Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

MATA KULIAH KENDALI MUTU II

Disusun oleh :

Nama : Ni Wayan Kenik Lala


NIM : 223510001
Kelas :C

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


PROGRAM SARJANA TERAPAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2022/2023
Hasil QC harian, di evaluasi dan didapatkan hasil sebagai berikut :
1. QC glukosa 1-3S
2. QC Asam Urat 10x
Dari keduanya, lakukan analisa
a. kesalahan apa yang terjadi
b. Lakukan Analisa penyebab kesalahan tersebut !
c. Tindakan segera apa yang dilakukan?
d. Tindakan korektif apa yang dilakukan?

Jawaban :
1. QC glukosa 1-3S
a. Kesalahan yang terjadi
Jika hasil QC Glukosa 1-3S berarti 1 nilai kontrol diluar 3SD adalah
kesalahan bisa karena random error atau awal dari systematic error yang
memerlukan perbaikan besar. Hasil pasien tidak bisa dikeluarkan.
Random error adalah kesalahan yang terjadi akibat berbagai variasi yang tidak
diketahui dan tidak dapat diprediksi dari suatu pemeriksaan. Random
error berpengaruh terhadap presisi suatu pemeriksaan, dimana makin kecil random
error, pemeriksaan tersebut makin presisi.
b. Beberapa contoh penyebab dari random error
Kesalahan acak yang dapat terjadi, diantaranya :
 Waktu inkubasi pemeriksaan yang tidak ditepati
 Munculnya gelembung pada reagen
 Ketidakstabilan alat
 Perubahan suhu atau kelembaban ruang
 Variasi dari tiap operator, contohnya variasi volume saat mempipet
sampel atau reagen.
 Fluktuasi atau ketidakstabilan voltase listrik
Kesalahan tersebut tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat dikurangi sampai
pada batas tertentu dengan cara melakukan pemeriksaan dengan teliti dan
menggunakan alat dan reagensia yang baik dan prosedur pemeriksaan yang
teliti dan benar.
c. Tindakan segera yang dilakukan
 Amati sumber kesalahan yang mungkin dilihat, misalnya perhitungan,
pipet, probe tersumbat.
 Ulangi pemeriksaan serum kontrol, sering kesalahan disebabkan
pencemaran tabung reaksi, cup sampel, kontrol tidak homogen
 Apabila hasil pengulangan masih buruk, pakai serum kontrol yang baru.
Mungkin serum lama sudah tidak homogen, menguap karena lama terbuka
 Apabila tidak ada perbaikan, amati instrumen yang dipakai, apakah
pemeliharaan telah dilakukan atau tidak, cek suhu bagaimana apakah sesuai
apa tidak
 Pakai serum kontrol yang diketahui nilainya. Apabila hasil pemeriksaan
menunjukkan perbaikan, berarti terdapat kerusakan serum kontrol.
 Apabila ada keraguan, pakai serum kontrol yang mempunyai nilai yang
berbeda.
 Gunakan standar baru.
 Ganti reagen.
 Cek peralatan dan amati proses pemeriksaan

d. Tindakan korektif
Penyelesaian kesalahan acak yaitu : penanganan reagen, kalibrasi reagen,
kontrol secara konsisten. Salah satu terdapat pada tahap pra analitik yaitu :Review
intruksi persiapan reagen, Cek Expired Date reagen dan kalibrator, Cek waktu
rekonsitusi reagen dan kalibrator, Gunakan pipet yang bebas lemak dan bersih
dengan skala yang sama untuk kontrol dan reagen, Sering mungkin menggunakan
reagen yang baik, Jika perlu biarkan selama 10-15 menit reagen yang akan
digunakan pada suhu kamar, setelah digunakan segera masukkan kembali ke dalam
refrigerator. Lakukan prosedur pencucian yang sesering mungkin, Bersihkan tempat
pembuangan internal secara teratur. Kemudian yang juga harus dilakukan adalah
melihat performance hasil kontrol lainnya yaitu: Hasil kontrol yang sebelumnya
dalam level yang sama (accros run), Hasil kontrol lainnya pada saat yang dikerjakan
bersamaan (within run), periksa alat, reagen dan melakukan kalibrasi ulang serta
hasil pemeriksaan pada pasien masih boleh dikeluarkan
2. Jika hasil QC asam urat 10x
a. Kesalahan yang terjadi
Berarti 10 nilai kontrol berturut-turut berada pada sisi yang sama dari nilai
rerata (10-x).
Systematic error adalah kesalahan yang terjadi secara konstan dengan tanda-
tanda yang konsisten dan dapat diprediksi. Systematic error pada laboratorium
menyebabkan hasil yang tidak akurat dengan kadar yang konsisten tinggi atau
rendah. Makin kecil tingkat systematic error, maka hasil pemeriksaan tersebut
makin akurat. Systematic error ditunjukkan oleh adanya perubahan rerata (mean)
nilai kontrol.
b. Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah:
 Menurunnya fungsi sumber sinar/lampu alat dan filternya
 Akumulasi kotoran secara bertahap pada sistem tubing sampel/reagen
 Akumulasi kotoran secara bertahap pada permukaan elektroda
 Reagen yang akan expired
 Turunnya kualitas bahan kontrol
 Menurunnya fungsi suhu ruang inkubasi (incubation chamber)
 Turunnya kualitas kalibrator
 Perubahan lot reagen
 Kalibrasi yang tidak akurat
c. Tindakan segera yang dilakukan
 Amati sumber kesalahan yang mungkin dilihat
 Jika reagen stabilitas menurun atau expiried ganti reagen
 Rinse cuvet dan blank cuvet
 Jika cuvet masih tidak baik rinse otomotais lakukan secara manual
 Resseting alat dan ulangi blank cuvet
 Lakukan kalibrasi alat jika sukses maka lanjutkan lakukan kontrol alat jika
failed cek lagi instrument apakah lampu sudah mulai redup atau tidak, dan
kalibrator stabilitas baik atau tidak, dan volume kalibrator tidak boleh
kurang
 Perhatikan tabung reaksi yang digunakan atau peralatan yang digunakan
bersih atau tidak
 Jika kalibrasi success lakukan kontrol alat
 Jika kontrol masuk berarti cuvet kotor, jika tidak kemungkinan probe kotor
cek juga probenya dan lakukan rinse probe.
 Cek peralatan dan amati proses pemeriksaan

d. Tindakan korektif
Adapun tindakan korektif yang dilakukan adalah dengan selalu
memperhatikan instrument yang digunakan terutama lampu harus dicek secara
berkala agar tidak mempengaruhi pemeriksaan.
Lakukan maintenance alat sesuai jadwal yang telah ditentukan, perhatikan lot
reagen sesuai atau tidak dan waktu experied reagen, begitu juga dengan bahan
calibrator bagus atau tidak.
Lakukan pemantauan instrument secara berkala jika ditemukan ada hasil
yang menyimpang segera lakukan perbaikan.
 Cek kuvet kotor atau tidak (kuvet blank)
 Volume reagen bagaimana
 Bahan Calibrator baik atau tidak
 Stabilitas reagen dicek
 Rinse cuvet dan probe

Anda mungkin juga menyukai