PEMBAHASAN
C. Manajemen Ketenagakerjaan
1. Proses Perekrutan Tenaga Kerja
Proses perengkrutan di pusat penelitian kopi dan kakao tidak jauh
dengan perengkrutan tenaga kerja yang lain, perengkrutan tenaga kerja
dipusat penelitian kopi dan kakao adalah dengan menggunakan sistem
lowongan kerja biasanya pekerja di Puslitkoka kebanyakan berijazah
SLTA.
3. Jem Kerja
Berdasarkan jenis tenaga kerjanya, jam kerja tenaga kerja di
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia untuk tenaga tidak langsung
berbeda dengan tenaga kerja langsung. Pembagian jam kerja tenaga tidak
langsung untuk hari Senin hingga Kamis dimulai pukul 07.00 hingga
16.00 WIB. Hari Jumat pukul 07.00 WIB hingga 15.00. Jam istirahat
pada hari Senin hingga Kamis yaitu pukul 11.30 hingga 13.00 WIB dan
Hari Jumat pukul 11.00 hingga 13.00 WIB. Pembagian jam kerja tenaga
kerja langsung untuk hari Senin hingga Kamis dimulai pukul 06.45
hingga 16.00 WIB. Hari Jumat pukul 06.45 hingga 16.00 WIB. Hari
Sabtu 07.00 hingga 14.00 WIB. Berikut ini adalah jam kerja produksi
pengolahan kakao di Tabel 1.
Tabel 1. Jam kerja Produksi Pengolahan Kakao
4. Sistem Gaji
Sistem pengupahan yang berlaku di Puslitkoka hampir sama
dengan sistem pengupahan pada umumnya. Puslitkoka memiliki 2
golongan tenaga kerja yaitu tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak
tetap. Sitem pengupahan yang diterapkan pada tenaga kerja tetap
dilakukan setiap 1 bulan sekali, diawal bulan dengan jumlah upah
yang didapat sesuai dengan tingkat golongannya. Tenaga kerja tidak
tetap memiliki perbedaan sistem pengupahan. Pada tenaga kerja pasca
panen dikenal dengan sistem rolling. Sistem rolling diterapkan pada
beberapa pekerja. Pekerja yang terkena rolling akan diliburkan setiap
minggu dan selama libur hanya dikenal hitungan kerja 1 bulan.
Dengan adanya sistem rolling ini, maka sistem pengupahan bagian
pasca panen dilakukan 2 kali selama sebulan. Menurut Wijanto
(2011), sistem pengupahan dan pemberian insentif adalah satu hal
yang penting untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan
efisiensi penggunaan tenaga kerja.
D. Kegiatan Produksi
1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam pengolahan kopi dan kakao
adalah biji kopi dan kakao sendiri,bahan baku diperoleh dari kebun
puslitkoka dan dari supplite. Ciri-ciri biji kakao yang baik memiliki
standar. Standar bagi biji kakao yang penting yaitu memiliki kadar air
7,5%. Bahan baku utama untuk semua produk olahan cokelat yaitu biji
kakao. Biji kakao yang digunakan di puslitkoka ada yang diperoleh
dari kebun sendiri dan ada yang membeli dari supplier kakao dari
daerah lain. Biji kakao yang diperoleh dari kebun sendiri adalah biji
kakao kaliwining-jember dan biji kakao sumberasain-malang. Jenis biji
kopi kakao yang diperoleh dari kebun sendiri yaitu jenis kakao mulia
(finecocoa/f). biji kakao mulia merupakan biji kakao yang berasal dari
tanaman kakao jenis creeolo dan trinitaraio serta hasil persiapan.
Sedangkan biji kakao dari supplier yaitu biji kakao glenmole-
banyuwangi, biji kakao blitar baru-blitar , biji kakao kencong, biji
kakao trebesala harga dari biji kakao yang berasal dari supplier
ditentukan oleh pihak puslitkoka berdasarkan analisa persyaratan,
misalnya jika biji yaitu maksimal 7,5% maka akan dilakukan
perulangan proses pengeringan terhadap biji kakao. Sebaiknya jika
bahan baku memenuhi persyaratan maka harga akan semakin tinggi.
2) Penyangraian
Proses penyangraian bertujuan untuk membentuk aroma
dan cita rasa khas cokelat dari biji kakao dengan perlakuan panas.
Proses sangrai dilakukan pada mesin sangrai tipe silinder dengan
bahan bakar minyak tanah. Kapasitas antara 10 kg per batch.
Sumber panas diperoleh dari pembakaran minyak tanah
(kerosene) dengan alat pembakaran (burner). Suhu sangrai yang
umum untuk biji kakao adalah antara 105-120oC. Waktu sangrai
berkisar 20-40menit tergantung pada jumlah biji kakao yang
disangrai dan kadar airnya. Mesin sangrai dilengkapi dengan
pendingin tipe bak dengan sistem hisapan udara menggunakan
kipas sentrifugal. Waktu pendinginan optimum berkisar antara 8-
10menit dan sudah cukup untuk mencegah biji kakao menjadi
gosong (over roasted).Indikator dari biji kakao yang telah
disangrai mulai dari tekstur yang keras, aroma khas dan rasa asam
hilang.
3) Pemisahan Kulit Biji
Komponen biji kakao yang berguna untuk bahan pangan adalah
daging biji (nib), sedang kulit biji merupakan limbah yang saat ini
banyak dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak sapi dan
kambing di PPKKI. Proses pemisahan nib dari kulitnya dilakukan
secara mekanis. Mesin ini akan menghasilkan fraksi nib dan fraksi
kulit dengan ukuran dan sifat fisik yang berbeda secara bersamaan.
Mesin yang digunakan pada proses adalah desheller dengan
kapasitas 25 kg/jam. Adakalanya pada proses ini kulit ari ikut
terangkut ke nib, biasanya hal ini terjadi akibat terlalu banyak
memasukan biji kakao kebagian pemecahan mesin. Batas kulit ari
yang masuk ke dalam nib adalah 1,75%.
5) Pengempaan
Lemak kakao dikeluarkan dari pasta kakao dengan cara
dikempa. Rendemen pengempaan sangat dipengaruhi oleh kondisi
pasta seperti suhu, kadar air, ukuran partikel, dan tekanan kempa.
Pada proses pengempaan dilakukan dengan waktu 20 menit
dengan suhu 110oc. Lemak kakao memiliki sifat khas yakni
bersifat plastis, kandungan senyawa lemak padat relatif tinggi,
warna putih kekuningan dan mempunyai bau khas cokelat. Lemak
kakao banyak diolah untuk produk makanan setelah dicampur
dengan pasta, gula, dan bahan-bahan lainnya untuk dibuat
menjadi makanan cokelat. Lemak cokelat juga banyak dipakai
sebagai bahan baku industri farmasi dan kosmetika.
6) Penghalusan Bungkil
Padatan bungkil dihaluskan dengan mesin penghalus atau
ball mill. Keberadaan senyawa lemak dalam bungkil sangat
berpengaruh pada kinerja dan hasil penghalusan bungkil. Dengan
kandungan lemak yang relative masih tinggi (10-22%), bungkil
hanya bisa dilembutkan dengan cara cermat. Kandungan lemak
kakao yang dihasilkan dari proses pengempaan sangat
dipengaruhi oleh ukuran partikel pasta, suhu, dan lama
pengempaan. Proses pembubukan akan lebih optimal hasilnya
apabia dilakukan di tempat atau ruangan dengan suhu sekitar
25oC, karena asam lemak kakao tidak akan mencair ke permukaan
padatan bubuk dan bubuk terasa lebih kering atau tidak
berminyak.
8) Tempering
Sebelum dicetak, adonan cokelat siap cetak harus melewati
proses tempering atau penyimpanan adonan dalam ruangan
dengan kondisi suhu dan waktu tertentu. Pada tahap awal ruang
tempering dipanaskan secara perlahan sehingga suhu adonan
cokelat meningkat dari suhu 33oC menjadi 48oC selama lebih
kurang 10-12 menit. Pada tahap ini seluruh kristal lemak di dalam
adonan diharapkan mencair. Setelah itu diikuti proses
pendinginan awal, suhu adonan diturunkan secara perlahan dari
48oC menjadi 33oC. Pada tahap ini kristal lemak belum terbentuk
sehingga suhu adonan perlu diturunkan lanjut sampai 26oC.
Adonan perlu dipanaskan ulang sampai suhu 33oC saat adonan
akan dituang ke cetakan dengan bentuk yang beraneka ragam.
9) Pencetakan
Pencetakan merupakan hal yang penting untuk membentuk
ukuran dan bentuk permen cokelat yang diingkan. Permen cokelat
yang akan dicetak harus memiliki suhu sekitar 260C – 330C..
Formula permen cokelat yang akan dicetak dimasukan dalam
wadah yang terdapat pada mesin, lalu terdapat keran yang
berfungsi mengatur keluar masuknya formula dalam jumlah yang
diingkan. Cetakan permen cokelat berbahan dasar mika tebal
seperti cetakan ice cube. Cetakan diletakan di meja getar yang
berfungsi agar cokelat merata dengan prinsip getaran. Cetakan
yang terdapat di PPKKI memiliki berbagai macam bentuk mulai
dari segitiga, trapesium, pralin dan cetakan untuk permen
premium. Saat melakukan pencetakan harus diruangan yang
menggunakan AC dengan tujuan untuk menjaga suhu dari permen
cokelat agar tetap dingin karena apabila suhu panas cokelat akan
meleleh. Proses pencetakan yang bervariasi disesuaikan dengan
persediaan jenis permen cokelat dipasaran. Setelah pencetakan
selesai, permen cokelat segera dimasukan ke lemari pendingin
dengan suhu 10 – 150C selama kurang lebih 45 menit – 60 menit
dengan tujuan untuk membentuk tekstur cokelat menyerupai
cetakan.
10) Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk mempertahankan aroma,
citarasa, dan sekaligus penampilan produk-produk makanan
cokelat selama diangkut, dijajakan dan disimpan. Beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap keawetan makanan cokelat adalah
suhu lingkungan, kelembaban dan kandungan oksigen di dalam.
Kemasan yang digunakan untuk permen cokelat PPKKI terdiri
dari kemasan primer, sekunder dan tersier. Kemasan primer
berbahan dasar alumunium foil dengan ketebalan 0,07 mm.
Pemilihan alumunium foil digunakan sebegai kemasan primer
karena alumunium foil adalah food grade, tidak terdapat uap air
dan memiliki porositas yang kecil. Setelah dikemas dengan
alumunium foil selanjutnya adalah melakukan proses sealing.
E. Manajemen Pemasaran
1. Jenis – jenis kegiatan pemasaran yang dilakukan dalam
memasarkan produk
Menurut McCharty, (2008) pemasaran (marketing) adalah suatu
aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan
dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta
mengarahkan aliran barang dan jasa memenuhi kebutuhan pelanggan
atau klien dari produsen. Adapun strategi yang diterapkan oleh Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dalam memasarkan produk
olahan cokelat yaitu permen cokelat. Strategi tersebut meliputi strategi
STP dan 4P
a. Strategi STP
1) Segmenting
Segmenting merupakan suatu strategi yang digunakan
oleh perusahaan untuk membagi-bagi atau mengelompokkan
konsumen ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen. Seperti
yang diketahui bahwa pasar bersifat heterogen, sehingga akan
sulit bagi produsen untuk melayaninya. Keuntungan yang
diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar seperti
perusahaan dapat menganalisis pasar dalam membantu
mendeteksi siapa saja yang menggerogoti pasar produknya.
Permen cokelat di PPKKI memilih segmen pasar geografis dan
demografis. Dari sisi geografis persebaran produk permen
cokelat PPKKI hanya sebatas jember saja dengan alasan karena
ruang lingkup produksinya belum terlalu besar. Segmentasi
geografis di wilayah Jember diharapkan agar masyarakat Jember
dapat mengenal produk asli cokelatnya. Dari sisi demografis
sasaran produk cokelat PPKKI adalah semua umur, jadi cokelat
ini tidak membeda-bedakan konsumsen dari segi umurnya
.
2) Targetting
Targetting atau target pasar adalah upaya menentukan
segmen pasar yang akan dilayani kebutuhannya. Target pasar
yang baik adalah dapat diidentifikasi, besar pasar mencukupi dan
stabil. Permen cokelat PPKKI memilih strategi targetting yaitu
undifferentiated marketing. Undifferentiated marketting ini tidak
membeda medakan kelompok pembeli dan memusatkan perhatian
pada kesamaan kebutuhan orang. Strategi ini dilakukan akan
meraih konsumen sebanyak-banyaknya. Keuntungan yang didapat
adalah permen cokelat PPKKI dapat dengan cepat dikenal oleh
masyarakat Jember.
3) Positioning
Positioning dalam konsep pemasaran adalah cara produk
dipersepsikan oleh pelanggan dan calon pelanggan yang
dibandingkan dengan para pesaing. Positioning adalah tindakan
merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati
suatu posisi yang terbedakan di benak konsumen. Fungsi dari
strategi ini adalah perusahaan dapat mengetahui persepsi
pelanggan terhadap produknya dengan demikian dapat dikaji
kekurangan yang dimiliki sehingga akan menghasilkan perbaikan
ke depannya. Permen cokelat produk PPKKI merupakan produk
yang baru di pasaran cokelat Indonesia, terlebih permen cokelat
ini hanya di pasarkan di wilayah Jember. Maka dari itu dapat
disimpulkan permen cokelat PPKKI merupakan Follower.
Follower disini adalah produk ini diciptakan dengan mengikuti
produk yang sudah terkenal di pasaran, namun permen cokelat ini
memiliki perbedaan utama yaitu tidak mengandung pengawet dan
hanya memakai lemak kakao. Permen cokelat ini diharapkan
dapat diterima oleh konsumen dengan spesifikasinya.
Market follower berjumlah lebih banyak daripada market
nicher karena lebih mudah menjadi pengukur pasar. Market
follower tidak perlu memikirkan ide-ide produk baru atau metode
pemasaran baru. Cukup melihat program pemasaran dari market
leader dan market challenger, maka mereka dapat memperoleh
ide-ide tentang produk baru atau program pemasaran baru.
b. Strategi 4P
1) Product
PPKKI memiliki produk olahan cokelat yang bermerk
Vicco. Vicco ini dihasilkan sebagai hasil penelitian PPKKI yang
dikembangkan atas nama koperasi dengan tujuan agar petani
kakao mampu mengolah buah kakaonya sendiri. Vicco tersebut
terdiri dari berbagai olahan produk sekunder cokelat seperti
cokelat batang dan bubuk. Cokelat bubuk yang tersedia meliputi
bubuk murni, 3in1 sachet, 3 in 1 ukuran 200gr, dan 3in1 curah.
Cokelat bubuk dikemas dengan sachet sedangkan cokelat batang
dengan berbagai bentuk mulai dari bentuk bar, trapesium, segitia
dan pralin. Permen cokelat tersebut dikemas sesuai dengan
bentuknya. Permen cokelat di PPKKI terdapat jenis milk cokelat
dan dark cokelat yang biasaya juga terdapat variasi kacang mente.
Cokelat premium juga tersedia di PKKKI. Cokelat ini dibuat
dengan rasa dan harga yang lebih dibanding dengan yang lain.
Cokelat premium memiliki varian rasa seperti markisa, mangga,
buah naga, pepaya, nanas dan kiwi.
2) Price
Harga cokelat seperti yang sudah tersedia juga relatif
mahal. Hal itu terkait dengan mutu dan brand yang dimiliki oleh
permen cokelat masing masing. Vicco adalah salah satu produk
olahan PPKKI yang menetapkan harga sesuai dengan kualitas
darin cokelat yang dihasilkan. Variasi harga untuk permen cokelat
sendiri dimulai dari kisaran Rp.6000 sampai puluhan ribu rupiah
sesuai dengan jenis dan ukuran cokelat. Daftar harga permen
cokelat dapat dilihat di Lampiran 5. Harga tersebut dinilai
sebanding karena cokelat yang dihasilkan terbuat dari lemak
kakao asli, namun PPKKI Vicco juga memproduksi cokelat
dengan campuran lemak nabati dengan harga relatif masih
dibawah dengan permen cokelat lemak kakao.
3) Place
Vicco dipasarkan di sekitar Jember. Permen cokelat yang
telah selesai diproduksi akan dipasarkan di tempat-tempat yang
sudah tersedia. PPKKI memiliki outlet yang berada disetiap
kantor di Jember baik di Jalan PB Sudirman no 90 maupun Kebun
Percobaan di Kaliwining Jenggawah. Outlet-outlet yang tersedia
di kantor PPKKI dipasarkan untuk tamu-tamu yang berkunjung di
PPKKI. PPKKI juga memiliki cafe di Jember, cafe tersebut
bernama Corakna. Corakna didirikan oleh pensiunan pegawai
PPKKI. Pada cafe tersebut tersedia berbagai jenis Vicco dan
produk olahan kopi dan kakao yang dapat dikonsumsi di tempat
tersebut. Selain tempat-tempat tersebut Vicco juga tersedia di
outlet primadona dan outlet makanan khas Jember.
4) Promotion
Vicco selama sejauh ini belum ada upaya promosi secara
besar-besaran. Vicco sendiri sudah dikenal melalui kunjungan
instansi ke PPKKI. Secara tidak langsung hal tersebut sudah
memasarkan Vicco. Instansi atau pihak yang berkepentingan
dengan PPKKI ingin mengetahui produk nyata hasil riset dari
PPKKI. Pemasaran Vicco terus berkembang seiring berjalannya
waktu. Masyarakat jember pada umumnya sudah mengetahui
produk Vicco yang tersedia di wilayah Jember. Tujuan PPKKI
menciptakan Vicco memang tidak seperti industri cokelat pada
umumnya, sehingga distribusi di Jember sudah cukup baik bagi
PPKKI.
2. Kegiatan promosi
Vicco selama sejauh ini belum ada upaya promosi secara besar-
besaran. Vicco sendiri sudah dikenal melalui kunjungan instansi ke
PPKKI. Secara tidak langsung hal tersebut sudah memasarkan Vicco.
Instansi atau pihak yang berkepentingan dengan PPKKI ingin
mengetahui produk nyata hasil riset dari PPKKI. Pemasaran Vicco
terus berkembang seiring berjalannya waktu. Masyarakat jember pada
umumnya sudah mengetahui produk Vicco yang tersedia di wilayah
Jember. Tujuan PPKKI menciptakan Vicco memang tidak seperti
industri cokelat pada umumnya, sehingga distribusi di Jember sudah
cukup baik bagi PPKKI.
F. Omzet Penjualan
1. Omzet yang dihasilkan perbulan
Besar omzet penjualan yang didapatkan oleh PUSLIT Kopi dan Kakao
perbulan yaitu sekitar 3-6 juta.
b. Limbah Padat
Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah
padat bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang
memindahkannya. Limbah padat ini misalnya sisa makanan,
sayuran, potongan kayu, sobekan kertas, sampah plastik, dan
logam (Abdurahman, 2008).
2. Pengolahan Limbah
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki
nilai ekonomi. Limbah dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu limbah
padat, limbah cair, dan limbah gas. Tujuan diterapkannya sanitasi di
industri pangan adalah untuk menghilangkan kontaminasi dari
makanan dan mesin pengolahan makanan serta mencegah kontaminasi
kembali.
a. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan oleh PPKKI terjadi pada proses
steaming dimana terdapat air rebusan proses steaming yang tidak
dipakai lagi. Air panas yang dihasilkan pada proses steaming
dimanfaatkan untuk mencuci peralatan proses produski kakao.
Seperti loyang permen cokelat ataupun wadah kakao. Seperti yang
kita ketahui bahwa kakao banyak mengandung lemak dan lemak
tersebut masih menempel di peralatan proses produksinya. Hal
yang dilakukan adalah dengan mencuci peralatan yang masih
terdapat lemak kakao dengan air panas hasil steaming. Lemak tidak
lagi apabila terkena air panas dengan demikian pemanfaatan
limbah cair sudah sangat efektif bila dikelola dengan cara seperti
itu.
b. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh PPKKI terjadi pada proses
sortasi biji kakao, dimana biji kakao yang tidak terfermentasi
dengan baik atau tidak memenuhi kualifikasi lainnya dimanfaatkan
untuk pembuatan sabun kakao. Biji kakao yang tidak sesuai dengan
kriteria PPKKI akan diilakukan proses pengolahan sehingga
menghasilkan lemak kakao. Lemak kakao itulah yang dijadikan
sabun kakao. Sabun tersebut tentunya akan dijual kepada
konsumen, maka dari itu pengolahan limbah juga dapat
menguntungkan perusahaan apabila diolah dengan cara yang tepat.
Limbah padat lainnya yang dihasilkan adalah pada proses
pemisahaan kulit ari dan nib kakao. Mesin yang bekerja akan
secara otomatis memisahkan nib dan kulit ari kakao. Kulit ari
tersebut tidak dapat digunakan pada proses pengoalah sekunder
cokelat, maka dari itu kulit ari dimanfaatkan untuk pakan ternak
sapi maupun kambing yang terdapat di kebun percobaan PPKKI.