40
41
Adapun visi misi dari UD. Viqih Barokah adalah sebagai berikut:
1. Visi
Mewujudkan perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing dan
berkelanjutan berbasis kepentingan nasional.
1. Misi
a. Mewujudkan produk perikanan budidaya berdaya saing melalui teknologi
inovatif.
b. Memanfaatkan sumber daya perikanan budidaya secara berkelanjutan.
1 I Rp 21.185.000
2 II Rp 22.000.000
3 III Rp 22.500.000
4 IV Rp 22.834.333
Berdasarkan pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya produksi
budidaya tambak udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun
2020 yang memiliki tingkat yang paling tinggi adalah triwulan keempat pada bulan
oktober, november, dan desember yaitu sebesar Rp. 22.834.333. Meningkatnya biaya
produksi tersebut disebabkan pembelian racun dan pembelian pupuk yang meningkat.
Sedangkan pada triwulan pertama untuk periode 2020 yang memiliki tingkat yang
paling rendah adalah triwulan ke satu pada bulan januari, februari, dan maret yaitu
sebesar Rp. 21.185.000. Menurunya biaya produksi tersebut disebabkan kurangnya
permintaan penambahan bibit udang bagi petambak-petambak.
1 I Rp 23.333.333
2 II Rp 23.664.667
3 III Rp 24.066.667
4 IV Rp 25.000.000
Berdasarkan pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa biaya produksi budidaya
tambak udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2020 yang
memiliki tingkat yang paling tinggi adalah triwulan ke empat pada bulan oktober,
november, dan desember yaitu sebesar Rp. 25.000.000. Meningkatnya biaya produksi
tersebut disebabkan karena biaya material yang diperlukan oleh perusahaan dan biaya
material yang naik mengakibatkan pengeluarkan biaya produksi lebih tinggi karena
adanya kenaikan harga. Sedangkan untuk periode 2020 yang memiliki tingkat yang
paling rendah adalah triwulan ke satu pada bulan januari, februari, dan maret yaitu
43
PENJUALAN
1 I Rp 141.667 2.199
2 II Rp 95.000 1.973
3 III Rp 85.000 1.963
4 IV Rp 85.000 2.129
Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa harga udang budidaya tambak
udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2020 yang memiliki
tingkat yang paling tinggi adalah triwulan pertama pada bulan januari, februari, dan
maret yaitu sebesar Rp. 141.667. Meningkatnya harga udang disebabkan karena
permintaan pasar baik dari pasar domestik maupun ekspor. Sedangkan untuk periode
2020 yang memiliki tingkat yang paling rendah adalah triwulan ke tiga pada bulan
44
juli, agustus, september dan triwulan ke empat pada bulan oktober, november, dan
desember yaitu sebesar Rp. 85.000. Menurunya harga udang disebabkan karena harga
udang pada masa pandemi COVID-19 sempat terjun bebas saat beberapa tujuan
ekspor andalan Indonesia seperti Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa
negara Eropa memutuskan untuk menutup sementara pasar seafood mereka.
NO TRIWULAN PENJUALAN
HARGA UDANG
(KG)
1 I Rp 85.000 2.427
2 II Rp 93.333 2.270
3 III Rp 96.667 2.212
4 IV Rp 81.667 2.152
Berdasarkan pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pendapatan budidaya tambak
udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2021 yang memiliki
tingkat yang paling tinggi adalah triwulan ketiga pada bulan juli, agustus, dan
september yaitu sebesar Rp. 96.667. Meningkatnya harga udang disebabkan karena
biaya produksi yang meningkat secara otomatis membuat harga udang naik.
Sedangkan untuk periode 2021 yang memiliki tingkat yang paling rendah adalah
triwulan ke empat pada bulan oktober, november, dan desember yaitu sebesar Rp.
81.667. Menurunya harga udang disebabkan karena adanya harga dollar turun, udang
merupakan komoditas ekspor dan dibeli dengan dollar.
Dari tabel 4.3 dan 4.4 diatas dapat diketahui harga udang size 20 setiap per
triwulannya berbeda-beda. Harga udang tersebut ditentukan dari banyaknya biaya-
45
biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bibit udang serta ditentukan dengan jumlah
peminat udang tersebut.
1 I Rp 310.053,333
2 II Rp 188.583,333
3 III Rp 166.826,667
4 IV Rp 180.993,333
Berdasarkan pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pendapatan budidaya tambak
udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2020 yang memiliki
tingkat yang paling tinggi adalah pada triwulan pertama yaitu sebesar Rp.
310.053,333. Meningkatnya pendapatan disebabkan karena keberhasilan dalam panen
setiap petambak sehingga pendapatan meningkat. Sedangkan untuk periode 2020
yang memiliki tingkat yang paling rendah adalah pada triwulan ke tiga yaitu sebesar
Rp. 166.826,667. Menurunya pendapatan tersebut disebabkan karena turunnya harga
udang yang menyebabkan pendapatan berkurang.
1 I Rp 206.266,667
2 II Rp 209.600,000
3 III Rp 215.583,333
4 IV Rp 175.271,667
Berdasarkan pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pendapatan budidaya tambak
udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2021 yang memiliki
tingkat yang paling tinggi adalah pada triwulan ketiga yaitu sebesar Rp. 215.583,333.
Meningkatnya pendapatan disebabkan karena naiknya harga jual udang dari pabrik.
Sedangkan untuk periode 2021 yang memiliki tingkat yang paling rendah adalah pada
triwulan keempat yaitu sebesar Rp. 175.271.667. Menurunya pendapatan disebabkan
karena adanya miss informasi dan kurangnya transparansi diantara perusahaan
pengekspor dengan petani tambak sehingga sebagian petambak menunda panen.
Dari tabel 4.5 dan 4.6 diatas, diketahui bahwa pendapatan budidaya tambak
udang di UD Viqih Barokah per triwulan untuk periode 2020-2021 persentase
pendapatan mengalami peningkatan dan penurunan. Hal ini dikarenakan tingkat harga
udang dan serta penjualan udang tersebut.
4.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya dalam penelitian ini. Berdasarkan data
olahan SPSS yang meliputi bond rating, profitabilitas, likuiditas, dan aktivitas, maka
akan dapat diketahui nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata (mean) dan standar
deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini:
Descriptive Statistics
Biaya
Produksi 8 21185000 25000000 23073000 1.208.287
Pendapatan
8 16826667 310053,333 206647292 45254.94424
Valid N
(listwise) 8
3. Pendapatan (Y)
Berdasarkan pengujian statistik diatas, dapat dilihat bahwa nilai minimumnya
adalah sebesar Rp. 166.826.667 dan nilai maksimumnya adalah Rp.
310.053.000. Disamping itu nilai rata-rata (mean) sebesar Rp. 206.647.292
yang mana nilai rata-rata ini menunjukkan besarnya biaya produksi dari UD.
Viqih Barokah adalah sebesar Rp. 206.647.292. Nilai standar deviasi sebesar
45254.94424. Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih
kecil dari pada nilai rata – rata. Hal ini menunjukan bahwa variabel biaya
produksi yang di gunakan oleh penelitian ini tidak bervariasi.
Sumber : Ghazali
Keterangan:
VIF = Angka Variance Inflation Factor (VIF)
J = Jumlah Sampel 1,2, …k
R2j = Koefisien Determinasi variabel bebas ke-j dengan variabel lain.
Berikut hasil multikolinearitas yang disajikan pada gambar 4.3 berikut ini
51
Berdasarkan tabel 4.9 hasil perhitungan nilai Tolerance tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.10 dengan nilai Tolerance
masing-masing variabel independen yaitu variabel biaya produksi sebesar 0,567 dan
harga sebesar 0,567. Sementara itu hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor
(VIF) juga menunjukkan hal serupa yaitu tidak adanya nilai VIF dari variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dengan nilai VIF masing-masing
variabel independen bernilai biaya produksi sebesar 1,763 dan harga sebesar 1,763.
Merujuk hasil perhitungan nilai Tolerance dan VIF dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
4.2.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual pengamatan ke pengamatan
lain. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas, pada penelitian ini
menggunakan grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen (SRESID) dan
52
nilai residualnya (ZPRED). Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah
terjadinya heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola dan titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
autokorelasi, dan jika angka D-W diatas +2 maka dinyatakan adanya autokorelasi
negatif.
Pada tabel 4.10 berikut merupakan hasil uji autokorelasi menggunakan uji
Durbin-Waston (DW test):
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .952a .907 .869 .06982 1.459
a. Predictors: (Constant), Harga Udang, Biaya Produksi
b. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber : Data SPSS diolah, 2022
Berdasarkan hasil uji autokolerasi pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai
Durbin Watson (DW) sebesar 1,281 atau berada diantara -2 < 1,459 < 2, yang berarti
model regresi tidak mengalami autokolerasi dan model regresi ini layak untuk
digunakan.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -8.343 12.138 -.687 .522
Biaya
.893 .680 .239 1.314 .246 .567 1.763
Produksi
Harga
1.192 .198 1.092 6.016 .002 .567 1.763
Udang
a. Dependent Variable: Pendapatan
Persamaan dari hasil uji analisis regresi linier berganda di atas sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ e
Y = -8,343 α + 0,893 X1+ 1,192 X2 + e
Berdasarkan hasil persamaan regresi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Jika besarnya variabel bebas yaitu variabel biaya produksi dan harga udang
bernilai 0 maka nilai variabel Y akan berubah sebesar nilai konstantnya yaitu -
8.343
2. Koefisien regresi variabel biaya produksi (X 1) bertanda positif (+) berarti antara
variabel biaya produksi (X1) dengan variabel Pendapatan (Y) memiliki
hubungan yang searah dimana jika variabel biaya produksi (X1) meningkat
maka variabel Pendapatan (Y) akan meningkat begitupun sebaliknya jika
variabel biaya produksi (X1) menurun maka variabel Pendapatan (Y) akan
menurun. Diketahui Nilai koefisien regresi dari variabel biaya roduksi (X1)
55
sebesar 0,893 berarti bahwa setiap perubahan nilai Variabel biaya produksi
(X1), akan memberikan perubahan jika nilai variabel biaya produksi meningkat
0,893 maka variabel Pendapatan (Y) meningkat juga sebesar 0,893 begitupun
sebaliknya jika nilai variabel biaya produksi menurun 0,893 maka variabel
Pendapatan (Y) menurun juga sebesar 0,893.
3. Koefisien regresi variabel harga (X2) bertanda positif (+) berarti antara variabel
harga (X2) dengan variabel Pendapatan (Y) memiliki hubungan yang searah
dimana jika variabel harga (X2) meningkat maka variabel Pendapatan (Y) akan
meningkat begitupun sebaliknya jika variabel harga (X2) menurun maka
variabel Pendapatan (Y) akan menurun. Diketahui Nilai koefisien regresi dari
variabel harga (X2) sebesar 1,192 berarti bahwa setiap perubahan nilai variabel
harga (X2), akan memberikan perubahan jika nilai variabel harga (X 2)
meningkat 1,192 maka variabel Pendapatan (Y) meningkat juga sebesar 1,192
begitupun sebaliknya jika nilai variabel harga (X2) menurun 1,192 maka
variabel Pendapatan (Y) menurun juga sebesar 1,192.
Sumber : Sugiyono
56
57
Keterangan :
βi = Koefisien Regresi
αβi = Standar Eror Koefisien Regresi
Hasil pengujian hipotesis persial (Uji t) dapat dijelaskan berdasarkan tabel 4.8
tabel tersebut menunjukkan nilai t hitung untuk masing-masing variabel yang akan
dibandingkan dengan t tabel sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) nilai t hitung sebesar 1,314 sedangkan
nilai ttabel sebesar 2,570 menunjukkan bahwa nilai thitung < nilai ttabel dengan
signifikan sebesar 0,246 karena signifikan t lebih besar dari 5% (0,246 >
0,05) dapat disimpulkan bahwa secara parsial biaya produksi (X 1) tidak
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan (Y).
58
2. Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) nilai t hitung sebesar 6,016 sedangkan
nilai ttabel sebesar 2,570 menunjukkan bahwa nilai thitung > nilai ttabel dengan
signifikan sebesar 0,002 karena signifikan t lebih kecil dari 5% (0,002 < 0,05)
dapat disimpulkan bahwa secara parsial harga udang (X2) berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap pendapatan (Y).
4.4.2. Uji Stimultan (Uji F)
Pengujian hipotesis secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan
Uji-F. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah pengaruh dari variabel
independen secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel
dependen. Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:
1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
2. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai F hitung adalah sebesar 24,252 dan nilai
signifikansi 0,003 < α 0,05 maka artinya adalah H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima atau dengan kata lain variabel independent (variabel
biaya produksi dan harga udang) secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen (pendapatan).
β1 β2 = Koefisien Regresi
X1X2 = Data Variabel Independen
Y = Data Variabel Dependen
Tabel 4. 13 Hasil Uji R2
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .952a .907 .869 .06982 1.459
a. Predictors: (Constant), Harga Udang, Biaya Produksi
60
4.5. Pembahasan
4.5.1. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Pendapatan
Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) nilai t hitung sebesar 1,314 sedangkan
nilai ttabel sebesar 2,570 menunjukkan bahwa nilai thitung < nilai ttabel dengan signifikan
sebesar 0,246 karena signifikan t lebih besar dari 5% (0,246 > 0,05). Maka artinya
“biaya produksi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin meningkat biaya produksi maka
semakin berkurang pendapatan UD. Viqih Barokah.
Jika tingginya biaya produksi akan berdampak pada tingkat penjualan secara
kuantitas, perusahaan sudah membatasi hasil produksinya dengan menyesuaikan pada
biaya produksi yang harus dikeluarkan. Ketika hasil produk secara kuantitas
berkurang tentunya juga berdampak pada pendapatan perusahaan yang diperoleh.
Semakin baik perusahaan menggunakan dananya untuk menghemat biaya produksi
maka semakin meningkat kemampuan perusahaan mendapatkan pendapatan bersih.
Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam
mengelola bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi tersebut menjadi penentu
besarnya harga jual dari suatu produk atau jasa yang nantinya akan mempengaruhi
besarnya laba yang diperoleh. Untuk itu perusahaan menekan pengeluaran biaya,
yang khususnya dengan kegiatan proses produksi, baik mengenai biaya pendapatan
61
bahan baku, biaya yang dikeluarkan untuk bahan penolong, biaya tenang kerja, dan
penyusutan peralatan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fathony dan Wulandari, (2020) yang menyatakan bahwa biaya produksi tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pendapatan. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan dan bukti empiris berupa penelitian terdahulu terbukti bahwa biaya
produksi tidak berpengaruh terhadap pendapatan.
4.5.2. Pengaruh Harga Terhadap Pendapatan
Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) nilai t hitung sebesar 6,016 sedangkan
nilai ttabel sebesar 2,570 menunjukkan bahwa nilai thitung > nilai ttabel dengan signifikan
sebesar 0,002 karena signifikan t lebih besar dari 5% (0,002 < 0,05) dapat
disimpulkan bahwa secara parsial harga udang (X2) berpengaruh secara signifikan
dan positif terhadap pendapatan (Y).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suhartini,et al. (2021) yang
menyatakan bahwa harga memiliki pengaruh terhadap pendapatan. Harga merupakan
faktor penting dalam pendapatan UD. Viqih Barokah. Ketika harga udang turun maka
beban pengeluaran untuk biaya pemeliharaan udang dan biaya lainnya akan semakin
berat. Karena dengan jumlah hasil produksi yang sama tetapi harga udang turun,
maka otomatis pendapatan yang diperoleh UD. Viqih Barokah akan menurun, sama
halnya apabila jumlah hasil produksi yang dihasilkan sama tetapi harga udang tinggi
maka pendapatan yang akan diperoleh UD. Viqih Barokah juga akan meningkat pula.
Dengan meningkatnya pendapatan maka UD. Viqih Barokah akan mampu untuk
memenuhi biaya operasional dalam memproduksi udang serta mampu memenuhi
kebutuhan hidup baik pemilik ataupun karyawan dari UD. Viqih Barokah.
Hasil pengujian hipotesis uji simultan (uji F) menunjukkan hasil bahwa nilai F
hitung adalah sebesar 24,252 dan nilai signifikansi 0,003 < α 0,05 maka artinya
adalah H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima atau dengan kata
62
lain variabel independent (variabel biaya produksi dan harga udang) secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen (pendapatan).