PROPOSAL
Diajukan oleh :
WIWIN SAPUTRI
Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
NIM: 180106011
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2022 M/1443H
EFEKTIVISITAS PENERAPAN HUKUM TERHADAP JARIMAH
IKHTILATH DALAM PERSPEKTIF QANUN NO 6 TAHUN 2014
TENTANG HUKUM JINAYAT
(Studi Kasus di Wilayah Hukum Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh)
PROPOSAL
Oleh :
WIWIN SAPUTRI
Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
NIM: 180106011
i
Halaman
ii
BAB TIGA : EFEKTIVITAS PENERAPAN HUKUM TERHADAP
JARIMAH IKHTILATH DALAM PERSPEKTIF QANUN
NO 6 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM JINAYAT .....................
A. Ikhtilath dalam Perspektif Qanun Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat. ........
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi untuk melakukan
jarimah ikhtilath ...........................................................................
C. Efektifitas penerapan hukum oleh Satpol PP dan WH
terhadap orang yang melakukan jarimah ikhtilath .......................
iii
BAB SATU
PENDAHULUAN
1
2
kehidupan sehari-hari.
Sekarang ini, berbagai bentuk pergaulan sesama manusia banyak
terjadi penyimpangan dan melewati batasan syari’at Islam contohnya adalah
ikhtilath. Dasar aturan hukuman bagi pelaku Ikhtilath tidak disebutkan secara
khusus pada pada Al-Quran dan Hadits, hanya ancaman dan larangannya
saja. Namun dalam Islam apabila suatu perbuatan itu dihukumi haram maka
diharamkan pula jalan-jalan yang bisa membawa pada perbuatan haram
tersebut,
Dalam Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat pada
bagian ketentuan umum Pasal 1 ayat (24) menegaskan bahwa Ikhtilath
adalah perbuatan bermesraan seperti bercumbu, bersentuh-sentuhan,
berpelukan, dan berciuman antara laki-laki dengan perempuan yang bukan
suami istri atau bukan muhrim dengan kerelaan kedua belah pihak, baik pada
tempat tertutup atau terbuka.3 Dalam Qanun Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam pasal 25 menegaskan bahwa hukuman bagi pelaku jarimah
ikhtilath adalah “uqubat cambuk paling banyak 30 kali atau denda paling
banyak 300 gram emas murni atau penjara paling lama 30 bulan”.
Ikhtilath ini diharamkan karena bisa membawa atau mendekati pada
perbuatan zina. Disini Yang dimaksud dengan mendekati perbuatan zina
ialah, perbuatan yang bisa menjerumus kedalam zina yaitu berdekatan,
hampir, rapat, dan tidak jauh jaraknya antara satu sama lain.4 Artinya dengan
mendekati berarti kita sangat dekat sekali dengan perbuatan terlarang
tersebut. Maka Ikhtilath dengan lawan jenis yang bukan mahram itu dilarang
karena bahaya yang timbul dari perbuatan tersebut akibatnya bisa sangat
fatal, yaitu terbukanya jalan untuk menuju kemaksiatan-kemaksiatan yang
dapat merusak akhlak, seperti memandang aurat, bersentuhan, dan parahnya
3
Ketentuan Umum Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat.
4
Muhammad Abduh Malik, Perilaku Zina Pandangan Hukum Islam dan KUHP,
Jakarta :Bulan Bintang, 2003, hlm : 9.
3
5
Wawan Tunggul Alam, Kasus-kasus Hukum dalam Kehidupan Sehari-hari,
(Jakarta: Milenia Populer, 2001), h. 138.
4
hukum yang khusus lebih diutamakan daripada hukum yang umum”.6 Asas
ini juga berlaku dalam Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 6
Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat, yaitu dalam Qanun Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat. Hal ini di
tegaskan dalam pasal 72 Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor
6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat yang menyebutkan bahwa :
“Dalam hal ada perbuatan Jarimah sebagaimana diatur dalam qanun ini dan
diatur juga dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) atau
ketentuan pidana di luar KUHP, yang berlaku adalah aturan Jarimah dalam
Qanun ini” 7
Melihat permasalahan diatas mengenai banyaknya kasus-kasus
kriminal dalam konteks kekerasan seksual dilingkungan masyarakat seperti
pemerkosaan, pelecehan seksual, zina dimana-mana, maka dari itu peneliti
ingin melihat bagaimana efektivitas penerapan hukum terhadap perbuatan
penyimpangan yaitu ikhtilath, Dalam hal ini perlu dikaji bagaimana
hukumnya dan sejauh mana efektivitasnya.
Dari pembahasan diatas maka menarik untuk dikaji permasalahan
dalam bentuk skripsi yang berjudul “ Efektivisitas Penerapan Hukum
Terhadap Jarimah Ikhtilath Dalam Perspektif Qanun No 6 Tahun 2014
Tentang Hukum Jinayat (Studi Kasus di Wilayah Hukum Satpol PP
dan WH Kota Banda Aceh) ”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
6
Marwan Mas, Pengantar Ilmu Hukum, Bogor : Ghalia Indonesia, 2011, hlm : 112.
7
https://fazzanzakaria.wordpress.com/2020/12/01/qanun-no-7-tahun-2013-tentang-
hukum-acara-jinayat/
5
C. Tujuan penelitian
Dari rumusan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi untuk
melakukan jarimah ikhtilath
2. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas penerapan hukum oleh
Satpol PP danterhadap orang yang melakukan jarimah ikhtilath
D. Penjelasan Istilah
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah penting yaitu
efektivitas, penerapan hukum, jarimah,ikhtilath,qanun, dan hukum jinayat.
1. Efektivitas
Menurut Bastian efektivitas dapat diartikan sebagai
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Selain itu efektifitas adalah hubungan antara output
dan tujuan dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh
tingkat output atau keluaran kebijakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Selanjutnya istilah efektivitas adalah
pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa
menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, pikiran, alat-alat
dan lain-lain yang telah ditentukan8
8
Asnawi, Efektivitas Penyelenggaraan Publik Pada Samsat Corner Wilayah Malang
Kota , Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP, UMM, 2013, hlm.6
6
2. Penerapan hukum
Penerapan atau penegakan hukum merupakan tugas eksekutif
dalam struktur kelembagaan negara modern, dan dilaksanakan
oleh birokrasi dari eksekutif dimaksud, atau yang disebut birokrasi
penegakan hukum. Eksekutif dengan birokrasinya merupakan
bagian dari mata rantai untuk mewujudkan rencana yang
tercantum dalam peraturan (hukum) sesuai dengan bidang-bidang
yang ditangani.9 Aparatur penegak hukum mencakup pengertian
mengenai institusi penegak hukum dan aparat (orangnya) penegak
hukum. Dalam arti sempit, aparatur penegak hukum yang terlibat
dalam proses tegaknya hukum itu, dimulai dari saksi, polisi,
penasehat hukum, jaksa, hakim, dan petugas sipir pemasyarakatan.
Setiap aparat dan aparatur terkait mencakup pula pihak-pihak yang
bersangkutan dengan tugas atau perannya yaitu terkait dengan
kegiatan pelaporan atau pengaduan, penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, pembuktian, penjatuhan vonis dan pemberian sanksi,
serta upaya pemasyarakatan kembali (resosialisasi) terpidana.10
3. Jarimah
Menurut Hukum Pidana Islam dalam Fikih Islam disebut
dengan istilah al-jinayah, yang artinya adalah perbuatan dosa,
kejahatan dan pelanggaran-pelanggara.Semua perbuatan dosa,
kejahatan dan pelanggaran itu termuat dalam perbuatan pidana
(Jarimah). Dengan demikian perbuatan pidana (Jarimah) atau al-
jinayat adalah bidang hukum yang membicarakan tentang masalah
9
http://e-journal.uajy.ac.id/7862/3/2MIH01201.pdf
10
http://www.jimly.com/makalah/namafile/56/Penegakan_Hukum.pdf
7
11
Abddul Ghofur Annsori, Hukum Islam Dinamika dan perkembangannya di
indonesia, (Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2008), hlm 238.
12
Ibid
13
Lihat Ketentuan Umum Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat.
8
5. Qanun
Istilah qanun dalam bahasa Arab merupakan bentuk kata kerja
dari qanna, yang artinya membuat hukum (to make law, to
legislate). Dalam perkembangannya, kata qanun berarti hukum
(law), peraturan (rule, regulation), dan Undang-Undang (statute,
code).14 Secara terminologi sebagaimana disebutkan diatas, qanun
merupakan ketetapan hukum yang berlaku dalam masyarakat dan
digunakan untuk kemaslahatan masyarakat. Qanun dalam tinjauan
istilah, bukan aturan terhadap ibadah saja, tetapi termasuk aspek
mu’amalah antar sesama manusia yang ditetapkan oleh
pemerintah.
6. Hukum jinayat
Hukum Jinayat adalah hukum pidana yang mengatur tentang
Jarimah dan ‘Uqubat. Jarimah adalah perbuatan yang dilarang
oleh Syariat Islam, ‘Uqubat adalah hukuman yang dapat
dijatuhkan oleh hakim terhadap pelaku Jarimah.15 Jinayat adalah
suatu hukum terhadap bentuk perbuatan yang diantaranya
berkaitan dengan mabuk, perjudian, perzinaan, pelecehan seksual
dan pemerkosaan, menuduh zina, homo seksual, lesbi, dan
perbuatan-perbuatan kejahatan lainnya.
E. Kajian Pustaka
Sejauh pengetahuan penulis setelah mengadakan penelusuran dari
berbagai referensi terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan topik
14
Ridwan, Positivisasi Hukum Pidana Islam (Analisis atas Qanun No. 14/2003
Tentang Khalwat/Mesum Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam)
15
Lihat Ketentuan Umum Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat
9
F. Metode Penelitian
Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai metode ilmiah untuk
memperoleh data untuk tujuan dan penggunaan tertentu.16 Oleh karena itu,
diperlukan suatu metode penelitian untuk mengolaborasi dan menganalisis
permasalahan tersebut secara jelas dan akurat, terdapat beberapa metode
yang penulis gunakan antara lain:
1. Pendekatan Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analisis, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk
menggambarkan dan menjabarkan sesuatu yang sedang terjadi secara
16
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D), Alfabeta, Bandung: 2017, hlm:3.
12
3. Sumber Data
Sumber data yang penulis gunakan terdapat dua jenis yang terdiri
dari:
a. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu diperoleh
langsung melalui data resmi dan hasil wawancara dengan
informan dan penjelasan dari pihak yang mempunyai kapasitas
dari pihak yang sesuai untuk dijadikan narasumber.19
17
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bogor:
Ghalia Indonesia, 2002, hlm. 22.
18
Suratman, Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Penerbitan Alfabeta, Bandung:
2015, hlm. 88.
19
Hikmat M. Mahi, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi Dan Sastra,
Graha Ilmu, Yogyakarta: 2014, hlm.47-48.
13
b. Data Sekunder
Data sekunder ini berasal dari penelitian kepustakaan, yang
peneliti dapatkan dari peraturan perundang-undangan, karya
ilmiah, artikel, pendapat pakar hukum dan pendapat ahli serta
data yang didapatkan dari penelitian yang sebelumnya. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1) Bahan Hukum Primer, Bahan hukum primer adalah bahan-
bahan hukum yang mengikat, terdiri dari peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan objek
penelitian.20Adapun bahan hukum primer dalam penulisan
skripsi ini adalah Qanun Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat.
Kitab Undang- undang Hukum Pidana, Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana, dan Hukum Pidana Islam.
2) Bahan Hukum Sekunder, data yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
berupa skripsi terdahulu yang berkaitan dengan penulis,
jurnal hukum, dokumentasi, artikel, arsip, dan dokumen
yang berhubungan dengan pembahasan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
pengumpulan data yaitu:
a. Metode wawancara yaitu metode pengumpulan data yang
menggunakan cara tanya jawab sambil langsung bertatap muka
dengan objek penelitian untuk memperoleh keterangan yang
diinginkan.21Wawancara yang penulis rujuk dalam penelitian
20
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2014, hlm : 106.
21
Suteki, Galang Taufani, Metodologi Penelitian Hukum (Filsafat, Teori Dan
Praktik), Rajagrafindo Persada, Jakarta: 2018, hlm. 226.
14
22
Pupu Saeful Rahmat, Penelitian Kualitatif, Equilibrium, Vol.5, No.9, Januari-Juni
2009, hlm.7.
23
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif.
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 117
15
G. Sistematika Pembahasan
Penulisan ini di buat dalam bentuk karya Ilmiah dengan sistematika
penjelasan sehingga mudah dalam penulisan proposal ini, penulis menjabar
penulisan karya ilmiah ini ke dalam empat bab kemudian diuraikan dalam
sub bahasan sebagai berikut:
Bab satu merupakan bab pendahuluan yang dibagi dalam tujuh sub
bab, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kajian pustaka, penjelasan istilah, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab dua merupakan penjelasan landasan teoretis tentang jarimah
ikhtilath, pengertian ikhtilath, dasar hukum larangan ikhtilath, sanksi bagi
pelaku ikhtilath, konsep efektivitas penerapan hukum jarimah ikhtilath,
pengertian penerapan hukum, proses penerapan hukum terhadap ikhtilath,
bentuk efektivitas Penerapan hukum terhadap ikhtilath.
Bab tiga membahas mengenai hasil penelitian yaitu mengenai
bagaimana ikhtilath dalam perspektif qanun provinsi nanggroe aceh
darussalam nomor 6 tahun 2014 tentang hukum jinayat, faktor-faktor yang
mempengaruhi untuk melakukan jarimah ikhtilath, efektifitas penerapan
hukum oleh Satpol PP dan WH terhadap orang yang melakukan jarimah
ikhtilath.
Bab empat merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari
seluruh pembahasan yang telah di sampaikan dan saran yang menyangkut
dengan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
16