Anda di halaman 1dari 22

Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa kami ucapkan, atas
terselesaikannya pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik dengan tema “Konsep Dasar
Berpikir Sejarah” yang penulis susun dalam rangka mengetahui dan memaparkan
mengenai konsep-konsep dalam berpikir sejarah yakni kronologis, diakronik,
sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan dan keberlanjutan. Berfikir sejarah
maksudnya ialah cara berfikir khas dalam disiplin ilmu sejarah. Berfikir sejarah,
dengan demikian, ialah berfikir dalam alur disiplin sejarah ilmiah dengan
mempertimbangkan serangkaian konsep-konsep kunci (Zed, 2018).
Dalam bahasa Inggris, kata sejarah disebut history, artinya masa lampau;
masa lampau umat manusia. Dalam bahasa Arab, sejarah disebut sajaratun
(syajaroh), artinya pohon dan keturunan. Jika kita membaca silsilah raja-raja akan
tampak seperti gambar pohon dari sederhana dan berkembang menjadi besar, maka
sejarah dapat diartikan silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa
pemerintahan keluarga raja pada masa lampau. Dalam bahasa Yunani, kata sejarah
disebut istoria, yang berarti belajar. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah disebut
geschichte yang artinya sesuatu yang telah terjadi pada masa lampau dalam
kehidupan umat manusia. Secara umum sejarah adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari segala aktivitas kehidupan umat manusia pada masa lampau.
Penerapan “Kurikulum 2013” memiliki tantangan tersendiri bagi dunia
pendidikan sejarah yang dituntut untuk melakukan pembaruan dalam pengajaran di
sekolah, termasuk memperbaharui cara pandang tentang konsep sejarah, content (isi
atau bahan ajar sejarah), metode mengajar, dan bahkan juga penilaian (assessement)
dalam pembelajaran sejarah. Konsep berfikir sejarah dalam hal ini merupakan bagian
dari upaya untuk meningkatkan semangat berfikir kritis dalam sejarah, sehingga
pembelajaran sejarah semakin dekat dengan semangat ilmiah.

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


1
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

DAFTAR ISI

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


2
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

GLOSARIUM

Dimensi Spasial : Ruang yaitu suatu tempat dimana terjadinya berbagai


peristiwa alam ataupun peristiwa sosial serta peristiwa
sejarah dalam proses perjalanan waktu
Dimensi : Waktu yaitu berhubungan dengan kapan peristiwa tersebut
Temporal terjadi
Diakronik : sesuatu yang melintas, melampaui, dan melalui dalam batasan
waktu
Kronologis : berpikir secara runtut dan teratur
Sinkronik : kajian yang lebih menitik beratkan untuk meneliti gejala- gejala
yang luasdari sebuah peristiwa tetapi dalam waktu yang
terbatas
Periodisasi : pengklasifikasian atau pembabakan waktu
Kronik : catatan peristiwa

PETA KONSEP

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


3
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

PENDAHULUAN

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


4
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia


Kelas/Semester : X/Ganjil
Kompetensi Dasar :
3.1 Memahami konsep dasar sejarah (berpikir kronologis, diakronik, sinkronik,
ruang dan waktu serta perubahan dan keberlanjutan)
4.1 Menyajikan hasil pemahaman tentang konsep dasar sejarah (berpikir kronologis,
diakronik, sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan dan keberlanjutan)
Indikator :
3.1.1 Siswa dapat Menjelaskan konsep dasar sejarah (berpikir kronologis,
diakronik, sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan dan keberlanjutan)
3.1.2 Siswa dapat Membandingkan konsep dasar berpikir kronologis, diakronik,
sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan dan keberlanjutan
3.1.3 Siswa dapat Menyebutkan contoh peristiwa sejarah berdasarkan konsep
berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan
dan keberlanjutan
3.1.4 Siswa dapat Menjelaskan peristiwa sejarah berdasarkan konsep berpikir
kronologis, diakronik, sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan dan
keberlanjutan
3.1.5 Siswa dapat Menyebutkan langkah-langkah berfikir berpikir kronologis,
diakronik, sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan dan keberlanjutan
3.1.6 Siswa dapat Menguraikan peristiwa sejarah berdasarkan konsep berpikir
kronologis, diakronik, sinkronik, ruang dan waktu serta perubahan dan
keberlanjutan
Deskripsi :
Dalam modul ini siswa akan mempelajari mengenai cara berpikir sejarah yang
terdiri atas beberapa unsur atau konsep, diantaranya yaitu konsep manusia,
ruang, dan waktu. Selain itu siswa juga akan mempelajari konsep berpikir sejarah
yang terdiri atas konsep kronologis, diakronik, dan sinkronik dalam sejarah. Ke
tiga unsur dan konsep ini harus ada dalam suatu peristiwa sejarah. Saat
mempelajari sejarah mungkin kalian kerap merasa pelajaran sejarah sebagai ilmu

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


5
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

hafalan. Ilmu yang hanya menghafal nama, tanggal sebuah peristiwa, bahkan
sejarah sering dianggap sebuah persoalan di masa lalu yang tidak penting untuk
dikaji. Akan tetapi jika kalian cermati, sejarah merupakan ilmu yang kaya akan
pengetahuan, sejarah bukan hanya terbatas pada pengetahuan di masa lalu, yang bisa
di genggam dengan mudah di tangan kita atau tersusun rapi dalam lemari
perpustakaan. Tetapi pengetahuan dalam sejarah itu tersimpan dalam sebuah
tembok yang hanya bisa ditembus oleh interpretasi yang tajam terhadap teks–teks
sejarah. Kita semua dapat berperan sebagai seorang sejarawan dengan
menerapkan berfikir sejarah dalam menggali sebuah kebenaran dari sebuah rentetan
peristiwa sejarah yang terkadang masih bersifat kabur.

Memanfaatkan sejarah sebagai sarana berpikir, membayangkan masa lalu


dengan dengan ilustrasi peristiwa, sumber lisan dan dokumen visual. Berpikir
sejarah dapat dilakukan secara diakronik dan sinkronik. Berpikir sejarah atau
historical thinking dilakukan dalam proses rekonstruksi peristiwa sejarah secara
obyektif. Pengungkapan peristiwa sejarah tidak akan lepas dari ruang dan
waktu. Dengan kemampuan menganalisa diharapkan dapat mendorong individu
dalam berpikir sejarah secara diakronik dan sinkronik. Setelah mempelajari dan

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


6
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

menguasai modul diharapkan siswa dapat menerapkan konsep sejarah dalam mencari
berbagai informasi tentang jati diri dan keluarga.

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


Agar kalian berhasil mencapai kompetensi dalam mempelajari modul ini, maka
ikutilah petunjuk petunjuk berikut :
 Bacalah modul ini secara berurutan dan pahami isinya
 Pelajari contoh contoh penyelesaian permasalahan secara seksama dengan
pemahaman dan bukan dihapalkan
 Laksanakan semua tugas tugas yang ada dalam modul ini agar
kemampuan anda berkembang sesuai kompetensi yang diharapkan
 Setiap mempelajari materi, anda harus mulai dari menguasai
pengetahuan pendukung (Uraian Materi), melaksanakan tugas tugas, dan
mengerjakan lembar Latihan
 Dalam mengerjakan lembar latihan, sebaiknya anda jangan melihat kunci
jawaban terlebih dahulu sebelum anda menyelesaikan lembar latihan
 Laksanakan lembar kerja untuk pembentukan keterampilan sampai anda
benar benar trampil sesuai kompetensi yang diharapkan
 Konsultasikan dengan guru apabila kalian mendapat kesulitan dalam
mempelajari modul ini
Materi Pembelajaran
Modul ini terdiri dari 1 kegiatan pembelajaran dan di dalamnya terdapat uraian
materi, contoh soal, soal latihan dan soal evaluasi.

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


7
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

KONSEP BERPIKIR KRONOLOGIS, DIAKRONIK, SINKRONIK, RUANG


DAN WAKTU DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan kalian dapat Memahami konsep
dasar sejarah (berpikir kronologis, diakronik, sinkronik, ruang dan waktu serta
perubahan dan keberlanjutan)

" Setitik embun dapat melembabkan daun daunan,


sederas hujan dapat membahasi daun beserta
dahannnya sungguh ilmu yang kamu dapat pada kami
bagaikan hujan deras yang tak pernah berhenti
membahasi kami. kami tumbuh dan berkembang
dan selanjutnya memekari seluruh sekitar kami
dan akhirnya membuat mahluk ciptaan Tuhan
menjadi bahagia dengan keberadaan kami.
Terima kasih telah menjadi hujan deras buat otak
dan akhlak kami."

2. Uraian Materi
Sejarah mengenal adanya dimesi spasial dan dimensi temporal.
Spasial atau ruang merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah.
Sedangkan temporal atau waktu ini berhubungan dengan kapan peristiwa
tersebut terjadi. Sedangkan manusia adalah subjek dan objek sejarah.
Manusia sebagai pelaku dan penulis sejarah itu sendiri.
Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak
dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan
manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah. Segala aktivitas manusia pasti
berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian. Manusia selama
hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


8
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana
manusia hidup (beraktivitas).
1. Konsep Ruang dan Waktu Dalam sejarah

Anak anak …..Coba kalian


perhatikan gambar pembacaan
naskah Proklamasi diatas. Bisa kah
kalian menjelaskan konsep ruang
dan waktu dalam peristiwa tersebut
? Untuk dapat menjawab
pertanyaan itu, mari kita simak
materi tentang konsep ruang dan
waktu berikut ini.

a. Konsep Ruang
Ruang (dimensi spasial) adalah suatu tempat dimana terjadinya
berbagai peristiwa alam ataupun peristiwa sosial serta peristiwa sajarah
dalam proses perjalanan waktu. Berikut secara umum penjelasan konsep
ruang dalam mempelajari sejarah.
1. Ruang adalah tampat terjadinya berbagai peristiwa-peristiwa dalam
perjalan waktu.

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


9
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

2. Penelaahan suatu peristiwa dimana berdasarkan dimensi waktunya


tidak bisa terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut.
3. Saat waktu menitikberatkan terhadap aspek kapan peristiwa tersebut
terjadi. Maka konsep ruang menitik beratkan terhadap aspek tempat
dimana peristiwa tersebut terjadi.
b. Konsep Waktu
Waktu (dimensi temporal) mempunyai dua makna, ialah makna
denotative dan konotatif. Makna waktu secara denotatif ialah suatu satu-
kesatuan, dimana detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad, serta
seterusnya. Pada umumnya, berikut konsep waktu dalam mempelajari
sejarah yang ada.
1. Masa lampau itu sendiri ialah sebuah masa dimana sudah terlewati.
Tetapi, masa lampau bukan merupakan sebuah masa yang final ataupun
berhenti.
2. Masa lampau itu bersifat terbuka serta berkesinambungan. Dimana apa
yang terjadi dimasa lampau bisa dijadikan gambaran bagi kita untuk
bertindak dimasa yang akan datang ataupun sekarang, serta untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik di masa yang akan mendatang.
3. Sejarah bisa digunakan sebagai modal awal untuk bertindak dimasa kini
atau sebagai acuan untuk perencanaan masa yang akan datang. Konsep
waktu dalam sejarah dapat menjelaskan secara konkret
perkembangan manusia. Suatu peristiwa yang menjadi sejarah, tidak
dapat lepas dari struktur waktu yang menyertainya. Oleh karena itu,
konsep waktu dalam sejarah sangat esensial. Ada 4 konsep waktu
dalam sejarah, yaitu perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan
perubahan.
1. Perkembangan.
Masyarakat yang berkembang akan membawa bentuk baru yang
lebih relevan dengan kondisi zaman. Perkembangan ini bertujuan
untuk memperbarui segala sesuatu yang sudah dianggap tidak

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


10
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

efektif bagi kelangsungan hidup masyarakat. Contohnya adalah


demokrasi Amerika yang semakin berkembang akibat dari
perkembangan struktur kota yang semakin kompleks.
2. Kesinambungan.
Kecenderungan masyarakat dalam mengadopsi cara-cara lama,
menjadi dasar kesinambungan sejarah dari masa lalu. Meskipun ada
beberapa poin yang berbeda, namun tidak merubah pola dan esensi
dari sistem sebelumnya. Contohnya adalah sistem-sistem partai
yang menyerupai sistem kerajaan masa sebelumnya, dalam lingkup
yang hampir sama.
3. Pengulangan.
Peristiwa yang sama terulang kembali di masa berikutnya. Hal
ini sering terjadi, sehingga muncul jargon "Sejarah terulang
kembali". Contohnya pada peristiwa lengsernya presiden Soekarno
dan Soeharto yang dilatarbelakangi aksi demonstrasi dari para
mahasiswa.
4. Perubahan.
Peristiwa perubahan terjadi dalam masyarakat secara besar-besaran
dalam kurun waktu yang singkat. Hal ini biasanya terjadi karena
adanya pengaruh yang kuat dari luar.
Kesimpulan : Empat konsep waktu dalam sejarah tersebut
diperlukan untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap
sejarah. Perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan
perubahan yang terjadi dalam masyarakat menjadi fokus perhatian
dalam mempelajari sejarah.
c. Pentingnya Waktu Dalam Sejarah
Secara etimologis, kata sejarah berasal dari Bahasa Arab “syajara”
yang artinya ialah terjadi ataupun “syajaratun” (baca syajarah), dimana
artinya pohon kayu itu tumbuh serta berkembang. Jadi pengertian sejarah

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


11
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

secara etimologis, ialah tumbuh, hidup, serta berkembang dimana akan


berlangsung terus tiada hentinya sepanjang masa atau usia.
Sejarah dalam bahasa Inggris disebut dengan history, yang berasal
dari bahasa Yunani istoria yang berarti informasi atau pencarian. Dalam
bahasa Belanda, sejarah disebut dengan geschiedernis yang juga
mempunyai arti yang hampir sama, yaitu tentang sesuatu yang telah terjadi.
Definisi sejarah menurut para ahli berikut:
Herodotus (484 - 425), ia mengatakan
sejarah bukan berkembang dan
bergerak ke depan dengan tujuan
yang pasti, melainkan bergerak melingkar.
Ibnu Khaldun (1332-1406), mendefinisikan sejarah
adalah catatan tentang manusia dan peradabannya
dengan seluruh proses perubahan secara nyata
dengan segala sebab dan akibatnya.
R.G. Collingwood (1889 -
1943) mendefinisikan sejarah sebagai
penyelidikan tentang hal – hal yang telah
dilakukan manusia pada masa lampau.
Sartono Kartodirdjo (1921 - 2007), menurut beliau,
pada hakekatnya sejarah dibatasi oleh dua
pengertian, yaitu sejarah objektif dan sejarah
subjektif. Sejarah yang objektif adalah sejarah yang
menunjuk pada kejadian atau peristiwa itu sendiri.
Adapun sejarah yang subjektif adalah sejarah yang
telah dipengaruhi oleh emosi dan pikiran sejarawan atau penulis sejarah
tentang suatu peristiwa.
R. Mohammad Ali, mendefinisikan
sejarah adalah keseluruhan

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


12
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

perubahan, kejadian, peristiwa, dan kenyataan yang memang benar –


benar terjadi di sekitar kita.
Muhammad Yamin (1903 - 1962), mendefinisikan
sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil
penyelidikan dari berbagai peristiwa yang dapat
dibuktikan.
d. Keterkaitan Konsep Ruang dan Waktu Dalam Sejarah
Proses terjadinya sebuah peristiwa serta perubahannya berlangsung
didalam batas ruang dan waktu. Suatu kejadian bisa diamati berdasarkan
dimensi ruang, dimensi waktu serta dimensi manusia. Berdasarkan dimensi
ruang, suatu peristiwa mempunyai batas-batas tertentu. Berdasarkan
dimensi manusia, manusia menjadi objek serta subjek dari peristiwa tersebut.
Berikut keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam mempelajari sebuah
sejarah.
a. Konsep ruang dan waktu ialah sebagai unsur penting dimana tidak
bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia sebagai subjek atau palaku
sejarah.
b. Segala bentuk aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan
terhadap tempat dan waktu kejadian.
2. Berpikir Kronologis dalam Sejarah
Secara etimologis kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss
yang artinya waktu dan logos yang artinya ilmu. Jadi, kronologi adalah ilmu tentang
waktu yang membantu untuk menyususn peristiwa atau kejadian – kejadian
sejarah sesuai urutan waktu terjadinya. Cara berpikir kronologis dapat
mempermudah kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa
masa lalu dengan tepat. Sebagai contoh: peristiwa yang terjadi pada tahun 1945 lebih
didahulukan dari pada peristiwa yang terjadi pada tahun 1946.
Meski kemampuan berpikir kronologis berbeda dengan kronik. Pengertian
kronik adalah catatan peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya. Di dalam kronik
hanya dilakukan pencatatan terhadap peristiwa tanpa mempedulikan keterkaitan

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


13
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

antara peristiwa yang pertama dengan yang kedua dan selanjutnya. Sementara
kronologi sangat menekankan keterkaitan antara peristiwa yang pertama dengan yang

kedua dan selanjutnya.

Kronologi memberikan gambaran waktu yang bersifat linear, yakni waktu


yang bergerak dari belakang ke depan, atau waktu yang bergerak dari kiri ke kanan,
atau waktu yang bergerak dari titik awal hingga mencapai titik akhir. Oleh karena itu,
gerakan waktu bersifat progresif karena memandang perjalanan waktu sebagai proses
perkembangan menuju kemajuan. Dalam pandangan waktu yang bersifat linear dan
progresif tersebut, pergerakan waktu dibagi menjadi tiga dimensi waktu yaitu masa
lalu, masa kini dan masa depan. Di antara dimensi waktu itu, sejarah mempelajari
peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Namun, peristiwa masa lalu dalam sejarah
mempunyai keterkaitan dengan masa kini dan masa depan.
Kebalikan dari berpikir kronologis adalah berpikir anakronistis. Bila berpikir
kronologis mengurut peristiwa berdasarkan urutan waktu kejadiannya, maka

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


14
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

anakronistis mencampuradukan atau memutarbalikan urutan peristiwa sehingga


memberikan pemahaman yang salah. Cara berpikir anakronistis menyalahi gambaran
waktu sebagai proses yang bergerak menurut garis lurus dari awal hingga akhir.
Anakronistis menempatkan kejadian atau peristiwa yang terjadi lebih dahulu di
belakang kejadian atau peristiwa yang terjadi kemudian. Sebagai contoh: peristiwa
Proklamasi lebih didahulukan daripada peristiwa Rengasdengklok.
Selain itu perlu dibedakan antara konsep kronologis dengan konsep
periodisasi. Periodisasi adalah pengelompokan peristiwa sejarah dalam suatu babak,
masa, zaman atau periode tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Sedangkan
kronologi merupakan urutan waktu terjadinya peristiwa dari yang paling awal hingga
paling akhir.

3. Berpikir Diakronik dalam Sejarah


1) Pengertian Diakronik
Diakronis berasal dari Bahasa Yunani, dia artinya melintasi atau melewati dan
khronos yang berarti perjalanan waktu. Diakronis dapat diartikan sebagai suatu
peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak dapat
berdiri sendiri atau timbul secara tiba-tiba, sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang
memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.
Berpikir dengan pendekatan diakronis adalah salah satu pendekatan yang
menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan
seseorang untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu perubahan itu terjadi sepanjang
masa. Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


15
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah manusia dapat
melakukan perbandingan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan
masyarakatnya dari zaman ke zaman berikutnya. Diakronis artinya memanjang dalam
waktu tetapi terbatas dalam ruang.
1. Dalam konsep berpikir kronologis atau diakronis mempelajari kehidupan sosial
secara memanjang berdimensi waktu.
2. Konsep berfikir diakronis memandang masyarakat sabagaisesuatu yang
terusbergerak dan mamiliki hubungan kausanalitas atau sebab akibat.
3. Menguraikan proses tranformasi yang terus berlangsung dari waktu ke waktu
kehidupan masyarakat secara berkesinambungan
4. Menguraikan kehiduapn masyarakat secara dinamis (berubah - ubah)
2) Ciri-Ciri Diakronik
Konsep berpikir diakronik berupaya menganalisis sesuatu dari waktu ke
waktu sehingga memungkinkan seseorang menilai bahwa perubahan itu terjadi
sepanjang masa. Maka tak heran, jika pendekatan ini yang digunakan para sejarawan
dalam mempelajari peristiwa sejarah. Berikut adalah beberapa ciri konsep berpikir
diakronik, antara lain:
1. Bersifat vertikal, yaitu menjelaskan proses suatu peristiwa dari awal hingga
akhir, mengacu pada kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu
kejadiannya.
2. Cakupan kajian jauh lebih luas.
3. Terdapat konsep perbandingan atau hubungan kausalitas (sebab-akibat), ada
aksi ada reaksi, ada kejayaan ada pula kehancuran
4. Memiliki sifat historis/komparatif.
5. Mengkaji masa yang satu dan yang lain atau berkesinambungan
6. Lebih menekankan pada proses durasi, karena berpikir diakronik adalah
mempelajari sejarah sebagai proses waktu, sehingga lebih menekankan pada
prosesnya.
7. Mengurai pembahasan pada satu peristiwa

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


16
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

Contohnya menjelaskan tentang pertempuran 5 hari disemarang mulai dari awal mula
kenapa peristiwa itu terjadi sampai akhir (15 Oktober-19 Oktober 1945); atau,
menceritakan tentang kisah hidup seseorang sejak dilahirkan hingga saat ini.
Contoh penerapan konsep berfikir diakronik dalam peristiwa sejarah

Contoh 1
Dalam materi demokrasi liberal 1950-1959, diuraikan secara kronologis
pembentukan pemerintahan demokrasi liberal hingga adanya Dekrit Presiden
5 Juli 1959. Dalam catatan sejarah, antara 1950-1959 terjadi tujuh kali
pergantian kabinet, yaitu:

Contoh 2
Perang Diponegoro (1825-1830)

Contoh 3
Kronologi Pertempuran 5 Hari di Semarang (15 Oktober – 19 Oktober
1945)

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


17
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

4. Berpikir Sinkronik dalam Sejarah


a) Pengertian Sinkronik
Kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti
dengan dan chronoss yang berarti waktu. Kajian sejarah secara sinkronik
artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau
waktu tertentu dengan lebih mendalam.
Berpikir dengan pendekatan sinkronis dalam sejarah adalah mempelajari
peristiwa yang sezaman, atau bersifat horizontal. Sinkronis artinya meluas dalam
ruang tetapi terbatas dalam waktu.
1. Kerangka berpikir Sinkronis mengamati kehidupan sosial secara maluas
berdimensi ruang.
2. Konsep berpikir sinkronis memandang kehidupan masyarakat sebagai
sebuah sistemyang terstruktur dan saling berkaitan antara satu unit dengan
unit yang lainnya.
3. Menguraikan kehiduapan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan
bagian demi bagian.
4. Menjelaskan sturkut dan fungsi dari masing masing unit dalam kondisi
statis.
5. Banyak digunakan oleh ilmu-ilmu sosial seperti ,geografi ,sosiologi,
politik, ekonomi, antropologi, dan arkeologi.
b) Ciri-Ciri Sinkronik
1. Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lampau
2. Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola – pola, gejala, dan karakter
3. Bersifat horizontal. Maksudnya dari sifat horizontal ialah memanjang pada
ruang serta juga terbatas did alam waktu, jadi umumnya menjelaskan
mengenai kejadia atau peristiwa hanya intinya saja.
4. Tidak ada konsep perbandingan

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


18
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

5. Cakupan kajian lebih sempit


6. Kajiannya sangat sistematis
7. Sifat kajian lebih serius dan mendalam

Contohnya menjelaskan tentang suasana pada saat tragedi pemberontakan G30S/PKI


tahun 1965; keadaan sosial-ekonomi di Indonesia pada tahun 1998

Jadi dengan berpikir secara sinkronik kita dapat mempelajari peristiwa bersejarah
secara mendetail.
Contoh penerapan konsep berfikir sinkronik dalam peristiwa sejarah

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


19
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

Teks diatas menggambarkan pelaksanaan Tanam Paksa yang pernah diterapkan


pemerintah Belanda di Hindia Belanda pada tahun 1830 . konsep berfikir yang
digunakan dalam teks tersebut adalah sinkronis.
Jadi, kesimpulan yang dapat diambil ialah bahwa cara berpikir sejarah
itu bersifat Diakronis yakni memanjang dalam waktu, dan mengutamakan proses

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


20
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan, berpikir ilmu sosial itu bersifat Sinkronik,
memanjang dalam ruang serta mengutamakan struktur dalam suatu peristiwa.
Perbedaan keduanya terletak pada cara memahami dan mempelajari hal – hal yang
ada di peristiwa atau kejadian tertentu.
5. Perubahan dan Keberlanjutan dalam Sejarah
Sejarah bukanlah sekedar catatan panjang dari peristiwa – peristiwa
yang telah terjadi dalam kehidupan manusia di dunia. Catatan – catatan peristiwa
masa lalu tersebut menunjukkan perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah
manusia. Perubahan adalah peristiwa atau kejadian yang membuat perbedaan.
Perubahan dapat terjadi secara cepat dan lambat. Contoh perubahan yang
terjadi secara cepat adalah peristiwa pengeboman Kota Hiroshima dan
Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945. Perubahan secara lambat contohnya
penerapan politik etis di Hindia Belanda.
Dalam mempelajari sejarah, rangkaian yang ada merupakan peristiwa yang
berkelanjutan. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari
peristiwa lain.Dalam mempelajari sejarah, Kehidupan manusia saat ini merupakan
mata rantai dari kehidupan masa lampau, sekarang dan masa mendatang. Setiap
peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari peristiwa lain. Roeslan
Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan
terhadap tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa
depan. Hal ini sejalan dengan Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa
mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau, untuk membangun masa
depan (to study history is to study the past to build the future). Selain membahas
manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu. Waktu
menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah.

3. Rangkuman
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
peristiwaatau kejadian penting yang telah terjadi pada masa yang telah
lampaudalam kehidupan manusia. Sejarah memiliki unsur – unsur pentingdalam

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


21
Modul Sejarah Indonesia Kelas X KD 3.1 dan 4.1

setiap kajiannya, yaitu manusia, ruang, dan waktu. Cara berpikir kronologis
adalahberpikir secara runtut, teratur, dan berkesinambungan. Secara
etimologiskata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan chronoss. Dia
mempunyai arti melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chronoss berarti
waktu sehingga diakronik berarti sesuatu yang melintas, melalui, dan
melampaui dalam batasan waktu.
kronologi adalah ilmu tentang waktu yang menjadi ilmu bantu sejarah
dalam menyususn peristiwa atau kejadian sesuai urutan waktu terjadinya.
Periodisasi adalah bagian dari sejarah yang bertugas membuat klasifikasi dari
peristiwa – peristiwa sejarah dalam tahap – tahap dan pembabakan waktu. Kronik
merupakan catatan perjalanan yang ditulis oleh para musafir, pendeta, dan
pujangga pada masa lalu.

“ Jika kamu tidak mengejar apa yang kamu


inginkan, maka kamu tidak akan mendapatkannya.
Jika kamu tidak bertanya maka jawabannya
adalah tidak. Jika kamu tidak melangkah maju, kamu
akan tetap berada di tempat yang sama ” 

Latihan Essay I

SMK Negeri 1 Manggis_Sejarah Indonesia


22

Anda mungkin juga menyukai