Anda di halaman 1dari 1

POTENSI EKSTRAK KULIT DUKU (Lansium domesticum Corrêa) SEBAGAI SITOTOKSIK

TER- HADAP Artemia salina Leach DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST
(BSLT)
Repli Dika Briliandi1), Sri Wardatun2) dan Trirakhma Sofihidayati3)
1,2,3)
Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA – Universitas Pakuan

PENDAHULUAN
Kulit buah duku biasanya hanya dibuang sebagai limbah, padahal kulit buah duku memiliki aktivitas biologi yang dapat dimanfaa tkan oleh
masyarakat. Beberapa senyawa bioaktif pada buah duku diketahui dapat memberikan efek mortalitas dan antifeedant pada serangga. Buah duku mengandung
seconoceranoids, salah satu tipe triptenoid yang berupa asam lansiolat. Penelitian lain menyebutkan bahwa ekstrak metanol kulit buah langsat, varietas lain dari
L.domesticum mengandung flavonoid dan saponin, yang merupakan senyawa yang memiliki efek toksik yang dapat mematikan nyamuk.. Metode BSLT ini
memiliki keuntungan diantaranya waktu pelaksanaan yang cepat, biaya lebih murah, praktis, tidak memerlukan teknis yang aseptis, sampel yang relatif sedikit
dan hasil ujinya berkorelasi baik dengan beberapa uji sitotoksik. Tujuan penelitian ini adalah enentukan potensi ekstrak etan ol kulit duku (L. domesticum
Corrêa) sebagai sitotoksik terhadap Artemia salina Leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT).

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN


Tabel 1. Hasil Uji Karakteristik Ekstrak Kulit Buah Duku
Sampel Rendemen Kadar Air Kadar Abu
Dibuat simplisia, dihaluskan Ekstrak Etanol 30% 21,74% 3,591% 1,520%
Ekstrak Etanol 50% 22,68% 3,522% 1,763%
Diayak mesh 30 Ekstrak Etanol 70% 23,79% 3,499% 1,518%
Kulit Buah Ekstrak Etanol 96% 23,36% 2,732% 1,474%
Duku Simplisia Kulit
Buah Duku Tabel 2. Hasil Uji Fitokimia Simplisia dan Ekstrak Kulit Buah Duku
Ekstrak Etanol
Pengujian Simplisia
30% 50% 70% 96%
Flavonoid + + + + +
Ekstrak Ekstrak Ekstrak Ekstrak Saponin + + + + +
Etanol 30% Etanol 50% Etanol 70% Etanol 96% Tanin + + + + +
Alkaloid + + + + +

Tabel 3. Hasil Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Kulit Buah Duku
Ekstrak Kulit Duku Nilai LC50 (ppm) Keterangan
Etanol 30% 681.73 Sedang
Uji Karakteristik Etanol 50% 605.26 Sedang
Uji Fitokimia Etanol 70% 326.03 Toksik
Ekstrak
Etanol 96% 386.53 Toksik

Uji Toksisitas
Akut
800
Nilai LC50
681.73
700
605.26
600
Konsentrasi (ppm)

Analisis Data 500


386.53
400 326.03
300
KESIMPULAN 200
1. Ekstrak etanol 30% dan 50% kulit buah duku memiliki kategori
nilai toksisitas sedang. Sedangkan ekstrak etanol 70% dan 96% 100
kulit buah duku memiliki kategori nilai toksisitas toksik. 0
2. Konsentrasi etanol berpengaruh pada nilai toksisitas yang
30 50 70 96
didapatkan. Ekstrak etanol 70% merupakan konsentrasi etanol Etanol (%)
paling baik dimana memiliki nilai LC 50 paling tinggi yaitu 326,03
ppm.
Gambar 1. Grafik Nilai LC50 Ekstrak Etanol Kulit Buah Duku
Semua ekstrak etanol kulit buah duku memiliki nilai toksisitas tergantung
DAFTAR PUSTAKA pada konsentrasi etanol yang digunakan dalam proses ekstraksi. Ekstrak etanol 70%
Fathurrachman., D, A. 2014. Pengaruh Konsentrasi Pelarut Terhadap kulit buah duku memiliki nilai toksisitas LC 50 paling tinggi dibandingkan dengan
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muri- konsentrasi ektrak lainnya dengan nilai LC 50- 326,03 ppm. Hasil ini menunjukkan
cata Linn) dengan Metode Perendaman Radikal Bebas. Skripsi. bahwa ekstrak etanol 70% merupakan ektrak yang paling baik dalam ekstraksi senya-
Program Studi Farmasi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. wa yang memiliki nilai toksik. Ekstrak etanol 70% memiliki nilai toksik yang paling
Milana S, Sulistyaningrum N, Isnawati A, Sitorus H, Yahya, Ni’mah baik karena berdasarkan hasil ekstraksi yang dilakukan rendemen ekstrak etanol 70%
memiliki nilai paling besar. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa toksik yang ada pada
T. 2016. Karakteristik simplisia dan ekstrak kulit buah duku kulit buah duku terekstraksi dengan baik pada etanol 70%. Hasil ini sesuai dengan
(Lansium domesticum Corr) dari Provinsi Sumatera Selatan dan penelitian yang dilakukan oleh Fathurrachman (2014) yang menyatakan bah- wa
Jambi. Jurnal Kefarmasian Indonesia 6(2): 117-28. rendemen ekstrak paling baik pada ekstraksi maserasi yaitu etanol 70% dibanding- kan
Mirnawaty, Supriyadi, Jaya B. 2012. Uji efektivtas kulit langsat dengan etanol 96% dan etanol 50%.
(Lansium domesticum) sebagai anti nyamuk elektrik terhadap Mekanisme kematian larva Artemia salina berhubungan dengan fungsi
nyamuk Aedes. FKIP University of Tadulako, Palu. senyawa alkaloid, steroid, dan flavonoid yang dapat menghambat daya makan larva
(antifedant). Cara kerja senyawa-senyawa tersebut adalah dengan bertindak sebagai
Purwanto N. 2015. Uji Sitotoksik Ekstrak Biji Salak (Salacca Zalacca stomach poisoning atau racun perut, oleh karena itu, bila senyawa-senyawa ini masuk
(Gaert) Voss) Dengan Menggunakan Metode Brine Shrimp ke dalam tubuh larva, alat pencernaannya akan terganggu. Senyawa ini menghambat
Leathality Test (BSLT). In: Bandung: Fakultas MIPA Universitas reseptor perasa pada daerah mulut larva. Hal ini mengakibatkan larva gagal
Islam:616-622. mendapatkan stimulus rasa sehingga tidak mampu mengenali makanannya, dan aki -
Rita, W.S., I.W. Suirta., & A. Sabikin. 2008. Isolasi dan Identifikasi batnya larva mati kelaparan (Rita, et al., 2008). Alkaloid memiliki mekanisme sebagai
Senyawa yang Berpotensi sebagai Antitumor Pada Daging Buah penghambat enzim asetilkolinesterase yang dapat mengganggu transmisi impuls saraf.
Pare (Momordica charantia L.). Jurusan Kimia FMIPA Universi- Flavonoid merupakan inhibitor pernapasan dan dapat menghambat sintesis DNA
tas Udayana, Bukit Jimbaran. Jurnal Kimia, 2: 1907-9850. sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan larva. Saponin dapat merusak
lapisan kutikula larva dan dapat merusak membran sel sehingga sel menjadi lisis.

Anda mungkin juga menyukai