Anda di halaman 1dari 20

EFEKTIVISITAS PENERAPAN HUKUM TERHADAP JARIMAH

IKHTILATH DALAM PERSPEKTIF QANUN NO 6 TAHUN 2014


TENTANG HUKUM JINAYAT
(Studi Kasus di Wilayah Hukum Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh)

PROPOSAL

Diajukan oleh :

WIWIN SAPUTRI
Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
NIM: 180106011

ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2022 M/1443H
EFEKTIVISITAS PENERAPAN HUKUM TERHADAP JARIMAH
IKHTILATH DALAM PERSPEKTIF QANUN NO 6 TAHUN 2014
TENTANG HUKUM JINAYAT
(Studi Kasus di Wilayah Hukum Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh)

PROPOSAL

Diajukan kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum


UIN AR-RANIRY
Darussalam, Banda Aceh
Sebagai salah satu persyaratan penulisan Skripsi
Ilmu Hukum.

Oleh :

WIWIN SAPUTRI
Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
NIM: 180106011

DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN OLEH :

PENASEHAT AKADEMIK KETUA LABORATORIUM

Rispalman, S.H., M.H.. Edi Darmawijaya, S.Ag., M.Ag.


NIP :198708252014031002 NIP :197001312997011023
Tanggal : Tanggal :

i
Halaman

LEMBARAN JUDUL .............................................................................................


PENGESAHAN PEMBIMBING ...........................................................................
PENGESAHAN SIDANG ......................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ....................................................
ABSTRAK ...............................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
TRANSLITERASI ..................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB SATU : PENDAHULUAN ............................................................................


A. Latar Belakang Masalah ................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
D. Penjelasan Istilah ...........................................................................
E. Kajian Pustaka ...............................................................................
F. Metode Penelitian ..........................................................................
1. Pendekatan Penelitian .............................................................
2. Jenis Penelitian .......................................................................
3. Sumber Data ...........................................................................
4. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
5. Analisa Data ...........................................................................
6. Validasi Data ..........................................................................
G. Sistematika Pembahasan ................................................................

BAB DUA : LANDASAN TEORI JARIMAH IKHTILATH ............................


A. Pengertian Ikhtilath ........................................................................
B. Dasar hukum larangan Ikhtilath ....................................................
C. Sanksi bagi pelaku Ikhtilath ..........................................................
D. Konsep Efektivitas Penerapan hukum jarimah ikhtilath ...............
1. Pengertian Penerapan hukum ..................................................
2. Proses penerapan hukum terhadap ikhtilath ...........................
3. Bentuk efektivitas Penerapan hukum terhadap ikhtilath .........

ii
BAB TIGA : EFEKTIVITAS PENERAPAN HUKUM TERHADAP
JARIMAH IKHTILATH DALAM PERSPEKTIF QANUN
NO 6 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM JINAYAT .....................
A. Ikhtilath dalam Perspektif Qanun Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat. ........
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi untuk melakukan
jarimah ikhtilath ...........................................................................
C. Efektifitas penerapan hukum oleh Satpol PP dan WH
terhadap orang yang melakukan jarimah ikhtilath .......................

BAB EMPAT: PENUTUP ......................................................................................


A. Kesimpulan ..................................................................................
B. Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

iii
BAB SATU
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pergaulan merupakan suatu interaksi antara individu dengan individu
lain, dan juga dapat terjadi baik antara individu dengan kelompok . pergaulan
juga merupakan kebutuhan setiap makhluk hidup, terutama manusia saling
membutuhkan, sehingga interaksi dalam kehidupan sehari-hari saling
berhubungan. Karena manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang
tidak dapat hidup sendiri tanpa makhluk lain, maka manusia selalu hidup
bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingannya.1
Sebenarnya dalam ajaran Islam sudah mengatur dengan sedemikian
rupa bagaimana seharusnya kita bergaul, baik antara sesama jenis maupun
dengan lawan jenis, antara individu dengan individu, kelompok dengan
kelompok maupun individu dengan kelompok. Karena pergaulan juga
merupakan kebutuhan kita sebagai makhluk sosial. Jadi sudah ada batasan-
batasan tertentu dan kita harus bisa menjaga batasan -batasan yang ada
dalam hukum Islam.2 Seperti contoh misalnya seorang istri dilarang untuk
menerima tamu laki-laki saat suaminya sedang tidak ada dirumah walaupun
itu adalah temannya sendiri dan juga akrab atau dikenal oleh suaminya. Akan
tetapi pada zaman sekarang ini sudah bukan menjadi hal yang biasa lagi saat
kita melihat laki-laki dan perempuan bahkan anak-anak yang berbaur bahkan
berpacaran dan memperlihatkan kemesraan mereka di tempat umum. Ini juga
merupakan suatu hal yang mereka lakukan dikarenakan kebiasaan yang
sering mereka lihat di lingkungan sekitar. Mereka menjadi berani melakukan
hal-hal yang melewati batas karena hal tersebut sudah dianggap biasa dalam
1
Chistiani Widowati, Hukum Sebagai Norma Sosial Memiliki Sifat Mewajibkan,
Jakarta: Jurnal Hukum, 2013, hlm : 151.
2
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve,
1996, hlm: 898.

1
2

kehidupan sehari-hari.
Sekarang ini, berbagai bentuk pergaulan sesama manusia banyak
terjadi penyimpangan dan melewati batasan syari’at Islam contohnya adalah
ikhtilath. Dasar aturan hukuman bagi pelaku Ikhtilath tidak disebutkan secara
khusus pada pada Al-Quran dan Hadits, hanya ancaman dan larangannya
saja. Namun dalam Islam apabila suatu perbuatan itu dihukumi haram maka
diharamkan pula jalan-jalan yang bisa membawa pada perbuatan haram
tersebut,
Dalam Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat pada
bagian ketentuan umum Pasal 1 ayat (24) menegaskan bahwa Ikhtilath
adalah perbuatan bermesraan seperti bercumbu, bersentuh-sentuhan,
berpelukan, dan berciuman antara laki-laki dengan perempuan yang bukan
suami istri atau bukan muhrim dengan kerelaan kedua belah pihak, baik pada
tempat tertutup atau terbuka.3 Dalam Qanun Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam pasal 25 menegaskan bahwa hukuman bagi pelaku jarimah
ikhtilath adalah “uqubat cambuk paling banyak 30 kali atau denda paling
banyak 300 gram emas murni atau penjara paling lama 30 bulan”.
Ikhtilath ini diharamkan karena bisa membawa atau mendekati pada
perbuatan zina. Disini Yang dimaksud dengan mendekati perbuatan zina
ialah, perbuatan yang bisa menjerumus kedalam zina yaitu berdekatan,
hampir, rapat, dan tidak jauh jaraknya antara satu sama lain.4 Artinya dengan
mendekati berarti kita sangat dekat sekali dengan perbuatan terlarang
tersebut. Maka Ikhtilath dengan lawan jenis yang bukan mahram itu dilarang
karena bahaya yang timbul dari perbuatan tersebut akibatnya bisa sangat
fatal, yaitu terbukanya jalan untuk menuju kemaksiatan-kemaksiatan yang
dapat merusak akhlak, seperti memandang aurat, bersentuhan, dan parahnya

3
Ketentuan Umum Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat.
4
Muhammad Abduh Malik, Perilaku Zina Pandangan Hukum Islam dan KUHP,
Jakarta :Bulan Bintang, 2003, hlm : 9.
3

terjadinya pelecehan atau kekerasan seksual.


Persoalan yang banyak terjadi dilingkungan masyarakat kita yaitu
berbagai macam kasus-kasus kriminal dalam konteks kekerasan seksual,
seperti pemerkosaan, pelecehan seksual, zina dimana-mana, bahkan banyak
pelakunya adalah orang yang sudah dewasa (menikah) dan anak-anak yang
belum menikah atau yang di bawah umur. Secara psikologis orang dikatakan
dewasa apabila sudah matang dalam berpikir dan bertindak dan tindakannya
sudah dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan secara hukum, orang
dianggap dewasa berbeda dalam aturan hukum perdata dan hukum pidana.
Menurut KUHPerdata didalam pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerdata), orang yang belum dewasa ialah mereka yang belum
berumur 21 tahun dan belum pernah kawin. Sedangkan menurut KUHP
dalam pasal 45 menegaskan, bahwa yang dimaksud anak di bawah umur
adalah anak yang berumur kurang dari 16 tahun.5
Pada saat ini, ikhtilath tidak hanya terjadi antara laki-laki dan
perempuan dewasa saja, bahkan ikhtilath juga ada yang dilakukan oleh anak.
Seperti halnya ikhtilath yang terjadi di Kec. Baitussalam Kab. Aceh Besar
yang dilakukan oleh anak yang berinisial AR (16 Tahun) dan AA (15
Tahun). Pelaku melakukan perbuatan ikhtilath di dalam sebuah rumah
tepatnya di dalam kamar dan kemudian ditangkap oleh kakaknya sendiri
yang kemudian dibawa oleh Ayahnya ke Polsek Mesjid Raya yang
selanjutnya diserahkan kepada Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul
Hisbah (Satpol PP dan WH) Banda Aceh.
Di dalam aturan hukum pidana Indonesia menganut salah satu asas
hukum yaitu “lex specyalist derogat legi generalis” yang berarti “aturan

5
Wawan Tunggul Alam, Kasus-kasus Hukum dalam Kehidupan Sehari-hari,
(Jakarta: Milenia Populer, 2001), h. 138.
4

hukum yang khusus lebih diutamakan daripada hukum yang umum”.6 Asas
ini juga berlaku dalam Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 6
Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat, yaitu dalam Qanun Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat. Hal ini di
tegaskan dalam pasal 72 Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor
6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat yang menyebutkan bahwa :
“Dalam hal ada perbuatan Jarimah sebagaimana diatur dalam qanun ini dan
diatur juga dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) atau
ketentuan pidana di luar KUHP, yang berlaku adalah aturan Jarimah dalam
Qanun ini” 7
Melihat permasalahan diatas mengenai banyaknya kasus-kasus
kriminal dalam konteks kekerasan seksual dilingkungan masyarakat seperti
pemerkosaan, pelecehan seksual, zina dimana-mana, maka dari itu peneliti
ingin melihat bagaimana efektivitas penerapan hukum terhadap perbuatan
penyimpangan yaitu ikhtilath, Dalam hal ini perlu dikaji bagaimana
hukumnya dan sejauh mana efektivitasnya.
Dari pembahasan diatas maka menarik untuk dikaji permasalahan
dalam bentuk skripsi yang berjudul “ Efektivisitas Penerapan Hukum
Terhadap Jarimah Ikhtilath Dalam Perspektif Qanun No 6 Tahun 2014
Tentang Hukum Jinayat (Studi Kasus di Wilayah Hukum Satpol PP
dan WH Kota Banda Aceh) ”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :

6
Marwan Mas, Pengantar Ilmu Hukum, Bogor : Ghalia Indonesia, 2011, hlm : 112.
7
https://fazzanzakaria.wordpress.com/2020/12/01/qanun-no-7-tahun-2013-tentang-
hukum-acara-jinayat/
5

1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi untuk melakukan


jarimah ikhtilath?
2. Bagaimana efektifitas penerapan hukum oleh Satpol PP dan WH
terhadap orang yang melakukan jarimah ikhtilath?

C. Tujuan penelitian
Dari rumusan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi untuk
melakukan jarimah ikhtilath
2. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas penerapan hukum oleh
Satpol PP danterhadap orang yang melakukan jarimah ikhtilath

D. Penjelasan Istilah
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah penting yaitu
efektivitas, penerapan hukum, jarimah,ikhtilath,qanun, dan hukum jinayat.
1. Efektivitas
Menurut Bastian efektivitas dapat diartikan sebagai
keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Selain itu efektifitas adalah hubungan antara output
dan tujuan dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh
tingkat output atau keluaran kebijakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Selanjutnya istilah efektivitas adalah
pencapaian tujuan atau hasil yang dikehendaki tanpa
menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, pikiran, alat-alat
dan lain-lain yang telah ditentukan8

8
Asnawi, Efektivitas Penyelenggaraan Publik Pada Samsat Corner Wilayah Malang
Kota , Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP, UMM, 2013, hlm.6
6

2. Penerapan hukum
Penerapan atau penegakan hukum merupakan tugas eksekutif
dalam struktur kelembagaan negara modern, dan dilaksanakan
oleh birokrasi dari eksekutif dimaksud, atau yang disebut birokrasi
penegakan hukum. Eksekutif dengan birokrasinya merupakan
bagian dari mata rantai untuk mewujudkan rencana yang
tercantum dalam peraturan (hukum) sesuai dengan bidang-bidang
yang ditangani.9 Aparatur penegak hukum mencakup pengertian
mengenai institusi penegak hukum dan aparat (orangnya) penegak
hukum. Dalam arti sempit, aparatur penegak hukum yang terlibat
dalam proses tegaknya hukum itu, dimulai dari saksi, polisi,
penasehat hukum, jaksa, hakim, dan petugas sipir pemasyarakatan.
Setiap aparat dan aparatur terkait mencakup pula pihak-pihak yang
bersangkutan dengan tugas atau perannya yaitu terkait dengan
kegiatan pelaporan atau pengaduan, penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, pembuktian, penjatuhan vonis dan pemberian sanksi,
serta upaya pemasyarakatan kembali (resosialisasi) terpidana.10
3. Jarimah
Menurut Hukum Pidana Islam dalam Fikih Islam disebut
dengan istilah al-jinayah, yang artinya adalah perbuatan dosa,
kejahatan dan pelanggaran-pelanggara.Semua perbuatan dosa,
kejahatan dan pelanggaran itu termuat dalam perbuatan pidana
(Jarimah). Dengan demikian perbuatan pidana (Jarimah) atau al-
jinayat adalah bidang hukum yang membicarakan tentang masalah

9
http://e-journal.uajy.ac.id/7862/3/2MIH01201.pdf
10
http://www.jimly.com/makalah/namafile/56/Penegakan_Hukum.pdf
7

perbuataan pidana (Jarimah) dan hukumnya.11 Menurut bahasa


Jarimah adalah melakukan perbuatan-perbuatan atau hal-hal yang
dipandang tidak baik, dibenci oleh manusia karena pertentangan
dengan keadilan, kebenaran dan jalan yang lurus (agama).
Pengertian jarimah menurut Imam alMawardi dalam kitabnya
Al-Ahkam As-Sultaaniyah memberikan beberapa definisi istilah
yang terkait dengan Jarimah yaitu:
pertama, Jarimah adalah larangan-larangan syara’ yang pelakunya
diancam dengan hukuman hadd atau ta’zir. Kedua, hukuman hadd
adalah hukuman yang telah di tetapkan didalam nash al-Qur’an
dan al-Hadist. Ketiga, hukum ta’zir adalah hukuman yang
ketentuannya tidak diatur dalam nash al-Qur’an dan al-Hadist
tetapi ketentuannya menjadi kewenangan pemerintah.12
Dapat penulis simpulkan dari teori yang diatas untuk kemudah
untuk pemahaman, tindak pidana atau Jarimah adalah perbuatan
dosa yang melanggar ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan
didalam syariah Islam dimana pelakunya akan dikenakan
hukuman sesuai dengan perbuatan yang telah dilakukan.
4. Ikhtilath
Dalam Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat
pada bagian ketentuan umum Pasal 1 ayat (24) menegaskan bahwa
Ikhtilath adalah perbuatan bermesraan seperti bercumbu,
bersentuh-sentuhan, berpelukan, dan berciuman antara laki-laki
dan perempuan yang bukan suami istri dengan kerelaan kedua
belah pihak, baik pada tempat tertutup atau terbuka.13

11
Abddul Ghofur Annsori, Hukum Islam Dinamika dan perkembangannya di
indonesia, (Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2008), hlm 238.
12
Ibid
13
Lihat Ketentuan Umum Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat.
8

5. Qanun
Istilah qanun dalam bahasa Arab merupakan bentuk kata kerja
dari qanna, yang artinya membuat hukum (to make law, to
legislate). Dalam perkembangannya, kata qanun berarti hukum
(law), peraturan (rule, regulation), dan Undang-Undang (statute,
code).14 Secara terminologi sebagaimana disebutkan diatas, qanun
merupakan ketetapan hukum yang berlaku dalam masyarakat dan
digunakan untuk kemaslahatan masyarakat. Qanun dalam tinjauan
istilah, bukan aturan terhadap ibadah saja, tetapi termasuk aspek
mu’amalah antar sesama manusia yang ditetapkan oleh
pemerintah.

6. Hukum jinayat
Hukum Jinayat adalah hukum pidana yang mengatur tentang
Jarimah dan ‘Uqubat. Jarimah adalah perbuatan yang dilarang
oleh Syariat Islam, ‘Uqubat adalah hukuman yang dapat
dijatuhkan oleh hakim terhadap pelaku Jarimah.15 Jinayat adalah
suatu hukum terhadap bentuk perbuatan yang diantaranya
berkaitan dengan mabuk, perjudian, perzinaan, pelecehan seksual
dan pemerkosaan, menuduh zina, homo seksual, lesbi, dan
perbuatan-perbuatan kejahatan lainnya.

E. Kajian Pustaka
Sejauh pengetahuan penulis setelah mengadakan penelusuran dari
berbagai referensi terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan topik

14
Ridwan, Positivisasi Hukum Pidana Islam (Analisis atas Qanun No. 14/2003
Tentang Khalwat/Mesum Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam)
15
Lihat Ketentuan Umum Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat
9

pembahasan yang akan penulis bahas, berikut penulis akan menyebutkan


beberapa karya ilmiah yang telah dijadikan skripsi antara lain:
1. Skripsi yang disusun oleh Anis Muayyanah (Nim : : 132211092
Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas Islam Negeri
Walisongo) yang berjudul ”Analisis Terhadap Sanksi Ikhtilath
Dalam Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 6
Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ketentuan sanksi Ikhtilath yang tercantum
dalam Qanun Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat
ditinjau dari hukum pidana Islam. Sanksi ikhtilath dalam Qanun
Aceh adalah diancam dengan hukuman cambuk, penjara atau
denda. Dari ketiga jenis hukuman tersebut yang paling banyak di
terapkan adalah hukuman cambuk, karena hukuman cambuk pada
kenyataannya memberi efek jera kepada pelaku dan menjadi
pelajaran kepada masyarakat yang menyaksikan.
2. Skripsi yang disusun oleh Panji Satrio Dewandaru dengan judul
“Hukum Perzinahan menuru Qanun Aceh No. 6 Tahun 2014
Pasal 33 dan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
Pasal 284”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini
merupakan studi komparatif yang membahas tentang hukuman
perzinahan menurut Qanun Aceh No. 6 Tahun 2014 Pasal 33 dan
KUHP (Kitab Undang-undang Hukum Pidana) Pasal 284. Unsur
terpenting dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas
hukuman perzinahan menurut Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014
Pasal 33 dan KUHP (Kitab Undangundang Hukum Pidana) Pasal
284 dapat memberikan efek jera kepada masyarakat. Selain itu
jenis penelitian ini adalah mengkaji, menelaah, dan meneliti
mengenai Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 33 dan KUHP
10

(Kitab Undang-undang Hukum Pidana) Pasal 284 yang didukung


oleh data-data sosiologi. Penelitian ini bersifat deskriptif
komparatif yaitu mengumpulkan data dan memaparkan
bagaimana tinjauan sosiologi hukum terhadap hukuman
perzinahan menurut Qanun Aceh No. 6 Tahun 2014 Pasal 33 dan
KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Pasal 284 dengan
membandingkan dua objek tersebut.
3. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bidang Hukum Pidana Fakultas Hukum
Universitas Syiah Kuala : Vol.3, No.3 Agustus 2019 yang
disusun oleh Putri Amalina, Nursiti, yang berjudul “Penerapan
‘Uqubat Terhadap Penyelenggara Dan Penyedia Fasilitas Untuk
Jarimah Ikhtilath”. Dalam penelitian ini membahas tentang
Bagaimana proses penegakan hukum terhadap penyelenggara dan
penyedia fasilitas untuk Jarimah Ikhtilath di Kota Banda Aceh
dalam penegakan hukum berupa ‘Uqubat Ta’zir sebagaimana
telah diatur didalam Pasal 25 ayat (2) Qanun Hukum Jinayat
terhadap penyedia tempat untuk tindak pidana Jarimah Ikhtilath
yang terjadi di Kota Banda Aceh.
4. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bidang Hukum Pidana Fakultas Hukum
Universitas Syiah Kuala : Vol.4(1) Februari 2020 yang disusun
oleh Nurul Kiramah Zaini, Dr. Rizanizarli, yang berjudul
“Penyelesaian Perkara Jarimah Ikhtilath Yang Dilakukan Oleh
Anak Secara Diversi (Suatu Penelitian Di Wilayah Hukum
Kepolisian Daerah Aceh)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
proses diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan
anak dan orang tua/walinya, korban dan/atau orang tua/walinya,
Pembimbing Kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial Profesional
berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif. Pemberian diversi
11

dimaksudkan agar menghindari anak dari efek negatif yang akan


mengganggu perkembangan dan jiwa anak karena keterlibatannya
didalam proses peradilan pidana. Serta faktor-faktor yang
mempengaruhi anak melakukan jarimah ikhtilath.
Dari beberapa penelitian diatas, perbedaannya yaitu pada
penelitian tersebut di atas menekankan pada sanksi Ikhtilath yang
tercantum dalam Qanun Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum
Jinayat ditinjau dari hukum pidana Islam. Sedangkan apa yang
penulis bahas dalam karya ilmiah penulis lebih memfokuskan
pada Efektivisitas Penerapan Hukum Terhadap Jarimah Ikhtilath
Dalam Perspektif Qanun No 6 Tahun 2014 Tentang Hukum
Jinayat.yang dilaksanakan oleh Aparatur penegak hukum Satuan
Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP dan WH)
Banda Aceh.

F. Metode Penelitian
Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai metode ilmiah untuk
memperoleh data untuk tujuan dan penggunaan tertentu.16 Oleh karena itu,
diperlukan suatu metode penelitian untuk mengolaborasi dan menganalisis
permasalahan tersebut secara jelas dan akurat, terdapat beberapa metode
yang penulis gunakan antara lain:
1. Pendekatan Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analisis, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk
menggambarkan dan menjabarkan sesuatu yang sedang terjadi secara

16
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan
R&D), Alfabeta, Bandung: 2017, hlm:3.
12

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, serta berhubungan


dengan fenomena yang ingin diketahui.17 Hal ini bertujuan untuk
menggambarkan bagaimana efektivitas penerapan hukum terhadap
Jarimah Ikhtilath di wilayah hukum Satpol PP dan WH Kota Banda
Aceh dalam perspektif Qanun No 6 Tahun 2014 Tentang Hukum
Jinayat.
2. Jenis Penelitian
Berdasarkan judul penelitian dan rumusan masalah jenis
penelitian ini menggunakan jenis penelitian Yuridis Empiris yaitu
penelitian yang dilakukan dengan cara memadukan bahan-bahan
hukum untuk mengkaji mengenai ketentuan hukum yang berlaku, dan
melihat kenyataan di masyarakat.18Hal ini untuk melihat akan
efektivitas penerapan hukum terhadap Jarimah Ikhtilath dalam
perspektif Qanun No 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat di
wilayah hukum Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh.

3. Sumber Data
Sumber data yang penulis gunakan terdapat dua jenis yang terdiri
dari:
a. Data Primer
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu diperoleh
langsung melalui data resmi dan hasil wawancara dengan
informan dan penjelasan dari pihak yang mempunyai kapasitas
dari pihak yang sesuai untuk dijadikan narasumber.19

17
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Bogor:
Ghalia Indonesia, 2002, hlm. 22.
18
Suratman, Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, Penerbitan Alfabeta, Bandung:
2015, hlm. 88.
19
Hikmat M. Mahi, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi Dan Sastra,
Graha Ilmu, Yogyakarta: 2014, hlm.47-48.
13

b. Data Sekunder
Data sekunder ini berasal dari penelitian kepustakaan, yang
peneliti dapatkan dari peraturan perundang-undangan, karya
ilmiah, artikel, pendapat pakar hukum dan pendapat ahli serta
data yang didapatkan dari penelitian yang sebelumnya. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1) Bahan Hukum Primer, Bahan hukum primer adalah bahan-
bahan hukum yang mengikat, terdiri dari peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan objek
penelitian.20Adapun bahan hukum primer dalam penulisan
skripsi ini adalah Qanun Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat.
Kitab Undang- undang Hukum Pidana, Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana, dan Hukum Pidana Islam.
2) Bahan Hukum Sekunder, data yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, bahan hukum sekunder
berupa skripsi terdahulu yang berkaitan dengan penulis,
jurnal hukum, dokumentasi, artikel, arsip, dan dokumen
yang berhubungan dengan pembahasan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode
pengumpulan data yaitu:
a. Metode wawancara yaitu metode pengumpulan data yang
menggunakan cara tanya jawab sambil langsung bertatap muka
dengan objek penelitian untuk memperoleh keterangan yang
diinginkan.21Wawancara yang penulis rujuk dalam penelitian

20
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2014, hlm : 106.
21
Suteki, Galang Taufani, Metodologi Penelitian Hukum (Filsafat, Teori Dan
Praktik), Rajagrafindo Persada, Jakarta: 2018, hlm. 226.
14

skripsi ini adalah wawancara atau tanya jawab dengan pihak


Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh Tujuan dari wawancara ini
ialah agar mendapatkan keterangan penjelasan, pendapat, dan
bukti tentang adanya suatu masalah.
b. Observasi Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
seorang peneliti melalui pengamatan langsung terhadap objek
penelitian untuk diamati.22
5. Analisa Data
Analisa data yang dipergunakan oleh penulis adalah data primer
dan sekunder dengan di analisis secara kualitatif. Dengan
menggunakan metode deduktif analisis secara kualitatif. Artinya
bahwa peneliti dimulai dari hal-hal yang umum hingga yang khusus.
6. Validasi Data
Validasi data merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi
pada objek penelitian dengan data yang disampaikan oleh peneliti.23
Jadi validasi data mempunyai kaitan yang sangat erat antara yang
sebenarnya dengan data penelitian yang didapatkan, atau dinyatakan
valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan dengan apa
yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

22
Pupu Saeful Rahmat, Penelitian Kualitatif, Equilibrium, Vol.5, No.9, Januari-Juni
2009, hlm.7.
23
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif.
(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm 117
15

G. Sistematika Pembahasan
Penulisan ini di buat dalam bentuk karya Ilmiah dengan sistematika
penjelasan sehingga mudah dalam penulisan proposal ini, penulis menjabar
penulisan karya ilmiah ini ke dalam empat bab kemudian diuraikan dalam
sub bahasan sebagai berikut:
Bab satu merupakan bab pendahuluan yang dibagi dalam tujuh sub
bab, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
kajian pustaka, penjelasan istilah, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.
Bab dua merupakan penjelasan landasan teoretis tentang jarimah
ikhtilath, pengertian ikhtilath, dasar hukum larangan ikhtilath, sanksi bagi
pelaku ikhtilath, konsep efektivitas penerapan hukum jarimah ikhtilath,
pengertian penerapan hukum, proses penerapan hukum terhadap ikhtilath,
bentuk efektivitas Penerapan hukum terhadap ikhtilath.
Bab tiga membahas mengenai hasil penelitian yaitu mengenai
bagaimana ikhtilath dalam perspektif qanun provinsi nanggroe aceh
darussalam nomor 6 tahun 2014 tentang hukum jinayat, faktor-faktor yang
mempengaruhi untuk melakukan jarimah ikhtilath, efektifitas penerapan
hukum oleh Satpol PP dan WH terhadap orang yang melakukan jarimah
ikhtilath.
Bab empat merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dari
seluruh pembahasan yang telah di sampaikan dan saran yang menyangkut
dengan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Abduh Malik, Perilaku Zina Pandangan Hukum Islam dan


KUHP, Jakarta :Bulan Bintang, 2003.
Chistiani Widowati, Hukum Sebagai Norma Sosial Memiliki Sifat
Mewajibkan, Jakarta: Jurnal Hukum, 2013.
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta : Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1996.
Ketentuan Umum Qanun Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Hukum Jinayat.
Asnawi, Efektivitas Penyelenggaraan Publik Pada Samsat Corner Wilayah
Malang Kota , Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP, UMM,
2013.
Abddul Ghofur Annsori, Hukum Islam Dinamika dan perkembangannya di
indonesia, Yogyakarta: Kreasi Total Media, 2008.
Ridwan, Positivisasi Hukum Pidana Islam (Analisis atas Qanun No. 14/2003
Tentang Khalwat/Mesum Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam).
Wawan Tunggul Alam, Kasus-kasus Hukum dalam Kehidupan Sehari-hari,
(Jakarta: Milenia Populer, 2001)
Marwan Mas, Pengantar Ilmu Hukum, Bogor : Ghalia Indonesia, 2011
Suteki, Galang Taufani, Metodologi Penelitian Hukum (Filsafat, Teori Dan
Praktik), Rajagrafindo Persada, Jakarta: 2018
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
Dan R&D), Alfabeta, Bandung: 2017.

16

Anda mungkin juga menyukai