yang berperan dalam menyebarkan agama Hindu di Indonesia adlah orang
atau kelompok masyarakat Indonesia sendiri. Diduga mereka pernah berkunjung
ke India dan mempelajari agama Hindu.
2. Munculnya Negara Tradisional bercorak Hindu – Budha

Masuknya Hindu-Budha ke Nusantara salah satunya menyebabkan munculnya


bentuk pemerintahan yang disebut kerajaan dengan pemimpinnya yang disebut raja.
Padahal sebelumnya di Nusantara masyarakatnya hanya membentuk kelompok-
kelompok dengan dipimpin oleh seseorang yang dianggap mempunyai kemampuan
lebih dibandingkan yang lain (primus interpares). Berikut ini beberapa kerajaan di
Nusantara yang muncul pada masa Hindu-Buddha

1. Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutal yang berlokasi di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur


adalah kerajaan bercorak Hindu pertama di Nusantara. Sumber utama Kerajaan Kutai
ialah tujuh buah batu bertulis yang disebut yupa. Yupa itu ditulis dengan huruf
Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Yupa itu diperkirakan ditulis pada tahun 400 M
(abad ke-5 M). Dari yupa itu dapat diketahui bahwa raja yang memerintah ialah
Mulawarwan, anak Aswawarman, dan merupakan cucu kudungga. Disebutkan pula
dalam yupa itu bahwa Raja Mulawarman memberikan hadiah 1.000 ekor lembu
kepada kaum Brahmana. Selain itu, disebutkan pula bahwa Aswawarman adalah
Wangsakarta (pendiri dinasti). Dari berbagai keterangan tersebut dapat dipastikan
bahwa kerajaan Kutai telah mendapat pengaruh Hindu. Namun pengaruh Hindu
diduga setelah kudungga selesai memerintah. Hal itu didasarkan pada nama Kudungga

57
sendiri adalah nama asli Indonesia. Oleh karena itu Kudungga tidak disebut
Wangsakarta, Raja Mulawarman adalah raja terbesar Kutai dan telah memeluk agama
Hindu. Pada Kerajaan Kutai, kegiatan ekonomi mereka bertumpu pada hasil pertanian
dan peternakan. Kemungkinan hidup dari hasil pertanian didasarkan pada letak
kerajaan Kutai juga berada di pedalaman Kalimantan dan dekat aliran Sungai
Mahakam.

Masyarakat Kutai mulai mengenal tulisan dan kebudayaan dari bangsa luar
karena pengaruh agama Hindu. Dengan demikian, bangsa Indonesia sudah mengakhiri
zaman Praaksara dan mulai memasuki zaman Sejarah sebab masyarakat Kutai sebagai
bagian dari Indonesia telah mengenal kebudayaan tertulis. Bukti yang mendukung
kesimpulan itu adalah ditemukannya empat batu tertulis (yupa) pada tahun 1879 dan
tiga yupa lagi pada tahun 1940 di daerah aliran Sungai Mahakam. Tulisan prasasti
tersebut memiliki huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Huruf dan bahasa itu telah
lazim digunakan oleh kaum Brahmana di India Selatan.

2. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Hindu tertua kedua di Indonesia terdapat di Jawa Barat. Kerajaan itu
bernama Tarumanegara. Dalam berita Cina, Tarumanegara disebut Tolomo.
Berdirinya Kerajaan Tarumanegara diduga bersamaan dengan kerajaan Kutai, yaitu
pada abad ke-5 M. Bukti yang memperkuat pendapat itu adalah ditemukannya tujuh
prasasti, yaitu Prasasti Citarum (Ciaruteun). Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu,
Prasasti Pasir Awl (Pasir Muara), dan Prasasti Muara Cianten (di Bogor); Prasasti
Tugu (di Jakarta); Prasasti Lebak Munjul (di Banten Selatan). Ketujuh prasasti itu
ditulis menggunakan huruf Pallawa, dengan menggunakan bahasa Sanskerta.

Kerajaan Tarumanegara diperintah oleh Raja Punawarman. Raja Punawarman


merupakan raja yang cakap dan berusaha meningkatkan kesejahteraan rakyat. Oleh
karena itu rakyatnya hidup makmur dalam suasana aman dan tenteram. Pengaruh
agama Hindu dan adanya berita dari Cina membuktikan bahwa Kerajaan
Tarumanegara telah mengadakan hubungan dengan luar negeri. Adanya hubungan

58
dengan luar negeri menyebabkan kehidupan masyarakat Tarumanegara bertambah
maju, baik di bidang ilmu pengetahuan maupun bidang perdagangan

Sebagai kerajaan Hindu yang beraliran Wisnu, Tarumanegara juga menjalankan


upacara sedekah dengan menyembelih 1.000 ekor sapi yang diserahkan kepada kaum
Brahmana. Upacara tersebut dilaksanakan pada tahun 417 M setelah penggalian
Sungai Gomati dan Candrabhaga selesai dilaksanakan. Kehidupan ekonomi Kerajaan
Tarumanegara didasarkan pada bidang pertanian, peternakan, perburuan binatang, dan
perdagangan. Komoditas yang diperdagangkan antara lain berupa cula badak, perak.
dan kulit penyu.

3. Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan sriwijaya adalah kerajaan maritime terbesar di kawasan Asia Tenggara.


Kerajaan Sriwijaya menguasai perairan barat nusantara sejak abad ke – 7 hingga 15
M. keberadaan Kerajaan Sriwijaya banyak diungkap melalui beragam prasasti dan
berita. Kekuasaan Kerajaan Sriwijayasenakin luas ketika berhasil mengembangkan
politik ekspansinya. Sasaranya adalah daerah – daerah yang strategis bagi dunia
perdagangan. Perluasan wilayah kekuasaan ini tertulis dalam prasasti yang ditemukan
di lampung, Bangka, dan ligor,. Bahkan, beberapa sumber dari cina juga didalam
menyebutkakan keberhasilan Kerajaan Sriwijaya di dalam memperluas wilayah
kekuasaan hingga ke semananjung malaka. Tidak aneh apabila Kerajaan Sriwijaya
dikenal sebagau negara antarnusa.sumber – sumber sejarag yang didapat digunakan
untuk mengetahui Kerajaan Sriwijaya adalah enam prasasti yang ditemukan di
Sumatra Selatan dan satu pualau Bangka. Prasasti – prasasti tersebut antara lain
prasasti Kedukan Bukit (683 M), prasasti Talang Tuo (686 M), prasasti Kota Kapur
(686 M), Telaga Batu (683 M), prasasti Ligor (775 M), prasasti Palas Pasemah, dan
prasasti Karang Berahi.

Kemajuan pesat dari Kerajaan Sriwijaya selain karena rajanya cakap, gagah
berani. dan bijaksana, juga didukung oleh faktor yang menguntungkan. Faktor-faktor
itu, antara lain sebagai berikut.

59
a. Letaknya strategis berada pada jalur perdagangan India-Cina
b. Sriwijaya telah menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, Semenanjung Malaya, dan
Tanah Genting Kra sebagai pusat perdagangan.
c. Hasil bumi Sriwijaya dan sekitarnya sebagai mata perdagangan yang berharga
terutama rempah-rempah dan emas tersedia banyak.
Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran sekitar abad ke-12. Faktor
penyebabnya sebagai berikut.
a. Kota Palembang makin jauh dari laut akibat pengendapan lumpur yang dibawa
oleh Sungai Musi dan sungai-sungai lainnya,
b. Pendapatan Sriwijaya dari pajak mulai berkurang karena kapal dagang yang
datang ke Sriwijaya makin berkurang.
c. Perekonomian Sriwijaya mengalami kemunduran dan makin lemah yang
menyebabkan Sriwijaya tidak mampu mengontrol lagi daerah kekuasaannya.
Akibatnya, daerah-daerah kekuasaannya saling berusaha melepaskan diri.
d. Sriwijaya mendapatkan serangan militer dari kerajaan lain.
Faktor politik dan ekonomi maka sejak akhir abad ke-14 M. Kerajaan Sriwijaya
menjadi kerajaan kecil dan wilayahnya terbatas pada daerah palembang,. Kerajaan
Sriwijaya yang kecil dan lemah akhirnya dihancurkan Majapahit tahun 1377 M.
4. Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram kuno teletak di jawa tengah dengan intinya sering disebut
Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleha gunung sindoro, gunung sumbing, gunung
merapi, gunung merbabu, gunung lawu, dan gunung sewu. Daerah ini juga dialiri oleh
sungai Bogowonto, Sunagi Progo, Sungai Elo, dan Sungau Bengawan Solo. Itulah
sebabnya daerah ini sangat subur.

Kerajaan Mataram didirikan oleh Sanjaya (Prasasti Canggal) dengan ibu kota
berada di medang di Pohpitu. Kerajaan Mataram Kuno berkembang dengan pesat
karena didukung oleh beberapa factor antara lain sebagai berikut :

60
a. Para raja di Mataram cukup arif dan bijaksana serta menjadi panutan yang baik
untuk rakyaktnya.
b. kerjasama antara raja dengan para Brahmana atau Bhiksu cukup baik.
c. Wilayah kerajaannya sangat subur, rakyatnya hidup makmur, aman, dan tenteram.
d. Umat Hindu dan umat Buddha hidup rukun saling tolong menolong.
e. Adanya jalinan kerja sama dengan kerajaan atau negara asing, seperti: Kerajaan
Sriwijaya, Siam, India, dan lain-lain.

Kebesaran Mataram dicapai pada masa pemerintahan Balitung, wilayahnya


sampai Jawa Timur. Pada masa pemerintahaan raja Balitung (907), wilayah Kerajaan
Mataram Kuno juga telah meliputi daerah-daerah di Jawa Timur terutama lembah
Sungai Brantas yang subur. Daerah itu amat penting untuk pertanian dan pelayaran
sungai menuju Laut Jawa. Sementara itu kedudukan Ibu Kota Mataram Kuno makin
tidak menguntungkan karena :

a. tidak memiliki pelabuhan laut sehingga sulit berhubungan dengan dunia luar.
b. sering dilanda bencana alam oleh letusan Gunung Merapi.
c. sering terjadi perebutan kekuasaan sehingga kewibawaan kerajaan berkurang.
d. mendapat ancaman serangan dari Kerajaan Sriwijaya.
Oleh karena itu pada tahun 929 Ibu Kota Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa
Timur (di bagian Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur).
Kerajaan Mataram merupakan sebuah kerajaan agraris, maka Mataram banyak
bertumpu pada sektor pertanian. Basis pertanian itu terletak di Jawa bagian tengah
dengan komoditas utama beras. Selain mengandalkan sektor pertanian, Mataram
juga menguasai bidang perdagangan dengan komoditas utamanya beras dan
palawija.
5. Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur

Kerajaan baru yang dipindahkan Mpu Sindok dari Jawa Tengah ke Jawa Timur
tetap bernama Mataram. Hal tersebut disebutkan dalam Prasasti Paradah (943 M) dan
Prasasti Anjukladang (973 M). Letak kerajaannya tidak ada sumber sejarah yang

61
menyebutkan secara pasti. Berdasarkan Prasasti Paradah dan Prasasti Anjukladang
disebutkan bahwa ibukota Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur adalah Watugaluh.
Kemungkinan ibukota itu berada di Dewa Watugaluh sekarang, dekat Jombang di tepi
Sungai Brantas. Namun berdasarkan Prasasti Tatyyan (929 M), Ibukota Mataram
Kuno Jawa Timur adalah Tamwlang yang diperkirakan berada di Jombang, Jawa
Timur. Silsilah raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur,
antara lain Empu Sindok (929-947): Sri Isanatunggawijaya; Dharmawangsa (991-
1016; Airlangga.

Pada pemerintahan Darmawangsa, pembangunan dilaksanakan untuk


meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan membangun saluran irigasi dan
memperbaiki tanggul Sungai Brantas di Wiringin Sapta, pelabuhan Hujung Galuh, dan
kembang Putih di Tuban untuk memperlancar pelayaran dan perdagangan laut dengan
dunia luar. Misalnya, dengan India, Burma dan Campa.

Kehidupan keagamaan pada masa pemerintahan Airlangga maju dengan


pendirian tempat pemujaan dan pertapaan. Pada masa itu telah dihasilkan karya sastra
dengan judul Arjuna Wiwaha yang ditulis oleh Mpu Kanwayang berisi kisah Raja
Airlangga yang di anggap sebagai Arjuna. Agama yang berkembang pada saat itu
ialah Hindu Aliran Wisnu atau Waisanawa sehingga Airlangga dianggap sebagai
titisan Dewa Wisnu.

6. Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri merupakan kelanjutan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur.


Karena mempunyai dua orang Putra, Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua
agar tidak terjadi perebutan kekuasaan, yaitu Kerajaan Jenggala yang beribukota di
Kahuripan dan Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan ibukota Daha. Pada tahun 1044
Masehi terjadi peperangan antara Kediri dan Jenggala. Sri Samarawijaya berhasil
dikalahkan oleh Garasakan dari Jenggala Selanjutnya, kerajaan Kediri (Panjalu) tidak
tercatat dalam sumber-sumber sejarah untuk sementara waktu. Perebutan kekuasaan
antara Jenggala dan Kediri berlangsung hingga tahun 1052 Masehi. Pada tahun itu

62
Raja Mapanji Alanjung Ahyes berhasil menundukkan kerajaan Jenggala. Namun itu
tidak lama memerintah karena pada tahun 1959 muncul seorang raja`lain, yaitu Raja
Samarotsaha yang berkuasa di Kerajaan Jenggala. Setelah pemerintahan Samarotsaha
yang berkuasa, kedua kerajaan tersebut tidak tercatat dalam sumber sejarah. Setelah
tahun 1116, Kerajaan Kediri muncul kembali di dalam sumber sejarah. Setelah 58
tahun mengalami masa suram, Kerajaan Panjalu (Kediri) bangkit lagi sekitar tahun
1116, Raja yang memerintah antara lain Rakai Sirikan Sri Bameswara, Sri
Aryyeswara;,Raja Jayabaya, Kameswara, Raja Sarweswara, Raja Kertajaya.

Kediri merupakan kerajaan agraris dan maritim. Masyarakat yang hidup di


daerah pedalaman Kerajaan Kediri sangat berlimpah karena didukung oleh kondisi
tanah yang subur. Hasil pertanian yang melimpah memberikan kemakmuran bagi
rakyat. Pada Masa itu, mata uang yang terbuat dari emas dan campuran antara perak,
timah dan tembaga sudah digunakan. Hubungan antara daerah pedalaman dan daerah
pesisir sudah berjalan cukup lancar. Sungai Brantas banyak digunakan untuk lalu
lintas perdagangan antara daerah pedalaman dan daerah pesisir.

Pada zaman Kediri karya sastra berkembang pesat. Banyak karya sastra yang
dihasilkan. Pada masa pemerintahan Jayabaya, raja pernah memerintahkan kepada
Mpu Sedah untuk mengubah kitab Baratayudha kedalam bahasa Jawa Kuno. Pada
masa pemerintahan Kameswara juga ditulis karya sastra, antara lain kitab
Wertasancaya, kitab Smaradhahana, kitab Lubdaka, kitab Kresnayana, kitab
Samanasantaka.

Pada tahun 1222 M Raja Kertajaya berselisih melawan kaum Brahmana yang
kemudian meminta perlindungan kepada Ken Arok, Akuwu Tumapel. Kebetulan Ken
Arok juga bercita-cita memerdekakan Tumapel yang merupakan daerah bawahan
Kediri. Perang antara kediri dan Tumapel terjadi di dekat Desa Ganter. Pasukan Ken
Arok berhasil menghancurkan pasukan Kertajaya. Dengan demikian, berakhirlah masa
Kerajaan Kediri dan mulai sejak saat itu menjadi bawahan Tumapel atau Singasari.

7. Kerajaan Singasari

63
Sejarah kerajaan Singasari berasal dari Kerajaan Tumapel yang dikuasai oleh
seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah pegunungan dan yang subur di Malang
dengan pelabuhannya bernama Pasuruhan. Dari daerah ini kerajaan Singasari
berkembang bahkan menjadi sebuah kerajaan besar di Jawa Timur terutama setelah
mengalahkan Kerajaan Kediri dalam pertempuran di dekat Banten tahun 1222 M.
Berikut ini sumber-sumber sejarah pada masa kerajaan Singasari, antara lain:

a. Kitab Pararaton dan yang menceritakan tentang raja-raja Singasari.


b. Kitab Negarakertagama, berisi silsilah raja-raja Majapahit yang memiliki
hubungan erat dengan dengan raja-raja Singasari.
c. Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M.
d. Berita Cina yang menyatakan bahwa Kaisar Khubilai Khan (Cina) mengirim
pasukannya untuk menyerang kerajaan Singasari.
e. Peninggalan purbakala berupa bangunan candi yang menjadi pendarmaan raja-
raja Singasari seperti Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Singasari.
Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan Singasari adalah raja Ken Arok. Raja
Anusapati, Raja Tohjaya, Raja Wisnuwardhana, Raja Kertanegara. Di bawah
pemerintahan Raja Kertanegara, kerajaan Singasari mencapai masa kejayaannya.
Setelah keadaan Jawa Timur dianggap baik, Raja Kertanegara melangkah keluar Jawa
Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh Nusantara di bawah panji
Kerajaan Singasari. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Raja Kertanegara
melaksanakan politik dalam negeri dan politik luar negeri. Politik dalam negeri
dilaksanakan dengan jalan sebagai berikut,
a. Mengadakan pergeseran pembantu-pembantu, seperti mahapatih Raganata,
digantikan oleh Aragani dan Raganata diangkat menjadi bupati Sumenep (Madura)
b. Berbuat baik terhadap lawan-lawan politiknya, seperti dengan mengakat putra
Jayakatwang (Raja Kediri yang bernama Ardnaraja menjadi menantunya. Juga
mengangkat Raden Wijaya (cucu Mahesa Cempaka) sebagai menantunya.

64
c. Memperkuat dan membangun angkatan perang, baik angkatan darat maupun
angkatan laut yang menciptakan keamanan dan ketertiban di dalam negeri, Seri
untuk mewujudkan persatuan Nusantara.
Dalam politik luar negeri, Raja Kertanegara berusaha untuk mempersatukan
seluruh Nusantara di bawah panji Kerajaan Singasari. Untuk itu cita-cita politik luar
negeri tersebut Raja Kertanegara melakukan cara-cara, antara lain melaksanakan
ekspedisi Pamalayu (1275 dan 1286); menguasai Bali (1284 M); menguasai Jawa Barat
(1289 M). dan menguasai Pahang (Malaya) dan Tanjung Pura (Kalimantan).
Rakyat Singasari mengalami pasang surut kehidupan sejak zaman Ken Arok
sampai masa pemerintahan Wisnuwardhana. Pada masa pemerintahan Kertanegara,
kerajaan dibangun dengan baik sehingga rakyat hidup aman dan sejahtera. Bersamaan
dengan usaha Kertanegara untuk memperluas daerah kekuasaan, Kerajaan Mongol
yang dipimpin oleh Kubilai Khan juga melakukan Ekspansi ke Asia Tenggara.
Selanjutnya Kubhilai Khan mengirim utusan ke Singasari untuk meminta raja
Kertanegara mengakui kekuasaannya antara tahun 1280, 1281, 1286, dan terakhir pada
tahun 1289 yang dipimpin oleh Meng Chi. Kertanegara merasa kesal sehingga
utusannya itu dianiaya hingga cacat dan disuruh pulang. Saat tiba di negerinya utusan
itu menceritakan tindakan Raja Kertanegara kepada Kubhilai Khan sehingga kubhilai
Khan marah dan menyiapkan pasukannya untuk menghukum Kertanegara. Namun,
ketika pasukan itu tiba di Jawa tahun 1293. Raja Kertanegara telah mangkat
Kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Singasari tidak diketahui secara jelas.
Akan tetapi mengingat, Kerajaan Singasari berpusat di tepi sungai Brantas (Jawa
Timur), kemungkinan masalah perekonomian tidak jauh berbeda dari kerajaan-
kerajaan terdahulunya, yaitu secara langsung maupun tidak langsung rakyatnya ikut
ambil bagian dalam dunia pelayaran keadaan tersebut juga di dukung oleh hasil-hasil
bumi yang sangat besar dari rakyat Jawa Timur. Perkembangan kebudayaan
masyarakat Kerajaan Singasari terlihat ditemukannya peninggalan berupa candi dan
patung. Peninggalan candi, di antaranya yaitu Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi
Singasari.
8. Kerajaan Majapahit

65
Berdirinya kerajaan Majapahit bermula dari diterima dan diampuninya Raden
Wijaya oleh Jayakatwang atas bantuan Bupati Sumenep, Aryawirajaya. Kemudian
Raden Wijaya oleh Jayakatwang diberi sebidang tanah yang bernama tanah tarik. Dari
tanah tarik inilah Raden Wijaya mempersiapkan berdirinya Kerajaan Majapahit yang
kemudian dalam waktu singkat Majapahit berhasil menguasai Jawa Timur dan
Majapahit berkembang menjadi penguasa, hampir seluruh wilayah Indonesia. Sumber
sejarah mengenai berdiri dan berkembangnya Kerajaan Majapahit antara lain Prasasti
Butak: Prasasti Kudadu; Kidung Harsawijaya dan kidung Panji Wijayakrama; kitab
Pararaton; dan kitab Negarakartagama.

Selain sumber-sumber tersebut, sumber yang tidak kalah penting menerangkan


keberadaan kerajaan Majapahit adalah sumber yang berasal dari berita asing, seper
dari Cina, India, dan Arab.Faktor-faktor yang mendorong lahirnya Kerajaan Majapahit
sebagai kerajaan besar antara lain sebagai berikut

a. Letak Majapahit secara geografis sangat strategis, yaitu di tengah-tengah wilayah


Indonesia sehingga mudah memainkan peran dalam menyatukan Indonesia, baik
secara politik maupun ekonomi.
b. Pusat kerajaan di tepi sungai besar yang mudah dilayari sehingga hubungan
dengan dunia luar sangat mudah.
c. Tanah subur dan banyak menghasilkan bahan-bahan ekspor, khususnya hasi
pertanian utamanya beras dan kacang-kacangan.
d. Sebelum Majapahit, telah ada kerajaan-kerajaan Jawa Timur yang merintisnya.
khususnya Singasari di bawah Kertanegara. Gagasan Nusantara telah diperoleh
dan pelaksanaan sebagian telah dilakukan.
e. Munculnya tokoh-tokoh kerajaan, seperti Raden Wijaya, Hayam Wuruk, dan Patih
Gajah Mada yang melaksanakan gagasan Nusantara dengan "Sumpah Palapa"nya.
f. Tidak adalagi saingan kerajaan di Indonesia, Sriwijaya sudah semakin lemah
setelah serangan Cholamandala, sedangkan Kediri akibat siasat yang dilakukan
oleh Raden Wijaya

66
g. Di luar Indonesia tidak ada lagi kerajaan besar yang dapat menjadi perintang.
Kerajaan Cholamandala di India dan dinasti Yuan di Cina terpecah-pecah setelah
raja/kaisar besarnya meninggall.
Struktur pemerintahan Kerajaan Majapahit mencerminkan adanya kekuasaan
yang bersifat teritorial dan sentralisasi. Raja dianggap sebagai penjelmaan dewa yang
memegang kekuasaan bersifat politik, sehingga dengan sendirinya raja menempat
struktur pemerintahan tertinggi di kerajaan. Adapun raja-raja yang pernah memerintah
di Kerajaan Majapahit antara lain Raden Wijaya (1293-1309 M: Sri Jayanegara (1309-
1350 M); Raja Tribhuwanatunggadewi (1328-1350 M); Raja Hayam Wuruk (1350-
1389 M); dan Raja Wikramawardana.
Kehidupan ekonomi Kerajaan Majapahit menitikberatkan pada bidang pertanian,
pelayaran, dan perdagangan. Majapahit merupakan negara agraris dan negara maritim.
Masyarakat Majapahit sudah maju dan teratur. Kehidupan toleransi beragama
sudah dikembangkan antara umat Hindu-Siwa, Buddha, dan kepercayaan asli.
Perkembangan kebudayaan di Kerajaan Majapahit juga berkembang pesat, terbukti dari
hasil-hasil peninggalan berupa:
a. Bangunan

Berupa candi, seperti Candi Panataran, Candi Sawentar, Candi Sumberjati yang
semuanya terletak di Blitar, Candi Tegalwangi, dan Surawana di Pare Kediri, Candi
Tikus di Trowulan.

b. Kesusastraan Majapahit terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut.


1) Zaman Majapahit awal (Majapahit 1) antara lain, Kitab Negarakertagama,
karangan Prapanca, tahun 1365 M; Kitab Sutasoma, karangan Mpu Tantular,
Kitab Arjunawijaya, karangan Mpu Tantular, Kitab Kunjarakarna; Kitab
Parthayajna.
2) Zaman Majapahit akhir (Majapahit II), yaitu: Kitab Sundayana; Kitab Panji
Wijayakrama; Kitab Ranggalawe; Kitab Sorandaka; Kitab Pamancangah;
Kitab Usana Jawa; Kitab Usana Bali

67
Perkembangan kerajaan Majapahit yang mencapai puncaknya pada abad ke-14.
akhirnya mulai mengalami proses kemunduran setelah Gajah Mada meninggal pada
tahun 1364 M, kemudian disusul meninggalnya Hayam Wuruk pada tahun 1389 M.
Berikut ini faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Kerajaan Majapahit
sepeninggal Hayam Wuruk dan Gajah Mada.
a. Tidak ada lagi tokoh di pusat pemerintahan yang dapat mempertahankan kesatuan
wilayah setelah Gajah Mada dan Hayam Wuruk meninggal.
b. Struktur pemerintahan Majapahit yang mirip dengan sistem negara serikat pada
masa modern dan banyaknya kebebasan yang diberikan kepada daerah
memudahkan wilayah-wilayah jajahan untuk melepaskan diri begitu diketahui
bahwa di pusat pemerintahan sedang kosong kekuasaan.
c. Terjadinya perang saudara, di antaranya Perang Paregreg (1401-1406 M) yang
wirabhumi melawan pusat Kerajaan Majapahit. Selain perang saudara ada usaha
memisahkan diri yang dilakukan Girindrawardhana dari Kediri (1478 M).
d. Masuknya agama islam sejak zaman Kerajaan Kediri di Jawa Timur
mennimbulkan kekuatab baru yang menentang kekuasaan majapahit. Banyak
bupati di wilayah pantai yang baru masuk islam karena kepentingan dagang dan
berbalik melawan majapahit.

3. Kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia

Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh terhadap


perkembangan kebudayaan di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki
kebudayaan asli, banyak mengadopsi dan mengembangkan budaya India dalam
kehidupan sehari-hari, Namun, masyarakat tidak begitu saja menerima budaya budaya
baru tersebut. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian
dengan kebudayaan yang ada di Indonesia yang disebut dengan proses akulturasi
kebudayaan.

1. Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia

68
Dalam hubungan dengan kebudayaan, telah terjadi akulturasi kebudayaan
India dan kebudayaan Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha terjadi
dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di Nusantara.
a. Kepercayaan/Agama
Sebelum masuk pengaruh India, kepercayaan yang berkembang di
Indonesia masih bersifat animisme dan dinamisme. Masyarakat pada saat itu
melakukan pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan kekuatan-kekuatan
benda-benda pusaka tertentu serta kepercayaan pada kekuatan-kekuatan alam.
Dengan masuknya pengaruh Hindu/Buddha, kepercayaan asli bangsa
Indonesia ini kemudian berakulturasi dengan agama Hindu-Budha.
b. Pemerintahan/Politik
Salah satu contoh nyata pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di
Indonesia adalah perubahan sistem pemerintahan. Sebelum pengaruh Hindu-
Buddha masuk ke Indonesia, struktur sosial asli masyarakat Indonesia
berbentuk suku-suku dengan pimpinannya ditunjuk atas prinsip primus
interpares. Setelah pengaruh Hindu Buddha masuk, sistem pemerintahan ini
berubah menjadi kerajaan. Kepemimpinan lalu diturunkan kepada keturunan
raja. Raja dan keluarganya kemudian membentuk kalangan yang disebut
bangsawan.
c. Kebudayaan dan Kesenian
Unsur-unsur kebudayaan India masuk dan mempengaruhi perkembangan
kebudayaan Indonesia serta berpadu dengan unsur-unsur kebudayaan
Indonesia. Perpaduan itu disebut akulturasi. Hasilnya adalah kebudayaan
Indonesia bercorak Hindu dan Budha, misalnya sebagai berikut.
a) Seni bangunan, adanya candi-candi agama Hindu dan candi-candi agama
Buddha.
b) Seni patung, berupa patung dewa agama Hindu dan patung dewa agama
Buddha.yang terbuat dari kayu, batu, atau perunggu.
c) Seni ukir, terdapat pada dinding candi berwujud relief yang melukiskan
cerita Mahabarata, Ramayana, dan riwayat kehidupan Sang Buddha.

69
d) Bahasa dan tulisan, bahasa yang dimiliki, yaitu bahasa Sanskerta. Tulisan
yang dibawa adalah huruf Pallawa (cikal bakal huruf Jawa).
e) Seni wayang, merupakan perpaduan budaya India dan Indonesia terutama
isi cerit diambil dari buku induk pewayangan India, yaitu buku
Mahabarata dan Ramayana.
f) Seni sastra India sangat besar karena dengan adanya buku Mahabarata
dan Ramayana.
d. Ilmu Pengetahuan
Masyarakat Indonesia mengenal penanggalan tahun Saka. Perbedaan
waktu antara tahun Saka dan Masehi sekitar 78 tahun.
e. Pendidikan
Pendidikan membawa pengaruh bagi munculnya lembaga-lembaga
pendidikan meskipun lembaga pendidikan tersebut masih sangat sederhana
dan mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan. Indonesia (Sriwijaya)
pernah menjadi pusat pendidikan dan pengetahuan agama Buddha yang
bertaraf internasional. Hal tersebut dibuktikan dengan catatan perjalanan I-
Tsing. Selama beberapa bulan di Sriwijaya dia menerjemahkan salah satu
kitab agama Buddha bersama pendeta Buddha yang bernama Satyakirti.
2. Daerah-daerah yang dipengaruhi unsur-unsur Hindu-Budha di Indonesia
hingga Abad ke-14

Agama dan budaya Hindu masuk dantersiar di Indonesia kira – kira pada tahun
400 M. hal ini dibuktikan dengan ditemukanya tujuh buah yupa di Kalimantan timur.
Yupa tersebt merupakan peninggalan kerajaana kutai. Di jawa barat juga ditemukan
tujuh buah prasasti. Prasasti tersebut merupakan peninggalan dari Kerajaan Taruma
negara. Agama dan Budaya Hindu di Indonesia kemudian berkembang di kerajaan –
kerajaan lainy, seperti kerajaaan Mataram Lama, Medang, Kediri, Singasari,
Majapahit, Sunda, dan bali.

Agama budha masuk ke Indonesia sibawa oleh bhiksu, salah satunya dari
Kashmir yanga bernama Gunawarman. Kemudian untuk masa – masa berikutnya

70
ternyata oengaruh agama Budha dibawa oleh orang – orang Indonesia sendiri yang
pernah belajar di perguruan tinggi Nalanda, India. Agama Budha yang tersiar di
Indonesia adalah Budha aliran Mahayana. Pengaruh Budha berkembang di kerajaan
Melayu, Moling, Mataram Lama (dinasti Syailendra), Kanjuruhab, Medang,
Sriwijaya, Singasari, dan Majapahit.

E. Evaluasi

Evaluasi pada BAB III Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu Budha di
Indonesia adalah mengerjakan esai singkat. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan
benar!!!

1. Sebutkan salah satu teori terbentuknya muka bumi yaitu....


2. Zaman dimana belum ada kehidupan disebut....
3. Zaman dimana sudah mulai ada manusia adalah zaman....
4. Zaman dimana es mulai mencair disebut....
5. Pulau Jawa adalah wilayah yang paling banyak ditemukan peninggala manusia
purba, yaitu wilayah....dan....
6. Pithecantropus erectus ditemukan oleh....
7. Ciri manusia purba yang memiliki rahang kuat, berbadan besar dan tegap,
makananya adalah tumbuh-tumbuhan, serta diperkirakan hidup pada Pleistosen
Awal adalah ciri-ciri manusia....
8. Teori yang mengatakan Indonesia berasal dari Cina adalah teori....
9. Ciri-ciri rambut lurus, kulit kuning kecoklatan, dan bermata sipit adalah ciri-ciri
manusia....
10. Ras yang masuk Indonesia dengan membawa kebudayaan Dongson adalah....

71
Kegiatan Belajar 4 : Pengaruh Agama Dan Kebudayaan Agama Islam Di
Indonesia
A. Identitas Modul

1. Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Bawang


2. Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
3. Kelas / Semester : X / Gasal
4. Tahun Pelajaran : 2021/2021
5. Materi Pokok : Peradaban Masyarakat Indonesia Masa Islam
6. Alokasi Waktu : 6 JP (2 pertemuan x 3JPx45 menit)
B. Kompetensi Dasar
3. 4 Menganalisis berbagai teori tentang proses masuknya agama dan
kebudayaan Islam serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat
Indonesia (ekonomi, pemerintahan, budaya)
4. 4 Menyajikan hasil analisis berbagai teori tentang proses masuknya agama
dan kebudayaan Islam serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat
Indonesia (ekonomi, pemerintahan, budaya
C. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran dalam materi ini adalah :
1. Melalui pembelajaran peserta didik mampu menganalisis berbagai teori
tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam serta pengaruhnya
terhadap kehidupan masyarakat Indonesia (ekonomi, pemerintahan, budaya)
dengan berpikir kritis
2. Melalui pembelajaran peserta didik mampu menyajikan hasil analisis
berbagai teori tentang proses masuknya agama dan kebudayaan Islam serta
pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat Indonesia (ekonomi,
pemerintahan, budaya dengan benar
D. Materi

72
APERSEPSI
Apa yang
kalian ketahui
A. Apersepsi mengenai
gambar

Gambar 1.16 Keraton Yogyakarta


Sumber : CNN Indonesia (2020)

Apakah yang anda pahami pada gambar di atas?

Gambar diatas merupakan gambar keraton Yogyakarta, pada


penyebaran agama Islam Di Indonesia fungsi Kraton memiliki
peranan yang penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.
dikarenakan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu Budha Raja
dianggap penjelmaan dari Dewa serta apa yang dikatakan Raja
adalah sebuah titah yang harus dilakukan, ketika raja memeluk
agama Islam maka akan penyebaran agama Islam lebih mudah.

B. Uraian Materi

1. Kedatangan Islam di Indonesia


Proses Islamisasi di setiap daerah di Indonesia dilakukan secara bertahap,
wilayah yang mendapat pengaruh agam Islam di Nusantara adalah wilayah
Nusantara daerah barat. Daerah ini merupakan jalur perdagangan internasional

73
sehingga pengaruh dapat dengan cepat tumbuh di sana. Wilayah sekitar pantai
menumbuhkan pusat-pusat kerajaan Islam seperti Samudera Pasai, Pidie, Aceh,
Banten, Demak, Banjarmasin, Goa Makasar, Gresik, Tuban, Cirebon, Ternate
dan Tidore sebagai pusat kerajaan Islam yang berada disekitar pesisir. Di Jawa
Barat telah tumbuh kota-kota Islam seperti Cirebon, Jayakarta, dan Banten.
a. Pendapat Ahli tentang Waktu Kedatangan Islam ke Indonesia
Secara garis besar, ada tiga garis waktu tentang Islam dianggap mulai masuk ke
Indonesia, yaitu abad ke-7, abad ke-11, dan abad ke-13.
1) Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7
Berikut ini pendapat yang mendukung Islam masuk ke Indonesia mulai abad ke-7
Masehi.
 Islam masuk ke Indonesia khususnya wilayah Aceh adalah catatan dari Al
Mas’udi, beliau menyebutkan tahun 675 Mada seorang utusan Raja Arab
muslim yang datang di Kalingga, serta menyatakan pada tahun 648
diterangkan telah ada perkampungan Arab muslim di Pantai Timur
Sumatera.
 Harry W. Hazard menyebutkan bahwa agama Islam mulai ada abad 7 M. Hal
itu dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu selalu singgah di
Sumatra dalam perjalanannya ke Tiongkok.
2) Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-11
Satu-satunya sumber yang menyatakan bahwa Islam telah masuk pada abad 11 M
adalah ditemukannya makam panjang di desa Leran, Kecamatan Manyar,
Kabupaten Gresik ada sebuah makam dari fatimah Binti Maimun beserta
rombongannya. Pada makam itu terdapat prasasti dengan huruf Arab Riq'ah yang
berangka tahun (jika dibuat Masehi menjadi 1082)
3) Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13
a) Catatan perjalanan Marcopolo yang menyatakan bahwa ia menjumpai
adanya Ferlec (mungkin Peureulak) di Aceh, pada tahun 1292 M.
b) K.F.H. van Langen dari sumber Tiongkok.yang menyebut adanya kerajaan
Pase (mungkin yang dimaksud adalah Pasai) di Aceh pada 1298 M.

74
c) J.P. Mquete menyebutkan pada De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken
Met Dergelijk Monumenten uit Hindoesten islam masuk ke wilayah
Nusantara sekitar abad 13
b. Bukti-Bukti Masuknya Islam ke Indonesia
Berikut ini beberapa bukti yang memastikan bahwa Islam telah masuk ke
Nusantara telah lama.
 Bukti-bukti yang dapat digunakan untuk memastikan masuknya Islam di
Indonesia, antara lain surat Raja Sriwijaya memberikan selamat kepada
Umar bin Abdul Azis pemimpin dari Dinasti Muawiyah.
 Di Leran, Gresik ditemukan makam kuno bercorak Islam. Pada batu
nisan makam tertera nama Fatimah binti Maimun dan angka tahun 1082.
Dari bukti tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada tahun tersebut
(abad ke-11) agama Islam telah masuk Nusantara. Itu berarti sebelum
tahun itu bisa juga sebelum abad tersebut) Islam telah berkembang di
Nusantara.

Gambar 1.17 Fatimah binti Maimun


Sumber : Historyofcirebon (2018).
 Makam Sultan Malik as Saleh berada di Aceh. Pada nisan makam
tersebut tertulis angka tahun 1297. Dengan demikian, berdasarkan bukti
tersebut dapat diperkirakan bahwa Islam telah masuk ke Aceh pada abad

75
ke-12. Analisis selanjutnya menyatakan bahwa Islam telah masuk ke
Aceh jauh sebelum Malik as Saleh mendirikan Kerajaan Samudra Pasai.

Gambar 1.18 Makam Sultan Malik as Saleh


Sumber : Mulyana, Mung (2020).
 Seorang pengelana dari Venesia (Italia) pada tahun 1292 telah singgah
di Perlak, Aceh di bagian utara. Pada saat itu, ia dalam perjalanan
hendak menuju Tiongkok. Berdasarkan catatan perjalanannya,
Marcopolo memberitakan bahwa pada abad ke11 Islam telah
berkembang di Sumatra bagian utara. Ia juga memberitakan bahwa
Islam telah berkembang dengan pesat di Jawa.
 Ibnu Battutah pada tahun 1345 berkunjung ke Samudra Pasai. Dari
kunjungan tersebut, ia bercerita bahwa Sultan Samudra Pasai sangat
baik terhadap para ulama dan rakyatnya. Menurutnya, Samudra Pasai
memiliki pelabuhan dagang yang maju dan ramai. Di pelabuhan
tersebut, ia bertemu dengan pedagang dari India, Tiongkok, dan Jawa.
c. Faktor Penyebab Islam Cepat Berkembang di Indonesia
Agama Islam mudah diterima dan dapat berkembang pesat di Indonesia karena
faktor-faktor sebagai berikut,

76
1) Syarat masuk Islam sangat mudah, yakni cukup mengucapkan kalimat
syahadat.
2) Islam itu demokratis maksudnya tidak mengenal tingkatan kelas sosial, suku,
kaya serta miskin dan lain-lain.
3) Dalam Islam tidaka ada kelas sosial.
4) Islam yang berada di Indonesia menyesuaikan adat istiadat , kebiasaan dan
tradisi. Agama Islam yang masuk ke Indonesia disesuaikan dengan adat dan
tradisi Indonesia memiliki toleransi yang tinggi kepada agama Hindu Budha.
5) Penyebaran agama Islam dilakukan dengan jalan damai, tanpa paksaan.
dankekerasan.
6) Faktor politik yang turut memperlancar penyebaran agama Islam di
Indonesia ialah runtuhnya Kerajaan Majapahit (1478) atau (1526) dan
jatuhnya Malaka pada Portugis 1511.
d. Saluran Penyebaran Islam di Indonesia
Proses awal penyebaran Islam ke Indonesia diperkirakan melalui saluran atau
sarana. antara lain perdagangan; pernikahan; dakwah; pendidikan; ajaran
tasawuf, kesenian; dan politik.
2. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Islam masuk ke Indonesia dan memengaruhi berbagai segi kehidupan
masyarakat nesia termasuk juga segi pemerintahan, yakni dengan munculnya
kerajaan-keraiaan bercorak Islam. Hal ini disebabkan karena terbentuknya
kerajaan dimulai dari kota-kota pelabuhan yang berfungsi sebagai tempat
persinggahan yang menjadikan masyarakatnya bermatapencaharian petani serta
perdagangan karena corak dari kerajaannya maritim. Salah satu wujud pengaruh
budaya Islam adalah berdirinya kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. Beberapa
kerajaan Islam di Indonesia sebagai berikut.

a. Kerajaan Samudra Pasai

77
Gambar 1.19 Peta Kerajaan Samudera Pasai
Sumber : Brain (2014)
1) Letak Geografis
Samudera Pasai (Samudera Darusalam) adalah kerajaan pertama di
Indonesia yang menganut agama Islam. Letaknya di pantai untara Sumatera
Aceh dekat Perlak. Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Sultan Malik al
Saleh dan mengalami kejayaan. Hal ini dibuktikan Kerajaan Samudra Pasai
mampu memperluas wilayahnya dan menjalin hubungan perdagangan
dengan Arab.
2) Sumber Sejarah
a) Berita Marcopolo (1292), menyebutkan saat singgah di Sumatra
mendapati penduduk setempat sekitar Perlak (Malaysia) beragama
islam.
b) Berita Ibnu Batutah (1304-1368), musafir dari maroko. Dalam
kunjungan pertamanya tahun 1326, ia memutarkan masyarakat
pertamanya tahun 1326, ia menuturkan masyarakat pedagang di
kerajaan ini sebagaian besar beragama islam. Ia menyebutkan kerajaan
ini sebagai sebuah pelabuhan yang ramai dan banyak disinggahi kapal-
kapal dari Cina, India, dan Nusatara sendiri (Hapsari, 2013:153-154).
3) Kehidupan Politik

78
Menurut Snouck Hurgronje dan J. L Moena Kesultanan Samudra
Pasai diperkirakan berdiri pada pertengahan abad ke 11. Awal kesultanan ini
diperintah pada Dinasti Meurah Khair, yang bergelar Maharaja Mansyur
Syah (1042-1078). Penggantinya adalah Maharaja Mansyur Syah yang
berkuasa 1078-1133. Sultan terakhir Pasai adaalah Teungku Samudra atau
Nazimuddin al – Kamil. Sultan ini berasal dari Mesir yang ditugaskan untuk
merebut pelabuhan di Gujarat. Ia tidak memiliki ketutunan sehingga terjadi
perebutan takhta (Hapsari, 2013:154).
Kitab Sejarah Melayu dan dan Hikayat Raja-Raja Pasai diceritakan
bahwa Sultan Malik as-Saleh sebelumnya hanya seorang kepala Gempong
Samudera bernama Marah Silau. Setelah menganut agama Islam kemudian
berganti nama Marah Silu. Setelah menganut agama Islam kemudian
berganti nama dengan Malik as-Saleh. Di bawah ini adalah nama-nama Raja
yang memerintah:
a) Sultan Malik as-Saleh (696 H/1297 M)
b) Sultan Muhammad Malik Zahir (1297-1326)
c) Sultan Mahmud Malik Zahir (kurang lebih 1346-1383)
d) Sultan Zainal Abidin Malik Zahir (1383-1405)
e) Sultanah Nahrisyah (1405-1412)
f) Abu Zain Malik Zahir (1412)
g) Mahmud Malik Zahir (1513-1524)

Sultan Malik as-Shaleh ia keturunan sultan perlak (Malaysia) sistem


pemerintahan sudah tersusun dengan rapi, makmur, pelabuhan pasai dibuka
apalagi posisi setrategis karna berdekatan dengan Selat Malaka. Sultan
Muhamad Malik az-Zahir, telah memiliki hubungan dagang dengan Cina,
Gujarat, dan Bengal dengan komoditas utamanya lada, kapur barus dan
emas. Untuk kepentingan perdagangan dikenal mata uang deureuham
(dirham). Berhubungan baik juga dengan Jawa, kesultanan diberi kebebasan
bebas pajak. Para saudagar Jawa biasanya menukar beras dengan lada.

79
Sultan Mahmud Malik az-Zahir, dikenal sebagai zaman keemasan atau
kejayaan kerajaan Samudra Pasai Ibnu Batutah singgah lagi dan mengatakan
penduduk bermazhab Syafi’i, perdagangan di pasai berkembang pesat dan
menjadi pusat perdagangan internasional, yang ramai dikunjungi para
pedagang dari Asia (Cina, India, Malaka) Afrika, Eropa. Sultan Ahmad
Malik az-Zahir (putra Mahmud Malik az-Zahir), datang serangan dari
Majapahit. Menurut Hikayat Raja-Raja Pasai mengisahkan terjadi perang 3
hari 3 malam dan Pasai kalah serta rakyat Pasai tercewrai berai. Setelah
mendapat rampasan dan tawanan perang Majapahit kembali ke Jawa. Sultan
Zain al-Abidin Malik az-Zahir : kesultanan Pasai mulai bangkit tahun 1383
(bertahkta hingga 1405)

4) Kehidupan Sosial dan Budaya


Kehidupan sosial diatur memakai kaidah-kaida hukum islam.
Hubungan antara sultan dan rakyat sangat baik. Sultan selalu mendapat
dukungan dari para ulama pada saat itu yang memiliki fungsi sebagai
penasehat. Dalam pelaksanaannya terdapat kesamaan dengan kehidupan
sosial-budaya masyarakat arab. Kemungkinan pengaruh Sultan Nazimuddin
al Kamil sangat besar.
5) Kehidupan Ekonomi
Samudra Pasai menggunakan Selat Malaka sebagai jalur perdagangan
laut yang menghubungkan daerah Pasai dengan Arab, India, dan Cina.
Sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan besar, Samudra Pasai memiliki
fungsi sebagai tempat menambah perbekalan, tempat mengurus masalah
perkapalan, tempat mengumpulkan komoditas dagang yang akan dikirim ke
luar, dan tempat menyimpan barang yang akan diantar ke daerah lain.
Diberitakan pula bahwa Kerajaan Samudera Pasai telah menggunakan
mata uang seperti mata uang kecil yang disebut ceitis, ada yang dari emas
disebut dramas yang dibandingkan dengan harga mata uang Portugis
crusade, yaitu 9 dramas. Mata uang emas itu dibuat dari serbukan emas dan

80
perak. Bahkan kerajaan Samudera Pasai menghasilkan komoditas
perdagangan ekspor, seperti lada, sutra, kapur barus dan banyak lagi
komoditas yang dapat diperoleh karena tempat tempat tersebut sebagai
pengumpulan berbagai barang perdagangan dari berbagau daerah. Kecuali
itu, juga yang berkaitan dengan masalah pendapatan kerajaan-kerajaan ialah
pajak dari barang-barang ekspor dan impor. Dibidang keagamaan
sebagaimana yang telah diberitakan Ibn Batuttah tentang kehadiran ulama
dari persia, Syria, dan Isfahan. Ibn Batuttah menceritakan bagaimana taatnya
Sultan Samudera Pasai terhadap agama Islam dari madzhab syafi’i dan ia
selalu berkeliling oleh ahli-ahli teologi Islam (Tim Nasional Penulisan
Sejarah Nasional Indonesia, 2008:26)

Gambar 1.20 Mata Uang Kerajaan Samudera Pasai


Sumber : Isnorman. (2019).
6) Peran Samudera Pasai dalam proses Islamisasi
Islamisasi Banyak mengirimkan mubalig ke Jawa. Banyak ulama Jawa
yang menuntut ilmu di Pasai yaitu : Syekh Yusuf seorang sufi dan ulama
penyebar islam di Afrika Selatan. Sunan Kalijaga dan Sunan Gunung Jati
memiliki hubungan persaudaraan dengan raja-raja samudra pasai. Ibnu
Battutah pernah mengadakan perjalanan dari India ke Cina singgah di
Kerajaan Samudera Pasai, kerajaan tersebut diperintah oleh Sultan Ahmad

81
Malik al Tahir. Peranan Kerajaan Samudra Pasai dalam persebaran agama
Islam yaitu,

 Menjadi pusat studi Islam di Asia sehingga banyak orang-orang asing


yang menetap di Samudra Pasai.
 Politik mempengaruhi proses penyebaran agama Islam di Indonesia
dibuktikan dengan munculnya kerajaan-kerajaan di Jawa.

7) Keruntuhan Kerajaan
Samudra Pasai mengalami kehancuran karena perpecahan dalam
keluarga kerajaan pada masa Sultan Mahmud Malik Az-zahir, sehingga
dapat dikuasai oleh Portugis tahun 1521 yang sebelunya telah menaklukan
Malaka tahun 1511. Pada tahun 1524 wilayah Pasai menjadi bagian dari
Kesultanan Aceh.
b. Kerajaan Aceh

Gambar 1.21 Masjid Kerajaan Aceh


Sumber : Kompas. (2020).
1) Letak Geografis
Kerajaan Aceh berdiri sekitar abad ke-16. Kerajaan ini terletak di Sumatra
bagian utara dengan ibu kota di Kota Raja (Banda Aceh Sekarang). Pada masa
kekuasaan Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1526), aceh merupakan bagian
dari kerajaan Pedir, kemudian Aceh berhasil memisahkan diri dari Kerajaan

82
Pedir dan menguasai Kerajaan Pedir. Setelah berhasil menaklukan Pedir,
Aceh mulai menguasai kesultanan lainnya yaitu Daya, Lidei dan Nakur.
Keemapt kesultanan ini juga dibangun dari Kerajaan Hindu dan Budha yang
pernah ada sebelumnya, seperti Indra Purba, Indra Purwa, Indra Patra dan
Indrapura (Indrapuri). Sultan Ali Mughayat Syah dianggap sebagai pendiri
Kerajaan Aceh. Aceh memperluas wilayahnya. Barus, Batak, dan Minang
disatukan dalam Kesultanan Aceh.
2) Sumber Sejarah
Kitab Bustanul’ssalatin karya Nuruddin ar Raniri tahun 1637, yang berisi
tentang silsilah sultan-sultan Aceh, Batu nisan milik Sultan Ali Mughayat
Syah yang wafat 12 Dzulhijah tahun 936 H atau 7 Agustus 1530
3) Kehidupan politik
Awalnya berdiri atas kerajaan Lamuri, kemudian menundukkan daerah
disekitarnya termasuk juga Kerajaan Samudra Pasai.
 Sultan Ali Mughayat Syah 1496
 Sultan Mudhin Mughayat Syah
 Sultan Iskandar Muda : Puncak kejayaan terlihat dari wilayah yang
dikuasai dari Deli sampai Semenanjung Malaya. Aceh cepat menjadi
wilayah perdagangan yang besar, tata pemerintahan rapi, sangat kuat dan
disegani serta menjalin hubungan dengan negara lain termasuk Eropa.
Komoditi dagang banyak karena Aceh kaya akan rempah-rempahdan bahan
tambang (lada dan timah banyak didapat disemenanjung Malaya). Barang
dagang adalah beras, perak, tekstil, porselen dan minyak wangi. Ada UU
tata pemerintahan Adat Makunta Alam ditulis dalam huruf arab dan bentuk
syair melayu. Melakukan diplomasi dengan negara Eropa Inggris, Belanda,
Utsmaniyah dan Prancis.
 Sultan Iskandar Tsani 1636-1641 : Muncul kitab Bustanul’ssalatin artinya
taman-taman raja isinya tentang adat istiadat Aceh dan ajaran tentang
islam, karya Nuruddin ar Raniri
4) Keadaan Ekonomi

83
Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1635) Aceh
memperluas wilayahnya dengan menyeberangi Selat Malaka, menguasai
Johor, Kedah, Perlak, Deli, Pahang dan Nias. Tindakan-tindakan yang
dilakukan Sultan Iskandar Muda untuk memperkuat kedudukan Aceh sebagai
pusat perdagangan, antara lain merebut sejumlah pelabuhan penting di pesisir
barat dan timur Sumatra serta pesisir barat Semenanjung Melayu; menyerang
Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya untuk merebut jalur
perdagangan Selat Malaka dan menguasai daerah penghasil lada. Hal yang
menyebabkan Aceh berkembang menjadi kerajaan besar, adalah letaknya
strategis di tepi Selat Malaka; jatuhnya Malaka ke tangan Portugis 1511; kaya
hasil bumi, seperti emas, lada, dan timah; runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai.
5) Keadaan Sosial dan Budaya
Pada masa Sulthan Iskandar Mudha, pada bidang pemerintahan disusun
sebuah undang-undang tentang tata pemerintahan yang diberikan nama Adat
Makunta Alam, yang ditulis dengan huruf arab dan berbentuk syair dengan
bahasa Melayu. Iskandar Muda sangat memperhatikan kestabilan dan
ketahanan kerajaan, maka ia membentuk militer yang kuat sehingga secara
militer Aceh dianggap kesultanan terkuat pada masa itu. Tatanan masyarakat
Aceh memiliki golongan bangsawan yang memiliki gelar Teuku dan golongan
ulama yang bergelar Tengku, kedua golongan ini sering bersaing untuk
memperebutkan pengaruh dalam masyarakat.
6) Kemunduran Kerajaan
Mundurnya kekuasaan Aceh terjadi pada tahun 1629. Iskandar Muda gagal
untuk mengusir Portugis dari Malaka. Iskandar muda akhirnya kehilangan
rasa percaya dirinya untuk mengurus dan mengawasi perdagangan. Belanda
diberikan izin untuk berdagang di seluruh wilayah Aceh, bahkan mengikuti
perdagangan timah. Iskandar Tsani wafat Aceh mulai mengalami
kemunduran. Faktor utama adalah makin menguatnya kekuasaan Belanda di
Pulau Sumatra dan Selat Malaka (ditandai jatuhnya Minangkabau, Siak,
Tapanuli, Mandailling, Deli dan Bengkulu) ke Bpihak Belanda. Pada saat

84
yang sama tidaka ada sultan yang semampu dan sehebat Iskandar Muda, yang
berujung ketika Belanda menguasai Aceh pada tahun 1904. Faktor lainnya
ialah adanya perebutan kekuasaan, terutama antara golongan bangsawan
(Teuku) dan golongan ulama (Tengku), diantara para ulama sendiri terjadi
pertikaian karena perbedaan aliran agama (aliran Syi’ah dan Ahlussunnah
walJama’ah) (Hapsari, 2013:160).
c. Kerajaan Demak

\
Gambar 1.22 Masjid Agung Demak
Sumber : Weshoolid (2019).
1) Letak Geografis
Kerajaan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah, demak juga
menjadi kerajaan pertama yang bercorak Islam di tanah Jawa dan merupakan
sebuah kadipaten dari Kerajaan Majapahit dengan Raden Patah yang
menjadi adipatinya dimulai pada tahun 1478. Kesultanan Demak tidak
berumur panjang karena adanya perebutan kekuasaan diantara kerabat
kerajaan.
2) Kehidupan Politik
Terbentuknya Kerajaan Demak mendapat bantuan dari para bupati daerah
pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama Islam.
Sebelum Demak bernama Bintoro yang merupakan daerah bawahan kerajaan

85
Majapahit, namun kemudian Raden Patah menguasai Majapahit dan berubah
menjadi Kesultanan Demak. Raden Patah adalah keturunan Raja Brawijaya
V dan ibunya menganut agama Islam serta berasal dari Jeumpa. Wilayah
yang dikuasai Demak adalah Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan
beberapa daerah di Kalimantan.
Hal-hal yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Demak adalah: Jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis yang menyebabkan para pedagang Islam mencari
persinggahan dan perdagangan baru, misalnya di Demak.

 Raden Patah, pendiri Demak masih keturunan Raja Majapahit Brawijaya


V
 Raden Patah mendapat dukungan dari para wali yang sangat dihormati
 Banyak adipati pesisir yang tidak puas dengan Majapahit dan
mendukung Raden Patah.
Beberapa raja Demak antara lain Raden Patah (1475-1518); Pati Unus
(1518-1521); Sultan Trenggana (1521-1546). Usaha Raden Patah
mengembangkan kekuasaanya dibantu oleh putranya yang bernama Pati
Unus yang pada saat itu menjadi adipati Jepara. Ketika Malaka dikuasai oleh
Portugis, ia mengutus Pati Unus untuk menyerang Malaka. Karena
keberanian itu Pati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor (Sabrang
artinya menyebrangi, Lor artinya utara), karena pernah menyebrangi Laut
Jawa menuju Malaka untuk melawan Portugis namun gagal.

Pati Unus mengantikan ayahnya yaitu Raden Patah dan memerintah dari
tahun 1518-1521. Pati Unus cukup dikenal sebagai panglima perang yang
memimpin pasukan Demak menyerang Portugis di Malaka. Kerajaan Demak
mencapai puncak kejayaanya pada masa pemerintahan Sultan Trenggono.
Berhasil menguasai wilayah Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Kerajaan
Pajajaran menjalin hubungan kerjasama dengan Portugis dan Demak
berusaha untuk menggagalkan hubungan tersebut dengan melakukan

86
penyerangan terhadap Portugis, kemudian Sunda Kelapa diubah namanya
menjadi jayakarta..

3) Keadaan Ekonomi
Kehidupan perekonomian Kerajaan Demak berkembang pada sektor
perdagangan dan pertanian dengan lebih menitikberatkan pada sektor
perdagangan karena letak Kerajaan Demak yang sangat strategis. Merupakan
jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan antara pengahsil rempah-rempah
serta Malaka sebagai pasar di indonesia bagian barat. Perekonomian
kerajaan Demak berkembang, didukung dengan bidang pertanian yang
makmur. Kerajaan Demak juga mengusahakan kerja sama dengan daerah di
pantai utara Jawa, mereka sudah menganut agama Islam dan membentuk
kerjasama yang berada di bawah kepemimpinan Kerajaan Demak.
4) Keadaan Sosisl dan Budaya
Kehidupan budaya masyarakat Demak dapat terlihat dari peninggalan-
peninggalan Kerajaan Demak. Percampuran kebudayaan asli dengan
kebudayaan islam berbaur dengan sempurna. Masa Raden Patah membangun
Masjid Demak, sebuah masjid yang masih berdiri megah dikota Demak saat
ini. Pembangunannya dibantu para wali dan sunan yang menggunakan gaya
asli Indonesia yaitu atapnya bertingkat tiga, memiliki pendapa, pada bagian
belakang terdapat makam. Makam raja-raja Demak menjadi tempat yang
sakral bagi warga sekitar.
5) Peran Kerajaan Demak dalam Islamisasi
Peranan Kerajaan Demak dalam persebaran agama Islam adalah,
 Kerajaan Demak menjadi pusat persebaran agama Islam di Jawa dan
dilakukan oleh wali.
 Melakukan perluasan wilayah di daerah-daerah sekitar pesisir pantai
utara Jawa dan melakukan islamisasi dengan pendekatan politik, sosial,
dan budaya.
6) Kemunduran Kerajaan

87
Masa pemerintahan Sultan Prabowo terjadi sebuah perang saudara antara
Sunan Prawoto dengan Arya Panangsang untuk memperebutkan kekuasaan.
Hal ini disebabkan karena Arya Panangsang merasa lebih berhak atas tahta
Demak. Maka konflik berubah menjadi perang saudara dengan terbunuhnya
Sunan Prawoto dan Pangeran hadiri. Perang ini belum berakhir
meninggalnya Arya Panangsang maka kekuasaan Demak beralih ke pada
Jaka Tingkir menantu dari Sultan Trenggono. Kemudian kekuasaan dipindah
ke Pajang
d. Kesultanan Banten

Gambar 1.23 Masjid Agung Banten


Sumber : Al Khafi, Lutfi. (2020).
1) Letak Geografis
Kesultanan Banten adalah sebuah kesultanan Islam yang pernah berdiri di
Provinsi Banten. Letak wilayah barat Pulau Jawa sampai ke Lampung di
Sumatra. Letak kerajaannya strategis, Banten menjadi urat nadi pelayaran
dan perdagangan yang melalui Samudera Hindia.
2) Sumber Sejarah
Berdasarkan Cerita Parahyangan, jauh sebelum masuknya Islam (dari
Demak) Banten merupakan bagian dari Kerajaaan Pajajaran (bercorak
Hindu). Kesultanan ini berawal tahun 1526 ketika Demak memperluas
pengaruhnya ke pesisir barat pulau Jawa dengan menaklukan beberapa

88
kawasan pelabuhan dan menjadikannya pangkalan militer serta pusat
perdagangan. Pasukan Demak dipimpin oleh Fatahillah, menantu Syarif
Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Fatahilah mendirikan benteng pertahanan
yang dinamakan Surosowan, yang kelak menjadi pusat pemerintah setelah
Banten menjadi kesultanan mandiri.
3) Kehidupan Politik
Raja pertama (pendiri) Kerajaan Banten adalah Hasanuddin.penyebaran
agama Islam sangat berkembang di Banten. Hasanudin menjalin
persahabatan dengan Kerajaan Indrapura di Sumatra. Hasanudin dan putri
Raja Indrapura menikah sehingga semakin erat hubungan kerajaan Banten
dan Indrapura. Kesultanan ini berawal tahun 1526 ketika Demak
memperluas pengaruhnya ke pesisir barat pulau Jawa dengan menaklukan
beberapa kawasan pelabuhan dan menjadikannya pangkalan militer serta
menjadi pusat perdagangan. Pasukan Demak dipimpin oleh Fatahillah,
menantu Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Fatahilah mendirikan
benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kelak menjadi pusat
pemerintah setelah Banten menjadi kesultanan mandiri.
Tahun 1570-1580 Panembahan Yusuf naik tahta menggantikan Raja
Hasanudin, kemudian beliau melakukan ekspansi dengan menyerang
Kerajaan Pajajaran dengan menyebarkan agama Islam. Pajajaran dikenal
sebagai benteng Kerajaan Hindu Budha di Jawa. Hal ini membuka
kesempatan untuk terus melakukan ekspansi dan penyebaran agama Islam
sampai ke daerah Jawa Barat. Ekspansi belum berakhir dengan kembali
melakukan serangan ke Kerajaan Palembang masa pemerintahan Maulana
Muhammad. Namun berakhir gagal dan menyebabkan gugurnya Maulana
Muhammad dalam pertempuran. Abu Mufakir menjadi penerus kerajaan
selanjutnya, namun catatan mengenai beliau tidak banyak ditemukan.
Cornelis de Houtman datang ke Banten
4) Keadaan Ekonomi

89
Banten merupakan kota pelabuhan yang penting. Di samping Banten,
pelabuhan lainnya adalah Javakarta. Kerajaan Banten berkembang pesat,
penyebabnya adalah :
a) Banten mempunyai komoditas ekspor yang penting, misalnya lada,
sehingga menjadi daya tarik bagi pedagang asing.
b) Islamisasi di Banten menjadikan Banten sebagai pusat politik Kerajaan
Banten.
c) Banten merupakan pelabuhan penting di Selat Sunda.
d) Pelabuhan Banten memenuhi syarat sebagai pelabuhan yang baik
5) Keadaan Sosial dan Budaya
Pendekatan penyebaran agama Islam di Banten dilakukan dengan berbagai
cara. Pertama dengan pendekatan politik yaitu dengan melakukan ekspansi
wilayah serta melakukan islamisasi pada wilayah-wilayah yang dikuasai.
Pendekatan ekonomi yaitu dilakukan dengan cara mempengaruhi para
pedagang untuk masuk agama Islam dalam proses bermasyarakatnya.
6) Kemunduran Kerajaan
Kerajaan Banten mengalami kemunduran sejalan dengan masuknya VOC
melalui Perjanjian Banten, di mana Banten kehilangan peranan sebagai
pelabuhan yang bebas. Tahun 1971 Sultan Hjai Naik memerintah 1671-1686
neliau ditugaskan menjalankan pemerintahan sehari-hari, sementara Sultan
Ageng Tirtayasa bertindak sebagai penasehat dan pengawasan. Berbeda dari
ayahnya Sultan Haji cenderung membangun hubungan dengan Belanda.
Perbedaan pendapat dan sikap menjadi sebuah pertentangan yang memicu
perang saudara antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan Sultan Haji. Dalam
perang tersebut, Sultan Haji dibantu oleh VOC, akibatnya Sultan Ageng
Tirtayasa terdesak dan kemudian tertangkap. Dengan bantuan VOC Sultan
Haji dengan mudah naik tahta namun itu tidak bertahan lama karena setelah
itu Banten berada di bawah pengaruh VOC.
Dukungan VOC dibayar mahal dengan Banten menyerahkan wilayah
Lampung kepada VOC 1682. Sultan Haji juga diwajibkan untuk mengganti

90
kerugian perang. Tahun 1808 Herman Willem Daendellesmengumumkan
bahwa Kesultanan Banten telah diserap dalam wilayah Hindia Belanda. Pada
tahun 1813 Kesultanan Banten dihapus oleh Kolonial Inggris Sultan
Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin dilucuti dan dipaksa
turun jabatan oleh Thomas Stamford Raffles.
e. Kerajaan Mataram Islam

Gambar 1.24 Kerajaan Mataram Islam


Sumber : Yogyes. (2020).
1) Letak Geografis
Pada awal perkembanganya, Mataram Islam (Mataram) adalah sebuah
daerah kadipaten yang berada dibawah kekuasaan Pajang. Letak Kerajaan
Mataram berada di Kecamatan Kotagede Daerah Istimewa Jogjakarta.
Kerajaan Mataram terus berkembang dan meliputi beberapa wilayah seperti Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat.
2) Keadaan Politik
Kerajaan Mataram Islam merupakan kelanjutan dari kekuasaan Demak, yang
didirikan oleh Sutawiiovo vang bergelar Panembahan Senopati Ing Alogo
Sayidin Panotogomo atau kepala tentara dan pengatur agama. Panembahan
Senopati menginginkan merubah Mataram menjadi pusat budaya Jawa dan
agama Islam. Untuk mewujudkan cita citanya tersebut, cara yang digunakan

91
dengan melakukan ekspansi wilayah di seluruh Pulau Jawa, selain wilayah
Banten, Blambangan, dan Batavia yang belum dapat dikuasai, pusat
Kerajaan Mataram terletak di Yogyakarta. Nama-nama raja yang
memerintah adalah Panembahan Senopati (1586-1601); Mas Jolang (1601-
1613): Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645).
Pemerintahan Mas Jolang melakukan ekspansi wilayah dengan wilayah di
sekitar Kerajaan Mataram, tahun 1612 berhasil menguasai Gresik. Mas
Jolang mangkat di desa Krapyak sehingga dikenal dengan sebutan
Panembahan Seda ing Krapyak.
Pengganti Mas Jolang adalah Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan
Agung Hanyokrokusumo. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Mataram
mencapai masa kejayaan. Sultan Agung berusaha mempertahankan pulau
jawa serta berusaha mengusir orang-orang Belanda di Batavia, sehingga di
bawah pemerintahannya Belanda sulit menembus daerah Mataram. Prestasi
Sultan Agung antara lain antara lain dapat menundukkan para bupati yang
tidak mengakui kekuasaan pusat mataram, menyusun kitab undang-undang
Surya Alam yang merupakan perpaduan hukum Islam dan adat istiadat Jawa
serta mengirim armada dan pasukannya untuk menyerang Batavia yang
dikuasai VOC
Setelah wafatnya Sultan Agung, Belanda dapat masuk wilayah Mataram
pada masa pemerintahan Sunan Amangkurat I. Hal tersebut membuat
ketidak senangan rakyat Mataram sehingga menimbulkan banyak
pemberontakan. Pemberontakan rakyat dapat digagalkan karena Sunan
Amangkurat I mendapat bantuan dari pihak Belanda, yang membuat wilayah
mataram menjadi semakin mengecil pada masa pemerintahan Sunan
Amangkurat II. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar wilayah
kekuasaanya diambil oleh belanda. Amangkurat II mendirikan ibu kota baru
di daerah Wonokerto yang kemudian dikenal dengan nama Kartasura. Di
daerah Kartasura Amangkurat II menjalankan pemerintahan di atas sisa-sisa
Kerajaan Mataram.

92
3) Keadaan Ekonomi : Masa Sultan Agung kerajaan Mataram Islam mencapai
puncak kejayaan dengan mayoritas matapencaharian adalah petani..
4) Keadaan Sosial Budaya
Kesultanan Mataram memiliki peranan cukup penting dalam
penyebaran agama Islam ke Nusantara. Terlihat dari semangat para sultan
memperluas daerah kekuasaan dan mengislamkan penduduk daerah
kekuasaannya, keterlibatan para pemuka agama hingga mengembangkan
budaya bercorak Islam di Jawa.
Sultan Agung dikenal sebagai seorang ahli politi, sastra, filsafat
(Jawa), serta agama. Ia menyusun sebuah karya sastra berjudul Sastra
Gending, serta kitab undang-undang yang merupakan perpaduan antara adat
istiadat Jawa dan hukum Islam yang berjudul Surya Alam. Ia juga
menciptakan kalender Jawa menggunakan perhitungan tahun yang sama
dengan tahun Hijriyah, misalnya Muharram diganti dengan Syuro dan
Ramadhan diganti dengan Pasa. Pada masa itu tumbuh Kebudayaan
Kejawen, yaitu akulturasi antara kebudayaan Jawa asli dengan Hindu,
Buddha dan Islam (Hapsari, 2013:165).

Dari pernyataan di atas, coba diskusikan dengan teman-teman Anda, dengan timbulnya
Kebudayaan Kejawen dalam masyarakat Jawa, aktivitas masyarakat yang kejawen
dikaitkan/dihubungkan dengan agama islam apakah termasuk musrik?bagaimana
tanggapan Anda?sertakan dengan alasan Anda!

5) Kemunduran Kerajaan
Sepeninggal Sultan Agung, Mataram Islam mengalami kemunduran
disebabkan oleh perang saudara dan beberapa pemberontakan. Perang
perebutan mahkota Ill diakhiri dengan Perjanjian Giyanti (1755) dan
Perjanjian Salatiga (1757) yang membagi wilayah Mataram menjadi dua
bagian. Setelah Sunan Amangkurat II wafat,wilayah Mataram terbagi
menjadi dua melalui perjanjian Giyanti, bunyinya adalah Kerajaan Mataram

93
terbagi menjadi dua, yaitu Daerah Kasultana Jogjakarta yang diperintah oleh
Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Daerah Kasuhunan Surakarta, yang
diperintah Susuhunan Pakubuwono I.
Tahun 1757 dengan intervensi Belanda dan berdasarkan perjanjian Salatiga,
Kesultanan Mataram dipecah lagi menjadi tiga, yaitu Kesultanan
Yogyakarta, Kesultanan Surakarta dan Mangkunegara. Pada tahun 1813
Kesultanan Yogyakarta dipecah lagi menjadi dua, yaitu Kasultanan
Yogyakarta dan Pakualaman. Dengan demikian, sampai sekarang wilayah
Kesultanan Mataram telah menjadi empat bagian wilah kekuasaan, yaitu
Kasultanan Yogyakarta, Pakualaman, Kasuhunan Surakarta dan
Mangkunegaran (Hapsari, 2013:166).
f. Kerajaan Gowa-Tallo atau kerajaan Makassar

Gambar 1.25 Masjid Bau-Bau Sulawesi Tenggara


Sumber : Sistem Informasi Masjid. (2020).
1) Letak Geografis
Kerajaan Gowa Tallo adalah sebuah kerajaan yang berkuasa di Sulawesi,
abad ke 16 ada beberapa kerajaan yang mandiri yaitu Gowa, Tallo, Bone,
Sopeng, Wajo dan Sindenreg. Kerajaan ini lantas membentuk sebuah
persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing, salah satunya adalah
kerajaan Goa Tallo, keduanya membentuk persekutuan pada tahun 928

94
sehingga melahirkan apa yang disebut Kerajaan Gowa Tallo atau Kerajaan
Makasar.
2) Sumber Sejarah
Sumber asing tertulis pertama dari catatan Tome Pires. Dalam catatannya ia
melukiskan kemampuan pelayaran dan perdagangan orang-orang Makasar.
Pieres menulis Orang-orang Makasar telah berdagang sampai ke Makasar,
Jawa, Borneo, Negri Siamdan juga semua tempat yang terdapat antara
Pahang dan Siam (Hapsari, 2013:170-171).
3) Keadaan politik
Perkembangan pesat kerajaan Makasar tidak terlepas dari raja-raja yang
pernah memerintah Kerajaan Makasar. Di bawah ini adalah nama-nama raja
yang pernah memerintah Kerajaan Gowa Tallo :
a) Sultan Alaudin
b) Sultan Hasanuddin (1653-1669)
Masa pemerintahan Sultan Hasanuddin Kesultanan Gowa terjadi
peperangan besar dengan VOC pada abad ke 17. Perang tersebut
dilatarbelakangi oleh cita-cita Hasanudin menjadikan Makasar pusat
kegiatan perdagangan Indonesia bagian Timur, yang mengancam
perdagangan Belanda. Pertama, bagi Belanda kehadiran Kesultanan
Gowa-Tallo sudah menjadi mengancam lalu lintas perdagangan
mereka dari Maluku ke Batavia. Kedua, rencana. Pasukan Hasanudin
melucuti tentara Belanda sehingga Belanda merasa tersinggung,
kemudian menyerang Makassar setelah sebelumnya mendapat
kepastian bantuan dari Sultan Bone, Aru Palaka. Aru Palaka bersedia
membantu Belanda tetapi dengan satu syarat, Bone diakui sebagai
kesultanan yang merdeka. Sempat terdesak, Belanda akhirnya berhasil
memaksa Hasanuddin menyepakati Perjanjian Bongaya pada tahun
1667, yang isinya :
 VOC memperoleh monopoli perdagangan dengan makasar

95
 Belanda mendirikan benteng di Makasar (kelak bernama benteng
Rotterdam)
 Makasar melepaskan daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-
pulau Makasar lainnya
 Makasar mengakui Aru Palaka sebagai Raja Bone
Keberanian Hasanudin menyerang pasukan Belanda di Maluku
mendapat julukan Ayam Jantan dari TimurKemajuan pada bidang
perdagangan disebabkan:
 Banyak pedagang hijrah ke Makasar setelah Malaka jatuh ke
tangan Portugis pada tahun 1511
 Orang-orang makasar dan Bugis terkenal sebagai pelaut ulung
yang dapat mengamankan wilayah lautannya
 Tersedia banyak rempah-rempah dari Maluku
c) Raja Mapasomba
Sepeninggal Hasanuddin, putranya yang bernama Mapasomba naik
tahta. Mapasomba juga menentang kedatangan Belanda ke wilayah
Makasar. Sultan Hasanuddin menasehati Mapasomba agar dapat
bekerja sama dengan Belanda dengan tujuan menjamin ekstensi
Kesultanan Makassar. Namun, Mapasomba gigih pada tekadnya :
mengusir Belanda dari Makassar, kemudian Belnda menyerang
Makasar. Mapasomba kalah dan Belanda dapat berkuasa atas
Kesultanan Makassar. Kesultanan ini memperoleh kemajuan ekonomi
yang amat pesat, terutama di bidang perdagangan.
Kemajuan di bidang perdagangan ini disebabkan antara lain :
 Banyak pedagang hijrah ke Makassar setelah Malaka jatuh ke
tangan Portugis pada tahun 1511.
 Orang-orang Makassar dan Bugis terkenal sebagai pelaut ulung
yang dapat mengamankan wilayah lautnya.
 Tersedia banyak rempah-rempah (dari Maluku)

96
Mengingat statusnya sebagai negara maritim, sebagian besar
kebudayaanya bercorak meritim. Hasil kebudayaannya yang
terkenal adalah Perahu Phinisi. Perahu-perahu ini berlayar tidak saja
di perairan Indonesia, tapi juga sampai ke Mancanegara.
4) Keadaan Ekonomi
Kehidupan ekonomi masyarakat Makasar bertumpu pada sistem
kelautan yang dimilikinya dan berkembang menjadi pelabuhan internasional.
Makasar banyak dikunjungi oleh pedagang asing seperti Portugis, Inggris,
dan Denmark. Para pedagang Makasar menggunakan perahu seperti penisi dan
lambo dalam melakukan perdagangan di Indonesia dan mereka menggunakan
perahu seperti penisi dan lambo. Hasanudin mengancam eksistensi dan
penguasaan ekonomi Maluku, sudah lama Belanda merasa berkuasa atas
Maluku sebagai sumber rempah-rempah menggangap Makasar sebagai
pelabuhan gelap karena ikut memperjual belikan rempah-rempah dari
Maluku
Kerajaan Gowa-Tallo mengalami masa kejayaannya pada masa
pemerintahan Sultan Hasanuddin yang berhasil memperkuat kekuasaan
Gowa-tallo. Makassar berkembang pesat dan meniadi pusat perdagangan di
Indonesia Timur penyebabnya adalah:

 Makassar mempunyai syarat yang baik untuk pelabuhan.


 Letak Kerajaannya strategis untuk perdagangan.
 Pindahnya jalur perdagangan ketika Makasar telah diambil alih oleh
Portugis.
 Sultan Agung menggunakan politik agraris sehingga melemahkan
perdagangan yang berada di pantai utara Jawa.

5) Keadaan Sosial dan Budaya


Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Makasar diwarnai dengan
ajaran agama islam. Sultan Alaudin, selalu menyiarkan agama islam ke pada
warganya. Sultan Alaudin juga melakukan ekspansi untuk memperluas

97
wilayah sampai di bagian timur Pulau Sumbawa dan Lombok. Sultan
Alaudin juga selalu mengajarkan pada rakyatnya bahwa yang memberi dan
meningkatkan kesejahteraan mereka adalah Tuhannya bukan lautan.
Kebudayaan rakyat makasar mendapat pengaruh dari matapencaharian
mereka sebagai pelaut, sehingga kerajaan Makasar dikenal bercorak maritim.
Muncullah kebudayaan menangkap ikan dan penggunaan kapal penisi. Ade
Allopiloping Bicaranna Pabbalu'e ini merupakan hukum perniagaan yang
mengatur pelayaran dan perniagaan dalam wilayahn Kerajaan Makasar.
naskah lontar tentang hukum laut karya Amanna Gappa. Di samping itu,
masyarakat Kerajaan Makasar juga mengembangkan seni sastra yaitu Kitab
Lontar.
6) Keruntuhan Kerajaan
Kerajaan Gowa-Tallo terletak di wilayah Makassar yang didirikan
oleh Sultan Alaudin dan Sultan Abdullah, yang berhasil menyebarkan
pengaruh kekuasaan Kerajaan Gowa Tallo dan menyebarkan agama Islam di
daerah Bima, Sumbawa, Manado, Gorontalo, dan Tomini. Kerajaan Gowa-
Tallo mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan
Hasanuddin yang berhasil memperkuat kekuasaan Gowa-tallo. Akan tetapi,
kedatangan VOC di Makassar menyebabkan Kerajaan Gowa-Tallo berhasil
dikuasai oleh Belanda. Kemunduran Makassar diawali dengan perang
Makassar yang diakhiri dengan kekalahan di pihak Makassar, kemudian
dilakukan Perjanjian Bongaya.
g. Kerajaan Ternate dan Tidore

Gambar 1.26 Masjid Segi Lamo Ternate


Sumber : Anggono Suryo, Febi. (2020).

98
1) Letak geografis
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di sebelah barat Pulau Halmahera
(Maluku Utara). Kedua Kesultanan ini berada di Kepulauan Maluku diantara
Sulawesi dan Papua. Kedua kerajaan ini memiliki wilayah kekuasaan yaitu
Kepulauan Maluku dan Papua. Maluku adalah wilayah yang kaya akan
rempah-rempah yaitu cengkih dan pala menjadikan wilayah Maluku dikenal
dengan The Spicy Island.
2) Keadaan Politik
Di Kepulauan Maluku banyak terdapat Kerajaan kecil, ada persatuan Uli
Lima dan Uli Siwa. Pertama Uli Siwa yang terdiri dari sembilan bersaudara
yang wilayahnya mencangkup Jailolo atau Halmahera, Pulau Makayan serta
pulau-pulau lain di Pulau Papua. Kedua di antaranya Kerajaan Ternate terdiri
dari lima bersaudara atau yang disebut dengan Uli Lima yaitu Obi, Bacan,
Ambon dan Pulau Ternate. Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore
bermusuhan dan memiliki ambisi ingin menguasai seluruh wilayah Maluku
sebagai penghasil rempah-rempah.
Ternate mennerima dukungan dari Portugis dan Tidore mendapatkan
bantuan dari Spanyol. Maka terjadilah peperangan antara Kerajaan Ternate
yang dibantu Portugis dan Kerajaan tidore yang dibantu Spanyol. Untuk
mengatasi pertentangan maka dibentuk Perjanjian Saragosa yang isinya
"Spanyol harus meninggalkan Maluku dan Portugis tetap dapat
melaksanakan kegiatanya di Maluku. Raja-raja yang memerintah antara lain:
 Sultan Zainal Abidin (1486-1500)
 Sirullah atau Bayanullah (1500-1521)
 Sultan Tabariji
 Sultan Khairun (154-1570
 Sultan Baabullah (1570-1583) : keberhasilan Sultan Baabullah dalam
mengusir Portugis tahun 1575 merupakan kemenangan pertama
pribumi Nusantara atau kekuatan Barat.
 Sultan Nuku (1738-1805)

99
3) Keadaan Ekonomi
Kehidupan ekonomi Kerajaan Ternate dan Tidore menitik beratkan pada
kegiatan perdagangan sebagai sumber matapencaharian. Komoditas
perdagangan adalah cengkih dan pala, rempah-rempah ini menjadi komoditi
ekspor yang menjanjikan terutama di Eropa. Banyak pedagang dari Jawa,
Sulawesi, Persia, dan Eropa. Pusat perkembangan perdagangan di Maluku
menjadikan banyak persaingan apalagi dengan banyaknya orang Eropa
berdagang ke Maluku.
Penyebaran ekonomi juga dapat dikembangkan melalui hubungan
perdagangan. Raja yang memerintah adalah Sultan Zainal Abidin. Kegiatan
penyebaran agama Islam oleh Ternate dan Tidore ditunjang oleh
kedudukannya sebagai penghasil dan pusat perdagangan rempah-rempah.
Pedagang muslim di Maluku menyebarkan agama Islam sekaligus
melakukan perdagangan. Sehingga muncul perkumpulan perdagangan :

 Uli lima (persekutuan dagang lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate.


 Uli siwa (persekutuan dagang sembilan) yang dipimpin Kerajaan
Tidore.

4) Keadaan Sosial dan Budaya


Daerah Maluku memiliki posisi penting sebagai sumber atau penghasil
rempah- rempah sehingga selalu menjadi pusat perhatian dunia. Masyarakat
Maluku dapat hidup aman dan tenteram, hal itu dipengaruhi oleh kuatnya
hubungan sosial antar masyarakat Ternate dan Tidore. Sebagian besar hasil
budaya masyarakat Ternate dan Tidore dipengaruhi oleh keadaan kerajaan
yang merupakan kerajaan maritim. hasil kebudayaan yang terkenal adalah
perau kora-kora. Selain itu, jenis-jenis kebudayaan Maluku tidak banyak
diketahui. Sultan Nuku anti imperialis sehingga pengaruh budaya Portugis
dan Belanda (VOC) lebih terpusaat di luar Kesultanan Ternate dan Tidore
seperti di Maluku selatan (Ambon) yang menjadi pusat penyebaran agama
Katolik dan Protestan, sedangkan agama Islam lebih berkembang di Maluku

100
utara. Ternate memiliki peranan dalam penyebaran agama Islam di
Nusantara bagian Timur khususnya Sulawesi (utara dan pesisir timur),
Maluku dan Filipina. Pengaruh ini mencangkup agama, adat istiadat dan
bahasa. Bentuk organisasi Kesultanan serta penerapan syariat Islam yang
diperkenankan pertama kali oleh Sultan Zainal Abidin menjadi standar yang
diikuti semua Kesultanan di Maluku hampir tanpa perubahan berarti.
(Hapsari, 2013:175).
5) Kemunduran Kerajaan : ternate dan tidore mengalami kemunduran setelah
jatuh ke tangan VOC, walaupun pada awalnya dapat mengusir Portugis dari
tanah Ternate dan Tidore.
3. Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam

Berkembangnya kebudayaan Islam di Kepulauan Indonesia telah menambah


khasanah budaya nasional Indonesia, serta ikut memberikan dan menentukan corak
kebudayaan bangsa Indonesia. Akan tetapi karena kebudayaan yang berkembang di
Indonesia sudah begitu kuat di lingkungan masyarakat maka berkembangnya
kebudayaan Islam tidak menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah
ada. Akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada. Hasil
proses akulturasi antara kebudayaan praIslam dengan ketika Islam masuk tidak hanya
berbentuk fisik kebendaan seperti seni bangunan, seni ukir atau pahat, dan karya
sastra tetapi juga menyangkut pola hidup dan kebudayaan non fisik lainnya.
Contoh bentuk akulturasi hasil budaya Islam

A. Seni Bangunan

Seni dan arsitektur bangunan Islam di Indonesia sangat unik, menarik dan
akulturatif. Seni bangunan yang menonjol di zaman perkembangan Islam ini terutama
masjid, menara serta makam.
a. Masjid dan Menara
Seni bangunan di zaman perkembangan Islam, nampak ada perpaduan antara

101
unsur Islam dengan kebudayaan praIslam yang telah ada. Seni bangunan Islam
yang menonjol adalah masjid.Fungsi utama dari masjid, adalah tempat beribadah
bagi orang Islam.
Masjid atau mesjid dalam bahasa Arab mungkin berasal dari bahasa Aramik
atau bentuk bebas dari perkataan sajada yang artinya merebahkan diri untuk
bersujud. Dalam bahasa Ethiopia terdapat perkataan mesgad yang dapat diartikan
dengan kuil atau gereja.
Di antara dua pengertian tersebut yang mungkin primer ialah tempat orang
merebahkan diri untuk bersujud ketika salat atau sembahyang. Pengertian
tersebut dapat dikaitkan dengan salah satu hadis sahih al-Bukhârî yang
menyatakan bahwa “Bumi ini dijadikan bagiku untuk masjid (tempat salat) dan
alat pensucian (buat tayamum) dan di tempat mana saja seseorang dari umatku
mendapat waktu salat, maka salatlah di situ.”Jika pengertian tersebut dapat
dibenarkan dapat pula diambil asumsi bahwa ternyata agama Islam telah
memberikan pengertian perkataan masjid atau mesjid itu bersifat universal.
Dengan sifat universal itu, orang-orang Muslim diberikan keleluasaan untuk
melakukan ibadah salat di tempat manapun asalkan bersih.Karena itu tidak
mengherankan apabila ada orang Muslim yang melakukan salat di atas batu di
sebuah sungai, di atas batu di tengah sawah atau ladang, di tepi jalan, di lapangan
rumput, di atas gubug penjaga sawah atau ranggon (Jawa, Sunda), di atas
bangunan gedung dan sebagainya.Meskipun pengertian hadist tersebut
memberikan keleluasaan bagi setiap Muslim untuk salat, namun dirasakan
perlunya mendirikan bangunan khusus yang disebut masjid sebagai tempat
peribadatan umat Islam.
Masjid sebenarnya mempunyai fungsi yang luas yaitu sebagai pusat untuk
menyelenggarakan keagamaan Islam, pusat untuk mempraktikkan ajaran-ajaran
persamaan hak dan persahabatan di kalangan umat Islam.Demikian pula masjid
dapat dianggap sebagai pusat kebudayaan bagi orang-orang Muslim. Di
Indonesia sebutan masjid serta bangunan tempat peribadatan lainnya ada
bermacam-macam sesuai dan tergantung kepada masyarakat dan bahasa

102
setempat.Sebutan masjid, dalam bahasa Jawa lazim disebut mesjid, dalam bahasa
Sunda disebut masigit, dalam bahasa Aceh disebut meuseugit, dalam bahasa
Makassar dan
Bugis disebut masigi. Bangunan masjid-masjid kuno di Indonesia memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:

Gambar 27 : Masjid Agung Demak ;


Sumber : (2020)
Atapnya berupa atap tumpang, yaitu atap yang bersusun, semakin ke atas
semakin kecil dan tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang
biasanya selalu gasal/ ganjil, ada yang tiga, ada juga yang lima. Ada pula yang
tumpangnya dua, tetapi yang ini dinamakan tumpang satu, jadi angka gasal juga.
Atap yang demikian disebut meru. Atap masjid biasanya masih diberi lagi sebuah
kemuncak/ puncak yang dinamakan mustaka.Tidak ada menara yang berfungsi
sebagai tempat mengumandangkan adzan. Berbeda dengan masjid-masjid di luar
Indonesia yang umumnya terdapat menara. Pada masjid-masjid kuno di Indonesia
untuk menandai datangnya waktu salat dilakukan denganmemukul beduk atau
kentongan. Yang istimewa dari Masjid Kudus dan Masjid Banten adalah
menaranya yang bentuknya begitu unik. Bentuk menara Masjid Kudus
merupakan sebuah candi langgam Jawa Timur yang telah diubah dan disesuaikan
penggunaannya dengan diberi atap tumpang. Pada Masjid Banten, menara
tambahannya dibuat menyerupai mercusuar.Masjid umumnya didirikan di ibu
kota atau dekat istana kerajaan. Ada juga masjid- masjid yang dipandang keramat
yang dibangun di atas bukit atau dekat makam. Masjid- masjid di zaman Wali
Sanga umumnya berdekatan dengan makam.

103
B.Makam-makam

Makam yang lokasinya di dataran dekat masjid agung, bekas kota pusat
kesultanan antara lain makam sultan sultan Demak di samping Masjid Agung Demak,
makam raja raja Mataram-Islam Kota Gede (D.I. Yogyakarta), makam sultan sultan
Palembang, makam sultan-sultan di daerah Nanggroe Aceh, yaitu kompleks makam
di Samudera Pasai, makam sultan-sultan Aceh di Kandang XII, Gunongan dan di
tempat lainnya di Nanggroe Aceh, makam sultan-sultan Siak Indrapura (Riau),
makam sultan-sultan Palembang, makam sultan-sultan Banjar di Kuin (Banjarmasin),
makam sultan-sultan di Martapura (Kalimantan Selatan), makam sultan-sultan Kutai
(Kalimantan Timur), makam Sultan Ternate di Ternate, makam sultan-sultan Goa di
Tamalate, dan kompleks makam raja-raja di Jeneponto dan kompleks makam di
Watan Lamuru (Sulawesi Selatan), makam-makam di berbagai daerah lainnya di
Sulawesi Selatan, serta kompleks makam Selaparang di Nusa Tenggara. Di beberapa
tempat terdapat makam-makam yang meski tokoh yang dikubur termasuk wali atau
syaikh namun, penempatannya berada di daerah dataran tinggi.

Gambar 28 : Makam Sunan Bonang


Sumber : Erik Erfinanto (2020)
Makam wali sanga tersebar di Indonesia.Makam Sunan Bonang di Tuban,
makam Sunan Derajat (Lamongan), makam Sunan Kalijaga di Kadilangu (Demak),
makam Sunan Kudus di Kudus, makam Maulana Malik Ibrahim dan makam Leran di
Gresik (Jawa Timur), makam Datuk Ri Bkalianng di Takalar (Sulawesi Selatan),
makam Syaikh Burhanuddin (Pariaman), makam Syaikh Kuala atau Nuruddin
arRaniri (Aceh) dan masih banyak para dai lainnya di tanah air yang dimakamkan di
dataran.
Makam-makam yang terletak di tempat-tempat tinggi atau di atas bukit-bukit

104
sebagaimana telah dikatakan di atas, masih menunjukkan kesinambungan tradisi yang
mengandung unsur kepercayaan pada ruh-ruh nenek moyang yang sebenarnya sudah
dikenal dalam pengejawantahan pendirian punden punden berundak Megalitik.Tradisi
tersebut dilanjutkan pada masa kebudayaan Indonesia Hindu-Buddha yang
diwujudkan dalam bentuk bangunan-bangunan yang disebut candi. Antara lain Candi
Dieng yang berketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut, Candi Gedongsanga,
Candi Borobudur.Percandian Prambanan, Candi Ceto dan Candi Sukuh di daerah
Surakarta, Percandian Gunung Penanggungan dan lainnya.Menarik perhatian kita
bahwa makam Sultan Iskandar Tsani dimakamkan di Aceh dalam sebuah bangunan
berbentuk gunungan yang dikenal pula unsur meru.
Setelah kebudayaan Indonesia Hindu-Buddha mengalami keruntuhan dan
tidak lagi ada pendirian bangunan percandian, unsur seni bangunan keagamaan masih
diteruskan pada masa tumbuh dan berkembangnya Islam di Indonesia melalui proses
akulturasi. Makam-makam yang lokasinya di atas bukit, makam yang paling atas
adalah yang dianggap paling dihormati misalnya Sunan Gunung Jati atau Syarif
Hidayatullah di Gunung
Sembung, di bagian teratas kompleks pemakaman Imogiri ialah makam Sultan Agung
Hanyokrokusumo.
Kompleks makam yang mengambil tempat datar misalnya di Kota Gede,
orang yang paling dihormati ditempatkan di bagian tengah.Makam walisongo dan
sultan-sultan pada umumnya ditempatkan dalam bangunan yang disebut cungkup
yang masih bergaya kuno dan juga dalam bangunan yang sudah diperbaharui.
Cungkup -cungkup yang termasuk kuno antara lain cungkup makam Sunan
Giri, Sunan Derajat, dan Sunan Gunung Jati. Demikian juga cungkup makam sultan-
sultan yang dapat dikatakan masih menunjukkan kekunoannya walaupun sudah
mengalami perbaikan contohnya cungkup makam sultan-sultan Demak, Banten, dan
Ratu Kalinyamat (Jepara).
Di samping bangunan makam, terdapat tradisi pemakaman yang sebenarnya
bukan berasal dari ajaran Islam. Misalnya, jenazah dimasukkan ke dalam peti. Pada
zaman kuno ada peti batu, kubur batu dan lainnya. Sering pula di atas kubur

105
diletakkan bunga-bunga. Pada hari ke-3, ke-7, ke40, ke-100, satu tahun, dua tahun,
dan 1000 hari diadakan selamatan. Saji-sajian dan selamatan adalah unsur pengaruh
kebudayaan pra-Islam, tetapi doa-doanya secara Islam. Hal ini jelas menunjukkan
perpaduan.Sesudah upacara terakhir (seribu hari) selesai, barulah kuburan diabadikan,
artinya diperkuat dengan bangunan dan batu. Bangunan ini disebut jirat atau kijing.
Nisannya diganti dengan nisan batu. Di atas jirat sering didirikan semacam rumah
yang di atas disebut cungkup.

Gambar 29 : Cungkup
Sumber : Feritiawan Fahmi (2021)

C.Seni Ukir

Masa perkembangan Islam di zaman madya, berkembang ajaran bahwa seni


ukir, patung, dan melukis makhluk hidup, apalagi manusia secara nyata, tidak
diperbolehkan. Di Indonesia ajaran tersebut ditaati. Hal ini menyebabkan seni patung
di Indonesia pada zaman madya, kurang berkembang. Padahal pada masa sebelumnya
seni patung sangat berkembang, baik patung-patung bentuk manusia maupun
binatang. Akan tetapi, sesudah zaman madya, seni patung berkembang seperti yang
dapat kita saksikan sekarang ini.
Walaupun seni patung untuk menggambarkan makhluk hidup secara nyata tidak
diperbolehkan. Akan tetapi, seni pahat atau seni ukir terus berkembang. Para seniman
tidak ragu-ragu mengembangkan seni hias dan seni ukir dengan motif daun-daunan
dan bunga-bungaan seperti yang telah dikembangkan sebelumnya. Kemudian juga
ditambah seni hias dengan huruf Arab (kaligrafi).Bahkan muncul kreasi baru, yaitu
kalau terpaksa ingin melukiskan makhluk hidup, akan disamar dengan berbagai

106
hiasan, sehingga tidak lagi jelasjelas berwujud binatang atau manusia. Banyak sekali
bangunan-bangunan Islam yang dihiasi dengan berbagai motif ukir-ukiran. Misalnya,
ukir-ukiran pada pintu atau tiang pada bangunan keraton ataupun masjid, pada gapura
atau pintu gerbang. Dikembangkan juga seni hias atau seni ukir dengan bentuk tulisan
Arab yang dicampur dengan ragam hias yang lain. Bahkan ada seni kaligrafi yang
membentuk orang, binatang, atau wayang.

D.Aksara dan Sastra

Tersebarnya Islam di Indonesia membawa pengaruh dalam bidang aksara atau


tulisan. Abjad atau huruf-huruf Arab sebagai abjad yang digunakan untuk menulis
bahasa Arab mulai digunakan di Indonesia. Bahkan huruf Arab digunakan di bidang
seni ukir.Berkaitan dengan itu berkembang seni kaligrafi di zaman madya tidak
terlepas dari pengaruh unsur sastra sebelumnya. Dengan demikian terjadilah
akulturasi antara sastra Islam dengan sastra yang berkembang di zaman pra-Islam.
Seni sastra di zaman Islam terutama berkembang di Melayu dan Jawa.
Dilihat dari corak dan isinya, ada beberapa jenis seni sastra seperti berikut.
Hikayat adalah karya sastra yang berisi cerita sejarah ataupun dongeng. Dalam
hikayat banyak ditulis berbagai peristiwa yang menarik, keajaiban, atau hal-hal yang
tidak masuk akal. Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa).
Hikayat-hikayat yang terkenal, misalnya Hikayat Iskandar Zulkarnain, Hikayat
RajaRaja Pasai, Hikayat Khaidir, Hikayat si Miskin, Hikayat 1001 Malam, Hikayat
Bayan Budiman, dan Hikayat Amir Hamzah.
Babad mirip dengan hikayat. Penulisan babad seperti tulisan sejarah, tetapi
isinya tidak selalu berdasarkan fakta. Jadi, isinya campuran antara fakta sejarah,
mitos, dan kepercayaan. Di tanah Melayu terkenal dengan sebutan tambo atau
salasilah. Contoh babad adalah Babad Tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram,
dan Babad Surakarta. Syair berasal dari perkataan Arab untuk menamakan karya
sastra berupa sajak- sajak yang terdiri atas empat baris setiap baitnya. Contoh syair
sangat tua adalah syair yang tertulis pada batu nisan makam putri Pasai di Minye

107
Tujoh. Suluk merupakan karya sastra yang berupa kitab-kitab dan isinya menjelaskan
soal-soal tasawufnya. Contoh suluk yaitu Suluk Sukarsa, Suluk Wujil, dan Suluk
Malang Sumirang.

E. Kesenian

Islam di Indonesia menghasilkan kesenian bernafas Islam yang bertujuan


untuk menyebarkan ajaran Islam. Kesenian tersebut, misalnya sebagai berikut.
Permainan debus, yaitu tarian yang pada puncak acara para penari menusukkan benda
tajam ke tubuhnya tanpa meninggalkan luka. Tarian ini diawali dengan pembacaan
ayat-ayat dalam Al Quran dan salawat nabi. Tarian ini terdapat di Banten dan
Minangkabau.

Gambar 30 : Permainan debus


Sumber : fikri abdul karim (2021)

Seudati, sebuah bentuk tarian dari Aceh. Seudati berasal dan kata syaidati yang
artinya permainan orang-orang besar. Seudati sering disebut saman artinya delapan.
Tarian ini aslinya dimainkan oleh delapan orang penari. Para pemain menyanyikan
lagu yang isinya antara lain salawat nabi,Wayang, termasuk wayang kulit.
Pertunjukan wayang sudah berkembang sejak zaman Hindu, akan tetapi, pada zaman
Islam terus dikembangkan. Kemudian berdasarkan cerita Amir Hamzah
dikembangkan pertunjukan wayang golek.

108
F.Kalender

Menjelang tahun ketiga pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, beliau


berusaha membenahi kalender Islam. Perhitungan tahun yang dipakai atas dasar
peredaran bulan (komariyah). Umar menetapkan tahun 1 H bertepatan dengan tanggal
14 September 622 M, sehingga sekarang kita mengenal tahun Hijriyah. Sistem
kalender itu juga berpengaruh di Nusantara. Bukti perkembangan sistem penanggalan
(kalender) yang paling nyata adalah sistem kalender yang diciptakan oleh Sultan
Agung. Ia melakukan sedikit perubahan, mengenai nama-nama bulan pada tahun
Saka.Misalnya bulan Muharam diganti dengan Sura dan Ramadhan diganti dengan
Pasa. Kalender tersebut dimulai tanggal 1 Muharam tahun 1043 H. Kalender Sultan
Agung dimulai tepat dengan tanggal 1 Sura tahun 1555 Jawa (8 Agustus 1633).
Masih terdapat beberapa bentuk lain dan akulturasi antara kebudayaan pra-Islam
dengan kebudayaan Islam. Misalnya upacara kelahiran perkawinan dan kematian.
Masyarakat Jawa juga mengenal berbagai kegiatan selamatan dengan bentuk kenduri.
Selamatan diadakan pada waktu tertentu.Misalnya, selamatan atau kenduri pada 10
Muharam untuk memperingati Hasan- Husen (putra Ali bin Abu Thalib), Maulid
Nabi (untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad), Ruwahan (Nyadran) untuk
menghormati para leluhur atau sanak keluarga yang sudah meninggal.

7.DISKUSI

Islam sudah sangat melekat pada kalian semua,sebagai bukti kalian hidup di
lingkungan pondok.Menurut kalian apakah Islam disampaikan sampai ke
Nusantara dilakukan dengan cara damai?Jelaskan beserta buktinya!
Menurut kalian dari teori masuk berkembangnya Islam ke Nusantara manakah
teori yang paling kuat beri alasaanya.Berikan pula hasil budaya yang ada di
lingkungan sekitarmu!

109
E. Evaluasi

Evaluasi pembelajaran pada BAB IV Pengaruh agama dan kebudayaan Islam di


Indonesia adalah mengerjakan menemukan kata di bawah ini, kata terdiri dari istilah
dan nama raja pada kerajaan islam di nusantara. Kemudian setelah dapat menemukan
kata kalian bisa langsung menjelaskan apa makna dari kata yang anda temukan. Soal
terdiri atas 8 kata, 5 mendatar dan 3 menurun. Selamat mengerjakan !!!

F A T I M A H B I N T I M A I M U N J
A D A W E R T Y U I O P A S D E N L J
B A P A K E R T G H J K L M N O P R K
A F G H I S A M U D R A P A S A I F E
A S Z X C V B N M Y U F D H J K L M A
S U L T A N I S K A N D A R M U D A S
D L F G H J K L O P Y T R A T U B N G
Q T R Y U I O P G B V F G D H J U D B
F A F G H J D X V V P A W E S T R E N
N N G H T D S G H D S G G N U G G G T
G A F G H T T E F G H H H P L G G G U
F G I Y A N T I G U R T H A U G X D D
V U C V G H U T K L O I R T K G H I Q
B N X W E T Y F D T W Q Q A R T U B W
H G W E D F G Y U N M Y T H D F G T Z

110
Kegiatan Belajar 5 : Perkembangan Penjajahan Bangsa Eropa Di Indonesia
A. Identitas Modul
1. Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Bawang
2. Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
3. Kelas / Semester : X / Gasal
4. Tahun Pelajaran : 2019/2020
5. Materi Pokok : Perkembangan Penjajahan Bangsa Eropa Di Indonesia
6. Alokasi Waktu : 6 JP (2 pertemuan x 3JPx45 menit)
B. Kompetensi Dasar
3. 5 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Eropa
(Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia
4. 5 Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan
Bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah)
C. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran dalam materi ini adalah :
1. Melalui pembelajaran peserta didik mampu menganalisis proses masuk dan
perkembangan penjajahan Bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda,
Inggris) ke Indonesia dengan berpikir kritis
2. Melalui pembelajaran peserta didik mampu Mengolah informasi tentang
proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Eropa (Portugis,
Spanyol, Belanda, Inggris) ke Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah) dengan benar
D. Materi

111
APERSEPSI

Gambar 1.31 Potret Orang Belanda di Klampok


Sumber :
Berdasarkan gambar diatas rumuskanlah pertanyaan-pertanyaan terkait
kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Klampok dan perlawanan rakyat Banjarnegara
yang kalian ketahui terhadap penjajahan bangsa Eropa.
1. …………………………………………………………………………………….
2. …………………………………………………………………………………….
3. …………………………………………………………………………………….
4. …………………………………………………………………………………….
5. …………………………………………………………………………………….
Pilihlah pertanyaan-pertanyaan yang paling relevan dengan kedatangan bangsa-
bangsa Eropa di Klampok dan perlawanan rakyat Banjarnegara yang kalian ketahui
terhadap penjajahan bangsa Eropa. Selanjutnya jawablah pertanyaan tersebut.
1. Masuknya Kekuasaan Asing ke Wilayah Indonesia Lewat Kongsi-Kongsi
Perdagangan

112
Secara umum, bangsa Eropa datang tidak hanya untuk berdagang, melainkan
juga bertujuan mencari kekayaan yang disimbolkan emas (gold); mencari kemuliaan
(kejayaan) bangsa (glory); menyebarkan agama Kristen (gospel).

a. Kronologi Kedatangan Bangsa-Bangsa Eropa Ke Indonesia


Kronologi kedatangan bangsa-bangsa Eropa ke Kepulauan Indonesia sebagai
berikut
1) Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia.
Pada tahun 1512 Alfonso de Albuquerque mengirimkan beberapa buah
kapal ke maluku. Pada awalnya, rakyat Maluku menyambut baik dan saling
berebut menanamkan pengaruh kepada Portugis. Hal ini dimaksudkan agar
Portugis dapat membantu masyarakat Maluku membeli rempah-rempah dan
membantu masyarakat Maluku menghadapi musuh. pada saat itu, Kesultanan
Ternate di Maluku diperintah oleh Kaicil Darus. Sultan Ternate itu meminta
bantuan Portugis untuk mendirikan benteng di Ternate Pendirian benteng
tersebut bertujuan agar Ternate terhindar dari kemungkinan serangan dari daerah
lain. Pada tahun 1522, Portugis mengabulkan permintaan Sultan Ternate dengan
mendirikan Benteng Saint John. Pendirian benteng tersebut harus dibayar mahal
oleh Ternate karena portugis menuntut imbalan berupa hak monopoli
perdagangan rempah-rempah di Ternate. Sultan ternate terpaksa harus
menandatangani perjanjian monopoli perdagangan dengan Portugis. Perjanjian
monopoli perdagangan rempah-rempah tersebut menimbulkan kesengsaraan.
Rakyat tidak dapat menjual rempah. bebas. Portugis telah menetapkan harga
rempah-rempah yang dimiliki rakyat dengan harga yang murah. Di samping itu,
rakyat Ternate harus rempah kepada Portugis. Hal itu merugikan rakyat Ternate,
tetapi memberikan keuntungan yang sangat besar bagi Portugis. Oleh karena itu,
terjadi permusuhan antara rakyat Ternate dan Portugis.
2) Kedatangan Bangsa Spanyol ke Indonesia
Pada tahun 1521 Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen berhasil
mendarat di Maluku. Dikarenakan wilayah Ternate dikuasai oleh Portugis, maka

113
Spanyol memilih Tidore sebagai tempat untuk berlabuh. Mereka disambut
dengan baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang membutuhkan bantuan
untuk menghadapi Ternate yang dibantu oleh Portugis. Bagi Portugis,
kedatangan Spanyol menimbulkan ancaman sebagai pesaing dalam perdagangan
rempah-rempah. Oleh karena itu, terjadilah persaingan tidak sehat di antara
keduanya yang menjurus pada peperangan. Selain itu, antara Ternate dan Tidore
pun sedang terjadi pertentangan. Pertempuran tidak dapat dihindarkan lagi,
Spanyol bersama dengan Tidore menyerang Portugis yang bersekutu dengan
Ternate. Pertempuran ini berakhir setelah diadakannya Perianiian Saragosa di
Spanyol pada tahun 1592. Isi Perjanjian Saragosa, antara lain Spanyol harus
meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina dan Portugis tetap
melakukan kegiatan perdagangan di Kepulauan Maluku. Dengan perjanjiaan
tersebut, Spanyol segera meninggalkan Maluku. Bangsa Portugis berusaha keras
menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku dengan praktik monopoli.
3) Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-
rempah di Lisabon (Ibu Kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di
bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil
rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan
putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol
mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.
Pada tahun 1596, Belanda pertama kali datang ke Indonesia dan mendarat
pertama kali di Pelabuhan Banten dipimpin oleh Cornelis de Houtman dan Peter
Keyzer dengan 4 buah kapal. Kemudian pada tanggal 28 November 1598 untuk
kedua kalinya bangsa Belanda datang ke Banten dengan membawa 8 buah kapal
dipimpin oleh Jacob Van Neck dan Warwijk. Tujuan kedatangan Belanda ke
Indonesia adalah untuk berdagang rempah rempah. Setelah menemukan daerah
penghasil rempah-rempah dan mendapatkan keuntungan yang besar, Belanda
juga berusaha mengadakan monopoli perdagangan. Keberhasilan ekspedisi-
ekspedisi Belanda tersebut akhirnya mendorong pengusaha-pengusaha Belanda

114
yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara
pedagang-pedagang Belanda sendiri. Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di
samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis,
Spanyol. dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld
menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi
perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi terbentuklah
Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia
Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di Banten (1602) di
kepalai oleh Francois Wittert.
b. Perluasan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
1) Berdirinya VOC di Indonesia

Pada bulan Maret tahun 1602 semua kongsi dagang Belanda di Hindia
Timur dipersatukan dalam sebuah kongsi besar dengan nama Verenigde Oost-
Indishce Compagnie (VOC) yang disahkan oleh Staten-General, yakni Republik
Kesatuan Tujuh Provinsi berdasarkan suatu piagam yang memberikan hak
eksklusif kepada perseroan untuk berdagang, berlayar, memonopoli
perdagangan, dan memegang kekuasaan. Pimpinan VOC terdiri atas tujuh belas
orang, maka disebut Hereen zeventien. Dalam perkembangannya Belanda
(VOC) menjadi satu-satunya bangsa Eropa yang mendominasi perdagangan di
Indonesia, serta mampu menancapkan kuku kekuasaannya dengan menjadikan
Indonesia sebagai wilayah kolonial dan imperialisnya.

2) Kebijakan Perdagangan VOC

Kongsi besar VOC menjadi cikal bakal kolonialisme dan imperialisme di


Indonesia. Tujuan dibentuknya VOC, antara lain sebagai berikut:

a) Menghindari persaingan yang tidak sehat antara pedagang Belanda sehingga


keuntungan dapat diperoleh secara maksimal.
b) Memperkuat posisi belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa
lain.

115
c) Membantu pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol
yang ingin menguasai wilayah Bel;anda.

Untuk mendapatkan keleluasaan usaha di Indonesia, VOC memiliki hak


oktroi, yaitu hak istimewa. Hak oktroi tersebut, antara lain hak monopoli
perdagangan, hak untuk mengecek dan mengedarkan uang sendiri, hak
mengadakan perdagangan , hak mengumunkan perang dengan negara lain, hak
menjalankan kekuasaan kehakiman, hak mnegadakan pemerintahan sendiri, dan
menjadi wakil pemerintah Belanda di Asia.

3) Masa Penjajahan VOC

Pada tahun 1605, VOC berhasil merampas benteng Porugis di Ambon dan
pada tahun 1609 VOC berhasil mendirikan loji (pangkalan dagang) di Banten.
Guberner jendral pertama VOC bernama Pieter Both dan kemudian digantikan
oleh Jan Pieter Zoon Coen (J. P. Coen) dengan pusat kekuasaan di batvia.
Setelah J.P Coen, gubernur jendral VOC yang dianggao berhasil adalah Antonio
Van Diemen (1636 – 1645) yang berhasil memperluas kekuasaan ke malaka
pada tahun 1614. Kemudian Joan Maetsycker (1653 – 1678) yang berhasil
memplerluas wilayah kekuasaan VOC (Semarang, Padang, Manado), dan
Cornelis Speelman (1681 – 16 84) yang berhasil menghadapi perlawanan Sultan
Hasanudin dari Makassar dan mengalahkan Sultan Agung Tirtayasa di Banten.
Dalam waktu singkat VOC berkembang dengan pesat dan menguasai pusat-
pusat perdagangan. Adapun tindakan – tindakan yang dilakukan VOC untuk
melaksanakan monolpoli perdagangan antara lain memonopoli perdagangan
yang sangat merugikan rakyat, ekstirpasi, hongi tochten ( pelayaran hongi),
verplichte Leverantie, preanger sstelsel, dan contigen. Tindakan yang dilakukan
VOC tersebut sangat membuat rakyat Indonesia menderita dan mengalami
kerugian. Dengan keadaan tersebut mendorong terjadinya berbagai perlawanan
bangsa Indonesia di berbagai daerah untuk melawan VOC.

4) Runtuhnya VOC

116
Adanya perlawanan – perlawanan tersebut keruntuhan VOC, pada akhirnya
pada tanggal 31 desember 1799 VOC resmi dibubarkan. VOC dibubsrksn frngsn
mrnninggslksn hutsng cukup besar. Untuk selanjutnya semua hhutang dan
kekayaan VOC berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah
kekuasaan di Indonesia diambil oleh pemerintah kerajaan Belanda.

2. Kolonialisme Barat di Indonesia Pasca Runtuhnya VOC

Dengan dibubarkannya VOC, Indonesia secara resmi berada langsung dibawah


langsung kekuasaan kerajaan Belanda dengan nama Hindia Belanda. Sebelumnya,
pada tahun 1795. Belanda sendiri telah menjadi jajahan Prancis di bawah Kaisar
Napoleon Bonaparte, dan yang menjadi penguasa Belanda adalah adiknya Napoleon
yaitu Louis Napoleon yang berkuasa sejak 1806. Jadi, secara tidak langsung,
Indonesia berada di bawah kekuasaan Prancis.

1. Masa Pemerintahan Belanda

Sejak Belanda dikuasai Prancis, Kaisar Napoleon Bonaparte mengangkat


adiknya yang bernama Louis Napoleon menjadi penguasa Belanda. Louis
Napoleon merasa khawatir Pulau Jawa sebagai jajahan Belanda direbut oleh
Inggris, karena pada saat itu Inggris telah menduduki wilayah Bengkulu,
Padang, Pulau Pinang, Ternate, dan Maluku. Keadaan ini membuat Louis
Napoleon segera mengirimkan seorang militer yang bernama Herman Willem
Daendels ke Pulau Jawa sebagai gubernur jenderal. Kedatangan Dandels di
Indonesia sebagai gubernur jenderal adalah untuk mempertahankan Pulau Jawa
agar tidak jatuh ke tangan Inggris dan memperbaiki keadaan jajahan.

Berikut kebijakan yang dilakukan oleh Dandels selama menjabat di


Indonesia.

a. Bidang militer dan pertahanan


1) Membangun jalan antara Anyer – Panarukan, baik untuk lalu lintas
pertahanan maupun ekonomi.

117
2) Jumlah angkatan ditambah dari 3.000 menjadi 20.000 orang.
3) Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang.
4) Membangunan pangkalan angkatan di ujung Kulon dan Surabaya.
b. Bidang birokrasi pemerintah
1) Pembubaran dewan Hindia – Belanda sebagai dewan legislative
pendamping gubernur jendral.
2) Pulau jawa dibagi menjadi 9 preketuur dan 31 kabupaten.
3) Bupati dijadikan pegawai pemerintah Belanda dan diberi pangkat sesuai
dengan ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda.
c. Bidang ekonomi dan keuangan
1) Membentuk dewan pengawas keuangan negara dan dilakukan
pemberantasan korupsi.
2) Megeluarkan uang kertas dan gaji pegawai.
3) Mengadakan monop[oli perdagangan bebas.
4) Mengadakan Preanger Stelsel.
Usaha yang dilakukan Daendels banyak membutuhkan biaya. Untuk itu,
Deandels menempouh jalan dengan cara membuat aturan penuerahan sebagai
dari hasil bumi sebagai pajak (contingenten) dan aturan penjualan paksa hasil
bumi kepada pemerintah ( verplichte Leverantie), pelaksanaan kerja rosi,
penjualan tanah kepada orang – orang pertikelir, dan perluasan tanaman kopi
karena hasilnya menguntungkan.
Daendels sebenarnya seorang liberal, tetapi setelah tiba di Indonesia
berubah menjadi seorang diktator yang bertindak kejam dan sewenang-wenang.
Akibatnya pemerintahannya banyak menimbulkan kritik, baik dari dalam
maupun dari luar negeri, daendels dipanggil pulang ke Negeri Belanda. Louis
Napoleon kemudian mengangkat jansen sebagai gubernur jenderal yang baru
menggantikan Daendels. Jansen ternyata tidak mampu menahan serangan Inggris
sehingga menyerah di Tuntang . la pun menandatangani penyerahan kekuasaan
itu di daerah Tuntang Salatiga. Oleh karena itu, perjanjian itu dikenal dengan

118
nama Kapitulasi Tuntang (18 September 1811 Isi pokoknya ialah seluruh Pulau
Jawa menjadi milik Inggris. Sejak saat itu, Indonesia menjadi jajahan Inggris.
2. Masa Pemerintahan Inggris

Keberhasilan Inggris mengalahkan Prancis di Eropa menyebabkan kekuasaan


Belanda atas Indonesia bergeser ke tangan Inggris. Untuk itulah ditandatangani
Kapitulasi Tuntang (1811) yang isinya Belanda menyerahkan Indonesia ke tangan
Inggris dari tangan Jansens kepada Thomas Stamford Raffles, seorang Letnan
Gubernur Jenderal Inggris. Raffles didampingi oleh suatu badan penasehat yang
disebut Advisory Council. Tugas yang utama adalah mengatur pemerintahan dan
meningkatkan perdagangan serta keuangan. Sebagai seorang yang beraliran liberal,
Raffles menginginkan adanya perubahan-perubahan dalam pemerintahan di
Indonesia (Jawa). Langkah-langkah yang diambil dalam bidang pemerintahan, antara
lain sebagai berikut.

a. Bidang pemerintahan
Raffles membagi pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan para bupati
dijadikan pegawai pemerintah sehingga mereka mendapat gaji dan bukan lagi
memiliki tanah dengan segala hasilnya.
b. Bidang sosial ekonomi
Dalam bidang perdagangan-keuangan diambil langkah antara lain penghapusan
segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa/rodi; pemberian kebebasan
dalam usaha perdagangan dengan memberi kesempatan rakyat untuk ikut serta
dalam perdagangan; pelaksanaan monopoli garam; penjualan tanah kepada pihak
swasta dan melanjutkan usaha penanaman kopi dan penciptaan sistem sewa tanah
atau landrente.
c. Bidang peradilan
Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebihbaik dari pada yang dilaksanakan
oleh Daendels. Itu karena Raffles lebih berorientasi pada besar kecilnya
kesalahan bukan pada warna kulit (masa Daendels) dan juga pengadilan.

119
Lendrente yang diciptakan untuk memperbaiki sistem pajak dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Hal ini dikarenakan rakyat dengan uang. Di samping itu,
pemungutan yang semula direncanakan sulit dilaksanakan dan diganti secara
kelompok. Selain itu, pemungutan dilakukan oleh para pejabat yang bertindak
sewenang-wenang dan korupsi. Akibatnya, menjalankan sistem sewa tanah
mengalami kegagalan. Mengingat bahwa Raffles hanya berkuasa untuk waktu yang
singkat di Jawa, yaitu lima tahun, maka tidakmengherankan bahwa Raffles akhirnya
tidak sanggup melaksanakan segala peraturan berkaitan dengan sistem sewa tanah itu.
Pada tanggal 13 Agustus 1814, Perjanjian London oleh Inggris dan Belanda yang
isinya Belanda memperoleh kembali sebagian besar daerah koloninya termasuk
Indonesia. Oleh karena itu pada tahun 1816, Raffles meninggalkan Indonesia dan
Belanda kembali berkuasa di Indonesia
3. Indonesia Kembali Dijajah Kerajaan Belanda

Kehadiran Belanda kembali ke Indonesia banyak ditentang oleh rakyat dan raja-
raja daerah sebab pada masa lalu kekuasaan raia banyak dikurangi. Belanda juga
pernah melaksanakan monopoli dagang yang merugikan rakyat sehingga
menimbulkan rasa antipati rakyat terhadap Belanda. Pada tahun 1830. pemerintah
Belanda mengangkat gubernur jenderal yang baru untuk Indonesia, yaitu Van den
Bosch, yang diserahi tugas untuk meningkatkan produksi tanaman ekspor. seperti
tebu, teh, tembakau, merica, kopi, kapas, dan kayu manis. Dalam hal ini, Van den
Bosch mengusulkan adanya sistem tanam paksa.

Tujuan diadakannya tanam paksa adalah untuk mendapatkan keuntungan yang


sebesar-besarnya, guna menutupi kekosongan kas negara dan untuk membayar
utang-utang negara. Pelaksanaan tanam paksa diselewengkan oleh Belanda dan para
petugasnya yang berakibat membawa kesengsaraan rakyat. Bentuk penyelewengan
tersebut, misalnya, kerja tanpa dibayar untuk kepentingan Belanda (kerja rodi),
kekejaman para mandor terhadap para penduduk. eksploitasi kekayaan Indonesia
yang dilakukan Belanda.

120
Melihat penderitaan rakyat Indonesia, kaum humanis Belanda menuntut agar
tanam paksa dihapuskan. Tanam paksa mengharuskan rakyat bekerja berat selama
musim tanam. Penderitaan rakyat bertambah berat dengan adanya kerja rodi
membangun jalan raya, jembatan, dan waduk. Selain itu, rakyat masih dibebani pajak
yang berat, sehingga sebagian besar penghasilan rakyat habis untuk membayar pajak.
Akibatnya, rakyat tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga
kelaparan terjadi di mana-mana, seperti Cirebon, Demak, dan Grobogan. Sementa
Belanda, tanam paksa membawa keuntungan yang besar. Praktik tanam menutup kas
negara Belanda yang kosong sekaligus membayar hutang banyak perang. Adapun
tokoh-tokoh kaum humanis and tanam paksa sebagai berikut

a. Eduard Douwes Dekker yang memprotes pelaksanaan tanam paksa melalui


tulisanya Max Havelaar.
b. Baron van Hoevell, ia seorang pendeta di Batavia yang berjuang agar tanam
paksa dihapuskan. Usahanya mendapat bantuan Menteri Keuangan Torbecke
c. Van Deventer, pada tahun 1899, menulis artikel berjudul Een Eereschuld (utang
budi) yang dimuat dalam majalah De Gids. Artikel tersebut berisi antara lain,
Trilogi van Deventer yang mencakup edukasi, irigasi, dan transmigrasi.
4. Kebijakan Politik Pintu Terbuka (Politik Liberal)

Pada tahun 1870. hampir semua jenis tanam paksa telah dihapuskan. Namun,
mengingat bahwa tujuan yang ingin dicapai pemerintah Kerajaan Belanda untuk
mendapat keuntungan dari tanah jajahan maka penghapusan sistem tanam paksa
diikuti dengan kebijakan baru yang disebut "politik pintu terbuka". Kebijakan baru
ini berawal dengan dikeluarkannya UU Agraria (Agrarische Wet) pada tahun 1870
oleh De Wall Menteri Jajahan dan Perniagaan Belanda. Adapun tujuan dan
dikeluarkannya UU Agraria adalah membela dan melindungi para petani di daerah
jajahan agar hak milik atas tanahnya dari usaha penguasaan oleh orang-orang lain:
mer beri peluang bagi penanam modal asing untuk dapat menyewa tanah dari rakyat
Indonesia, sehingga menguntungkan bagi rakyat Indonesia.

121
Setelah dikeluarkannya UU Agraria, dikeluarkan pula UU Gula yang bertujuan
untuk mengatur pergantian penguasaan perusahaan-perusahaan pemerintah kepada
pihak swasta secara perlahan. Dengan dikeluarkannya UU Agraria dan UU Gula
maka terbukalah Indonesia bagi swasta Eropa dan Timur Jauh untuk menanamkan
modalnya di Indonesia di berbagai bidang usaha. Untuk melancarkan perkembangan
produksi tanaman ekspor tersebut maka pemerintah Hindia Belanda membangun
sarana-sarana penunjangnya. seperti waduk, saluran irigasi, jalan raya, jalan kereta
api, dan dermaga pelabuhan. Untuk pengerjaan ini, kembali dilakukan sistem kerja
paksa. Rakyat kembali menderita.

Pada tahun 1888 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan pertama


mengenai persyaratan hubungan kerja kuli kontrak terutama di Sumatra Timur yang
disebut koelie Ordonnantie. Untuk memperkuat peraturan-peraturan dalam Koelie
Ordonnantie, dimasukkan pula peraturan mengenai hukuman-hukuman yang dapat
dikenakan terhadap pelanggarannya yang disebut poenale sanctie.

5. Perkembangan Agama Kristen


Agama Kristen yang berkembang di Indonesia saat ini terdiri atas Kristen
Protestan dan Kristen Katolik.
a. Penyebaran Agama Katolik di Indonesia

Pada abad ke-16 kegiatan Misionaris sangai aktif menyampaikan kabar


Injil ke seluruh penjuru dunia dengan menumpang kapal pedagang Portugis dan
Spanyol. Agama Katolik masuk ke Maluku diduga dirintis oleh saudagar
Portugis yang bernama Gonsalo Veloso dengan didampingi oleh seorang
rohaniwan Fransiskan yang bernama Simon Vas. Salah seorang Misionaris yang
bertugas di Indonesia terutama Maluku adalah Fransiscus Xaverius (1506-1552).
Penyebaran agama Katolik di Maluku menjadi tersendat setelah terbunuhnya
Sultan Hairun yang menimbulkan kebencian rakyat terhadap semua orang
Portugis. Setelah jatuhnya Maluku ke tangan Belanda, kegiatan misionaris surut
dan diganti kegiatan Zending Belanda yang menyebarkan agama Kristen

122
b. Penyebaran Agama Kristen di Indonesia

Pada abad ke-17 gereja di Negeri Belanda mengalami perubahan, agama


Katolik yang semula menjadi agama resmi negara berganti dengan agama
Kristen Protestan. Pemerintah Belanda melarang pelaksanaan ibadah agama
Katolik di muka umum dan menerapkan anti-Katolik, termasuk di tanah-tanah
jajahannya.

3. Perlawanan Melawan Keserakahan Kongsi Dagang

Tindakan sewenang-wenang dan penindasan yang dilakukan oleh penguasa


kolonial Eropa telah menimbulkan kesengsaraan dan kepedihan bangsa Indonesia.
Menghadapi tindakan penindasan itu, rakyat Indonesia memberikan perlawanan yang
sangat gigih. Perlawanan mula-mula ditujukan kepada kekuasaan Portugis dan VOC.

a. Perlawanan Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Barat Abad ke-16


sampai ke-18

Sejak kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, sebenarnya sejak itu pula bangsa
Indonesia bangkit melakukan perlawanan. Mereka datang tidak hanya untuk
berdagang tetapi juga untuk menjajah. Berbagai tindakan yang mereka lakukan di
luar batas kemanusiaan memotivasi rakyat untuk mengobarkan semangat perjuangan
mengusir penjajah di setiap daerah yang dikuasai

1) Perlawanan Demak terhadap Portugis

Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis dianggap merupakan suatu ancaman


lagi eksistensi Demak baik secara politik maupun ekonomi. Oleh karena itu,
pada tahun 1512 Demak dibawah pimpinan Pati Unus atau Pangeran Sabrang
Lor berusaha mengusir Portugis dari Malaka, usaha tersebut membawa hasil.
Namun upaya Demak untuk membendung pengaruh Portugis tidak berhenti
disitu saja. Pada tahun 1527 Demak mengirim pasukan ke wilayah Jawa Barat di
bawah pimpinan Fatahillah. Hal tersebut dilakukan karena Sunda Kelapa

123
berupaya membangun kerjasama dengan Portugis. Pasukan Demak di bawah
pimpinan Fatahillah akhirnya berhasil merebut Sunda Kelapa. Untuk mengenang
keberhasilan tersebut, nama Sunda Kelapa akhirnya dibuat Jayakarta.

2) Perlawanan Kesultanan Aceh terhadap Portugis

Setelah menguasai Malaka, Portugis kemudian mengirimkan pasukannya


menundukkan Aceh. Usaha ini pun mengalami kegagalan. Serangan Portugis ke
Aceh menunjukan bahwa kekuasaan Portugis di Malaka telah mengancam dan
merugikan Aceh. Apalagi kegiatan monopoli perdagangannya yang sangat
menyulitkan rakyat Aceh. Untuk mengusir Portugis dari Malaka, Aceh
menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda (1607-1639), armada kekuatan Aceh telah disiapkan untuk
menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Saat itu Aceh telah memiliki armada
laut yang mampu mengangkut 800 prajurit. Pada tahun 1629, Aceh mencoba
menaklukan Portugis. Penyerangan yang dilakukan Aceh ini belum berhasil
mendapatkan kemenangan. Namun, Aceh masih tetap meneruskan perjuangan
melawan Portugis.

3) Perlawanan Kesultanan Ternate terhadap Portugis

Perlawanan rakyat Ternate didorong oleh tindakan bangsa Portugis yang


sewenang wenang dan merugikan rakyat. Perlawanan Ternate dipimpin oleh
Sultan Hairun dari Ternate. Seluruh rakyat dari Trian sampai Jawa diserukan
untuk melakukan perlawanan. Tetapi saat melakukan perlawanan Sultan Hairun
tertipu oleh tipu daya Portugis dan akhirnya dihukum mati pada tahun 1570.
Tetapi kecongkakan Portugis akhirnya menuai balasan dengan keberhasilan
Sultan Baabullah dalam mengusir Portugis dari bumi Maluku tahun 1575.
Selanjutnya Portugis menyikir ke daerah Timor-Timur.

4) Perlawanan rakyat Mataram terhadap VOC

124
Sultan Agung sebagai raja terbesar Mataram bercita-cita menyatukan
Pulau Jawa di bawah kekuasaan Mataram. Namun cita-cita tersebut terhalang
oleh kekuasaan VOC di Batavia. Sultan Agung menyerang Benteng Hollandia di
Batavia untuk menumbangkan kekuasaan VOC. Serangan tersebut dilakukan
dua kali yaitu:

a) Perlawanan tahun 1628. Serangan ini dipimpin Tumenggung Bahurekso,


serangan ini gagal karena kalah persenjataan dan kekurangan bahan pangan.
b) Perlawanan tahun 1629. Serangan ini juga gagal karena ketika pasukan
Mataram membangun lumbung padi untuk persedian perang di daerah Tegal
dan Cirebon ternyata diketahui VOC, akibatnya lumbung padi tersebut
dibakar.
5) Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC

Kedatangan Belanda di Banten tahun 1596 menimbulkan kebencian di


kalangan rakyat. Puncak perlawanan rakyat Banten dipimpin oleh Sultan Ageng
Tirtayasa yang gigih melawan Belanda. Belanda berusaha mencari
kelemahannya dengan politik adu domba. Sultan Haji (Putra Sultan Ageng
Tirtayasa) berusaha merebut tahta ayahnya dengan dibantu VOC. Tahun 1682
Sultan Ageng Tirtayasa menyerah pada VOC. Ketika Sultan Haji berkuasa,
Kerajaan Banten harus menandatangani perjanjian dengan VOC sebagai balas
jasa.

6) Perlawanan Hasanuddin dari Makassar

Sejak tahun 1655 Makasar diperintah Sultan Hasanuddin. Pada masa ini
Makassar mengalami kejayaan. Perdagangan maju karena Makassar sebagai
pusat perdagangan di bagian timur Nusantara. VOC ingin memonopoli
perdagangan di Makassar sehingga muncul perang antara Hasanuddin dan VOC.
Untuk menghadapi perang tersebut, VOC meminta bantuan Aru Palaka Raja
Baone dan akhirnya Makassar jatuh ke tangan VOC. Sultan Hasanuddin harus
menandatangani perjanjian Bongaya (1667).

125
7) Perlawanan terhadap EIC (Inggris)
Inggris berkuasa di Indonesia tidak terlalu lama sehingga perlawanan
yang muncul hanya dalam skala kecil dan jarang dibahas. Berikut ini beberapa
perlawanan rakyat Indonesia terhadap penguasa Inggris. Pada masa pemerintahan
Raffles (1811-1816) ia berusaha menegakkan paham liberal dengan berbagai
program pembaharuannya. Namun, Raffles tidak dapat mewujudkan program
sepenuhnya karena meletakkan jabatan tahun 1916 sebagai penolakannya
terhadap hasil Traktat London I yang menetapkan pengembalian Indonesia ke
tangan Belanda.
Kebijakan Raffles juga menimbulkan reaksi raja-raja pribumi. Salah
satunya yang terkenal adalah perlawanan dari Kesultanan Yogyakarta yang
dilakukan oleh Sultan Hamengkubuwono Il (Sultan Sepuh). Namun, berkat
politik adu domba, akhirnya Hamengkubuwono Il dapat dikalahkan dan
diasingkan ke Pulau Pinang, kemudian ke Ambon.
b. Perlawanan Indonesia terhadap Penjajahan Bangsa Barat Abad ke-19
Pada abad ke-19 muncul perlawanan-perlawanan besar terhadap permerintahan
kolonial Belanda seperti berikut.
1) Perlawanan rakyat Maluku oleh Pattimura
Sejak abad ke-17 perlawanan rakyat Maluku terhadap penjajah bangsa
Barat sudah terjadi, namun perlawanan yang dahsyat baru muncul pada
permulaan abad ke19, di bawah pimpinan Thomas Matulessi (lebih dikenal
dengan nama Pattimura). Latar belakang timbulnya perlawanan Pattimura, di
samping adanya tekanan - tekanan yang berat di bidang ekonomi sejak kekuasaan
VOC juga dikarenakan hal sebagai berikut.
a) Penindasan Belanda sejak zaman VOC terhadap rakyat Maluku.
b) Diberlakukannya kembali penyerahan wajib dan kerja wajib.
c) Sifat kritis rakyat Maluku.
d) Pengerahan tenaga kerja untuk menjadi serdadu Belanda.
e) Pembayaran barang tidak sesuai dengan harga pesanan oleh Residen Van
den Berg.

126
Perlawanan rakyat Maluku dipimpin Thomas Matulesi (Pattimura)
diawali dengan penyerangan Benteng Duurstede di Saparua. Dalam pertempuran
itu, Residen Van den Berg terbunuh, pertempuran meluas ke Seram, Hitu,
Ambon, dan Haruku. Pertempuran mulai berkurang setelah banyak pemimpin
mereka ditangkap Belanda, seperti Thomas Matulesi, Antoni Ribok, Said
Parintah, dan Lukas Latu Mahina, juga seorang pejuang wanita Christina Martha
Tiahahu. Akhir dari perlawanan, Thomas Matulesi (Pattimura) dan kawan-
kawannya harus menjalani hukuman gantung pada 16 Desember 1817,
sedangkan Christina dibuang Belanda ke laut Banda.

2) Perlawanan Kaum Padri (1821-1838)

Gerakan padri didirikan oleh tiga orang ulama, yakni Haji Miskin, Haji
Piambang. dan Haji Sumanik sepulang dari Tanah Suci. Ketiga ulama tersebut
sangat kecewa melihat kebiasaan masyarakat Minangkabau yang telah sangat
jauh dari ajaran Islam. Usaha mereka untuk memengaruhi masyarakat mendapat
perlawanan keras kaum Adat hingga timbullah peperangan. Berikut sebab-sebab
timbulnya perang.

a) Adanya perbedaan pendapat antara kaum Ulama/Padri dengan kaum Adat.


Kaum Ulama terpengaruh gerakan wahabi menghendaki ajaran agama Islam
berdasarkan alquran dan Hadis.
b) Kaum Ulama ingin memberantas kebiasaan buruk yang dilakukan kaum
Adat. seperti berjudi, menyabung ayam, dan mabuk.
c) Perebutan pengaruh antara kaum Adat dan kaum Ulama.

Pertempuran semula terjadi pada tahun 1825 di Minangkabau antara


kaum adat dan kaum Ulama. Kaum Ulama dipimpin oleh Imam Bonjol. Kaum
Adat kemudian minta bantuan Belanda. Namun Belanda sedang terdesak, akibat
perang menghadapi Pangeran Diponegoro. Maka, Belanda mengajak berunding
saja dan mengakui batas wilayah kekuasaan kaum Ulama/Padri.Sesudah tahun
1830, Belanda mengobarkan perang antara kaum

127
Adat melawan kaum Padr, dalam hal ini Belanda membantu kaum Adat.
Semula pertempuran itu terjadi, tetapi setelah kaum Adat sadar akan bahaya
Belanda, mereka bergabung dengan kaum Padri melawan Belanda sejak tahun
1832. Belanda di bawah Van den Bosch menggunakan Sistem Benteng Stelsel
dan dikirimlah bantuan dibawah pimpinan Sentot Ali Basa Prawirodirjo yang
kemudian memihak kepada kaum Padri Sentot pun dibuang ke Cianjur.
Kemudian kaum Ulama/Padri dan mengadakan Perjanjian Plakat Panjang
(1833), yang isinya:

a) Penduduk dibebaskan dari pembayaran pajak atau kerja rodi,


b) Belanda akan menjadi penengah jika timbul perselisihan antar penduduk,
c) Perdagangan dilakukan hanya dengan Belanda, dan
d) Penduduk boleh mengatur pemerintahan sendiri.

Dengan siasat Benteng Stelsel, Belanda mengepung benteng Bonjol pada


tanggal 25 Oktober 1937 sehingga Imam Bonjol ditangkap dan dibuang ke
Cianjur. Pada tahun 1854, Imam Bonjol wafat di Manado.

3) Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830)

Sejak awal abad ke-18 Belanda memperluas daerah kekuasaannya dan


berhasil menguasai sebagian besar wilayah Mataram pada tahun 1812. Pengaruh
Belanda mulai menyebar di kalangan istana dan mengancam kehidupan agama
Islam. Sebagai salah seorang pemimpin negara dan pemuka agama, Pangeran
Diponegoro tergerak untuk melakukan perlawanan.

Sebab umum, terjadinya perlawanan Pangeran Diponegoro antara lain


adanya penderitaan rakyat akibat tindakan Belanda; kekuasaan raja Mataram
semakin kecil: kewibawaan penguasa semakin merosot; penghasilan kaum
bangsawan semakin dikurangi. Sedangkan sebab khusus, perlawanan yaitu
pembuatan jalan melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro tanpa seizin di

128
Tegalrejo dianggap merupakan penghinaan sehingga Pangeran Diponegoro
mengangkat senjata pada tanggal 20 Juli 1825.

Karena Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi tidak mau berunding,


Belanda melakukan serangan ke Selarong. Diponegoro membangun kekuatan
dibantu Sentot Ali Basa Prawirodirdjo dan Kyai Mojo, juga Pangeran
Mangkubumi. Taktik perlawanan yang dilakukan dengan perang gerilya. Tahun
1826 dalam pertempuran di Ngalengkong, pasukan Diponegoro memperoleh
kemenangan sehingga rakyat menobatkan Diponegoro yang gigih. Melihat
kenyatan ini, kemudian Belanda menggunakan usaha dan tipu daya untuk
mematahkan perlawanan, antara lain siasat benteng stelsel, siasat bujukan agar
perlawanan menjadi reda, siasat pemberian hadiah, dan siasat tipu muslihat,
yaitu ajakan berunding dengan Pangeran Diponegoro dan akhirnya ditangkap.
Akibat perang tersebut membawa dampak:

1) Kekuasaan dan wilayah Sultan Yogyakarta dan Sunan Surakarta berkurang.


2) Yogyakarta dan Solo dijadikan daerah tanam paksa.
3) Kerugian besar, baik harta maupun jiwa.
4) Dihapuskannya peraturan yang merugikan rakyat.
5) Perlawanan di Aceh (1873-1904)

Sebab-sebab umum terjadinya perlawanan di Aceh, antara lain Belanda


melaksanakan Pax Nederlandica; Aceh merupakan daerah yang strategis bagi
pelayaran dan perdagangan yang menolak campur tangan Belanda; dan Inggris
tidak akan menghalangi jika Belanda memperluas daerah ke Sumatra.
Sedangkan sebab khusus, terjadinya perlawanan yaitu Aceh menolak terhadap
penguasaan Belanda atas Sumatera, walaupun secara sepihak Belanda telah
mengeluarkan Traktat Sumatra (1871) (yang memberi hak Belanda dapat
berkuasa di Sumatera).

Perang Aceh meletus pada tahun 1873 ketika terjadi pertentangan


kepentingan politik dan ekonomi antara Kesultanan Aceh dan pemerintah

129
kolonial Belanda Belanda sudah memiliki keinginan untuk menguasai Aceh
sejak tahun 1824, saat itu Aceh terkenal sebagai penghasil separuh persediaan
lada di dunia. Kesempatan diperoleh ketika Inggris membiarkan Belanda
menguasai Aceh daripada jatuh ke tangan Amerika Serikat atau Prancis.

Belanda menyerang di bawah Kohler, tetapi Kohler sendiri tewas


sehingga Belanda menarik pasukannya. Pada masa ini, Tengku Tjik Di Tiro
gugur. Karena itu, Teuku Umar mengubah cara dengan berpura-pura menyerah
kepada Belanda (tahun 1893). Belanda memberi penghargaan berupa uang
$18.000, 800 senjata, 250 tentara, dan Teuku Umar diberi gelar Teuku Johan
Pahlawan. Hal itu hanya merupakan siasat saja, Teuku Umar kembali
menyerang Belanda bersama istrinya Tjoet Nja'Dien. Belanda merasa sulit
menundukkan Aceh sehingga memanggil Dr.C. Snouck Hurgronje untuk
meneliti budaya Aceh. Tersusunlah buku yang berjudul De Atjeher.

Pada tahun 1899 di Meulaboh, Teuku Umar gugur. Perjuangannya


dilanjutkan Tjoet Nja' Dien yang terus bergerilya. Karena Aceh sudah tidak
berdaya, Belanda mengeluarkan Plakat Pendek yang isinya Aceh mengakui
kedaulatan Belanda di Sumatra, Aceh tidak akan berhubungan dengan negara
asing, dan Aceh akan menaati perintah Belanda.

E. Evaluasi

Evaluasi pada BAB V Perkembangan Penjajahan Bangsa Eropa Di Indonesia adalah


mengerjakan soal pilihan ganda. Pilihlah jawaban yang menurut anda paling tepat !!!

1. Masuknya bangsa Barat ke Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor.


Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan sebab masuknya bangsa Barat
ke Indonesia adalah ....
a. Adanya jiwa penjelajah samudera
b. Adanya keinginan untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah
c. Jatuhnya Konstatinopel ke tangan Inggris

130
d. Adanya keinginan menyebarkan agama Nasrani
e. Adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yakini dengan
ditemukannya kompas
2. Pada tahun 1512 bangsa Portugis pertama kali sampai di Maluku di bawah
pimpinan ….
a. Bartholomeus Diaz
b. Alfonso de Albuquerque
c. Ferdinand Magelhans
d. Sebastian del Cano
e. Cornelis de Houtman
3. Perhatikan pernyataan berikut:
1. Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi
2. Banyak pengeluaran untuk biyaya perang seperti perang Hasanudin
3. Dikuasainya Belanda oleh Prancis
4. VOC kalah bersaing dengan EIC dari Inggris

Pernyataan yang merupakan sebab kemunduran hingga dibubarkannya VOC


ditunjukan pada pernyataan nomor ….

a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 1 dan 3
e. 1 dan 4

4. Setelah VOC dibubarkan, Pemerintah Belanda kemudian memerintahkan


Herman Willem Deandels sebagai Gubernur Jenderal di Hindia Belanda. Dimana
Deandels memiliki tugas yang sangat berat, yakni ....
a. Mempertahankan pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris
b. Membayar hutang negara Belanda di Eropa
c. Membubarkan VOC yang mengalami kebangkrutan

131
d. Membuat jalan dari Anyer sampai Panarukan
e. Menyelesaikan Perang Diponegoro
5. Salah satu contoh perlawanan rakyat Indonesia yang mampu menguasai pikiran,
tenaga, serta biaya pemerintahan kolonial Belanda, sehingga anggaran
pemerintah Belanda mengalami defisit adalah perlawanan ...
a. Diponegoro
b. Hasanudin
c. Patimura
d. Kaum Paderi
e. Antasari
6. Dalam perang melawan raja-raja Bali dikenal dengan istilah perang puputan.
Yang diaksud dengan perang puputan adalah ....
a. Perang lawan satu orang
b. Perang melibatkan seluruh laki-laki dewasa di Bali
c. Perang menggunakan berbagai senjata tradisional
d. Perang sapai titik darah penghabisan
e. Perlawanan sampai tujuan tercapai

7. Bangsa Belanda pertama kali sampai ke Banten di bawah pimpinan Crnelis de


Houtman tahun ….
a. 1911
b. 1912
c. 1521
d. 1595
e. 1596
8. Pada masa pemerintahan Jansens, dia tidak bisa mempertahankan pulau jawa dari
serangan Inggris sehingga Inggris berhasil menguasai Hindia Belanda melalui
perjanjian ….
a. Tuntang
b. Tordesilla

132
c. Saragosa
d. London
e. linggarjati
9. Kebijakan VOC menebang kelebihan jumlah tanaman agar produksinya tidak
berlebihan sehingga harganya tetap dapat dipertahankan di sebut dengan kebijakan ....
a. Pelayaran Hongi d. Oktroi
b. Tanam paksa e. Ekstirpasi
c. Sewa Tanah
10.Tantik yang digunakan oleh VOC untuk memecah belah / adu domba lawan, terkenal
dengan nama ...
a. Verplichte Leverente d. Devide et impera
b. Cultuursteleel e. Ekstirpasi
c. Contingenten

1. C
2. B
3. A KUNCI
4. A JAWABAN
5. A
6. D
7. E
8. A
9. E
10. D

133
Kegiatan Belajar 6 : Dampak Penjajahan Bangsa Eropa Bagi Indonesia,
Lahirnya Pergerakan Nasional Dan Peristiwa Sumpah Pemuda
A. Identitas Modul
1. Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Bawang
2. Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
3. Kelas / Semester : X / Gasal
4. Tahun Pelajaran : 2019/2020
5. Materi Pokok : Dampak Penjajahan Bangsa Eropa Bagi Indonesia,
Lahirnya Pergerakan Nasional Dan Peristiwa Sumpah Pemuda
6. Alokasi Waktu : 6 JP (2 pertemuan x 3JPx45 menit)
B. Kompetensi Dasar
3. 6 Menganalisis dampak politik, budaya, sosial, ekonomi, dan pendidikan
pada masa penjajahan bangsa Eropa, lahirnya pergerakan nasional dan
peristiwa sumpah pemuda
4. 6 Menalar dampak politik,budaya, sosial, ekonomi,dan pendidikan pada
masa penjajahan bangsa Eropa, lahirnya pergerakan nasional dan peristiwa
sumpah pemuda, dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah
C. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran dalam materi ini adalah :
1. Melalui diskusi peserta didik mampu menganalisis dampak politik, budaya,
sosial, ekonomi, dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa,
lahirnya pergerakan nasional dan peristiwa sumpah pemuda dengan berpikir
kritis
2. Melalui diskusi peserta didik mampu Menalar dampak politik,budaya, sosial,
ekonomi,dan pendidikan pada masa penjajahan bangsa Eropa, lahirnya
pergerakan nasional dan peristiwa sumpah pemuda, dan menyajikannya
dalam bentuk cerita sejarah
D. Materi

134
APERSEPSI

Gambar 1.32 Organisasi Sarekat Islam Eksis di Banjarnegara sampai Sekarang

Sumber : DPP Syarikat Islam (2018)

Berdasarkan gambar di atas mengenai Organisasi Sarekat Islam Eksis di Banjarnegara

sampai Sekarang buatlah pertanyaan yang terkait materi.


1. …………………………………………………………………………………….
2. …………………………………………………………………………………….
3. …………………………………………………………………………………….
4. …………………………………………………………………………………….
5. …………………………………………………………………………………….
Pilihlah pertanyaan-pertanyaan yang paling relevan. Selanjutnya jawablah
pertanyaan tersebut.
1. Dampak Penjajahan Bangsa Eropa di Berbagai Bidang

Proses interaksikekuasaan antara negara – negara tradisional (kerajaan) milik


pribumi dan kekuasaan Belanda pada abad ke – 19 menunjukan dua perkembangan
yang sangat berbeda. Di stu pihak, tampak makin meluasnya kekuasaan colonial dan
imperalisme Belanda. Di lain pihak terlihat makin merosotnya kekuasaan tradisional
milik pribumi. Meluasnya kolonialisme Belanda di Indonesia membawa akibat

135
terhadap perubahan dalam berbagai segi kehidupan, seperti politik, ekonomi, social,
dan budayanya.

a. Bidang Politik

Sistem politik adu domba (Devide et Impera) yang digunakan pemerintah


colonial belanda mampu memperlemah, memperdaya bangsa Indonesia, bahkan
dapat menghapus kekuasaan pribumi. Hal ini dibuktikan dengan dikuasainya
kerajaan – kerajaan besar di Indonesia oleh Belanda. Kedudukan para bupati sebagai
pegawai negeri yabf digaji oleh pemerintahan Belanda. Kewibawaan para bupati
telah jatuh di mata masyarakat Indonesia, bahkan jabatan para bupati dimanfaatkan
untuk menekan dan memeras rakyat untuk melakukan tindakan yang menyimpang
dari aturan yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut menyebabkan rakyat Indonesia
saat itu tidak memiliki pemimpin yabg dapat diharapkan untuk menyalurkan aspirasi
dan justru kehidupan politik menjadi buntu.

Penguasa-penguasapribumi makin tergantung pada kekuasan asing sehingga


kebebasan dalam menentukan kebijaksanaan pemerintah istana makin menipis.
Disamping itu, aneksasi wilayah yang dilakukan oleh penguasa asing mengakibatkan
makin menyempitnya wilayah kekuasaan pribumi. Penghasilan yang berupa
lungguh, upeti atau hasil bumi makin berkurang. Bahkan hilang sebab kedudukannya
telah berganti sebagai alat pemerintah Belanda.

b. Bidang Ekonomi

Penderitaan akibat pemerasan yang dilakukan colonial Belanda terhadap rakyat


Indonesia telah mencapai puncaknya pada masa pelaksanaan sistem tanam paksa
(cultuur Stelsel) dan ekonomi Liberal (politik pintu terbuka). Keuntungan dari
pelaksanaan sistem tanam paksa dan politik pintu terbuka tersebut tidak ada satu pun
yang digunakan untuk kepentingan Indonesia, namun digunakan Belanda untuk
membangun negerinya di Eropa dan untuk membayar utang luar negeri pemerintah
colonial Belanda. Dengan demikian, kehidupan ekonomi rakyat Indonesia pada

136
zaman penjajahan Belanda sungguh memprihatinkan sehingga banyak rakyat yang
hidup dalam kemiskinan dan mati kelaparan.

Selain itu, penghasilan penguasa pribumi makin berkurang. Sudah pasti


keadaan ini akan menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan para penguasa
pribumi. Di pihak rakyat, khususnya para [etani dibebani kewajiban untuk mengolah
sebagian tanahnya untuk ditanami dengan tanaman – tanaman ekspor dan masih
harus menyumbangkan tenaganya secara paksa kepada pemerintah colonial. Hal
inilah yang mengakibatkan runtuhnya perekonomian rakyat.

c. Bidang Sosial dan Budaya

Kehidupan social yang dialami olehrakyat Indonesia pada masa penjajahan


Belanda antara lain diskriminasi ras dan intimidasi yang diterapkan pemerintah
Kolonial Belanda. Diskriminasi dan intimidasi itu didasarkan pada golongan dalam
kehidupan masyarakat dan suku bangsa. Penduduk berkulit putih dan colonial
Belanda termasuk ke dalam golongan dengan status social yang lebih tinggi dan
memiliki hak – hak istimewa, sedangkan rakyat pribumi termasuk ke golongan
rendah yang lebih banyak dibebani oleh kewajiban – kewajiban dan tidak diberikan
hak sebagai layaknya warga negara yang dilindungi oleh hukum. Selain itu, tidak
semua anak pribumi memiliki kesempatan untuk memperolah pendidikan seperti
yang diperoleh anak – anak colonial Belanda. Demikian pula, dalam lingkungan
pemerintah, tidak semuan jabatan tersedia untuk orang – orang secara langsung
maupun tidak langsung telah menimbulkan kesenjangan antara orang – orang
Belanda dan rakyat pribumi. sedangkan dibidang kebudayaan, budaya barat
berkembang secara meluas, bahkan merusak sendi – sendi kehidupan budaya
tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sebagai contohnya, kebiasaan
miinum-minuman keras yang dilakukan oleh golongan bangsawan. Kebiasaan
tersebut bukan milik asli bangsa Indonesia, tetapi kebiasaan yang berlaku di
kalangan bangsa barat yang dibawa oleh para penjajah (Westernisasi menyebar lewat
jalur pendidikan dan pemerintah).

137
d. Dampak di Bidang Pendidikan

Sebelunmya masuknya pendidikan kolonial, bangsa Indonesia sesungguhnya


adalah bangsa yang terdidik. Hal tersebut terbukti dengan tumbuuh suburnya
pendidikan yang bersifat tradisional dan terbesar di seluruh Nusantara yang ditandai
degan berkembangnya penggunaan huruf pada lontara dan tradisi mengaji.
Pengejaran islam di langgar – langgar semakin mengukuhkan keberadaan pendidikan
tradisional.

Pendidikan tradisional mengalami pergesaran ke pemdidikan colonial,


khusunya ketika pemerintah colonial Hindia – Belanda membutuhkan pegawai –
pegawai administrasi rendahahn untuk mengisi pos – pos pemerintahannya. Oleh
karena itu, sistem yang diterapkanya tidak lepas dari tujuan politiknya dalam usaha
mempertahankankekuasaan.

Secara umumdapat dilihat bahwa penyelenggaraan pendidikan colonial


berorientasi pada prisnsip – prinsip garis warna (color line), diskrimanasi, segregasi,
dan nonakulturatif. Prinsip – prinsip ini direalisasikan dengan penyelenggaraan
pendidikan yang dibedakan menurut pembagian golongan masyarakat colonial
yaknni untuk golongan Eropa timur asing/ (tiongkok), dan golongan bumiputra.
Selanjutnya penyelengaraan pendidikan dibedakan menurut status social, yakni
pendidikan untuk kaum elit dan pendidikan untuk rakyat biasa.

2. Lahirnya Pergerakan Nasional

Memasuki abad ke – 20, bangsa Indonesia memasuki fase baru dalam


perjuangan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan Belanda. Lahirnya
strategi perjuangan pergerakan nasional ini tidak terlepas dari kondisi akibat politik
etis yang dicetuskan oleh Van Deventer. Pelaksanaan olitik etis pada dasarnya
memberikan kesempatan yang lebih kuas kepada penduduk pribumi untuk menikmati
pendidikan modern. Akibatnya dalam eaktu yang tak begitu lama muncul golongan

138
elit baru berpendidikan Barat. Para elit baru ini mennuntut penghapusan diskriminasi
social, ekonomi, dan politik.

a. Terbentuknya Kehidupan Kota dan Munsulnya Pergerakan Nasional


Indonesia

Kota memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat


Indonesia dan selalu menjadi tujuan masyarakat dari berbagai daerah. Kehidupan dan
mentalitas masyarakat kota, biasanya mencari dan menemukan identitas baru,
pluralism (suku, agama, dan profesi) modern (relative maju dan toleran). Oleh
karena itu kota menjado tempat yang sangat strategis dalam upaya memunculkan dan
mengembangkan pergerakan nasional Indonesia. Dari kota – kota tersebut muncullah
golongan – golongan elit batu dalam kehidupan Indonesia seperti golongan pelajar,
golongan Profesi , dan golongan pers.

1) Golongan Terpelajar
Golongan Terpelajar termasuk kelompok eliy minoritas dari bangsa Indonesia,
tetapi kedudukan dan peranya sangat besar dalam lingkungan masyarakat.
Dikatakan minoritas karena susunan masyarakat ajumlahnya relative sedikit
dibandingkan dengan kelompok – kelompok lainya. Golongan ini muncul
khusunya di kota – kota besar yang dijadikan pusat dan tempat untuk mengadu
nasi juga tempat bertemunya ide – ide para – pelajar , mahasiswa, sarjana, dan
pemuda lainya dari berbagai daerah fengan adat istiadat yang berbeda – beda.
Para pemuda pelajar mulai menyadari pentinganya persatuan dan kesatuan
dalam menghadapi penjajah Belanda.
2) Golongan Profesional
Golongan professional lebih banyak muncul dan mengembangkan profesinya
pada daerah perkotaan. Pada masa kekuasaan pemerintahan colonial Belanda,
golongan professional ini memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat
di daerah perkotaan. Golongan professional terdiri atas berbagai profesi, seperti
profesi furu, dokter, dan sebagainya.

139
3) Peranan Pers Indonesia
Pada abad ke 19, pers masuk ke wilayah Indonesia dan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan kota – kota di Indonesia. Wujud perkembangan per situ
dalam benruk surat kabar ataupun majalah. Munculnya surat kabar dimodali oleh
orang – orang Cina dengan menggunakan bahasa melayu. Dengan demikian,
surat kabar yang diterbitkan secara tidak langsung ikut serta didalam
memopulerkan penggunaan bahasa melayu. Surat kabar juga telah memuat isu –
isu politik yang sedang berkembang sehingga secara tidak langsung telah banyak
memberikan pendidikan politik pada masyarakat Indonesia. Surat kabar juga
berfungsi social dasar, yaitu memperluas pengetahuan bagi para pembacanya dan
dapat membentuk opini umum. Namun, ruang gerak persurat – kabaran pada
zaman colonial Belanda dibatasi dan dikontrol ketat. Selain surat kabar yang
membawa suara nasionalisme, terbit surat kabar yang merupakan pembawa suara
pemerintah colonial Hindia – Belanda.
b. Organisasi pergerakan nasional

Paham baru nasionalisme telagh mendorong lahirnya kesadaran nasional,


kesadaran hidup dalam suatu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Kesadaran ini
kemudian mendorong untuk berubah dan menyempurnakan strategi perjuangan
bangsa Indonesia yang selama ini telah dilakukan. Dipelopori oleh kaum pelajar
kemudian lahirlah berbagai organisasi pergerakan nasional. Organisasi pergerakan
itu ada yang bercorak social-kultural, politik, keagamaan tetapi sekuler, kedaerahan
tetapi ada juga yang nasionalis, ada dari kelompok pemuda tetapi ada kelompok
perempuan. Dalam strategi ada yang kooperatif dana ada jugas non-kooperatif. Lahir
dan berkembangnya organisasi pergerakan kebangsaan tidak dapat dilepaskan daei
konsep nasionalisme, organisasi pergerakan merupakan wadah atau strategi ada yang
memperjuangkan lemerdekaan bangsa.

1) Budi Utomo
Organisasi budi utomo (BU) yang bersifat sosio – kultural. Organisasi ini
didirikan antara lain oleh Sutomo, Gunawan atas sintisan Wahidin Sudirohusodo

140
pada tanggal 20 mei 1908. Tujuanya untuk mengumpulkan dana gunamembatu
kaum bumiputra yang kekurangan daam pendidikan.
2) Sarekat Islam (SI)
Pada mulanya SI ini lahir karena adanya dorongan daro R.M. Tirtoadisuryo
seorang bangsawan, wartawan, dan pedagang dari solo. Tahun 1909, ia
mendirikan perkumopulan daganmg yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI).
Tahun 1911 K.H Samanhudi secara resmi mendirikan SDI. Pada tahun 1912
nama SDI diganti Sarekat Islam (SI) oleh HOS Cokroaminoto.
3) Indische Partij (PI)
Pada tahun1912 itu juga berdiri organisasi yan bercorak politik yakni Indische
Partij (PI). Pendiri organisasi ini dikenal dengan sebutan “tiga serankai”. Yakni
Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat atau
dikenal dengan Ki Hajjar Dewantoro. Setelah IP berkembang pesat di berbagai
daerah di Indonesia. Idische partij secara tegas menyatakan berjuang untuk
melepaskan diri dari penjajahan atau mencapau kemerdekaan Hindia Merdeka.
4) Orrganisasi Keagamaan
Dari bidang keagamaan misalnya ada Muhammadiyah yang bersifat modern,
yang didirikan K.H Ahmad Dahlan pada 18 November 1912 di Yogyakarta.
Organisasi ini bercirikan organisasi social, pendidikan, dan keagamaan.
Kemudian muncul organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi ini didirikan
pada tanggal 31 Januari 1926, di Surabaya. Sebagai pendiri organisasi ini adalah
Kyai Hasyim Ashari dan sejumlah ulama lainya. Dari kalangan kaum kritiani
juga membentukorganisasi antara lain didirikanya perkumpulan politik katolik
jawi (PPKJ). Organisasi ini didirikan oleh I.J Kasimo pada tanggal 22 Februari
1925.
5) Organisasi Sosial dan Pendidikan
Dibidang social dan pendidikan muncul Raden mas Soewardi Soeryaningrat atau
Ki Hajjar Dewantoro yang membuka Perguruan Taman Siswadi Yogyakarta pada
tanggal 3 juli 1922 yang awalnya bernama National Onderwijs Instituut Taman
Siswa. Tujuanya adlah membangun anak didik menjadi manusia beriman dan

141
bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, merdeka lahir Batin, luhur akal budinya,
cerdas dan berketerampila, serta sehat jasmani dan rohanninya untuk menjadi
anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan
bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya. Meskipun dengan susunan
kalimat yang berbeda, tujuan pendidikan Taman Siswa tersebut sebenarnya
sejalan dengan tujuan pendidikan Nasional.
6) Perhimpumam Indonesia
Pada mulanya organisasi ini bernama Indische Vereniging, didirikan pada tahun
1908 oleh para pelajar/mahasiswa yang belajar di negeri Belanda seperti R.M
Notosuroto, R, Panji Sostrokartono, dan R. Husein Djajadiningra. Kemudian
dengan datangnya para aktivis perjuangan dari Indonesia seperti Moh. Hatta,
Iwwa Kusumasumantri, J.B Sitanala, organisaasi ini semakin bernuansa politik
kebangsaan. Bahkan nama Indische Vereeniging diubah menjadi indonesische
Vereeniging pada tahhun 1922 dan diubah lagi menjadi “Perhimpunan
Indonesia” pada tahun 1925. Organisasi ini cukup revolusioner dalam
memperjuangkan kebebasan Indonesia dari penjajahan Belanda.
7) Partai Nasional Indonesia
Terilhami dengan perkembangan dan perjuangan PI di Belanda, beberapa tokoh
pemuda seperti Soekarno, Gatot Mangkuprojo dan lain – lain pada 4 juli 1927
berkumpul untuk mendiskusikan pembentukan organisasi semacam PI. Setelah
malalui serangkaian diskusi dan pertemuan akhirnya, dalam pertemuan di
Bandung, di kediaman Ir. Soekarno, tanggal 4juli 1927, diresmikanlah berdirinya
partai baru yang diberi nama Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Sebagai
ketua dipercayakan kepada Ir. Soekarno. Pada kongres I di surabya, nama
Perserikatan Nasional Indonesia diubah menjadi Partai Nasional Indonesia
(PNI). Tujuan perjuanganya untuk Kemerdekaan Indonesia.
8) Partai Komunis Indonesia
Organisasi ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari organisasi Indische Sociaal
Democratische Vereenniging (ISDV). ISDV berdiri pada tanggal 9 mei 1914 atas
prakarsa Sneevliet. Tokoh – tokohnya antara lain Semaun, Darsono. Dengan

142
memperhatikan perkembangan politik, setelah melalui serangkaian pembahasan,
maka pada saat kongres ke – 7 nama ISDV diiubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia, dan dipertegas pada tanggal 23 mei 1920 menjadi Partai
Komunis Hindia. Kemudian pada bulan desember 1920 diubah menjadi
keindonesiaan yakni Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebagai ketua PKI yang
pertama adalah Semaun. Pada tahun 1921 diterapkan disiplin partai, yakni bagi
setiap anggota yang rangkap anggota PKI dan SI, harus memilih salah satu. PKI
berkembang manjadi partai radikal dan sekuler. PKI juga menjadi partai rakyat
yang cepat berkembang.
9) Organisasi Pemuda
Organisasi pemuda yang lahir pada masa Pergerakan Nasiional Indonesia dapat
dibedakan menjadi dua jenis,yaitu organisasi pemuda bersifat kedaerahan dan
organisasi pemuda bersifat keagamaan. Contohnya organisasi pemuda
kedaerahan, antara lain Tri Koro Dharmo atau Jong Java, Jong Sumatranen
Bond, Jong Minahasa, Pemuda Betawi, Sekar Sunda. Contoh organisasi pemuda
bersifat keagamaan, antara lainMuda Kristen Djawi, Jong Islamieten Bond, dan
Persatuan Murid – Murid Diniyah School.
3. Lahirnya Sumpah Pemuda

Sumpah pemuda lahir dari kesadaran jiwa – jiwa luhur yang arif, spirit, dan
mandiri. Kesadaran mencari identitas diri bangsa tercipta melalui para pemuda masa
lalu. Peristiwa sumpah pemuda merupakan salah stu peristiwa terpenting bagi negara
Indonesia. Sebab tanpa adanya peran pemuda masa lalu tidak mungkin pula bangsa
ini bisa tegak hingga saat ini. Ikrar persatuan para pemuda menjadi satu tonggak
utama berdirinya Indonesia.

Sumpah pemuda merupakan hasil dari pada keputusan kongres pemuda II yang
diadakan pada 27 – 28 Oktober 1928 di gedung indisische Clubgedebou. Para peserta
kongres pemuda II berasal dari berbagai organisasi kepemudaan daerah, seperti Jong
Sumatranen Bong, Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Batak, Jong Ambon, Jong
Celebes, Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi dll (Jong dibaca Young, Yong).

143
Keputusan yang dilakukan oleh organisasi kepemudaan daerah tersebut menegaskan
cita – cita akan adanya tanah air, bangsa, dan bahas Indonesia.

Peristiwa sejarah lahirnya sumpah pemuda 1928 tersebut juga mengungkapkan


bahwa kongres pemuda yang terjadi berlangsung dalam kurun waktu 2 hari, yakni
tepat pad tanggal 27 – 28 oktober 1928. Lagu Indonesia Raya yang merupakan
ciptaan dari W.R Supratman merupakan salah satu Lagu kebangsaan yang juga
dinyanyikan saat penutupan rapt. Namun, bedanya lagu tersebut hanya dimainkan
instrumenya saja. Delain teks sumpah pemuda, dalam kongres sumpah pemuda juga
diperdengarkan lagu Indonesia Raya yang diciptakan oleh W.R Soepratman umyuk
pertama kalinya.

Nilai yang utama dari peristiwa Sumpah Pemuda adalah nilai persatuan.
Persatuan yang diilhami oleh asas perjuangan Perhimounan Indonesia ini sudah lama
diperjuangkan oleh para pemuda. Nilai berikutnya, adalah kemandirian, jati diri,
kedaulatan atau penguatan nasionalisme. Secara tidak langsung dengan peristiwa
Sumpah Pemuda, para pemuda telah meneguhkan pentingnya jati diri Indonesia,
penguatan semangat kebangsaan atau nasiolisme. Hal ini tercermin dalam ikrar satu
tanah air, satu bangsa dan keikhlasan menjunjung satu bahasa, yaitu bahasa
Indonesia.

E. Evalusi

Evaluasi pada BAB Dampak Penjajahan Bangsa Eropa Bagi Indonesia,


Lahirnya Pergerakan Nasional Dan Peristiwa Sumpah Pemuda adalah dengan
mengerjakan soal pilihan ganda.

Pilihlah jawaban yang paling tepat!!!

1. Perhatikan data berikut!


1) Kemajuan dalam bidang politik, sosial ekonomi, dan kebudayaan
2) Penderitaan dan kesengsaraan akibat imperialisme
3) Pergerakan kebangsaan india

144
4) Pergerakan nasionalisme mesir
5) Kemenangan jepang terhadap rusia

Faktor dari luar negeri yang mendorong lahir dan berkembangnya nasionalisme
indonesia ditunjukkan pada nomor….

a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 4, dan 5
e. 3, 4, dan 5
2. Perhatikan data berikut!
1) Adanya pengaruh revolusi prancis
2) Hanya orang-orang inggris yang duduk di pemerintahan
3) Kebudayaan barat dipaksakan oleh inggris
4) Pemberian status dominian untuk kanada tahun 1867
5) Adanya gerakan pan-arab yang menganjurkan persatuan semua bangsa

Sebab-sebab munculnya nasionalisme india ditunjukkan pada nomor…

a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 4
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 4, dan 5
e. 3, 4, dan 5
3. Budi utomo merupakan organisasi pergerakan pertama di indonesia. Oleh karena
itu, pada tanggal 20 mei 1908 di jadikan sebagai…
a. Hari kebangkitan nasional
b. Hari pendidikan nasional
c. Ujung tombak dari organisasi yang lainnya
d. Hari organisasi
e. Hari pergerakan

145
4. Perhatikan data berikut!
1) Didirikan di bandung pada tanggal 25 desember 1912
2) Dipimpin oleh tiga serangkai yaitu Dr. E.F.E. douwes dekker, Dr. Cipto
mangunkusumo, dan suwardi suryaningrat
3) Merupakan organisasi pertama di indonesia yang secara terang-terangan
menyatakan dirinya sebagai partai politik
4) Memiliki semboyan indie los van holland dan indie voor inders

Berdasarkan data diatas, organisasi pergerakan nasional yang di maksud adalah…

a. Perhimpunan indonesia
b. Partai nasional indonesia
c. Parindra
d. ndische partij
e. Sarekat islam
5. Perhatikan data berikut!
1) Ketuanya Dr. Sutomo
2) Bertujuan mencapai indonesia raya dan mulia
3) Tokoh-tokohnya adalah Moh. Husni thamrin dan sukarjo wiryoranoto

Berdasarkan data diatas organisasi pergerakan nasioal yang dimaksud adalah…

a. Parindra
b. PNI
c. Perhimpunan indonesia
d. GAPI
e. Sarekat islam
6. Perhatikan data berikut!
1) Untuk menyamakan arah aksi kebangsaan dari berbagai organisasi
2) Menanamkan cita-cita persatuan nasional indonesia
3) Meghindari perselisihan antaranggota yang hanya akan melemahkan dan
merugikan perjuangan

146
4) Hidup menurut perintah agama
5) Memperkuat dan memperbaiki serta melakukan kerja sama dalam
perjuangaN

Tujuan permufakatan perhimpunan politik kebangsaan indonesia ditunjukkan


pada nomor…

a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 3, dan 4
e. 3, 4, dan 5
7. Tugas jenderal kuniaki koiso setelah menggantikan jenderal hideki tojo adalah…
a. Memulihkan kewibawaan jepang dimata bangsa asia
b. Membentuk BPUPKI
c. Membentuk PPKI
d. Pembentukan organisasi-organisasi militer dan semimiliter
e. Melaksanakan romusha
8. Perhatikan nama tokoh berikut!
1) Mr. A. G. Pringgodigdo
2) Ir. Soekarno
3) Mr. Muh. Yamin
4) Mr. Supomo
5) K. R. T. Radjiman wedyodiningrat

Tokoh yang mengusulkan dasar negara pada waktu sidang BPUPKI pada tanggal
29 mei-1 juni 1945 ditunjukkan pada nomor…

a. 1, 2, dan 3
b. 1, 3, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 2, 4, dan 5

147
e. 3, 4, dan 5
9. Perhatikan data berikut!
1) Disebut juga dengan dokuritsu junbi inkai
2) Anggotanya terdiri dari 12 orang
3) Ketuanya Ir. Soekarno dan wakil ketuanya Drs. Moh. Hatta
4) Penasihatnya ahmad soebarjo

Berdasarkan data diatas badan yang dimaksud adalah…

a. Hinomaru
b. Teikoku ginkai
c. Kimigayo
d. BPUPKI
e. PPKI
10. Terjadinya peristiwa rengasdengklok karena….
a. Perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan pemuda mengenai
pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
b. Para pemuda ingin mengalahkan tentara jepang
c. Para pemuda mengamankan soekarno hatta dari tentara jepang
d. ngin diakuinya peranan golongan pemuda
e. Para pemuda ingin berjuang sampai titik darah terakhir

KUNCI
JAWABAN

6. A
1. A
7. A
2. A
3. A
8. A
4. A 9. A
5. A 10. A

148
RANGKUMAN

1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan (budaya paleolitikum dan


mesolitikum) : Kehidupsn food gathering yaitu berburu, menangkap ikan,
mengumpulkan keladi, ubi-ubian dan buah-buahan serta nomaden. Sudah mulai
mengenal api. Serta menganut kepercayaan, dengan ditemukan penguburan di
gua lawa, sampung, ponorogo, gua sodong besuki jatim, dan bukit kerang aceh
tamiang. Diaantara mayat yang dikubur ada yang ditaburi cat warna merah.
Lukisan cap tangan di gua leang pattae sulawesi selatan. Lukisan kadal di papua
pulau seram.
2. Masa bercocok tanam (Budaya neolitikum) : Food producing yaitu memikirkan
bagaimana menghasilkan makanan. Masa bercocok tanam dibagi jadi 2 : pertama
peladangan berpindah (shiffing cultivation) pertanian lahan kering, dilakukan
dengan cara membuka hutan untuk ditanami dan mereka akan pindah apabila
dirasa lahan mereka sudah tidak produktif lagi. Kedua, pertanian menetap :
dilakukan pada lahan basah dan kering. Jenis tanaman, meliputi sayuran dan jenis
tanaman perladangan yaitu padi, keladi, ubi jalar, kacang-kacangan, buah-buahan
dan bijji-bijjian.
3. Kepercayaan, animmisme adalah kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang
masih berada disekitar mereka, kepercayaan dinamisme adalah kepercayaan
terhadap benda-benda disekitar manusia memiliki kekuatan gaib, dan
kepercayaan totemisme adalah kepercayaan kekuatan gaib atau nilai sakral pada
binatang, seperti sapi, ular, buaya, dan kucing.
4. Islam masuk dan berkembang ke Nusantara tidak terlepas dari kawasan lain dan
berpengaruh dengan kebudayaan Indonesia. sebelum Islam masuk ke Nusantara,
masyarakat sudah terlebih dahulu mengenal kepercayaan animisme, dinamisme,
Hindu dan Buddha yang akhirnya membentuk akulturasi kebudayaan di
Nusantara salah satunya contohnya adalah Islam Kejawen. Hal ini membuat

149
ajaran Islam di Nusantara berbeda dengan Islam yang berada pada wilayah Arab,
Turki, Persia, Afrika dan Dunia Barat.
5. Masuknya Islam ke nusantara, membuat lahirnya berbagai macam kerajaan-
kerajaan bercorak Islam di Indonesia, antara lain, Kerajaan Samudera Pasai,
Aceh, Malaka, Demak, Mataram Islam, Banten, Gowa-Tallo, serta Ternate dan
Tidore.
6. Islam menjadi faktor pemersatu diantara berbagai wilayah di Nusantara.
Mengatasi perbedaan suku bangsa, identitas kesukuan, adat istiadat dan tradisi
lokal yang dianut oleh masyarakat Nusantara waktu itu. Warisan terbaik dari
zaman Islam adalah pengintegrasian Nusantara lewat nasionalisme agama dan
jaringan perdagangan antar pulau.
7. Kehidupan masyarakat pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia banyak
meninggalkan berbagai bukti peninggalan, antara lain Masjid, Keraton, Makam,
berbagai karya seni rupa dan seni sastra, serta upacara dan tradisi
8. Salah satu bukti peninggalan berbentuk seni rupa pada masa Kerajaan Islam
adalah Kaligrafi. Pengertian dari kaligarafi adalahm suatu ilmu yang
memperkenalkan bentuk-bentuk huruf indah yang dirangkai menjadi sebuah
karya yang indah, berupa ayat suci Quran atau berupa kata-kata mutiara
9. Bukti peninggalan berupa seni sastra antara lain berbentuk Hikayat, Babad,
Suluk, Syair, dan berbagai seni pertunjukan.
10. Secara umum, bangsa Eropa datang tidak hanya untuk berdagang, melainkan
juga bertujuan mencari kekayaan yang disimbolkan emas (gold); mencari
kemuliaan (kejayaan) bangsa (glory); menyebarkan agama Kristen (gospel).
11. Sejak kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, sebenarnya sejak itu pula bangsa
Indonesia bangkit melakukan perlawanan. Mereka datang tidak hanya untuk
berdagang tetapi juga untuk menjajah. Berbagai tindakan yang mereka lakukan di
luar batas kemanusiaan memotivasi rakyat untuk mengobarkan semangat
perjuangan mengusir penjajah di setiap daerah yang dikuasai
12. Paham baru nasionalisme telagh mendorong lahirnya kesadaran nasional,
kesadaran hidup dalam suatu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Kesadaran ini

150
kemudian mendorong untuk berubah dan menyempurnakan strategi perjuangan
bangsa Indonesia yang selama ini telah dilakukan. Dipelopori oleh kaum pelajar
kemudian lahirlah berbagai organisasi pergerakan nasional. Organisasi
pergerakan itu ada yang bercorak social-kultural, politik, keagamaan tetapi
sekuler, kedaerahan tetapi ada juga yang nasionalis, ada dari kelompok pemuda
tetapi ada kelompok perempuan. Dalam strategi ada yang kooperatif dana ada
jugas non-kooperatif. Lahir dan berkembangnya organisasi pergerakan
kebangsaan tidak dapat dilepaskan daei konsep nasionalisme, organisasi
pergerakan merupakan wadah atau strategi ada yang memperjuangkan
lemerdekaan bangsa.

151
DAFTAR PUSTAKA

Idsejarah. (2020). Pengertian kampak genggam,perimbas, persegi dan lonjong.


Tersedia pada https://idsejarah.net/2017/05/kapak-genggam-kapak-perimbas-
kapak.html. Diakses pada 8 Mei 2020.

Lezgetreal. (2020). Kampak perimbas. Tersedia pada https://lezgetreal.com/kapak-


perimbas/. Diakses pada 8 Mei 2020.

Researchgate. (2008). Pemanfaatan alat serpih di Ceruk layar kecamatan Sampung,


Kabupaten Ponorogo Jawa Timur (berdasarkan kajian mikroskopis jejak pakai
dengan perbesaran rendah ). https://www.researchgate.net/figure/Gambar-3-Alat-
serpih-Ceruk-Layah-Sumber-Dokumen-oleh-Katrynada-Jauharatna-
2016_fig1_337569042. Diakses pada 8 mei 2020.

Rumahbelajar. (-). Hasil Kebudayaan Zaman Paleolitikum. Dapat diakses pada


https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Hasil-hasil-
Kebudayaan-Zaman-Paleolitikum-2015/konten10.html. Diakses pada 8 Mei 2020.

Idsejarah. (2020). Pengertian Abris Sous Rouche dan Kejokkenmoddinger dan


Fungsinya. Tersedia pada https://idsejarah.net/2017/09/abris-sous-roche-dan-
kjokkenmoddinger.html. Diakses pada 8 Mei 2020.

152
Idsejarah. (2020). Pengertian dan Hasil Budaya Zaman Neolitikum (Zaman Batu
Muda). Dapat diakses pada https://idsejarah.net/2017/04/zaman-neolithikum-zaman-
batu-muda.html. Dapat diakses pada 8 Mei 2020.

Idsejarah. (2020). Pengertian Menhir dan Fungsinya di Zaman Megalitikum. Dapat


diakses pada https://idsejarah.net/2019/03/pengertian-menhir-dan-fungsinya-di.html.
Dapat diakses pada 8 Mei 2020.

Kompasiana. (2012). Punden Berundak, Budaya Megalitik Yang Masih Eksis. Dapat
diakses pada
https://www.kompasiana.com/claudyusuf/550b8ad48133116322b1e13c/punden-
berundak-budaya-megalitik-yang-masih-eksis. Diakses pada 8 Mei 2020.

Idsejarah. (2020). Pengertian Dolmen Dan Fungsinya. Dapat diakses pada


https://idsejarah.net/2019/03/pengertian-dolmen-dan-fungsinya.html. Diakses pada 8
Mei 2020.

Maspur. (2020). Sarkofagus. Dapat diakses pada


https://www.freedomsiana.id/sarkofagus/. Diakses pada 8 Mei 2020.

Kemendikbud. (2020). Arca Wajrapani. Dapat diakses pada


http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/arca-wajrapani/. Diakses tanggal
8 Mei 2020..

153
CNN Indonesia (2020).Kraton Yoyakarta tutup Kunjungan Wisata Sampai 2 Juli.
Tersedia pada https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210625164808-269-
659513/keraton-yogyakarta-tutup-kunjungan-wisatawan-hingga-2-juli. Diakses pada
tanggal 08 Mei 2020.

HistortofCirebon (2018). Makam Fatimah Binti Maimun. Tersedia


padahttps://www.historyofcirebon.id/2018/12/makam-fatimah-binti-maimun-gersik-
1082.html. Di Akses pada 08 Mei 2020.

Mulyana, Mung.(2020).Kedatangan Islam di Nusantara. Tersedia pada


https://sejarahpedia2k.blogspot.com/2020/03/teori-teori-kedatangan-islam-di.html.
Diakses pada tanggal 08 Mei 2020.

Brain. 2014). https://brainly.co.id/tugas/59967. Diakses pada 26 Juli 2021.


Isnorman. (2019). Pengaruh Mata Uang Emas Samudera Pasai di Aceh, Malaka,
Johor Hingga Brunei Darusalam. Tersedia pada
https://steemit.com/story/@isnorman/pengaruh-mata-uang-emas-samudera-pasai-di-
aceh-malaka-johor-hingga-ke-brunei-darussalam. Diakses pada 08 Mei 2020.

Kompas. (2020). Peninggalan Kerajaan Aceh. Tersedia pada


https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/11/092511779/peninggalan-kerajaan-
aceh?page=all. Diakses pada 08 Mei 2020.

Weshoolid (2019).Kesultanan Demak-Letak, Sejarah, Silsilah Dan Peninggalan


Kerajaan Demak. Tersedia Pda https://www.weschool.id/kesultanan-demak-letak-
sejarah-silsilah-dan-peninggalan-kerajaan-demak-lengkap. Diakses pada 08 Mei
2020.
Sumber : Al Khafi, Lutfi. (2020).Kerajaan Banten:Sejarah, Letak, Kejayaan, dan
Peninggalannya. Tersedia pada.

154
https://moondoggiesmusic.com/kerajaan-banten/#gsc.tab=0. Diakses pada 08 Mei
2020.

Yogyes. (2020). Kota Gede: Saksi Bisu Berdirinya Kerajaan Mataram Islam. Tersedia
pada https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/pilgrimage-sites/
kotagede/. Diakses pada 08 Mei 2020.

Sistem Informasi Masjid. (2020). Masjid Agung Walio. Tersedia Pada.


https://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/362/. Diakses pada 08 Mei 2020.

Anggono Suryo, Febi. (2020). Masjid Sigi Lamo Dan Tradisi Islam Di Ternate.
Tersedia pada https://ruangnegeri.com/masjid-sigi-lamo-dan-tradisi-islam-di-ternate/.
Diakses pada 08 Mei 2020..

DPP Syarikat Islam (2018). Organisasi Sarekat Islam Eksis di Banjarnegara sampai

Sekarang. Tersedia pada https://si.or.id/2018/09/28/organisasi-sarekat-islam-eksis-di-

banjarnegara-sampai-sekarang/. Diakses pada 08 Mei 2020

Pustakabelajar.com. (2020). Islamisasi Dan Silang Budaya di Nusantara. Tersedia


pada https://www.pustakabelajar.com/2018/05/islamisasi-dan-silang-budaya-di-
nusantara.html. Diakses pada 08 Mei 2020.

Hapsari, Ratna. (2013). Sejarah Indonesia untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta :


Penerbit Erlangga.

155
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2016). Sejarah
Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.

Suyono dan Haryono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Remaja Roskarya.

Tim Nasional Penulis Sejarah Indonesia. 2008. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka.

156

Anda mungkin juga menyukai