Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum


Perusahaan UD. Viqih Barokah merupakan salah satu usaha dagang yang
bergerak dibidang distributor. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 20 Agustus 2004
yang didirikan oleh bapak H. Darwis. Pada tahun 2004-2010 UD. Viqih Barokah
memiliki kerja sama di beberapa perusahaan besar di tarakan yaitu PT. Bonanza
Pratama abadi, PT. Tunas Nelayan, PT. Mitra Nelayan dan PT. Mustika Aurora. Pada
tahun 2011-2021 UD. Viqih Barokah tidak lagi melakukan kerja sama dengan
perusahaan-perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan tersebut sudah tidak
mengambil pasokan udang yang berada di UD, sehingga UD. Viqih Barokah
melakukan kerjasama dengan CV. Sedayu Mulia Pertiwi dan CV. Mekar Abadi Jaya
II.
UD. Viqih Barokah pada tahun 2004-2019 memiliki 3 jenis udang yang
dikelola yaitu Udang Windu, Udang Dogol dan Udang Vaname. Udang windu atau
biasa disebut dengan black tiger shrimp merupakan udang laut asli indonesia yang
tumbuh mencapai 35 cm dan berat sekitar 260 gram. Namun, jika diperihara di
tambak panjang tubuhnya hanya mencapai 20 cm dan berat sekitar 140 gram.
Sedangkan Udang dogol adalah udang ini memiliki warna merah muda
alias pink yang agak kuning, tapi ada juga yang memiliki warna kuning kehijauan
yang umumnya disebut dengan nama “yellow white shrimp” dan Udang vaname atau
biasa disebut dengan udang kaki putih adalah sebuah jenis udang dari timur samudra
pasifik yang memiliki daya tahan yang baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Pada tahun 2020-sekarang UD. Viqih Barokah hanya mengelola udang Tiger (udang
windu) .

40
41

Adapun visi misi dari UD. Viqih Barokah adalah sebagai berikut:
1. Visi
Mewujudkan perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing dan
berkelanjutan berbasis kepentingan nasional.
1. Misi
a. Mewujudkan produk perikanan budidaya berdaya saing melalui teknologi
inovatif.
b. Memanfaatkan sumber daya perikanan budidaya secara berkelanjutan.

4.2. Data Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif
merupakan data yang diukur atau dihitung secara langsung yang berupa informasi
yang dinyatakan dalam bentuk bilangan atau angka. Dalam penelitian ini digunakan
data laporan keuangan pada UD. Viqih Barokah periode 2020-2021. Berikut data
laporan keuangan UD. Viqih Barokah periode 2020 – 2021:
1. Variabel Biaya Produksi (X1)
Berikut adalah laporan data keuangan biaya produksi udang selama 4 triwulan
pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Rata – Rata Total Biaya Produksi Tahun 2020

NO TRIWULAN TOTAL BIAYA

1 I Rp 21.185.000
2 II Rp 22.000.000
3 III Rp 22.500.000
4 IV Rp 22.834.333

Sumber : UD Viqih Barokah, 2020


42

Berdasarkan pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata biaya produksi
budidaya tambak udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun
2020 yang memiliki tingkat yang paling tinggi adalah triwulan keempat pada bulan
oktober, november, dan desember yaitu sebesar Rp. 22.834.333. Meningkatnya biaya
produksi tersebut disebabkan pembelian racun dan pembelian pupuk yang meningkat.
Sedangkan pada triwulan pertama untuk periode 2020 yang memiliki tingkat yang
paling rendah adalah triwulan ke satu pada bulan januari, februari, dan maret yaitu
sebesar Rp. 21.185.000. Menurunya biaya produksi tersebut disebabkan kurangnya
permintaan penambahan bibit udang bagi petambak-petambak.

Tabel 4. 2 Rata – Rata Total Biaya Produksi Tahun 2021

NO TRIWULAN TOTAL BIAYA

1 I Rp 23.333.333
2 II Rp 23.664.667
3 III Rp 24.066.667
4 IV Rp 25.000.000

Sumber : UD Viqih Barokah, 2021

Berdasarkan pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa biaya produksi budidaya
tambak udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2020 yang
memiliki tingkat yang paling tinggi adalah triwulan ke empat pada bulan oktober,
november, dan desember yaitu sebesar Rp. 25.000.000. Meningkatnya biaya produksi
tersebut disebabkan karena biaya material yang diperlukan oleh perusahaan dan biaya
material yang naik mengakibatkan pengeluarkan biaya produksi lebih tinggi karena
adanya kenaikan harga. Sedangkan untuk periode 2020 yang memiliki tingkat yang
paling rendah adalah triwulan ke satu pada bulan januari, februari, dan maret yaitu
43

sebesar Rp.23.333.333. Menurunya biaya produksi tersebut disebabkan karena


pembelajaan yang dibutuhkan didalam perusahaan mengurang seperti pemakaian air
dan listrik.
Dari tabel 4.1 dam 4.2 dapat dilihat bahwa total biaya produksi per triwulan
pada periode tahun 2020-2021 memiliki biaya yang berbeda-beda. Adapun biaya-
biaya untuk tambak udang di UD Viqih Barokah meliputi, pembelian bibit, pembelian
racun, pembelian pupuk , biaya BBM, listrik dan lainnya.

1. Variabel Harga Udang (X2)


Berikut tabel harga udang size 20 periode 2020 – 2021 pada UD Viqih
Barokah:

Tabel 4. 3 Tabel Harga Udang Size 20 Per Triwulan Tahun 2020

PENJUALAN

NO TRIWULAN HARGA UDANG (KG)

1 I Rp 141.667 2.199
2 II Rp 95.000 1.973
3 III Rp 85.000 1.963
4 IV Rp 85.000 2.129

Sumber : UD Viqih Barokah, 2020

Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa harga udang budidaya tambak
udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2020 yang memiliki
tingkat yang paling tinggi adalah triwulan pertama pada bulan januari, februari, dan
maret yaitu sebesar Rp. 141.667. Meningkatnya harga udang disebabkan karena
permintaan pasar baik dari pasar domestik maupun ekspor. Sedangkan untuk periode
2020 yang memiliki tingkat yang paling rendah adalah triwulan ke tiga pada bulan
44

juli, agustus, september dan triwulan ke empat pada bulan oktober, november, dan
desember yaitu sebesar Rp. 85.000. Menurunya harga udang disebabkan karena harga
udang pada masa pandemi COVID-19 sempat terjun bebas saat beberapa tujuan
ekspor andalan Indonesia seperti Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa
negara Eropa memutuskan untuk menutup sementara pasar seafood mereka.

Tabel 4. 4 Tabel Harga Udang Size 20 Per Triwulan Tahun 2021

NO TRIWULAN PENJUALAN
HARGA UDANG
(KG)
1 I Rp 85.000 2.427
2 II Rp 93.333 2.270
3 III Rp 96.667 2.212
4 IV Rp 81.667 2.152

Sumber : UD Viqih Barokah, 2021

Berdasarkan pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pendapatan budidaya tambak
udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2021 yang memiliki
tingkat yang paling tinggi adalah triwulan ketiga pada bulan juli, agustus, dan
september yaitu sebesar Rp. 96.667. Meningkatnya harga udang disebabkan karena
biaya produksi yang meningkat secara otomatis membuat harga udang naik.
Sedangkan untuk periode 2021 yang memiliki tingkat yang paling rendah adalah
triwulan ke empat pada bulan oktober, november, dan desember yaitu sebesar Rp.
81.667. Menurunya harga udang disebabkan karena adanya harga dollar turun, udang
merupakan komoditas ekspor dan dibeli dengan dollar.
Dari tabel 4.3 dan 4.4 diatas dapat diketahui harga udang size 20 setiap per
triwulannya berbeda-beda. Harga udang tersebut ditentukan dari banyaknya biaya-
45

biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bibit udang serta ditentukan dengan jumlah
peminat udang tersebut.

1. Variabel Pendapatan (Y)


Berikut total pendapatan pada UD Viqih Barokah periode 2020-2021:
Tabel 4. 5 Tabel Total Pendapatan Per Triwulan Periode 2020

NO TRIWULAN TOTAL PENDAPATAN

1 I Rp 310.053,333
2 II Rp 188.583,333
3 III Rp 166.826,667
4 IV Rp 180.993,333

Sumber : UD Viqih Barokah, 2020

Berdasarkan pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pendapatan budidaya tambak
udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2020 yang memiliki
tingkat yang paling tinggi adalah pada triwulan pertama yaitu sebesar Rp.
310.053,333. Meningkatnya pendapatan disebabkan karena keberhasilan dalam panen
setiap petambak sehingga pendapatan meningkat. Sedangkan untuk periode 2020
yang memiliki tingkat yang paling rendah adalah pada triwulan ke tiga yaitu sebesar
Rp. 166.826,667. Menurunya pendapatan tersebut disebabkan karena turunnya harga
udang yang menyebabkan pendapatan berkurang.

Tabel 4. 6 Tabel Total Pendapatan Per Triwulan Periode 2021

NO TRIWULAN TOTAL PENDAPATAN


46

1 I Rp 206.266,667
2 II Rp 209.600,000
3 III Rp 215.583,333
4 IV Rp 175.271,667

Sumber : UD Viqih Barokah, 2021

Berdasarkan pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pendapatan budidaya tambak
udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2021 yang memiliki
tingkat yang paling tinggi adalah pada triwulan ketiga yaitu sebesar Rp. 215.583,333.
Meningkatnya pendapatan disebabkan karena naiknya harga jual udang dari pabrik.
Sedangkan untuk periode 2021 yang memiliki tingkat yang paling rendah adalah pada
triwulan keempat yaitu sebesar Rp. 175.271.667. Menurunya pendapatan disebabkan
karena adanya miss informasi dan kurangnya transparansi diantara perusahaan
pengekspor dengan petani tambak sehingga sebagian petambak menunda panen.
Dari tabel 4.5 dan 4.6 diatas, diketahui bahwa pendapatan budidaya tambak
udang di UD Viqih Barokah per triwulan untuk periode 2020-2021 persentase
pendapatan mengalami peningkatan dan penurunan. Hal ini dikarenakan tingkat harga
udang dan serta penjualan udang tersebut.
4.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya dalam penelitian ini. Berdasarkan data
olahan SPSS yang meliputi bond rating, profitabilitas, likuiditas, dan aktivitas, maka
akan dapat diketahui nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata (mean) dan standar
deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini:

Tabel 4. 7 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


47

Biaya
Produksi 8 21185000 25000000 23073000 1.208.287

Harga Udang 95417


8 81667 141667 19.493

Pendapatan
8 16826667 310053,333 206647292 45254.94424

Valid N
(listwise) 8

Sumber : Data SPSS Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.1 dapat penulis interprestasikan descriptive statistic dari


variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Biaya Produksi (X1)
Berdasarkan pengujian statistik diatas, dapat dilihat bahwa nilai minimumnya
adalah sebesar Rp. 21.185.000 dan nilai maksimumnya adalah Rp. 25.000.000.
Disamping itu nilai rata-rata (mean) sebesar Rp. 23.073.000 yang mana nilai
rata-rata ini menunjukkan besarnya biaya produksi dari UD. Viqih Barokah
adalah sebesar 23.073.000. Nilai standar deviasi sebesar 1.208.287. Dengan
demikian dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada nilai
rata – rata. Hal ini menunjukan bahwa variabel biaya produksi yang di gunakan
oleh penelitian ini tidak bervariasi.
2. Harga Jual Udang
Berdasarkan pengujian statistik diatas, dapat dilihat bahwa nilai minimumnya
adalah sebesar Rp. 81.667 dan nilai maksimumnya adalah Rp. 141.667.
Disamping itu nilai rata-rata (mean) sebesar Rp. 95.417 yang mana nilai rata-
rata ini menunjukkan besarnya biaya produksi dari UD. Viqih Barokah adalah
sebesar Rp. 95.417. Nilai standar deviasi sebesar 19.493. Dengan demikian
dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada nilai rata – rata.
Hal ini menunjukan bahwa variabel harga beli yang di gunakan oleh penelitian
ini tidak bervariasi.
48

3. Pendapatan (Y)
Berdasarkan pengujian statistik diatas, dapat dilihat bahwa nilai minimumnya
adalah sebesar Rp. 166.826.667 dan nilai maksimumnya adalah Rp.
310.053.000. Disamping itu nilai rata-rata (mean) sebesar Rp. 206.647.292
yang mana nilai rata-rata ini menunjukkan besarnya biaya produksi dari UD.
Viqih Barokah adalah sebesar Rp. 206.647.292. Nilai standar deviasi sebesar
45254.94424. Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih
kecil dari pada nilai rata – rata. Hal ini menunjukan bahwa variabel biaya
produksi yang di gunakan oleh penelitian ini tidak bervariasi.

4.2. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda, pengujian
harus dipenuhi agar penaksiran parameter dan koefisien regresi tidak biasa. Pengujian
asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan
uji heteroskedastisitas. Hasil uji asumsi klasik dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
4.2.1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang diperoleh dari hasil
penelitian berdistribusi normal atau tidak (Ghazali, 2016). Rumus yang digunakan
dalam uji normalitas adalah:
D = maksimum [ Sn1 (X) – Sn2 (X) ]
Keterangan :
D = nilai kritis
Sn1 = standar deviasi fungsi distribusi empiris
Sn2 = standar deviasi fungsi distribusi kumulatif
Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis grafik histogram
dan grafik normal probability plot dan uji statistik dengan kolmogrov-smirnov Z (1-
sample K-S).
49

Tabel 4. 8 Hasil Uji Kolmograv-Sminorv Test


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 8
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std.
.05900569
Deviation
Most Extreme Absolute .223
Differences Positive .223
Negative -.163
Test Statistic .223
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber : Data SPSS Diolah, 2022

Hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan


dengan membandingkan nilai angka probabilitas atau Asymp. Sig (2-tailed) dengan
taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5% dengan pengambilan keputusan jika nilai
signifikansi kurang dari 0,05 atau 5% maka distribusi data adalah tidak normal. Dan
jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka distribusi data adalah
normal. Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa data variabel berdistribusi
normal karena nilai Asymp. Sig (2-tailed) 0,200 lebih besar dari 0,05. Hal ini
membuktikan bahwa model regresi layak dipakai untuk prediksi variabel terikat
(Pendapatan).
4.2.2. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikonearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Nilai cutoff yang dipakai untuk
menunjukkan adanya multikonearitas adalah nilai tolerance ≥ 0.10, atau sama dengan
VIF (Variance Inflation Factor) ≤ 10.
50

Untuk mengetahui uji multikolinearitas digunakan rumus sebagai berikut:

Sumber : Ghazali
Keterangan:
VIF = Angka Variance Inflation Factor (VIF)
J = Jumlah Sampel 1,2, …k
R2j = Koefisien Determinasi variabel bebas ke-j dengan variabel lain.
Berikut hasil multikolinearitas yang disajikan pada gambar 4.3 berikut ini
51

Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinearitas


Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -8.343 12.138 -.687 .522
Biaya
.893 .680 .239 1.314 .246 .567 1.763
Produksi
Harga
1.192 .198 1.092 6.016 .002 .567 1.763
Udang
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data SPSS diolah,
2022

Berdasarkan tabel 4.9 hasil perhitungan nilai Tolerance tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.10 dengan nilai Tolerance
masing-masing variabel independen yaitu variabel biaya produksi sebesar 0,567 dan
harga sebesar 0,567. Sementara itu hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor
(VIF) juga menunjukkan hal serupa yaitu tidak adanya nilai VIF dari variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dengan nilai VIF masing-masing
variabel independen bernilai biaya produksi sebesar 1,763 dan harga sebesar 1,763.
Merujuk hasil perhitungan nilai Tolerance dan VIF dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
4.2.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual pengamatan ke pengamatan
lain. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas, pada penelitian ini
menggunakan grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen (SRESID) dan
52

nilai residualnya (ZPRED). Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah
terjadinya heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola dan titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4. 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Sumber : Data SPSS diolah, 2022

Berdasarkan gambar 4.1 pada grafik scatterplot membentuk pola titik-titik


yang menyebar tidak membentuk pola tertentu dan tidak di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
pada regresinya.

4.2.4. Hasil Uji Autokolerasi


Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi atau tidak antara
variabel pengganggu periode tertentu dengan periode sebelumnya. Uji autokorelasi
pada penellitian ini diukur menggunakan uji Durbin-Waston (DW test) yang memiliki
ketentuan jika angka D-W dibawah -2 dikatakan adanya autokorelasi positif,
sedangkan angka D-W diantara -2 sampai dengan +2 maka dinyatakan tidak
53

autokorelasi, dan jika angka D-W diatas +2 maka dinyatakan adanya autokorelasi
negatif.
Pada tabel 4.10 berikut merupakan hasil uji autokorelasi menggunakan uji
Durbin-Waston (DW test):

Tabel 4. 10 Tabel Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .952a .907 .869 .06982 1.459
a. Predictors: (Constant), Harga Udang, Biaya Produksi
b. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber : Data SPSS diolah, 2022

Berdasarkan hasil uji autokolerasi pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai
Durbin Watson (DW) sebesar 1,281 atau berada diantara -2 < 1,459 < 2, yang berarti
model regresi tidak mengalami autokolerasi dan model regresi ini layak untuk
digunakan.

4.3. Hasil Uji Analisis Regresi Berganda


Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui analisa hipotesis
apakah pengaruh dan hubungan antara variabel independen (X) yaitu biaya produksi
(X1) dan harga (X2) dengan variabel dependen (Y) yaitu pendapatan. Di bawah ini
merupakan hasil dari analisis regresi linier berganda:
54

Tabel 4. 11 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -8.343 12.138 -.687 .522
Biaya
.893 .680 .239 1.314 .246 .567 1.763
Produksi
Harga
1.192 .198 1.092 6.016 .002 .567 1.763
Udang
a. Dependent Variable: Pendapatan

Sumber : Data SPSS diolah, 2022

Persamaan dari hasil uji analisis regresi linier berganda di atas sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ e
Y = -8,343 α + 0,893 X1+ 1,192 X2 + e
Berdasarkan hasil persamaan regresi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Jika besarnya variabel bebas yaitu variabel biaya produksi dan harga udang
bernilai 0 maka nilai variabel Y akan berubah sebesar nilai konstantnya yaitu -
8.343
2. Koefisien regresi variabel biaya produksi (X 1) bertanda positif (+) berarti antara
variabel biaya produksi (X1) dengan variabel Pendapatan (Y) memiliki
hubungan yang searah dimana jika variabel biaya produksi (X1) meningkat
maka variabel Pendapatan (Y) akan meningkat begitupun sebaliknya jika
variabel biaya produksi (X1) menurun maka variabel Pendapatan (Y) akan
menurun. Diketahui Nilai koefisien regresi dari variabel biaya roduksi (X1)
55

sebesar 0,893 berarti bahwa setiap perubahan nilai Variabel biaya produksi
(X1), akan memberikan perubahan jika nilai variabel biaya produksi meningkat
0,893 maka variabel Pendapatan (Y) meningkat juga sebesar 0,893 begitupun
sebaliknya jika nilai variabel biaya produksi menurun 0,893 maka variabel
Pendapatan (Y) menurun juga sebesar 0,893.
3. Koefisien regresi variabel harga (X2) bertanda positif (+) berarti antara variabel
harga (X2) dengan variabel Pendapatan (Y) memiliki hubungan yang searah
dimana jika variabel harga (X2) meningkat maka variabel Pendapatan (Y) akan
meningkat begitupun sebaliknya jika variabel harga (X2) menurun maka
variabel Pendapatan (Y) akan menurun. Diketahui Nilai koefisien regresi dari
variabel harga (X2) sebesar 1,192 berarti bahwa setiap perubahan nilai variabel
harga (X2), akan memberikan perubahan jika nilai variabel harga (X 2)
meningkat 1,192 maka variabel Pendapatan (Y) meningkat juga sebesar 1,192
begitupun sebaliknya jika nilai variabel harga (X2) menurun 1,192 maka
variabel Pendapatan (Y) menurun juga sebesar 1,192.

4.4. Hasil Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis dalam pengujian ini menggunakan dua jenis uji. Uji
pertama yaitu uji F untuk menguji pengaruh simultan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat. Uji kedua yaitu uji t untuk menguji pengaruh parsial dari variabel
bebas terhadap variabel terikat. Sedangkan Koefisien Determinasi (R2) untuk
mengukur factor manakah yang dominan terhadap variabel dependen atau Belanja
daerah. Teknik analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan program SPSS 24.0.
4.4.1. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis antara pengaruh variabel bebas secara
individu terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui uji t digunakan rumus sebagai
berikut:

Sumber : Sugiyono
56
57

Keterangan :
βi = Koefisien Regresi
αβi = Standar Eror Koefisien Regresi

Hasil pengujian hipotesis persial (Uji t) dapat dijelaskan berdasarkan tabel 4.8
tabel tersebut menunjukkan nilai t hitung untuk masing-masing variabel yang akan
dibandingkan dengan t tabel sebagai berikut:

Tabel 4. 14 Hasil Uji t


Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -8.343 12.138 -.687 .522
Biaya
.893 .680 .239 1.314 .246 .567 1.763
Produksi
Harga
1.192 .198 1.092 6.016 .002 .567 1.763
Udang
a. Dependent Variable: Pendapatan

Sumber : Data SPSS diolah, 2022

Pengujian regresi parsial atau pengujian hipotesis diperoleh hasil sebagai


berikut :

1. Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) nilai t hitung sebesar 1,314 sedangkan
nilai ttabel sebesar 2,570 menunjukkan bahwa nilai thitung < nilai ttabel dengan
signifikan sebesar 0,246 karena signifikan t lebih besar dari 5% (0,246 >
0,05) dapat disimpulkan bahwa secara parsial biaya produksi (X 1) tidak
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan (Y).
58

2. Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) nilai t hitung sebesar 6,016 sedangkan
nilai ttabel sebesar 2,570 menunjukkan bahwa nilai thitung > nilai ttabel dengan
signifikan sebesar 0,002 karena signifikan t lebih kecil dari 5% (0,002 < 0,05)
dapat disimpulkan bahwa secara parsial harga udang (X2) berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap pendapatan (Y).
4.4.2. Uji Stimultan (Uji F)
Pengujian hipotesis secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan
Uji-F. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah pengaruh dari variabel
independen secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel
dependen. Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:
1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
2. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Untuk menganalisa uji F, maka digunakan rumus sebagai berikut:

Sumber : Djarwanto dan Pangestu


Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
N = Jumlah Observasi
K = Jumlah Parameter Termasuk Constant
Tabel 4. 12 Hasil Uji F
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .236 2 .118 24.252 .003b
Residual .024 5 .005
Total .261 7
a. Dependent Variable: Pendapatan
59

b. Predictors: (Constant), Harga Udang, Biaya Produksi

Sumber : Data SPSS diolah, 2022

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai F hitung adalah sebesar 24,252 dan nilai
signifikansi 0,003 < α 0,05 maka artinya adalah H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima atau dengan kata lain variabel independent (variabel
biaya produksi dan harga udang) secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen (pendapatan).

4.4.3. Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan model dalam menjelaskan variabel-variabel . Nilai R yang kecil akan
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen sangat terbatas. Jika nilai mendekati 1 maka variabel independen dapat
menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel independen. Adapun rumus uji R2 adalah:

Sumber : Djarwanto dan Pangestu


Keterangan :

β1 β2 = Koefisien Regresi
X1X2 = Data Variabel Independen
Y = Data Variabel Dependen
Tabel 4. 13 Hasil Uji R2
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .952a .907 .869 .06982 1.459
a. Predictors: (Constant), Harga Udang, Biaya Produksi
60

b. Dependent Variable: Pendapatan

Sumber : Data SPSS diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, hasil uji determinasi (R 2) menunjukkan nilai R


Square sebesar 0,869 maka variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel
independen adalah 86,9%. Hal ini menunjukkan bahwa 86,9% variabel pendapatan
perusahaan pada sampel penelitian dapat dijelaskan oleh biaya produksi dan harga
udang sedangkan sisanya 13,1% pendapatan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan kedalam penelitian ini.

4.5. Pembahasan
4.5.1. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Pendapatan
Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) nilai t hitung sebesar 1,314 sedangkan
nilai ttabel sebesar 2,570 menunjukkan bahwa nilai thitung < nilai ttabel dengan signifikan
sebesar 0,246 karena signifikan t lebih besar dari 5% (0,246 > 0,05). Maka artinya
“biaya produksi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin meningkat biaya produksi maka
semakin berkurang pendapatan UD. Viqih Barokah.
Jika tingginya biaya produksi akan berdampak pada tingkat penjualan secara
kuantitas, perusahaan sudah membatasi hasil produksinya dengan menyesuaikan pada
biaya produksi yang harus dikeluarkan. Ketika hasil produk secara kuantitas
berkurang tentunya juga berdampak pada pendapatan perusahaan yang diperoleh.
Semakin baik perusahaan menggunakan dananya untuk menghemat biaya produksi
maka semakin meningkat kemampuan perusahaan mendapatkan pendapatan bersih.
Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam
mengelola bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi tersebut menjadi penentu
besarnya harga jual dari suatu produk atau jasa yang nantinya akan mempengaruhi
besarnya laba yang diperoleh. Untuk itu perusahaan menekan pengeluaran biaya,
yang khususnya dengan kegiatan proses produksi, baik mengenai biaya pendapatan
61

bahan baku, biaya yang dikeluarkan untuk bahan penolong, biaya tenang kerja, dan
penyusutan peralatan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fathony dan Wulandari, (2020) yang menyatakan bahwa biaya produksi tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pendapatan. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan dan bukti empiris berupa penelitian terdahulu terbukti bahwa biaya
produksi tidak berpengaruh terhadap pendapatan.
4.5.2. Pengaruh Harga Terhadap Pendapatan
Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) nilai t hitung sebesar 6,016 sedangkan
nilai ttabel sebesar 2,570 menunjukkan bahwa nilai thitung > nilai ttabel dengan signifikan
sebesar 0,002 karena signifikan t lebih besar dari 5% (0,002 < 0,05) dapat
disimpulkan bahwa secara parsial harga udang (X2) berpengaruh secara signifikan
dan positif terhadap pendapatan (Y).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suhartini,et al. (2021) yang
menyatakan bahwa harga memiliki pengaruh terhadap pendapatan. Harga merupakan
faktor penting dalam pendapatan UD. Viqih Barokah. Ketika harga udang turun maka
beban pengeluaran untuk biaya pemeliharaan udang dan biaya lainnya akan semakin
berat. Karena dengan jumlah hasil produksi yang sama tetapi harga udang turun,
maka otomatis pendapatan yang diperoleh UD. Viqih Barokah akan menurun, sama
halnya apabila jumlah hasil produksi yang dihasilkan sama tetapi harga udang tinggi
maka pendapatan yang akan diperoleh UD. Viqih Barokah juga akan meningkat pula.
Dengan meningkatnya pendapatan maka UD. Viqih Barokah akan mampu untuk
memenuhi biaya operasional dalam memproduksi udang serta mampu memenuhi
kebutuhan hidup baik pemilik ataupun karyawan dari UD. Viqih Barokah.

4.5.3. Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Terhadap Pendapatan

Hasil pengujian hipotesis uji simultan (uji F) menunjukkan hasil bahwa nilai F
hitung adalah sebesar 24,252 dan nilai signifikansi 0,003 < α 0,05 maka artinya
adalah H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima atau dengan kata
62

lain variabel independent (variabel biaya produksi dan harga udang) secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen (pendapatan).

Dengan diterimanya H3 menunjukkan bahwa variabel bebas Biaya Produksi


(X1) dan Harga Jual (X2) dapat menjelaskan keragaman variabel terikat Pendapatan
(Y). Dengan demikian variabel biaya produksi dan harga udang secara simultan
berpengaruh dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan pada UD. Viqih
Barokah Tarakan. Peningkatan dan penurunan biaya produksi dan harga udang akan
berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Peningkatan biaya produksi akan
memberi dampak bagi perusahaan, hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan,
dan sebaliknya penurunan biaya produksi akan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Begitu pula dengan harga jual, harga udang tinggi akan memberi dampak buruk
berkurangnya minat beli konsumen, hal ini akan menyebabkan menurunnya
penjualan yang artinya akan membuat pendapatan perusahaan juga menurun. Dan
sebaliknya jika harga udang menurun, maka pendapatan perusahaan akan meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andilan et al.,
(2021) menunjukkan bahwa biaya produksi dan harga secara simultan berpengaruh
dan signifikan terhadap pendapatan.

Anda mungkin juga menyukai