Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna adalah salah satu rumah sakit swasta yang
ada di Telukbetung, Bandar Lampung. Rumah Sakit ini sangat mengedepankan mutu
pelayanan dan fasilitas yang semakin dilengkapi, demi kemajuan dan perkembangan
kualitas pelayanan yang prima. Salah satu bentuk nyata yang dilakukan oleh
manajemen untuk mengembangkan kualitas pelayanan adalah dengan membuka
pelayanan kamar bedah.
Saat ini Kamar Operasi memiliki tenaga 7 orang perawat (1 Profesi Ners, 6 DIII
Keperawatan ), 1 penata anestesi, 1 dokter spesialis anestesi, 2 dokter spesialis obgyn.
Dengan tenaga yang ada saat ini, kamar operasi berusaha memberikan pelayanan
sebaik mungkin meskipun standar ketenagaan belum memenuhi kebutuhan SDM di
Kamar Operasi

B. Tujuan Pedoman Pelayanan


1. Memberikan pelayanan di Kamar operasi secara cepat, tepat, efektif, dan efisien.
2. Bekerja dengan menggunakan teknik aseptik dan antiseptik
3. Tersedianya sarana dan prasarana peralatan yang sesuai standar peralatan Kamar
operasi dalam mendukung pelayanan di Kamar operasi
4. Tersedianya peralatan Kamar operasi yang tepat guna di dalam pelayanan kamar
kamar sehingga biaya terjangkau oleh pasien
5. Tersedianya SDM di kamar operasi yang memiliki keahlian khusus

C. Ruang Lingkup Pelayanan

Ruang lingkup Unit Kamar Operasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna adalah
manajemen dan pelaksana pelayanan di Kamar Operasi.

D. Batasan Operasional
1. Kamar Operasi
Suatu unit dalam rumah sakit yang secara khusus memberikan pelayanan kepada
pasien yang membutuhkan tindakan pembedahan.
2. Manajemen
Manajemen pelayanan pembedahan adalah kegiatan penyelenggaraan pelayanan
pembedahan yang meliputi Pre operasi, Intra operasi, dan Post operasi.

1
3. Pelaksana
Pelaksana pelayanan pembedahan adalah dokter spesialis Obstetri dan
Genekologi, penata dan atau dokter anestesi, dan perawat kamar bedah.

2
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna adalah Rumah Sakit khusus kelas C. Pejabat
struktural yang ada di kamar operasi adalah seorang kepala unit yakni seorang
perawat berpendidikan DIII keperawatan.

Tabel. 1
Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Tenaga
Kualifikasi
Nama Jabatan Yang
Formal &Informal
Dibutuhkan

Kepala Unit kamar operasi Seorang yang telah lulus pendidikan D III 1
Keperawatan

Dokter Spesialis Anestesi Seorang dokter yang telah lulus pendidikan 1


spesialistik anestesi dan mampu menjalankan
tugas profesi sesuai kode etik dan standar
profesi

Dokter Spesialis Obgyn Seorang dokter yang telah lulus pendidikan 2


spesialistik kandungan dan mampu
menjalankan tugas profesi sesuai kode etik
dan standar profesi

Perawat Kamar Operasi Seseorang yang telah lulus dari pendidikan 7


Profesi Ners dan D III keperawatan yang
bertugas di kamar operasi dan penata anestesi.

Jumlah 11

3
B. Distribusi Ketenagaan

Tabel.2
Distribusi SDM Kamar Operasi

Kualifikasi Waktu Jml


Nama Jabatan
Formal &Informal Kerja SDM

Kepala Unit Seorang yang telah lulus pendidikan D III


1 Shift 1
Kamar Operasi Keperawatan

Seseorang yang telah lulus dari pendidikan


Perawat Kamar
Profesi Ners, D III keperawatan dan penata On call 7
Operasi
anestesi yang bertugas di Kamar Operasi

Seorang dokter yang telah lulus pendidikan


Dokter Spesialis spesialistik anestesi dan mampu
On call 1
Anestesi menjalankan tugas profesi sesuai kode etik
dan standar profesi

Seorang dokter yang telah lulus pendidikan


Dokter Spesialis spesialistik kandungan dan mampu
On call 2
Obgin menjalankan tugas profesi sesuai kode etik
dan standar profesi

Jumlah 11

4
C. Pengaturan Jaga
Jadwal jaga perawat kamar operasi setiap bulan dibuat oleh kepala unit kamar
operasi. Perawat bedah on call. Bila ada permintaan libur atau cuti maka
memberitahu 1 bulan sebelumnya, karena mengingat jumlah tenaga perawat bedah
yang sangat terbatas.
Sedangkan jadwal dokter anestesi dibuat oleh tim dokter anestesi Lampung
(PERDATIN), jika dokter yang memiliki SIP berhalangan hadir maka koordinator
tim anestesi mencarikan pengganti dan dari PERDATIN memberikan pendelegasian
pada beberapa dokter anestesi sebagai pengganti jika dokter yang memiliki SIP
berhalangan.

5
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
Gambar. 1
Denah Ruang

R. CUCI R.
R. BAYI ALAT SERAH
R. STERILISASI
TERIMA
ALAT

R.
PENGAMBILAN
ALAT STERIL

R. TINDAKAN R. PEMULIHAN

STERIL

SEMI
STERIL
R. CUCI
R. TANGAN
CUCI
ALAT SERAH
TERIMA
R. OBAT PASIEN
POST OP
R. HCU

SERAH
R. GANTI TERIMA
PASIEN
PRE OP

P L
R. PENYIMPANAN R.
LINEN T
U
N
WC
R. ISTIRAHAT NON G
STERIL G
U

6
Ruangan Kamar Operasi terdapat beberapa ruangan, ruangan-ruangan tersebut dibagi
berdasarkan fungsinya. Ruangan yang terdapat di kamar operasi adalah sebagai
berikut:
1. Ruangan Istirahat
Ruangan ini digunakan untuk istirahat snack dan makan. Selain itu juga tempat
menyimpan kebutuhan konsumsi dan alat-alat makan dan minum. Di ruangan ini
terdapat 1 buah kursi sofa, 1 buah meja kaca, 1 unit kulkas, 1 set kursi, 1 buah
AC, 1 buah dispenser dan wastafel.
2. Ruangan Bayi
Ruangan ini digunakan untuk penerimaan bayi yang baru lahir.
3. Ruang Ganti Pria dan Wanita
Ruang ganti pria/wanita digunakan untuk ganti pakaian, dari pakaian luar ganti
dengan pakaian khusus untuk di ruangan kamar operasi. Di dalam ruang ganti
tersebut terdapat 1 buah lemari pakaian khusus untuk didalam ruang operasi dan
lemari untuk petugas.
4. Ruang Penyimpanan Linen
Ruangan ini digunakan untuk meletakkan almari yang dimana didalamnya
tersimpan linen untuk operasi yang belum disterilkan dan kain-kain lain.
5. Ruang Cuci Tangan
Ruangan ini terdapat 2 wastafel yang digunakan khusus untuk cuci tangan ..
6. Ruang Cuci Alat
Ruangan ini terdapat dua wastafel untuk mencuci instrumen. Diruangan ini
terdapat 1 unit AC.
7. Ruang Tindakan
Ruangan ini digunakan untuk proses pembedahan, dimana didalamnya terdapat
beberapa sarana dan prasarana untuk memperlancar proses pembedahan, seperti:
1 unit mesin anestesi, 1 unit suction, 1 unit couter, 1 unit AC, 2 unit lampu
operasi, 1 unit meja operasi, 1 unit meja mayo, 1 unit meja persiapan alat, dan 3
troli. Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam tindakan anestesi khususnya alat-
alat resusitasi disimpan didalam loker mesin anestesi.
8. Ruang Pemulihan
Ruang ini digunakan untuk memantau keadaan pasien post operasi, di ruangan ini
terdapat 2 monitor dan 2 brangkar.
9. Ruang Obat
Ruang ini digunakan untuk menyimpan alat-alat kesehatan dalam 1 lemari, paket
instrumen dan paket linen yang telah disterilkan, obat-obatan yang dibutuhkan
dalam meja dorong, penyimpanan infuse, penyimpanan alat sterilisator.

7
10. Ruang serah terima
Ruangan serah terima adalah ruangan yang digunakan untuk penyerahan pasien
dari instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan, maupun instalasi gawat darurat
yang akan dilakukan tindakan pembedahan. Diruangan ini juga pasien
dipindahkan dari tempat tidur/brankar instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan,
maupun instalasi gawat darurat ke brankar instalasi kamar bedah. Setelah itu
pasien digantikan pakainannya dengan menggunakan pakaian yang telah
disiapkan khusus pasien yang akan menjalani proses pembedahan. Selain itu
diruang serah terima ini pengecekkan persiapan operasi dan juga penjelasan
prosedur operasi dilakukan kembali.

B. Standar Fasilitas
Fasilitas sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan pemberian pelayanan, oleh
karena itu perlu adanya perhatian khusus dalam melengkapi fasilitas yang dibutuhkan
dan merawat fasilitas yang telah ada agar dalam kondisi siap pakai. Standar fasilitas,
peralatan, dan perlengkapan penyelenggaraan pelayanan di Instalasi Kamar Operasi
yang dimiliki saat ini adalah sebagai berikut:

Tabel. 3
Daftar Fasilitas Instalasi Kamar Bedah

Fasilitas pelayanan yang ada di kamar Operasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna
saat ini sudah merupakan fasilitas yang standar yang harus dimiliki oleh kamar operasi.
Fasilitas yang ada semuanya dalam keadaan baik. Dibawah ini adalah fasilitas yang ada di
instalasi kamar operasi saat ini.
NO NAMA BARANG MERK JUMLAH KETERANGAN
1 COUTER 1 BAIK
2 SUCTION 2 BAIK
3 MESIN ANESTESI 1 BAIK
LENGKAP DENGAN
VENTILATOR DAN
SISTEM SIRKUIT 1

DENGAN O2, N2O,


DAN HALOTHANE
AGENT
4 LAMPU OPERASI 2 BAIK
5 STERILISATOR 2 BAIK
6 LEMARI ES 2 BAIK
7 DISPENSER 1 LAYAK PAKAI
8 TELEPON 1 BAIK

8
9 LARINGOSKOP 1 SET BAIK
DEWASA
10 KONEKTOR ETT 2 BAIK
11 ETT 7 1/2, 7, 6 ½
, 6, 51/2, BAIK
5, 41/2, 21/2,
12 MAYO 4, 3, 2, 0 BAIK
13 MAGIL FORCEPS 2 BAIK
14 STETOSKOP BAIK
DEWASA
15 STETOSKOP ANAK BAIK
16 MONITOR BAIK
17 TERMOMETER BAIK
18 INFUSION STANDAR BAIK
19 PERLENGKAPAN BAIK
ANESTESI
REGIONAL
20 MEDICINE TROLY BAIK
21 INFANT WARMER BAIK
22 TABUNG N2O BAIK
23 TABUNG O2 BAIK
24 UNIT KANTONG BAWAAN MESIN 3 BAIK
TERISI SENDIRI ANESTESI
KATUB SUNGKUP
25 SUNGKUP MUKA BAIK
26 TOURNIQUET BAIK

9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Alur dan Prosedur Pelayanan Kamr Operasi


Pasien yang mendapatkan pelayanan di Kamar Operasi merupakan pasien-pasien
yang sebelumnya telah melalui Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, dan
Instalasi Gawat Darurat. Sebelum dilakukan tindakan pembedahan pasien dilakukan
pemeriksaan dari ketiga tempat tersebut diatas. Disana pasien dilakukan pemeriksaan
secara lengkap, baik anamnesis, pemeriksaan fisik sampai dilakukan pemeriksaan
penunjang. Apabila memang dibutuhkan tindakan pembedahan, maka pasien dan
keluarga diberikan penjelasan selengkap-lengkapnya baik dari dokter maupun dari
perawat. Setelah pasien mengerti dan memahami maka beberapa hal yang harus
dilakukan sebelum pasien dilakukan tindakan pembedahan adalah dengan melakukan
persiapan pembedahan.
Persiapan yang harus dilakukan sebelum pembedahan adalah sebagai berikut:
1. Petugas kesehatan melakukan tindakan informed consent kepada pasien dan
keluarga pasien
2. Pasien dipuasakan, bila keadaan emergency maka pasien tidak perlu dipuasakan
bisa dengan dilakukan pengosongan lambung
3. Pasien dilakukan pemeriksaan penunjang seperti: pemeriksaan laboratorium,
CTG, dopler, EKG, atau USG dll sesuai dengan instruksi dokter
4. Dilakukan penandaan tempat operasi dan cukuran lokasi operasi bila perlu
5. Pemasangan gelang identitas pasien
6. Persiapan darah bila perlu
Setelah itu semua dilakukan perawat instalasi rawat inap, atau instalasi rawat jalan,
atau instalasi gawat darurat mendaftarkan rencana tindakan pembedahan kekamar
operasi. Perawat kamar operasi mencatat nama pasien, kamar, diagnosa, dokter yang
akan melakukan tindakan jam dilakukan tindakkan di papan tulis yang telah
disediakan. Perawat kamar operasi melakukan persiapan tindakan pembedahan, mulai
dari persiapan tenaga sampai peralatan dan obat-obatan. Setelah semuanya siap,
perawat memanggil menghubungi unit terkait untuk mengantarkan pasien ke kamar
operasi. Dikamar operasi dilakukan serah terima pasien dari perawat instalasi rawat
inap, atau instalasi rawat jalan, atau instalasi gawat darurat, kepada perawat kamar
operasi.

10
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan serah terima pasien di ruang
penerimaan instalasi kamar operasi adalah sebagai berikut:
1. Pengecekkan status pasien.
2. Tindakan informed consent, bila sudah dilakukan secara tertulis di bangsal maka
dilakukan kembali secara verbal
3. Pengecekkan penandaan lokasi operasi
4. Melakukan anamnesis singkat, seperti riwayat alergi dan riwayat penyakit
lainnya
5. Melakukan pemeriksaan fisik terutama jalan napas, jantung, dan paru
6. Mengevaluasi pemasangan infus dan kateter serta kebutuhan cairan
7. Menjelaskan prosedur dan jenis tindakan yang akan dilakukan, baik bedah
maupun anestesi
8. Pasien disiapkan dan diganti bajunya dengan menggunakan baju khusus pasien
untuk di dalam kamar operasi.

Setelah semua prosedur yang harus dilakukan di ruang penerimaan sudah selesai,
maka pasien dibawa kedalam ruang operasi.
Di ruang operasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pasien dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
2. Perkenalkan semua personil
3. Melihat kembali lokasi yang akan dilakukan operasi
4. Menjelaskan kembali prosedur yang akan dilakukan terutama prosedur anestesi
5. Pasien dilakukan tindakkan anestesi, seperti: anestesi spinal, lokal, umum
dengan intravena, umum dengan face mask, umum dengan intubasi, neurolept.
6. Dilakukan pengukuran dan pengontrolan pasien secara berkala selama tindakan
pembedahan, dan dicatat dalam lembar anestesi dan bedah yang telah tersedia
Setelah operasi selesai pasien dibereskan dan dirapikan, termasuk alat-alat yang
digunakan. Selanjutnya pasien dibawa keruang pemulihan.

Diruang pemulihan pasien dilakukan observasi mengenai perkembangan keadaan


umum pasien, hasil observasi dicatat dalam lembar yang telah disediakan. Setelah
dinyatakan layak untuk pindah ke ruang perawatan, maka perawat kamar operasi
menghubungi perawat instalasi kamar ruangan, atau perawat instalasi rawat jalan,
atau perawat instalasi gawat darurat. Saat menjemput pasien di ruang serah terima,
perawat anestesi memberikan pesan-pesan pasca bedah kepada perawat yang
menjemput maupun kepada pasien.

11
Demi kelangsungan pelayanan di instalasi kamar operasi maka perlu adanya
koordinasi dengan unit-unit lain, seperti:
1. Kelengkapan fasilitas berkoordinasi dengan manajemen dan logistik
2. Kebutuhan alat kesehatan dan obat-obatan berkoordinasi dengan bagian farmasi
3. Pemeriksaan penunjang berkoordinasi dengan laboratorium
4. Kebersihan linen berkoordinasi dengan bagian kamar cuci
5. Untuk kebutuhan konsumsi berkoordinasi dengan bagian dapur.

Diagram 1

IRJ IRI IGD

FARMASI MANAJEMEN

KAMAR LAUNDRY
LOGISTIK
OPERASI

LABORATORIUM
DAPUR

IRJ IRI IGD

B. Jenis pelayanan yang bisa dilakukan di kamar Operasi


Jenis pelayanan yang dilakukan di kamar operasi adalah: Pelayanan bedah obstetri
ginekologi, meliputi: seksio sesarea, histerektomi, miomektomi, KET, kistektomi,
repair, dll. Tindakan yang berat dan membutuhkan fasilitas khusus dan tenaga yang
lebih ahli maka akan dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar dan lebih lengkap.
Begitu juga tindakan yang membutuhkan perawatan khusus tidak dapat dilakukan di
kamar operasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna , maka pasien juga akan
dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap.

12
BAB V

LOGISTIK

Kamar Operasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna setiap bulan mempunyai
permintaan rutin yang terbagi menjadi dua yaitu ATK (Alat Tulis Kantor) dan ART
(Alat Rumah Tangga). ATK dan ART yang diminta dilogistik jadwal permintaannya
setiap hari Jumat. Untuk ATK dan ART yang tidak habis pakai atau pemakaian dalam
jangka waktu lama diminta sesuai dengan kebutuhan.

Berikut tabel permintaan logistik Instalasi Kamar Bedah RS.Panti Secanti

Tabel. 4
Daftar Permintaan Rutin Bulanan Logistik
No Nama Barang Jumlah
1 Plastik sampah hitam 20 bh
2 Plastik sampah kuning 20 bh
3 Plastik hitam untuk softtex 10 bks
4 Plastik hitam sedang 10 bks
5 Plastik hitam kecil 5 bks
6 Plastik putih 1 kg 10 ikat
7 Pewangi ruangan 2 bh
8 Pembersih lantai 2 bks
9 Bayclin 24 btl
10 Diterjen 1 bks
11 Sabun mandi 2 bh
14 Vim 1 bks
15 Lisol 1 drigen
16 Cling 4 bks
17 Vixal 3 btl
18 Tussue gulung 8 gulung
19 Handshoop 2 bks
20 Pena 1 ktk
21 Spidol 2 bh
22 Klip kertas 1 ktk

13
Tabel. 5
Daftar Permintaan Rutin Mingguan Dapur Umum
No Nama Barang Jumlah
1 Gula putih 1/2 kg
2 Teh 1 ktk
3 Kopi 1 bks
4 Susu 400 gr 1 ktk
5 Snack kering 2 toples

Tabel. 6
Daftar Permintaan Tidak Rutin
No Nama Barang
1 Resep dokter
2 Slip alkes dan injeksi
3 Slip rincian operasi
4 Sapu lantai
5 Kain pel tangkai
6 Racun serangga
7 Stella sprey
8 Sikat lantai
9 Sikat instrumen
12 Box file, map, plastik file
13 Isolasi, solatif perban
14 Buku Tulis, Buku kunjungan pasien
15 Sandal kamar bedah

14
BAB IV
KESELAMATAN PASIEN

Hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis
pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien dan staf Rumah Sakit yang cukup besar,
merupakan hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan medis (medical errors). Artinya
kesalahan medis didefinisikan sebagai: suatu Kegagalan tindakan medis yang telah
direncanakan untuk diselesaikan tidak seperti yang diharapkan (yaitu, kesalahan tindakan)
atau perencanaan yang salah untuk mencapai suatu tujuan (yaitu, kesalahan perencanaan).
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis ini akan mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera pada pasien, bisa berupa NearMiss atau AdverseEvent (Kejadian
Tidak Diharapkan atau KTD).
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat melaksanakan
suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena
keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi
obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf lain
mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan), dan peringanan (suatu obat
dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya).
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian
yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dan
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien.
Oleh karena itu Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna, khususnya kamar operasi
menyadari pentingnya memberikan perhatian khusus terhadap masalah keselamatan pasien
ini. Maka demi menjaga mutu pelayanan dan menjamin keselamatan pasien rumah sakit,
Kamar Operasi melakukan langkah-langkah yang dilakukan sebelum memberikan
pelayanan terhadap pasien yang membutuhkan pelayanan di Kamar Operasi. Setelah semua
hal itu telah dilakukan maka dicatat dalam form yang telah disediakan. Langkah-langkah
yang dilakukan dan form yang digunakan untuk melakukan penilaian selama operasi adalah
sebagai berikut:

A. Pre Operasi
1. Persiapan alat
Alat yang akan digunakan dalam proses pembedahan harus benar-benar dalam
kondisi baik dan siap pakai. Adapun peralatan yang perlu disipakan:
a. Instrumen pembedahan
b. Mesin anestesi
c. Emergency kids
d. Obat-oabtan yang diperlukan

15
e. Alat kesehatan yang diperlukan
f. Alat pelindung diri

2. Persiapan pasien
Sebelum dilakukan tindakan pembedahan hendaknya pasien juga harus dilakukan
persiapan-persiapan yang mendukung dalam tindakan pembedahan. Adapun hal-
hal yang harus disiapkan adalah:
a. Puasa
b. Cukuran
c. Persiapan mental (penjelasan prosedur tindakan dan resiko, serta
penanganannya)
d. Penandaan daerah operasi

3. Persiapan petugas
Petugas yang akan melakukan tindakan pembedahan harus sudah benar-benar siap
melakukan tugasnya, sesuai dengan kompetensi masing-masing. Adapun petugas
yang harus ada adalah:
a. Operator/dokter bedah
b. Perawat bedah/asisten/dokter umum yang kompeten
c. Perawat dan atau dokter anestesi
d. Perawat sirkuler.

4. Persiapan administrasi
a. Kelengkapan status pasien
b. Kelengkapan pemeriksaan penunjang, seperti: laboratorium, USG, dan EKG
c. Informed Consent

Observasi pasien dilakukan selama tindakan pembedahan, hal ini dilakukan untuk
menghindari kejadian yang tidak diharapakan selama tindakan pembedahan. Selain itu juga
untuk menghindari kesalahan dari petugas dalam melakukan tindakan selama proses
pembedahan. Observasi tersebut biasanya dilakukan oleh perawat/dokter anestesi dengan
menggunakan lembar observasi intra operasi.
Observasi yang dilakukan adalah tanda-tanda vital, keluhan pasien, reaksi pasien
setelah diberikan obat-obatan, intake-output cairan selama pembedahan.

16
B. Paska Operasi

Observasi post operasi dimulai pasien dipindahkan di ruang pulih sampai pasien
dinyatakan layak untuk pindah ke ruang perawatan. Dan di ruang perawatan
observasi dilanjutkan oleh perawat/bidan ruangan.
Observasi di ruang pulih yang dilakukan adalah tanda-tanda vital dan keluahan pasien
setelah pembedahan. Penilaian kelayakan pasien pindah keruang perawatan
berdasarkan:

17
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

UU No 23 tahun 1992 menyatakan bahwa tempat kerja wajib menyelenggarakan


upaya kesehatan kerja adalah tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan,
mudah terjangkit penyakit atau mempunyai paling sedikit 10 orang. Rumah Sakit adalah
tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti disebut diatas, berarti wajib menerapkan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program keselamatan dan kesehatan kerja di Unit
Rekam Medis bertujuan melindungi karyawan dan pelanggan dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan di dalam dan di luar rumah sakit..
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa “Setiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang
memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, sehingga dapat hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari
perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini pegawai Unit Rekam Medis dan perlindungan
terhadap Rumah Sakit. Pegawai adalah bagian integral dari rumah sakit. Jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan
meningkatkan produktivitas rumah sakit.
Pemerintah berkepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan semua usaha-usaha
masyarakat. Pemerintah berkepentingan melindungi masyaraktnya termasuk para pegawai
dari bahaya kerja. Sebab itu Pemerintah mengatur dan mengawasi pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja dimaksudkan untuk menjamin:
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam
keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.

Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan
pada tiga kelompok, yaitu :

a. Kondisi dan lingkungan kerja


b. Kesadaran dan kualitas pekerja, dan
c. Peranan dan kualitas manajemen

18
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat
kerja dapat terjadi bila :
- Peralatan tidak memenuhi standar kualitas
- Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi
- Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas atau
terlalu dingin
- Tidak tersedia alat-alat pengaman
- Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dll.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan di Kamar Operasi:
- Peraturan keselamatan harus terpampang dengan jelas disetiap ruangan di kamar
operasi
- Harus dicegah jangan sampai terjadi, seorang petugas cidera ketika menjalankan tugas
- Ruangan luas, sehingga memudahkan untuk mobilisasi
- Penerangan lampu yang cukup baik, menghindarkan kelelahan penglihatan petugas
- Perlu diperhatikan pengaturan suhu ruangan, kelembaban, pencegahan debu, dan
pencegahan bahaya kebakaran
- Tempat pembuangan sampah sesuai dengan jenis sampah yang dihasilkan
- Fasilitas cuci tangan yang memadai.

19
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

MUTU PELAYANAN KAMAR OPERASI DILIHAT DARI 3 FAKTOR , YAITU:

1. Angka Infeksi Luka Operasi (Wound Infection Rate)


Definisi Operasional:
Infeksi Luka Operasi:
Adanya infeksi nosokomial pada semua kategori luka sayatan operasi bersih yang
dilaksan

20
akan di Rumah Sakit dan ditandai oleh rasa panas (kalor), kemerahan (color),
pengerasan (tumor) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 x 24 jam.

Operasi Bersih:
Semua jenis operasi yang tidak mengenai daerah yang dapat menyebabkan terjadinya
infeksi, misalnya daerah pencernaan makanan, daerah ginjal dan saluran kencing,
daerah mulut dan tenggorokan serta daerah saluran kelamin perempuan.
Operasi bersih yang dimaksud disini adalah operasi yang dipersiapkan terlebih dahulu
(bedah elektif).

Perkecualian :
Infeksi nosokomial yang terjadi bukan pada tempat luka, operasi, atau terjadinya
peradangan di tempat lain.

Pemeriksaan Penunjang:
Adanya kelainan ringan pada LED dan jumlah Leukosit dalam pemeriksaan darah
rutin. Bila memungkinkan dilakukan biakan (kultur) jaringan yang terinfeksi.

Formula: Angka Infeksi Luka Operasi (AILO)


Banyaknya infeksi luka operasi bersih per bulan
X 100%
Total operasi bersih bulan tersebut

21
Angka ini menunjukkan mutu keperawatan/pelayanan bedah.

Petugas Penanggung Jawab:


Ketua panitia penanggulangan infeksi nosokomial

2. Angka Komplikasi Pasca Bedah (Surgical Complication Rate)


Definisi Operasional:
Komplikasi Pasca Bedah:
Terjadinya penyulit (diluar infeksi nosokomial) yang timbul setelah pembedahan
yang dipersiapakan (elektif) dan dikategorikan menurut sistem tubuh manusia
(misalnya: sistem sirkulasi darah, sistem pernafasan, dan lain-lain).

Bedah Elektif:
Semua jenis bedah yang dipersiapkan terlebih dahulu, baik pembedahan bersih,
maupun kotor.

Perkecualian :
Bila penyulit yang terjadi, bukan karena pembedahan elektif.

Pemeriksaan Penunjang:
Adanya kelainan pada pemeriksaan darah, kelainan pada luka operasi, atau terjadi
penyulit ditempat/organ lain.

Pemeriksaan Lainnya:
Diperlukan sesuai dengan jenis komplikasinya.

Formula:Angka Komplikasi Pasca Bedah (AKPB)


Banyaknya komplikasi pasca bedah elektif selama 1 bulan
X 100%
Total pembedahan elektif pada bulan tersebut.

Angka ini menunjukkan tingkat mutu pelayanan medis/bedah.

Petugas Penanggung Jawab:


Wadir Medis

3. Angka Masa Tunggu Sebelum Operasi Elektif (MSO)

22
Definisi Operasional:
Masa tunggu sebelum operasi elektif: waktu yang diperlukan pasien sejak masuk
Rumah Sakit sampai dilakukannya operasi elektif (catatan : Tidak termasuk waktu
yang diperlukan untuk pemeriksaan penunjang, yang biasanya dilakukan dengan
berobat jalan, pemeriksaan ini harus sudah diselesaikan lebih dahulu).
Saran: tidak boleh lebih lama dari 24 jam.
Perkecualian :
Bila ada hal-hal dipihak penderita yang mengharuskannya menunggu, misalnya
timbulnya penyulit secara tiba-tiba, dan lain-lain.

Formula:Angka Masa Tunggu Sebelum Operasi Elektif (AMSO)


Jumlah pasien menunjukkan dengan masa tunggu >24 jam per bulan
X 100%
Total pasien yang dioperasi elektif bulan tersebut

Angka ini menunjukkan mutu Administrasi keperawatan/medis atau Administrasi


Rumah Sakit.

Petugas Penanggung Jawab:


Wadir Medis

23
BAB IX
PENUTUP

Demikianlah pedoman pelayanan kamar operasi yang telah disusun berdasarkan


standar pelayanan yang ditentukan oleh rumah sakit yang mengacu pada standar pelayanan
nasional. Kiranya pedoman pelayanan ini dapat difahami dan dimengerti sehingga dapat
dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di Kamar Operasi. Pelayanan yang diberikan
hendaknya berfokus pada keselamatan pasien, dengan demikian petugas kesehatan
hendaknya menjalankan tugas sesuai dengan kompetensi dan standar prosedur operasional
yang ada.
Semoga pedoman pelayanan ini dapat melandasi pembuatan standar prosedur
operasional dan dapat dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya
di Kamar Operasi Rumah Sakit Ibu dan Anak Santa Anna.

24

Anda mungkin juga menyukai