Anda di halaman 1dari 2

M.

Rizki Algifari
KPI B
Tugas Nushush Arabiyah

A. IMAN

Iman Dalam Kitab Irsyadul Ibad

Allah Ta'ala berfirman; Hai manusia. Sembahlah kamu semua kepada Allah Ta'ala yang telah
menjadikan kamu semua dan menjadikan semua orang sebelum kamu agar kamu semua
bertakwa. Dan Allah Ta'ala menjadikan bumi sebagai tempat berteduhmu dan langit sebagai
atapmu dan menurunkan air dari langit yang dengannya air itu dapat menghasilkan buah-
buahan yang menjadi rezekimu.

Itu sebabnya kamu tidak mempersekutukan Allah. Maka kalian semua tahu bahwa
Allah tidak memiliki sekutu. Karena Tuhan adalah Sang Pencipta. Di sisi lain, Allah adalah
segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah Ta'ala,

Perintah Allah Ta'ala; Siapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
Aku (Allah) akan memberikan kepada orang-orang kafir neraka Sa'ir.

Muslim meriwayatkan bahwa Omar Ibn Al-Khattab, ra dengan dia, berkata: "Ketika
kami bersama Rasulullah pada hari itu, seorang pria datang kepada kami dengan pakaian
yang sangat putih, rambut yang sangat gelap, dan tidak ada yang bisa melihat. jejak
perjalanan pada dirinya, dan tidak ada yang mengenalnya sampai dia duduk menghadap Nabi,
lalu dia berlutut, dan meletakkan telapak tangannya di atas ‫واقل‬: Ya Muhammad ceritakan
padaku tentang Islam

Diriwayatkan Imam Muslim dari Sayyidina 'Umar bin Khatthab Radliyallaahu 'anhubilih
beliau berkata; Ketika saya akan melihat nabi, ada seorang pria berpakaian putih, rambut
hitam, dia tidak terlihat seperti sedang bepergian, tidak ada orang yang mengenalnya, maka
dia berlutut di depan nabi dan berlutut. di lutut nabi dan meletakkan kedua tangan di atasnya,
di atas pahanya

B. ILMU

Ilmu pengetahuan dalam Kitab Ta’limul Muta’allim.

Kita boleh jadi teramat sering mendengar istilah dua tipe ilmu yaitu ilmu dunia dan ilmu
akhirat. Jika ditelisik lebih lanjut, istilah ilmu dunia dan ilmu akhirat itu sendiri masih
terkesan bias. Mengingat tidak dijelaskan secara tegas apa yang membedakan antara dua
macam kategorisasi tersebut.
Jika didasarkan pada materi yang dipelajari dalam  sebuah ilmu, secara kasar dapat
disimpulkan bahwa ilmu-ilmu yang berkaitan dengan agama Islam adalah ilmu akhirat, selain
dari itu semua disebut dengan ilmu dunia. Masalahnya adalah apakah dikotomi dan
pemisahan ini perlu diistilahkan dengan ilmu dunia dan ilmu akhirat? Bukankah cukup
dengan menggunakan istilah seperti ilmu agama, ilmu sains atau ilmu sosial?

Kemudian jika berlandaskan pada penggunaan dan pemanfaatan sebuah ilmu, maka
istilah dunia dan akhirat juga menjadi tidak terpisahkan dengan tegas, karena ilmu apa pun
termasuk ilmu agama sendiri adalah sesuatu yang dimanfaatkan sejak di dunia, tanpa harus
menunggu akhirat.

Dalam kenyataannya, berbagai ilmu sains dan ilmu sosial pun turut berperan dan
memiliki kaitan dengan ilmu-ilmu agama. Misalnya kajian fiqih atau kajian hukum berkaitan
dengan kehidupan manusia tentu saja akan berkaitan dengan ilmu ekonomi, ilmu medis dan
kesehatan, ilmu astronomi dan fisika, dan lain sebagainya.

Selain itu, agar dapat memahami dan menerapkan berbagai kajian ilmu agama dalam
kehidupan maka seseorang juga dituntut memiliki pemahaman sejarah dan perjalanan sosial
kehidupan umat manusia sepanjang lintasan zaman.

Jika melihat pada orientasi seorang pelajar dalam menuntut ilmu, maka tidak juga
otomatis kita dapat memastikan bahwa kita seorang pelajar ilmu agama layak mentahbiskan
diri sebagai sosok pribadi yang menuntut ilmu atas tujuan akhirat, pun begitu sebaliknya
tidak juga otomatis kita dapat menjustifikasi seorang pelajar ilmu yang lain sebagai sosok
pelajar yang semata-mata mengejar dunia dan mengabaikan akhirat.

Orientasi seseorang dalam menuntut ilmu itu dikembalikan kepada niatnya, dan niat
adalah sesuatau yang tersembunyi dan hanya diketahui oleh orang itu sendiri. Dalam
kitab Ta’lim al-Muta’allim sendiri di bagian paling awal dijelaskan bahwa hal paling
mendasar dalam menuntut ilmu apapun adalah niat, artinya tidak ada jaminan seseorang
layak dikategorikan sebagai penuntut ilmu demi dunia atau demi akhirat hanya berdasarkan
jenis keilmuan yang ia dalami, melainkan semua kembali kepada niat seseorang dalam
menuntut ilmu.

Anda mungkin juga menyukai