Anda di halaman 1dari 90

TUGAS AKHIR

PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN HARGA JUAL UDANG

TERHADAP PENDAPATAN BUDIDAYA TAMBAK UDANG

DI UD VIQIH BAROKAH TAHUN 2020-2021

Disusun oleh:

Rasni

NPM : 18.115020.010.031

D-IV MANAJEMEN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

POLITEKNIK BISNIS KALTARA

TARAKAN

2022
PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN HARGA JUAL UDANG

TERHADAP PENDAPATAN BUDIDAYA TAMBAK UDANG

DI UD VIQIH BAROKAH TAHUN 2020-2021

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian program Diploma Empat

Program Studi Manajemen Keuangan Sektor Publik

Politeknik Bisnis Kaltara

Disusun oleh :

Rasni

NPM : 18.115020.010.031

D-IV MANAJEMEN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

POLITEKNIK BISNIS KALTARA

TARAKAN

2022

ii
PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN HARGA UDANG TERHADAP


PENDAPATAN

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Rasni

18.115020.010.031

Telah disetujuioleh Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Pembimbing I, Pembimbing II,

Chusnul Fatanah, S.E., M.E. Baltra Agusti Pramajuri, M.kom


NIDN. 1105089401 NIK. 115089302

iii
PENGESAHAN

Nama : Rasni

NPM : 18.115020.010.031

Program Studi : D-IV Manajemen Keuangan Sektor Publik

Judul Tugas Akhir : PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN


HARGA UDANG TERHADAP PENDAPATAN

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal 14 Oktober 2022

Nama Penguji Tanda Tangan

Chusnul Fatanah, S.E.,M.E.


NIDN. 1105089401

Novita Karya Achmad, S.Kom, S.E.., M.Si


NIK. 11. 5020.001

Margret Ade Cipta Rahmani, S.Pd, M.Pd.


NIK. 11. 5020.014

Baltra Agusti Pramajuri, M.Kom


NIDN. 115089302

iv
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam Tugas Akhir ini benar-
benar karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam Tugas Akhir ini di kutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ilmiah ini.

Tarakan, Oktober 2020

Yang Membuat Pernyataan

Rasni
18.115020.010.031

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada peneliti sehingga

peneliti mampu menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul “Pengaruh Biaya

Produksi dan Harga Udang Terhadap Pendapatan Budidaya Tambak Udang di UD

Viqih Barokah” dengan tepat waktu dan dapat terselesaikan sesuai dengan yang

diinginkan.

Selama proses penyusunan tugas akhir ini, peneliti mendapatkan banyak

bantuan dari berbagai pihak. Peneliti tidak mampu menyelesaikan tugas akhir ini

jika tidak mendapatkan bantuan dari pihak lainnya. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu selama penyusunan tugas akhir ini, kepada:

1. Allah SWT karena atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan

sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Biaya Produksi dan Harga Udang Terhadap Pendapatan Budidaya Tambak

Udang di UD Viqih Barokah”

2. Ibu Margret Ade Cipta Rahmani, S.Pd., M.Pd., selaku Direktur Politeknik

Bisnis Kaltara.

3. Ibu Chusnul Fatanah, S.E., M.E., selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah

banyak memberikan bimbingan, arahan, dan membantu peneliti dalam

menyusun penelitian ini tanpa menuntut balasan apapun.

4. Bapak Baltra Agusti Pramajuri, S.Kom., M.Kom., selaku Dosen

Pembimbing 2 yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan

vi
membantu peneliti dalam menyusun penelitian ini tanpa menuntut balasan

apapun.

5. H. Darwis selaku Pemilik Pos UD Viqih Barokah Tarakan yang telah

mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut.

6. Keluarga besar Program Studi D4 (S1) Manajemen Keuangan Sektor Publik

untuk setiap dukungan dan bantuannya.

7. Kedua orang tua dan keluarga Peneliti yang telah memberikan doa serta

dukungan kepada Peneliti.

8. Pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun

tidak langsung dalam pembuatan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan

satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

banyak terdapat kekurangan, walaupun penulis telah berusaha dengan sebaik-

baiknya. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan guna penyempurnaan penyusunan dan penulisan skripsi ini.

Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat dan dapat memperluas serta

menambah pengetahuan bagi kita semua.

Tarakan, September 2022

Penulis

Rasni

ABSTRAK

vii
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari biaya
produksi dan harga terhadap pendapatan pada UD. Jenis dari data penelitian ini
adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer. Adapun
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis laporan
keuangan UD. Viqih Barokah per triwulan selama dua tahun untuk periode 2020-
2021. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linier berganda. Adapun
variabel-variabel dalam penelitian ini adalah biaya produksi dan harga sebagai
variabel independen dan pendapatan sebagai variabel dependen. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis menggunakan SPSS Versi 22. Penelitian ini
menguji apakah sebenarnya biaya produksi dan harga mempunyai pengaruh
signifikan terhadap pendapatan UD. Viqih Barokah. Adapun hasil dari penelitian
ini adalah yang pertama, biaya produksi tidak berpengaruh terhadap pendapatan
UD. Viqih Barokah. Yang kedua, harga berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan UD. Viqih Barokah. Kemudian secara stimultan, biaya produksi (X1)
dan harga (X2) secara stimultan berpengaruh terhadap pendapatan UD. Viqih
Barokah (Y).

Kata kunci : biaya produksi, harga udang dan pendapatan.

ABSTRACT

viii
This study was conducted to measure how much the production costs and
prices have on the income of UD. Viqih Barokah. The type of data from this
research is to quantitative using primary data. The data collection in this
research is to loss report of UD. Viqih Barokah sub-district per quarter for two
years for the period 2020 to 2021. The data analysis technique used is multiple
linear regression. The variables in this study are production costs and prices as
independent variables, and income as the dependent variables. The data obtained
were then analyzed using SPSS version 22. This study examines wheter
production costs and prices actually have a signifficant effect on income UD.
Viqih Barokah. As for the results of this research is the first, the production costs
not effect to income of UD Viqih Barokah. Second, the price had a signifficant
effect on the income of UD. Viqih Barokah. Then production costs (X 1) and prices
(X2) simultaneously affect the income of UD. Viqih Barokah (Y).

ix
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN...............................................................................................iii
PENGESAHAN................................................................................................iv
PERNYATAAN...............................................................................................v
KATA PENGANTAR......................................................................................vi
ABSTRAK........................................................................................................viii
ABSTRACT.......................................................................................................ix
DAFTAR ISI....................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................16
1.1. Latar Belakang......................................................................................16
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................6
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................6
1.4. Manfaat penelitian................................................................................6
1.5. Batasan Masalah Penelitian..................................................................7
1.6. Sistematika Penulisan...........................................................................7
2.1. Kajian Pustaka......................................................................................9
2.2.1. Penelitian Terdahulu....................................................................9
2.2. Kajian Teori..........................................................................................13
2.2.1. Laporan Keuangan.......................................................................13
2.2.2. Biaya Produksi.............................................................................16
2.2.3. Harga Jual....................................................................................19
2.2.4. Pendapatan...................................................................................21
2.2.5. Budidaya Udang..........................................................................25
2.3. Kerangka Teoretis.................................................................................29
2.4. Hipotesis...............................................................................................31
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................32
3.1. Jenis Penelitian......................................................................................32

x
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian...............................................................32
3.2 Definisi Variabel...................................................................................32
3.2.1 Definisi Konseptual.....................................................................32
3.2.2 Definisi Operasional....................................................................33
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel.................................34
3.3.1 Populasi.......................................................................................34
3.3.2 Sampel.........................................................................................34
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data..........................................................34
3.4 Sumber Data..........................................................................................35
3.5 Teknik Analisis Data.............................................................................35
3.5.1 Statistik Deskriptif.......................................................................35
3.5.2 Uji Asumsi Klasik.......................................................................36
3.5.3 Uji Regresi Linier Berganda........................................................37
3.5.4 Uji Hipotesis................................................................................38
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............40
4.1. Hasil Penelitian.....................................................................................40
4.1.1. Gambaran Umum...............................................................................40
4.1.2. Data Penelitian...................................................................................41
4.1.3. Analisis Statistik Deskriptif...............................................................46
4.1.4. Uji Asumsi Klasik..............................................................................47
4.1.4.1. Hasil Uji Normalitas...................................................................47
4.1.4.2.Hasil Uji Multikolinearitas..........................................................49
4.1.4.3.Hasil Uji Heteroskedastisitas......................................................50
4.1.4.4.Hasil Uji Autokolerasi.................................................................51
4.1.5.Hasil Uji Analisis Regresi Berganda..................................................52
4.1.6.Hasil Uji Hipotesis..............................................................................54
4.1.6.1.Uji t..............................................................................................54
4.1.6.2.Uji Stimultan (Uji F)...................................................................56
4.1.6.3.Koefisien Determinasi (R2).........................................................57
4.2. Pembahasan...........................................................................................58
4.2.1. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Pendapatan.........................58
4.2.2. Pengaruh Harga Terhadap Pendapatan........................................59

xi
4.2.3. Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Terhadap Pendapatan.......59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................61
5.1. Kesimpulan...........................................................................................61
5.1. Saran.....................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................63
LAMPIRAN.....................................................................................................xvii

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Total Biaya Produksi Tahun 2020.......................................................52

Tabel 4. 2 Total Biaya Produksi Tahun 2021.......................................................53

Tabel 4. 3 Total Harga Udang Per Triwulan Tahun 2020....................................54

Tabel 4. 4 Tabel Harga Udang Per Triwulan Tahun 2021....................................55

Tabel 4. 5 Tabel Total Pendapatan Per Triwulan Periode 2020...........................56

Tabel 4. 6 Tabel Total Pendapatan Per Triwulan Periode 2021...........................56

Tabel 4. 7 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif...................................................58

Tabel 4. 8 Hasil Uji Kolmograv-Sminorv Test......................................................60

Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinearitas...................................................................62

Tabel 4. 10 Tabel Hasil Uji Autokolerasi.............................................................64

Tabel 4. 11 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda.................................................65

Tabel 4. 12 Hasil Uji F..........................................................................................68

Tabel 4. 13 Hasil Uji R2........................................................................................69

Tabel 4. 14 Hasil Uji t...........................................................................................70

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Teoritis..............................................................................40

Gambar 4. 1 Hasil Uji Heterokedasitas.................................................................63

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabulasi Data..................................................................................xviii


Lampiran 2 Hasil SPSS..........................................................................................xx

xv
xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Tarakan memiliki posisi yang strategis bagi Provinsi Kalimantan Utara
yaitu merupakan pintu gerbang dan pusat transit perdagangan antarpulau di wilayah
utara Kalimantan dan antarnegara di kawasan Indonesia-Malaysia-Filipina. Wilayah
Kota Tarakan berbatasan dengan Kecamatan Pulau Bunyu di sebelah utara, Laut
Sulawesi di sebelah timur, Kecamatan Tanjung Palas di sebelah selatan, serta
Kecamatan Sesayap dan Kecamatan Sekatak di sebelah barat. Secara administratif,
terdapat 4 kecamatan di Kota Tarakan yaitu Kecamatan Tarakan Timur, Kecamatan
Tarakan Tengah, Kecamatan Tarakan Barat, dan Kecamatan Tarakan Utara.
Berdasarkan RPJMN 2015-2019 Kota Tarakan diarahkan Sebagai Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai pintu gerbang kedua pulau kalimantan dan
pusat transit perdagangan dengan sektor produksi wilayah seperti: Perkebunan,
Perikanan, dan pertambangan. Saat ini perkembangan dunia usaha mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan
yang ada di dalam dunia usaha dalam mempertahankan dan meningkatkan usahanya.
Untuk dapat berkembang, perusahaan haruslah melalui tahapan dan didukung dengan
perencanaan yang efisien dalam menghadapi berbagai masalah dan rintangan yang
timbul, seperti masalah operasional, keuangan, maupun masalah pemasaran dari
produk yang diproduksi.
Perusahaan yang tumbuh dan berkembang adalah perusahaan yang dapat
bekerja dengan produktifitas dan efisiensi yang tinggi agar perusahaan dapat
memproduksi dengan tepat jumlah, tepat waktu, dan biaya serendah mungkin.
Produktivitas berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumber untuk menghasilkan
produk atau jasa. Produktivitas secara pengertian merupakan suatu kumpulan hasil-
hasil dan

1
2

berhubungan dengan penggunaan sumber daya untuk menunjukkan suatu efisiensi


dalam menggunakan sumber-sumber daya yang digunakan.
Pengertian Biaya Produksi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
pembuatan barang dan jasa. Istilah produksi cenderung dikaitkan dengan pabrik,
mesin, maupun lini perakitan karena pada mulanya teknik dan metode dalam
manajemen produksi memang di pergunakan untuk mengoperasikan pabrik atau
kagiatan lainnya. Menurut Mulyadi (2009:14) “Biaya produksi merupakan biaya-
biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap-siap
untuk di jual”. Selanjutnya Rayburn (2001), mengatakan bahwa “biaya produksi
termasuk bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang
dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa”.
Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi
dan biaya non produksi. Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi
merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan non produksi, seperti
kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk
harga pokok produksi, yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi
dan harga pokok produk yang pada akhir periode akuntansi masih dalam proses.
Biaya non produksi ditambahkan pada harga pokok produksi untuk menghitung total
harga pokok produk.
Adapun perusahaan UD Viqih Barokah merupakan salah satu usaha dagang
yang bergerak dibidang distributor yang mana memiliki pelanggan sebanyak 25
tambak. Perusahaan ini dibuka pada 20 agustus 2004 yang didirikan oleh bapak H.
Darwis. Di UD Viqih Barokah memiliki 2 jenis udang yang dikelola yaitu Udang
Windu dan Udang Vaname. Udang windu atau biasa disebut dengan black tiger
shrimp merupakan udang laut asli indonesia yang tumbuh mencapai 35 cm dan berat
sekitar 260 gram. Namun, jika diperihara di tambak panjang tubuhnya hanya
mencapai 20 cm dan berat sekitar 140 gram. Sedangkan udang vaname atau biasa
disebut dengan udang kaki putih adalah sebuah jenis udang dari timur samudra
pasifik yang memiliki daya tahan yang baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
3

Adapun biaya produksi budi daya tambak udang di UD. Viqih Barokah
Perbulan untuk Periode tahun 2020 dan 2021 yang memiliki tingkat yang paling
tinggi adalah pada tahun 2020 di bulan april yaitu sebesar Rp. 28.143.000 sedangkan
tingkat yang paling rendah terdapat pada tahun 2020 pada bulan juni yaitu sebesar
Rp. 12.305.000. Dapat diketahui total biaya produksi tambak udang periode tahun
2020-2021 untuk perbulannya berbeda-beda. Adapun biaya-biaya untuk tambak
udang di UD. Viqih Barokah seperti pembelian bibit, pembelian racun, pembelian
pupuk, biaya BBM, dan Listrik.
Pada umumnya harga jual produk ditentukan oleh perimbangan permintaan dan
penawaran di pasar. Oleh karena itu, penentu harga jual produk bukanlah hanya biaya
saja melainkan selera konsumen, jumlah pesaing yang memasuki pasar dan harga jual
yang ditentukan pesaing yang merupakan faktor-faktor yang sulit diramalkan
sehingga akan mempengaruhi pembentukan harga jual produk di pasar. Namun di
balik itu semua, satu-satunya yang memiliki kepastian relatif tinggi yang berpengaruh
dalam penentuan harga jual adalah biaya.
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang yang
dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dan barang atau
jasa berikut pelayanannya. Menurut Suharno dan Sutarso mengemukakan bahwa
harga bagi perusahaan adalah kebijakan pemasaran yang akan langsung
mempengaruhi pendapatan. Harga merupakan sesuatu kesepakatan mengenai
transaksi jual beli barang/jasa dimana kesepakatan tersebut diridhai oleh kedua belah
pihak. Harga tersebut haruslah direlakan oleh kedua belah pihak dalam akad. Dalam
penentuan harga penjual memutuskan produk yang paling tepat. Menentukan harga
akan mudah bila dikerjakan secara sistematis, penerimaan total penjualan hanya
tergantung pada dua komponen, yaitu volume penjualan dan harga.
Adapun harga jual udang di UD. Viqih Barokah Perbulan untuk Periode tahun
2020 dan 2021 yang memiliki tingkat yang paling tinggi adalah pada tahun 2021 di
bulan februari dengan harga udang sebesar Rp. 90.000 per/kg dengan penjualan 2.757
kg sedangkan tingkat yang paling rendah terdapat pada tahun 2020 pada bulan Juli
dengan harga udang sebesar Rp. 90.000 per/kg dengan penjualan 1.753 kg. Dapat
4

diketahui total harga udang setiap perbulannya berbeda-beda. Harga udang tersebut
ditentukan dari banyaknya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bibit udang
serta ditentukan dengan jumlah peminat udang tersebut. Harga udang perbulan untuk
periode tahun 2020- 2021 persentase penjualannya per/kg mengalami penurunan dan
kenaikan, karena harga udang per kg nya juga turun naik. Sehingga menyebabkan
ketidakstabilan harga dan total penjualan ditetapkan.
Pendapatan adalah arus kas bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman ekuitas. Pendapatan
(revenue) dapat di artikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode
tertentu. Pendapatan merupakan penerimaan dari hasil yang diperoleh dalam
melakukan kegiatan ekonomi berkaitan dengan aktivitas perusahaan dan hasil
penjualan faktor produksi yang dimiliki perusahaan (Boediono, 2000). Menurut
Sadono Sukirno dalam Artikel Ericson Damanik (2014), “Pendapatan pengusaha
merupakan keuntungan”. Menurut Hendriksen (2000) dalam Teori Akuntansi
menjelaskan bahwa pendapatan adalah hasil dari suatu perusahaan, hasil dari
perusahaan biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan
diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada suatu perusahaan
yang pada dasarnya telah diselesaikan.
Keuntungan ditentukan dengan cara mengurangi berbagai biaya yang
dikeluarkan dari hasil penjualan yang diperoleh. Istilah pendapatan digunakan apabila
berhubungan dengan aliran penghasilan pada suatu periode tertentu yang berasal dari
penyediaan faktor-faktor produksi (sumber daya alam, tenaga kerja dan modal)
masing-masing dalam bentuk sewa, upah dan bunga secara berurutan. Dengan
demikian dapat di simpulkan bahwa pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan
yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai
balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan.
Adapun total pendapatan budi daya tambak udang di UD. Viqih Barokah
Perbulan untuk Periode tahun 2020 dan 2021 yang memiliki tingkat yang paling
tinggi adalah pada tahun 2021 di bulan februari yaitu sebesar Rp. 248.130.000
5

sedangkan tingkat yang paling rendah terdapat pada tahun 2020 pada bulan juli yaitu
sebesar Rp. 157.770.000. Dapat diketahui bahwa pendapatan budi daya tambak udang
di UD. Viqih Barokah perbulan untuk periode tahun 2020-2021 persentase
pendapatannya mengalami turun naik ini dipengaruhi oleh tingkat harga dan biaya
produksi serta penjualan udang tersebut.
Budidaya tambak udang saat ini menjadi salah satu sektor usaha perikanan
favorit masyarakat Tarakan, untuk meningkatkan taraf ekonomi. Di samping prospek
yang menjanjikan, udang juga merupakan salah satu komoditi yang selalu laris manis
di pasaran. Tambak-tambak (kolam) yang sebelumnya sempat terbiar, kini kembali
ditabur dengan jutaan benih. Bahkan sejumlah pengusaha (petani tambak) kini mulai
membuka kolam atau lokasi baru. Saat ini tercatat ada sekitar 13 ribu hektare lahan
tambak beroperasi di Tarakan, baik atas nama pribadi, kelompok, koperasi maupun
perusahaan yang tersebar di provinsi Kalimantan Utara Kota Tarakan. Di dalam
kehidupan ekonomi dewasa ini, baik tingkat regional, maupun nasional bahkan
internasional masalah pendapatan menjadi perbincangan yang serius dari berbagai
pihak, karena pendapatan merupakan salah satu indikator ekonomi untuk mengukur
kemakmuran dan keadilan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar
Akuntansi Keuangan, pendapatan merupakan arus masuk bruto dari suatu manfaat
ekonomi yang muncul dari aktivitas normal perusahaan dalam waktu satu periode jika
arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
Selain biaya produksi, faktor lain yang mempengaruhi pendapatan adalah
masalah harga. Harga juga menjadi penting oleh karena harga akan menjadi patokan
bagi konsumen untuk membeli produk dan sekaligus pada saat yang sama untuk
menentukan berapa besar keuntungan perusahaan. Kegagalan dalam menerapkan
harga dapat berpengaruh terhadap konsumen dan sekaligus pasar. Menurut William J.
Stanton harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang
dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan
yang menyertainya. Harga menurut Jerome Mc Cartgy harga adalah apa yang di
bebabankan untuk sesuatu. Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur
6

dengan jumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dan barang atau jasa berikut pelayanannya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Jual
Udang Terhadap Pendapatan Budidaya Tambak Udang Pada UD Viqih
Barokah”

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini yaitu:
1. Apakah biaya produksi berpengaruh terhadap pendapatan budidaya tambak
udang pada UD Viqih Barokah?
2. Apakah harga jual udang berpengaruh terhadap pendapatan budidaya tambak
udang pada UD Viqih Barokah?
3. Apakah biaya produksi dan harga jual udang, berpengaruh secara simultan
terhadap pendapatan budidaya tambak udang pada UD Viqih Barokah?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan yaitu
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh biaya produksi terhadap pendapatan budidaya
tambak udang pada UD Viqih Barokah.
2. Untuk mengetahui pengaruh harga jual udang terhadap pendapatan budidaya
tambak udang pada UD Viqih Barokah.
3. Untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan harga jual udang secara
simultan terhadap pendapatan budidaya tambak udang pada UD Viqih Barokah.

1.4. Manfaat penelitian


Berdasarkan tujuan penelitian diatas, manfaat yang di harapkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi UD Viqih Barokah
7

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terhadap pedagang


udang mengenai kebijakan menentukan harga jual udang.
2. Bagi Politeknik Bisnis Kalimantan Utara
a. Mengukur seberapa besar peran tenaga pendidik dalam memberikan materi
perkuliahan untuk mahasiswa sesuai dengan perkembangan yang terjadi di
dunia kerja.
b. Mendapatkan masukan agar dapat menyempurnakan kurikulum yang ada
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja serta perkembangan teknologi.
c. Meningkatkan kemampuan mahasiswa sehingga dapat menciptakan lulusan
yang berkualitas.
d. Sebagai masukan untuk Program Studi Manajemen Keuangan Sektor
Publik dalam rangka pengembangan program studi.
3. Bagi Peneliti
a. Bertambahnya ilmu pengetahuan dan wawasan terkait tema yang diteliti oleh
peneliti.
b. Diharapkan dapat dijadikan referensi dan perbaikan untuk penelitian
selanjutnya dimasa yang akan datang.

1.5. Batasan Masalah Penelitian


Berdasarkan peneliti memberikan pembatasan permasalahan agar pembahasan
dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Pembatasan masalah pada penelitian ini
adalah:
1. Data biaya produksi pada UD Viqih Barokah dalam kurun waktu tahun 2020-
2021
2. Data harga udang windu size 20 pada UD Viqih Barokah dalam kurun waktu
tahun 2020-2021.
3. Data pendapatan pada UD viqih Barokah dalam kurun waktu tahun 2020-2021.

1.6. Sistematika Penulisan


Secara garis besar, adapun sistematika penulisan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
8

BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah mengenai sebab-
sebab dilakukannya penelitian, tujuan, batasan masalah dan manfaat masalah, serta
sistematika penulisan.
BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini berisi penjelasan mengenai teori yang menjadi landasan atau dasar
penelitian, menjelaskan definisi dari setiap variabel dan penelitian terdahulu.
Kerangka pemikiran teoritis berisi penjelasan mengenai permasalahan yang akan
diteliti serta penjelasan singkat mengenai hipotesis yang merupakan jawaban
sementara terhadap masalah yang diteliti.
BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan variabel dan alat ukur yang digunakan. Menjelaskan
tentang populasi dan sampel, jenis dan sumber data, serta metode analisis dan metode
pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pengujian atas hipotesis yang dibuat, penyajian hasil
pengujian, membahas hasil analisis yang dikaitkan dengan teori, dan implikasi.
BAB V: PENUTUP
Bab ini merupakan bagian penutup berisi kesimpulan dari hasil penelitian,
keterbatasan penelitian yang menguraikan tentang kelemahan dan juga saran untuk
perbaikan bagi peneliti yang selanjutnya.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kajian Pustaka

2.2.1. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini terdapat beberapa penelitian terdahulu yang digunakan


sebagai tambahan referensi dalam penulisan, pemilihan variabel dan juga membantu
dalam penentuan hipotesis untuk mengetahui pengaruh biaya produksi dan harga
udang terhadap pendapatan budidaya tambak di UD Viqih Barokah.
Penelitian oleh Sherly Ramwaty Dewi (2017) dengan judul Pengaruh Biaya
Produksi Terhadap Harga Jual Pada PT Shamrock Manufacturing Corporation,
penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif, dengan menggunakan
perhitungan yaitu dengan analisis regresi sederhana dan analisis koefisien
determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Biaya produksi memiliki
pengaruh yang kuat dan besar terhadap harga jual yaitu sebesar 92% dan sisanya
sebesar 8% dipengaruhi oleh variabel lain, seperti permintaan di pangsa pasar dan
persaingan pasar. Biaya yang digunakan untuk produksi dalam penelitian ini adalah
Biaya Bahan Baku, Overhad pabrik dan Biaya Tenaga Kerja (Dewi, 2017).
Ade Suhartini, Erma Juliarsih, dan Mira Misissaifi (2021) dengan judul
Pengaruh Biaya Produksi Dan Harga Terhadap Pendapatan Budidaya Tambak Udang,
teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linear berganda. Adapun hasil dari
penelitian ini adalah yang pertama, biaya produksi berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan budi daya tambak udang dengan sumbangan pengaruh yang diberikan
sebesar 94,7%. Yang kedua harga tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
budi daya tambak udang. kemudian biaya produksi (X1) dan harga (X2) secara
simultan berpengaruh terhadap pendapatan budi daya tambak udang (Y), dengan total
pengaruh yang diberikan sebesar 95.7% (Suhartini, Juliarsih, dan Misissaifi, 2021).

9
10

Nirfandi Gonibala, Vecky .A.J. Masinambow, Mauna Th. B. Maramis (2019)


dengan judul Analisis Pengaruh Modal dan Biaya Produksi Terhadap UMKM Di
Kota Kotamobagu, penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan menggunakan
analisis regresi dan bernilai positif dan juga negative, hal ini menunjukkan bahwa
apabila modal ditingkatkan maka akan terjadi peningkatan dari segi pendapatan akan
tetapi jika modal mengalami penurunan maka akan menurunkan segi pendapatan
(Gonibala, Masinambow, dan Maramis, 2019).
Salsabila, Zulkarnain, dan Indra (2019) dengan judul Analisis Produksi Dan
Pendapatan Tambak Udang Windu Di Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya,
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus dan pengambilan
sampel dilakukan secara purposive. Penelitian ini menggunakan metode analisis
fungsi Cobb-Douglass dan analisis pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan luas
tambak, jumlah benur, tenaga kerja dan pupuk berpengaru nyata terhadap produksi.
Sedangkan jumlah pakan dan obat-obatan tidak berpengaruh nyata terhdapa jumlah
produksi udang windu di Kecamatan Jaya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
besarnya pendapatan dari usaha udang windu adalah Rp. 54.867.043,-/panen. Dan
nilai R/C = 2,87 yang artinya usaha tambak udang di Kabupaten Aceh Jaya
Kecamatan Jaya layak dan menguntungkan untuk di usahakan oleh petani tambak
(Salsabila, Zulkarnain, dan Indra, 2019).
Laura Febrina, Asep Agus Handaka Suryana, dan Indah Riyantini (2016)
dengan judul Analisis Optimasi Faktor-Faktor Produksi Dan Pendapatan Usaha
Budidaya Udang Windu Di Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang, metode dasar
yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis. Data dianalisis menggunakan
linear programing. Hasil analisis menunjukkan bahwa produksi rata-rata 743,32
kg/ha di Pusakajaya Selatan dan 765.75 kg/ha di pusakajaya Utara. R/C ratio adalah
1,33 di Pusakajaya Selatan dan 1,28 Pusakajaya Utara. Keuntungan aktual (Rp
52.525.730,01) masih lebih rendah dibandingkan keuntungan optimal (Rp
79.608.620). Faktor produksi yang penggunaannya melebihi optimal untuk mencapai
keuntungan optimal adalah pakan (Rp 4.340.565), benih (Rp 284.304,78), pupuk (Rp
18.343,06) , tenaga kerja (Rp 753.013,44), obat (Rp 115.671,16), dan listrik (Rp
11

722.946,56). Hanya ada satu faktor produksi yang belum optimal yaitu kapur
(Febrina, Suryana, dan Riyantini, 2016).
Sri Fitri Handayani (2020) dengan judul Pengaruh Harga Jual Dan Biaya
Promosi Terhadap Pendapatan, metode yang digunakan adalah metodelogi penelitian
kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai tolerance pada variabel
independen menunjukkan angka lebih besar dari 0,1 yaitu sebesar 0,991 dan nilai VIF
lebih kecil dari 10 yaitu sebesar 1,009. Maka pada model regresi yang terbentuk tidak
terjadi multikolenaritas antar variabel independen, serta dapat dilakukan analisis lebih
lanjut dengan menggunakan model regresi berganda (Handayani, 2020).
Jumirin dan Yesika Lubis (2018) dengan judul Pengaruh Biaya Operasional
Terhadap Peningkatan Pendapatan Operasional Pada PT Pelabuhan Indonesia 1
(Persero) Cabang Belawan, Pendekatan Penelitian adalah pendekatan asosiatif.
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai
tingkatan tertinggi dibandingkan dengan deskriptif dan komparatif karena dengan
penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan, dan mengontrol suatu gejala. Jika peneliti hanya mengumpulkan,
menyusun, mengklasifikasi dan menafsirkan data sehingga si peneliti mengetahui
mengenai masalah apa yang akan di teliti. Data yang di gunakan peneliti adalah
berupa laporan keuangan ( laporan laba/rugi). Adapun hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Hasil pengujian koefisien determinasi berdasarkan tabel model
summary diketahui bahwa kontribusi variabel bebas (biaya operasional) terhadap
variabel terikat (pendapatan operasional) cukup besar sedangkan sisanya dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, misalnya laba bersih, jumlah
aktiva dan sebagainya (Jumirin dan Lubis, 2018)
Yuni Astika Rahayu, Fembriarti Erry Prasmatiwi, dan Ani Suryani (2020)
dengan judul Pendapatan Dan Risiko Usaha Tambak Udang Windu Dan Udang
Vaname Di Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur, metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode survei. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan metode analisis kualitatif
12

dan analisis kuantitatif. Hasil regresi menunjukkan nilai probability sebesar 0,0000
persen. Nilai tersebut kurang dari 0,01, sehingga variabel bebas umur, luas kolam,
pengalaman usahatani, pendidikan, pendapatan usahatani, dan harga udang, secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap peluang petambak mengganti usaha
tambak udang windu ke udang vaname dengan taraf kepercayaan 99 persen (Rahayu,
Prasmatiwi, dan Suryani, 2020).
Al-Furqan, Elvira Iskandar, dan Indra (2018) dengan judul Analisis
Komparatif Pendapatan Usahatani Udang Putih (Litopenaeus Vannamei) Udang
Windu (Penaeus Monodon) Di Kecamatan Dewantara Kabupaten Aceh Utara,
menggunakan analisis komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan
antara udang windu dan udang putih berbeda sangat nyata dimana hasil analisis
komparatif menggunakan analisis Independent T-Test didapati bahwa nilai T-hitung
< nilai T-tabel (-24,04 < 1,734). Pendapatan udang windu dari hasil penelitian
diketahui sebesar Rp. 75.908.817,- sedangkan pendapatan udang putih sebesar Rp.
348.656.357,- (Furqon, Iskandar, dan Indra, 2018).
Fauzan Haqiqi, Rahma Dewi Susanti, dan Ferawati (2020) dengan judul
Analisis Pengaruh Pemberian Modal Kerja Dan Biaya Produksi Terhadap
Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Menengah Di Desa Pongkar Kecamatan Tebing
Kabupaten Karimun, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel.
Hasil penelitian ini menunjukkan Pemberian Modal Kerja dan Biaya Produksi
berpengaruh signifikan terhadap Peningkatan Pendapatan Usaha Kecil Menengah di
Desa Pongkar Kecematan Tebing Kabupaten Karimun. Berdasarkan hasil estimasi
yang dilakukan melalui regresi data panel dalam penelitian ini, secara parsial variable
(X1) pemberian modal kerja memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap
pendapatan usaha kecil menengah di Desa Pongkar Kecamatan Tebing Kabupaten
Karimun (Y), hal ini dibuktikan dengan nilaip robabilitas X1 sebesar 0,0047 < alpha
0.05. Besaran pengaruh (koefisien regresinya sebesar 0.530164, artinya setiap
perubahan variable X1 sebesar 1 persen, akan berpengaruh terhadap Variabel Y
sebesar 0.530164 persen, dengan asumsi cateris paribus/factor lain dianggap tetap
(Haqiqi, Susanti, dan Ferawati, 2020).
13

2.2. Kajian Teori


2.2.1. Laporan Keuangan
Pengertian Laporan Keuangan Pada umumnya laporan keuangan itu terdiri
dari neraca, laporan laba rugi serta laporan perubahan modal. Neraca
menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal
tertentu. Laporan laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu. Laporan perubahan
modal menunjukkan sumber dan penggunaan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan. Dalam prakteknya sering diikutsertakan laporan-laporan lainnya yang
sifatnya membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut, misalnya laporan-
laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas atau laporan
arus kas, laporan biaya produksi.
Munawir mengatakan (2000: 5) Laporan keuangan adalah dua daftar yang
disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu
adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar
rugi laba. Pada posisi ini sudah menjadi kebiasaan penambahan daftar ketiga (daftar
surplus). Daftar ketiga yaitu daftar surplus atau kemungkinan terjadi defisit, biasanya
disajikan dalam laporan perubahan modal.
Menurut pendapat Ikatan Akuntansi Indonesia (1999: 2) Laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, pelaporan perubahan posisi keuangan
(yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, laporan arus kas atau laporan arus
dana). Catatan dan laporan lain keuangan disamping itu juga termasuk schedul dan
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama tahun buku yang dibuat manajemen sebagai alat pertanggungjawaban
kepada pemilik perusahaan dan laporan kepada pihak lain yang berkepentingan.
14

2.2.1.1. Jenis Laporan Keuangan


Jenis laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan meliputi :
1. Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan modal
dari suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Tujuan neraca yaitu
untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal
tertentu, biasanya pada waktu tutup buku.
2. Laporan Laba Rugi, menggambarkan jumlah hasil, biaya, dan laba/rugi
perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan Arus Kas, menggambarkan sumber dan penggunaan kas dalam
suatu periode.
4. Laporan Perubahan Modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik
saham dalam PT atau modal dalam perusahaan.
5. Laporan Laba Ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak
dibagikan kepada pemilik saham.
2.2.1.2. Fungsi Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan tersebut (Munawir 2000: 2). Fungsi laporan keuangan bagi masing-
masing pihak dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Investor
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik
pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan
untuk membayar dividend.

2. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam memberikan jasa, manfaat dan kesempatan kerja.
15

3. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat
jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan
dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam
tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai
pelanggan utama tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang
dengan atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan menetapkan kebijakan pajak dan sebagai
dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional
atau statistik lainnya.
7. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya,
perusahaan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi perekonomian nasional,
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal
domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta
rangkaian aktivitasnya.
2.2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tahun 1996, tujuan laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
16

kinerja serta perubahan posisi keunagan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Zaki Baridwan (1999), tujuan umum laporan keuangan sebagai
berikut:
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dan
sumber-sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan
yang timbul dalam akyivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan
keuangan mengestimasi potensi perusahaan dalam memperoleh laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas
pembelanjaan dan penanaman.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999: 11), tujuan umum laporan
keuangan adalah memberikan informasi posisi keuangan, kinerja, dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi, serta menunjukkan
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber dana yang dipercaya
kepada mereka.
2.2.2. Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2015:14) Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang
terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku,biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead. Sedangkan menurut Harnanto (2017:28)
mendefinisikan bahwa biaya produksi adalah biaya produksi adalah biaya-biaya yang
dianggap melekat pada produk, meliputi biaya, baik langsung maupun tidak langsung
17

dapat diidentifikasikan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.
Menurut Riwayandi (2014:10) biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya
yang berhubungan fungsi produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku
langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Dari tiga
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi merupakan biaya-biaya
yang dikeluarkan dalam proses produksi untuk mengubah bahan baku menjadi bahan
jadi yang akan di jual.
Biaya produksi selalu ada dalam setiap kegiatan ekonomi di mana usahanya
selalu berkaitan dengan produksi, keberadaan biaya produksi sangat berkaitan dengan
diperlukannya faktor-faktor produksi ataupun lainnya yang digunakan dalam kegiatan
produksi. Biaya produksi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan ketika
suatu usaha akan menghasilkan produksi. Hal ini di karenakan setiap usaha tambaki
tentu menginginkan keuntungan yang besar dalam setiap prosuksinya. Oleh karena itu
pemahaman mengenai teori-teori biaya prosuksi sangat diperlukan agar suatu usaha
tambak dapat memperhitungkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk
menghasilkan suatu produksi.
Dalam analisis biaya, terdapat beberapa konsep biaya sebagai berikut:
1. Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit
Biaya Eksplisit (biaya langsung) yaitu pengeluaran-pengeluaran nyata dari
khas perusahaan untuk mendapatkan, membeli atau menyewa jasa-jasa faktor-faktor
produksi dan sejumlah bahan mentah yang pada dasarnya berasal dari transaksi yang
dilakukan perusahaan dalam rangka usahanya. Selain itu ada juga biaya yang disebut
biaya implisit (imputed cost), yaitu biaya produksi yang diperhitungkan dari faktor-
faktor yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan dipakai dalam proses produksinya
sendiri, seperti keahlian wirausaha pemilik perusahaan, modal sendiri yang digunakan
dan bangungan perusahaan yang dimilikinya.
2. Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung
Biaya langsung merupakan biaya yang langsung terlibat dalam proses
produksi, seperti biaya untuk membeli bahan baku, biaya tenaga kerja yang
berhubungan langsung dengan proses produksi. Sedangkan biaya tidak langsung
18

adalah biaya yang dikeluarkan tidak secara langsung berkenaan dalam proses
produksi yang dihasilkan (karena adanya unsur biaya pengguanaan fasilitas bersama)
seperti biaya overhead pabrik.
3. Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang
dihasilkan (biaya berubah), sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung
pada banyak atau sedikitnya produk yang dihasilkan.
4. Biaya Oppotunity dan Biaya Historis
Biaya Oppotunity (biaya kesempatan) adalah nilai dari sumber-sumber
ekonomi dalam penggunaan alternatif yang paling baik. Maksudnya adalah memilih
suatu hal dan mengorbankan suatu yang lain, dengan kata lain opportunity cost adalah
nilai barang dan jasa yang menjadi alternatif yang lain. Dalam proses produksi biaya
opportunitas adakalanya eksplisit (jelas) adanya kalanya menjadi bagian biaya
implisit (tidak jelas). Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada
waktu membeli faktor produksi.
5. Oppotunity Cost dan Pasar
Dalam sebuah definisi dinyatakan bahwa di pasar yang berfungsi dengan baik,
jika semua biaya dimasukkan harga sama dengan Oppotunity, artinya dalam pasar
sempurna dimana konsumen memiliki banyak alternative harga untuk sebuah produk
relatif bersaing.

2.2.2.1. Jenis - Jenis Biaya Produksi


Jenis-jenis biaya produksi menurut Sugianto (2013:313) dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu biaya produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka
panjang.
1. Biaya produksi jangka pendek: diturunkan dari fungsi produksi jangka
pendek. Dengan demikian biaya produksi jangka pendek juga dicirikan oleh
adanya biaya tetap.
2. Biaya produksi jangka panjang: biaya yang dapat disesuaikan untuk tingkat-
tingkat produksi tertentu. Sebagai contoh jika capital atau mesin-mesin tidak
19

dapat diubah sesuai dengan perubahan produksi maka dikatakan biaya


jangka pendek dan sebaliknya jika mesin dapat disesuaikan untuk tingkat-
tingkat produksi tertentu maka dikatakan biaya jangka panjang.

2.2.2.2. Unsur – Unsur Biaya Produksi


Menurut Sunarto (2012) bahwa unsur-unsur biaya produksi adalah :
1. Biaya bahan baku: Biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan
baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk
membuat barang. Biaya bahan baku merupakan bagian dari harga pokok
barang jadi yang akan dibuat.
2. Biaya tenaga kerja: Biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang
dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi. Baiaya tenaga
kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan tenaga kerja yang
terlibat langsung dalam pengolahan barang.
3. Biaya overhead pabrik: Biaya ini timbul terutama karena pemakaian fasilitas
untuk mengolah barang berupa mesin, alat-alat, tempat kerja, dan
kemudahan lain. Dalam kenyataannya dan sesuai dengan label biaya
tersebut, kemudian biaya overhead pabrik adalah semua biaya selain biaya
bahan baku dan tenaga kerja langsung.
2.2.1. Harga Jual
Harga dalam teori ekonomi, harga nilai barang dan faedah merupakan istilah
yang saling berhubugan, faedah adalah atribut suatu barang yang didapat memuaskan
kebutuhan, sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantitatif tentang kekuatan
barang untuk menarik harga, serta keuntungan yang di inginkan. Harga merupakan
aspek pertama yang diperhatikan oleh penjual dalam usahaya untuk memasarkan
produknya. Dari segi pembeli, harga merupakan salah satu aspek yang ikut
menentukan pilihan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Terbentuknya harga
merupakan kesepakatan antara pembeli dan penjual dalam menilai suatu produk
(dapat berupa barang atau jasa). Harga adalah sejumlah uang (Ditambah beberapa
20

produk jika mungkin) yang dibutuhkaan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya.
Menurut Kotler harga adalah sejumlah nilai atau uang yang dibebankan atas
suatu produk atau jasa untuk sejumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-
manfaat karena memiliki atau menggunkan produk atau jasa terssebut. Dimasa lalu
harga telah menjadi faktor penting dalam mempengaruhi pilihan pembeli, hal ini
masih berlaku dalam negara-negara miskin, namun faktor non harga telah menjadi
lebih penting dalam perilaku memilih pembeli pada dasawarsa ini. Dalam arti yang
paling sempit harga (Price) adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk
atau jasa.
Harga sangat mempengaruhi posisi dan kinerja keuangan dan juga sangat
mempengaruhi persepsi pembeli dan penentuan posisi merk. Harga merupakan satu-
satunya elemen baruan pemasaran yang menghasilkan pendapatan, semua elemen
lainnya hanya mewakili harga. Hargalah salah satu elemen yang paling fleksibel dari
bauran pemasaran, tidak seperti sifat produk-produk dan komitmen jalur distribusi.
Harga dapat berubah-ubah dengan cepat, pada saat yang sama penetapan harga dan
persaingan harga adalah masalah utama yang dihadapi banyak eksekutif pemasaran.
Harga menjadi ukuran bagi konsumen tatkala ia mengalami kesulitan dalam
menilai mutu suatu produk yang komplek yang ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan apabila barag yang diiginkan konsumen adalah barang
dengan kualitas atau mutu yang baik maka tentunya harga tersesbut mahal,
sebaliknya bila yang diinginkan konsumen adalah barang dengan kualitas barang
yang biasa-biasa saja atau tidak terlalu baik maka harganya tidak terlalu mahal.
Kesalahan dalam menentukan harga dapat menimbulkan berbagai
konsekuensi dan dampaknya berjangkau jauh, tindakan penentuan harga yang
melanggar etika dapat menyebabkan pelaku usaha tidak disukai pembeli. Bahkan
pembeli dapat melakukan suatu reaksi yang dapat menjatuhkan nama baik penjual,
apabila kewenangan harga tidak berada pada pelaku usaha melainkan berada pada
kewajiban pemerintah, maka penentuan harga yang tidak diinginkan oleh para
pembeli (dalam hal ini sebagian masyarakat) bisa mengakibatkan suatu reaksi
21

penolakan oleh banyak orang atau sebagian kalangan, reaksi penilakan tersebut bisa
diapresiasikan dalam berbagai tindakan anarkis atau kekerasan yang melanggar
norma hukum.

2.2.3.1. Fungsi Harga


Bagi perusahaan dan konsumen, harga berfungsi sebagai berikut:
1. Sumber pendapatan dan keuntungan perusahaan untuk mencapai tujuan
produsen (harga di atas biaya-biaya produk memberikan keuntungan bagi
perusahaan).
2. Pengendali tingkat permintan dan tingkat penawaran (terutama apabila
bersifat elastis, permintaan akan meningkat harga turun, begitu pula
sebaliknya).
3. Memengaruhi program pemasaran dan fungsi bisnis lainnya bagi perusahaan.
4. Memengaruhi perilaku konsumsi dan pendapatan masyarakat (harga rendah
dapat meningkatkan konsumsi masyarakat dan upah yang tinggi bagi
masyarakat akan mempengaruhi perilaku konsumsinya).
2.2.3.2. Penetapan Harga
Titik berat dari pada proses penetapan harga adalah harga pada berbagai
pasar. Untuk itu, harga suatu barang merupakan suatu struktur yang kompleks dari
pada syarat-syarat penjualan yang saling terhubung. Setiap perubahan dari pada
struktur tersebut merupakan keputusan harga dan akan mengubah pendapatan yang
diperoleh. Adapun tujuan dari penetapan harga sebagai berikut:
1. Meningkatkan penjualan
2. Mempertahankan dan memperbaiki Market share
3. Stabilitas harga
4. Mencapai target pengembalian investasi
5. Mencapai laba maksimum
2.2.2. Pendapatan
Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan
penghasilanyang diperoleh perusahaan dalam melakukan kegiatan atau aktivitas
22

perusahaannya dan digunakan untuk membiayai seluruh aktivitas dari perusahaan itu.
Untuk mendapatkan pengertian yang jelas dan tepat mengenai pendapatan, maka
peneliti akan mengemukakan beberapa definisi atau pengertian pendapatan menurut
beberapa ahli sebagai berikut:
Menurut PSAK No. 23 Paragraf 7 (2015) pengertian pendapatan adalah arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas suatu perusahaan
selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal. Menurut Hadi dan Hastuti (2015)
menyatakan bahwa Pendapatan adalah peningkatan aktiva suatu organisasi atau
penurunan kewajiban-kewajiban selama suatu periode akuntansi, terutama berasal
dari aktiva operasi. Pendapatan juga dikatakan sebagai penghasilan yang timbul dari
perusahaan yang dikenal dengan sebutan berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa
(fees), bunga, deviden, royalti dan sewa. Menurut Nafarin (2006) bahwa Pendapatan
adalah arus masuk harta dari kegiatan perusahaan menjual barang dan jasa dalam
suatu periode yang mengakibatkan kenaikan modal yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal (Nafarin, 2006).
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan
arus masuk harta dari suatu organisasi yang berasal dari kegiatan perusahaan seperti
menjual barang dan jasa selama suatu periode.
Pendapatan di dalam ekonomi pasar, dibagikan kepada para pemilik faktor-
faktor produksi ekonomi dalam bentuk upah, laba, uang sewa, dan suku
bunga.Pendapatan adalah total penerimaan (uang dan bukan bunga) seorang atau
suatu rumah tangga selama periode tertentu. Pendapatan merupakan konsep aliran
(flow concept). Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktivitas norma entitas selama periode dan arus masuk tersebut akan
menghasilkan kenaikan ekuitas tetapi tidak berasal dari kontribusi penananman
modal. Pendapatan memiliki banyak nama seperti sales, fess, interest, devidens and
royalites. Dalam arti ekonomi pendapatan merupakan balas jasa atas penggunaan
faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga dan sektor
perusahaanyang berupa gaji atau upah, sewa, bunga serta keuntungan profit.
23

2.2.4.1. Konsep Pendapatan


Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai
konsep dasar pendapatan adalah proses arus, penciptaan barang dan jasa selama jarak
waktu tertentu. Definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang
pendapatan yaitu sebagai berikut :
1. Konsep Pendapatan yang memusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva
sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap
pendapatan sebagai inflowof net aset.
2. Konsep pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang
dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan
ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good and services. Jika
pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus
dinyatakan dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk
aktiva benar-benar terjadi.
3. Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan littleton
dinamakan sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan
merupakan arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan.

2.2.4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan


Menurut Rosyid (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pada
perusahaan kontruksi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Modal
Besar kecilnya modal yang dipergunakan dalam kegiatan produksi akan
berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima perusahaan. Agar usaha produksi
berjalan dengan baik dan lancar, maka diperlukan modal yang cukup memadai.
2. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang aktif untuk mengolah dan
mengorganisir faktor-faktor lain. Banyak sedikitnya tenaga kerja juga berpengaruh
pada pendapatan.
24

2.2.4.3. Sumber-Sumber Pendapatan


Pendapatan (Revenue) suatu perusahaan selain memperoleh pendapatan yang
berasal dari kegiatan utama juga memperoleh pendapatan yang berasal dari kegiatan
transaksi lainnya, maka pendapatan dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu
Pendapatan Operasional (Operating Revenue) dan Pendapatan Non Operasional (Non
Operating Revenue).
1. Pendapatan Operasional (Operating Revenue) merupakan hasil yang didapat
langsung dari kegiatan operasional suatu perusahaan sebagai hasil usaha
pokok yang dilakukan oleh perusahaan. Pendapatan operasional merupakan
ukuran yang menunjukkan seberapa besar perusahaan yang akan menjadi
keuntungan.
2. Pendapatan Non operasional (Non Operating Revenue) merupakan
pendapatan yang diterima oleh perusahaan yang tidak ada hubungannya
dengan usaha pokok yang dilakukan perusahaan dalam kegiatannya.
Sumber pendapatan merupakan suatu unsur yang perlu mendapatkan
perhatian penting sebelum membahas masalah pengakuan dan pengukuran
pendapatan lebih lanjut. Kesalahan dalam menentukan sumber pendapatan yang
kurang tepat dapat mempengaruhi besarnya pendapatan yang akan diperoleh dan
berhubungan erat dengan masalah pengukuran pendapatan. Menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2015), pendapatan dapat timbul dari transaksi dan kejadian berikut ini:
1. Penjualan barang
Barang meliputi barang yang diproduksi oleh entitas untuk dijual dan barang
untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah
dari property lain yang dimiliki untuk dijual kembali.
2. Penjualan jasa
Penjualan jasa biasanya menyangkut pelaksanaan tugas entitas yang telah
disepakati secara kontraktual untuk dilaksanakan selama satu periode. Jasa
tersebut dapat diserahkan dalam satu periode atau lebih dari satu periode.
Penggunaan aset entitas oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam
bentuk:
25

1. Bunga yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah
terhutang kepada entitas.
2. Rolyati yaitu pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang entitas.
3. Dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai
dengan proporsi mereka atas kelompok modal tertentu.
Sedangkan menurut Diana dan Setiawati (2017), pendapatan dapat berasal
dari:
1. Penjualan dengan diskon
2. Penjualan dengan pelunasan ditangguhkan
3. Penjualan barang
4. Penjualan jasa
5. Bunga, royalty, dividen
Pendapatan atau income dari seorang warga masyarakat adalah hasil
“penjualan” nya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi,
atau sektor produksi ini “membeli” faktor-faktor produksi tersebut digunakan sebagai
input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga
faktor produksi di pasar faktor produksi ditentukan oleh tarik menarik antara
penawaran dan permintaan. Adapun sumber-sumber pendapatan atau income
ditentukan oleh:
1. Jumlah faktor produksi yang dimiliki yang bersumnber pada hasil-hasil
tabungannya di tahun-tahun yang lalu dan warisan atau pemberian.
2. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan dipasar faktor produksi.
2.2.3. Budidaya Udang
Musim di Indonesia terbagi dua periode, yaitu periode musim penghujan dan
periode musim kemarau. Kedua musim ini secara langsung mempunyai mikroklimat
yang berbeda, dalam hal ini mikroklimat tambak untuk kegiatan usaha budidaya.
Kedua musim tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan bagi
organisma (biota) air yang dibudidayakan. Maka dengan kondisi demikian petambak
26

secara cermat harus mewaspadai dan memilih waktu/musim tanam yang tepat sesuai
komoditas budidaya tambak yang akan diusahakan.
Jenis dan keragaman hayati wilayah perairan pesisir adalah merupakan bekal
dan tolok ukur untuk dijadikan kawasan ini sebagai lahan usaha budidaya yang
prospektif pula. Hal ini secara alamiah dan habitatnya mengindikasikan bahwa
berbagai komoditas ekonomis (unggulan) yang akan dikembangkan di lokasi tersebut
sudah merupakan komoditas spesifik dan tidak terlalu sulit untuk dibudidayakan
dengan orientasi pada tingkat komersial dan menguntungkan bagi para pelaku usaha
(pembudidaya).

2.2.5.1. Jenis-Jenis Udang


Adapun beberapa jenis-jenis udang yaitu;
1. Udang Dogol
Di Amerika, orang-orang menyebutnya “pink shrimp”, sedangkan di
Indonesia udang jenis ini disebut dengan nama udang dogol. Udang ini
memiliki warna merah muda alias pink yang agak kuning, tapi ada juga yang
memiliki warna kuning kehijauan yang umumnya disebut dengan nama
“yellow white shrimp”. Di Amerika, udang ini banyak diperoleh khususnya
di pantai barat Florida.
2. Udang Jerbung
Nama lain untuk udang jerbung adalah udang putih karena memiliki kulit
yang licin dan tipis berwarna putih kekuningan disertai bintik-bintik hijau.
Panjang tubuh udang jerbung bisa mencapai 20,32 cm.
3. Udang Windu
Dikenal sebagai "tiger shrimp" (untuk nama dagang) atau udang pacet,
udang windu merupakan salah satu komoditas hasil laut yang paling penting
di Asia secara komersial, dengan Amerika sebagai salah satu tujuan ekspor
utamanya. Udang yang berukuran relatif besar ini dapat ditemui di sepanjang
pantai Asia Tenggara, Australia, Asia Selatan, dan Afrika Timur.
4. Udang Ronggeng
27

Udang dengan nama latin Lysiosquilla maculate ini mempunyai keunikan


tersendiri, seperti matanya yang bisa berputar 360 derajat. Hewan ini juga
memiliki duri yang cukup keras, khususnya pada bagian antena dan kepala.
Badan udang ronggeng dilindungi oleh kulit yang keras yang disebutkan
mengandung zat kapur. Bentuk tubuhnya sendiri mirip dengan belalang
sembah atau mantis.
5. Udang Sikat/Udang Kipas
Sekilas bentuk udang sikat mirip dengan lobster, namun hewan ini memiliki
ukuran yang lebih kecil. Dibandingkan dengan lobster, kulit udang sikat
lebih lunak, namun tetap keras dan agak kasar. Baby slipper lobster adalah
nama dangang untuk udang ini.
6. Udang Flower
Disebut di pasaran dengan nama “flower shrimp”, udang ini lebih sering
ditemukan dalam masakan Thailand, sehingga disebut juga “Thai flower
shrimp”. Mengapa disebut udang flower atau bunga? Ini tak lain karena
corak udang ini mirip dengan bunga. Kulit udang ini berwarna hijau
kehitaman ditambah dengan garis-garis yang melintang berwarna cokelat.
Kakinya berwarna agak kemerahan.
7. Udang Lobster
Udang lobster sebenarnya adalah nama dagang, sedangkan nama sebenarnya
untuk hewan ini adalah udang karang atau udang barong. Udang ini tentu
saja memiliki ukuran yang besar, dengan bobot bisa mencapai berat 2 kg.
Kulit udang karang memiliki warna yang bervariasi, mulai dari hitam,
cokelat kemerahan, bintik cokelat dan putih, hingga hijau. Udang ini
memiliki tekstur kulit yang keras.
8. Udang Rebon
Udang ini memiliki bentuk badan yang kecil, namun peminatnya cukup
besar. Di luar negeri, udang ini dikenal dengan nama “terasi shrimp”.
Meskipun hanya berukuran 2 cm hingga 3 cm, udang yang berwarna bening
ini memiliki kandungan gizi yang tinggi.
28

9. Udang Peci
Udang peci memiliki ukuran yang kecil dan mudah sekali didapatkan. Di
pasaran internasional udang ini disebut dengan nama “white shrimp”.
10. Udang Cokelat
Udang ini merupakan jenis udang yang paling populer di Amerika. Udang
cokelat memiliki tekstur yang keras, cangkang berwarna merah kecoklatan
dan memiliki rasa yang beragam, dari agak manis hingga agak asin atau
seperti garam. Warna udang akan berubah menjadi merah muda setelah
dimasak dan memiliki rasa yang unik dibandingkan dengan udang konsumsi
lainnya.
11. Udang Spot
Disebut juga dengan nama udang tutul, udang spot memiliki bentuk dan
warna yang menyerupai lobster. Udang yang juga sering disebut "lobster
Alaska". Udang spot adalah salah satu udang paling lunak untuk dimasak
karena rasanya sangat lembut dan juicy.
12. Udang Vaname
Udang vaname merupakan spesies udang yang paling sering dibudidayakan
di dunia dan biasanya memasuki pasar Amerika dari India dan Thailand plus
negara-negara lain di Amerika Latin atau Asia. Di Indonesia, udang jenis ini
dibudidayakan di tambak dan di kolam. Vaname dapat ditemukan hidup di
kawasan sub-tropis.

2.2.5.2. Budidaya Tambak dan Sistem Penjualan


Strategi Pemasaran merupakan cara dimana pengusaha atau karyawan
UD Viqih Barokah dalam memasarkan usahanya untuk meningkatkan volume
penjualan dengan mempertimbangkan harga dan produk yang di tawarkan ke
pembeli (konsumen). Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam
perusahaan seperti kekuatan dan kelemahan yang mana dalam hal ini dapat
berpengaruh terhadap pemasaran Udang Pada Tambak Udang UD Viqih Barokah,
Kekuatan artinya keunggulan yang dimiliki Usaha Tambak Udang UD Viqih
29

Barokah dalam persaingannya yang berkaitan dengan strategi pemasaran seperti


memiliki surat izin usaha, harga jual udang yang standar, harga jual pasaran,
tersedianya saluran distribusi yang baik, pemesanan udang sudah sesuai dengan
permintaan konsumen, memiliki sarana dan prasana yang ada. Kelemahan artinya
keterbatasan yang dimiliki Usaha Tambak Udang UD Viqih Barokah dalam
strategi pemasaran yang diterapkan seperti masalah pengelolaan keuangan
perusahaan, promosi produk yang tidak menggunakan media, dan kualitas
pelayanannya yang masih kurang. Peluang adalah kesempatan dalam
mengembangkan usahanya untuk mendapatkan penghasilan bagi perusahaan untuk
memperoleh seperti hubungan perusahaan dengan konsumen terjalin dengan baik,
peminat udang besar dipasaran, masyarakat dapat berkerja di perusahaan, udang yang
dijual sesuai standar penjualan udang, dan hubungan baik prusahaan dengan
pemasok benur. Tambak udang adalah sebuah kolam yang dibangun untuk
membudidayakan udang, baik udang air tawar, air payau, maupun air asin. Udang
merupakan salah satu jenis hewan penyaring sehingga kualitas air (keasaman dan
kadar garam) sangat menentukan hasil yang didapatkan oleh petambak. Udang yang
potensial untuk dibudidayakan dalam tambak adalah udang windu, dan mampu
menoleransi kadar garam antara 0 hingga 45 persen.

2.3. Kerangka Teoretis


Kerangka teoritis adalah identifikasi teori-teori yang dijadikan sebagai landasan
berfikir untuk melaksanakan suatu penelitian atau dengan kata lain untuk
mendiskripsikan kerangka referensi atau teori yang digunakan untuk mengkaji
permasalahan. Adapun penelitian oleh Sherly Ramwaty Dewi (2017) dengan judul
Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Harga Jual Pada PT Shamrock Manufacturing
Corporation, penelitian ini menggunakan metode analisis data kuantitatif, dengan
menggunakan perhitungan yaitu dengan analisis regresi sederhana dan analisis
koefisien determinasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Biaya produksi
memiliki pengaruh yang kuat dan besar terhadap harga jual yaitu sebesar 92% dan
sisanya sebesar 8% dipengaruhi oleh variabel lain, seperti permintaan di pangsa pasar
30

dan persaingan pasar. Biaya yang digunakan untuk produksi dalam penelitian ini
adalah Biaya Bahan Baku, Overhad pabrik dan Biaya Tenaga Kerja. Maka kerangka
Teoretis dalam penelitian ini sebagai berikut:

UD Viqih Barokah

Laporan Keuangan

Neraca Laba/Rugi Modal Arus

HPP (Harga Pokok


Biaya Produksi
Penjualan)

Pendapatan

Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Jual Udang Terhadap Pendapatan


Budidaya Tambak Udang Pada UD Viqih Barokah

Hasil Penelitian
31

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Teoretis

2.4. Hipotesis
Menurut Wijaya (2013) menyatakan bahwa hipotesis merupakan dugaan secara
logis hubungan antara dua variabel atau lebih yang ditunjukkan dalam pernyataan
yang diuji kebenarannya. Menurut Sugiyono (2017), hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah
penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan Kerangka
pemikiran diatas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H1 : Terdapat Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Pendapatan UD Viqih
Barokah
H2 : Terdapat Pengaruh Harga Jual Udang Terhadap Pendapatan UD Viqih
Barokah
H3 : Terdapat Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Jual Udang Secara
Simultan Terhadap UD Viqih Barokah
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Menurut Arikunto (2006) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif ialah


pendekatan penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari
mengumpulkan data, penafsiran terhadap data yang diperoleh, serta pemaparan
hasilnya. Pengertian Penelitian kuantitatif secara umum adalah penelitian ilmiah yang
sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan-
hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan
menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan
dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam
penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara
pengamat empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Peneliti melaksanakan penelitian pada salah satu perusahaan dagang yaitu
kantor UD Viqih Barokah dengan alamat Jl. Gajah Mada Rt. 21 No. 103, Kelurahan
Karang Anyar Pantai, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan. Adapun waktu kerja
yang ditentukan pada perusahaan UD Viqih Barokah yaitu dari hari senin sampai
minggu, pukul 07:00 s/d 12:00 dan dilanjut pukul 15:00 s/d 19:00 WIB.

3.2 Definisi Variabel

3.2.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual menurut Singarimbun dan Effendi (2001) adalah


pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti dalam

32
mengoperasikan konsep tersebut di lapangan. Adapun variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:

33
34

1. Variabel Bebas ((independent variable) Menurut Indriantoro dan Bambang


(2014) Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya
negatif.
2. Variabel terikat (dependent variable) Variabel terikat adalah variabel yang
menjadi perhatian utama peneliti. Menurut Indriantoro dan Bambang (2014)
variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen.

3.2.2 Definisi Operasional

1. Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2015) Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi
untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi biaya bahan baku,biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Adapun pada penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah biaya produksi ¿ ¿). Dalam penelitian ini
lambang variabel bebas disebutkan X.
2. Harga Jual Udang
Harga dalam teori ekonomi, harga nilai barang dan faedah merupakan istilah
yang saling berhubugan, faedah adalah atribut suatu barang yang didapat
memuaskan kebutuhan, sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantitatif
tentang kekuatan barang untuk menarik harga, serta keuntungan yang di
inginkan. Harga merupakan aspek pertama yang diperhatikan oleh penjual
dalam usahaya untuk memasarkan produknya. Dari segi pembeli, harga
merupakan salah satu aspek yang ikut menentukan pilihan untuk memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya. Adapun pada penelitian ini yang menjadi variabel
bebas adalah harga udang ¿ ¿). Dalam penelitian ini lambang variabel bebas
disebutkan X.

3. Pendapatan
35

Secara umum pendapatan dapat diartikan sebagai peningkatan penghasilan


yang diperoleh perusahaan dalam melakukan kegiatan atau aktivitas
perusahaannya dan digunakan untuk membiayai seluruh aktivitas dari
perusahaan itu. Adapun pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat
adalah pendapatan dengan lambang Y. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara biaya produksi, harga udang, dan pendapatan
budidaya tambak udang di UD Viqih Barokah.
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ada dalam penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah budidaya tambak udang windu size 20 yang ada di UD.
Viqih Barokah, sebanyak 35 tambak.
3.3.2 Sampel
Sampel Penelitian Menurut Arikunto, 2003 (dalam Riduwan & Kuncoro,
2012) sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil yang diteliti). Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel dalam penelitian ini yaitu data biaya produksi, harga udang windu size 20 dan
pendapatan budi daya tambak di UD Viqih Barokah tahun 2020-2021. Sedangkan
teknik pengambilan sampel disebut dengan sampling. Menurut Sugiyono (2009).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total
sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan
populasi.
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis menggunakan metode  studi
dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara
mempelajari dokumen untuk mendapatkan data atau informasi yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Studi dokumentasi dalam
penelitian ini adalah meminta data-data dari pihak instansi. Hal ini dilakukan
36

agar informasi yang didapatkan benar-benar bersumber dari objek yang


dijadikan sebagai tempat penelitian.

3.4 Sumber Data


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif merupakan metode penelitian yang berbasis pada filsafat
positivisme, yang mana digunakan untuk meneliti populasi atau sampel
tertentu, yang umumnya pengambilan sampelnya dilakukan secara random,
dan data dikumpulkan menggunakan instrumen penelitian, lalu dianalisis
secara kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2009).

3.5 Teknik Analisis Data


Menurut Sugiyono (2010), yang dimaksud dengan teknik analisis data
adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.
3.5.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan bidang ilmu statistika yang mempelajari cara-
cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian. Statistik
deskriptif adalah bagian dari ilmu statistik yang meringkas, menyajikan dan
mendeskripsikan data dalam bentuk yang mudah dibaca sehingga memberikan
informasi tersebut lebih lengkap. Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal
menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau
keadaan atau fenomena, dengan kata lain hanya melihat gambaran secara umum dari
data yang didapatkan.
37

Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan


pengumpulan dan penyajian suatu data sehingga memberikan informasi yang berguna
(Walpole, 1995). Statistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi (Sugiyono,
2007). Data yang disajikan dalam statistik deskriptif biasanya dalam bentuk ukuran
pemusatan data (Kuswanto, 2012). Salah satu ukuran pemusatan data yang biasa
digunakan adalah mean (Fauzy, 2009). Selain dalam bentuk ukuran pemusatan data
juga dapat disajikan dalam bentuk salah satunya adalah diagram pareto dan tabel.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan
untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah
sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Uji Normalitas
berguna untuk menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal
atau diambil dari populasi normal. Metode klasik dalam pengujian normalitas
suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa
pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah
dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel
besar.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel
orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel
bebas sama dengan nol. Multikoloneritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF). Dan regresi dikatakan bebas dari
multikoloneritas apabila nilai toleransinya di atas 0,100 dan VIF kurang dari
10. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan
38

memperhatikan nilai matriks kolerasi yang dihasilkan pada saat pengolahan


data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance- nya

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah pada model
regresi terdapat kesamaan atau ketidaksamaan varians antara pengamatan yang
satu ke pengamatan lainnya. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah menggunakan uji grafik scatterplot. Apabila grafik
scatterplot terlihat titik-titi menyebar secara acak baik di atas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi, Uji Heteroskedastisitas diperoleh
dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)
dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,
dan sumbu X adalah residual (Yprediksi – Ysesungguhnya) yang telah di-
studentized. Dengan hasil grafik terlihat tidak ada pola yang jelas, sert titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dan jika terjadi penggumpalan, membentuk pola tertentu,
(bergelombang, melebar, dan menyempit) maka diindikasikan terjadi
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara kesalahan
penggangu pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Uji korelasi
bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian
data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross
section). Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dalam penelitian ini
menggunakan uji Durbin- Watson. Uji D-W merupakan salah satu uji yang
banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi (Sari et al., 2020).
Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan
39

uji Durbin-Waston (DW test). Pengambilan keputusan ada tidaknya


autokorelasi adalah sebagai berikut:
a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,
c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.5.3 Uji Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunya) variabel dependen
(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor
dimanipulasi (di naik turunkan nilainya).
Analisis regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel
independennya minimal 2 (dua). Analisis regresi berganda digunakan untuk
menguji pengaruh biaya produksi dan penetapan harga terhadap pendapatan.
Seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen
dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresi berganda. Sebagai
berikut :
Y =a+ β 1 X 1+ β 2 X 2 +e
Keterangan:
Y : Pendapatan
α : Konstanta
β : Koefisien Garis Regresi
X1 : Biaya Produksi
X2 : Penetapan Harga
e : Error
3.5.4 Uji Hipotesis
3.5.4.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Pengujian hipotesis secara individu (parsial) dengan menggunakan
Uji-t. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah pengaruh dari
variabel independen secara parsial memiliki pengaruh signifikan atau tidak
dengan variabel dependen (Yuliani, 2021). Uji t untuk menguji kebenaran
40

hipotesis yang diajukan secara partial dengan langkah – langkah pengujian


sebagai berikut :
1. Jika titung > ttabel atau – titung < - ttabel maka Ha diterima dan Ho Ditolak
2. Jika titung< ttabel dan – thitung > - t tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima.

3.5.4.2 Uji Simultan (Uji F)


Pengujian hipotesis secara simultan (bersama-sama) dengan
menggunakan Uji-F. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah
pengaruh dari variabel independen secara simultan memiliki pengaruh
signifikan atau tidak dengan variabel dependen (Mosey et al, 2018). Maka
kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:
1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
2. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3.5.4.3 Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi (R²) dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
ketepatan paling baik dalam analisa regresi, dimana hal yang ditunjukkan oleh
besarnya koefisien determinasi (R²) antara 0 (nol) dan 1 (satu).
41
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum


Perusahaan UD. Viqih Barokah merupakan salah satu usaha dagang yang
bergerak dibidang distributor. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 20 Agustus 2004
yang didirikan oleh bapak H. Darwis. Pada tahun 2004-2010 UD. Viqih Barokah
memiliki kerja sama di beberapa perusahaan besar di tarakan yaitu PT. Bonanza
Pratama abadi, PT. Tunas Nelayan, PT. Mitra Nelayan dan PT. Mustika Aurora. Pada
tahun 2011-2021 UD. Viqih Barokah tidak lagi melakukan kerja sama dengan
perusahaan-perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan tersebut sudah tidak
mengambil pasokan udang yang berada di UD, sehingga UD. Viqih Barokah
melakukan kerjasama dengan CV. Sedayu Mulia Pertiwi dan CV. Mekar Abadi Jaya
II.
UD. Viqih Barokah pada tahun 2004-2019 memiliki 3 jenis udang yang
dikelola yaitu Udang Windu, Udang Dogol dan Udang Vaname. Udang windu atau
biasa disebut dengan black tiger shrimp merupakan udang laut asli Indonesia yang
tumbuh mencapai 35 cm dan berat sekitar 260 gram. Namun, jika diperihara di
tambak panjang tubuhnya hanya mencapai 20 cm dan berat sekitar 140 gram.
Sedangkan Udang dogol adalah udang ini memiliki warna merah muda
alias pink yang agak kuning, tapi ada juga yang memiliki warna kuning kehijauan
yang umumnya disebut dengan nama “yellow white shrimp” dan Udang vaname atau
biasa disebut dengan udang kaki putih adalah sebuah jenis udang dari timur samudra
pasifik yang memiliki daya tahan yang baik terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Pada tahun 2020-sekarang UD. Viqih Barokah hanya mengelola udang Tiger (udang
windu).

42
41

Adapun visi misi dari UD. Viqih Barokah adalah sebagai berikut:
1. Visi
Mewujudkan perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing dan
berkelanjutan berbasis kepentingan nasional.
1. Misi
a. Mewujudkan produk perikanan budidaya berdaya saing melalui teknologi
inovatif.
b. Memanfaatkan sumber daya perikanan budidaya secara berkelanjutan.

4.1.2. Data Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif
merupakan data yang diukur atau dihitung secara langsung yang berupa informasi
yang dinyatakan dalam bentuk bilangan atau angka. Dalam penelitian ini digunakan
data laporan keuangan pada UD. Viqih Barokah periode 2020-2021. Berikut data
laporan keuangan UD. Viqih Barokah periode 2020 – 2021:
1. Variabel X1 (Biaya Produksi)
Berikut adalah laporan data keuangan biaya produksi udang selama 4 triwulan
pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 1 Rata – Rata Total Biaya Produksi Tahun 2020

NO TRIWULAN TOTAL BIAYA

1 I Rp 21.185.000
2 II Rp 22.000.000
3 III Rp 22.500.000
4 IV Rp 22.834.333
Sumber : UD Viqih Barokah, 2020
Berdasarkan pada tabel 4.1 apat dilihat bahwa rata-rata biaya produksi budidaya
tambak udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2020 yang
42

memiliki tingkat yang paling tinggi adalah triwulan keempat pada bulan Oktober,
November, dan Desember yaitu sebesar Rp. 22.834.333. Meningkatnya biaya
produksi tersebut disebabkan pembelian racun dan pembelian pupuk yang meningkat.
Sedangkan pada triwulan pertama untuk periode 2020 yang memiliki tingkat yang
paling rendah adalah triwulan ke satu pada bulan Januari, Februari, Dan Maret yaitu
sebesar Rp. 21.185.000. Menurunnya biaya produksi tersebut disebabkan kurangnya
permintaan penambahan bibit udang bagi petambak-petambak.
Tabel 4. 2 Rata – Rata Total Biaya Produksi Tahun 2021

NO TRIWULAN TOTAL BIAYA

1 I Rp 23.333.333
2 II Rp 23.664.667
3 III Rp 24.066.667
4 IV Rp 25.000.000
Sumber : UD Viqih Barokah, 2021

Berdasarkan pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa biaya produksi budidaya
tambak udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2020 yang
memiliki tingkat yang paling tinggi adalah triwulan ke empat pada bulan Oktober,
November, dan Desember yaitu sebesar Rp. 25.000.000. Meningkatnya biaya
produksi tersebut disebabkan karena biaya material yang diperlukan oleh perusahaan
dan biaya material yang naik mengakibatkan pengeluarkan biaya produksi lebih
tinggi karena adanya kenaikan harga. Sedangkan untuk periode 2020 yang memiliki
tingkat yang paling rendah adalah triwulan ke satu pada bulan Januari, Februari, Dan
Maret yaitu sebesar Rp.23.333.333. Menurunya biaya produksi tersebut disebabkan
karena pembelajaan yang dibutuhkan didalam perusahaan mengurang seperti
pemakaian air dan listrik.
Dari tabel 4.1 dam 4.2 dapat dilihat bahwa total biaya produksi per triwulan
pada periode tahun 2020-2021 memiliki biaya yang berbeda-beda. Adapun biaya-
43

biaya untuk tambak udang di UD Viqih Barokah meliputi, pembelian bibit, pembelian
racun, pembelian pupuk , biaya BBM, listrik dan lainnya.

1. Variabel X2 (Harga Udang)


Berikut tabel harga udang size 20 periode 2020 – 2021 pada UD Viqih
Barokah:
Tabel 4. 3 Tabel Harga Udang Size 20 Per Triwulan Tahun 2020

PENJUALAN
NO TRIWULAN HARGA UDANG (KG)

1 I Rp 141.667 2.199
2 II Rp 95.000 1.973
3 III Rp 85.000 1.963
4 IV Rp 85.000 2.129
Sumber : UD Viqih Barokah, 2020

Berdasarkan pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa harga udang budidaya tambak
udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2020 yang memiliki
tingkat yang paling tinggi adalah triwulan pertama pada bulan Januari, Februari, dan
Maret yaitu sebesar Rp. 141.667. Meningkatnya harga udang disebabkan karena
permintaan pasar baik dari pasar domestik maupun ekspor. Sedangkan untuk periode
2020 yang memiliki tingkat yang paling rendah adalah triwulan ke tiga pada bulan
Juli, Agustus, September dan triwulan ke empat pada bulan Oktober, November, dan
Desember yaitu sebesar Rp. 85.000. Menurunya harga udang disebabkan karena
harga udang pada masa pandemi COVID-19 sempat terjun bebas saat beberapa tujuan
ekspor andalan Indonesia seperti Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa
negara Eropa memutuskan untuk menutup sementara pasar seafood mereka.
Tabel 4. 4 Tabel Harga Udang Size 20 Per Triwulan Tahun 2021
44

NO TRIWULAN PENJUALAN
HARGA UDANG
(KG)
1 I Rp 85.000 2.427
2 II Rp 93.333 2.270
3 III Rp 96.667 2.212
4 IV Rp 81.667 2.152
Sumber : UD Viqih Barokah, 2021

Berdasarkan pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pendapatan budidaya tambak
udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2021 yang memiliki
tingkat yang paling tinggi adalah triwulan ketiga pada bulan Juli, Agustus, dan
September yaitu sebesar Rp. 96.667. Meningkatnya harga udang disebabkan karena
biaya produksi yang meningkat secara otomatis membuat harga udang naik.
Sedangkan untuk periode 2021 yang memiliki tingkat yang paling rendah adalah
triwulan ke empat pada bulan Oktober, November, dan Desember yaitu sebesar Rp.
81.667. Menurunya harga udang disebabkan karena adanya harga dollar turun, udang
merupakan komoditas ekspor dan dibeli dengan dollar.
Dari tabel 4.3 dan 4.4 diatas dapat diketahui harga udang size 20 setiap per
triwulannya berbeda-beda. Harga udang tersebut ditentukan dari banyaknya biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bibit udang serta ditentukan dengan jumlah
peminat udang tersebut.

1. Variabel Y (Pendapatan)
Berikut total pendapatan pada UD Viqih Barokah periode 2020-2021:
Tabel 4. 5 Tabel Total Pendapatan Per Triwulan Periode 2020

NO TRIWULAN TOTAL PENDAPATAN

1 I Rp 310.053,333
2 II Rp 188.583,333
45

3 III Rp 166.826,667
4 IV Rp 180.993,333
Sumber : UD Viqih Barokah, 2020

Berdasarkan pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pendapatan budidaya tambak
udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2020 yang memiliki
tingkat yang paling tinggi adalah pada triwulan pertama yaitu sebesar Rp.
310.053,333. Meningkatnya pendapatan disebabkan karena keberhasilan dalam panen
setiap petambak sehingga pendapatan meningkat. Sedangkan untuk periode 2020
yang memiliki tingkat yang paling rendah adalah pada triwulan ke tiga yaitu sebesar
Rp. 166.826,667. Menurunya pendapatan tersebut disebabkan karena turunnya harga
udang yang menyebabkan pendapatan berkurang.

Tabel 4. 6 Tabel Total Pendapatan Per Triwulan Periode 2021

NO TRIWULAN TOTAL PENDAPATAN

1 I Rp 206.266,667
2 II Rp 209.600,000
3 III Rp 215.583,333
4 IV Rp 175.271,667
Sumber : UD Viqih Barokah, 2021

Berdasarkan pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pendapatan budidaya tambak
udang pada UD. Viqih Barokah pertriwulan untuk periode tahun 2021 yang memiliki
tingkat yang paling tinggi adalah pada triwulan ketiga yaitu sebesar Rp. 215.583,333.
Meningkatnya pendapatan disebabkan karena naiknya harga jual udang dari pabrik.
Sedangkan untuk periode 2021 yang memiliki tingkat yang paling rendah adalah pada
triwulan keempat yaitu sebesar Rp. 175.271.667. Menurunya pendapatan disebabkan
46

karena adanya miss informasi dan kurangnya transparansi diantara perusahaan


pengekspor dengan petani tambak sehingga sebagian petambak menunda panen.
Dari tabel 4.5 dan 4.6 diatas, diketahui bahwa pendapatan budidaya tambak
udang di UD Viqih Barokah per triwulan untuk periode 2020-2021 persentase
pendapatan mengalami peningkatan dan penurunan. Hal ini dikarenakan tingkat harga
udang dan serta penjualan udang tersebut.
4.1.3. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dalam penelitian ini. Berdasarkan
data olahan SPSS yang meliputi bond rating, profitabilitas, likuiditas, dan aktivitas,
maka akan dapat diketahui nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata (mean) dan
standar deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini:
Tabel 4. 7 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Biaya
8 21185000 25000000 23073000 1.208.287
Produksi
Harga Udang 8 81667 141667 95417 19.493
Pendapatan 8 16826667 310053,333 206647292 45254.94424
Valid N
8
(listwise)
Sumber : Data SPSS Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.1 dapat penulis interprestasikan descriptive statistic dari


variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Biaya Produksi
Berdasarkan pengujian statistik diatas, dapat dilihat bahwa nilai minimum dari
biaya produksi adalah sebesar Rp. 21.185.000 dan nilai maksimum dari biaya
produksi adalah Rp. 25.000.000. Nilai rata-rata (mean) sebesar Rp. 23.073.000
yang mana nilai rata-rata ini menunjukkan besarnya biaya produksi dari UD.
Viqih Barokah adalah sebesar 23.073.000. Nilai standar deviasi sebesar
47

1.208.287. Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih
kecil dari pada nilai rata – rata. Hal ini menunjukan bahwa variabel biaya
produksi yang di gunakan oleh penelitian ini tidak bervariasi.
2. Harga Jual Udang
Berdasarkan pengujian statistik diatas, dapat dilihat bahwa nilai minimum dari
harga jual udang adalah sebesar Rp. 81.667 dan nilai maksimum dari harga jual
udang adalah Rp. 141.667. Nilai rata-rata (mean) sebesar Rp. 95.417 yang
mana nilai rata-rata ini menunjukkan besarnya biaya produksi dari UD. Viqih
Barokah adalah sebesar Rp. 95.417. Nilai standar deviasi sebesar 19.493.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dari pada
nilai rata-rata. Hal ini menunjukan bahwa variabel harga beli yang di gunakan
oleh penelitian ini tidak bervariasi.
3. Pendapatan
Berdasarkan pengujian statistik diatas, dapat dilihat bahwa nilai minimum dari
pendapatan adalah sebesar Rp. 166.826.667 dan nilai maksimum dari
pendapatan adalah Rp. 310.053.000. Nilai rata-rata (mean) sebesar Rp.
206.647.292 yang mana nilai rata-rata ini menunjukkan besarnya biaya
produksi dari UD. Viqih Barokah adalah sebesar Rp. 206.647.292. Nilai standar
deviasi sebesar 45254.94424. Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai
standar deviasi lebih kecil dari pada nilai rata – rata. Hal ini menunjukan bahwa
variabel biaya produksi yang di gunakan oleh penelitian ini tidak bervariasi.
4.1.4. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda, pengujian
harus dipenuhi agar penaksiran parameter dan koefisien regresi tidak biasa. Pengujian
asumsi klasik ini meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan
uji heteroskedastisitas. Hasil uji asumsi klasik dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
4.1.4.1. Hasil Uji Normalitas
48

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang diperoleh dari hasil
penelitian berdistribusi normal atau tidak (Ghazali, 2016). Rumus yang digunakan
dalam uji normalitas adalah:
D = maksimum [ Sn1 (X) – Sn2 (X) ] (4.1)
(Ghazali, 2016)
Keterangan :
D = nilai kritis
Sn1 = standar deviasi fungsi distribusi empiris
Sn2 = standar deviasi fungsi distribusi kumulatif
Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis grafik histogram
dan grafik normal probability plot dan uji statistik dengan kolmogrov-smirnov Z (1-
sample K-S).
Tabel 4. 8 Hasil Uji Kolmograv-Sminorv Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 8
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std.
.05900569
Deviation
Most Extreme Absolute .223
Differences Positive .223
Negative -.163
Test Statistic .223
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Data SPSS Diolah, 2022

Hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan


dengan membandingkan nilai angka probabilitas atau Asymp. Sig (2-tailed) dengan
taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5% dengan pengambilan keputusan jika nilai
49

signifikansi kurang dari 0,05 atau 5% maka distribusi data adalah tidak normal. Dan
jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka distribusi data adalah
normal. Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa data variabel berdistribusi
normal karena nilai Asymp. Sig (2-tailed) 0,200 lebih besar dari 0,05. Hal ini
membuktikan bahwa model regresi layak dipakai untuk prediksi variabel pendapatan.
4.1.4.2. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikonearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Nilai cutoff yang dipakai untuk
menunjukkan adanya multikonearitas adalah nilai tolerance ≥ 0.10, atau sama dengan
VIF (Variance Inflation Factor) ≤ 10.
Untuk mengetahui uji multikolinearitas digunakan rumus sebagai berikut:

(4.2)
(Ghazali, 2016)
Keterangan:
VIF = Angka Variance Inflation Factor (VIF)
J = Jumlah Sampel 1,2, …k
R2j = Koefisien Determinasi variabel bebas ke-j dengan variabel lain.
Berikut hasil multikolinearitas yang disajikan pada gambar 4.3 berikut ini
50

Tabel 4. 9 Hasil Uji Multikolinearitas


Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -8.343 12.138 -.687 .522
Biaya
.893 .680 .239 1.314 .246 .567 1.763
Produksi
Harga
1.192 .198 1.092 6.016 .002 .567 1.763
Udang
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber: Data SPSS diolah,
2022

Berdasarkan tabel 4.9 hasil perhitungan nilai Tolerance tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0.10 dengan nilai Tolerance
masing-masing variabel independen yaitu variabel biaya produksi sebesar 0,567 dan
harga sebesar 0,567. Sementara itu hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor
(VIF) juga menunjukkan hal serupa yaitu tidak adanya nilai VIF dari variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dengan nilai VIF masing-masing
variabel independen bernilai biaya produksi sebesar 1,763 dan harga sebesar 1,763.
Merujuk hasil perhitungan nilai Tolerance dan VIF dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
4.1.4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual pengamatan ke
pengamatan lain. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas, pada
penelitian ini menggunakan grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen
51

(SRESID) dan nilai residualnya (ZPRED). Jika ada pola tertentu maka
mengindikasikan telah terjadinya heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola dan titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Gambar 4. 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Sumber : Data SPSS diolah, 2022
Berdasarkan gambar 4.1 pada grafik scatterplot membentuk pola titik-titik
yang menyebar tidak membentuk pola tertentu dan tidak di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
pada regresinya.

4.1.4.4. Hasil Uji Autokolerasi


Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi atau tidak
antara variabel pengganggu periode tertentu dengan periode sebelumnya. Uji
autokorelasi pada penellitian ini diukur menggunakan uji Durbin-Waston (DW test)
yang memiliki ketentuan jika angka D-W dibawah -2 dikatakan adanya autokorelasi
positif, sedangkan angka D-W diantara -2 sampai dengan +2 maka dinyatakan tidak
autokorelasi, dan jika angka D-W diatas +2 maka dinyatakan adanya autokorelasi
negatif.
52

Pada tabel 4.10 berikut merupakan hasil uji autokorelasi menggunakan uji
Durbin-Waston (DW test):
Tabel 4. 10 Tabel Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .952a .907 .869 .06982 1.459
a. Predictors: (Constant), Harga Udang, Biaya Produksi
b. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber : Data SPSS diolah, 2022

Berdasarkan hasil uji autokolerasi pada tabel diatas menunjukkan bahwa


nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,281 atau berada diantara -2 < 1,459 < 2, yang
berarti model regresi tidak mengalami autokolerasi dan model regresi ini layak untuk
digunakan.

4.1.5. Hasil Uji Analisis Regresi Berganda


Analisis regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui analisa hipotesis
apakah pengaruh dan hubungan antara variabel independen (X) yaitu biaya produksi
(X1) dan harga (X2) dengan variabel dependen (Y) yaitu pendapatan. Di bawah ini
merupakan hasil dari analisis regresi linier berganda:
53

Tabel 4. 11 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -8.343 12.138 -.687 .522
Biaya
.893 .680 .239 1.314 .246 .567 1.763
Produksi
Harga
1.192 .198 1.092 6.016 .002 .567 1.763
Udang
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber : Data SPSS diolah, 2022

Persamaan dari hasil uji analisis regresi linier berganda di atas sebagai
berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ e
Y = -8,343 α + 0,893 X1+ 1,192 X2 + e (4.3)
Berdasarkan hasil persamaan regresi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Jika besarnya variabel bebas yaitu variabel biaya produksi dan harga udang
bernilai 0 maka nilai variabel Y akan berubah sebesar nilai konstantnya yaitu -
8.343
2. Koefisien regresi variabel biaya produksi (X 1) bertanda positif (+) berarti antara
variabel biaya produksi (X1) dengan variabel Pendapatan (Y) memiliki
hubungan yang searah dimana jika variabel biaya produksi (X1) meningkat
maka variabel Pendapatan (Y) akan meningkat begitupun sebaliknya jika
variabel biaya produksi (X1) menurun maka variabel Pendapatan (Y) akan
menurun. Diketahui Nilai koefisien regresi dari variabel biaya roduksi (X1)
54

sebesar 0,893 berarti bahwa setiap perubahan nilai Variabel biaya produksi
(X1), akan memberikan perubahan jika nilai variabel biaya produksi meningkat
0,893 maka variabel Pendapatan (Y) meningkat juga sebesar 0,893 begitupun
sebaliknya jika nilai variabel biaya produksi menurun 0,893 maka variabel
Pendapatan (Y) menurun juga sebesar 0,893.
3. Koefisien regresi variabel harga (X2) bertanda positif (+) berarti antara variabel
harga (X2) dengan variabel Pendapatan (Y) memiliki hubungan yang searah
dimana jika variabel harga (X2) meningkat maka variabel Pendapatan (Y) akan
meningkat begitupun sebaliknya jika variabel harga (X2) menurun maka
variabel Pendapatan (Y) akan menurun. Diketahui Nilai koefisien regresi dari
variabel harga (X2) sebesar 1,192 berarti bahwa setiap perubahan nilai variabel
harga (X2), akan memberikan perubahan jika nilai variabel harga (X 2)
meningkat 1,192 maka variabel Pendapatan (Y) meningkat juga sebesar 1,192
begitupun sebaliknya jika nilai variabel harga (X2) menurun 1,192 maka
variabel Pendapatan (Y) menurun juga sebesar 1,192.

4.1.6. Hasil Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis dalam pengujian ini menggunakan dua jenis uji. Uji
pertama yaitu uji F untuk menguji pengaruh simultan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat. Uji kedua yaitu uji t untuk menguji pengaruh parsial dari variabel
bebas terhadap variabel terikat. Sedangkan Koefisien Determinasi (R2) untuk
mengukur factor manakah yang dominan terhadap variabel dependen atau Belanja
daerah. Teknik analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan program SPSS 24.0.

4.1.6.1. Uji t
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis antara pengaruh variabel bebas
secara individu terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui uji t digunakan rumus
sebagai berikut:

(4.4)
Sumber : Sugiyono, 2016
55
56

Keterangan :
βi = Koefisien Regresi
αβi = Standar Eror Koefisien Regresi

Hasil pengujian hipotesis persial (Uji t) dapat dijelaskan berdasarkan tabel 4.8
tabel tersebut menunjukkan nilai t hitung untuk masing-masing variabel yang akan
dibandingkan dengan t tabel sebagai berikut:
Tabel 4. 14 Hasil Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -8.343 12.138 -.687 .522
Biaya
.893 .680 .239 1.314 .246 .567 1.763
Produksi
Harga
1.192 .198 1.092 6.016 .002 .567 1.763
Udang
a. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber : Data SPSS diolah, 2022

Pengujian regresi parsial atau pengujian hipotesis diperoleh hasil sebagai


berikut :

1. Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) nilai t hitung sebesar 1,314 sedangkan
nilai ttabel sebesar 2,570 menunjukkan bahwa nilai thitung < nilai ttabel dengan
signifikan sebesar 0,246 karena signifikan t lebih besar dari 5% (0,246 >
0,05) dapat disimpulkan bahwa secara parsial biaya produksi (X 1) tidak
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pendapatan (Y).
2. Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) nilai t hitung sebesar 6,016 sedangkan
nilai ttabel sebesar 2,570 menunjukkan bahwa nilai thitung > nilai ttabel dengan
57

signifikan sebesar 0,002 karena signifikan t lebih kecil dari 5% (0,002 < 0,05)
dapat disimpulkan bahwa secara parsial harga udang (X2) berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap pendapatan (Y).
4.1.6.2. Uji Stimultan (Uji F)
Pengujian hipotesis secara simultan (bersama-sama) dengan menggunakan
Uji-F. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah pengaruh dari variabel
independen secara simultan memiliki pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel
dependen. Maka kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:
1. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
2. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Untuk menganalisa uji F, maka digunakan rumus sebagai berikut:

(4.5)
Sumber : Djarwanto dan Pangestu, 2015
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
N = Jumlah Observasi
K = Jumlah Parameter Termasuk Constant
Tabel 4. 12 Hasil Uji F
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .236 2 .118 24.252 .003b
Residual .024 5 .005
Total .261 7
a. Dependent Variable: Pendapatan
b. Predictors: (Constant), Harga Udang, Biaya Produksi
Sumber : Data SPSS diolah, 2022
58

Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai F hitung adalah sebesar 24,252 dan nilai
signifikansi 0,003 < α 0,05 maka artinya adalah H0 ditolak, sehingga dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima atau dengan kata lain variabel independent (variabel
biaya produksi dan harga udang) secara simultan berpengaruh terhadap variabel
dependen (pendapatan).
4.1.6.3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
kemampuan model dalam menjelaskan variabel-variabel . Nilai R yang kecil akan
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen sangat terbatas. Jika nilai mendekati 1 maka variabel independen dapat
menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel independen. Adapun rumus uji R2 adalah:

(4.6)
Sumber : Djarwanto dan Pangestu, 2015

Keterangan :

β1 β2 = Koefisien Regresi
X1X2 = Data Variabel Independen
Y = Data Variabel Dependen
Tabel 4. 13 Hasil Uji R2
Model Summaryb
Durbin-
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Watson
Square the Estimate
1 .952 a
.907 .869 .06982 1.459
a. Predictors: (Constant), Harga Udang, Biaya Produksi
b. Dependent Variable: Pendapatan
Sumber : Data SPSS diolah, 2022

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, hasil uji determinasi (R 2) menunjukkan nilai R


Square sebesar 0,869 maka variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel
59

independen adalah 86,9%. Hal ini menunjukkan bahwa 86,9% variabel pendapatan
perusahaan pada sampel penelitian dapat dijelaskan oleh biaya produksi dan harga
udang sedangkan sisanya 13,1% pendapatan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan kedalam penelitian ini.

4.2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Pendapatan
Berdasarkan hasil pengujian parsial diketahui bahwa (uji t) nilai thitung sebesar
1,314 dan nilai ttabel sebesar 2,570. Hal ini menunjukkan bahwa nilai thitung < nilai ttabel.
Lebih lanjut diketahui bahwa nilai sebesar 0,246 > 0,05. Dari hal ini dapat dipahami
bahwa “biaya produksi tidak berpengaruh terhadap pendapatan.
Jika tingginya biaya produksi akan berdampak pada tingkat penjualan secara
kuantitas, perusahaan sudah membatasi hasil produksinya dengan menyesuaikan pada
biaya produksi yang harus dikeluarkan. Ketika hasil produk secara kuantitas
berkurang tentunya juga berdampak pada pendapatan perusahaan yang diperoleh.
Semakin baik perusahaan menggunakan dananya untuk menghemat biaya produksi
maka semakin meningkat kemampuan perusahaan mendapatkan pendapatan bersih.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin meningkat biaya produksi maka
semakin berkurang pendapatan UD. Viqih Barokah.
Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam
mengelola bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi tersebut menjadi penentu
besarnya harga jual dari suatu produk atau jasa yang nantinya akan mempengaruhi
besarnya laba yang diperoleh. Untuk itu perusahaan menekan pengeluaran biaya,
yang khususnya dengan kegiatan proses produksi, baik mengenai biaya pendapatan
bahan baku, biaya yang dikeluarkan untuk bahan penolong, biaya tenang kerja, dan
penyusutan peralatan. Adapun faktor lain yang memungkinkan biaya produksi tidak
berpengaruh terhadap pendapatan yaitu biaya produksi digunakan untuk bibit, racun,
pupuk dan lain-lain. Sedangkan dalam penelitian ini pendapatan dibatasi pada udang
Windu size 20. Sehingga ada kemungkinan variabel lain mempengaruhi pendapatan
yaitu penjualan udang size lainnya.
60

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fathony dan Wulandari, (2020) yang menyatakan bahwa biaya produksi tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pendapatan. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan dan bukti empiris berupa penelitian terdahulu terbukti bahwa biaya
produksi tidak berpengaruh terhadap pendapatan.
4.2.2. Pengaruh Harga Terhadap Pendapatan
Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) nilai t hitung sebesar 6,016 sedangkan
nilai ttabel sebesar 2,570 menunjukkan bahwa nilai thitung > nilai ttabel dengan signifikan
sebesar 0,002 karena signifikan t lebih besar dari 5% (0,002 < 0,05) dapat
disimpulkan bahwa secara parsial harga udang (X2) berpengaruh secara signifikan
dan positif terhadap pendapatan (Y).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suhartini,et al. (2021) yang
menyatakan bahwa harga memiliki pengaruh terhadap pendapatan. Harga merupakan
faktor penting dalam pendapatan UD. Viqih Barokah. Ketika harga udang turun maka
beban pengeluaran untuk biaya pemeliharaan udang dan biaya lainnya akan semakin
berat. Karena dengan jumlah hasil produksi yang sama tetapi harga udang turun,
maka otomatis pendapatan yang diperoleh UD. Viqih Barokah akan menurun, sama
halnya apabila jumlah hasil produksi yang dihasilkan sama tetapi harga udang tinggi
maka pendapatan yang akan diperoleh UD. Viqih Barokah juga akan meningkat pula.
Dengan meningkatnya pendapatan maka UD. Viqih Barokah akan mampu untuk
memenuhi biaya operasional dalam memproduksi udang serta mampu memenuhi
kebutuhan hidup baik pemilik ataupun karyawan dari UD. Viqih Barokah.

4.2.3. Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Terhadap Pendapatan

Hasil pengujian hipotesis uji simultan (uji F) menunjukkan hasil bahwa nilai F
hitung adalah sebesar 24,252 dan nilai signifikansi 0,003 < α 0,05 maka artinya
adalah H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 diterima atau dengan kata
lain variabel independent (variabel biaya produksi dan harga udang) secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen (pendapatan).
61

Dengan diterimanya H3 menunjukkan bahwa variabel bebas Biaya Produksi


(X1) dan Harga Jual (X2) dapat menjelaskan keragaman variabel terikat Pendapatan
(Y). Dengan demikian variabel biaya produksi dan harga udang secara simultan
berpengaruh dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan pada UD. Viqih
Barokah Tarakan. Peningkatan dan penurunan biaya produksi dan harga udang akan
berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Peningkatan biaya produksi akan
memberi dampak bagi perusahaan, hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan,
dan sebaliknya penurunan biaya produksi akan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Begitu pula dengan harga jual, harga udang tinggi akan memberi dampak buruk
berkurangnya minat beli konsumen, hal ini akan menyebabkan menurunnya
penjualan yang artinya akan membuat pendapatan perusahaan juga menurun. Dan
sebaliknya jika harga udang menurun, maka pendapatan perusahaan akan meningkat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andilan et al.,
(2021) menunjukkan bahwa biaya produksi dan harga secara simultan berpengaruh
dan signifikan terhadap pendapatan.
61

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka penulis dapat membuat
kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis pengaruh biaya produksi terhadap pendapatan menunjukkan


bahwa biaya produksi tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
pendapatan. Hal ini menandakan bahwa semakin besar biaya produksi yang
dikeluarkan maka akan semakin kecil jumlah pendapatan yang diperoleh UD.
Viqih Barokah. Untuk itu perusahaan menekan pengeluaran biaya, yang
khususnya dengan kegiatan proses produksi, baik mengenai biaya pendapatan
bahan baku, biaya yang dikeluarkan untuk bahan penolong, biaya tenang kerja,
dan penyusutan peralatan guna menstabilkan pendapatan UD. Viqih Barokah.
2. Hasil analisis pengaruh harga terhadap pendapatan menunjukkan bahwa harga
berpengaruh terhadap pendapatan. Hal ini menandakan bahwa ketika harga
udang turun maka beban pengeluaran untuk biaya pemeliharaan udang dan
biaya lainnya akan semakin berat. Karena dengan jumlah hasil produksi yang
sama tetapi harga udang turun, maka otomatis pendapatan yang diperoleh UD.
Viqih Barokah akan menurun, sama halnya apabila jumlah hasil produksi yang
dihasilkan sama tetapi harga udang tinggi maka pendapatan yang akan
diperoleh UD. Viqih Barokah juga akan meningkat pula.
3. Hasil analisis pengaruh biaya produksi dan harga udang terhadap pendapatan
menunjukkan bahwa variabel biaya produksi dan harga udang secara simultan
berpengaruh dan signifikan terhadap peningkatan pendapatan pada UD. Viqih
Barokah Tarakan. Peningkatan dan penurunan biaya produksi dan harga udang
akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Peningkatan biaya produksi
akan memberi dampak bagi perusahaan, hal ini akan mengurangi pendapatan
62

perusahaan, dan sebaliknya penurunan biaya produksi akan meningkatkan


pendapatan perusahaan. Begitu pula dengan harga jual, harga udang tinggi akan
memberi dampak buruk berkurangnya minat beli konsumen, hal ini akan
menyebabkan menurunnya penjualan yang artinya akan membuat pendapatan
perusahaan juga menurun. Dan sebaliknya jika harga udang menurun, maka
pendapatan perusahaan akan meningkat.

5.1. Saran

1. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya diharapakan agar dapat


mengembangkan penelitian ini dengan meneliti faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi pendapatan. Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu
biaya produksi dan harga. Tentunya masih ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pendapatan UD. Viqih Barokah seperti variabel tenaga kerja,
jumlah produksi dan variabel lainnya.
2. Untuk meningkatkan pendapatan, diharapakan pemerintah dapat menstabilkan
harga udang karena hal yang sangat diinginkan petambak udang adalah
kestabilan harga dari hasil panen yang dihasilkan agar pendapatan meningkat
dan kesejahteraan hidup tercapai.
3. Disarankan bagi UD. Viqih Barokah untuk meningkatkan pengetahuan
dibidang produksi udang, bagaimana cara memaksimalkan produksi udang
secara efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan produksi udang yang
pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan bagi UD. Viqih Barokah.
63

DAFTAR PUSTAKA

Ade Suhartini, Erma Juliarsih dan Mira Misissaifi, Tahun 2021, yang berjudul
“Pengaruh Biaya Produksi dan Harga Terhadap Pendapatan Budidaya
Tambak Udang, Pada Koperasi Produksi Generasi Mandiri Di Teluk
Pambang Kecamatan Bantan”, Vol. 18, No. 2, Juli-September 2021.

Al-Furqan, Elvira Iskandar, dan Indra Tahun 2018 yang berjudul “Analisis
Komparatif Pendapatan Usahatani Udang Putih (Litopenaeus Vannamei)
Udang Windu (Penaeus Monodon) Di Kecamatan Dewantara Kabupaten
Aceh Utara”, Vol. 3, No. 1, Februari 2018.

Boediono, (2000), Ekonomi Internasional, BFFE, Yogyakarta.

Hendriksen, E.S. 2000. Teori Akunting, (terjemahan) Buku I, Edisi Kelima,


Penerbit Interaksara, Jakarta, hal. 374.

Laura Febrina , Asep Agus Handaka Suryana, dan Indah Riyantini Tahun 2016
yang berjudul “Analisis Optimasi Faktor-Faktor Produksi Dan Pendapatan
Usaha Budidaya Udang Windu Di Kecamatan Cilebar Kabupaten
Karawang”, Vol. 7, No. 2, Desember 2016.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Mulyadi, Akuntansi Biaya, edisi 5, Yogyakarta, UPP STIM YKPN, 2009.

Mulyadi, Sistem Akuntansi, Jakarta: Salema Empat, 2010.

Narimawati, Umi. (2010) Metodologi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian


Ekonomi, Jakarta : Genesis, Persada, Jakarta.

63
Nirfandi Gonibala, Vecky .A.J. Masinambow, Mauna Th. B. Maramis, Tahun
2019, yang berjudul “Analisis Pengaruh Modal dan Biaya Produksi
Terhadap Pendapatan UMKM Di Kota Kotamobagu”, Vol. 19, No. 01,
Tahun 2019.

Rayburn, Gayle. 1999. Akuntansi Biaya. Jakarta. Earlangga.

Riduwan, 2003. Dasar-Dasar Statistika, Cetakan Ketiga, Bandung : Alfabeta.


Riesti Triyanti dan Hikmah Tahun 2015 yang berjudul “Analisis Kelayakan Usaha
Budidaya Udang Dan Bandeng: Studi Kasus Di Kecamatan Pasekan
Kabupaten Indramayu”, Vol. 1, No. 1, Tahun 2015.

Sadono Sukirno. 2006. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.

Sadono Sukirno. 2006. Ekonomi Pembangunan Edisi Ke – 2. Indonesia. Kencana


Prenada Media Group.

Salsabila, Zulkarnain, dan Indra Tahun 2019 yang berjudul “Analisis Produksi
Dan Pendapatan Tambak Udang Windu Di Kecamatan Jaya Kabupaten
Aceh Jaya”, Vol. 4, No. 1, Februari 2019.

Sherly Ramwaty Dewi Tahun 2017 yang berjudul “Pengaruh Biaya Produksi
Terhadap Harga Jual Pada PT Shamrock Manufacturing Corporation”,
Vol. 5, No. 1, Tahun 2017.

Sri Fitri Handayani, Tahun 2020, yang berjudul “Pengaruh Harga Jual dan Biaya
Promosi Terhadap Pendapatan”, Vol. 1, No. 2, September 2020.

Yuni Astika Rahayu, Fembriarti Erry Prasmatiwi, dan Ani Suryani Tahun 2020
yang berjudul “Pendapatan Dan Risiko Usaha Tambak Udang Windu Dan
Udang Vaname Di Kecamatan Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur”,
Vol. 8, No. 2, Mei 2020.
LAMPIRAN

N
Lampiran 1 Tabulasi Data

Biaya Produksi
No Tahun Triwulan Ln.
Total B. Produksi BP

1 I Rp63,555,000 17.97

2 II Rp66,000,000 18.01
2020
3 III Rp67,500,000 18.03

4 IV Rp68,503,000 18.04

5 I Rp70,000,000 18.06

6 II Rp70,994,000 18.08
2021
7 III Rp72,200,000 18.09

8 IV Rp75,000,000 18.13

Harga
No Tahun Triwulan Ln.
Total Harga H

1 I
Rp461,720,000 19.95
2 II
2020 Rp414,400,000 19.84
3 III
Rp423,936,000 19.87
4 IV
Rp447,160,000 19.92
5 I Rp546,000,000 20.12
6 II Rp544,800,000
2021 20.12
7 III Rp550,705,000 20.13
8 IV Rp548,675,000 20.12
Harga
No Tahun Triwulan Ln.
Total Pendapatan Pen

1 I Rp593,640,000 20.20

2 II Rp532,800,000 20.09
2020
3 III Rp529,920,000 20.09

4 IV Rp574,920,000 20.17

5 I Rp655,200,000 20.30

6 II Rp612,900,000 20.23
2021
7 III Rp597,150,000 20.21

8 IV Rp580,950,000 20.18
Lampiran 2 Hasil SPSS

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Biaya Produksi 8 16.87 17.03 16.9538 .05153
Harga Udang 8 4.40 4.95 4.5413 .17675
Pendapatan 8 12.02 12.64 12.2200 .19302
Valid N
8
(listwise)

Model Summaryb
Std. Error
Mod R Adjusted of the Durbin-
el R Square R Square Estimate Watson
1 .952 a
.907 .869 .06982 1.459
a. Predictors: (Constant), Harga Udang, Biaya Produksi
b. Dependent Variable: Pendapatan

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression .236 2 .118 24.252 .003b
Residual .024 5 .005
Total .261 7
a. Dependent Variable: Pendapatan
b. Predictors: (Constant), Harga Udang, Biaya Produksi
Coefficientsa
Standar
dized
Unstandardized Coeffici
Coefficients ents Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constan
-8.343 12.138 -.687 .522
t)
Biaya
.893 .680 .239 1.314 .246 .567 1.763
Produksi
Harga
1.192 .198 1.092 6.016 .002 .567 1.763
Udang
a. Dependent Variable: Pendapatan

Collinearity Diagnosticsa
Variance Proportions

Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) Biaya Produksi Harga Udang
1 1 2.999 1.000 .00 .00 .00
2 .001 56.747 .00 .00 .54
3 2.173E-6 1174.683 1.00 1.00 .46
a. Dependent Variable: Pendapatan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 8
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .05900569
Most Extreme Differences Absolute .223
Positive .223
Negative -.163
Test Statistic .223
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Anda mungkin juga menyukai